Anda di halaman 1dari 26

KONSEP DASAR MENGHIAS BUSANA

MATA PELAJARAN PEMBUATAN HIASAN BUSANA

SMK NEGERI 1 KARANGGAYAM


2020
KONSEP DASAR MENGHIAS BUSANA

A. Pengertian Menghias Busana


Menghias dalam Bahasa Inggris berasal dari kata “to decorate” yang berarti menghias
atau memperindah. Dalam busana menghias berarti memperindah segala sesuatu yang
dipakai oleh manusia baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keperluan rumah tangga.
Benda yang dipakai untuk diri sendiri antara lain blus, rok, celana, tas, topi dan lain-lain,
sedangkan untuk keperluan rumah tangga atau lenan rumah tangga diantaranya yaitu
taplak meja, bed cover, bantal kursi, gorden dan lain-lain.
Ditinjau dari tekniknya, menghias kain dibedakan atas 2 macam :
1) menghias permukaan bahan yang sudah ada dengan bermacam-macam tusuk hias baik
yang menggunakan tangan maupun dengan menggunakan mesin
2) dengan cara membuat bahan baru yang berfungsi untuk hiasan benda. Menghias
permukaan kain atau bahan yaitu berupa aneka teknik hias seperti sulaman, lekapan,
mengubah corak, smock, kruisteek, terawang dan metelase. Sedangkan membuat bahan
baru yaitu berupa membuat kaitan, rajutan, frivolite, macrame dan sambungan perca.
Yang akan dibahas pada bab ini hanyalah menghias busana dengan cara menghias
permukaan bahan atau busana dengan beberapa teknik hias.
Sebelum kita membuat hiasan pada suatu benda atau busana baik dengan cara menghias
kain maupun dengan membuat bahan baru, terlebih dahulu kita perlu membuat suatu
rencana tentang hiasan yang akan dibuat yang disebut dengan desain hiasan busana.

B. Desain Hiasan Busana


Desain hiasan merupakan desain yang dibuat untuk meningkatkan mutu dari desain
struktur suatu benda. Desain hiasan ini terbentuk dari susunan berbagai unsur seperti
garis, arah, bentuk, ukuran, tekstur, value dan warna. Bentuk dan warna merupakan
unsur yang sangat mempengaruhi tampilan sebuah desain hiasan. Agar indah dan
menarik dilihat dalam mendesain hiasan ini juga harus memperhatikan prinsip-prinsip
desain. Prinsip-prinsip desain ini pada dasarnya sama, hanya saja penerapannya berbeda.
Keselarasan, keseimbangan dan kesatuan desain hiasan dengan benda yang akan dihias
merupakan hal utama yang perlu dipertimbangkan dalam merancang desain hiasan suatu
benda.
Keselarasan merupakan kesesuaian antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya
baik antara benda yang dihias dengan hiasannya maupun antara hiasan yang digunakan
itu sendiri. Agar hiasan yang digunakan sesuai dan dapat memperindah bidang yang
dihias maka perlu diperhatikan beberapa hal yaitu :
a. Hiasan yang digunakan hendaklah tidak berlebihan. Hiasan yang terlalu berlebihan
membuat pakaian terlihat norak atau terlalu ramai. Oleh sebab itu penggunaan hiasan
hendaklah dibatasi sehingga fungsinya untuk meningkatkan mutu produk tersebut
dapat tercapai.
b. Hiasan yang digunakan disesuaikan dengan desain struktur benda yang dihias.
Contohnya pada bidang benda yang berbentuk segi empat dapat digunakan motif yang
mengikuti bidang segi empat tersebut, atau hanya membuat hiasan berbentuk siku
pada setiap sudutnya. Janganlah menggunakan hiasan yang merubah desain struktur
seperti bidang segi empat dibuat hiasan berbentuk lingkaran pada bagian tengah
bidang benda. Ini artinya sudah merubah bentuk struktur benda tersebut.
c. Penempatan desain hiasan disesuaikan dengan luasnya background dari benda yang
dihias. Bidang yang kecil sebaiknya juga menggunakan hiasan yang kecil dan
sebaliknya bidang yang luas dapat menggunakan hiasan yang sedikit lebih besar.

C. Prinsip Prinsip Desain


Prinsip desain adalah merupakan suatu cara penggunaan dan pengkombinasian unsur
– unsur desain ( garis, arah, bentuk, ukuran, tekstur,nilai gelap terang dan warna )
menurut prosedur tertentu.
Adapun prinsip – prinsip desain itu meliputi :
1. Harmoni
Suatu susunan dikatakan harmoni jika semua obyek dalam suatu kelompok
memiliki persamaan atau keserasian.
Ada 5 aspek dalam prinsip harmoni :
a. Harmoni dalam bentuk
Beberapa garis yang dikombinasikan akan menghasilkan bentuk. Bentuk
tersebut harmoni apabila menggunakan macam – macam garis yang penting
yang terdiri dari pengulangan, kontras dan peralihan ukuran.

