Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2021
MATERI PENYULUHAN BATIK ECO PRINT
PENGERTIAN
Batik eco print dapat dikategorikan ke dalam jenis batik yang dibuat dengan
cara mereplika tumbuhan ke dalam kain untuk menciptakan warna serta pola motif
yang menarik dan unik. Batik eco print dibuat dengan menggunakan unsur-unsur
bahan alami berbeda dengan kain batik tulis dan kain batik cap yang menggunakan
unsur-unsur bahan sintetis dan bahan kimia lainnya. Batik eco print ini sangat ramah
lingkungan dan tidak menimbulkan pencemaran air, tanah atau udara.
Pembuatan batik eco print tentu memiliki alat dan bahan yang dapat
menunjang agar terwujudnya sebuah kain batik eco print. Alat dan bahan yang harus
disediakan yakni:
1. Selembar kain polos berwarna putih sebagai bahan utama batik eco print.
Berikut ini merupakan beberapa pilihan kain yang dapat digunakan untuk
membuat batik eco print diantaranya adalah:
a. Kain grey “bahan unfinish” yang tidak mengalami proses pemutihan
sehingga warna alaminya masih tetap terjaga.
b. Kain tenun doby yang biasa disebut juga sebagai kain tenun timbul.
Kain ini biasanya diperoleh dari kombinasi antara katun dan polyester.
c. Kain serat nanas yang memiliki tekstur agak kasar mirip seperti kain
doby.
d. Kain paris yang teksturnya lembut dan jatuh. Meski sepintas tampak
tipis tapi dari segi kekuatannya kain paris tergolong bagus untuk
digunakan sebagai bahan dasar batik.
e. Kain mori berwarna putih polos yang memiliki ketebalan, kehalusan
dan kerapatan yang sempurna sehingga sangat sesuai jika digunakan
untuk membatik. Bergantung pada jenis benang tenun yang digunakan
dan kerapatan anyamannya, kain mori ini tersedia dalam berbagai
macam pilihan, yakni:
- Kain mori primisima
- Kain mori prima
- Kain mori biru
- Kain mori voilissima
- Kain mori berkolissima
f. Kain rayon hasil dari generasi serat selulosa yang sifatnya hampir
menyerupai kapas tapi kekuatannya lebih rentah terutama terhadap zat
alkali.
g. Kain sutra yang memiliki sifat sangat fleksibel, seratnya tidak mudah
robek, lembut dan halus serta nyaman dikulit dan nyaman dalam
pemakaiannya. Namun kain sutra ini tergolong tinggi harganya karena
memiliki kualitas yang bagus
2. Kertas koran sebagai alas lantai agar tidak kotor selama proses pembuatan
batik eco print berlangsung.
3. Palu atau alat untuk memukul. Proses memukul-mukul bahan kain dengan
tanaman sehingga mengeluarkan zat alami pada tanaman tersebut.
4. Tawas untuk mordanting dan fiksasi kain batik.
5. Daun, bunga, batang, dan bagian tanaman lainnya yang masih segar
sebagai bahan pewarna kain.
Berikut ini merupakan salah satu tips untuk menentukan tanaman apa saja
yang dapat dijadikan pewarna kain batik eco print dengan cara mengujinya
berdasarkan aroma, warna, dan kandungan air pada tanamanya tersebut yaitu:
7. Mencuci
Kain Batik Eco
Print
3. Proses Percetakan
Kain mori yang sudah dikeringkan selanjutnya dapat diproses dengan
proses percetakan. Pertama kain dibagi menjadi dua sisi simetris, satu sisi
menjadi alas sementara sisi yang lain berfungsi seperti kaca. Setelah itu
letakkan bagian dari tumbuhan yang mengandung pigmen warna di atas bahan
kain tersebut.
- Jika ingin memunculkan efek cermin lipat kain menutupi daun,
sehingga pola akan tampak pada bagian kain dibawah daun dan
diatas daun.
- Jika ingin membuat motif di satu sisi gunakan potongan kain lain
untuk menutupi daun sebelum dipukul agar pola terbentuk dengan
baik.
Daun, bunga, batang atau bagian tumbuhan lain yang sudah ditata
sedemikian rupa pada bahan kain, selanjutnya dipukul-pukul dengan
menggunakan palu.
- Pukul-pukul bahan kain serta tanaman dengan menggunakan palu
untuk mengeluarkan pigmen warna.
- Kekuatan dalam memukul harus dikontrol agar daun, bunga,
batang atau bagian tumbuhan lain tidak hancur.
- Semakin rata pukulan yang dilakukan maka warna yang dihasilkan
akan semakin banyak.
- Selesai dipukul-pukul kemudian kain tersebut dilipat menjadi
bagian yang lebih kecil dengan tetap mempertahankan posisi daun
agar tidak bergeser.
- Kain yang sudah terlipat kencang dengan tali.
4. Mengukus Kain Mori
Tahap mengukus pada bahan kain. Pada tahap ini kain yang sudah
dilipat dan diikat harus dikukus selama dua jam dengan suhu 100 derahat
celcius.
- Panaskan steamer atau mesin pengukus di atas kompor dengan api
sedang.
- Masukkan gulungan kain ke dalam mesin steamer kemudian kukus
selama dua jam untuk memindahkan corak alami daun pada bahan
kain.
- Setelah dikukus selanjutnya keluarkan gulungan kain dari mesin
steamer lalu diamkan hingga benar-benar dingin.
5. Melepas Ikatan Kain
Lepaskan ikatan tali yang terdapat pada bahan kain dan lihat hasilnya.
Dari proses pengukusan ini akan didapatkan motif batik eco print yang
tercetak pada kain tersebut.
6. Fiksasi Kain Batik Eco Print
Proses fiksasi kain yaitu proses untuk mengikat motif dan warna yang
sudah dicetak di atas kain. Proses fiksasi dilakukan dengan merendam kain
yang sudah dibatik dengan air campuran tawas selama kurang lebih satu jam
setelah itu kain dijemur.
7. Mencuci Kain Batik Eco Print
Produk batik eco print sebenarnya sudah siap untuk digunakan namun
alangkah baiknya jika setelah semua tahapan selesai dilakukan mencuci kain
batik eco print tersebut.
- Kain tradisional batik yang sudah melalui proses fiksasi bisa dicuci
dengan air biasa.
- Proses pencucian tidak perlu menggunakan sabun cucian, cukup
dengan air yang mengalir agar motif batiknya tetap terjaga dengan
baik.
- Selesai melakukan proses pencucian, bahan kain batik tinggal
dikeringkan dengan cara dijemur.
1. Cuci menggunakan klerak atau sabun pencuci khusus batik, bila tidak tersedia
bisa diganti dengan sampo rambut dengan konsentrasi deterjen sedikit atau
bisa diganti juga dengan daun dilem.
2. Tidak menjemur batik eco print dibawah sinar matahari secara langsung.
3. Menyetrika batik eco print dengan suhu yang rendah, serta hindari
menempelkan permukaan setrika pada kain secara langsung.
4. Simpan di tempat yang kering dan hindari tempat yang lembab, bisa dilipat
atau digantung agar tidak mudah kusut.
PENYULUHAN KARANG TARUNA DI DESA SITI REJO KEC. WAGIR
KAB. MALANG