a) Bahan Utama
Bahan utama adalah bahan yang paling banyak digunakan dalam
pembuatan suatu busana atau lenan rumah tangga. Bahan utama
sangat berperan bagi penampilan dan mutu suatu busana atau
lenan rumah tangga.
Dalam dunia pertekstilan Anda mengenal beraneka ragam bahan
tekstil yang indah dan menarik. Bahan tekstil/kain ini telah melalui
suatu proses yang panjang hingga sampai ke konsumen.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 1
(c) Macam-Macam Renda
(d) Macam-Macam Benang
(e) Macam-Macam Bahan Aplikasi
Serat Tekstil
Selulosa Serat Rayon Viskosa
Serat Rayon Asetat
Serat Rayon Kupro Amonium
Serat Buatan
a) Tenunan (Woven)
Kalau Anda memperhatikan selembar kain, maka Anda
akan mengetahui arah panjang dan lebar kain, serta pinggir kain
atau tepi kain. Ketika Anda mengamati kain dengan lebih teliti
maka Anda bisa melihat kain dengan lebih teliti maka Anda bisa
melihat susunan benang-benang yang sejajar dan searah dengan
tepi kain dan benang-benang yang melintang.
Benang-benang yang sejajar pinggir kain disebut dengan
Benang Lusi. Sedangkan benang yang melintang disebut dengan
Benang Pakan. Benang lusi dan benang pakan saling menyilang
satu sama lain.
Setiap bahan tenunan mempunyai pinggir atau tepi kain
(selvage) sepanjang kedua sisi kain dan biasanya dibuat lebih
tebal dengan cara memakai benang gintir atau memperbanyak
jumlah benang lusi dibandingkan pada bagian tengah kain. Lebar
pinggir kain bervariasi seAndar 0,5 cm sampai 1 cm. Hal ini
bertujuan untuk menguatkan kain dan melindungi benang-benang
supaya tidak mudah bertiras.
Selalu pastikan bahwa benang-benang pakan ada pada
sudut yang tepat pada tepi kain (selvage). Hal ini menunjukkan
bahwa bahan terletak pada lajurnya atau sesuai dengan arah
serat (grain line) suatu hal yang harus dipertimbangkan ketika
Anda memotong bahan.
Kekencangan dari suatu tenunan tergantung pada jumlah
benang-benang lusi dan benang-benang pakan dalam setiap 1
cm2. Hal ini biasa disebut dengan Tetal Kain. Banyaknya benang
lusi per 1 cm dan benang pakan per 1 cm masing-masing disebut
dengan tetal lusi dan tetal pakan.
Konstruksi tenunan dibedakan berdasarkan silang tenunan,
yaitu silang dasar dan silang dasar yang divariasi. Ada tiga macam
silang dasar, yaitu silang polos, silang kepar, dan silang satin.
Dalam perkembangannya ada bermacam silang tenunan tetap
pada dasarnya merupakan variasi dari ketiga silang dasar
tersebut, kecuali untuk tenunan yang berpola (patterned).
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 4
(1) Kain Tenun Dengan Silang Polos
b) Rajutan (Knitted)
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 6
Berbeda dengan kain tenun yang dibuat dengan
menyilangkan dua macam benang yaitu benang lusi dan benang
pakan, maka kain rajut pada dasarnya dibuat dengan cara
membentuk sengkelit-sengkelit. Dari satu macam benang saja
yang searah dengan lebar kain atau yang searah dengan panjang
kain.
Apabila Anda mengamati selembar kain rajut, Anda akan
melihat alur-alur pada kain itu baik ke arah panjang kain maupun
ke arah lebar kain. Alur-alur ini terbentuk oleh rangkaian
sengkelit. Menurut arah alur tersebut istilah baris sengekelit
(wale) dan deret jeratan (course), baris sengkelit (wale) adalah
satu deretan sengkelit ke arah panjang kain yang dalam
pembuatannya dibentuk oleh sebuah jarum. Sedangkan deret
sengkelit (course) adalah satu deretan sengkelit rajut ke arah
lebar kain.
Konstruksi kain rajut berbeda dengan kain tenun, maka
sifat-sifatnya pun berbeda pula. Kain rajut pada umumnya mulur
dan daya elastisitasnya lebih tinggi daripada kain tenun, sehingga
kain rajut cocok untuk pakaian-pakaian yang berukuran tubuh
(body size) dan mengikuti bentuk tubuh tanpa mengganggu
gerakan tubuh (press body). Hal ini disebabkan karena adanya
lengkungan sengkelit pada kain rajut dapat mudah tertarik ke
segala arah.
