Anda di halaman 1dari 7

A.

Materi Pembelajaran
Prinsip-prinsip Desain

Prinsip-prinsip desain busana adalah pedoman, teknik, atau cara bagaimana menggunakan
dan menyusun unsur-unsur desain busana untuk menghasilkan efek tertentu. Untuk
membuat suatu desain busana yang baik, yang harmonis, yang indah diantaranya perlu
mempunyai pengetahuan tentang prinsip desain yaitu :

A. Keselarasan/ Harmoni
Keselarasan adalah suatu prinsip atau asas yang utama dimana unsur-unsur
saling menunjang satu sama lain dalam membentuk komposisi didalam seni yang
mencermikan kesatuan melalui pemilihan, susunan objek dan ide-ide. Suatu desain
dikatakan serasi apabila : (1) perbandingannya baik, (2) keseimbangan baik, (3)
mempunyai sesuatu yang menarik perhatian, dan (4) mempunyai irama yang tepat.
Keselarasan adalah kesatuan diantara macam-macam unsur desain walaupun berbeda
akan tetapi membuat tiap- tiap bagian itu kelihatan bersatu. Keselarasan pada desain
busana terdiri dari aspek yaitu :

1. Selaras dalam garis dan bentuk.


Desain busana mengandung bermacam-macam bagian yang berbeda-beda seperti
garis pinggang, kerah, lengan, saku, ikat pinggang dan hiasan-hiasan.
Keselarasan garis dan bentuk pada busana misalnya busana dengan kerah jas yang
bersudut, begitu pula sakunya dengan bentuk agak runcing (persegi) pada sudutnya,
manset dan kancing bentuk persegi.
2. Keselarasan dalam tekstur
Jika diinginkan tekstur yang serasi dalam busana, maka tekstur satu dengan yang
lain harus sesuai. Misalnya blus dari sutera yang lembut sesuai dengan rok dari bahan
yang lembut pula. Tekstur dan model juga harus serasi. Desain busana dengan model
kerut-kerut, lebih sesuai dengan sutera tipis daripada bahan yang agak kaku dan tebal.
Dalam busana dikenal beberapa macam tekstur, yakni :
a Tekstur melangsai
b.Tekstur Kasar dan Kaku
c. Tekstur berbulu
d.Tekstur Tebal
e,tekstur tipis/melangsai
f. tekstur berkilau
g. Tekstur Kusam
3. Selaras dalam warna
Pedoman yang baik untuk membuat kombinasi warna adalah tidak lebih dari tiga
warna bahkan dua warna saja sudah cukup, juga perlu diperhatikan perbedaan gelap
terangnya (value). Warna-warna pada area yang luas hendaknya yang efeknya lebih
tenang atau warna-warna redup, sebaliknya jumlah yang kecil diperlihatkan dala kontras
yang kuat atau warna yang menyolok.

Contoh pemakaian kombinasi dua warna


Dengan nilai gelap terang (Hue) terlihat anggun dan seras

4. Perbandingan/ Proporsi
Perbandingan dalam busana digunakan untuk menampakkan lebih besar atau lebih
kecilnya, dan memberi kesan adanya hubungan satu dengan yang lain yaitu pakaian dan
sipemakainya. Pakaian yang terlalu longgar atau sempit pada badan akan kurang sesuai,
misalnya wanita berbadan besar tidak serasi dengan pakaian penyelesaian kancing-kancing kecil
atau tas kecil dan pelengkap lainnya dengan ukuran kecil karena hal tersebut akan
membuatnya terlihat semakin besar. Corak bunga besar dan kelengkapan busana yang lebih
besar juga akan kurang sesuai. Jadi sebaiknya memakai yang tidak terlalu ketat dan longgar
dengan motif-motif standar dan garnitur ukuran sedang Penerapan ukuran sedang, dengan
motif sedang dan garnitur yang tidak berlebihan serta penempatan garis vertikal membuat
badan yang besar terkesan lebih ramping dan tinggi

.
5. Keseimbangan/ Balance
Prinsip ini digunakan untuk memberi rasa ketenangan dan kestabilan. Salah satu cara untuk
memperoleh keseimbangan jikalau terdapat bagian-bagian yang sama pada kedua sisinya. Ada
2 cara memperoleh keseimbangan yaitu :
1. Keseimbangan simetris
Keseimbangan simetris, jika unsur bagian kiri dan kanan suatu desain adalah sama jaraknya dari
pusat, misalnya jarak saku kiri dan kanan sama dari pusat.
2. Keseimbangan Asimetris

