Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH SENI RUPA

Prinsip-prinsip Karya Seni Rupa 2 Dimensi

Disusun oleh :
1. Alya Para Mestri / XI MIPA 8 / 03
2. Ardhia Sekar Athi / XI MIPA 8 / 06
3. Nurul Hanifa / XI MIPA 8 / 22
4. Rexa Orisa / XI MIPA 8 / 24
5. Rizky Aditya / XI MIPA 8 / 25
6. Vincentius Yudha / XI MIPA 8 / 29

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SURAKARTA


Tahun 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa
ditangkap mata dan dapat dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah
konsep titik, garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan
estetika.
Seni rupa dilihat dari segi fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu seni rupa murni dan seni
rupa terapan. Proses penciptaan seni rupa murni lebih menitik beratkan pada ekspresi jiwa
semata misalnya lukisan, sedangkan seni rupa terapan proses pembuatannya memiliki tujuan
dan fungsi tertentu misalnya seni kriya. Sedangkan jika ditinjau dari segi wujud dan bentuknya ,
seni rupa terbagi dua yaitu seni rupa 2 dimensi dan seni rupa 3 dimensi. Seni rupa dua dimensi
adalah seni rupa yang hanya memiliki panjang dan lebar saja. Sedangkan seni rupa tiga dimensi
adalah seni rupa yang memiliki panjang, lebar, serta ruang.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun sesuai
dengan perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada
pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke
dalam bahasan virtual arts. Seni rupa terbagi menjadi dua bagian yakni seni rupa murni dan seni
rupa terapan.
Dalam pembuatan karya seni rupa dua ataupun tiga dimensi, para seniman perlu
memperhatikan beberapa prinsip dalam seni rupa. Tanpa adanya pedoman dari prinsip-prinsip
seni rupa ini, dapat menimbulkan karya yang dihasilkan tidak sebaik/sebagus yang diinginkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip Seni Rupa 2 Dimensi?
2. Apa saja fungsi dari prinsip Seni Rupa 2 Dimensi?
3. Apa saja contoh penerapan prinsip Seni Rupa 2 Dimensi?

C. Tujuan
1. Mengetahui prinsip Seni Rupa 2 Dimensi.
2. Mengetahui fungsi dari prinsip Seni Rupa 2 Dimensi.
3. Mengetahui contoh penerapan prinsip Seni Rupa 2 Dimensi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Jenis Prinsip Seni Rupa 2 Dimensi