Kelemahan dari rajutan adalah apabila sehelai benangnya
putus maka akan mudah menjalar melepaskan sengkelit lainnya,
sehingga lubang kain menjadi bertambah besar. Tetapi dengan
perkembangan teknologi di bidang rajut, telah banyak dibuat kain
rajut yang kokoh seperti kain tenun tanpa mengurangi
elastisitasnya.
Konstruksi bahan rajutan bermacam, diantaranya adalah
sebagai berikut.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 7
Gambar 2.4 Konstruksi kain rajut rata dan hasilnya
c) Anyaman
d) Buhul
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 9
Gambar 2.8 Contoh hasil buhul/makrame
e) Kaitan
Teknik membuat kain yang lain adalah mengait dan
hasilnya dinamakan crochet (kaitan). Kaitan dibuat dari benang
kait, misalnya benang wol, benang akrilik, benang katun, benang
nilon maupun jerami (raffia) dan lainnya.
Mengait menggunakan jarum kait (haak-pen/Belanda,
Crochet needle/Inggris) dari ukuran kecil sampai besar,
disesuaikan dengan benang yang dipergunakan. Jarum kait yang
kecil (jarum bernomor kecil) dipakai benang yang kecil (halus).
Benang yang besar menggunakan jarum kait yang besar (jarum
bernomor besar).
Nomor jarum kait ukuran standar internasional adalah dari
0.60 sampai dengan 7.00. Contoh hasil kaitan ialah blus, vest
(rompi), selendang, taplak meja, seprei, tas, topi, dan lainnya.
Ada bermacam-macam kaitan antara lain:
Kaitan Biasa
Kaitan Tunisia
Kaitan Irish
Kaitan Amerika
Kaitan Renda
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 10
kaitan yang dibentuk menjadi benda kaitan, seperti taplak
meja, selendang, dan lainnya.
1 2 3 4
f) Renda
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 13
Yang dimaksud dengan renda di sini adalah kain renda
(lace), yang dibuat dengan tangan ataupun dengan mesin. Dalam
rumah tangga dipergunakan untuk taplak meja, tirai jendela,
sebagai pakaian (dress/gaun), pakaian dalam (lingerie), dan
saputangan. Corak kain renda dapat terdiri atas dua bagian yaitu
bagian yang merupakan dasar dan bagian lainnya merupakan
sekelompok motif-motif tertentu, misalnya motif bunga. Benang
linen biasanya dapat dibuat renda yang nyata (dengan benang
besar), yang dikerjakan dengan tangan atau mesin. Tetapi,
benang kapas, rayon, nilon, atau sutra dibuat dengan mesin. Ada
beberapa macam renda, yaitu filet, renda simpul (frivolite), dan
tula (tulle)
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 14
Gambar 2.15 Renda Frivolite
g) Kempa
Biasanya dibuat langsung dari serat wol. Bulu-bulu pada
permukaan tenunan, ikatannya kurang kuat, sehingga dapat
bebas bergerak pada bulu benang sebelah dalam. Serat wol akan
menggelembung dalam air dan saling mengait/menjerat satu
sama lainnya dan akan tetap dalam keadaan demikian ketika
dikempa.
Karena obat kempa dan proses kempa, bulu wol akan
menyusut, sehingga tenunan menjadi padat. Padat eratnya
tenunan dipengaruhi oleh obat kempa, juga oleh kelembaban dan
kenaikan suhu (panas) yang dipergunakan dalam proses kempa.
Contoh kain yang dikempa adalah laken sedangkan serabut
yang dikempa ialah felt.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 15
(c) Kain setengah berat dengan berat 140-250 gr/m2
(d) Kain berat > 250 gr/m2
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 16
No. Berat Nama Kain Contoh Bahan
Kain Tweed
4. Kain Berat
Kain Kanvas
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 17
Misalnya kain sapu tangan, kain serbet, kain yang akan di-merser,
benang jahit, bahan pelapis (lining/voering), dan sebagainya.
b) Penyempurnaan Tambahan
Penyempurnaan tambahan dilakukan untuk mempe-roleh
tekstur (lembut, kaku), kilau, pola timbul, serta sifat tahan
gesekan pada kain. Pelaksanaannya dapat dikerjakan secara
mekanis atau kimiawi.
(1) Mengalander
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 18
Penyetrikaan (calandering) merupakan proses penyem-
purnaan mekanik yang dilakukan dengan melewatkan bahan
kain dalam kondisi terbentang melalui suatu susunan rol
logam yang dipanaskan dan rol lunak, misalnya dari kertas
wol dan lainnya.
