Anda di halaman 1dari 12

Alokasi

Kompetensi dasar Indikator Kegiatan pembelajaran waktu Sumber


Materi pembelajaran Penilaian
T P PI belajar
M S
3.1Mengidentifik 3.1.1 Melakukan  Mengidentifikasi  Mengetahui berbagai  Tes 3 9  Modul
asi jenis-jenis Identifikasi berbagai macam macam bahan dan tertulis  Macam-
bahan alat berbagai jenis bahan dan alat alat tangkap ikan  Tes lesan macam
bahan dan alat tangkap ikan  Observasi serat
penangkap ikan
tangkap ikan
dari serat alam
dan buatan

A. Pengertian Bahan Alat Tangkap Ikan

Menurut Murdiyanto (1985) dalam Katiandagho (2001), bahwa bahan dan alat tangkap ikan yaitu segala bahan yang
turut serta menjadi satu kesatuan membentuk alat penangkap ikan secara lengkap sehingga siap digunakan dalam operasi
penangkapan ikan.
Jadi,Bahan alat penangkap ikan adalah mencakup semua bahan yang digunakan untuk membentuk sebuah alat
penangkap ikan, baik yang terbuat dari serat alami dan serat buatan termasuk sarana penunjang yang digunakan untuk
mengumpulkan ikan sebelum ditangkap.
• Bahan alat penangkapan ikan (fishing gear material) adalah segala macam bahan yang digunakan untuk membentuk satu
kesatuan alat penangkapan ikan.
• Alat penangkapan ikan (fishing gear) adalah segala macam alat yang dipergunakan dalam usaha penangkapan ikan, termasuk
alat tangkap, kapal dan alat bantu lainnya.

Benang (twine) merupakan bahan utama untuk membuat jaring dan tali- temali yang digunakan pada alat tangkap ikan.
Benang dapat dikelompokkan menjadi dua, sebagai berikut:
1. Benang yang berasal dari serat alami dibagi menjadi dua kelompok:
a. Serat dari bahan tumbuhan (misalnya tali rami).
b. Serat dari hewan (misalnya sutra, bulu domba).
2. Benang yang berasal dari bahan sintetis (dibuat dari bahan kimia).

a. Serat Alami

Serat alami adalah serat yang terbuat dari bahan alami tanpa melalui proses kimia atau transformasi. Bagian bagian
tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan alat penangkap ikan adalah dari bijian, bast, daun, dan buah. Perlakuan yang
diberikan hanya ditujukan untuk membuang serat-serat yang tidak berguna, atau dilakukan proses perebusan, perendaman,
penyamakan dan penmgawetan, baik untuk melemaskan sehingga bahan tersebut mudah untuk dianyam atau dipintal maupun
memperpanjang usia pakainya. Sebagai contoh bahan tali yang terbuat dari kulit pohon waru harus direndam di dalam lumpur
selama 5 – 6 hari, baru seratnya dapat digunakan.

Seed : Katun, Kapuk

Serat tumbuhan (Vegetable


Bast : Jute, Ramie, Hemp, Flax, Kennaf, rotan,
Fibe)r soybean, vine dan pisang
Leaf : Manila, sisal, Yucoa

Fruit : Sabut kelapa(coir)


Stalk : Jerami, bambu dan kulit kayu

Serat Alami (Natural


Bulu (Wool) : domba, kambing, alpaca, kelinci,
Fiber) Serat hewan(Animal Fiber) cashmir
Sutra : Cocoon
Asbestos : serpentine(chrysotile),Amphiboles
(amosite, crocidolite, tremolite, actinolite,
Serat mineral (Mineral Fiber) Keramik : Glass fibers(Glass wool and Quart)z,
aluminum oxide, silicon carbide, and boron
carbide
Metal : Alumunium

Gambar. Skema klasifikasi serat alami


Serat tumbuhan ( Vegetable fibers ) umumnya terdiri dari selulosa (cellulose). Contoh serat yang tergolong
dalam serat tumbuhan diantaranya adalah Katun (cotton) , linen, jute, flax, ramie, sisal, and hemp. Serat selulosa
banyak digunakan dalam pembuatan kertas dan pakaian .

