Anda di halaman 1dari 12

MATERI 1: PERALATAN PEMBUATAN POLA

Pertemuan ke : 1 (satu)

I Pendahuluan
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa mengetahui peralatan yang
digunakan untuk pembuatan pola.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus mempelajari peralatan pembuatan pola ini guna
memfasilitasi mahasiswa sehingga pada akhir pembelajaran diharapkan memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Mengetahui alat-alat yang digunakan dalam pembuatan pola
2. Mengetahui fungsi alat-alat yang digunakan dalam pembuatan pola
3. Mengetahui dan mengerti cara menggunakan alat-alat untuk pembuatan pola

II Materi
A. Pengetahuan
1. Peralatan Pembuatan Pola
Peralatan yang diperlukan dalam pembuatan pola diantaranya :
1. Buku kostum atau buku pola dan Kertas Pola
Buku kostum atau buku pola dan kertas pola merupakan tempat menggambar
pola. Buku pola dan kertas pola merupakan alat penting untuk menggambar pola.
Kertas yang biasa digunakan untuk menggambar pola dengan ukuran centimeter
adalah kertas dorslag, kertas karton manila/duplek atau kertas koran. Buku pola
digunakan untuk menggambar pola busana dengan ukuran skala. Buku pola yang
baik berukuran folio kertasnya bewarna putih, tebal dan halaman terdiri dari kertas
bergaris dan kertas polos dengan letak yang berselang-seling. Lembar halaman
bergaris diperlukan untuk mencatat ukuran dan mencatat keterangan pola yang
dibuat. Lembaran halaman tidak bergaris (polos) digunakan untuk menggambar
pola dengan ukuran skala.

Gambar 1.1 Buku Pola/buku kostum


2. Mistar Skala
Mistar skala atau mistar ukuran perbandingan, adalah alat ukur yang digunakan
untuk menggambar pola di buku pola. Mistar skala ada beberapa macam yakni
ada yang menggunakan ukuran satu berbanding dua, satu berbanding empat,
satu berbanding enam dan satu berbanding delapan. Skala yang baik terbuat
dari kertas yang agak tebal seperti kertas karton dan berbentuk segi panjang,
dan letak garis ukuran tepat pada tepi skala. Tepinya tidak bertiras, kedua
permukaan memiliki ukuran skala yang berbeda salah satu diantaranya ukuran
skala satu berbanding empat, karena skala ukuran ini sering digunakan didalam
menggambar pola busana.

Gambar 1 2 Mistar Skala

3. Penggaris
Untuk menggambar pola busana diperlukan penggaris/rol dressmaker dengan
bentuk yang berbeda-beda. Penggaris lurus, digunakan untuk membuat garis
lurus. Penggaris lengkung digunakan untuk membuat garis-garis melengkung
seperti garis lingkar leher, lingkar kerung lengan, krah dan garis sisi rok.
Sedangkan penggaris segi tiga siku-siku digunakan untuk membentuk garis
sudut, seperti garis badan dan tengah muka, garis badan dan tengah belakang
serta garis lebar muka dan garis lebar punggung.

Gambar 1.3 Penggaris Lengkung


4. Pensil dan bool point
Pensil digunakan untuk menggambar pola di buku pola atau di kertas pola.
Pensil yang baik digunakan untuk menggambar pola ada beberapa macam yakni
pensil terbuat dari graphite, pensil ini bagus digunakan dan mempunyai ukuran
yang berbeda. Untuk yang agak keras dengan kode H / HB pensil ini tulisannya
jelas dan mudah dihapus jika terjadi kesalahan. Pensil ini digunakan untuk
menggambar garis-garis pola, setelah polanya selesai dibuat, garis dengan
pensil ini dipertajam dengan pensil bewarna. Pensil bewarna merah untuk garis
pola bagian muka dan pensil bewarna biru untuk garis pola bagian belakang.
Garis bantu pola di pertajam dengan bollpoin warna hitam.