Garis pengulangan Garis kontras Garis peralihan ukuran

Suatu bentuk harmoni jika bentuk tersebut diletakkan pada tempat yang sesuai.
Contoh: hiasan pada bentuk kerah yang melengkung, motif hiasannya
melengkung pula.

Motif hiasan pada bentuk melengkung

b. Harmoni dalam ukuran


Ketidakserasian dan kejanggalan sering terlihat apabila ukuran yang digunakan
tidak sama. Agar desain hiasan tampak harmoni dalam ukuran haruslah
disesuaikan dengan bidang yang dihias.
Contoh : hiasan untuk busana anak berbeda ukuran dengan hiasan pada
busana wanita dewasa, begitu pula hiasan yang terletak di dada akan
berbeda besarnya dengan hiasan yang ada pada lengan. Desain
hiasan yang kita peruntukkan bagi tubuh gemuk berbeda jika
diterapkan pada tubuh kurus dan sebagainya.

c. Harmoni dalam tekstur


Untuk mengidentifikasi sifat permukaan suatu bahan dapat dilakukan dengan
meraba jika ingin mengenali kasar dan lembut, kaku atau langsai suatu bahan.
Dengan melihat jika ingin mengenali licin, kilau dan kusamnya permukaan
bahan busana. Hal ini kita pelajari dalam hubungannya dengan bahan yang
akan digunakan untuk menghias.
Contoh : bahan busana satin diselesaikan dengan benang hias India atau benang
katun untuk bahan kasual.

d. Harmoni dalam ide


Harmoni dalam ide merupakan kesesuaian antara bahan yang akan dihias dan
pilihan hiasan yang akan diterapkan.
Contoh : bahan busana sifon dengan ide hiasan sulaman bayangan. Bahan
busana berkotak dengan ide hiasan merubah corak dan sebagainya.

e. Harmoni dalam warna


Keserasian dalam pemilihan warna sangat mendominasi penampilan busana
yang akan kita buat. Oleh karenanya penguasaan teori warna sangat diperlukan.
Banyak pendapat dari para ahli tentang teori warna ini. Dari beberapa teori
warna yang ada, dapat digaris bawahi menjadi beberapa kelompok :
1. Kelompok warna
2. Kelompok warna menurut sifat dan pengaruhnya
3. Kelompok warna berdasar kombinasinya

1. Kelompok warna
a. Warna primer
Warna primer adalah warna dasar atau warna pertama yaitu merah, biru,
dan kuning.
b. Warna sekunder
Warna sekunder adalah warna yang terjadi dari percampuran warna
primer dengan perbandingan yang sama, yaitu : orange, hijau, dan ungu

c. Warna tersier
Adalah warna yang terjadi dari percampuran warna sekunder dengan
jumlah yang sama.
Contoh :

d. Warna kuarter
Adalah warna yang terjadi dari percampuran warna tersier.
Contoh

2. Kelompok warna menurut sifat dan pengaruhnya :


a. Perasaan
Warna-warna muda memberikan perasan tenang, sunyi, lembut dan
ringan. Sementara warna-warna tua, menyala memberikan perasaan
bersemangat, gembira, ramai dan ceria.
b. Daya Tarik
Warna-warna panas yang menyala lebih menarik daripada warna dingin.
c. Besar kecilnya bidang
Warna tua akan memberi sifat mengecilkan suatu bidang sedang warna
muda memberi sifat membesarkan suatu bidang atau memperluas.
Contoh penerapan :
- Seseorang yang bertubuh gemuk lebih tepat memilih warna tua
- Seseorang bertubuh kurus memilih warna muda atau menyala.
d. Jarak
Warna tua dan menyala memberi kesan lebih dekat dengan obyek.

3. Kelompok warna berdasar kombinasinya


a. Kombinasi warna bersesuaian
Kombinasi warna bersesuaian dapat diperoleh dengan cara
menggabungkan dua warna yang berdekatan dalam lingkaran warna.
Ada 2 macam kombinasi warna bersesuaian :
1. Kombinasi monokromatik disebut dengan one tone harmoni.
Kombinasi ini adalah kombinasi yang hanya menggunakan satu warna
saja dan berbeda hanya pada value dan intensitasnya saja.
Contoh : -busana dengan hiasan sulaman putih.
- busana dengan hiasan sulaman bayangan

2. Kombinasi warna analogus disebut juga dengan adjacent colour


harmony, merupakan kombinasi warna yang menggunakan warna
yang letaknya berdekatan dalam lingkaran warna
Contoh : - kuning tua dengan hijau kekuningan
- ungu dengan merah keunguan

b. Kombinasi warna kontras


Adalah kombinasi warna yang letaknya berlawanan dalam lingkaran
warna. Kombinasi warna kontras jika dipadukan dengan baik akan
memiliki daya tarik tersendiri, baik diterapkan pada busana maupun
hiasannya.
Contoh : - hijau dengan merah,
- kuning dengan biru keunguan.
- amati perpaduan dalam lingkaran warna

