Anda di halaman 1dari 16

Modul Komunikasi Kelas XII

A. Deskripsi

Komunikasi adalah penyampaian informasi dari satu pihak ke pihak lain. Hal ini mengandung
pengertian bahwa komunikasi adalah membentuk suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen yang
saling mengadakan interaksi secara dinamis, dengan tujuan untuk mempengaruhi tingkah laku penerima
berita lewat informasi yang disampaikan. Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa komunikasi terdiri
dari beberapa elemen :

Setiap operator radio bertanggung jawab dalam menjalankan tugas-tugas komunikasi radio di
kapal, dan harus memiliki suatu sertifikat radio yang sesuai seperti peraturan yang ditetapkan oleh STCW
(Standards of Training Certification and Watchkeeping) dan khususnya pada kapal ikan harus mengikuti
ketentuan konvensi STCW-F (for Fishing Vessel Personnels).

STCW – F 1995 (Standards Of Training Certification Whatckeeping for Fishing) merupakan


konvensi pertama yang menetapkan persyaratan dasar tentang pelatihan, sertifikasi dan
pengawasan untuk Personil Kapal Penangkap Ikan di tingkat internasional.

Sebagai anggota International Maritime Organization (IMO) atau Organisasi Maritim


Internasional, Indonesia turut melaksanakan penerapan standar sertifikasi yang harus dipenuhi semua
tenaga kerja yang akan mengoperasikan kapal penangkap ikan di laut, yang dikenal sebagai STCW-F
1995. Konvensi Internasional tentang Standar Pelatihan, Sertifikasi dan Dinas Jaga Awak Kapal Penangkap
Ikan – 1995 mulai berlaku pada tanggal 29 September 2012, dan telah diratifikasi melalui Peraturan
Presiden Nomor 18 tahun 2019. STCW-F 1995 merupakan konvensi pertama yang menetapkan
persyaratan dasar tentang pelatihan, sertifikasi dan pengawasan untuk Personil Kapal Penangkap Ikan di
tingkat internasional.

Berdasarkan PP No. 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan, untuk dapat bekerja di kapal sebagai
ABK, pelaut harus memiliki kualifikasi keahlian atau keterampilan. Keahlian atau keterampilan itu
dinyatakan dalam sertifikat kepelautan.

Yang dimaksud sertifikat kepelautan adalah dokumen kepelautan yang sah.


Sertifikat kepelautan apa sajakah yang harus dimiliki pelaut?
Ada dua jenis sertifikat kepelautan, yaitu:
a. Sertifikat Keahlian Pelaut (Certificate of Competency /COC)
b. Sertifikat Keterampilan Pelaut (Certificate of Propficiency /COP)

a. Sertifikat Keahlian Pelaut (COC)

Sertifikat Keahlian Pelaut (COC) adalah ijazah atau surat ijin (license) yang menegaskan bahwa
pemegangnya memiliki pengetahuan dan keahlian untuk berlayar.
Sertifikat Keahlian Pelaut terdiri atas:
 Sertifikat Keahlian Nautika
 Sertifikat Keahlian Teknik Permesinan
 Sertifikat Keahlian Pelaut Radio Elektronika
Masing-masing mempunyai tingkatan. Urutan dari terendah sbb:
1. Sertifikat Keahlian Pelaut Nautika
 Ahli Nautika Tingkat Dasar
 Ahli Nautika Tingkat V
 Ahli NAutika Tingkat IV
 Ahli Nautika Tingkat III
 Ahli Nautika Tingkat II
 Ahli Nautika Tingkat I
Sertifikat Ahli Nautika Tingkat Dasar (ANTD) telah dirubah namanya menjadi sertifikat
Rating (Rating forming part of navigational watch = Rating deck).

2. Sertifikat Keahlian Pelaut Teknik Permesinan

 Ahli Teknika Tingkat Dasar


 Ahli Teknika Tingkat V
 Ahli Teknika Tingkat IV
 Ahli Teknika Tingkat III
 Ahli Teknika Tingkat II
 Ahli Teknika Tingkat I
Sertifikat Ahli Teknika Tingkat Dasar (ATTD) telah dirubah namanya menjadi sertifikat
Rating (Rating forming part of engine room watch = Rating engine). Dapatkah seseorang langsung
mengambil sertifikat tingkat I? TIDAK bisa. Jika melalui jalur akedemik, diperoleh tingkat III.
Dengan pengalaman berlayar baru bisa mengambil tingkat II, demikian juga untuk mengambil
tingkat I. Melalui jalur kursus, diklat, pemegang sertifikat tingkat dasar plus pengalaman dapat
mengambil sertifikat tingkat V, kemudian IV. Demikian seterusnya untuk tingkat di atasnya.