Terdapat bermacam-macam cara penyetrikaan, tergantung
pada hasil akhir yang dikehendaki. Misalnya penyetrikaan
sederhana atau kilap biasa, kilap tinggi, buram, moire (corak
riak-air), Embosing (pahatan, digunakan untuk menghasilkan
corak pada permukaan kain). Setiap jenis penyetrikaan akan
memberikan hasil yang berbeda.
(2) Memerser
(5) Mengempa
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 20
menarik, sehingga memerlukan penganjian dan
penyetrikaan yang sifatnya sementara, dan kusut kembali
karena pencucian. Untuk mendapatkan kain selulosa yang
bersifat anti kusut permanen, diperlukan proses
penyempurnaan dengan resin, juga untuk kain campuran
selulosa dengan serat buatan. Kain serat sintetik tidak
memerlukan penyempurnaan tahan kusut karena sifat-sifat
dari serat sintetik sudah anti kusut.
(7) Menstabilisasi
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 22
(b) Penyempurnaan Dekatis
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 24
Aseton melarutkan kain asetat.
Fenol 90% melarutkan nilon.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 25
b. Penyelidikan Dengan Uji Pembakaran
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 26
sesuatu yang dapat diraba (tactile). Benda-benda yang "terasa"
halus juga "kelihatan" halus.
Pengamatan dengan meraba ada 2 macam, yaitu:
k 2 k1
Daya Mulur (%) 100 %
k1
Keterangan:
k1 = Kain sebelum ditarik
k2 = Kain sesudah ditarik
Contoh:
Bahan ukur sebelum ditarik 5 cm dan sesudah ditarik menjadi
8 cm. Berapakah daya mulurnya?
k 2 k1
Rumus: Daya Mulur (%) 100%
k1
85
100 %
5
= 0,6%
Jadi daya mulur kain tersebut adalah 0,6%.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 27
(2) Daya serap
Contoh:
Bahan ukur dengan ukuran 20 cm x 20 cm dengan berat kain
ringan dimasukkan dalam air (80 ml). sewaktu diangkat
dengan pinset tersisa 75 ml. Berapakah daya serapnya?
s 2 s1
Rumus: Daya Serap (%) 100%
s1
80 75
100 %
80
= 0,06%
Jadi daya serap kain tersebut adalah 0,06%.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 29
c. Rangkuman
d. Tugas
e. Test Formatif
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 30
f. Kunci Jawaban
Mercerized
Sanforized
Fast colour
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 31
Merupakan penyempurnaan yang dilakukan pada bahan tekstil
yang bertujuan untuk menguatkan warna dari pudar
Serat-serat protein
Serat-serat selulosa
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 32
Setelah Anda mempelajari dan mengenal bahan tekstil, langkah
selanjutnya adalah menerapkan pengetahuan tersebut dalam memilih
bahan tekstil untuk membuat busana yang sesuai dengan keinginan
konsumen. Agar dapat memilih bahan yang tepat perlu memperhatikan
faktor-faktor berikut.
- Unsur-unsur desain pada bahan tekstil
- Pemilihan bahan tekstil (kegunaan, kesempatan, karakteristik
penanganan, model dan lebar kain)
- Kriteria pemilihan bahan tekstil dengan memperhatikan faktor-faktor
mendesain busana.
a) Warna
Seperti Anda ketahui warna mempengaruhi beberapa hal,
misalnya:
(1) Membuat lebih indah
(2) Mempunyai arti tertentu
(3) Mempengaruhi suasana/keadaan si pemakai
Misalnya:
Kesempatan belanja siang hari hindarilah warna yang
menyolok.
Untuk busana tidur dan busana bayi pilihlah warna yang
lembut.
Busana pesta malam sebaiknya berwarna menyolok, cerah
ataupun gelap.
Suasana ke tempat duka sebaiknya pilih warna gelap.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 33
(4) Sesuaikan warna busana dengan warna kulit dan rambut
Orang yang warna kulitnya gelap hindarilah warna putih,
karena akan kelihatan lebih gelap.
Orang yang berwarna kulit terang/kuning langsat akan
kelihatan pucat kalau menggunakan busana berwarna
kuning.