2. Proporsi
Penerapan proporsi pada hiasan busana memerlukan beberapa pertimbangan yaitu:
a) Bentuk tubuh / besarnya bidang
b) Penerapan efek garis
Contoh : - Bentuk tubuh gemuk penerapan motif membentuk efek garis
memanjang / vertikal.
- Tubuh kurus penerapan motif membentuk efek garis melebar /
horizontal ataupun efek garis diagonal
3. Keseimbangan
Keseimbangan dipergunakan untuk memberikan perasan tenang dan stabil.
Pengaruh ketenangan dan kestabilan ini dapat dicapai dengan pengelompokan
bentuk, warna dan garis yang menimbulkan perhatian yang sama pada bagian kiri
dan kanan dari titik pusat atau tengah.
Ada 3 jenis keseimbangan yaitu :
a. Keseimbangan formal
yaitu apabila obyek dari bagian kiri dan kanan garis tengah pusat suatu desain
sama jaraknya.

b. Keseimbangan informal ( occult )


yaitu beberapa obyek yang sama dan tidak serupa diletakkan pada jarak yang
berbeda dari pusat.

c. Keseimbangan obvicus
yaitu obyek / motif bagian kiri dan bagian kanan tidak sama tetapi memiliki
daya tarik yang sama.

4. Irama
Irama dapat diartikan sebagai suatu bentuk pergerakan. Namun tidak semua
bentuk pergerakan dalam desain disebut irama.
Empat cara pencapaian bentuk irama adalah sebagai berikut :
a. pengulangan bentuk
Proporsi yang baik perlu disertai dengan pengulangan bentuk agar
menghasilkan sesuatu yang indah. Hal ini dapat dilakukan secara monoton atau
bervariasi.
Contoh : - motif hiasan berserak
- hiasan pinggiran.

b. peralihan ukuran
Peralihan ukuran dapat dilakukan secara monoton maupun bervariasi. Hal ini
tergantung pada bagian busana yang akan dihias.
Contoh :- hiasan terletak di bagian dada berbeda ukurannya dengan yang
terletak di lengan.
- hiasan pada sisi badan akan berbeda ukuran dengan yang terletak
pada saku

c. pergerakan garis yang tak putus


Adalah pergerakan motif hiasan yang membentuk efek garis yang tidak putus,
dapat merupakan garis lurus atau lengkung. Dapat juga berupa alur motif.
Contoh : - motif pada garis leher ke tengah muka hingga bagian bawah kebaya
yang tidak putus.
- berupa teknik hiasan melekatkan benang, pita atau pita biku.

d. radiasi
Merupakan pergerakan yang memancar dari satu titik / sumber.
Contoh : - motif memancar dari garis leher.
- motif memancar dari pinggang

5. Aksen
Aksen dapat disebut juga pusat perhatian emphasis atau center of interest. Aksen
merupakan pusat perhatian dalam satu susunan yang utuh. Aksen dapat diperoleh
lewat pnggunaan warna, motif, garis, hiasan maupun ukuran yang kontras.
Penempatan aksen hiasan pada busana sangatlah perlu agar busana memiliki daya
tarik tersendiri, dalam satu busana cukup satu point interest saja.
Aksen pada busana dapat digunakan untuk menyiasati kekurangan dari si
pemakai.
Contoh : - untuk leher yang pendek pindahkan pusat perhatian dengan
menempatkan motif hiasan pada tengah muka blus.
- untuk bentuk tubuh besar pada bagian atas tempatkan pusat
perhatian pada ujung gaun.
D. Jenis – Jenis Ragam Hias
Desain hiasan dapat dibuat dari berbagai bentuk ragam hias. Adapun jenis- jenis
ragam hias yang dapat digunakan untuk menghias bidang atau benda yaitu:
1. Bentuk naturalis
Bentuk naturalis yaitu bentuk yang dibuat berdasarkan bentuk-bentuk yang ada di
alam sekitar seperti bentuk tumbuh-tumbuhan, bentuk hewan atau binatang,
bentuk batu-batuan, bentuk awan, matahari, bintang, bentuk pemandangan alam
dan lain-lain. Berikut ini dapat dilihat beberapa contoh ragam hias naturalis

2. Bentuk geometris
Bentuk geometris yaitu bentuk-bentuk yang mempunyai bentuk teratur dan dapat
diukur menggunakan alat ukur. Contohnya bentuk segi empat, segi tiga, lingkaran,
kerucut, silinder dan lain-lain. Berikut ini beberapa bentuk- bentuk geometris :

