Anda di halaman 1dari 38

KEAMANAN DAN KESELAMATAN

PELAYARAN (5 TM)

Modul 3.1 Kelaiklautan Kapal


Mukhlisa A. Ghaffar
Capaian Pembelajaran
• Mampu mendeskripsikan hal-hal terkait
keamanan dan keselamatan pelayaran
Latar Belakang
• Pelayaran terdiri atas angkutan di perairan,
kepelabuhanan, keselamatan dan kemanan
pelayaran serta perlindungan maritim.
• Perkembangan lingkungan strategis nasional dan
internasional menuntut penyelenggaraan pelayaran
yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, peran swasta dan persaingan usaha,
otonomi daerah, dan akuntabilitas penyelenggara
negara dengan tetap mengutamakan keselamatan
dan keamanan pelayaran demi kepentingan nasional
• Dari hasil riset dan studi keamanan maritim
2017 tentang isu keselamatan maritim,
Indonesia termasuk negara yang sistem
penyelenggaraan pelayarannya relatif buruk,
karena tingginya kecelakaan laut secara
nasional, dan lemahnya kesadaran akan
pentingnya penerapan norma-norma
keselamatan maritim serta tata kelola sistem
pelayaran yang baik.
Konsep Keselamatan Maritim dan
Keamanan Manusia
• Keselamatan maritim (maritime safety) adalah
konsep yang berlaku SECARA INTERNASIONAL.
Konsep ini berkaitan dengan perlindungan
kehidupan dan properti melalui regulasi,
manajemen dan pengembangan teknologi dari
semua bentuk transportasi yang bergerak
melalui wilayah perairan dimanapun itu, yang
secara khusus diurus oleh badan dunia yaitu
International Maritime Organization (IMO).
IMO
• Membentuk suatu badan pekerja yang disebut
dengan Maritime Safety Committee (MSC), yaitu
komite yang menangani pengaturan-pengaturan
masalah keselamatan dan keamanan pelayaran
(maritime safety and security) yang lebih fokus
memikirkan tentang isu-isu keselamatan navigasi,
stabilitas kapal, konstruksi pembangunan kapal,
komunikasi maritim, keamanan maritim dari
ancaman perompakan di laut dan sejenisnya.
• IMO hanya dapat mengeluarkan peraturan
berupa konvensi dan resolusi. IMO
mempunyai keterbatasan karena tidak dapat
melakukan penegakan aturan. Penegakan
aturan atau hukum hanya dapat dilakukan
oleh Direktorat Maritim/Flag State masing-
masing negara.
Yang tidak diatur oleh IMO
• Kapal non-konvensi adalah kapal-kapal dengan
kriteria tertentu yang tidak tercakup dalam
pemenuhan persyaratan-persyaratan yang
tertuang di dalam konvensi-konvensi
IMO. Peraturan yang mencakup kapal non-
konvensi diatur oleh peraturan dan perundang-
undangan yang ditetapkan dan berlaku di masing-
masing negara yang pelaksanaannya dilakukan
oleh direktorat maritim sebagai instansi Flag State.
• Di Indonesia = Kapal non-konvensi diatur dalam
Peraturan Menteri Perhubungan No. 65/2009 tentang
Standar Kapal Non Konvensi (Non Convention Vessel
Standard) berbendera Indonesia.
• Berlaku untuk kapal-kapal domestik yang berlayar di
perairan Indonesia.
• Standar ini meliputi: konstruksi/bangunan kapal dan
stabilitas kapal; perlengkapan; peralatan; permesinan
dan pelistrikan; garis muat; pengukuran kapal;
pengawakan; manajemen operasional (manajemen
keselamatan dan keamanan kapal) dan perlindungan
lingkungan maritim.
Rujukan Keselamatan Pelayaran Nasional Di
Indonesia