(1) Corak
(1) Searah
Corak bahan mengarah hanya pada satu sisi. Sangat erat
kaitannya dengan cara meletakkan bahan. Motif pola searah
diantaranya: garis-garis, kotak-kotak, anyaman-anyaman dan
motif alam yang mengarah ke satu sisi.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 34
Gambar 2.17 Pola-pola motif searah
(2) Corak dua arah
Corak bahan mengarah pada semua sisi, lebih mudah dalam
meletakkan pola pada bahan. Pada waktu meletakkan pola di
atas bahan Anda hanya memperhatikan arah serat (grain line)
dan efisiensi penggunaan bahan.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 35
Jatuhnya Bahan
Jatuhnya bahan pada saat dipakai mempunyai pengaruh
besar pada hasil akhir penampilan si pemakai. Efek dari jatuhnya
bahan dikelompokkan dalam kaku, berpegang teguh, lembut,
melangsai dan ringan/melayang.
(1) Kaku
Bahan ketika dibentang jatuhnya langsung dan tidak bergerak,
seperti bahan yang dikanji.
Contoh: drill, twill, kanvas, dan lain-lain.
(3) Lembut
Ketika bahan diremas terasa lembut di tangan.
Contoh: sutera
(4) Melangsai
Bahan jika digantung lembut tetapi berat.
Contoh: satin
(5) Ringan/melayang
Bahan jika digantung lembut, ringan dan melayang.
Contoh: sifon.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 36
2) Pemilihan Bahan Tekstil (Kegunaan, Karakteristik
Penanganan, Desain dan Lebar Kain)
a) Kegunaan
(1) Pakaian
Semua yang Anda pakai untuk menutupi bagian-bagian tubuh
atas dan bawah (terdiri dari rok, blus, celana, kemeja)
b) Karakteristik Penanganan
c) Desain
Untuk memperoleh busana yang sesuai dengan desain
diperlukan pemilihan bahan tekstil yang tepat. Macam desain
busana yang terdapat dalam majalah mode dapat dikelompokkan
menjadi desain suai (lurus), berkerut, berlipit, klok (lingkaran),
draperi dan pias.
Untuk memperoleh hasil busana sesuai dengan desain
diperlukan pemilihan bahan tekstil yang tepat. Satu desain busana
dibuat dengan bahan yang berbeda, hasilnya pun akan berbeda.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 37
Gambar 2.19 Busana desain sama dengan berat berbeda
d) Lebar Kain
a) Usia
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 38
b) Kesempatan Pemakaian
c) Waktu Pemakaian
d) Postur Tubuh
Tidak semua wanita lahir dengan tubuh seperti super model dunia
yang memiliki dada, pinggang dan pinggul ideal. Justru banyak
wanita lahir dengan bentuk tubuh yang memiliki kekurangan di
sana sini. Jadi diantara bentuk tubuh ini, Anda termasuk yang
mana?.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu tujuan berbusana
adalah untuk menutupi kekurangan yang diakibatkan bentuk
tubuh yang tidak ideal, maka memilih bahan tekstil harus
disesuaikan dengan postur atau bentuk tubuh. Apakah tinggi
kurus, pendek kurus, tinggi besar, atau pendek gemuk.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 39
Gambar 2.20 Bentuk tubuh tinggi kurus
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 40
Gambar 2.22 Bentuk Tubuh Tinggi Besar
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 41
e) Warna Kulit
(1) Untuk yang berwarna kulit gelap, hindari warna putih, karena
akan kelihatan lebih gelap.
(2) Yang mempunyai kulit terang/kuning akan kelihatan pucat bila
menggunakan warna muda, terutama warna kuning muda.
(3) Pada prinsipnya pilihlah warna-warna yang tidak terlalu
kontras warnanya dengan warna kulit.
f) Kepribadian
(1) Orang yang sifatnya lincah akan lebih serasi jika memilih
bahan tekstil dengan warna-warna yang terang/ menyala.
(2) Orang yang pendiam, kalem, tenang akan lebih sesuai
dengan warna-warna yang redup/gelap.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 42
Contoh Nama Bahan Tekstil untuk Pembuatan Busana dan Lenan
Rumah Tangga
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 43
Contoh-contoh Pemilihan Bahan Sesuai Dengan Desain
Katun adalah suatu bahan yang selalu berubah-ubah atau tidak tetap,
sehingga sifat penampilannya pun susah untuk diketahui, tetapi katun
tenunan memperlihatkan sifat sebagai:
suatu bahan yang kaku
suatu bahan yang bertekstur kusam
suatu bahan yang terasa kuat
Katun adalah bahan
yang paling ekonomis
dari segala bahan
alami, sehingga
kebanyakan tipe katun
pada kenyataannya
100% memiliki serat
katun. Ada suatu trend
yang populer bagi
pabrik-pabrik tekstil
untuk mencampur
bahan katun dengan
poliester, hal ini akan
memberikan suatu
bahan yang
berpenampilan serupa
katun dengan perbaikan
Gambar 2.24. Desain yang sesuai untuk
bahan katun daya lentingnya.