3. Bentuk dekoratif
Bentuk dekoratif merupakan bentuk yang berasal dari bentuk naturalis dan bentuk
geometris yang sudah distilasi atau direngga sehingga muncul bentuk baru tetapi
ciri khas bentuk tersebut masih terlihat. Bentuk-bentuk ini sering digunakan untuk
membuat hiasan pada benda baik pada benda-benda keperluan rumah tangga
maupun untuk hiasan pada busana.
E. Macam – Macam Pola Hias
Agar ragam hias di atas dapat digunakan untuk menghias suatu benda maka perlu
dirancang bentuk susunan ragam hiasnya yang disebut dengan pola hias. Pola hias
merupakan susunan ragam hias yang disusun jarak dan ukurannya berdasarkan
aturan-aturan tertentu. Pola hiasan juga harus menerapkan prinsip-prinsip desain
seperti keseimbangan, irama, aksentuasi, dan kesatuan sehingga terdapat motif hias
atau desain ragam hias yang kita inginkan. Desain ragam hias yang sudah berbentuk
pola hias sudah dapat kita gunakan untuk menghias sesuatu benda.
Pola hias ini ada 4 macam yaitu: pola serak, pola pinggiran, pola mengisi bidang dan
pola bebas.
1. Pola serak atau pola tabur
yaitu ragam hias kecil-kecil yang diatur jarak dan susunannya mengisi seluruh
permukaan atau sebahagian bidang yang dihias. Ragam hias dapat diatur jarak dan
susunannya apakah ke satu arah, dua arah, dua arah (bolak balik) atau ke semua
arah. Contoh pola serak/pola tabur yaitu:

2. Pola pinggiran
yaitu ragam hias disusun berjajar mengikuti garis lurus atau garis lengkung yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Pola pinggiran ini ada lima macam
yaitu pola pinggiran berdiri, pola pinggiran bergantung, pola pinggiran simetris,
pola pinggiran berjalan, dan pola pinggiran memanjat.
a. Pola pinggiran berdiri
yaitu ragam hias disusun berjajar berat ke bawah atau disusun makin ke atas
makin kecil. Pola pinggiran ini sering digunakan untuk menghias pinggiran
bawah rok, pinggiran bawah blus, ujung lengan dan lain- lain. Contoh pola
pinggiran berdiri :
b. Pola pinggiran bergantung
yaitu kebalikan dari pola pinggiran berdiri yang mana ragam hias disusun
berjajar dengan susunan berat ke atas atau makin ke bawah makin kecil
sehingga terlihat seperti menggantung. Pola pinggiran ini digunakan untuk
menghias garis leher pakaian, garis hias horizontal yang mana ujung motif
menghadap ke bawah. Contoh pola pinggiran bergantung:

c. Pola pinggiran simetris


yaitu ragam hias di susun berjajar dimana bagian atas dan bagian bawah sama
besar. Pinggiran ini digunakan untuk menghias pinggiran rok, pinggiran ujung
lengan, tengah muka blus, gaun ataupun rok. Contoh pola pinggiran simetris
yaitu :

d. Pola pinggiran berjalan


yaitu susunan ragam hias yang disusun berjajar pada garis horizontal dan
dihubungkan dengan garis lengkung sehingga motif seolah-olah bergerak ke
satu arah. Pola pinggiran berjalan ini digunakan untuk menghias bagian
bawah rok, bawah blus, ujung lengan, dan garis hias yang horizontal. Contoh
pola pinggiran berjalan yaitu :
e. Pola pinggiran memanjat
yaitu susunan ragam hias yang disusun berjajar pada garis tegak lurus sehingga
seolah-olah motif bergerak ke atas/memanjat. Pola hiasan seperti ini digunakan
untuk menghias bagian yang tegak lurus seperti tengah muka blus, tengah
muka rok, garis princes dan lain-lain. Contoh pola pinggiran memanjat yaitu :

3. Pola mengisi bidang


Pola mengisi bidang yaitu ragam hias disusun mengikuti bentuk bidang yang
akan dihias. Contohnya bidang segi empat, bidang segi tiga, bidang lingkaran
dan lain-lain.
a. Mengisi bidang segi empat
ragam hias bisa disusun di pinggir atau di tengah atau pada sudutnya saja
sehingga memberi kesan bentuk segi empat. Pola mengisi bidang segi
empat ini bisa digunakan untuk menghias benda yang berbentuk bidang segi
empat seperti alas meja, blus dengan belahan di tengah muka seperti kebaya
b. Mengisi bidang segi tiga
ragam hias disusun memenuhi bidang segi tiga atau di hias pada setiap sudut
segitiga. Pola seperti ini digunakan untuk menghias taplak meja, saku,
puncak lengan, dan lain-lain.

c. Pola mengisi bidang lingkaran/setengah lingkaran


ragam hias dapat disusun mengikuti pinggir lingkaran, di tengah atau
memenuhi semua bidang lingkaran. Pola mengisi bidang lingkaran ini dapat
digunakan untuk menghias garis leher yang berbentuk bulat atau leher
Sabrina, taplak meja yang berbentuk lingkaran, dan lain-lain. Contoh pola
mengisi bidang lingkaran yaitu :