3. Sertifikat Keahlian Pelaut Radio Elektronika

 Sertifikat Operator Terbatas


 Sertifikat Operator Umum
 Sertifikat Radio Elektronika Kelas II
 Sertifikat Radio Elektronika Kelas I

b. Sertifikat Keterampilan (COP)

Sertifikat keterampilan (COP) menunjukkan pemegangnya mempunyai keterampilan dalam


bidang keterampilan tertentu, misalnya Basic Training, Survival Craft and Rescue Boat, Advance Fire
Figting, dll.
Ada beberapa sertifikat keterampilan (COP) sbb:

1. Basic Training

Basic Training atau Basic Safety Training (BST) adalah sertifikat dasar yang harus dimiliki pelaut
semua tingkat jabatan. Pelaut pemula pun wajib memiliki sertifikat ini. Copy sertifikat ini harus
dilampirkan misalnya untuk mengikuti diklat sertifikat keterampilan lain seperti SCRB,
pengurusan buku pelaut, medical check, dll.
BST memuat 4 keterampilan dasar, yaitu:
 Teknik penyelamatan diri (personal survival techniques)
 Pencegahan dan penanggulan kebakaran (fire prevention and fire-fighting)
 P3K (elementary first aid)
 Keselamatan diri dan tanggungjawab sosial (personal safety and social responsibilities)
Sertifikat BST diperbarui setiap 5 tahun

2. Sertifikat keterampilan lainnya:

 SCRB (survival Craft and Rescue Boats)


o Memiliki BST
 Masa layar minimal 6 bulan
 AFF (Advanve Fire Fighting)
 MFA (Medical First Aid)
 MC (Medical Care)
 SAT (Security Awareness Training - sertifikat keterampilan kewaspadaan keamanan)
 SDSD (sertifikat keterampilan tugas keamanan)

3. Sertifikat keterampilan terkait kompetensi:

 RADAR Simulator
 ARPA Simulator
 ECDIS Simulator
 GMDSS (Global Maritime Distress Safety System)
 BRM (Bridge Resource Management)
 ERM (Engine Resource Management)
 SSO (Ship Security Officer)

4. Sertifikat keterampilan terkait jenis kapal:

 BOCT (Basic Oil and Gas Tanker)


 BLGT (Basic Liquefied Gas Tanker)
 AOT (Advance Oil Tanker)
 ALGT (Advance LIquefied Gas Tanker)
 ACT (Advance Chemical Tanker)

Modal BST

Banyak yang bertanya apakah bisa menjadi pelaut hanya dengan sertifikat BST.
Faktanya ada banyak pelaut yang hanya memiliki sertifikat BST. Jabatan mereka antara lain koki, wiper,
kelasi. Entah bagaimana awal masuknya.
Bagi yang baru akan merintis untuk menjadi pelaut, hanya dengan modal BST, sangat disarankan untuk
memiliki keterampilan khusus seperti memasak, mengelas, kelistrikan. Ikuti kursus-kursus resmi (diakui)
dan lampirkan sertifikatnya.
Setelah 1-2 tahun berlayar, lengkapi sertifikat. Tingkatkan keterampilan atau kompetensi.
Pengetahuan tentang prinsip-prinsip umum, prosedur berkomunikasi, faktor- faktor dasar
komunikasi dan pengetahuan tentang akibat yang timbul karena kesalahan penggunaan salah satu
perlengkapan komunikasi sangat diperlukan bagi seorang operator radio, agar dalam berkomunikasi
dapat bertindak secara efisien dan aman terhadap semua sub sistem.

Semua stasiun radio, baik yang bergerak (kapal, mobil, pesawat terbang dan lainnya) maupun
yang tetap (stasiun radio pantai, stasiun-stasiun pribadi) harus memiliki izin dengan menunjukkan lisensi
yang dibuat oleh badan yang berwenang. Bagi kapal laut, lisensi radio (safety radio certificate) atau
salinannya harus selalu ada di kapal untuk keperluan bila sewaktu-waktu diadakan pemeriksaan oleh
petugas yang berwenang.

Seorang operator radio yang diberi tugas mengoperasikan perangkat komunikasi di kapal harus
tetap menjaga kerahasiaan setiap berita yang diterima maupun yang dikirim. Berita yang diterima harus
dan hanya disampaikan kepada “si tertuju”. Demikian juga berita yang dikirim, harus sesuai dengan
perintah Originator.

Mengingat hal tersebut diatas perlu kiranya kita mengetahui prinsip dasar berkomunikasi dan
prosedur cara-cara berkomunikasi dengan radio baik dalam keadaan normal ataupun dalam keadaan
darurat, sehingga diharapkan komunikasi dapat berjalan secara efektif, efisien dan tidak menimbulkan
salah pengertian.

Bila kapal dalam keadaan marabahaya maka lakukan distress call untuk meminta pertolongan
dengan segera, karena distress call merupakan prioritas tertinggi diantara panggilan-panggilan radio yang
lain. Bila sebuah kapal mendengar alarm radio telepon yang dilanjutkan dengan distress call maka harus
segera menghentikan komunikasi yang lain dan wajib mendengarkan panggilan (distress call and
messages) secara seksama.