Oleh karena ada komponen sintetisnya, maka akan berpengaruh juga
terhadap pemilihan jenis benang jahit, serta temperatur setrika, dan tentu
saja cara pemeliharaan atau pencu-ciannya.
Kemungkinan Penggunaannya
Banyak tipe bahan linen yang sesungguhnya dibuat dari serat-serat lainnya.
Pabrik-pabrik tekstil kebanyakan mempergunakan campuran seperti
poliester dan viskose yang memberikan daya lenting yang tidak terdapat
pada linen asli, sehingga bisa menekan harga dan lebih terjangkau.
Campuran serat sintetis terasa kurang sejuk dibandingkan dengan serat
alami, tetapi merupakan suatu pilihan yang meyakinkan untuk membuat
busana eksklusif dan gagah, serta mudah pemeliharaannya. Itulah yang
diutamakan. Campuran antara bahan linen dan bahan katun juga populer di
masyarakat umum.
Kemungkinan Penggunaannya
Tipe bahan linen yang gemersik akan menarik bagi para perancang busana
untuk mendapatkan setelan tailored, celana (pant), rok bawah (skirt),
celana pendek (shorts). Sedangkan bahan linen yang lebih halus cocok
untuk atasan (blus) dan gaun (dress) yang anggun.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 45
(3) Bahan Wol
Kemungkinan Penggunaannya
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 46
(4) Bahan Sutera
Kemungkinan Penggunaannya
Tipe bahan sutra yang lembut dan halus sering kali dipilih oleh para
perancang untuk gaun-gaun, blus, kemeja, busana malam (evening
dress), busana-busana anggun, bahkan juga busana tidur yang mewah.
Tipe bahan sutra mentah/kasar jika dibuat busana tailored harian akan
kelihatan sangat bagus sekali karena memiliki kilapan yang lebih buram
daripada bahan sutra yang halus.
Tipe bahan sutra brocade dianjurkan penggunaannya untuk rompi (vest),
jas malam, dan kemeja pesta.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 47
(5) Bahan Rajut
Kemungkinan Penggunaannya
Bahan rajut yang lebih kuat dan berat diperuntukkan bagi model-model
yang lebih tailored. Bahkan, rajutan yang dinamakan ribbing mempunyai
kapasitas daya lekat lebih besar, yang cocok dan bagus untuk gaun-
gaun ketat, bando penutup kepala (bandana), celana ketat melekat, dan
rok mini.
Bahan rajut super stretch seperti bahan lycra adalah suatu pilihan yang
nyata untuk pakaian renang (swim-wear) dan pakaian aerobic.
Bahan rajut fleecy knits yang berbulu kapas bagus untuk setelan pakaian
joging dan kemeja sweter.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 48
(5)Bahan Manik-manik (Beaded), Palyet (Pailette/Sequin) atau Bahan
Metalik
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 49
c. Rangkuman
Untuk memilih bahan tekstil yang sesuai dengan desain, Anda harus
memperhatikan faktor-faktor berikut: warna, corak, jatuhnya bahan,
dan serta tekstur. Selain itu juga memperhatikan faktor kegunaan,
kesempatan, karakteristik penanganan, desain serta lebar bahan. Di
samping itu pemilihan bahan tekstil juga berdasarkan unsur-unsur
mendesain.
d. Tugas
Bentuk
Gambar Tubuh & Jenis Bahan
No. Kesempatan
Desain Warna Kulit yang Sesuai
Pemakai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 50
e. Test Formatif
6. Agar busana Anda menarik, faktor apa yang perlu Anda diperhatikan
dalam pemilihan bahan tekstil.
7. Bagaimana saran Anda dalam memilih bahan tekstil bagi orang:
Pendek kurus
Pendek gemuk
8. Bagaimana cara menangani bahan beledu ketika akan menggunting
bahan sesuai pola?
f. Kunci Jawaban
1. Untuk memilih bahan tekstil yang sesuai dengan desain, Anda harus
memperhatikan faktor-faktor berikut: warna, corak, jatuhnya bahan,
dan serta tekstur. Selain itu juga memperhatikan faktor kegunaan,
kesempatan, karakteristik penanganan, model serta lebar bahan. Di
samping itu pemilihan bahan tekstil juga berdasarkan unsur-unsur
mendesain, yaitu: usia, kesempatan pemakaian, waktu pemakaian,
postur tubuh, warna kulit, dan kepribadian.
2. Dalam memilih bahan tekstil bagi orang:
Pendek-kurus
Pilih bahan dengan motif yang kecil-kecil atau sedang.
