TINJAUAN PUSTAKA
7
8
1960”. Peraturan ini berlaku untuk semua kapal baik kapal Indonesia
maupun kapal asing yang melakukan pelayaran di manapun di dunia.
Sesuai dengan peraturan tersebut, maka pemerintah dalam hal ini
Kementrian Perhubungan memberikan kewenangan pengawasan
kepada Direktorat Jendral Perhubungan Laut untuk melaksanakan
pengawasan dan menerapkan ketentuan tersebut terhadap kapal-
kapal Republik Indonesia yang terkena peraturan ini maupun kapal
asing yang memasuki pelabuhan Indonesia. Untuk mengetahui
ketentuan tersebut, maka seluruh unit kerja Direktorat Jendral
Perhubungan Laut melakukan pengawasan yang dimulai dari awal
pembangunan suatu kapal sampai tersebut tidak dapat dioprasikan
lagi atau discrap.
Pasal 126 ayat (1) menyebutkan bahwa kapal yang dinyatakan
memenuhi persyaratan keselamatan kapal diberi sertifikat
keselamatan oleh menteri. Dalam ayat (2) disebutkan bahwa
sertifikat keselamatan terdiri atas.
a. Sertifikat kapal penumpang.
b. Sertifikat keselamatan kapal barang.Sertifikat kelaikan dan
pengawakan kapal penangkapan ikan.
Sementara itu, keselamatan kapal yang ditentukan melalui
pemeriksaan dan pengujian pada ayat (3). Dalam ayat (4) disebutkan
terhadap kapal yang telah memperoleh sertifikat sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) dilakukan penilian terus menerus sampai
kapal tidak digunakan lagi.