Menurut Iitaka (1983) sebelum Perang Dunia II serat alami seperti cotton, hemp, silk, dll. yang umum
digunakan sebagai bahan alat penangkap ikan. Setelah berakhirnya Perang Dunia II bahan alat penangkap ikan
mulai ditinggalkan. Serat-serat alami yang masih digunakan dalam dunia perikanan adalah terbatas untuk tali-tali
pendukung, tidak digunakan sebagai tali utama untuk pembuatan alat penangkapan ikan. Sebagai contoh tali
manila digunakan sebagai core pada wire. Core ini berfungsi sebagai penyimpan bahan pelumas tali (grease).
Bila kita mengurut mundur pada tahun 60‐an, saat itu payang, dogol dan bagan tancap masih menggunakan
bahan jaring yang terbuat dari bahan agel dan lawe, selambarnya terbuat dari pintalan serat ijuk atau ramie,
pelampung menggunakan bukuan bambu, tenaga pendorong kapal menggunakan layar dan dayung, dan pemberat
menggunkana batu kali atau batu bata. Tahun 70‐an kantong payang mulai menggunakan serat sintetis, tapi bagian
sayapnya sebagian masih menggunakan agel dan lawe, tros kapal masih menggunakan anyaman ramie, dadung
penambat kerbau masih menggunakan serat bambu. sebagian tali rumpon ada yang masih menggunakan tali ijuk
dan bambu, kemudian tali bambu dan ijuk ditinggalkan, nelayan membuat tali rumpon dari bekas ‐bekas webbing
rusak yang dipintal menjadi tali rumpon. Seiring dengan itu bahan ‐bahan pembuat jaring dari serat alami
ditinggalkan kecuali untuk keperluan tali buangan, topdal, dan benang layar, tali bendera dan kadang‐kadang untuk
tali perum, atau keperluan lain yang tidak berhubungan langsung dengan penangkapan ikan. Namun demikian,
bahan tumbuhan tidak ditinggalkan begitu saja, walaupun tidak digunakan untuk membuat webbing, tapi seperti
bubu masih menggunakan bilahan bambu. Alat penangkap ikan yang tergolong dalam metoda perangkap (trap) sero
misalya masih menggunakan bilahan bambu, penaju pada jermal masih menggunakan batangan kayu, bambu
digunakan sebagai pelampung payang, tiang‐tiang bagan tancap, tiang‐tiang bagan apung dan antang rumpon, joran
pole & line di Sulawesi Utara juga akan tetap menggunakan bambu, dan masih banyak contoh lainnya lagi.
Bahan webbing yang terbuat dari serat cotton yang merupakan serat halus yang memiliki panjang 20 ~ 50
mm dan diameter berkisar antara 0,01 ~ 0,04 mm (Klust, 1973). Dewasa ini tali telah digantikan oleh serat buatan
(man‐made fiber) seperti Polyamide, Polyester dan Polyvinyl alcohol dan lain‐lain. Serat, seperti sisal, manila,
pohon pisang, abaca linen, hemp, dan ramie sabut kelapa, ijuk, memiliki tekstur yang lebih kasar dibandingkan
cotton atau kapok, hanya cocok untuk bahan tali (rope) dan tros. Bahan ‐bahan ini terbuat dari bagian tumbuhan
yang telah mati yang sebagian besar sebelum digunakan harus direndam di dalam air, sangat menyerap air dan
rentan terhadap pembusukan. Pembusukan inilah yang menjadi alasan utama mengapa orang beralih ke serat
buatan. Pembusukan terjadi diakibatkan oleh aktivitas micro organisme khususnya bakteri. Pembusukan terjadi saat
proses dekomposisi bahan organik dimulai. Bahan organic yang mati akan membentuk nutrin‐nutrin anorganik
seperti phosphorus, nitrogen, dan potassium yang merupakan media tumbuh yang sangat baik bagi bakteri. Hal
inilah yang menyebabkan mengapa tali‐tali yang terbuat dari bahan‐bahan ini memerlukan pengawetan seperti
disamak atau diter (coal tar). Akibatnya seperti fishing day akan berkurang, menambah tenaga dan biaya perawatan
dan biaya‐biaya lainnya (financial loss) oleh karenanya orang cenderung lebih banyak memilih bahan tali sintetis.
Klust (1973) telah melakukan penelitian terhadap kemampuan tali cotton dan manila terhadap proses pembusukan
setelah dilakukan berbagai pengawetan.
Sifat menyerap cairan terutama air (water absorption) dari bahan serat alami ini dalam pekerjaan‐pekerjaan
praktis kurang disukai, namun sifat ini dapat dimanfaatkan sebagai penyimpan bahan pengawet atau bahan anti
karat pada kawat baja (steel wire). Tali ini berfungsi sebagai “hati (core)”. Core ini dicelup dengan grease sehingga
pada saat tali baja memperoleh tegangan atau kenaikan suhu maka grease pada core akan meleleh dan melumuri tali
baja. Akibatnya tali baja akan terlumasi dan terlindung dari korosi atau mengurangi gaya gesekan. Sifat permukaan
yang kasar dari serat tumbuhan dimanfaatkan untuk membungkus tali baja, sehingga tali baja tidak menjadi licin.
Hal yang paling tidak menguntungkan dari serat alami di dunia perikanan adalah umur pakainya yang
sangat pendek. Ribuan tahun yang lalu para nelayan tidak mempunyai pilihan lain kecuali menggunakan serat
alami, walaupun tidak sesuai untuk keperluan menangkap ikan (Brand, 1984). Ditemukannya serat buatan
merupakan revolusi yang sangat penting di bidang perikanan modern disebabkan karakteristik dominannya bahwa
serat buatan tidak dapat membusuk. Penemuan ini dapat dikatakan sebagai keajaiban sain, yang memberikan
berbagai kemudahan bagi para penangkap ikan, (Klust, 1973).