4. Pola bebas
Pola bebas yaitu susunan ragam hias yang tidak terikat susunannya apakah arah
horizontal atau vertikal, makin ke atas susunannya makin kecil atau sebaliknya,
dll. Yang perlu diperhatikan adalah susunannya tetap sesuai dengan prinsip-
prinsip desain dan penempatan hiasan pada benda tidak mengganggu jahitan
atau desain struktur benda. Beberapa contoh pola bebas yaitu :
F. Pola Hiasan Pada Busana
Pola hiasan sering disebut juga motif hiasan yaitu suatu gambar yang berupa susunan
garis sesuai dengan pola konstruksi busana sebagai proses awal dalam pengerjaan
suatu hiasan pada busana.
Ada 3 cara yang dapat dilakukan untuk membuat suatu pola hiasan yang meliputi :
1. meniru bentuk aslinya
2. menstilasi
3. merengga
1. Meniru bentuk aslinya
Cara ini banyak digunakan oleh pelukis dalam membuat karyanya. Berkaitan
dengan membuat pola desain hiasan, cara ini merupakan cara yang praktis
sehingga hasilnya sesuai dengan bentuk asli (sesungguhnya).
Contoh gambar :

2. Menstilasi
Menstilasi adalah suatu cara membuat pola hiasan dengan cara mengambil unsur
dari bentuk asli yang digunakan sebagai obyek menjadi bentuk hiasan dekoratif.
Contoh gambar :

3. Merengga
Merengga adalah suatu cara membuat pola hiasan dengan cara mengambil unsur
dari suatu obyek (benda) yang selanjutnya kita tambah dengan unsur-unsur lain
sesuai yang kita kehendaki yang hasilnya berupa bentuk baru.
Contoh gambar :
G. Jenis – Jenis Hiasan Busana
Dari berbagai macam jenis hiasan ( sulaman ) tidak semua dapat diterapkan dalam
menghias busana karena menyangkut berbagai segi.
Untuk menghasilkan suatu desain hiasan busana yang indah dan menarik, ada hal
yang dapat kita jadikan pertimbangan, diantaranya :
1. Untuk siapa busana yang kita buat
a. Berdasar jenis kelamin : pria dan wanita
Desain hiasan pada busana pria lebih sederhana, baik bentuk, warna maupun
bahan dibandingkan desain hiasan pada busana wanita.
b. Usia : anak, remaja, dewasa
Hiasan yang diterapkan pada masing-masing usia akan berbeda. Desain hiasan
untuk anak-anak dan remaja pilihan motif akan lebih beragam. Lebih banyak
diambil dari motif ala, flora fauna, geometri atau diambil dari gambar tokoh
animasi misal : Winnie the Pooh, Mickey Mouse, Spiderman, Cinderella dan
lain-lain.
Salah satu tujuan dari motif hiasan yang diterapkan untuk busana anak adalah
meningkatkan daya pikir anak.
Begitu pula warna lebih mengarah pada warna-warna yang memberikan kesan
ceria. Pada usia dewasa hiasan mengarah pada pilihan motif stilasi, dekoratif
dari alam atau benda yang memberikan kesan kestabilan dan ketenangan.
Begitu pula pada penggunaan warna.
c. Bentuk tubuh
Bentuk tubuh erat kaitannya dengan bidang yang akan dihias. Penerapan ragam
hias untuk bentuk tubuh gemuk akan berbeda dengan tubuh kurus, demikian
pula bentuk tubuh tinggi ataupun pendek akan berbeda pada penggunaan efek
garis motifnya. Sehingga tujuan membuat hiasan untuk memperindah busana
akan tercapai.
2. Jenis busana yang akan dihias
a. Busana rumah
b. Busana rekreasi / bepergian / bermain
c. Busana pesta
d. Busana kerja
e. Busana Olah raga

3. Tekstur bahan
Tebal tipisnya bahan, permukaan bahan ( licin, kilau dan kusam ) sangat
mempengaruhi desain hiasan yang akan dipilih dan tehnik penyelesaian hiasan itu
sendiri misal : bahan sifon sesuai bila menggunakan sulaman bayangan.

4. Warna bahan
Pengaruh warna sangat dominan dalam menentukan keindahan busana dengan
melihat warna bahan kita dapat menentukan kombinasi warna hiasan.

5. Penerapan tusuk hias


Pemilihan tusuk hias yang akan digunakan pada penyelesaian busana berkaitan
erat dengan jenis hiasan yang akan kita pilih. Misal; untuk tusuk feston diterapkan
pada sulaman aplikasi, tusuk rantai pada sulaman fantasi. Hal inilah yang akan
kita pelajari lebih jauh.

6. Letak hiasan
Letak hiasan akan sangat menentukan besar kecilnya motif ataupun bentuk dari
motif hiasan.
Letak hiasan yang lazim diterapkan pada busana adalah pada :
a. bagian dada
b. bagian sisi badan
c. bagian saku
d. bagian tepi busana
e. bagian kerah
f. bagian pinggang
g. bagian lengan
h. bagian rok
i. bagian ujung gaun
j. bagian ujung celana panjang