Gunakan bahan-bahan yang lembut dan agak tipis.
Hindari warna-warna gelap dan tua.
Pendek gemuk
Hindari motif dengan garis horisontal, sebaiknya pilih bahan
dengan garis vertikal.
Hati-hati menggunakan corak kotak-kotak sedang atau besar,
karena akan kelihatan bertambah lebar.
Bahan dengan corak lingkaran besar dan sedang membuat si
pemakai kelihatan gemuk.
Pilihlah bahan berbintik kecil agar penampilan Anda lebih
manis.
Hindari bahan yang kaku dan melangsai atau bahan yang
tebal.
Hindari bahan bercorak besar yang dikombinasikan dengan
bercorak pula, karena hal ini akan membuat si pemakai
kelihatan besar.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 51
3. Bahan-bahan berkilau dan berbulu harus cermat penanganan-nya.
Terutama ketika akan meletakkan bahan (layout) semua pola harus
terletak pada satu arah, ke atas atau ke bawah saja. Sehingga hasil
akhirnya motif/corak berkesinambungan
g. Lembar Kerja
1) Alat
- Penggaris
- Penggunting kain
- Alat-alat tulis
2) Bahan
- Gambar desain dari majalah atau tabloid
- Kertas HVS 80 gram
- Lem putih (untuk kertas dan kain)
3) Keselamatan kerja
a) Pastikan lingkungan kerja Anda bebas dari bahan yang mudah
tergunting.
b) Hati-hati dalam melaksanakan setiap langkah kerja.
c) Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4) Langkah kerja
a) Pilihlah gambar desain yang Anda kehendaki.
b) Ukur dan gunting sesuai dengan ukuran yang Anda kehendaki.
c) Ukur dan gunting perca bahan yang sesuai.
d) Susunlah gambar Anda dengan penataan yang baik sehingga
mudah untuk dipahami.
e) Bersihkan kembali dari setiap sisa bahan.
f) Merapikan kembali alat dan bahan yang dipergunakan.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 52
Bahan tekstil dengan segala jenis asal serat, motif dan penyempurnaan
agar mendapatkan hasil yang terbaik sesuai dengan desain sudah
dilakukan. Namun itu semua tidak akan berguna jika Anda salah dalam
melakukan perawatan bahan tekstil. Agar terjaga keindahannya Anda
harus mengetahui cara pemeliharaan busana dan lenan rumah tangga.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 53
No. Jenis/Bahan Sifat Perawatan
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 54
No. Jenis/Bahan Sifat Perawatan
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 55
No. Jenis/Bahan Sifat Perawatan
wol, tahan
jamur dan
ngengat
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 56
Bahan Pembersih Noda dan Cara Mempergunakannya
No. Macam Kain, Kapas, Lenan Rayon Sutera Sintetis Wol & Kain Tak
Noda Tahan/
Dapat dicuci
1 Balpoint Noda ditaburi garam, dituangi air Seperti Seperti Seperti rayon Kain perca dicelupkan
mendidih. Setelah noda hilang direndam kapas, rayon dalam larutan borax (1
dala larutan borax dan air panas (1 sdm tetapi sdm dalam l air),
borax + l air) selama 30 menit. dituangi diperas, digosokkan
Dicuci dan dibilas air pada noda beberapa
hangat, kali, kemudian
bukan air dikeringkan
mendidih
2 Buah- Noda direndam dalam larutan borax Seperti Seperti Seperti rayon Noda dilumuri gliserin
buahan dan air suam (1/2 sdt borax + 2 l air) kapas kapas dibiarkan. Sisa gliserin
selama - 1 jam atau dalam bongo, dibersihkan dengan
kemu-dian dicuci tetra, dibiarkan kering.
3 Cat Noda dikikis dengan kerta tebal atau Seperti Seperti Seperti kapas Seperti kapas tanpa
bambu. Sisa noda dibersihkan denan kapas kapas jangan memper- dibilas
perca/kapas yang dibasahi dengan gunakan bensin
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 57
No. Macam Kain, Kapas, Lenan Rayon Sutera Sintetis Wol & Kain Tak
Noda Tahan/
Dapat dicuci
Dapat dicuci
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1 59
2) Cara Pemeliharaan Busana Dinyatakan Dalam Simbol/ Gambar
Simbol Pengertian
- Sebelum melakukan pencucian perhatikan gambar
ini. Angka-angka yang tertera misal: 60C, 30C,
menunjukkan suhu air. Artinya cucian bisa dicuci
menggunakan air dengan suhu 60C, 30C.
