Anda di halaman 1dari 15

“BATIK ECOPRINT”

Makalah Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata pelajaran


SENI BUDAYA

Guru Pengajar:
BU UMIF
Disusun oleh :
Kelas : XII – IIS 1
Kelompok : 4
Penyusun:
ANDHIKA BIMA ANANTA ( 06 )
DANIEL DIVALINO ( 12 )
FIONNA RIZKY PUTRI W. ( 19 )
MARTHA LAZARSYTA D. ( 22 )
M. AKMAL FARREL S. ( 24 )
RANI APRILIA NATASYAH ( 34 )
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah yang Maha Esa
karena atas ridho dan limpahan rahmat Nya kami mampu menyelesaikan makalah
yang berjudul “Batik Ecoprint” ini dengan tepat waktu, terlepas dari segala
kekurangan dan ketidaksempurnaan yang terkandung dalam makalah ini.
Untuk itu sangat penting bagi kami berterimakasih kepada pihak-pihak yang
telah memberikan perannya dalam tersusunya makalah ini.Terutama Guru Mapel
Seni Budaya kami Bu Umif yang banyak memberikan masukan dan
bimbingannya dalam pembuatan makalah kami agar tersusun dengan sistematis
dan komperensif. Oleh karena itu besar harapan kami, makalah ini mampu
memberikan pengaruh yang baik bagi pemahaman ilmu baru tentang konservasi
flora dan fauna bagian tengah peralihan
Terlepas dari itu semua kami sangat menyadari adanya kekurangan dalam
makalah ini sehingga kami memohon maaf sebesar-besarnya dan menerima
dengan hangat segala masukan dan kritikan membangun atas makalah ini.

Surabaya, 18 November 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................i
Halaman Kata Pengantar...................................................................ii
Halaman Daftar Isi ...........................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Batik Ecoprint ........................................................3
2.2 Sejarah Batik Ecoprint............................................3
2.3 Alat dan Bahan Membuat Batik Ecoprint ................................4
2.4 Proses membuat batik Ecoprint..................................................5
BAB III EVALUASI .....................................................................6
BAB IV ASPEK EKONOMI.............................................................................7

1. Anggaran......................................................................................7

BAB V DOKUMENTASI ............................................................................8

BAB IV KESIMPULAN ..............................................................................9

BAB VII DAFTAR PUSTAKA .................................................................10


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sering kali kita menjumpai sampah-sampah dari daun yang dibuang sia-
sia, dan banyak sekali daun sayur yang tua tidak diolah yang akhirnya
menguning dan gugur tanpa ada manfaatnya. Untuk mengurangi hal tersebut
kami berinisiatif untuk mengolah daun-daun yang tidak terpakai tadi menjadi
batik yang biasa dinamakan “ Batik Ecoprint “
Tidak hanya karena itu yang melatar belakangi kita mendaur ulang daun-
daun yang tidak dimanfaatkan adalah tugas mata pelajaran Seni Budaya. Kita
diajari dipahamkan bagaimana pentingnya mengurangi sampah di lingkungan
sekitar dengan cara memanfaatkannya seperti mendaur ulang sampah sekreatif
mungkin menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomis dan bermanfaat.
Berdasarkan hal tersebut, kami berinisiatif untuk mendaur ulang daun-
daun yang sudah tidak dipakai dengan media kain. Kain yang dapat digunakan
sebagai "Batik Ecoprint"

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Batik Ecoprint
2. Sejarah Batik Ecoprint
3. Alat dan Bahan Membuat Batik Ecoprint
4. Proses Pembuatan Batik Ecoprint
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pembuatan batik Ecoprint
2. Untuk mengetahui sejarah batik Ecoprint
3. Untuk mengetahui definisi batik Ecoprint
4. Untuk mengetahui alat dan bahan yang digunakan untuk membuat batik
Ecoprint
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Batik Ecoprint

Sesuai dengan namanya, Ecoprint berasal dari kata eco atau ecosystem
yang berarti lingkungan biologis atau alam, dan print adalah percetakan.
Menjiplak dan memasak daunnya mirip dengan proses pembuatan batik sehingga
sering disebut dengan batik Ecoprint. Namun, motif yang dihasilkan dengan
sistem Ecoprint didesain lebih modern seperti batik atau dicetak dengan motif
batik klasik.

Penjelasan secara singkatnya batik Ecoprint adalah batik yang dimana


cara pembuatannya membatik dengan menjiplak daun yang kemudian direbus.
Produsen batik pun melakukan hal tersebut, sehingga lahirlah istilah Ecoprint.
Perbedaannya, batiki ini menciptakan motif yang lebih modern atau kekinian.
Batik Ecoprint merupakan salah satu jenis batik yang proses produksinya
menggunakan pewarna alami yang berasal dari tanin atau warna daun, akar atau
batang yang diaplikasikan pada kain, setelah itu kain tersebut direbus.

