Anda di halaman 1dari 6

taranya adalah sebagai berikut :

1. Paving (kon-blok) yang terinspirasi dari sel parenkim

Teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan - sel parenkim

Paving memiliki bentuk yang sama dengan parenkim. parenkim adalah sel yang berperan
dalam fotosintesis daun, mengandung kloroplas dan membentuk jaringan klorenkim (pada
mesofil daun, korteks batang, empulur). Bentuknya segi enam dan memiliki ruang antarsel ini
yang menjadi inspirasi utama dalam menentukan pembuatan bentuk dan pemasangan paving.
Paving digunakan untuk meratakan jalan dan menyerap air hujan, teknologi ini termasuk
teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan.

2. Velcro atau Perekat terinspirasi dari duri tanaman

Teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan - velcro

Velcro terdiri dari dua komponen: terdiri dari dua lembar Velcro (satu lembar yang bundar
atau kotak dan satu lembar pengait) dijahit atau ditempelkan ke kain secara berlawanan.
Komponen pertama memiliki pengait, sementara yang lainnya memiliki benang seperti
lingkaran atau kotak. Ketika disatukan, benang bentuk lingkaran atau kotak akan mengait
pada pengait dan dua bagian tersebut menempel sementara. Ketika dipisahkan, dengan cara
ditarik atau memotong, Velcro akan menghasilkan suara sobekan yang khas. Teknologi ini
juga terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan.

Velcro atau perekat merupakan sebuah teknologi yang terinspirasi dari cara duri tanaman
menempel pada bulu anjing. Velcro berfungsi untuk mengikat dua sisi kain, pertama kali
diciptakan pada tahun 1948 oleh Insinyur Listrik bernama George deMestral. Velcro ini
dipatenkan oleh penemunya pada tahun 1955 dan dibuat secara praktikal sampai
diperkenalkan secara komersial pada akhir tahun 1950-an. Pada tahun 1941, insinyur Swiss
George deMestral mengamati duri tersebut di bawah mikroskop dan melihat adanya ratusan
kait kecil yang bisa menempel pada rambut atau pakaian. Dia mengembangkan bahan Velcro,
dari kata Prancis “velours,” yang berarti beludru, dan “crochet,” yang berarti kait.

3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Abengoa terinspirasi dari struktur bunga


matahari

Teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan - PLTA Abengoa

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Abengoa diciptakan saat para peneliti MIT (
MassachusettsInstituteof Technology ) terinspirasi dari salah satu struktur jaringan bunga
tumbuhan yaitu Bunga Matahari. Keteraturan kelopak bunga matahari menginspirasi peneliti
untuk mendesain Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang dapat meminimalkan penggunaan
lahan dan juga meningkatkan energi yang dihasilkan oleh PLTS tersebut. Penelitian MIT (
MassachusettsInstituteof Technology ) mengenai PLTS ini diterbitkan dalam Jurnal Solar
Energy, berfokus pada penempatan cermin yang terpasang di tanah yang diarahkan ke
menara pusat. Sinar matahari yang dipantulkan oleh cermin tersebut terkonsentrasi pada
menara yang akan membuat air mendidih atau juga cairan lainnya untuk menghasilkan uap,
kemudian uap menjalankan turbin dan generator, dan menghasilkan energi listrik.

4. Pemurni udara Andrea terinspirasi dari tumbuhan

Teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan - Pemurni udara

Andrea Air Purifier adalah sebuah contoh teknologi yang terinspirasi dari tumbuhan dan hasil
kombinasi brilian antara manusia dengan tanaman yang dapat mempercepat kemampuan
alami alam untuk membersihkan udara yang kotor dalam rangka untuk mendetoksifikasi
suasana di dalam rumah. Alat yang luar biasa ini mampu membersihkan udara di rumah Anda
lebih baik dibandingkan dengan tanaman biasa.

Cara kerjanya cukup simpel, udara kotor yang mengandung bakteri atau virus akan masuk ke
bagian atas kemudian tersaring ke bawah dan udara bersih akan keluar melalui kipas. Anda
bisa memilih tanaman yang sesuai dengan kesukaan anda sehingga kelebihan Andrea Air
Purifier tidak hanya sekedar sebagai penjernih udara tetapi sekaligus bisa mempercantik
interior ruangan.

5. BiophotovoltaicMossTable

Teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan - biophotovoltaic

BiophotovoltaicMossTable merupakan meja yang dapat membangkitkan listrik melalui


proses fotosintesis. BiophotovoltaicMossTable adalah karya inovatif yang menunjukkan
potensi masa depan teknologi BioPhotoVoltaic (BPV). Inpirasi atau ide pengembangan
teknologi ini dari jaringan fotosintesis tumbuhan.

BPV mosstable bekerja sebagai alat bio-elektrik yang mengubah energi kimia dalam
fotosintesis menjadi energi listrik menggunakan material biologi seperti algae, cyanobacteria
dan tumbuhan vascular. The mosstable atau biophotovoltaic mampu menghasilkan listrik
yang cukup untuk mengisi alat-alat listrik kecil seperti jam digital. Para peneliti memprekdisi
masa depan konsep biophotovoltaic akan berkembang lebih besar dan akan mampu mengisi
tenaga listrik alat yang lebih besar seperti lampu atau bahkan laptop