Setiap distress signal (tanda marabahaya) ataupun distress trafic (komunikasi bahaya) harus
dan hanya boleh dilakukan atas perintah nakhoda atau perwira yang bertanggung jawab untuk itu.
Distress signal (tanda marabahaya) ataupun distress trafic (komunikasi bahaya) harus dipancarkan
melalui frekuensi marabahaya internasional yaitu 2182 KHz untuk MF dan VHF pada chanel 16.

Bila terjadi panggilan keadaan darurat (distress call) atau SOS maka harus segera menghentikan
komunikasi yang lain dan tetap distress call dan pesannya diamati dengan seksama. Distress call tidak
boleh ditujukan kepada stasiun tertentu melainkan kepada semua stasiun dan bagi yang mendengarkan,
harus menunggu sampai berita selengkapnya disiarkan, kemudian baru diperbolehkan memberi
jawaban.

Frekuensi darurat pada isyarat radio telegrap adalah 500 KHz, dan digunakan oleh semua kapal
laut, pesawat terbang. Sedangkan untuk stasiun keselamatan yang lain bila membutuhkan pertolongan
dari Maritime Service menggunakan frekuensi 405 KHz dan 535 KHz.

Bila sebuah stasiun mendengar pancaran berita bahaya, apabila tidak ada keraguan dan berada
dekat dengan posisi kapal yang dalam keadaan bahaya dapat dicapai pada waktu yang tepat guna
memberikan pertolongan, wajib memberikan jawaban dengan segera. Kapal-kapal yang mendengar
adanya berita bahaya dan dari posisinya serta keadaan kapalnya sendiri tidak mungkin melakukan
pertolongan, tidak diperkenankan memberikan jawaban. Sebagai gantinya kapal tersebut boleh
memancarkan Mayday Relay.
B. Pengertian

Digital selective calling (DSC) adalah system pengiriman berita berbentuk text yang digunakan
untuk mengirim berita secara otomatis dengan menggunakan system radio VHF-FM Marine Band dan
High Frequency (HF). Teknik pengolahan digital pada system DSC dikombinasikan dengan penggunaan
bandwidth receiver yang sempit, menghasilkan sinyal DSC yang relative bebas dari noise.Berada pada
frekwensi MF, HF dan VHF, fungsi utamanya mengenali panggilan dari kapal ke kapal, kapal-ke-pantai
dan pantai-ke-kapal.Kapal yang memasang alat ini biasanya dikenali dengan 9 digit angka maritime
mobile service identity.DSC diperkenalkan kepada dunia pelayaran agar dalam keadaan darurat seorang
awak kapal tidak perlu terpaku di depan pesawat radionya dalam menangani keadaan.

DSC Digital Selective Calling (Panggilan Selektif Digital) Apakah radio VHF laut Anda memiliki
tutup merah berlabel DISTRESS? Jika ya, kemungkinan besar Anda memiliki radio yang mampu
melakukan Digital Selective Calling (DSC). Radio berkemampuan DSC mendukung sejumlah fitur
keselamatan dan meyakinkan. Fitur yang paling penting adalah radio dapat dengan cepat mengirimkan
panggilan darurat digital yang diformat ke Coast Guard dan semua radio DSC di dekat lokasi Anda. Pesan
digital data yang diformat akan mencakup nama kapal yang memanggil, lokasi GPS kapal dan sifat
marabahaya. Ini akan menjadi cara tercepat untuk mendapatkan respons terhadap keadaan darurat.

Fitur komunikasi lain dari radio berkemampuan DSC adalah kemampuan untuk memanggil
radio DSC lain atau sekelompok radio secara selektif. Fitur ini mirip dengan SMS, di mana seseorang
memilih satu atau lebih nomor telepon, menulis pesan dan mengirim pesan. Telepon penerima mendapat
pijatan dan memberi peringatan. Proses radio yang mampu DSC serupa. Seseorang memilih nomor MMSI
dari daftar MMSI yang tersimpan di radio, membuat pesan (pesannya bisa berupa bergabung dengan
penelepon di saluran 9, 68, 69, 71, 72 atau 78 untuk percakapan) dan mengirim pesan. Pesan akan
dikirim pada saluran 70 (saluran 70 hanya untuk panggilan digital! Panggilan suara tidak diperbolehkan
di saluran 70). Selektif disebut DSC selalu memonitor saluran 70 dan ketika pesan diarahkan ke radio
atau pesan darurat diterima, radio membunyikan alarm (nada audio) dan menampilkan pesan. Fitur
panggilan selektif hanyalah salah satu dari sejumlah opsi yang tersedia untuk radio berkemampuan DSC.