1. Serat Tumbuhan

Serat tumbuhan (Vegetable fibers) umumnya terdiri dari selulosa (cellulose). Contoh serat yang tergolong dalam serat
tumbuhan diantaranya adalah Katun (cotton), linen, jute, flax, ramie, sisal, and hemp. Serat selulosa digunakan dalam pembuatan
kertas dan pakaian.
Tabel. Kategori serat Tumbuhan

No Kategori Contoh
1. Serat Bijian (Seed fiber) katun atau kapuk
2. Serat Daunan (Leaf fiber) sisal, agavedan pandan liar
3. Serat kulit (Bast fiber) Jute, henef, hemp, ramie, rotan, dan
pohon pisang
4. Serat Buahan (fruit fiber) Serabut Kelapa dan ada yang masih
dalam penelitian dan pengembagan
5. Serat Pohonan jerami padi, Jerami gandum, ilalang,
(Stalk fiber) termasuk
batang bambu

a. Serat Bijian

Serat bijian dikumpulkan dari pembungkus biji seperti, kapas (cotton) dan kapuk. Serat‐serat ini dipintal dalam ukuran kecil
menjadi benang (Yarn), kemudian dipintal kembali menjadi Strand . Strand dipintal untuk membentuk tali (rope). Serat ini
memiliki kekuatan putus yang lebih besar dibanding dengan serat tumbuhan lainnya. Contoh serat bijian yang masih digunakan saat
ini adalah serat yang berasal dari kapas dan kapuk.

