Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Batik Eco Printing, Manfaat dan Contoh-Contoh Produknya

Pengertian Ecoprinting adalah sebuah teknik untuk mencetak dan mewarnai sesuatu
dengan bahan-bahan yang alami berbasis tumbuhan. Biasanya, Ecoprinting dipakai untuk
tekstil, seperti kain. Oleh karena memakai bahan alami, maka proses pembuatannya pun agak
lama. Pada dasarnya, Ecoprinting sudah dikenal sejak dulu. Hanya saja belakangan menjadi
bernilai ekonomis semenjak pemasaran produknya berhasil merambah kalangan masyarakat
secara luas, berkat internet marketing. Memang, produk dari ecoprint ini sangat cantik dan
bernilai tinggi sehingga laku di pasaran. Mungkin masih banyak orang bingung membedakan
batik dengan ecoprint. Ataukah Batik termasuk ke dalam ecoprinting? Sebenarnya untuk
menjawab pertanyaan ini mudah saja. Seseorang mesti paham dulu, bahwa ecoprint ini
menekankan pada pewarnaan alami menggunakan bahan-bahan alami.

Meskipun motif batik tergolong alami dan dibuat secara manual oleh manusia, namun
dalam pewarnaannya tetap menggunakan bahan kimia. Beda dengan ecoprint yang murni
memakai pewarna alami berbasis tumbuhan. Di dalam ecoprint tidak dikenal penggunaan
malam (lilin), beda dengan batik pada umumnya yang memakai lilin untuk menghasilkan
motif-motif yang cantik. Pewarnaan kainnya murni memakai bahan herbal yang dipress
(ditekan-tekan) pada kainnya kemudian direbus agar warna alami pada dedaunan atau
bunga-bungaan bisa menempel sempurna dan tidak mudah hilang.

Meski begitu, ecoprint pun dapat digunakan untuk memproduksi motif batik.
Bahkan di Indonesia, perkembangan ecoprint sejalan dengan batik. Produk ecoprinting
kebanyakan mengusung corak Batik. Sehingga pada pembuatannya, pengrajinnya mesti
membuat sketsa dulu, sama seperti proses pembuatan sketsa motif batik.
Manfaat Praktis Ecoprinting

Apa saja manfaat batik ecoprint? Tentu saja ecoprint sangat bermanfaat di bidang
tekstil, clothing dan seni mewarnai. Sebab menawarkan output desain yang fresh, natural dan
artistik. Keunikan dari teknik ecoprinting ini ada pada hasil coraknya yang tidak pernah
sama antara satu dengan yang lainnya. Warnanya pun cenderung berbeda. Sebab ecoprinting
ini ibarat bermain dengan peluang. Meski proses buatnya sama, sketsa motifnya sama, namun
nantinya saat hasil akhir bisa beda-beda. Berikut adalah beberapa manfaat praktis dari teknik
Ecoprinting:

1. Untuk Mewarnai dan Membuat Corak Pada Media


Media yang dipakai dalam Ecoprint tidak terbatas pada kain saja, namun juga
bisa yang lainnya, seperti baju dan celana. Bahkan kertas dan payung juga bisa.
Segala benda yang mampu meresap warna alami dari dedaunan dan bunga-bunga-an
itu bisa dipakai.

2. Meningkatkan Daya Beli Masyarakat


Hasil produk dari ecoprinting bisa mendongkrak daya beli masyarakat. Karena
ada nilai tambah pada produknya. DIbandingkan dengan kain polos atau yang
bercorak dengan teknik digital printing atau jahit, tentunya ecoprint jauh lebih
menggoda selera. Sehingga daya beli masyarakat pun terdorong.

3. Melejitkan Harga Jual Produk


Pada dasarnya, ecoprinting bisa melejitkan harga jual produk juga. Sehingga
akan menguntungkan bagi pengrajinnya. Misalnya harga jual kain batik yang dibuat
dengan teknik cap maupun batik tulis harganya Rp 300.000. Nah, kalau kain
ecoprinting bisa mencapai Rp 500.000 bahkan Rp 3.000.000.