Radio dengan DSC memerlukan dua prosedur instalasi tambahan

1. Semua pemilik radio DSC HARUS mendapatkan Pengenal MMSI


Maritime Mobile Service Identity (MMSI) adalah rangkaian sembilan digit yang dikirim dalam
bentuk digital melalui saluran frekuensi radio untuk mengidentifikasi stasiun radio kapal, stasiun bumi
kapal, stasiun radio pantai, stasiun bumi pantai, dan panggilan grup secara uniik. Kode ini dibentuk
sedemikian rupa sehingga seluruh atau sebagian nomornya dapat dihubungi via telepon dan telex
yang terhubung ke jaringan telekomunikasi umum untuk memanggil kapal secara otomatis.
Saat ini, ada tiga organisasi yang dapat memberikan pengenal MMSI kepada pelaut rekreasi
 Sea Tow (free) http://mmsiregister.seatow.com or by calling 1-800-473-2869,
 Boat US (free to members all others $25)
http://www.boatus.com/MMSI/MMSI/ObtainMMSI#! or by calling 1-800-563-1536,
 Power Squadron (free) http://www.usps.org/php/mmsi_new/.

Pendaftaran akan memerlukan informasi yang luas tentang kapal dan orang yang harus
dihubungi jika terjadi keadaan darurat. Nomor MMSI harus dimasukkan di radio. Pikirkan nomor
MMSI sama dengan nomor telepon. Ini adalah nomor yang unik dan terkait melalui direktori di
seluruh dunia ke kapal Anda.
Berikut ini prosedur bagi pemilik kapal yang ingin mengajukan permohonan penetapan nomor
MMSI, sebagaimana dipaparkan oleh Kasubdit Telekomunikasi Pelayaran Dian Nurdiana baru-baru ini.
1. Badan usaha mengajukan permohonan kepada Dirjen Perhubungan Laut cq Direktur
Kenavigasian.
2. Pemohon melakukan registrasi secara online dengan login ke website aplikasi online e-
licensing pada alamat http://hubla.dephub.go.id:82/e-licensing untuk mendapatkan
username dan password, yang notifikasinya akan diperoleh melalui e-mail pemohon.
3. Mengajukan surat permohonan layanan penetapan MMSI kapal dengan meng-input data
dan meng-upload persyaratan lengkap secara online melalui aplikasi e-licensing.
Persyaratan itu mencakup fotokopi surat izin Stasiun Radio Kapal dari Ditjen Sumber Daya
dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI), fotokopi akta pendirian perusahaan,
keanggotaan AAIC (Accounting Authority Identification Code),buku Laporan Hasil
Pemeriksaan Radio Kapal (Untuk perseorangan fotokopi KTP, gross akte kapal).
4. Pemohon menerima notifikasi penetapan MMSI melalui e-mail dan langsung mencetak
sendiri.
5. Kasubdit Telekomunikasi Pelayaran memberikan e-signature pada surat penetapan
permohononan MMSI melalui aplikasi online.
6. Kepala Seksi Operasi melakukan verifikasi dan validasi secara online serta meneruskan
hasilnya ke Kasubdit melalui aplikasi e-licensing.
7. Petugas operator melakukan pemeriksaan data dan kelengkapan permohonan secara online
melalui aplikasi e-licensing serta meneruskan kepada kepala seksi.
8. Ditjen Hubla melaporkan/notifikasi ke OSS setelah izin terbit
2) Radio harus memiliki akses ke lokasi GPS
Posisi kapal dapat diperoleh dengan radio dari GPS internal (jika dilengkapi) atau GPS
eksternal. Jika radio memiliki GPS internal maka seseorang harus mempertimbangkan untuk
menghubungkan sinyal GPS ke peralatan lain (chart plotter, Radar.). Jika radio TIDAK memiliki GPS
internal maka radio HARUS terhubung ke perangkat GPS dengan kabel sinyal. Sangat penting bahwa
perangkat GPS beroperasi setiap kali radio beroperasi. Lihat di bawah untuk deskripsi proses koneksi.

Gambar 4 Alat Komunikasi DSC

Diatas adalah tombol DSC pada radio ICOM M602 VHF-FM Marine Band. Untuk
pengoperasiannya sendiri system DSC digunakan untuk komunikasi kapal ke kapal, kapal ke darat
maupun sebaliknya.Sistem DSC mengirimkan berbagai macam informasi, seperti :
Prioritas panggilan (Distress, Urgency, Safety atau Routine), Nomor MMSI (Maritime Mobile
Service Identity ), Posisi kapal, dan lain-lain. Frekuensi radio yang digunakan Sistem DSC, channel 70
pada VHF-FM Marine Band dan channel 2187.5 kHz pada MF/HF.

Peralatan GMDSS diatas memiliki harga yang sangat mahal, sehingga sangat menyulitkan
nelayan membeli perangkat tersebut sehingga diperlukan suatu kajian penggunaan perangkat
komunikasi yang lebih sederhana dan murah yang dapat dibeli oleh nelayan yang ada di Indonesia
sehingga sesuai dengan aturan di Indonesia juga, yaitu :

Undang-undang No. 9 Tahun 1985 Tentang Perikanan Pasal 4 mencantumkan keberadaan


sistem komunikasi di kapal sebagai syarat penerbitan Surat Kelayakan Kapal Perikanan dengan kriteria
sebagai berikut:

Kapal dengan ukuran <150 GT atau (<425 M3) harus dilengkapi dengan alat komunikasi radio
yang siap digunakan dalam keadaan bahaya serta alat navigasi.

