Anda di halaman 1dari 7

DESAIN HIASAN BUSANA

HAND OUT SULAM BENANG

Nur ika fatimatuz zahro | Desain | 12 april 2022


Pengertian Desain Hiasan Busana
Desain hiasan busana adalah suatu rancangan gambar yang nantinya akan
diwujudkan dengan tujuan untuk memperindah suatu busana dengan menerapkan
tehnik sulaman.
Desain hiasan busana merupakan desain terapan yang dapat diterapkan pada
bermacam busana baik busana anak, dewasa, laki-laki maupun perempuan.

Prinsip-prinsip Desain Hiasan


Prinsip desain merupakan suatu hukum kombinasi, yaitu bagaimana unsur–
unsur desain disusun, dipadukan atau dikombinasikan untuk menghasilkan suatu efek
tertentu. Prinsip desain memberikan suatu tuntunan bagaimana memilih, menggunakan
atau mengmkobinasikan unsur–unsur desain menurut prosedur–prosedur tertentu.
Prinsip–prinsip desain mencakup : harmoni, proporsi, keseimbangan, irama, dan aksen.
A. Harmoni

Harmoni adalah suatau prinsip dalam seni yang menunjukkan kesan adanya
kesatuan melalui pemilihan, penggunaan dan penyusunan obyek serta ide-ide. Suatu
susunan dikatakan harmoni apabila semua obyek dalam suatu kelompok tampak
memiliki persamaan, di samping itu letak garis–garis dalam prinsip harmoni, yaitu :
garis dan bentuk, ukuran, tekstur, ide dan warna.

1. Harmoni dalam garis dan bentuk

Garis jika disusun atau dikombinasikan akan menghasilkan bentuk.


Bentuk dari susunan garis ini tampak harmoni apabila menggunakan
macam–macam garis yang yang dikombinasikan secara serasi. Harmoni
dalam garis dan bentuk dapat diperoleh dengan cara : pengulangan, kontras
dan peralihan.

2. Harmoni dalam ukuran

Harmoni dalam ukuran dapat dilihat dari adanya keserasian pada besar
kecilnya motif hias dalam suatu desain, maupun keserasian antara besarnya
motif hias dengan benda yang akan dihias.

3. Harmoni dalam tekstur

Tekstur atau sifat dari permukaan kain (tekstil) selain dapat dilihat
juga dapat diraba. Untuk memperoleh harmoni dalam tekstur seyogyanya
kain halus dipadukan dengan kain yang halus pula.

4. Harmoni dalam ide

HALAMAN 1
Harmoni dalam ide dimaksudkan ialah bahwa ide untuk mewujudkan
suatu hiasan hendaknya memperhitungkan pula jenis ataupun teknik
hiasannya.

5. Harmoni dalam warna

Harmoni dalam warna dimaksudkan bahwa pemilihan atau penggunaan


kombinasi warna yang serasi. Suatu desain yang baik hendaknya
memperhatikan prinsip pemilihan warna

B. Proporsi

Proporsi dalam prinsip desain dimaksudkan adalah adanya hubungan yang


proporsional antara satu bagian dengan bagian lainnya dalam suatu susunan desain.
Proporsi dapat diperoleh dengan cara :

1. Memperhatikan proporsi ukuran suatu bidang atau obyek. Misalnya standar


proporsi yang baik untuk segi empat panjang yaitu dua banding tiga.

2. Membuat perubahan untuk menghasilkan ukuran atau bentuk yang lebih enak
dipandang.

3. Dalam membagi suatu bidang menjadi dua bagian yang sama, hendaknya pusat
perhatian tidak diletakkan ditengah–tengah, tetapi agak digeser ke tepi.

C. Keseimbangan

Suatu keseimbangan dapat diwujudkan apabila penggunaan unsur–unsur


desain, seperti garis, bentuk, warna dan unsur–unsur lainnya dalam suatu desain
dapat memberikan perasaan puas. Rasa puas diartikan keseimbangan yang
ditampilkan dari suatu desain memberikan perasaan ketenangan dan kestabilan.