4. Mencegah Gangguan Kesehatan


Gangguan kesehatan bisa terjadi bilamana seseorang banyak menyentuh
apalagi konsumsi benda-benda kimia. Untuk tekstil, resiko bahan kimia terbesar ada
pada para pengrajinnya yang bisa keracunan atau kena gangguan pernafasan. Serta
pada lingkungan yang penuh dengan limbah pabrik tekstil. Dengan teknik
ecoprinting itu, semua masalah itu teratasi.

5. Alat Kampanye Lingkungan


Kampanye lingkungan bisa dilakukan dengan cara berdagang produk
ecoprinting. Mengajak masyarakat untuk mencintai produk-produk yang berbahan
alami, sehingga lingkungan hidup tidak rusak karena limbah bahan kimia tekstil.

6. Alternatif Bisnis yang Belum Banyak Digeluti Orang


Ecoprinting memang belum banyak digeluti orang. Sebab teknik ini memang
belum lazim digunakan. Belum banyak pengrajin tekstil dan busana yang
memahami bagaimana cara-cara menghasilkan corak dan warna dari bahan
alami. Ini justru menjadi peluang bisnis yang menjanjikan karena kompetitor
jadinya masih sedikit.

7. Menjangkau Pangsa Pasar Ekonomi Atas


Kalangan masyarakat ekonomi atas memang menjadi sasaran utama dari
produkproduk ecoprinting. Sebab biasanya dari kalangan merekalah produk ini
banyak diminta. Selain desain yang eksklusif, mereka juga senang karena produk-
produk ecoprinting itu good looking dan nampak berkelas.

8. Berpotensi Bersaing di Pasar Ekspor


Persaingan di pasar ekspor juga bisa dijajal kalau memang produknya diminati
oleh konsumen luar negeri. Apalagi pemerintah juga banyak mendukung
perkembangan usaha di bidang ecoprinting ini.

9. Cocok untuk Usaha Kecil Menengah


Bisnis ecoprinting ini pun cocok sekali untuk para pelaku UKM. Modal yang
dikeluarkan tidak begitu banyak, paling hanya membutuhkan media dan
peralatannya aja. Sedangkan kalau pewarnanya kan gratis tinggal ambil saja di
alam. Soalnya menggunakan tanaman, baik daun maupun bunganya.

10. Ajang Eksplorasi dan Inovasi Desain dan Seni Tekstil

Kalau ingin mengeksplorasi dan menginovasi desain di bidang tekstil ini,


ecoprinting sangatlah fleksibel. Para pengrajin bisa terus meningkatkan kualitas
produknya dengan mengembangkan tekniknya terus-menerus. Di dalam ecoprint
sendiri ada beragam teknik yang kerap dipakai, mulai dari teknik ikat-rebus dan
teknik memukul-mukul dan menjemur.

Contoh-Contoh Produk Ecoprinting di Indonesia


Sebenarnya, trend ecoprint ini mulai merajalela ke banyak wilayah di dunia, tidak
terkecuali Indonesia. Di Indonesia, sudah banyak pengusaha UKM yang mencoba
teknik pewarnaan dan pencetakan motif secara alami ini. Motivasi mereka adalah
karena masih rendahnya tingkat persaingan, sebab belum banyak kompetitor
pengusaha yang terjun di bisnis ini. Meskipun persaingan rendah, namun para pengusaha
Ecoprinting mesti pandaipandai dalam mencari pembeli, sebab belum banyak orang tahu soal
tren clothing atau tekstil macam ini. Promosi berbasis internet marketing lebih banyak
dipilih. Selain tentunya diiringi dengan upaya pembukaan gerai-gerai toko dan
sosialisasi dan pemasaran melalui pameran.