Prinsip-prinsip seni rupa adalah cara penyusuan, pengaturan unsur-unsur rupa sehingga
membentuk suatu karya seni. Prinsip Seni Rupa dapat juga disebut asas seni rupa, yang
menekankan prinsip desain seperti: kesatuan, keseimbangan, irama, penekanan, proporsi dan
keselarasan. Desain atau yang dulu diistilahkan dengan sebutan nirmana sebenarnya secara
meteri tidak ada perubahan yang mendasar, karena semua prinsip tersebut masih seperti
semula.
Berikut adalah jenis-jenis prinsip seni rupa 2 dimensi.
1. Kesatuan (Unity)
Prinsip Kesatuan (Unity) adalah wadah unsur-unsur lain di dalam seni rupa
sehingga unsur-unsur seni rupa saling berhubungan satu sama lain dan tidak berdiri
sendiri. Sehingga unsur seni rupa akan bersatu padu dalam membangun sebuah
komposisi yang indah, serasi, dan menarik. Prinsip kesatuan merupakan bahan awal
komposisi karya seni.
2. Keseimbangan (Balance)
Prinsip keseimbangan berhubungan dengan berat ringan nya suatu karya seni.
Karya seni diatur agar mempunyai daya tarik yang sama di setiap sisinya. Prinsip
keseimbangan ini memberikan pengaruh besar pada kesan suatu susunan unsur-unsur
seni rupa. Balance bisa dibuat secara formal/simetris dan dengan informal/asimetris
serta keseimbangan radial/memancar.
Terdapat 4 jenis keseimbangan, yaitu:
a. Keseimbangan sentral (terpusat)
keseimbangan antara kiri dan kanan, atas dan bawah, dan diagonalnya
yang sama. (keseimbangan sentral nama lainnya radial)
b. Keseimbangan diagonal
c. Keseimbangan simetris
Keseimbangan simetris mempunyai elemen yang sama
bobotnya pada dua sisi dari garis vertikal imajiner pada halaman web.
Tata letak simetris ini menghasilkan desain yang statis dan berkesan
formal, sederhana dan mudah dalam pembuatanya, tapi membosankan
dan kurang menarik.
d. Keseimbangan asimetris
Keseimbangan asimetris mempunyai elemen yang tidak sama
bobotnya pada dua sisi dari garis vertikal imajiner pada halaman web.
Tata letak desainya menjadi lebih dinamis untuk memakai ruang yang
masih kosong.
3. Irama (Rhyme)
Irama atau Ryhme merupakan pengulangan satu atau lebih unsur secara teratur
dan terus menerus sehingga mempunyai kesan bergerak. Pengulangan ini bisa
berwujud bentuk, garis, atau rupa-rupa warna. Pengulangan unsur bentuk jika
diletakkan ditempat yang sama maka akan terlihat statis, berbeda dengan irama
harmonis maka menghasilkan nilai estetika yang unik. Untuk itu pintar-pintar dalam
melakukan variasi warna, ukuran, jarak, dan tekstur.
4. Penekanan (Kontras)
Pada seni rupa bagian yang menarik perhatian menjadi persoalan/masalah
prinsip penekanan yang lebih sering disebut prinsip dominasi. Dominasi pada karya
seni rupa dapat dicapai melalui alternatif melalui memggerombolkan beberapa
unsur, pengaturan yang berbeda, baik ukuran atau warnanya. Seperti misalnya
gambar orang dewasa pada sekelompok anak kecil, warna merah di antara warna
kuning. Penempatan dominasi tidak mesti di tengah-tengah, walaupun posisi tengah
menunjukkan kesan stabil.
Penekan atau pusat perhatian atau juga disebut obyek suatu karya/garapan
adalah karya yang dibuat berdasarkan prioritas utama. Karya yang diciptakan paling
awal tersebut lebih menonjol dari berbagai segi obyek pendukungnya seperti ukuran,
teknik, dan pewarnaannya. Dalam seni kriya, penciptaan suatu karya dinominasi
menjadi tiga bagian; I. obyek ciptaan. 2. obyek pendukung dan 3. isian-isian. Obyek
ciptaan mendapat perhatian yang prioritas dan dominan karena akan dijadikan pusat
perhatiannya. Obyek pendukung yang dimaksudkan adalah bentuk-bentuk yang
dibuat agar tidak sama persis dengan obyek ciptaan, karena sifatnya sebagai
pendukung. Sedangkan isian-isian adalah obyek yang memberikan aksen terhadap
kedua obyek ciptaan. Atau memberi pola/motif pada bidang-bidang tertentu untuk
memunculkan obyek ciptaan.
5. Keselarasan
Keselarasan adalah prinsip guna menyatukan unsur yang ada di dalam seni rupa
dari berbagai bentuk berbeda. Keselarasan muncul dengan adanya kesesuaian,
kesamaan, dan tidak bertentangan. Keselarasan bisa dimunculkan dengan cara
mengatur warna, pencahayaan, bentuk dengan rapi atau tidak terlalu mencolok satu
sama lain. Tujuan prinsip harmoni ini untuk menciptakan perpaduan yang selaras.
6. Gradasi
Gradasi merupakan susunan warna berdasarkan tingkat perpaduan berbagai
warna yang digunakan di dalam karya seni secara berangsur angsur. Prinsip gradasi
sering digunakan saat membuat karikatur, lukisan, mozaik, dan seni rupa 2 dimensi
lain. Karena gradasi berperan menghidupkan karya seni.
7. Kesebandingan
Kesebandingan atau proporsi adalah prinsip seni rupa yang mengacu pada
keteraturan dan penyesuaian dari wujud karya seni rupa yang diciptakan. Sebagai
contoh, ketika hendak membuat lukisan manusia, pelukis harus pandai menyesuaikan
ukuran antara mata, hidung, mulut, alis, dagu dan bagian tubuh lainnya agar selaras.
Begitu pun dalam proses pembuatan karikatur. Ukuran-ukuran dari unsur seni rupa
yang terdapat di dalamnya harus berada dalam perbandingan yang proporsional.
8. Komposisi
Prinsip seni rupa Komposisi merupakan salah satu prinsip yang menjadi dasar
keindahan dari sebuah karya seni. Karena komposisi berhubungan dengan
penyusunan unsur-unsur seni rupa sehingga menjadi susunan yang teratur, serasi,
sehingga menghasilkan karya seni yang bagus dan menarik sehingga dapat bertujuan
untuk menampilkan ekspresi.

