No : 26
Kelas : XII IPS 3
BATIK ECO PRINT
Sukses tidaknya suatu proses pewarnaan kain batik dapat dikatakan sangat tergantung dari
proses mordanting. Karena alasan itulah sebaiknya mordanting harus dilakukan secara hati-
hati, akurat dan tidak terlalu cepat, agar warna yang dihasilkan juga lebih stabil.
3. Proses Pencetakan
Kain mori yang sudah dikeringkan selanjutnya dapat diproses lebih lenjut dengan cara
pencetakan. Mula-mula kain dibagi menjadi dua sisi simetris, satu sisi menjadi alas semntara
sisi yang lain berfungsi seperti kaca. Setelah itu letakkan bagian dari tumbuhan yang
mengandung pigmen warna di atas bahan kainnya.
Jika ingin memunculkan efek cermin lipat kain menutupi daun, sehingga pola akan
tampak pada bagian kain di bawah daun dan di atas daun.
Jika ingin membuat motif di satu sisi gunakan potongan kain lain untuk menutupi
daun sebelum dipukul agar pola terbentuk dengan baik.
Daun, bunga, batang atau bagian tumbuhan lain yang sudah ditata sedemikian rupa pada
bahan kain selanjutnya dipukul-pukul dengan menggunakan palu.
Pukul-pukul bahan kain serta tanaman dengan menggunakan palu untuk megeluarkan
pigmen warna.
Kekuatan dalam memukul harus dikontrol, agar daun, bunga, batang atau bagian
tumbuhan lain tidak hancur.
Semakin rata pukulan yang dilakukan maka warna yang dihasilkan akan semakin
baik.
Selesai dipukul-pukul kemudian kain tersebut dilipat menjadi bagian yang lebih kecil
dengan tetap mempertahankan posisi daun agar tidak bergeser. Kain yang sudah
terlipat diikat kencang dengan tali kenur.
Kain tradisional batik yang sudah melalui proses ksasi bisa dicuci dengan air biasa.
Proses pencucian tidak perlu menggunakan sabun cucian, cukup dengan air yang
mengalir agar motif batiknya tetap terjaga dengan baik.
Selesai melakukan pencucian, bahan kain batik ECO print tinggal dikeringkan dengan
cara di dijemur.