H. Jenis Sulaman
Hiasan-hiasan yang lazim diterapkan untuk hiasan pada busana adalah :
1. Golongan sulaman putih
a. sulaman Inggris
b. sulaman richelieu
c. sulaman bayangan
d. Sulaman Perancis
2. Golongan sulaman berwarna
a. sulaman fantasi
b. sulaman bebas
c. sulaman aplikasi
d. sulaman melekatkan benang
e. sulaman dengan tusuk silangsulaman terawang
f. sulaman pita
g. sulaman merubah corak
h. sulaman holbein
i. sulaman asisi
j. sulaman inkrustasi

1.a. Sulaman Inggris


Adalah sulaman yang dikerjakan pada bahan dengan memberikan penyelesaian
berbentuk lubang-lubang.
Syarat ragam hias :
1. Sulaman Inggris memiliki bentuk ragam / motif tertentu, berbentuk bulat,
bulat panjang atau berbentuk titik-titik airmata, jangan terlalu lebar karena
akan dibuat lubang. Motif sulaman Inggris dapat berupa ringgit-rinngitan
untuk hiasan tepi.
2. Jarak antara motif yang satu dengan yang lain harus diperhatikan agar tidak
tumpang tindih dalam penyelesaiannya.
3. Warna benang yang digunakan biasanya sewarna bahan ataupun setingkat
lebih muda atau lebih tua
4. Motif lain, dapat diselesaikan dengan menerapkan tusuk pipih atau tusuk
rantai

b. Sulaman Richelieu
Sulaman richelieu adalah sulaman terbuka yang memiliki lubang-lubang
dengan rentangan benang yang di feston ( brides )
Syarat ragam hias :
1. Motif sulaman richelieu lebih besar dari sulaman Inggris sehingga lubang
yang terjadi pada motif agak lebih besar. Dapat diambil dari motif-motif
alam atau renggaan, biasanya berbentuk panjang.
2. Antara batas motif pada lubang memiliki rentangan benang yang difeston
disebut brides. Brides ini akan menambah kuatnya penyelesaian sulaman.
3. Dalam satu lubang ragam hias dapat digunakan beberapa rentangan benang (
brides ).
4. Di sekeliling lubang motif terdapat hiasan yang membingkai. Diselesaikan
dengan tusuk feston dan kaki feston menghadap ke dalam. Sedangkan tepi
lubang diselesaikan dengan kepala feston menghadap ke lubang.
5. Penyelesaian motif yang lain dapat menerapkan tusuk hias yang lain.
6. Perhatikan jarak motif agar tidak terjadi tumpang tindih dalam penyelesaian.

c. Sulaman Bayangan
Sulaman yang penyelesaiannya dari bagian buruk bahan yang memiliki efek
membayang pada bagian baik, karena dikerjakan pada bahan yang tembus
pandang atau transparan.
Bahan yang biasa digunakan adalah foal, paris, sifon, kain kaca, taffeta dan
sebagainya.
Syarat ragam hias
1. Bentuk dan motif jangan terlalu lebar, lebih bagus motif-motif yang
memanjang.
2. Garis kedua tepi ragam jangan terlalu berbeda dengan pinggirnya.
3. Penyelesaian motif menggunakan tusuk bayangan atau tusuk flanel jika
bagian bawah buruk, tusuk tangkai jika dari bagian yang baik.
4. Penyelesaian motif lain / garis-garis dengan tusuk tikam jejak.

d. Sulaman Perancis
Sulaman Perancis merupakan sulaman yang timbul (relief) karena motif-motif
diisi dengan tusuk rantai sebagai pengisi atau penebal. Tepi motif dijelujur halus
dua kali penyelesaian motif dengan tusuk pipih. Untuk membuat garis yang
merupakan tangkai daun digunakan tusuk jelujur yang diselesaikan dengan tusuk
balut. Sulaman ini banyak dipergunakan untuk monogrem ataupun simbol-
simbol, selain itu juga dapat diterapkan pada blus, kemeja maupun pakaian anak-
anak.

2.a. Sulaman Fantasi


Sulaman fantasi adalah sulaman yang mempergunakan bermacam-macam
tusuk hias ( ± 3 macam ) dan berbagai macam benang. Keindahan sulaman ini
terletak pada penggunaan tusuk hias yang bervariasi dan kombinasi warna
benang yang harmonis.
Syarat ragam hias :
1. Motif hiasan sangat beragam, motif-motif alam sangatlah menarik. Misal:
motif flora, fauna dengan bentuk-bentuk yang natural
2. Penyelesaian dapat menerapkan berbagai macam tusuk hias (± 3 macam )
misal : tusuk pipih, tusuk feston, tusuk flanel, tusuk tangkai.
3. Menggunakan berbagai macam benang dan sifat benang yang berbeda.

b. Sulaman bebas
Sulaman bebas adalah sulaman yang dikerjakan menurut kreasi masing-
masing orang. Bebas menerapkan berbagai tusuk dan jenis hiasan.
Syarat ragam hias
1. Ragam hias bebas sesuai keinginan kita tetapi tetap harus menerapkan
prinsip-prinsip desain.
2. Dapat menggunakan berbagai jenis tusuk hias, bermacam-macam benang,
berbagai kombinasi warna tapi hendaknya tetap memperhatikan
keharmonisan agar menarik.