B. Fungsi dari Prinsip Seni Rupa 2 Dimensi


1. Untuk upaya penampilan pada bagian tertentu dari karya seni rupa yang menarik perhatian
(aksen) dengan cara mengatur posisi, perbedaan ukuran, perbedaan warna atau unsur lain,
dan pengaturan arah unsur.
2. Untuk upaya pengaturan yang berkenaan dengan ukuran antara bagian yang satu dengan
lainn dalam bentuk yang serasi. Besar kecil, luas sempit, panjang pendek atau tinggi rendah .
3. Untuk membentuk kesatuan atau keselarasan dalam berkarya .
4. Untuk mengatur letak - letak unsur agar sepadan / seimbang..

C. Contoh Penerapan Prinsip Seni Rupa 2 Dimensi


1. Lukisan adalah karya seni yang proses pembuatannya dilakukan dengan memulaskan cat
dengan alat kuas lukis, pisau palet atau peralatan lain, yaitu memulaskan berbagai warna dan
nuansa gradasi warna, dengan kedalaman warna tertentu juga komposisi warna tertentu dari
bahan warna pigmen warna dalam pelarut (atau medium) dan gen pengikat (lem) untuk
pengencer air, gen pegikat berupa minyak linen untuk cat minyak dengan pengencer terpenthin,
pada permukaan (penyangga) seperti kertas, kanvas, atau dinding. Ini dilakukan oleh seorang
pelukis; dengan kedalaman warna dan cita.
2. Kaligrafi adalah seni menulis dengan indah dengan pena sebagai hiasan. Tulisan dalam bentuk
kaligrafi biasanya tidak untuk dibaca dengan konsentrasi tinggi dalam waktu lama, karena
sifatnya yang membuat mata cepat lelah.
3. Seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik
cetak, biasanya di atas kertas. Kecuali pada teknik Monotype, prosesnya mampu menciptakan
salinan karya yang sama dalam jumlah banyak, ini yang disebut dengan proses cetak.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Prinsip-prinsip dalam karya seni rupa adalah unsur non fisik berupa kaidah atau aturan baku
yang diyakini oleh beberapa seniman dapat membentuk sebuah karya seni yang baik dan indah.
Kaidah atau prinsip-prinsip seni rupa ini mencakup: komposisi, kesatuan,keseimbangan.

B. Saran
Ketika kita hendak membuat sebuah karya seni, pastikan kita memperhatikan ke delapan prinsip
tersebut, jika ingin karya seni yang kita buat menjadi tampak indah dan menarik.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.yuksinau.id/prinsip-seni-rupa-dan-gambarnya/

http://www.isi-dps.ac.id/berita/prinsip-seni-rupa/

http://kisahasalusul.blogspot.com/2016/01/8-prinsip-prinsip-seni-rupa.html

https://brainly.co.id/tugas/60460

https://brainly.co.id/tugas/4549785

Anda mungkin juga menyukai