 Kapas
Kapas merupakan serat yang lembut yang tumbuh membungkus biji kapas (Gossypium spp.),
tumbuh subur di wilayah tropis dan subtropis, termasuk Amerikas, India, dan Afrika. Umumnya serat
dipilin menjadi benang digunakan untuk membuat kain yang lembutNama Inggris berasal dari
bahasa arab “al qutun”, yang berarti serat katun. Serat kapas perlu diproses untuk menghilangkan
bijian dan lapisan lilin, protein dll. Kapas terdiri dari selulosa (cellulose) murni dan polymer alami.
Produksi kapas sangat efisien karena hanya kehilangan berat kurang dari 10% selama proses
menjadi gulungan kapas (benang klos) menjadi serat murni. Setiap serat terdiri dari 20 – 30 lapisan
selulosa. Bila kapas kering diurai, seratnya berbentuk datar, terpintal mirip pita, menggelung dan
saling mengikat satu sama lain, sehingga bentuk ini sangat ideal untuk dipilin menjadi yarn.

Gambar. Serat katun Gambar. Benang katun

Gambar. Benang dan rope cotton

 Kapuk

Kapuk (Ceiba pentandra) merupakan tumbuhan tropis berordo Malvales dan famili Malvaceae, tumbuh di
Mexico, Amerika Tengah dan Karibia, Indonesia dan Afrika Barat. Pohon kapuk ini dikenal juga sebagai Java cotton,
Java kapok, atau ceiba. Kapuk dapat tumbuh setinggi 60-70 m dengan diameter batang yang mencapai hingga 3
meter.
Pohon yang sudah dewasa dapat menghasilkan ratusan ratusan buah kapuk. Buah kapuk berisi biji yang
diselimuti oleh serabut halus kekuning‐kuningan yang merupakan campuran antar lignin dan selulosa. Seratnya
sangat ringan, memiliki daya pung yang besar, mampu mengembang dengan sendirinya, sangat mudah
terbakar, dan sangat menyerap air. Proses pemanenan dan pemisahan serat membutuhkan tenaga kerja yang
tidak sedikit dan harus dilakukan secara manual. Serat menggumpal dan tidak dapat dipilin sehingga hanya
dapat digunakan sebagai bahan pengisi kasur, bantal, boneka dan sandaran kursi dan sebagai bahan insulasi.
Pohon kapuk dapat baik di Asia, terutama di Indonesia (Pulau Jawa), dan Malaysia, juga di Pilipina serta
Amerika Selatan
Gambar. Pohon Kapuk Gambar. Serat kapuk

b. Serat Daunan

Serat daunan (Leaf fiber) adalah serat yang diku,pulkan dari serat daunan seperti pandan, sisal, agave dan banyak lagi
jenis daunan yang seratnya dapat dimanfaatkan.
 Sisal
Sisal atau sisal hemp merupakan kelopok agave (Agave sisalana), serat ini bukan kelompok
hemp tapi sering juga disebut dengan hemp, sebab pada dekade tersebut yang pertama
ditemukan adalah serat hemp sehingga serat berikutnya dinamai dengan hemp. Daun sisal
berbentuk seperti pedang. Pohonnya dapat tumbuh hingga ketinggian 1,5 hingga 2 meter.
Dapat tumbuh di sembarang tempat yang kering dan basah.

Pohon Sisal

 Agave
Serat Agave berasal dari serat daunan agave (Agave Americana-Agavaceae Sp.) hampir tidak mudah berubah
bentuk, dapat dicuci berulang‐ulang.

Daun Agave

c. Serat Kulit Pohonan

Serat kulit (Skin fiber) adalah serat yang dikumpulkan dari bagian kulit luar (bast) batang. Serat ini memiliki tensile
strength yang tertinggi diantara serat tumbuhan, oleh karenya serat ini dapat digunakan sebagai bahan Yarn, kertas dan lain‐
lain. Contoh serat kulit ini adalah jute, kenaf, hemp, ramie, rattan, termasuk pohon pisang.