Identifikasi Frekuensi Saat Ini

Berikut ini merupakan identifikasi frekuensi saat ini yang dapat dan layak digunakan ssebagai
frekuensi pelayaran rakyat berdasarkan aturan Internasional ITU Radio Regulation tahun 2012 dan
Nasional Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Tabel Alokasi
Spektrum Frekuensi Indonesia aturan mengenai pelayaran rakyat, antara lain :

1. Frekuensi 159.05 MHz dan 159.075 MHz

Pembahasan :

Frekuensi 159.05 dan 159.075 MHz berada pada rentang frekuensi 156.8375 – 161.9625 yang
peruntukkannya menurut ITU Radio Regulation 2012 dan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
RI Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi Indonesia adalah Tetap Bergerak,
juga di dalam Artikel5.226 dinyatakan bahwa : diperuntukkan dinas radiokomunikasi VHF bergerak
maritim, sehingga bisa digunakan sebagai frekuensi Pelayaran rakyat untuk komunikasi.

2. Frekuensi 172 – 173 MHz

Frekuensi 172 – 173 MHz merupakan frekuensi yang pernah digunakan oleh alat komunikasi pager.

Pembahasan :

Frekuensi 172-173 MHz berada pada range frekuensi 162.0375 – 174 MHz yang
peruntukkannya menurut ITU Radio Regulation 2012 dan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
RI Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi Indonesia adalah Tetap Bergerak,
juga di dalam Artikel5.226 dinyatakan bahwa : diperuntukkan dinas radiokomunikasi VHF bergerak
maritim, sehingga bisa digunakan sebagai frekuensi Pelayaran rakyat untuk komunikasi.
3. Frekuensi 2170 – 2173.5 kHz

Pembahasan :

Pada alokasi frekuensi ini, semua layanan bergerak maritim dapat dilakukan, misalnya:
radiotelephony, radiotelegraphy, radio buoy, komunikasi kerja, pelayaran rakyat, sehingga bisa
digunakan sebagai frekuensi Pelayaran rakyat untuk komunikasi.

4. Frekuensi 2190.5 - 2194 kHz

Pembahasan :

Pada alokasi frekuensi ini, semua layanan bergerak maritim dapat dilakukan, misalnya:
radiotelephony, radiotelegraphy, radio buoy, komunikasi kerja, pelayaran rakyat, sehingga bisa
digunakan sebagai frekuensi Pelayaran rakyat untuk komunikasi.

5. Frekuensi 8100 - 8195 kHz

Pembahasan :

Pada alokasi frekuensi ini, semua layanan bergerak maritim memungkinkan dilakukan,
misalnya: radiotelephony, radiotelegraphy, radio buoy, komunikasi kerja, pelayaran rakyat, sehingga
bisa digunakan sebagai frekuensi Pelayaran rakyat untuk komunikasi.

6. Frekuensi 18780 - 18900 kHz

Pembahasan :

Pada alokasi frekuensi ini, semua layanan bergerak maritim memungkinkan dilakukan,
misalnya: radiotelephony, radiotelegraphy, radio buoy, komunikasi kerja, pelayaran rakyat, sehingga
bisa digunakan sebagai frekuensi Pelayaran rakyat untuk komunikasi

7. Frekuensi 25070 - 25210 kHz

Pembahasan :
Pada alokasi frekuensi ini, semua layanan bergerak maritim memungkinkan dilakukan,
misalnya: radiotelephony, radiotelegraphy, radio buoy, komunikasi kerja, pelayaran rakyat, dll. sehingga
bisa digunakan sebagai frekuensi Pelayaran rakyat untuk komunikasi.

C. Prosedur Penggunaan Radio DSC

Fungsi tombol DISTRESS (tombol merah) TIDAK bisa diuji. Aktivasi fungsi DISTRESS mengirimkan
sinyal marabahaya, berulang kali (kira-kira setiap 4 Menit) hingga radio DSC lain menanggapi panggilan
marabahaya. Pesan dapat dijeda atau dihentikan dengan membatalkan panggilan darurat atau
mematikan radio.

Jika radio Anda memiliki fitur uji DST dan Anda tahu beberapa yang memiliki radio dengan fitur
uji, maka ikuti prosedur berikut:

1) Pilih tes DSC dari menu


2) Pilih nomor MMSI radio yang Anda panggil dari direktori Anda atau masukkan secara manual
3) Kirim
 Radio Penerima akan :
1) menerima pesan
2) 2) memberikan peringatan audio
3) menampilkan pesan bahwa pesan ACK telah diterima bersama dengan nomor MMSI stasiun
panggilan.

Jika seseorang tidak memiliki fitur uji, maka seseorang dapat membuat panggilan ke radio lain
menggunakan pilihan “individu DSC” dari menu DSC.