6. Charger tenaga surya Electree terinspirasi dari fotosintesa daun

Teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan - charger tenaga surya
Terinspirasi dari pohon bonsai yang karakteristik daunnya nampak berkelompok, maka
Electree mewakili bentuk tersebut dengan daun-daun sel surya yang bisa menyerap panas
matahari. Charger tenaga surya Electree ini terisnpirasi dari bentuk tanaman hias yang
populer yaitu bonsai. Charger tenaga surya Electree dirancang oleh Vivien Muller dan
terinspirasi dari jaringan tumbuhan
Terdapat 27 buah daun sel surya dengan bahan amorphous-silicon berkualitas tinggi. Masing-
masing berbentuk persegi dengan lebar 3,7 inci atau sekitar 10 cm. Cabang-cabangnya
memuncak secara vertikal dengan sedikit lengkungan khas pohon bonsai. Electree memiliki
kapasitas penyimpanan energi hingga 14.000 mAh. Itu artinya bisa mengisi penuh baterai
iPhone 5 lebih dari sembilan kali tanpa harus terpapar cahaya. Terdapat 2 buah port USB
yang sudah barang tentu menjadi slot yang universal bagi semua smartphone. Tak hanya itu,
Electree juga dilengkapi dengan wirelesscharging yang bisa digunakan untuk beberapa jenis
smartphone canggih.

Baca Juga :

 Sejarah revolusi industri dan perkembangannya


 Materi Teknologi Layanan Jaringan
7. Teater Esplanade yang terinspirasi dari bentuk buah durian

Teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan - teater esplanade

Teater Esplanade adalah bangunan yang terinspirasi dari tumbuhan atau bentuk buah durian.
Teater ini terletak di tepi sungai enam hektar lahan di sepanjang tepi laut Marina Bay dekat
dengan muara SingaporeRiver. Tujuannya dibangun untuk menjadi pusat pertunjukkan seni
bagi bangsa pulau Singapura.

Bangunan ini dirancang oleh dua firma arsitektur yang bekerja sama yaitu DP Architect (
DPA ) dari Singapura dan berbasis London Michael Wilford&Partners ( mwp ). Desain
Arsitektur yang unik pada bangunan ini terlihat dari atap pada bangunan tersebut yang
menyerupai seperti buah durian. Beberapa orang Singapura merujuk ke Esplanade sebagai ”
The Big Durian ” atau juga ” Shell Durian ”. Esplanade berisi ruang pertunjukan kelas dunia,
ditambah dengan berbagai layanan pendukung profesional dan fasilitas. Selain tempat
pertunjukan, Esplanade juga tersedia tempat pertemuan, ruang gaya hidup dan ruang seni
layanan terkait lainnya.

8. Kota mengambang LilypadEcopolisterinsipirasi dari struktur daun teratai

Teknologi yang terinspirasi dari struktur jaringan tumbuhan - lilypad

Kota mengambang Lilypadecopolis terinspirasi dari struktur jaringan daun teratai dan
didesign oleh Vincent Callebaut sebagai antisipasi untuk tahun 2100 yang digambarkkan
bahwa akan banyak sekali jumlah para pengungsi dunia akibat terjadinya pemanasan global.
Dia mengemukakan bahwa prinsip Archimedes bahwa cairnya es tidak akan merubah
peningkatan permukaan air. Sama halnya dengan mencairnya es di dalam air di gelas. Namun
ada dua sumber air raksasa yang tidak berada diatas air yang akan mencair dan langsung
menuju ke laut yang menyebabkan naiknya permukaan air laut.

Hal ini berhubungan dengan gunung es di Antartika dan Greenland disisi lain, serta benua es.
Hal lain yang menyebabkan naiknya permukaan laut tidak ada sangkut pautnya dengan
mencairnya es, tetapi dilatasi air yang terjadi akibat pengaruh suhu udara. Menurut ramalan
GIEC (Intergovernmentalgroupontheevolutionoftheclimate), kenaikan permukaan laut akan
mencapai 20 hingga 90 cm selama abad ke-21. Setiap kenaikan suhu 1°C akan
mengakibatkan air naik 1 meter. Kenaikan air ini akan mempengaruhi 0.05% di Uruguay, 1%
di Mesir, 6% di Belanda, 17.5% di Bangladesh dan lebih dari 80% di daerah atollMajuro di
Marshall dan pulau-pulau Kiribati hingga pulau-pulau di Maldives.

Negara-negara seperti Vietnam, Mesir, Bangladesh, Guyana atau Bahamas akan melihat
tempat-tempat tinggal masyarakatnya kebanjiran dan genangan Lumpur air asin dari laut.
New York, Bombay, Calcutta, Hô Chi Minh City, Shanghai, Miami, Lagos, Abidjan, Jakarta,
Alexandria dan lebih dari 250 juta pengungsi dari negara lain akibat perubahan suhu udara.
Itulah sebabnya Lilypad, sebagai prototipe kota yang dibuat mengapung diatas air dan dapat
menampung sebanyak 50.000 penduduk. Dan didalamnya dikembangkan kehidupan flora dan
fauna disekitar danau dengan air yang ditampung dari air hujan.

Lilypad kota yang akrab dengan lingkungan dapat mengapung dari dariMonaco di Eropa
hingga ke daerah bagian Atol Polenesia. Desain yang sangat modern dalam antisipasi
pengungsi akibat pemanasan global. Inspirasi dari daun lilypadAmazonia Victoria Regia, dari
keluarga Nympheas, tanaman air yang ditemukan oleh ahli tanaman Jerman
ThaddeausHaenke. Lilypad kota lingkungan yang mengapung dengan zero emisi udara
melalui teknologi energi dari matahari (solar), angin, gelombang laut dan biomass. Bahkan
dapat memperoses gas CO2 di adalam atmosfer dan meresap ke kulitnya (atap) yang terbuat
dari titanium dioxide ,seperti proser fotosintesis pada tumbuhan (daun)

Anda mungkin juga menyukai