 Jute putih (Corchorus capsularis) merupakan serat yang berukuran panjang, lembut, mengkilap yang dapat dipil
menjadi benang yang kuat. Serat ini dihasilkan dari tumbuhan genus Corchorus, famili Malvaceae. Jute adalah
serat yang hargaya termurah dibanding dengan serat alami lainnya, sedikit dibawah katun dan dapat digunakan
untuk berbagai keperluan. Komposisi serat Jute sebagian besar terdiri dari material tumbuhan, selulosa, dan lignin
(komponen utama serat kayu). Sehingga lingo-cellulosic fibre terdiri sebagian serat tekstil dan sebagian serat kayu.
Serat ini tergolong pada kelompok serat bast (serat yang dikumpulkan dari serabut atau kulit tumbuhan). Serat jute
berwarna putih kecoklatan dengan panjang 1 – 4 meter.

Pohon Yute Serat Yute


Webbing Yute
 Henef
Henef atau Kenaf (Hibiscus cannabinus) adalah spesies Hibiscus, yang tumbuh baik di Asia Tenggara. Namanyapun
berasal dari nama pohonnya. Henef memiliki karakteristik yang sama dengan Jute. Nama lainnya adalah Bimli, Ambary,
Ambari Hemp, Deccan Hemp, dan Bimlipatum Jute. Henef tumbuh dengan
ketinggian pohon antara 1.5 -3.5 meter.

Serat Henef Jaring Henef Benang Henef

Diameter batang sekitar 1-2 cm, bercabang sedikit. Batangnya menghasilkan dua jenis serat, serat yang lebih kasar tumbuh
di lapisan luar dan serat halus di lapisan dalam. Serat henef digunakan untuk membuat tali (rope), twine, kain kasar. Henef
tumbuh jauh lebih cepat dibanding dengan tanaman keras lainnya. Henef merupakan tumbuhan yang
memberikan alternatif yangmenjanjikan misalnya dalam industri pulp sebagai bahan
pembuat kertas, dan merupakan tummbuhan yang sangat bernilai jual tinggi. Buah henef dapat mengandung minyak
tumbuhan dengan kadar omega antioxidant yang tinggi. Kenef juga merupakan bahan baku dalam pembuatan kosmetik, dan
sebagai alternatif pengganti bahan bakar non migas.
 Hemp
Hemp adalah nama tumbuhan yang tergolong dalam genus Cannabis. Hemp dapat digunakan dalam berbagai keperluan,
termasuk sebagai bahan pembuat tali temali yang memiliki kekuatan pustus yang besar, pakaian, dan produk nutrisi.Produksi
serat hemp telah berlangsung sejak dua abad yang lalu, sebelum terjadinya revolusi industri serat hemp sangat
populer karena kuat dan cepat pertumbuhannya. Namun demikian, hemp telah digantikan dengan serat tumbuhan
lainnya seperti manila dan jute atau serat lainnya seperti wool, sisal dan kemudian ditemukannya nylon.

Jaring Hemp

Pohon

Serat Hemp Benang Hemp


Sedangkan sebagai bahan webbing telah digantikan dengan katun dan serat‐serat sintetis. Tali Hemp terkenal mudah
rusak karena rapuh. Kerusakan tali hemp dimulai dari bagian dalam ke luar, sehingga hemp masih tampak baik sebelum
putus. Hemp memerlukan pengawetan (tarring) yang mahal jika hendak digunakan di kapal. Serat hemp telah digantikan
dengan serat Manila, yang tidak memerlukan proses pengawetan.