Keseimbangan asimetris terdapat jika unsur-unsur bagian kiri dan kanan suatu desain
jaraknya tidak sama. Bidang yang lebih luas dari sisi yang lain harus diimbangi oleh sesuatu yang
menarik perhatian. Apabila hiasan yang menarik perhatian adalah bros dan terdapat hanya
pada satu sisi dari busana, hiasan tidak boleh diletakkan jauh dari garis tengah karena akan
terlihat kurang seimbang. Dapat juga pada potongan garis leher yang tidak seimbang

6. Irama (rhytm)
Irama dalam desain dapat diartikan sebagai suatu bentuk pergerakan yang dapat mengalihkan
pandangan mata dari satu bagian ke bagian yang lain. Ada 4 cara untuk menghasilkan irama
yaitu :

Pengulangan
Irama yang dihasilkan dengan pengulangan garis antara lain garis lipit, renda-renda, dan
kancing yang membentuk jalur. Selain pengulangan garis, bisa juga dengan pengulangan
warna, misalnya apabila warna bahan pakaian diulang pada warna sepatu, tas, bros, anting
dan lain-lain.

Pengulangan Pada rok


Pengulangan motif pengulangan warna

7. Aksen/ Center of interest


Aksen merupakan pusat perhatian yang pertama kali membawa mata pada sesuatu yang
penting dalam suatu rancangan .Hal yang perlu diperhatikan dalam menempatkan aksen :
1. Apa yang akan dijadikan aksen
2. Bagaimana menciptakan aksen
3. Berapa banyak aksen yang akan digunakan
4. Dimana aksen ditempatkan

8. Unity
Unity atau kesatuan merupakan sesuatu yang memberikan kesan adanya keterpaduan tiap
unsurnya. Hal ini tergantung pada bagiamana suatu bagian menunjang bagian yang lain secara
selaras sehingga terlihat seperti sebuah benda yang utuh tidak terpisah-pisah. Misalnya leher
berbentuk bulat diberi krah yang berbentuk bulat pula dan begitu juga sebaliknya.

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP DESAIN PADA BUSANA


Setiap unsur-unsur desain disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah rancangan
yang indah. Namun ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Agar susunan setiap unsur ini indah
maka diperlukan cara-cara tertentu yang dikenal dengan prinsip-prinsip desain sebagaimana
sudah dijelaskan terdahulu. Setiap prinsip ini
tidak digunakan secara terpisah-pisah melainkan satu kesatuan dalam suatu desain. Prinsip-
prinsip ini yaitu harmoni, proporsi,balance, irama, aksen dan unity.
Sebuah desain yang dirancang tentunya ada ide-ide yang ditonjolkan. Misalnya ide busana
wanita dengan lipit-lipit. Maka agar busana tersebut terlihat harmoni (serasi) maka bagian
busana hendaklah juga menggunakan lipit yang bila dilihat tidak terlalu berlebihan. Janganlah
menggunakan lipit pada rok kemudian kerut pada lengan, tentunya akan terlihat tidak harmoni.
Begitu juga garis hias. Apabila kita menggunakan garis yang melengkung, sebaiknya juga
disesuaikan dengan garis leher atau bentuk kerah dan juga ujung bawah pakaian. Pilihlah kerah
atau ujung bawah baju yang bagian ujungnya juga melengkung sehingga terlihat serasi. Begitu
juga dengan prinsip proporsi. Agar setiap bagian terlihat proporsional, susunlah setiap bagian
tersebut dengan baik. Misalnya orang yang bertubuh kurus, jangan gunakan motif yang
membuatnya tambah kurus atau motif garis vertikal dan lain-lain. Penempatan setiap bagian
juga perlu diperhatikan keseimbangannya (balance),misalnya keseimbangan simetris atau
asimetris
Irama pada desain juga perlu diperhatikan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk
menentukan irama pada desain sebagaimana sudah dijelaskan terdahulu. Kita bisa memilih
salah satu irama pada pakaian yang diinginkan misalnya ada pengulangan bentuk seperti ada
rimpel kecil yang dibuat pada garis leher maka
diberi pengulanganya dengan membuat rimpel kecil juga pada ujung lengan. Kita bisa memilih
salah satu irama yang diinginkan. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah adanya kesatuan pada
setiap unsur yang ada dalam desain

Anda mungkin juga menyukai