2 Maret 2019
Andi Hendrawan
Akademi Maritim Nusantara
Eamil : andihendrawan@amn.ac.id
Abstract
Shipping safety is very important and occupies a central position in all aspects of the shipping
world. Aspects inherent in shipping safety include the characteristics of attitudes, values, and
activities regarding the importance of fulfilling safety and security requirements concerning
transportation in waters Ship and shipping safety indicators are two sides that are not separated,
the ship must have safety equipment including lifeboats, life jackets, fire extinguishers, documents
and certificates, the ship's screen-worthy condition. The health of the crew, all must be properly
prepared and ascertained the existence and circumstances so that the cruise will be safe and
secure.
Kata kuncil safety, shipping
53
Jurnal Saintara Vol 3 No. 2 Maret 2019
sumber daya manusia (pendidikan, menelan banyak korban jiwa. Pada tahap
kompetensi, kondisi kerja, jam kerja) dan permulaan, dimulai dengan fokus pada
manajemen proses . peraturan kelengkapan navigasi, kekedapan
dinding penyekat kapal serta peralatan
.
berkomunikasi, kemudian berkembang pada
Keselamatan dan keamanan maritim di sini, konstruksi dan peralatan lainnya.
adalah kebijakan utama yang harus Modernisasi peraturan SOLAS sejak 1960,
mendapatkan prioritas pada pelayaran dalam adalah menggantikan Konvensi 1918
menunjang kelancaran transportasi laut
dengan SOLAS 1960. Sejak saat itu,
Indonesia sebagai negara kepulauan.
peraturan mengenai desain untuk
Indonesia memiliki kedaulatan atas
meningkatkan faktor keselamatan kapal
keseluruhan wilayah laut lndonesia, sehingga
mulai dimasukan seperti: Desain konstruksi
laut memiliki peran cukup berarti baik bagi
kapal, Permesinan dan instalasi listrik,
sarana pemersatu bangsa dan wilayah
Pencegah kebakaran, Alat-alat keselamatan,
Republik lndonesia, mau pun laut sebagai
Alat komunikasi dan keselamatan navigasi.
asset bangsa yang tidak ternilai serta masa
Adapun, usaha penyempurnaan peraturan
depan Indonesia. Penguasaan atas laut
tersebut dengan cara mengeluarkan peraturan
tersebut, memiliki konsekuensi bahwa
tambahan (amandement) hasil konvensi
Pemerintah berkewajiban atas
IMO, yang dilakukan secara berturut-turut
penyelenggaraan pemerintahan di bidang
pada 1966, 1967, 1971 dan 1973. Namun,
penegakan hukum di laut, baik terhadap
usaha untuk memberlakukan peraturan-
ancaman pelanggaran, pemanfaatan perairan,
peraturan tersebut secara internasional
serta menjaga dan menciptakan keselamatan
kurang berjalan sesuai dengan yang
pelayaran secara optimal(Kadarisman &
diharapkan, terutama karena hambatan
Jakarta, 2017).
prosedural, yaitu: diperlukannya persetujuan
Penringya keselamatan kerja di sector 2/3 dari jumlah negara anggota untuk
prlayaran menunjukan bahw abahaya di meratifikasi peratruran dimaksud, ternyata
sector ini sangat banyak dan penuh dengan sulit dicapai pada waktu yang diharapkan.
resiko. Artikel ini akan mengkaji indikator Selanjutnya, pada rentang 1974, dibuat
keselamatan kerja disektor kapal perikanan, konvensi baru SOLAS 1974, yakni pada
yang pada umunya masih kurang mendapat setiap amandemen diberlakukan sesuai target
perhatian. waktu yang sudah ditentukan, kecuali ada
penolakan dari 1/3 jumlah negara anggota
atau 50 % dari pemilik tonnage yang ada di
KESEALAMATAN PELAYARAN dunia(Suryani, Pratiwi, Sunarji, &
Hendrawan, 2018)
Keselamatan pelayaran Peraturan Safety Of
Life At Sea (SOLAS) adalah peraturan yang Dalam pengoperasian kapal ditemukan
mengatur keselamatan maritim paling utama banyak sekali pekerjaan-pekerjaan baik yang
dengan tujuan untuk meningkatkan jaminan ringan maupun berat yang memiliki tingkat
keselamatan hidup di laut yang dimulai sejak resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi.
1914, mengingat, saat itu, di mana-mana Dalam penelitian ini penulis mengamati
banyak terjadi kecelakaan kapal yang sering terjadinya kecelakaan kerja awak
54
Jurnal Saintara Vol 3 No. 2 Maret 2019
55
Jurnal Saintara Vol 3 No. 2 Maret 2019
2. Sertifikat Manajemen Keselamatan (Safety seperti alat keselamatan yang ada dalam
Man- agement Certificate ) pesawat terbang. Berdasarkan data yang
diperoleh bahwa jumlah Life Jacket yang
Sertifikat Manajemen Keselamatan
tersedia di atas kapal baik kualitas maupun
diterbitkan oleh Menteri Perhubungan
kuantitas sudah sesuai dengan kapasitas
berdasarkan Konvensi Intemasional tentang
jumlah penumpang dan awak kapal yaitu 315
KeselamatanJiwa di Laut 1974, sertifikat
buah, sedangkan jumlah penumpang yang
diterbitkan setelah dikakukan audit Sistem
diizinkan sesuai dengan sertifikat
Manajemen Keselamatan perusahaan yang
keselamatan kapal penumpang yang di miliki
telah memenuhi ketentuan dari Koda
adalah 160 penumpang.