c. Sulaman aplikasi
Aplikasi adalah teknik menghias kain yang menggunakan perca kain atau
bahan lain yang memiliki bentuk tertentu dan dilekatkan dengan tusuk hias.
Keindahan dari teknik ini terletak pada komposisi bentuk dan warna perca
bahan.
Syarat ragam hias :
1. Ragam jangan terlalu kecil
2. Hindari bentuk ragam yang runcing untuk memudahkan pada pengerjaan
3. Motif dapat diambil dari alam, benda, geometri atau tokoh animasi pada
film kartun
4. Kombinasi warna menarik
5. Penyelesaian ragam dengan menggunakan tusuk feston atau pipih
6. Motif yang lain dapat diselesaikan dengan teknik tusuk yang berbeda
Contoh : tusuk tangkai, tusuk rantai.

d. Sulaman melekatkan benang


Adalah menghias dengan menggunakan benang besar dan dilekatkan pada
kain dengan menggunakan benang lebih halus dengan tusuk hias. Benang
pelekat hendaknya kontras dengan warna bahannya supaya hiasan tersebut
menonjol. Sulaman itu dapat diterapkan pada kain polos maupun kain yang
memiliki motif teratur ( berkotak, berbintik dan bergaris )
Syarat ragam hias :
1. Motif / ragam hias untuk tehnik ini tidak boleh putus
2. Motif / ragam dapat dibuat dengan bentuk renggaan benda atau alam
3. Untuk membentuk motif hiasan dapat dipergunakan benang tebal atau
rangkap dan dapat diterapkan kombinasi warna
4. Penyelesaian motif / hiasan dengan menggunakan tusuk lilit
e. Sulaman dengan tusuk silang
Adalah sulaman yang penyelesaian hiasannya menggunakan tusuk silang. Ini
dapat dilakukan pada bahan berupa kain bagi atau dengan membuat tanda
pada bahan polos.
Syarat ragam hias :
1. Motif hiasan dapat berupa gambar alam, benda, tokoh animasi dan
sebagainya
2. Motif gambar yang diambil / direncanakan dibuat kotak-kotak kecil untuk
membentuk tusuk silang
3. Tentukan warna pada kertas motif
4. Jika tusuk silang dikerjakan pada kain bagi dapat menggunakan petunjuk
motif

f. Sulaman pita
Sulaman pita adalah sulaman yang penyelesaian hiasannya dengan
menggunakan pita sebagai pengganti benang hias. Sulaman ini sangatlah
menarik. Pita yang sering digunakan adalah pita satin atau pita Jepang yang
berbentuk transparan dan lentur tekturnya.
Sangat sesuai diterapkan pada busana-busana wanita untuk kesempatan pesta.
Sulaman ini tidak jauh berbeda dengan sulaman fantasi.
Syarat ragam :
1. Bentuk ragam hias biasanya sederhana, harus memperhatikan besarnya
pita yang akan digunakan.
2. Jarak ragam hias yang satu dengan yang lain harus diperhitungkan,
biasanya berupa motif alam ( bunga ).
3. Penyelesaian motif hiasan dapat menerapkan tehnik tusuk yang ada.
4. Dapat diterapkan berbagai warna pita.
g. Desain menghias corak
Merubah corak adalah suatu kegiatan merubah motif yang sudah ada pada
bahan dengan menambahkan detil sulaman atau tusuk hias sehingga lebih
indah.
Bahan yang digunakan adalah bahan motif berkotak, bergaris ataupun
berbintik, polkadot dan lain sebagainya. Sulaman ini dapat diterapkan pada
berbagai busana, busana anak, wanita, pria maupun lenan rumah tangga.
Syarat ragam hias :
1. Bahan yang digunakan bahan bermotif berkotak, bergaris ataupun
berbintik, polkadot dan sebagainya
2. Bentuk motif hiasan disesuaikan dengan corak kain dan tusuk yang
digunakan
3. Motif yang terjadi jangan karena menghias coraknya saja tapi benar-benar
merubah bentuk corak yang ada
4. Warna benang tidak perlu terlalu banyak, cukup 2 saja yang valuenya
setingkat dengan warna cerah atau kombinasi monokromatis.

h. Sulaman Holbein
Holbein dikenal dikenal pada sulaman yang menggunakan tusuk jelujur/lurus
membentuk segi-segi dan biku-biku. Bentuk tersebut diperoleh dengan dua
kali jalan. Teknik ini dikerjakan pada kain yang dapat dihitung benagnya.
Pada bagian baik dan buruk garis motif sama.

i. Sulaman Asisi
Sulaman Asisi merupakan perpaduan anatara tusuk silang dengan tusuk
holbein. Ciri khas dari hiasan asisi ini adalah pada batas motif dikerjakan
dengan tusuk holbein. Dengan demikian pada hiasan asisi menggunakan dua
tusuk hias yaitu tusuk silang dengan tusuk holbein. Warna benang yang
digunakan hanya dua warna yang merupakan kombinasi warna tua dan muda
dari satu warna. Warna muda untuk tusuk silangnya dan warna tua untuk tusuk
holbeinnya atau kebalikannya. Bahkan kadang-kadang digunakan warna
kontras antara tusuk silang dengan tusuk holbeinnya. Pada asisi ini motif
hiasnya dikosongkan dan tepinya dikerjakan dengan tusuk holbein. Diluar
holbein tersebut (diluar motif) dikerjakan dengan tusuk silang sampai batas
tertentu. Motif hiasan asisi pada umumnya sama dengan motif untuk hiasan
kruistik.