Di bawah ini adalah beberapa contoh produk Ecoprinting yang bisa dibuat:
• Kain Batik • Serbet
• Baju Batik • Tirai
• Celana Batik • Sprei
• Scraf • Tas
• Pashmina • Mukena
• Payung

Proses ecoprint yang sebenarnya membutuhkan waktu yang lama. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan awet. Berikut adalah
langkah yang dilakukan untuk proses ecoprint :

1) Memilih daun dan bunga yang akan digunakan sebagai bahan pewarna
kain. Sebaiknya daun atau bunga diambil pada saat musim panas karena
warna daun atau bunga akan cepat pudar setelah terkena hujan.

2) Sebagai pemula Anda bisa menggunakan kain dengan bahan sutra atau
wol. Setelah melakukan beberapa eksperimen Anda bisa beralih pada
kain yang terbuat dari bahan yang lain.

3) Letakkan daun atau bunga pada bagian kain yang Anda inginkan. Buatlah
bundel yang ketat.

4) Proses selanjutnya adalah pencetakan. Jika Anda menginginkan proses


yang lebih singkat, Anda bisa merebus atau mengukus bundelan kain
yang sudah dibuat. Proses ini biasanya membutuhkan waktu antara 30
menit sampai 6 jam. Warna daun atau bunga akan mulai masuk ke
dalam kain. Warna daun atau bunga tertentu akan mulai pudar jika
proses ini dilakukan dalam waktu yang terlalu lama. Maka periksalah
secara teratur dan tambahkan air jika diperlukan.

5) Cara lain yang bisa Anda lakukan adalah dengan meletakkan buntelan
kedalam ember yang berisi air, kemudian letakkan di tempat panas.

6) Proses pewarnaan berikutnya adalah dengan mengubur buntelan di


dalam tanah, kemudian membukanya setelah beberapa bulan.
7) Jika pewarnaan dilakukan dengan cara memasak atau merendam di
bawah sinar matahari, setelah di keluarkan buntelan bisa dibuka dan
biarkan hingga dingin atau kering.

Anda bisa berkreasi dengan berbagai macam daun atau bunga. Jenis daun yang
cocok digunakan untuk teknik ecoprint adalah yang berbentuk agak pipih, sedikit tebal dan
mempunyai kandungan air cukup banyak. Kandungan air ini sangat mempengaruhi
keberhasilan proses ecoprint.

Ecoprint disebut unik karena tidak bisa diulang. Bahan pewarna (daun atau bunga)
yang digunakan tidak sama, bahan pewarna yang digunakan di satu tempat dan di tempat lain
akan berbeda. Bahkan dua sisi daun yang digunakan pun tidak bisa sama. Ecoprint
merupakan teknik cetak yang menggunakan pewarna alami. Teknik sederhana yang tidak
melibatkan mesin atau cairan kimia. Teknik ini diaplikasilan pada bahan berserat alami
seperti kain kanvas atau katun yang mampu menyerap warna dengan baik. Pencetakan yang
ramah lingkungan ini dilakukan dengan menyerap pigmen dari tumbuhan untuk membuat
warna yang menarik. Pewarnaan ini dilakukan dengan menimbulkan warna tertentu pada
serat selulosa (kapas, linen) atau protein (sutra, wol) tanpa mewarnai benang secara merata.

Berbeda dengan teknik pewarnaan yang dilakukan di pabrik dengan menggunakan


bahan kimia. Pewarnaan tradisional atau ecoprint ini lebih memanfaatkan tanaman yang tidak
dikenal sebagai sumber pewarna. Hasil pencetakan ecoprint ini sangat bervariasi sesuai
dengan jenis tanaman, bagian tanaman yang digunakan, waktu pengolahan, tingkat pH,
kualitas air, metode pengolahan, jenis serat (selulosa, sintetis atau protein) dan lainnya.
Cara yang paling sederhana dilakukan untuk proses ecoprint adalah dengan
meletakkan bunga atau daun di atas kain, kemudian memukulnya dengan menggunakan palu.
Daun atau bunga akan meninggalkan bekas warna pada kain. Proses sederhana ini tidak
membutuhkan waktu lama. Namun hasil pewarnaannya juga akan tetap unik dan menarik.

Anda mungkin juga menyukai