Contoh:
Pada label menunjukkan angka 100C, artinya
pakaian boleh dicuci dengan tangan atau mesin
dengan suhu tersebut untuk menghilang-kan
kotoran yang sangat melekat (misal: baju
bengkel/pakaian rumah petugas rumah sakit-
antiseptik)
Tanda pencucian yang disilang memberi tanda
kepada Anda bahwa busana atau lenan rumah
tangga tersebut tidak bisa dicuci menggunakan
air, berarti harus dibersihkan dengan cara yang
lain, misalnya di-dry cleaning.
100
60
Penyetrikaan
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1
Tidak boleh disetrika
Gambar 2.31 Gambar simbol penyetrikan
Dry Cleaning
Pengeringan
Obat Pemutih
Disetrika uap
Tahan cuci
Tahan air
Tidak boleh dipiuh (diperas)
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1
c. Rangkuman
Agar bahan tekstil yang telah Anda pilih awet keindahannya, Anda harus tepat
dalam memeliharanya. Dalam memelihara bahan tekstil harus mengetahui cara
pemeliharaan dan bahan yang dipergunakan harus sesuai dengan asal serat.
d. Tugas
1. Kumpulkan label bahan tekstil dan label pakaian jadi masing-masing minimal
10 macam. Jelaskan masing-masing keterangan yang ada di label tersebut.
e. Test Formatif
1. Jelaskan hal-hal yang harus Anda perhatikan dalam memelihara pakaian yang
berasal dari serat selulosa alam dan wol!.
2. Apa yang harus Anda lakukan ketika baju seragam Anda terkena noda tinta?
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1
f. Kunci Jawaban
Wol
Wol dicuci dengan sabun lama dalam air hangat ( 39oC) diremas lalu
digantung di tempat teduh
Diseterika dengan temperatur hangat di bawah kain lembab
2. Yang harus dilakukan adalah:
Rendam noda dengan air cuka sampai bersih baru dicuci. Dapat juga noda
digosok dengan kapas yang dibasahi dengan tar go sampai bersih. Kain dicuci.
3. Simbol Pemeliharaan
Disetrika uap
Tahan cuci
Tahan air
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1
Dry cleaning dengan solvent perchloroethilene, spiritus putih
solvent 113, dan solvent 11
g. Lembar Kerja
1) Alat
- Penggaris
- Alat-alat tulis
2) Bahan
- Label bahan dan label pakaian jadi
- Kertas HVS 80 gram
- Lem putih (untuk kertas dan kain)
3) Keselamatan kerja
a) Pastikan lingkungan kerja Anda bersih/bebas dari kotor.
b) Hati-hati dalam melaksanakan setiap langkah kerja.
c) Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4) Langkah kerja
a) Buat tabel berdasarkan jenis label.
b) Tempelkan label sesuai dengan jenisnya.
c) Jelaskan arti pada masing-masing label pada bagian keterangan.
d) Kemasi kembali alat yang sudah Anda gunakan.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1
a. Uraian Materi
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1
ambilah benang dari tepi kain dibasahi dan ditekan sambil benang
ditarik pada kain putih atau sapu tangan yang basah. Jika ada sisa
warna pada bahan tersebut berarti bahan itu luntur.
8. Waktu membeli bahan polos, perhatikanlah apakah warnanya merata
atau tidak.
9. Perhatikan silang tenunan, arah benang pakan dan lungsin agar jangan
terlalu miring, karena akan sulit dalam meluruskan bahan tersebut.
10. Untuk rajutan perhatikan arah mulur bahan, dan tariklah rajutan
tersebut untuk mengetahui besar daya mulurnya.
11. Ambillah lebar bahan yang sesuai, sehingga tidak terjadi pemborosan
dan akan menghemat jumlah bahan.
Agar mencapai hasil yang maksimal dan tepat pada waktunya, Anda
perlu merencanakan dengan cermat semua 5 langkah yang akan Anda
lakukan. Adakan kesepakatan dengan pelanggan mengenai:
waktu (terbagi menjadi 3 termin)
Termin 1. Kesepakatan bertemu dengan pelanggan untuk
membicarakan masalah desain, bahan utama dan
tambahan, pemeliharaan pakaian serta harga yang
disepakati oleh kedua belah pihak .
Termin 2. Melakukan pengepasan (fitting)
Termin 3. Menyerahkan hasil jadi kepada pelanggan dengan hasil yang
baik dan tepat waktu, dikemas dengan baik dan pelanggan
merasa puas.
c. Rangkuman
Supaya tidak keliru dalam pembelian bahan tekstil, hal-hal yang harus
diperhatikan:
1) Upayakan belanja bahan di siang hari.
2) Buatlah daftar barang yang hendak Anda beli.