9. Pilih “individu DSC” dari menu


10.Select the MMSI number of the radio that you are calling from your
11.Pilih nomor MMSI radio yang Anda panggil dari direktori Anda atau masukkan secara manual
12.Pilih saluran kerja (68, 69, 71, 72, dan 78) yang ingin Anda ajak bicara
13.Kirim permintaan
14.Atur radio ke saluran kerja yang dipilih di atas dan tunggu panggilan.
 Radio penerima akan:
1) Menerima pesan,
2) Memberikan peringatan audio,
3) Menampilkan pesan bahwa satu pesan telah diterima bersama dengan nomor MMSI stasiun
pemanggil dan radio penerima akan beralih ke saluran kerja.
4 ) Angkat mikrofon dan lakukan panggilan ke radio panggilan.

Radio DSC yang berfungsi penuh (nomor MMSI yang valid, GPS aktif) akan sangat meningkatkan
kemungkinan mendapatkan bantuan ketika masalah muncul. Dengan menekan tombol, pesan
marabahaya akan dikirim dan diulang dalam interval 4 menit.
Koneksi GPS eksternal.
Jika radio tidak memiliki GPS internal, radio harus mendapatkan lokasi kapal dari penerima GPS
atau Bagan plotter. Koneksinya adalah protokol dua kabel NMEA. Cukup sambungkan plus (+) NMEA
dari sumber GPS ke kabel NMEA plus di radio. Demikian pula, hubungkan minus ( - )

D. Komunikasi di kapal dalam keadaan normal.

1. Pembagian wilayah perairan (Sea Area) dalam GMDSS (Reg.2 SOLAS ‘74/1992)
 Sea Area A1
Yaitu wilayah pantai yang dapat dijangkau oleh stasiun radio pantai yang dilengkapi dengan
sedikitnya satu set VHF transceiver + DSC alerting secara terus menerus.
 Sea Area A2
Yaitu wilayah pelayaran, tidak termasuk Sea Area A1, yang dapat dijangkau oleh stasiun radio
pantai dengan pesawat radio MF yang dilengkapi DSC yang mampu menyediakan alerting secara
terus menerus.
 Sea Area A3
Yaitu wilayah pelayaran, tidak termasuk Sea Area A1 dan A2, yang masuk dalam jangkauan Sistem
Satelit Komunikasi INMARSAT dan mampu menyediakan alerting secara terus menerus.

 Sea Area A4
Yaitu semua wilayah pelayaran selain Sea Area A1, A2 dan A3 (termasuk daerah-daerah pelayaran
dekat kutub).

2. Persyaratan minimum alat-alat yang harus dibawa oleh kapal-kapal :


 Kapal-kapal yang berlayar di Sea Area A1 harus memiliki (Reg.8 SOLAS ’74 / 1992) :

a. VHF transceiver
b. VHF – DSC Controller-receiver
c. Watchkeeping receiver Ch.70 (freq. 156.825 MHz) dan freq. 2182 KHz
d. Pesawat penerima Navtex (freq. 518 KHz)
e. EPIRB Cospas-Sarsat atau Inmarsat

f. Portable VHF, untuk kapal dengan tonase kotor 500m3 atau lebih = 3 buah, untuk kapal

dengan tonase kotor 300 – 500 m3 = 2 buah.

g. SART, untuk kapal dengan tonase kotor 500m3 atau lebih = 2 buah, untuk kapal dengan tonase

kotor 300 – 500 m3 = 1 buah.

 Kapal-kapal yang berlayar di Sea Area A1 dan A2, harus memiliki (Reg.9 SOLAS ’74 / 1992) :

Semua peralatan yang dimiliki pada Sea Area A1, ditambah dengan :

a. MF Transceiver.
b. DSC Controller Receiver Frequency 2187,5 KHz c.Watchkeeping Receiver frequency 2182 KHz
dan 2187,5 KHz
 Kapal-kapal yang berlayar di Sea Area A1, A2 dan A3, harus memiliki (Reg.10 SOLAS ’74 / 1992) :

Semua peralatan yang dimiliki pada Sea Area A1 dan A2, ditambah dengan :
a. Stasiun bumi kapal (Ship Earth Station) Inmarsat-A atau Inmarsat-C
b. Pesawat penerima EGC (Enhance Group Call)
 Kapal-kapal yang berlayar di Sea Area A1, A2, A3 dan A4, harus memiliki: Semua peralatan yang
dimiliki pada Sea Area A1, A2 dan A3, ditambah dengan :

a. MF / HF Transceiver
b. HF – DSC Controller Receiver pada frekuensi yang telah ditetapkan sesuai
Radio Regulation.