Hemp dikupas dari batangnya dengan menggunakan tangan. Batang hemp dipotong sekitar 2–3 cm dari atas tanah
dibiarkan tergeletak di atas tanah hingga kering selama kurang lebih empat hari. Secara tradisional proses pengulitan diawali
dengan merendamnya di air hingga mengambang, atau digeletak‐kan di atas tanah (dew retting). Proses modern adalah
dengan menggunakan uap untuk memisahkan kulit dari batannya. Proses ini dikenal dengan thermo‐mechanical pulping.
 Ramie
Ramie (Boehmeria nivea) fiber merupakan serat alami terkuat dibanding dengan serat alami lainnya, bahkan lebih kuat
jika dalam keadaan basah, bentuknya stabil, tidak mudah mengkerut, berwarna cerah. Sangat baik untuk membuat
packing untuk permesinan kapal.

Pohon Ramie Benang Ramie Packing


Ramie

 Rotan
Rotan bagi kita bukan barang yang asing. Rotan tumbuh dengan baik di hutan‐hutan
tropis seperti di Indonesia, Asia, Afrika dan Australia. Rotan tumbuh merambat di
pohon. Batangnya berdiameter 2 – 3 cm dan berbuku panjang. Indonesia memiliki
populasi rotan sekitar 70% di dunia, tumbuh subur tersebar di Kalimantan,
Sulawesi, dan Sumbawa. Selain Indonesia, negara pemasok rotan dunia adalah
Pilipina, Sri lLanka, Malaysia dan Bangladesh.

Rotan dapat digunakan dalam berbagai keperluan, khususnya dalam industri furniture. Hampir seluruh batang rotan
dapat dimanfaatkan, baik kulit maupun bagian core‐nya. Rotan adalah serat tumbuhan yang sangat baik karena, cukup ringan,
tahan lama, fleksibel, dan tentunya kuat dan kaku, namun mudah dibentuk.

d. Serat Buahan

Serat buahan (Fruit fiber) adalah serat yang dikumpulkan dari buahan seperti serabut kelapa. Sebagian serat buahan lainnya
ini masih dalam tingkat penelitian dan pengembangan.

Komposisi butiran serat buahan yang dipadatkan memiliki tingkat densitas tinggi, yang cukup mampu menahan gesekan
mekanik dalam pengepakan, pengiriman dan penggunaan umum.

Serat Buah Nanas


e. Serat Pohon
Serat pohonan adalah serat yang berasal dari kulit atau batang tumbuhan seperti jerami padi, Jerami gandum, ilalang,
termasuk batang bambu. Serat bambu masih digunakan dibidang perikanan saat ini misalnya untuk tali rumpon, pengikat
rangkaian bagan tancap, atau sero.
Perangkap ikan masih menggunakan bahan dari
bilahan batangan bambu (Jawa) dan rotan
(Kalimantan).

Alat Tangkap Bubu dari bahan Bambu

Serat batang pisang terbuat dari pelepah batang piang. Perempuan Nepal sangat ahli dalam memproses,
menghaluskan (refined), dan memintalnya. Haya bagian terluar dari pelepah pohon pisang yang dipanen kemudian
direndam di dalam air untuk mempercepat proses.

Benang terbuat dari batang Pisang

Pohon waru (Hibiscus tiliaceus) bagi kebanyakan orang awam hanya sbatas pohon “berhantu” yang tumbh di tepi
pantai, sebagian lagi dapat memanfaatkan kulitnya sebagai bahan tali. Orang Tahiti justaru membuat alat penangkap ikan
dari bahan kulit pohon waru.

Kain dari Kulit Waru Jaring dari Kulit Waru

2. Serat Hewani
Serat hewani (Animal fiber) umumnya sebagian besar terdiri dari protein, yang secara langsung dapat
digunakan adalah sutra (silk), bulu(hair/fur) atau dikenal dengan nama wool. Serat hewani yang umum digunakan adalah
yang berasal dari bulu. Tidak semua serat hewani memiliki sifat yang sama. Serat Alpaca (Alpaca fiber) dikenal dengan
kehalusannya. Sutra dengan kecerahan dan kekuatannya. Berbeda dengan serat buatan yang kesemuanya mirip sama. Serat
hewani diproses secara manual, yakni dipintal dengan tangan alat‐alat konvensional pemintalan untuk membentuk yarn.