Tusuk holbein untuk tepi motif Tusuk silang untuk latar belakang motif hias

Hiasan sulaman asisi


j. Sulaman Inkrustasi
Menghias kain dengan cara inkrustasi adalah melekatkan bahan pada bahan
yang lain, pada tempat lekapan itu bahan dasar dihilangkan. Bila pada aplikasi
bahan pelekap diletakan diatas, maka pada inkrustasi bahan pelekap diletakan
dibawah.
I. Memindahkan Desain Hiasan pada Kain atau Busana
Pola hias yang sudah dirancang untuk busana atau untuk keperluan lenan rumah
tangga dipindahkan terlebih dahulu pada bahan yang akan dihias. Cara memindahkan
desain hiasan ini tergantung pada kain yang digunakan.
4 macam teknik memindahkan pola hiasan :
1. Mengutip langsung
Teknik ini digunakan bila desain hiasannya kecil dan memakai bahan yang tipis
dan berwarna muda
Caranya:
a. Lekatkan kutipan pola hiasan /desain hiasan yang sudah diberi tanda garis tebal
dan gelap pada kotak sinar atau jendela yang mendapat sinar dari luar
b. Lekatkan bahan/kain di atasnya, kutip pola hiasan/desain hiasan dengan pensil
lunak
2. Karbon jahit
Pemindahan pola hiasan/desain hiasan dengan karbon jahit dikerjakan pada bahan
tebal atau sedang yang permukaannya halus
Caranya :
a. Karbon jahit diletakkan di atas kain atau antara bagian baik kain dengan kertas
desain motif, kemudian motif ditekan menggunakan pensil sehingga motif
pindah ke atas kain. Dalam menjiplak motif pada kain ini sebaiknya kertas motif
dipentulkan terlebih dahulu ke kain sehingga kertas motif tidak bergeser.
b. Tekanan pensil pada saat menjiplak motif juga perlu diperhatikan.
c. Tekanan pensil ini sebaiknya jangan terlalu keras sehingga berkas karbon di atas
kain tidak mengotori permukaan kain.
3. Tusuk penanda
Pemindahan ragam hiasan/desain hiasan dengan tusuk penanda, dikerjakan pada
bahan yang lembut dan berbulu
Caranya:
a. Semat kertas kutipan pola/ragam hiasan di sekitar bahan
b. Pergunakan benang jahit dengan warna yang kontras, beri tanda seluruh garis
bentuk ragam hiasan/desain hiasan dengan tusuk jelujur kecil
c. Sobek kertas ragam hiasan/desain hiasan dengan hati-hati
d. Buat tusuk-tusuk hias pada tusuk penanda.
4. Pola gambar tempel
Pemindahan ragam hiasan/desain hiasan dengan gambar tempel dikerjakanpada
kain yang permukaannya halus.
Caranya:
a. Sematkan atau lekatkan pola hiasan/desain hiasan menghadap ke bawah pada
bahan
b. Siapkan seterika dengan suhu panas rendah untuk bahan rayon, tekan dengan
seterika secara kuat untuk memindahkan pola hiasan/desain hiasan
c. Buka satu ujung pola/ragam hiasan untuk melihat apakah ragam hiasan/desain
hiasan sudah melekat dengan baik
d. Seterikalah tanpa menekan di atas pola hiasan dan angkat dengan cepat

J. Menyimpan Kain atau Busana Yang Telah Dihias


Busana atau kain yang telah dihias hendaklah sudah bersih atau sudah dicuci ketika
akan di simpan. Cara penyimpanannya dapat dilakukan dengan cara di gantung pada
hanger dan ditutup dengan plastik sehingga terhindar dari debu. Jika
penyimpanan dilakukan dalam lemari maka aturlah posisinya agar tidak terlalu
berdempet sehingga ragam hias pada busana tidak rusak. Di dalam lemari sebaiknya
dilengkapi dengan obat pembasmi ngengat seperti kapur barus dan lain-lain.
Jika bahan yang dihias masih berupa lembaran kain yang akan dibuat menjadi busana
atau yang di buat dengan tujuan untuk di jual, maka lipatlah bahan dengan posisi
lipatan kain tidak mengganggu hiasan yang ada, kemudian digantung menggunakan
hanger. Penyimpanan bahan ini juga ada yang dilakukan dengan cara dilipat dengan
posisi bagian motif menghadap ke atas lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik
transparan. Susunlah letaknya dalam etalase sehingga terlihat lebih menarik.

Anda mungkin juga menyukai