3) Perhatikan label bahan.
4) Lakukan cara memilih bahan dengan memperhatikan cara-cara pembelian
bahan tekstil.
Buat kesepakatan dengan pelanggan untuk memilih bahan tekstil yang sesuai
antara pembuat, konsumen, dan desain busana.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1
d. Tugas
e. Test Formatif
f. Kunci Jawaban
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1
4. Kalau desain busana ada kerutan, draperi atau lipit, buatlah kerutan,
draperi atau lipit dari bahan yang anda pegang dan lihat bagaimana
jatuhnya kain itu, apakah sesuai dengan desain busananya (siluet).
5. Remaslah sebagian bahan agar mengetahui apakah bahan itu cepat kusut
atau tidak.
6. Perhatikan tepi bahan, apakah mudah bertiras atau tidak.
7. Untuk mengecek warna bahan, luntur atau tidak, dapat diteliti dengan:
mencium baunya, kalau menusuk hidung tajam berbau asam berarti
luntur
ambilah benang dari tepi kain dibasahi dan ditekan sambil benang
ditarik pada kain putih atau sapu tangan yang basah. Jika ada sisa
warna pada bahan tersebut berarti bahan itu luntur.
8. Waktu membeli bahan polos, perhatikanlah apakah warnanya merata atau
tidak.
9. Perhatikan silang tenunan, arah benang pakan dan lungsin agar jangan
terlalu miring, karena akan sulit dalam meluruskan bahan tersebut.
10. Untuk rajutan perhatikan arah mulur bahan, dan tariklah rajutan tersebut
untuk mengetahui besar daya mulurnya.
11. Ambillah lebar bahan yang sesuai, sehingga tidak terjadi pemborosan dan
akan menghemat jumlah bahan.
g. Lembar Kerja
1) Alat
- Alat-alat tulis
- Alat mendesain
- Buku mode blad
2) Bahan
- Contoh bahan-bahan tekstil
- Kertas HVS 80 gram
3) Keselamatan kerja
a) Pastikan lingkungan kerja Anda bersih.
b) Hati-hati dalam melaksanakan setiap langkah kerja.
c) Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4) Langkah kerja
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1
a) Susun skenario dan pilih pelaku yang sesuai.
b) Susun ruangan sesuai skrip.
c) Lakukan sosiodrama di depan teman-teman Anda.
d) Kemasi dan kembalikan semua alat yang sudah Anda pergunakan.
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1
BAB. III
EVALUASI
A. Evaluasi
1. Soal
3. Bahan yang berperan pada penampilan dan mutu bsana atau lenan rumah
tangga...
a. bahan pembantu
b. bahan tambahan
c. bahan pelengkap
d. bahan utama
e. bahan inti
4. Untuk membuat dari serat menjadi bahan, maka proses yang dilalui
adalah...
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1
a. serat benang kain
b. serat benang penyempurnaan kain
c. serat penyempurnaan benang kain
d. serat benang kain penyempurnaan
e. serat kain benang penyempurnaan
5. Yang termasuk bahan pelengkap di bawah ini adalah:
a. macam-macam bahan
b. macam-macam rajutan
c. macam-macam asesoris
d. macam-macam konstruksi bahan
e. macam-macam kancing
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1
7. Kapas digolongkan dalam serat
a. selulosa
b. lenan
c. buatan
d. protein
e. thermoplastik
10. Salah satu bahan di bawah ini berasal dari serat daun, yaitu:
a. blacu
b. baris
c. oxford
d. serat nanas
e. conduray
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1
b. Soal Isian Jawaban Singkat
c. Soal Praktik
2. Kunci Jawaban
a. Pilihan Ganda
1. E 6. C
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1
2. A 7. A
3. D 8. A
4. D 9. E
5. E 10. D
Kelebihan Kekurangan
I. Motif Searah
1. Busana nampak 2. Boros dalam penggunaan
menarik, karena motif bahan karena tidak bisa
tertentu bisa dibolak-balik teknik
memberikan efek meletakannya.
tertentu yang sesuai
dengan yang
dikehendaki
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1
II. Motif Dua Arah
1. Irit dalam 2. Kesan yang ditimbulkan
penggunaan bahan karena motif, tidak
memberikan kesan yang
istimewa
10. Hal-hal yang harus disiapkan ketika bertemu dengan klien yang pertama kali
a. siapkan gambar-gambar desain busana
b. siapkan alat mendesain
c. siapkan contoh-contoh bahan yang sesuai dengan gambar desain
M o du l 3 9 . B U S . C - m . M A T . 1 1 A . 0 0 1