E. Aturan Umum Radio Telephony

1. Apabila menggunakan kode-kode isyarat internasional dalam hal-hal terjadi kesulitan-kesulitan


bahasa, harus mematuhi prinsip-prinsip peraturan radio dari himpunan telekomunikasi internasional
yang berlaku. Huruf-huruf dan angka-angka harus dieja sesuai dengan tabel-tabel ejaan phonetik.
2. Apabila stasiun - stasiun pantai dan kapal memanggil, harus menyatakan isyarat-isyarat identitas
(tanda-tanda panggilan / call sign) atau nama- nama harus digunakan.
3. Cara memanggil Panggilan terdiri atas :

 Tanda panggilan atau nama stasiun yang dipanggil tidak lebih dari tiga kali pada setiap panggilan;
 Kelompok DE (DELTA ECHO);
 Tanda panggilan atau nama stasiun yang memanggil, tidak lebih dari tiga kali pada setiap
panggilan.
Nama-nama stasiun yang sulit harus juga dieja. Setelah hubungan ter- selenggara, tanda
panggilan atau nama tidak perlu dikirimkan lebih dari satu kali.

4. Bentuk jawaban atas panggilan-panggilan Jawaban atas panggilan terdiri atas :

a. Tanda panggilan atau nama stasiun yang memanggil, tidak lebih dari tiga kali;
b. Kelompok DE (DELTA ECHO);
c. Tanda panggilan atau nama stasiun yang dipanggil, tidak lebih dari tiga kali.
5. Memanggil semua stasiun disekitarnya dalam jarak dekat
Kelompok CQ (CHARLIE QUEBEC) harus dipergunakan, tetapi tidak lebih dari tiga kali untuk setiap
panggilan.
6. Untuk menyatakan kelompok-kelompok kode berikut ini dari kode-kode isyarat internasional, harus
disisipkan kata INTERCO. Kata-kata dalam bahasa biasa boleh juga terdapat di dalam teks, apabila
isyarat itu meliputi nama-nama, tempat-tempat dan sebagainya. Dalam hal ini, jika dianggap perlu,
harus disisipkan kelompok YZ (YANKEE ZULU). (YZ = Kata-kata yang berikut adalah dalam bahasa
biasa).
7. Jika stasiun yang dipanggil tidak mampu menerima lalu-lintas dengan segera, stasiun itu harus
memancarkan isyarat AS (ALFA SIERRA) dengan menambah lamanya waktu meunggu dalam menit
bilamana mungkin.
8. Diterimanya suatu transmisi dinyatakan dengan isyarat R (ROMEO).
9. Jika transmisi harus diulang seluruhnya atau sebagian, harus dipergunakan isyarat RPT (ROMEO PAPA
TANGO), ditambah dengan isyarat yang diperlukan berikut ini : AA (ALFA ALFA) = all lafter…..(semua
setelah ……).
AB (ALFA BRAVO) = all before…… (semua sebelum..............).
BN (BRAVO NOVEMBER) = all between……and…….(semua
antara…..dan……).
WA (WHISKEY ALFA) = word or group after………(kata atau
kelompok setelah…….).
WB (WHISKEY BRAVO) = word or group before ……… (kata atau
kelompok sebelum.........).

10. Akhir suatu transmisi dinyatakan dengan isyarat AR (ALFA ROMEO). Contoh :

Radio Pantai Cirebon (PKZ2) mempunyai berita untuk dikirimkan ke Radio pantai Tegal (PKR4).
Setelah berita disusun dan siap untuk dipancarkan, maka Radio Cirebon mengadakan panggilan
pendahuluan sebagai berikut :

Bahasa Inggris Bahasa Indonesia


Papa Kilo Romeo Kartefour Delta Papa Kilo Romeo Kartefour Delta Echo / Di sini
Echo / This is
Papa Kilo Zulu Bissotwo Ada berita untuk anda Ganti
Papa Kilo Zulu Bissotwo Message
for you
Over
Apabila stasiun Radio Pantai Tegal menyatakan siap, barulah stasiun radio pantai Cirebon memulai
mengirimkan berita.

11. Dalam melakukan tugasnya, seorang Nakhoda harus menjamin bahwa jaga radio dipertahankan
selama di laut dengan frekuensi yang tepat dan memperhatikan peraturan radio.
F. Hambatan-hambatan Komunikasi

Telah kita ketahui sekarang bahwa komunikasi itu kompleks, bahwa bahasa yang merupakan alat
komunikasi vital belum merupakan penolong yang tepat. Pendeknya masih selalu terbuka kesempatan
bagi kita untuk berbuat kesalahan. Di bawah ini akan kita lihat hambatan-hambatan yang menyebabkan
komunikasi menjadi tidak efektif. Sebab-sebabnya ditulis satu persatu, namun pada umumnya hal itu
terjadi bersamaan.

a. Media Yang Kurang Sempurna


Ini disebabkan karena media komunikasi terhambat, rusak, tidak lengkap, tidak jelas, dsb.
Media komunikasi dapat dibedakan sebagai media yang verbal dan non verbal. Yang verbal adalah
buku, majalah, laporan, video tape, TV, dsb. Yang non verbal adalah foto, lukisan, slide, dsb. Radio
atau telepon yang rusak tidak dapat menjadi media yang baik. Termasuk disini adalah hambatan
bahasa (verbal). Formulasi berita dengan kata-kata dapat setepatnya melukiskan apa yang
sebenarnya dikehendaki oleh pengirim, ini disebabkan karena banyak kata mempunyai arti lebih dari
satu.