 Silk

Sutra terbentuk dari protein alami. Tipe yang sangat dikenal adalah sutra yang diperoleh dari kepompong ulat sutra. Sutra
yang berwarna cerah memiliki keuatan putus yang tertinggi diantara serat hewani. Sebagai bahan alat penangkap ikan
walaupun sangat kuat namuan harganya sangatlah mahal.

Ulat Sutra Serat Sutra

 Wool
Wool adalah serat yang diperoleh dari bulu hewan dari family Caprinae, terutama biri-biri. Namun demikian, bulu hewan
yang diperoleh dari domba, alpaca, dan kelinci juga disebut dengan wool.

Domba Penghasil Woll Benang Woll


Apacha

3. Serat Mineral

Serat mineral terbentuk secara alami, baik sebagai serat maupun modifikasi dari mineral. Serat mineral dapat
dikategorikan sebagai berikut:

 Asbestos: Satu-satunya serat mineral yang terbentuk secara alami. Jenisnya adalah serpentine (chrysotile),
amphiboles (amosite, crocidolite, tremolite, actinolite, dan anthophyllite).
 Serat keramik (Ceramic fibers) : Glass fibers (Glass wool dan Quartz), aluminum oxide, silicon carbide, dan boron
carbide
 Serat metal (Metal fibers): Aluminum fibers.

Serat Aluminium Serat asbes

Serat Keramik Benang Keramik


4.2 Menunjukan 4.2.1  Menggunakan  Mengetahui  Tes  Modul
Mengetahuikegunaan tali berbagai macam keuntungan dan tertulis  Macam-
sifat bahan alat natural dan sintetis serta tali dari bahan kerugian dalam  Tes lesan macam serat
penangkap ikan kerugiannya dalam natural dan sintetis menggunakan tali  Observasi
untuk mengetahui dari bahan natural
penggunaan
dari serat alam keuntungan dan dan dari bahan
kerugiannya sintetis
dan buatan

A. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TALI


Seperti yang kita ketahui bersama, tali adalah sebuah alat bantu manusia yang sudah ada sejak ribuan bahkan puluhan ribu tahun
yang lalu. Dari jaman dahulu hingga sekarang, tali masih tetap menjadi pilihan sebagian orang untuk membantu meringankan pekerjaan
mereka. Dan dalam hal ini, tali bukan digunakan pada satu bidang pekerjaan saja, melainkan berbagai macam bidang pekerjaan.

Padahal seperti kita juga ketahui bersama, jaman modern seperti sekarang ini banyak sekali telah diciptakan alat bantu untuk
menggantikan fungsi dari tali seperti wire rope, webbing sling, ratchet strap, dll. Taukah anda apakah yang menjadi penyebab masih
digunakannya tali sampai saat ini, walaupun kita semua sudah ada di jaman modern seperti sekarang ini?

Tentunya jawaban ini dapat dijawab dengan kelebihan dari tali yang tidak dimiliki oleh alat bantu lainnya. Dan semua kelebihan
dan kekurangan dari tali jika dibandingkan dengna alat bantu lainnya yang serupa akan kami rangkum melalui poin-poin dibawah ini :