Manajemen Intemasional untuk Keselamatan
pengoperasian kapal dan Pencegahan Bagian penting yang merupakan
Pencemaran ( ISM - Code ) perlengkapan keselamatan adalah Life Raft
yaitu rakit yang di pergunakan untuk
3. Sertifikat keselamatan Kapal Penumpang (
penyelamatan jiwa awak kapal dan
Passanger Ship Safety Certifikate )
penumpang pada waktu kapal tenggelam
Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang yang terdapat disisi kanan dan sisi kiri
diterbitkan berdasarkan pemeriksaan teknis berjumlah 8 ( delapan) buah. Sesuai dengan
atas kelengkapankapal termasuk ketentuan dan pemanfaatannya Life Raft
kelengkapankeselamatan yang harus tersedia yang tersedia diatas kapal telah dilakukan
diatas kapal berdasarkan ketentuan yang perawatan secara berkala sebagaimana yang
berlaku. tercantum dalam dokumen perawatan.
Beberapa item atau kelengkapan yang
Pemenuhan fasilitas keselamatan terdapat didalam Life Raft telah diuraikan
Safety equipment atau perlengkapan diatas , barang-barang dalam Life Raft yang
keselamatan yaitu segala peralatan dan penggunaannya bersifat terbatas seperti
perlengkapan yang di gunakan untuk makanan, minuman, obat-obatan, umumnya
melindungi jiwa awak kapal maupun harus ganti dengan barang yang baru apabila
penumpang pada waktu dalam keadaan telah masuk masa kadaluarsa. Sedangkan
darurat. Sebagai seorang awak kapal kita untuk alat-alat navigasi dan alat-alat
harus tahu macam-macam alat keselamatan keselamatan seperti Parachut Signal, Hand
itu dan juga harus tahu cara menggunakannya Flare, Buoyant Smoke Signal, Batteries
dengan benar. umumnya diganti setiap 3-5 tahun sekali.
56
Jurnal Saintara Vol 3 No. 2 Maret 2019
57
Jurnal Saintara Vol 3 No. 2 Maret 2019
Keselamatan kapal adalah keadaan kapal dari kapal, serta manajemen keamanan kapal
yang memenuhi persyaratan material, untuk berlayar di perairan tertentu. Sumber
konstruksi, bangunan, permesinan dan daya manusia yang handal dengan ditunjukan
perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta dengan sertifikat keahlian menjadi hal yang
perlengkapan termasuk radio, dan diharuskan untuk menunjang keselamatan
elektronika kapal, berdasarkan Peraturan pelayaran sebagai salah satu indikatornya.
Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang
Perkapalan.Keselamatan merupakan upaya
untuk bebas atau mengurangi tingkat resiko
kecelakaan. Keselamatan merupakan hal
yang selalu menjadi prioritas utama dalam DAFTAR PUSTAKA
bidang apapun termasuk di sub sektor Agusta, A., & K. (2017). Analisis Undang-
transportasi laut(Siswoyo, 2016). undang Kelautan di Wilayah Zona
Ekonomi Eksklusif. Jurnal Pendidikan
Sebagaimana dijelaskan dalam Undang- Geografi, 17(2), 147–152.
Undang Nomor 17 tersebut bahwa sebelum
berlayar, kapal harus memenuhi persyaratan Kadarisman, M., & Jakarta, U. M. (2017).
kelaiklautan. Pengertian menurut Undang- Maritime Safety and Safety Policy.
Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Kebijakan Keselamatan Dan
Pelayaran pasal 1 butir 33, kelaiklautan kapal Keamanan Maritime Dalam
Menunjang Sistem Transportasi, 4(2),
adalah keadaan kapal yang memenuhi
177–192.
persyaratan keselamatan kapal, pencegahan
pencemaran perairan dari kapal, Khikmatul Heny Masitoh, Sonhaji, S.
pengawakan, garis muat, pemuatan, (2017). PELAKSANAAN
kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan PERLINDUNGAN HUKUM BAGI
penumpang, status hukum kapal, manajemen AWAK KAPAL PADA PT
keselamatan dan pencegahan pencemaran PELAYARAN NASIONAL
INDONESIA (PELNI) SEMARANG.
dari kapal, serta manajemen keamanan kapal
DIPONEGORO LAW JOURNAL, 6(1),
untuk berlayar di perairan tertentu.
1–12.
KESIMPULAN Mutholib, A. (2013). Kajian fasilitas
Indikator keselamatan kapal dan pelayaran keselamatan kapal pada lintas
adalah dua sisi yang tidak dipisahkan, kapal penyeberangan 35 ilir- muntok. Jurnal
Transportasi, 25(5), 140–146.
harus mempunyai peralatan keselamatan
antara lain sekoci, life jaket, alat pemadam Nurhasanah, N., Joni, A., & Shabrina, N.
kebakaran, dokumen dan sertifikat, kondisi (2015). Persepsi Crew dan Manajemen
laik layar kapal. Kesehatan para awak kapal, dalam Penerapan ISM Code Bagi
semua harus benar benar disiapkan dan Keselamatan Pelayaran dan
dipastikan keberadaan dan keadaannya Perlindungan Lingkungan Laut.
sehingga pelayaran akan aman dan selamat. Proceeding SENDI_U, 978–979.
kesejahteraan Awak Kapal dan kesehatan Siswoyo, B. (2016). PERSEPSI
penumpang, status hukum kapal, manajemen MASYARAKAT TERHADAP
keselamatan dan pencegahan pencemaran PERALATAN KESELAMATAN
KAPAL LAUT DAN PENYE-
58
Jurnal Saintara Vol 3 No. 2 Maret 2019
59