Pengaruh ketenangan ini dapat dicapai dengan cara mengelompokkan


bentuk, warna, garis yang dapat menimbulkan perhatian sama, baik pada bagian
(bidang) kiri maupun kanan dari titik tengah (pusat).

Untuk mendapatkan keseimbangan, dua obyek yang sama beratnya,


hendaknya ditempatkan pada jarak yang sama dari titik pusat. Jika beratnya tidak
sama, obyek yang lebih berat digeser ke arah pusat dan obyek yang lebih ringan agak
dijauhkan dari pusat.

Terdapat tiga macam jenis keseimbangan, yaitu :

1. Keseimbangan formal (bisimetri)

HALAMAN 2
Penempatan obyek pada bagian kiri dan kanan, jaraknya sama dari titik pusat.

2. Keseimbangan informal (occult)

Obyek pada bagian kiri dan kanan beratnya/perhatiannya tidak sama dan jarak
penempatannya dari titik pusat tidak sama.

3. Keseimbangan obvicus

Obyek pada bagian kiri dan bagian kanan tidak serupa, tetapi keduanya
mempunyai daya tarik yang sama

D. Irama

Irama merupakan salah satu prinsip desain yang dapat diamati dengan
adanya suatu bentuk pergerakan yang teratur atau alun yang membentuk suatu irama
atau ritme. Suatu obyek pergerakan yang berirama dapat dicapai melalui tiga cara
yaitu : pengulangan bentuk, peralihan ukuran atau gradasi, pergerakan garis yang
tak putus, pergerakan radiasi atau pancaran.

1. Pengulangan bentuk

Pengulangan bentuk secara teratur pada jarak tertentu pada suatu desain akan
menciptakan pergerakan yang membawa pandangan mata dari satu obyek ke
obyek berikutnya. Pengulangan bentuk dengan proporsi dan jarak yang baik,
akan memberikan kesan menyenangkan. Dan pengulangan bentuk yang
dilakukan beberapa kali akan memberi pengaruh ketenangan. Pengulangan
bentuk dalam desain hiasan, banyak digunakan untuk menghias suatu pinggiran.

2. Peralihan ukuran

Irama dapat diperoleh melalui peralihan ukuran atau gradasi mulai dari yang
besar ke kecil atau sebaliknya. Peralihan ukuran. dapat berupa peralihan ukuran
yang monoton dan peralihan yang bervariasi. Peralihan ukuran pada desain hias,
dapat berupa peralihan ukuran motif hias, misalnya untuk taplak meja makan
dengan serbet makan, motifnya dapat berbeda dalam ukuran sesuai dengan
besarnya bidang yang dihias.

3. Pergerakan berirama

Pergerakan berirama pada motif hias dapat diperoleh melalui garis hias yang tak
terputus, baik berupa garis lurus maupun garis lengkung. Pada teknik menghias
kain pergerakan berirama banyak digunakan untuk teknik melekatkan benang,
pita, biku–biku, renda.

4. Radiasi

HALAMAN 3
Radiasi adalah sejenis pergerakan yang memancar dari titik pusat dan
membentuk suatu irama. Motif bentuk radiasi dalam desain hiasan dapat
diterapkan untuk hiasan leher yang memancar sampai dada, atau sebagai hiasan
pusat

E. Aksen

Aksen adalah suatu desain hias dikenal dengan istilah pusat perhatian,
emphasis atau centre of interest. Aksen merupakan pusat perhatian dalam suatu
desain hias, aksen akan menuntun pandangan mata pada sesuatu yang penting
dalam desain tersebut, dan baru beralih pada bagian lain. Dalam suatu desain
hias obyek yang menarik, indah atau penting dapat ditonjolkan sebagai pusat
perhatian dan obyek lainnya dapat dijadikan latar belakang.