Gambar 1.4 Pensil Mekanik dan Bolpoint

5. Pita ukuran (cm dan inci)


Pita ukuran (cm dan inci), digunakan untuk mengambil ukuran badan seseorang
yang akan membuat busana atau ukuran model, disamping itu pita ukuran juga
dipakai untuk menggambar pola pakaian dan juga digunakan pada waktu
penyesuaian pola. Pita ukuran (cm & inci) ada beberapa macam yakni ada yang
menggunakan ukuran centimeter dan ada yang ukuran inchi bahkan ada yang
menggunakan kedua ukuran tersebut. Pita ukuran (cm dan inci) yang baik
terbuat dari serbuk kaca atau terbuat dari bahan yang lemas seperti plastik,
tepinya tidak bertiras, tidak boleh meregang, garis-garis dan angka kedua
permukaan memiliki ukuran yang dicetak dengan jelas, dan letak garis ukuran
tepat pada tepi pita ukuran.

Gambar 1.5 Pita Ukuran (cm dan inci)


6. Penghapus (Eraser)
Penghapus perlu disediakan sewaktu menggambar pola, penghapus digunakan
untuk membersihkan goresan pola yang salah. Penghapus yang baik adalah
yang bewarna hitam terbuat dari karet yang lemas, dengan menggunakan
penghabus ini goresan-goresan yang salah akan menjadi hilang dan tidak
meninggalkan bekas sampai mendapatkan hasil yang memuaskan.

Gambar 1.6 Penghapus

7. Jarum Pentul
Jarum pentul yang baik terbuat dari baja dan berukuran panjang 3 s.d 4 cm.
Bentuk jarum pentul / jarum penyemat yang dipergunakan pada pembuatan pola
adalah jarum pentul yang baik yaitu ujungnya runcing dan terdapat pegangan
mutiara dipangkalnya, sehingga mudah dalam menggunakannya.

Gambar 1.7 Jarum Pentul


8. Gunting Kertas dan Gunting Kain
Gunting kertas digunakan khusus untuk menggunting kertas. Ukuran gunting
kertas disesuaikan dengan kertas pola yang akan digunting, untuk pola kecil
yang menggunakan kertas doorslag dapat menggunakan gunting kecil.
Sedangkan untuk pola yang menggunakan kertas karton digunting dengan
menggunakan gunting besar. Ciri gunting kertas adalah lubang untuk pegangan
sama besar sedangkan gunting kain lubang untuk pegangan tidak sama besar
dan posisi pisau gunting sama/hampir sama dengan pegangan bagian bawah.
Gambar 1.8 Gunting Kertas dan Gunting Kain
9. Kertas Doorslag
Digunakan untuk menggambar pola kecil atau bisa untuk rancang bahan pola
kecil. Setelah pola dibuat maka pola tersebut dijiplak dengan kertas
doorslag. Untuk pola bagian muka dengan warna merah dan pola bagian
belakang dengan warna biru.

Gambar 1.9 Kertas Doorslag

10. Awl
Alat yang digunakan untuk melubangi titik kupnat.

Gambar 1.10 Awl

11. Hole Punch


Alat yang digunakan untuk membuat lubang besar pada pola yang terbuat
dari kertas karton agar dapat digantung pada gantungan pola.

Gambar 1.11 Hole Punch


12. Pattern Notcher
Alat yang digunakan untuk memberikan tanda U pada tepi pola guna
menunjukkan posisi kelim ataupun batas jahitan.

Gambar 1.12 Pattern Notcher


13. Tracing Whell (Rader)
Alat yang bertangkai serta mempunyai sebuah roda pada ujungnya, dan
digunakan untuk menekan karbon jahit sewaktu memberi tanda pola pada
bahan yang akan dijahit.

Gambar 1.13 Tracing Whell (Rader)


14. Lem Kertas
Lem digunakan untuk menempel pola kecil pada saat membuat
pecah model.

Gambar 1.14 Lem Kertas

2. Terminologi Pembuatan Pola


Terminologi yang digunakan dalam pembuatan pola diantaranya :
1. Interfacing (Pelapis)
Kain pengeras untuk bagian tertentu dari garmen, misalnya pada kerah dan
manset. Terdapat beberapa macam bentuk dan tenunan. Ada yang dilengkapi
dengan perekat dan ada yang tidak.
Gambar 1.15 Interfacing (Pelapis)
2. Work Sheet (Lembar spesifikasi kerja)
Lembaran yang terdiri dari informasi rinci yang berhubungan dengan
pekerjaan dimana terdapat sketsa garmen, ukuran dan metode
penggabungan garmen.