B. Sejarah Batik Ecoprint

Teknik ecoprint atau penggunaan bahan-bahan alami untuk menciptakan


pola pada kain telah ada sejak zaman dahulu dalam berbagai budaya. praktik
pewarnaan alami dengan menggunakan bahan organik seperti daun, bunga, dan
bagian lain dari tanaman untuk menciptakan pola atau motif pada kain telah
dikenal dan digunakan secara tradisional dalam berbagai budaya di berbagai
belahan dunia. Penggunaan teknik mirip dengan ekoprint dalam penciptaan motif
alami pada kain dapat ditemukan di berbagai negara seperti India, Jepang, dan
Eropa pada zaman kuno.

Indonesia, sebagai salah satu negara dengan tradisi batik yang kaya, juga
memiliki sejarah panjang dalam praktik pewarnaan alami yang digunakan dalam
pembuatan batik. seiring dengan perhatian yang semakin besar terhadap
keberlanjutan lingkungan dan minat yang meningkat terhadap produk tekstil yang
ramah lingkungan, teknik batik ecoprint menjadi lebih populer dan dihargai.
Pengembangan teknik ini lebih mengutamakan penggunaan bahan-bahan alami
yang ramah lingkungan dalam proses penciptaan batik, yang kemudian membawa
kontribusi penting dalam menggabungkan seni batik tradisional dengan pendekatan yang
lebih berkelanjutan. batik ecoprint berkembang sebagai respons terhadap kebutuhan akan
produk tekstil yang lebih ramah lingkungan, sambil juga memelihara keunikan dan
keindahan seni batik tradisional.

C. Alat dan Bahan untuk membuat Batik Ecoprint

A.) Alat
1. Gunting
2. Ember
3. Panci
4. Kompor
5. Sendok
6. Tongkat

B.) Bahan
1. Kain 4 meter
2. Tawas 50 gram
3. Daun-daunan ( Daun Jati dan Daun Belimbing Wulu )
4. Soda Ash
5. Plastik / Trash bag
6. Tali Rafia

B. Cara Pembuatan

1) MORDANTING

Cara ini yaitu cara awal dengan pembersihan kain dengan merendam kain
dengan air tawas. Cara ini dilakukan agar warma dari daun yang akan digunakan
lebih mudah menempel. Penggunannya cukup dengan mencampurkan 1 liter air
dengan 3 gram tawas lalu rendam kain tersebut pada air campuran tawas selama 1
jam. Setelah itu jemur kain tanpa memerasnya tunggu sampai kain mengering dan
selanjutnya kain dapat digunakan untuk mencetak batik dari daun.

2) TRETMEN HERBAL atau DAUN

Cara tersebut dilakukan untuk mengeluarkan warna-warna dari daun yang


akan digunakan supaya warnanya lebih pekat dan lebih jelas. Caranya yaitu
dengan merendam daun-daun yang sudah dipilih dengan 1 liter air dicampur
dengan air cuka 3 sdm selama 2 jam sampai 1 hari.

3) PENATAAN atau PENGATURAN HERBAL/DAUN DIATAS KAIN


Daun-daun yang sudah dipilih tadi ditata pada kain dengan satu sisi kain
saja. Penataan yang dilakukan harus dengan komposisi yang artistik. Agar hasil
dari motifnya dapat dilihat dengan indah dan baik.

4) PENCETAKAN DAUN DIATAS KAIN SESUAI DENGAN BENTUK


DAUN YANG DIGUNAKAN

Daun yang sudah ditata pada salah satu sisi kain tersebut ditutup
menggunakan satu sisi kain yang lain. Usahakan daun tetap pada posisinya.
Pukul-pukul daun dengan kekuatan yang sama agar dan tidak hancur. Pemukulan
daun ini bertujuan untuk mengeluarkan warna yang dihasilkan dari daun yang
digunakan tadi. Setelah semua daun dipukul dngan botol tutup kain dengan
menggunakan plastik tahan panas lalu gulung kain terebut beserta plastiknya dan
ikat kuat kain tadi menggunakan karet mentah atau tali rafia sekuat mungkin.

5) STEMER atau PENGUKUSAN

Kain yang sudah digulung tadi dikukus selama 1-2 jam. Pengukusan ini
dilakukan agar warna dari daun lebih pekat dan terlihat dan warnanya lebih tahan
lama. Setelah dikkus buka kain tersebut dari plastic tadi, bersihkan sisa- sisa daun
yang masih menempel lalu angin-anginkan sampai dingin seperti semula lagi.

6) FIKSASI

Cara ini digunakan untuk mengunci warna dari yang dikeluarkan oleh
daun- daun tadi. Carannya yaitu dengan merendam kain tersebut dengan
menggunakan 3 liter air yang sudah dicampur dengan 1 sdm tawas. Diamkan
selama 1-2 jam dan keringkan tanpa memerasnya. Dan batik ecoprintpun sudah
jadi.
BAB III

EVALUASI

Hasil 1

 Alasan mengapa gagal: Warna daun mblobor, Telat Fiksasi / Salah pilih
daun
 Cara mengatasi: Untuk mengatasi masalah warna daun yang luntur atau
mblobor pada batik ecoprint, pertimbangkan beberapa aspek kunci.
Pertama, pastikan pemilihan daun yang tepat dengan kadar air yang
seimbang dan cukup kering sebelum ditempatkan pada kain. Kontrol
tekanan yang diterapkan saat menempelkan daun dan pastikan fiksasi
setelah proses ecoprint dilakukan dengan benar. Selain itu, pertimbangkan
penggunaan mordan untuk meningkatkan daya tahan warna dan perhatikan
perbandingan warna daun yang digunakan. Evaluasi setiap langkah dengan
cermat untuk memastikan bahwa faktor-faktor ini berkontribusi pada hasil
akhir yang lebih sukses dan warna daun yang lebih tahan lama pada batik
ecoprint.
Hasil 2

 Alasan mengapa gagal : Warna daun tidak terlihat / Salah pilih daun
 Cara mengatasi : Jika warna daun pada batik ecoprint tidak terlihat sama
sekali, beberapa langkah dapat diambil untuk mengatasi masalah ini.
Pertama, pastikan daun yang digunakan segar dan memiliki kadar zat
warna yang cukup. Pilih daun dengan pola atau bentuk yang jelas untuk
meningkatkan visibilitas warna pada kain. Periksa apakah proses fiksasi
sudah dilakukan dengan benar setelah menempatkan daun pada kain,
karena fiksasi membantu warna daun menempel dengan baik. Selain itu,
perhatikan teknik aplikasi, termasuk waktu kontak dan suhu, karena
faktor-faktor ini dapat mempengaruhi transfer warna dari daun ke kain.
Dengan memperhatikan detail-detail ini,
Hasil 3

 Alasan mengapa gagal : Warna daun kurang terlihat, amatir dalam


pemakaian Tunjung, kain tidak diberi warna.
 Cara mengatasi :Kegagalan batik ecoprint karena pemilihan daun yang
tidak tepat dan penggunaan teknik yang amatir adalah masalah umum.
Pemilihan daun yang kurang sesuai bisa mengakibatkan kurangnya zat
warna atau pola yang jelas pada kain. Oleh karena itu, penting untuk
memilih daun dengan karakteristik dan kadar zat warna yang mendukung
hasil yang diinginkan.

Selain itu, teknik penggunaan tunjung yang amatir dapat mempengaruhi


keseluruhan proses. Tekanan yang tidak konsisten atau tidak tepat pada
tunjung bisa menyebabkan hasil yang tidak memuaskan. Sebuah saran
adalah untuk lebih berlatih dalam menggunakan teknik ini, mengontrol
tekanan dan mengamati efek yang dihasilkan pada kain.

Dengan memperhatikan pemilihan bahan dan meningkatkan keterampilan


teknis, Anda dapat mengurangi kemungkinan kegagalan dan mencapai
hasil batik ecoprint yang lebih sukses.
BAB IV

ASPEK EKONOMI

1. Anggaran

NO. BAHAN QUANTITY HARGA JUMLAH


1. Kain 2x1 meter 8 Kain Rp 55.000 (2) Rp 220.000
2. Tawas 50 Gram 1 Plastik Rp 3.000 Rp 3.000
3. Tunjung 1 Plastik Rp 10.000 Rp 10.000
4. Soda ASH 1 Plastik Rp 10.000 Rp 10.000
5. Plastik / Trash Bag 1 Pack Rp 61.000 Rp 61.000
6. Tali Rafia 1 Tali Rp 17.000 Rp 17.000
TOTAL Rp 344.000
BAB V
DOKUMENTASI
BAB VI
KESIMPULAN

Batik ecoprint adalah sebuah teknik penciptaan motif pada kain yang
menggabungkan seni tradisional batik dengan penggunaan bahan-bahan alami.
Proses ini melibatkan penggunaan daun, bunga, atau bagian lain dari tanaman
yang ditempatkan pada kain yang telah direndam dalam zat pewarna alami atau
mordant. Selanjutnya, kain dan bahan organik tersebut dibungkus erat dan dikenai
panas untuk mentransfer pola alami dari bahan organik ke permukaan kain.

Keunikan dari batik ecoprint adalah penggunaan bahan-bahan organik


alami yang menciptakan beragam motif dan warna pada kain. Teknik ini dianggap
ramah lingkungan karena menggunakan zat pewarna alami yang tidak mencemari
lingkungan. Hal ini juga mencerminkan upaya untuk mempertahankan seni
tradisional sambil mendorong keberlanjutan dalam industri tekstil.

Dengan keindahan motif alamiahnya dan pendekatan yang ramah


lingkungan, batik ecoprint tidak hanya menciptakan karya seni tekstil yang unik,
tetapi juga menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan
memperkenalkan alternatif tekstil yang lebih berkelanjutan bagi pasar konsumen
yang semakin peduli terhadap keberlanjutan lingkungan.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

https://www.batikprabuseno.com/artikel/edukasi/batik-ecoprint/

https://fitinline.com/article/read/7-langkah-mudah-membuat-kain-batik-
dengan-teknik-eco-print-yang-bisa-anda-coba/

Anda mungkin juga menyukai