Untuk menciptakan aksen dapat dilakukan dengan cara :


Penggunaan warna, garis, bentuk dan ukuran yang kontras, serta pemberian
hiasan.Untuk menghias kain misalnya warna gelap dapat digunakan sebagai
latar belakang dan hiasannya dapat menggunakan warna kontras atau
sebaliknya. Penggunaan hiasan berupa garis yang diletakkan ditepi kerah atau
penggunaan biku– biku ditepi rok anak akan membentuk suatu aksen yang
menarik

SULAM
Sulaman adalah salah satu hiasan yang melekat pada permukaan kain atau bahan
dengan jarum dan benang jahit sehingga hal ini dapat memperindah kain yang akan di
gunakan. Sulam telah di kenal sejak dahulu kala yang konon kabarnya pertmakali di
temukan di Mesir

JENIS SULAM

Berdasarkan bahan utama yang digunakan sulam di bagi menjadi 3 macam

1. Sulam benang
Sulam benang adalah jenis seni menghias kain denggan menggunakn bahan
utama benang yang dilakukan secara dekoratif mengguankan berbagai macam
Teknik tusukan sehingga bembentuk suatu pola desain yang di inginkan.
2. Sulam pita
Sulaman pita adalah salah satu teknik menghias kain dengan cara
menjahitkan pita secara dekoratif ke atas benda yang akan dihias sehingga
terbentuk suatu disain hiasan baru dengan menggunakan berbagai macam
tusuk-tusuk hias
3. Sulam payet

HALAMAN 4
Sulaman payet Sulam payet adalah bentuk lain dari seni hias kain ini yang
menggunakan bahan dasar payet atau manik-manik sebagai
pembentuknya. Teknik sulaman payet berbeda dengan teknik sulaman benang
pita. Penggunaan jarum untuk sulam payet juga berbeda dengan jarum yang
digunakan pada sulam pita.

ALAT DAN BAHAN

ALAT
▪ Jarum sulam
▪ Pembidang/Ram
▪ Kertas Karbon
▪ Gunting
BAHAN
▪ Benang Sulam
▪ Kain
▪ Pensil
▪ Kertas

TUSUK DASAR MENYULAM

▪ Tusuk mendatar

Teknik tusuk mendatar dilakukan dengan cara melakukan tusukan mendatar dan
dibuat lurus. Teknik ini biasanya digunakan untuk mengisi pola yang masih
kosong.

▪ Tusuk simpul

Teknik tusuk simpul dilakukan dengan cara menarik benang dari bagian bawah
kain, Selanjutnya benang diputarkan dua kali pada batang jarum, lalu jarum
kembali ditarik.

▪ Tusuk rantaiaukan dengan menarik jarum dari bagian bawah kain.


Selanjutnya, sisipkan kembali jarum ke arah semula sehingga jarum keluar
diatas benang yang telah dilalui sebelumnya.

▪ Tusuk Jelujur

Tusuk jelujur adalah teknik tusukan dengan hasil akhir garis putus-putus.
Caranya dengan mejahit dari kanan ke kiri dengan ukuran dan jarak tusukan
yang sama.

▪ Tusuk Menyilang

HALAMAN 5
Tusukan silang ini biasanya digunakan untuk membuat kruistik. Seperti
namanya, tusukan ini dilakukan dengan cara menyilang. Caranya juga sangat
mudah yaitu dengan melakukan tusukan dengan arah miring dari kiri atas ke
kanan bawah kemudian masukkan lagi jarum dari kiri bawah ke kanan atas.

▪ Tusuk batang

tusuk batang adalah tusuk jahit yang dapat di pakai untuk membuat hiasan
busana. Cara membuatnya dengan tusukan mundur dari kiri ke kanan.

▪ Jaring Laba-laba Anyaman ( Weaved Spiderweb)


Sulaman ini merupakan sulaman motif tunggal.
Buatlah jari-jarinya dulu. Keluarkan jarum di A keluar di B, demikian
seterusnya. Terakhir, keluarkan di 1 lalu ganti dengan jarum tumpul. Anyamkan
benang di bawah jari-jari pertama, di atas yang kedua, di bawah yang ketiga dan
setrusnya sampai lingkaran penuh.

HALAMAN 6

Anda mungkin juga menyukai