Sebagian besar kata-kata hanyalah merupakan perkiraan dan penyederhanaan. Buah pikiran
yang akan kita cetuskan. Hambatan lain, banyak orang mengira bahwa kata-kata mempunyai arti
pasti, tetapi sebenarnya kata-kata hanya merupakan simbol untuk benda yang mereka sebutkan :
kata itu sendiri bukanlah benda. Sebab itu mempelajari bahasa dengan baik untuk berkomunikasi
adalah mutlak.

b. Feedback yang Kurang Jelas


Ketika pengirim mengirimkan berita, secara temu muka atau lewat telepon, ia akan
menerima feedback dari penerima, yang menunjukkan bahwa pengirim dan penerimaan efektif.
Feedback yang secara efektif dikirim dan diterima, merupakan mekanisme pengatur yang dipakai
pengirim untuk penyesuaian pengirim berita selanjutnya. Feedback dapat dipakai untuk checking
bila ada gangguan yang merusak penerima.
Tanpa feedback berarti komunikasi gagal. Oleh sebab itu feedback merupakan elemen
penting dalam berkomunikasi. Tetapi sayang bahwa tidak semua feedback lengkap dan mempunyai
arti untuk komunikasi.
c. Gangguan Pada Pengirim dan Penerima
 Pengirim

 Ia mengira bahwa dirinya mengetahui semua subjek berita.


Dalam sikap semacam itu ia sebenarnya hanya mengharap satu jawaban yaitu bahwa penerima
akan setuju dengan dirinya.

Tetapi ketika penerima menjawab bahwa asumsi pengirim tidak betul, maka pengirim akan
menolak jawaban atau malah menginterpretasikan feedback itu sebagai pertentangan pribadi.
Hasilnya tidak ada komunikasi, pikiran pengirim tetap tertutup.

 Ia mengira bahwa ia menyarankan idenya secara jelas disertai argumentasi logis, maka penerima
akan setuju dengannya. Dan bila ternyata penerima menolak, pengirim menuduhnya sebagai
tidak competent atau sengaja melawannya. Pengirim lupa bahwa penerima mempunyai asumsi,
problem, prioritas dan interest yang mungkin berbeda dengan apa yang dimilikinya.

 Penerima
 Penilaian / Judgement
Penerima yang baik akan memberikan interpretasi yang sedekat mungkin dengan berita yang
diterima. Sesudah berita itu diterima dengan baik, baru ia menilainya. Namun, kebanyakan
penerima sudah mulai menilai walaupun berita baru saja ia dengar.

 Stereo type
Artinya penerima mempunyai pandangan bahwa satu sifat pasti berlaku untuk setiap individu
yang ada dalam suatu grup. Misalnya bahwa seorang pesawat pasti sabar dan tekun, bahwa
pelayan pasti ramah dan sopan, dsb. Dia tidak mau tahu bahwa setiap individu mempunyai ciri
dan sifat unik, yang dapat mempengaruhi isi berita yang dikirimkan. Cara memperbaiki pengertian
itu harus ditekankan bahwa komunikasi terjadi antara individu yang berbeda sifatnya dan bukan
dengan stereo type.

Untuk dapat mencapai tujuan komunikasi dengan baik, yaitu apa yang disampaikan diterima baik,
usahakan supaya hambatan-hambatan yang ada dikurangi atau disingkirkan sedapat-dapatnya
dengan jalan berkomunikasi.

Komunikasi adalah penting bagi seorang pengawas sebagai alat yang paling berguna dalam
menjalankan tugasnya sehari-hari.
setengahnya, atau berita itu belum selesai disampaikan. Dan berita itu dinilai menurut reference
pengirim.

 Stereo type
Artinya penerima mempunyai pandangan bahwa satu sifat pasti berlaku untuk setiap individu
yang ada dalam suatu grup. Misalnya bahwa seorang pesawat pasti sabar dan tekun, bahwa
pelayan pasti ramah dan sopan, dsb. Dia tidak mau tahu bahwa setiap individu mempunyai ciri
dan sifat unik, yang dapat mempengaruhi isi berita yang dikirimkan. Cara memperbaiki
pengertian itu harus ditekankan bahwa komunikasi terjadi antara individu yang berbeda
sifatnya dan bukan dengan stereo type.

Untuk dapat mencapai tujuan komunikasi dengan baik, yaitu apa yang disampaikan diterima baik,
usahakan supaya hambatan-hambatan yang ada dikurangi atau disingkirkan sedapat-dapatnya dengan
jalan berkomunikasi.

Komunikasi adalah penting bagi seorang pengawas sebagai alat yang paling berguna dalam menjalankan
tugasnya sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai