Anda di halaman 1dari 4

MODUL PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5)

TEMA: GAYA HIDUP BERKELANJUTAN


“MEMBATIK TANPA LIMBAH BERBAHAYA
(ECOPRINT)”

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Wangon


Alokasi Waktu : 10 JP
Waktu Pelaksanaan : Minggu ke-1, 14 September 2023
Fase Capaian : D (Kelas VII-VIII)
Dimensi Profil Pelajar Pancasila : Bergotong Royong, Kreatif

Tahap 1 : Pengenalan Tentang Batik, Ecoprint

Alat dan bahan : 2 HP perkelompok, kertas folio/kelompok (disediakan koperasi), kertas gambar A4/anak
(disediakan koperasi), pensil warna/crayon/spidol, penggaris, penghapus (masing-masing siswa bawa sendiri)
Tugas siswa : hasil diskusi per kelompok, desain ecoprint per anak.
Kegiatan :
JP ke-1 s.d 3
1. Fasilitator menjelaskan tentang konsep membatik sebagai budaya bangsa. (lihat materi 1)
2. Fasilitator mengarahkan siswa untuk berkumpul dalam kelompoknya yang terdiri dari 6
orang/kelompok
3. Fasilitator memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati proses dan teknik pembuatan batik
melalui video di youtube dengan link https://www.youtube.com/watch?v=lCAM8_bJK7k
4. Setelah dijelaskan tentang materi membatik sebagai budaya bangsa dan melihat teknik pembuatan
batik, fasilitator mengarahkan siswa untuk berdiskusi menuliskan kesimpulan yang diperoleh setelah
menonton video di kertas folio, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
- Apa pengertian batik?
- Apa saja motif-motif pada batik?
- Jelaskan teknik-teknik dalam membatik!
- Apa saja kelebihan dan kekurangan masing-masing teknik tersebut?
- Kain jumputan dan ecoprint sedang popular di masyarakat, apakah jumputan dan
ecoprint termasuk ke dalam kategori batik?
Jelaskan pendapatmu!
JP ke-4 s.d 5
5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, dipandu oleh fasilitator. Berperan aktiflah
dengan memberikan tanggapan untuk kelompok lain, baik berupa pertanyaan atau masukkan.
JP ke-6 s.d 7
6. Fasilitator menjelaskan tentang ecoprint (lihat materi 2)
7. Fasilitator menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan pada pembuatan ecoprint yang terdiri
dari : Kain, daun/bunga, palu, cuka, tawas, kardus, plastik. Siswa juga diarahkan untuk melihat video
ecoprint di halaman youtube : https://www.youtube.com/watch?v=u8p52PRFrsg
8. Fasilitator memperlihatkan contoh gambar-gambar ecoprint yang berasal dari susunan daun dan
bunga sebagai referensi siswa.
JP ke-8 s.d 10
9. Fasilitator mengarahkan siswa untuk menggambar desain ecoprint dengan daun atau bunga
10. Setiap anak menggambar desain ecoprint tersebut di kertas gambar A4, kemudian mempercantiknya
dengan krayon, spidol atau pensil warna. Hasil desain dikumpulkan.
11. Fasilitator memilih dua belas desain ecoprint terbaik.
12. Fasilitator menyampaikan kepada siswa untuk menabung persiapan praktek ecoprint, setiap hari
efektif dimulai Hari Jumat 15 September 2023, dengan nominal uang Rp. 2000 ke bendahara kelas.
SMP Negeri 1 Wangon 9
MATERI 1. BATIK
Batik merupakan warisan leluhur bangsa Indonesia. Pada tanggal 2 Oktober 2009, batik ditetapkan sebagai warisan budaya tak
benda oleh UNESCO, badan khusus PBB di bidang Pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan. Sebagai bangsa Indonesia, kita patut
berbangga karena salah satu warisan budaya leluhur kita sudah diakui dunia.
Pengertian Batik
Batik berasal dari akar kata Bahasa Jawa “tik” yang memiliki makna berhubungan dengan suatu pekerjaan yang lembut, halus,
dan kecil. Pekerjaan tersebut memiliki unsur keindahan, yaitu keindahan yang diawali dari suatu titik dan garis. Malam adalah lilin batik
yang wujudnya padat, tetapi akan menjadi cair saat dipanaskan.
Motif Batik

Batik memiliki berbagai motif. Motif batik adalah corak atau pola yang menjadi kerangka gambar pada batik berupa perpaduan
antara garis, bentuk dan isen menjadi satu kesatuan yang mewujudkan batik secara keseluruhan. Motif-motif batik itu antara lain adalah
motif hewan, manusia, geometris, dan motif lain. Motif batik sering juga dipakai untuk menunjukkan status seseorang. Membatik
merupakan tradisi turun-menurun. Karena itu, sering motif batik manjadi ciri khas dari batik yang diproduksi keluarga tertentu
(Wikipedia, 2015).

Indonesia mempunyai beberapa motif yang terkait dengan budaya setempat. Beberapa faktor yang mempengaruhi lahirnya motif-
motif batik antara lain adalah letak geografis, misalnya di daerah pesisir akan menghasilkan batik dengan motif yang berhubungan dengan
laut, begitu pula dengan yang tinggal di pegunungan akan terinspirasi oleh alam sekitarnya; sifat dan tata penghidupan daerah;
kepercayaan dan adat di suatu daerah; serta keadaan alam sekitar termasuk flora dan fauna.

Teknik Pembuatan Batik

Teknik Canting Tulis


Teknik canting tulis adalah teknik membatik dengan menggunakan alat yang disebut canting. Canting berfungsi untuk menorehkan cairan
malam atau lilin pada sebagian pola di kain mori.
Teknik ini membutuhkan ketelitian dan keuletan yang tinggi, sehingga tak heran harga batik tulis cukup mahal.

Teknik Cap
Teknik batik cap dilakukan dengan menggunakan alat canting cap. Caranya, canting cap dicelupkan pada cairan malam, lalu ditorehkan di
atas kain mori.

Teknik Printing
Metode membatik teknik printing adalah jenis batik baru yang cara pembuatannya melalui proses printing mesin pabrik. Proses
pewarnaannya sendiri hanya diwarnai pada satu bagian sisi kain batik saja, sehingga prosesnya lebih efisien. Waktu pembuatannya pun
menjadi sangat cepat.

Teknik Colet
Teknik membatik colet biasa disebut juga dengan teknik lukis. Melalui teknik colet, pembatik dapat mengoleskan pewarna kain dengan
kuas, lalu melukis motif di atas kain mori.
MATERI 2. ECOPRINT
Ecoprint berasal dari 2 kata yaitu eco merupakan singkatan dari ecology atau ekosistem yang artinya lingkungan hayati atau
alam, sedangkan print artinya mencetak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ecoprint merupakan teknik membuat kain motif batik
dengan cara cetak menggunakan bahan pewarna dari alam. Bahan alam yang digunakan antara lain akar, daun, dan bunga sehingga
membuat teknik ini sangat ramah lingkungan.
Kemudian, pembuatan ecoprint ada tiga teknik, yaitu teknik steaming (kukus), teknik pounding (pukulan) dan teknik fermentasi
daun. Teknik yang paling mudah adalah teknik pounding (pukulan).
Persiapan awal yang dilakukan dengan menyiapkan alat dan bahan yaitu :
1. Kain Kain putih polos (kain mori)
2. Daun / bunga yang akan dijadikan motif batik ecoprint (sesuai selera)
3. Palu kayu
4. Tawas
5. Garam
6. Kardus/papan (digunakan sebagai alas kain)
7. Air bersih
8. Ditergen
9. Plastik berwarna bening
10. Ember, sendok, dll.

Contoh daun/ bunga yang bisa digunakan batik ecoprint:


1. Daun jati muda/tua
2. Daun jambu biji

3. Daun pepaya

4. Daun singkong

5. Jarak wulung

6. Daun pakis-pakisan

7. Bunga telang
8. Bunga kenikir

Cara pembuatan batik ecoprint ;


Proses awal pembuatan ecoprint ini dengan modrant kain yang diperlukan untuk membuka pori-pori kain, agar pewarna dari
daun dapat meresap dengan baik.“Kain yang kita gunakan kain katun putih (mori). Proses modrant itu, kain dicuci bersih, kemudian
menyiapkan tawas dan air hangat dicampur. Kemudian kain dimasukkan dalam larutan itu, direndam semalaman. Setelah semalam
direndam, kemudian pagi diangkat dari rendaman, diperas dan langsung dijemur sampai kering. Dan proses modrant kain sudah selesai.
Setelah itu, proses selanjutnya pembuatan ecoprint. “Peletakan sebelum dipukul, dari bawah: kardus/papan, plastik, kain, dan
daun. Daun hanya diisi setengah dari kain saja, kemudian kain setengahnya ditekuk di atasnya. Atau daun/bunga disusun sesuai motif
yang diinginkan kemudian ditutup dengan selembar plastik. Barulah dimulai teknik pounding/pukul menggunakan palu kayu.
Teknik pounding ini merupakan teknik memukulkan daun atau bunga ke atas kain menggunakan palu untuk mengekstrak pigmen
warna.
“Setelah selesai cetak motif, kemudian bersihkan sisa-sisa daun/bunga yang masih menempel di kain lalu kain di angin-anginkan (jangan
dibawah terik matahari) selama semalam sampai cetakan daun/bunga mengering.
Proses selanjutnya penguncian warna pada kain. Dengan cara merendam hasil ecoprint dengan tawas dan garam yang dilarutkan
dengan air panas secukupnya dan dicampur dengan air dingin, selama kurang lebih satu jam. Kemudian dijemur sampai kering. (Takaran
tawas, garam disesuaikan dengan banyak kain yang direndam). Contoh untuk 1 liter air bersih dicampur dengan satu sendok makan tawas
dan satu sendok garam.
Proses akhir pembuatan ecoprint yaitu mencuci kain dengan diterjen dan disetrika setelah kering. Demikian proses ecoprint
sudah jadi 100 persen.

CONTOH POLA/DESAIN MOTIF ECOPRINT

Anda mungkin juga menyukai