Gambar 1.16 Work Sheet (Lembar Spesifikasi Kerja)


3. Toile
Garmen atau bagian dari garmen yang terbuat dari kain blacu untuk
mengetes pola atau bagian dari pola.

Gambar 1.17 Toile


4. Asymetric Pattern ( Pola asimetris)
Satu sisi tidak seimbang secara geometris
5. Bias Grain ( Permukaan bahan yang bias)
Menunjukkan arah bahan yang diagonal. Bias yang benar adalah pada sudut
45 derajat terhadap permukaan yang lurus atau pinggiran pada bahan.
6. Break Line ( Garis terputus)
Garis tanda pada lipatan kain
7. Button Stand (Tempat kancing)
Tambahan ruang untuk tempat kancing
8. Crown ( Puncak lengan)
Bagian bahu sebuah lengan
9. Cut and Spread ( Mengembangkan)
Teknik memecah pola dan menambah lebar
10. Cut On Fold ( Lipatan)
Pinggiran pola untuk diletakkan pada lipatan kain saat menggunting garmen.
11. Dart (Kupnat)
Bentuk yang dibuat meruncing pada satu sisi atau kedua sisi dan digunakan
untuk menghilangkan kelebihan ruang.
12. Drill Holes ( Lubang tanda)
Lubang kecil yang digunakan untuk menandai titik-titik kupnat atau
penempatan saku, lengkungan kupnat, sudut dan lain-lain.
13. Ease Allowance ( Kelonggaran/kampuh)
Lebar tambahan pada pola atau pola dasar untuk ruang gerak atau untuk
menciptakan siluet model tertentu.
14. Gathering ( Kerutan)
Proses membuat panjang bahan menjadi area yang lebih kecil sepanjang
garis jahitan untuk menciptakan lipatan yang lembut dan seimbang.
15. Grain Line (Arah serat)
Tanda garis pada pola yang mengindikasikan lembaran pola harus diletakkan
sesuai dengan arah serat pada kain.
16. Ignore Dart ( Tanpa kupnat)
Digunakan pada proses pembuatan pola untuk menunjukkan bahwa pada
pola dasar tidak memerlukan kupnat.
17. Notches ( Torehan)
Torehan berbentuk U pada bagian pinggir lembaran pola untuk menunjukkan
dimana tempat menyambungkan lembaran-lembaran garmen atau dimana
sambungan jahitan harus digabungkan. Torehan biasanya ditransfer dari
lembaran pola ke bahan tekstil dengan cara memotong sedikit bahan.
18. Notching (Menoreh)
Kegiatan untuk membuat torehan atau potongan pada lembaran-lembaran
yang dipotong pada posisi yang sesuai.
19. Pattern (Pola)
Bentuk jiplakan dari badan yang terbuat dari kertas atau kain dan akan
digunakan pada saat memotong kain.
20. Pattern Library
Kumpulan pola yang sistematis.
21. Pleat (Lipit)
Lipitan bahan tekstil yang menjadikan bidang kontrol dari gelembung.
22. Seam and Hem Allowance (Lebar kampuh dan keliman)
Tambahan bahan yang dibuat melebihi bagian dari setikan atau garis kelim
dari lembaran pola untuk dapat mengkonstruksi garmen.
23. Symmetrical (Simetris)
Dua sisi, secara geometris mempunyai pola yang seimbang. Satu sisi menjadi
cerminan dari sisi lainnya.
24. Tucks (Cubit)
Lipatan kecil dari bahan yang digunakan untuk membentuk garmen atau
untuk hiasan.