• UU No. 17/2008 tentang Pelayaran dimana


disebutkan pada Bab I Ketentuan Umum, Pasal
1, ayat 33 bahwa, “Kelaiklautan Kapal ….(slide
15)
• Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1, ayat 34
menjelaskan bahwa: “Keselamatan Kapal ……..
(slide 16)
• Kepentingan untuk meningkatkan keamanan
maritim (keselamatan dan keamanan pelayaran)
tersebut dilakukan oleh pemerintah dengan
tanggung jawab tambahan oleh industri pelayaran
dan pelabuhan serta Otoritas Nasional dan Otoritas
Lokal, terutama dalam merancang dan menetapkan
langkah-langkah praktis, disamping yang telah
ditetapkan IMO untuk mencegah dan menekan
tidakan-tindakan pelanggaran hukum terhadap
pelayaran dalam arti luas
Materi terkait
• keselamatan kapal;
• pencegahan pencemaran dari kapal;
• pengawakan kapal;
• garis muat kapal dan pemuatan;
• kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan penumpang;
• status hukum kapal;
• manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran
dari kapal; dan
• manajemen keamanan kapal
Pengertian
UU Pelayaran no. 17 thn 2008:
• Keselamatan dan Keamanan Pelayaran
adalah suatu keadaan terpenuhinya
persyaratan keselamatandan keamanan yang
menyangkut angkutan di perairan,
kepelabuhanan, dan lingkungan maritim.
• Kelaiklautan Kapal adalah keadaan kapal yang
memenuhi persyaratan keselamatan kapal,
pencegahan pencemaran perairan dari kapal,
pengawakan, garis muat, pemuatan, kesejahteraan
Awak Kapal dankesehatan penumpang, status hukum
kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan
pencemaran dari kapal, dan manajemen keamanan
kapal untuk berlayar di perairan tertentu.
• Keselamatan Kapal adalah keadaan kapal
yang memenuhi persyaratan material,
konstruksi, bangunan, permesinan dan
perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta
perlengkapan termasuk perlengkapan alat
penolong dan radio, elektronik kapal, yang
dibuktikan dengan sertifikat setelah
dilakukan pemeriksaan dan pengujian.
• Keselamatan dan keamanan pelayaran
meliputi keselamatan dan keamanan
angkutan di perairan, pelabuhan, serta
perlindungan lingkungan maritim.
• Keselamatan pelayaran MERUPAKAN keadaan yang
terwujud dari penyelenggaraan pelayaran secara
lancar, sesuai dengan prosedur operasi dan
persyaratan kelaikan teknis terhadap sarana dan
prasarana beserta penunjangnya.
• Sedangkan keamanan pelayaran MERUPAKAN
keadaan yang terwujud dari penyelenggaraan
pelayaran yang bebas dari gangguan dan/atau
tindakan yang melawan hukum
• Penyelenggaraan keselamatan dan keamanan
pelayaran dilaksanakan oleh Pemerintah.
Kegiatan Pemerintahan
• pengaturan dan pembinaan, pengendalian,
dan pengawasan kegiatan kepelabuhanan;
• keselamatan dan keamanan pelayaran;
dan/atau dilaksanakan oleh Syahbandar
• kepabeanan;
• keimigrasian;
• kekarantinaan.
 
1. Keselamatan dan keamanan
angkutan perairan :
• Yaitu kondisi terpenuhinya persyaratan:
a. kelaiklautan kapal; dan
b. kenavigasian.
a. Kelaiklautan kapal meliputi:
a. keselamatan kapal;
b. pencegahan pencemaran dari kapal;
c. pengawakan kapal;
d. garis muat kapal dan pemuatan;
e. kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatanpenumpang;
f. status hukum kapal;
g. manajemen keselamatan dan pencegahan
pencemaran dari kapal; dan
h. manajemen keamanan kapal.
b. Kenavigasian meliputi:
a. Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran;
b. Telekomunikasi-Pelayaran;
c. Hidrografi dan meteorologi;
d. alur dan perlintasan;
e. pengerukan dan reklamasi;
f. pemanduan;
g. penanganan kerangka kapal; dan
h. salvage dan pekerjaan bawah air.
Untuk mewujudkan ketertiban lalu lintas pelayaran
internasional, setiap kapal yang berlayar di laut harus :
1. Memiliki identitas yang jelas Status hukum
2. Memenuhi syarat untuk dilayarkan Keselamatan
3. Dijalankan oleh orang yang memiliki Pengawakan

kemampuan untuk melayarkan kapal

 Identitas kapal secara fisik ditunjukan dengan Bendera


Kebangsaan Kapal
 Pemenuhan persyaratan keselamatan kapal ditunjukan
dengan Sertifikat Keselamatan dan Sertifikat Pencegahan
Pencemaran oleh minyak dari kapal
 Keahlian, Ketrampilan dan Kecukupan awak kapal
ditunjukan dengan Sertifikat Keahlian, Sertifikat
Ketrampilan dan Safe Manning Certificate.
2. Keselamatan dan keamanan pelabuhan

Keselamatan dan keamanan pelabuhan yaitu kondisi


terpenuhinya manajemen keselamatan dan system
pengamanan fasilitas pelabuhan meliputi:
 
a. prosedur pengamanan fasilitas pelabuhan;
b. sarana dan prasarana pengamanan pelabuhan;
c. sistem komunikasi; dan
d. personel pengaman.
3. Perlindungan Lingkungan Maritim