1. KELEBIHAN TALI
Pada jaman dahulu, tali dibuat dari bahan-bahan seperti serat-serat pohon kurma, linen, rerumputan, papyrus, kulit ataupun
bulu-bulu binatang. Namun sekarang dengan berubahnya jaman dan teknologi, manusia mulai menciptakan serat buatan yang dibuat dari
bahan dasar minyak bumi. Mereka menyebut serat tersebut dengan sebutan serat sintetis yang memiliki kekuatan yang lebih kuat
dibandingkan serat-serat alami yang sudah kami jelaskan diatas. Jadi hingga saat ini, tali dibuat dari kedua bahan tersebut, yaitu serat
alami dan juga serat buatan ( sintetis ). Kelebihan dari kedua serat tali tersebut diantaranya :

a. KELEBIHAN TALI DARI SERAT ALAMI


Yang kami maksud serat alami disini adalah serat-serat dari tumbuhan dan juga hewan. Serat-serat alami ini dipintal dan
dikepang bersamaan sampai membentuk kesatuan yang kokoh dan kuat yang dinamakan dengan tali. Tali dari serat alami ini memiliki
beberapa kelebihan yaitu diantaranya :

 Harga lebih terjangkau.


 Tampilannya lebih natural, sehingga banyak digunakan untuk dekorasi ruangan.
 Tidak mudah pecah walaupun sering terbanting.
 Tidak terlalu kaku.
 Tidak dapat meleleh.

b. KELEBIHAN TALI DARI SERAT SINTETIS


Tali dengan bahan serat sintetis kebanyakan diproduksi manusia dengan menggunakan mesin. Sehingga semua proses
pembuatan dari tali sintetis ini sudah distandarisasikan sesuai standard internasional agar aman digunakan. Tetapi apa sajakah kelebihan
dari tali yang terbuat dari bahan serat sintetis ini :

 Tahan terhadap zat-zat kimia.


 Tidak dapat membusuk karena jamur dan lumut.
 Tahan terhadap abrasi.
 Memiliki nilai breaking load lebih tinggi dibandingkan tali dari serat alami.

2. KEKURANGAN TALI
Semua benda yang diciptakan manusia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, yang artinya karena kami telah membahas
tentang kelebihan tali, maka kali ini kami akan membahas tentang kekurangan dari tali itu sendiri. Dan beberapa kekurangan dari tali ini
akan kami bahas pada beberapa poin dibawah ini :

a. KEKURANGAN TALI DARI SERAT ALAMI


Tali dari serat alami ini memiliki beberapa kekurangan yang mungkin perlu anda perhatikan agar nantinya anda tidak salah
dalam memilih jenis tali yang anda butuhkan. Dan kekurangan tali dari serat alami ini diantaranya :

 Rentan terhadap sinar UV


 Rentan terhadap bahan-bahan kimia.
 Tidak memiliki nilai breaking load yang terlalu tinggi.
 Saat tali basah, nilai breaking load dari tali jenis ini akan berkurang.
b. KEKURANGAN TALI DARI SERAT SINTETIS ( BUATAN )
Setelah kami membahas sedikit tentang kekurangan dari tali serat alami, selanjutnya kami akan membahas tentang kekurangan
tali dari serat sintetis ( serat buatan ). Dan kekurangan-kekurangan tersebut tentunya juga perlu anda perhatikan sebagai pedoman anda
sebelum membeli tali dari serat sintetis ini. Kekurangan dari tali sintetis diantaranya :

 Karena terbuat dari serat buatan, bahan ini tidak terlalu kuat terhadap sinar matahari dan panas secara terus menerus.
 Sebagian ada yang kaku sehingga tidak elastis.
 Dapat meleleh jika mengalami gesekan secara terus-menerus.

Kegiatan Alokasi waktu


Kompetensi dasar Indikator Materi Sumber
pembelajaran Penilaian
pembelajaran TM PS PI belajar

3.3 3.3.1 Memahami  Syarat – syarat  Mengetahui  Tes 3 9  Modul


penggunaan bahan bahan alat Syarat – syarat tertulis  Syarat –
Menerapkan alat penangkapan penangkapan bahan alat  Tes lesan syarat alat
ikan sesuai dengan ikan penangkapan  Observasi penangkapan
penggunaan syarat - syaratnya ikan ikan
bahan alat
penangkapan
ikan sesuai
dengan syarat-
sayaratnya

Anda mungkin juga menyukai