3. Tanda-Tanda Yang digunakan Untuk Membuat Pola dan Pecah Pola


Tanda-tanda pada pola diperlukan untuk memberi informasi pada saat pemotongan
bahan dan proses penjahitan. Tanda-tanda pada pola diantaranya:

1. Garis pensil hitam merupakan garis pola asli.

2. Garis merah (pensil merah) adalah garis pola


bagian badan depan

3. Garis biru (pensil biru) adalah garis pola bagian


badan belakang

Titik-titik merupakan garis pertolongan, dengan


4. warna pensil menurut bagiannya (depan
berwarna merah, belakang berwarna biru).

Strip titik strip titik merupakan garis rangkap


pola, dengan warna pensil menurut bagiannya
5.
(depan berwarna merah, belakang berwarna
biru).
6. Strip strip-strip merupakan garis lipatan pada
kain, dengan warna pensil menurut bagiannya
(depan berwarna merah, belakang berwarna
biru)

Garis dengan balpoint hitam, garis tempat lipit


atau pola perlu digunting untuk dilebarkan atau
7. dikerut. Tanda ini dibuat jika lipit atau kerut
tidak dibuat pada pecah pola, tetapi ditambah
lipit atau kerut pada rancangan bahan

Tanda bagian yang harus di lebarkan, dengan


8. warna pensil menurut bagianya (depan
berwarna merah, belakang berwarna biru).

Tanda bagian yang harus dihapus atau


dihilangkan, dengan warna pensil menurut
9.
bagiannya (depan berwarna merah, belakang
berwarna biru).

10. Tanda lipit (plooi).

Setengah lipit (half plooi), dengan warna pensil


11. menurut bagiannya (depan berwarna merah,
belakang berwarna biru).

Bagian yang harus dilipit pada pola, batas


12. memakai pena hitam (kupnat yang
dipindahkan)

13.
T.M (C.F) Tanda Tengah Muka (Centre Front)

14. T.B (C.B) Tanda Tengah Belakang (Centre Back)


15. Siku-siku

16. Tanda panah 2 arah merupakan tanda arah


benang atau serat kain (Grain Line)

Garis kotak-kotak pensil (diarsir), pelapis


17.
antara, blacu atau viselin

Dua anak panah hitam bersilang membentuk


18.
huruf X menunjukkan arah benang serong

B. Keterampilan
Keterampilan yang diperlukan dalam mempelajari peralatan pembuatan pola
1. Mampu mengenal alat-alat pembuatan pola sesuai kebutuhan.
2. Mengetahui dan mengenal fungsi alat-alat pembuatan pola
3. Mampu dan mengerti cara menggunakan alat-alat pembuatan pola

C. Sikap
Sikap kerja yang diperlukan dalam mempelajari peralatan pembuatan pola
1. Bersikap sopan
2. Bersikap ramah
3. Bersikap santun

III Latihan dan/ Tugas

1. Sebutkan dan jelaskan peralatan yang digunakan untuk membuat pola !?


2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Toile ?!
3. Sebutkan dan jelaskan terminologi pembuatan pola ?!
4. Sebutkan dan jelaskan tanda-tanda yang digunakan pada pembuatan pola dan
pecah pola !?
5. Tugas : Buatlah salah satu gambar pola pakaian dan lengkapi gambar pola
tersebut dengan tanda-tanda/informasi yang harus ada !!

IV Daftar Pustaka

Dahniar Jatim, (1954), Membuat Pola, W. Versluya N.V., Jakarta.


Porrie Muliawan, (2003), Konstruksi Pola Busana Wanita, Penerbit PT. BPK
Gunung Mulia, Jakarta.

Meyneke, J.H.C., (1970), Menggambar Pola di Indonesia, Penerbit Pradnya


Paramita, Jakarta.

Njoo Hong Hwie, (1954), Mengukur, Menggambar, Memotong dan Menjahit


Pakaian, Penerbit PT.Mandira, Semarang.

Sanny Poespo, (2001), Pola Busana Wanita, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Solinger,J., (1988), The Apparel Manufacturing Handbook Analysis Principles and


Practice, 2nd Edition, Textile Book Service, New Jersey, USA.

Anda mungkin juga menyukai