Perlindungan lingkungan maritim yaitu kondisi


terpenuhinya prosedur dan persyaratan pencegahan
dan penanggulangan pencemaran dari kegiatan:

a. kepelabuhanan;
b. pengoperasian kapal;
c. Pengangkutan limbah, bahan berbahaya, dan
beracun di perairan;
d. pembuangan limbah di perairan; dan
e. penutuhan kapal.
A. KELAIKLAUTAN KAPAL
A.1.Keselamatan Kapal

• Persyaratan keselamatan kapal (pengadaan, pembangunan,


pengerjaan kapal dan perlengkapannya, pengoperasian kapal)
meliputi:
 a. material;
b. konstruksi;
c. bangunan;
d. permesinan dan perlistrikan;
e. stabilitas;
f. tata susunan serta perlengkapan termasuk perlengkapan
alat penolong dan radio; dan
g. elektronika kapal.
• Sebelum pembangunan dan pengerjaan kapal
termasuk perlengkapannya, pemilik atau galangan kapal
wajib membuat perhitungan dan gambar rancang
bangun serta data kelengkapannya.

• Pembangunan atau pengerjaan kapal yang merupakan


perombakan harus sesuai dengan gambar rancang
bangun dan data yang telah mendapat
pengesahan dari Menteri.
• Kapal yang dinyatakan memenuhi persyaratan
keselamatan kapal diberi sertifikat keselamatan oleh
Menteri.
Sertifikat keselamatan terdiri atas:

a. sertifikat keselamatan kapal penumpang


b. sertifikat keselamatan kapal barang dan
c. sertifikat kelaikan dan pengawakan kapal
penangkap ikan.
Sertifikat kapal tidak berlaku apabila:

a. masa berlaku sudah berakhir;


b. tidak melaksanakan pengukuhan sertifikat (endorsement);
c. kapal rusak dan dinyatakan tidak memenuhi persyaratan
keselamatan kapal;
d. kapal berubah nama;
e. kapal berganti bendera;
f. Kapal tidak sesuai lagi dengan data teknis dalam sertifikat
keselamatan kapal;
g. Kapal mengalami perombakan yang mengakibatkan
perubahankonstruksi kapal, perubahan ukuran utama kapal,
perubahan fungsi atau jenis kapal;
h. kapal tenggelam atau hilang; atau
i. kapal ditutuh (scrapping).
Sertifikat kapal dibatalkan apabila:

a. keterangan dalam dokumen kapal yang


digunakan untuk penerbitan sertifikat
ternyata tidak sesuai dengan keadaan
sebenarnya;
b. kapal sudah tidak memenuhi persyaratan
keselamatan kapal; atau
c. sertifikat diperoleh secara tidak sah.
• Nakhoda dan/atau Anak Buah Kapal harus
memberitahukan kepada Pejabat Pemeriksa
Keselamatan Kapal apabila mengetahui
bahwa kondisi kapal atau bagian dari
kapalnya, dinilai tidak memenuhi persyaratan
keselamatan kapal.
B. Kelengkapan navigasi
• Kapal sesuai dengan jenis, ukuran, dan daerah-
pelayarannya wajib dilengkapi dengan
perlengkapan navigasi dan/atau navigasi
elektronika kapal yang memenuhi persyaratan.

• Kapal sesuai dengan jenis, ukuran, dan daerah-


pelayarannya wajib dilengkapi dengan
perangkat komunikasi radio dan
kelengkapannya yang memenuhi persyaratan.
Sesuai dengan peraturan International SOLAS 1974 dan
Colreg (collison regulation 1972) seluruh kapal harus
dilengkapi dengan peralatan Navigasi sebagai berikut :
• Lampu Navigasi
• Kompas magnet 
• Peralatan Navigasi lainnya
• Perlengkapan Radio/ GMDSS
• Echo sounder
• GPS, fax dan Navtex
• Radar kapal dan Inmarsat
• Engine Telegraph, telepon internal dan sistim pengeras
suara
GPS

LAMPU NAVIGASI

RADAR TELEPON INTERNAL


GMDSS
KOMPAS MAGNET
Meteorologi
• Kapal sesuai dengan jenis, ukuran, dan daerah-
pelayarannya wajib dilengkapi dengan peralatan
meteorologi yang memenuhi persyaratan.
• Wajib menyampaikan informasi cuaca
• Nakhoda yang sedang berlayar dan
mengetahui adanya cuaca buruk yang
membahayakan keselamatan berlayar wajib
menyebarluaskannya kepada pihak lain
dan/atau instansi Pemerintah terkait.
ANEMOMETER

PERKIRAANCUACA

Anda mungkin juga menyukai