Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TEKNIK PENYAJIAN GAMBAR

DESAIN BUSANA

Disusun Oleh

KOMANG SUTIANI 1815011015

RIZA LESTARI 1815011004

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

TEKNOLOGI INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA
2019

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat-Nyalah penulis mampu menyelesaikan tugas makalah macam-
macam teknik penyajian gambar desain busana tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat dukungan,
bimbingan, serta semangat dari berbagai pihak. Maka dari itu dengan penuh rasa
hormat penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ni Ketut Widiartini, S.Pd., M.Pd dan Dr. I Gede Sudirtha, S.Pd., M.Pd
selaku dosen pembimbing mata kuliah desain busana.
2. Teman-teman yang telah memberikan bantuan yang berguna dalam
penyusunan makalah ini.
3. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan


makalah ini, oleh karena itu jika ada kekurangan dan kesalahan sebagai penulis
makalah ini mohon saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini, akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Om Santih, Santih, Santih Om

Singaraja, 1 November 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dewasa ini mode busana saat ini berkembang sangat pesat, sehingga orang-
orang yang terlibat dalam dunia fashion dituntut untuk selalu berfikir kreatif. Seiring
perkembangan jaman mode busana mengalami perubahan sesuai dengan trend yang
sedang digemari. Hal tersebut membuat para desainer untuk terus mengembangkan
mode busana agar memiliki ciri khas tersendiri. Untuk mendapatkan ide-ide kreatif
tersebut para perancang busana membuat desain dengan ide-ide dari berbagai macam
dan tidak bisa hanya mengambil acuan dari satu bentuk dasar busana saja. Karena hal
itu bisa menyebabkan ide-ide yang dihasilkan kurang beragam.

Maka dari itu banyak dari para desainer menuangkan ide-idenya dengan
menggunakan teknik penyajian gambar desain busana dengan cara menyajikan suatu
gambar desain sejelas mungkin kepada orang lain agar dapat memahami dan mengerti
desain busana yang di buat. Jadi, suatu desain busana harus dapat mengilustrasikan
dengan jelas apa yang ada dalam pikiran seorang perancang sehingga yang ada dalam
pikirannya dapat dibaca oleh orang lain.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang diatas terdapat beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Apa itu desain busana?
2. Apa saja macam-macam teknik penyajian gambar dalam desain busana?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui desain busana.
2. Untuk mengetahui macam-macam teknik penyajian gambar dalam desain
busana.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Desain Busana

Desain adalah suatu rancangan gambar yang nantinya dilaksanakan dengan


tujuan tertentu yang berupa susunan dari garis, bentuk, warna dan tekstur
(Widjiningsih, 1982:1). Sedangkan menurut Sri Widarwati (2000:2) desain adalah
suatu rancangan atau gambaran suatu obyek atau benda, dibuat berdasarkan
susunan dari garis, bentuk, warna dan tekstur, sedangkan menurut S. Sawitri
(1994:18) desain adalah gabungan unsur- unsur (garis, bentuk, warna dan ukuran)
yang disusun menurut prinsip- prinsip dan menghasilkan benda atau karya yang
indah dan menarik.

Jadi, suatu desain busana harus dapat mengilustrasikan dengan jelas apa yang
ada dalam pikiran seorang perancang sehingga yang ada dalam pikirannya dapat
dibaca oleh orang lain. Tanpa dapat diwujudkan dalam bentuk gambar, maka
belum dapat dikatakan desain busana. Desain busana yang dimaksud lebih
lengkap lagi apabila dilengkapi dengan warna dan atau corak dari kain yang
direncanakan. Agar desain yang dibuat menjadi indah dan sesuai dengan
kegunaan, maka perlunya unsur – unsur desain dan prinsip desain. Adapun unsur-
unsur desain yaitu :

a. Unsur-Unsur Desain
Unsur–unsur desain adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk
menyusun suatu rancangan. Adapun unsur- unsur desain tersebut adalah
sebagai berikut :

1. Garis
Garis adalah hasil dari gerakan satu titik ke titik atau penghubung
dua buah titik yang lain dan merupakan unsure tertua yang digunakan
manusia untuk mengungkapkan emosi dan perasaan manusia. Garis dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu garis luar dan garis hiasan.

2. Arah
Arah saling berkaitan dengan garis, karena semua garis mempunyai
arah, yaitu vertikal, horizontal, diagonal, dan lengkung.

1) Dari garis vertikal dapat menjadi model princess, dan semi princess.

2) Dari garis horizontal dapat menjadi model empire, long torso, dan
yoke.

3) Dari garis lengkung dapat menjadi garis pas.

4) Dari garis diagonal dapat menjadi model A simetris.

3. Bentuk
Sebuah desain busana akan didasarkan pada beberapa bentuk yaitu :
a. Bentuk geometris sama sisi.

b. Bentuk geometris tidak sama sisi.

c. Bentuk tiga dimensi.

Bentuk-bentuk tersebut ada yang diterapkan sebagai bentuk


busana, sebagai desain struktur atau desain dekoratif.

4. Ukuran
Ukuran merupakan salah satu yang perlu diperhatikan ketika
mendesain, karena suatu desain sebaiknya mempunyai ukuran yang
seimbang dan tepat. Ukuran ini harus diperhatikan karena akan
mempengaruhi hasil dari desain.

5. Warna dan Motif Kain


Warna-warna itu akan dapat dibedakan menjadi :
a. Warna-warna dingin yaitu yang mengandung warna biru dan hijau
(hijau, biru, hijau, biru ungu dan ungu). Warna ini akan kelihatan
menjauh, lebih kecil, sehingga seseorang akan kelihatan lebih kecil
dari keadaan yang sebenarnya.

b. Warna-warna panas yaitu yang mengandung warna merah dan kuning


(merah, merah jingga, jingga, kuning). Warna-warna panas mempunyai
sifat mendorong, misalnya seseorang memakai warna merah lombok
akan kelihatan lebih besar dibandingkan dengan yang memakai baju
biru dengan besar tubuh yang sama.

6. Tekstur
Tekstur terdiri dari bermacam-macam yaitu :
1) Tekstur kaku
Tekstur yang kaku dapat menyembunyikan, atau
menutupi bentuk badan seseorang tapi akan menampakan seseorang
kelihatan gemuk. Tekstur yang kaku ini misalnya dapat dipakai oleh
orang yang mempunyai pinggang besar, tetapi buah dada dan
pinggang sepadan (tidak terlalu besar), maka memilih tekstur ini
untuk menutupi pinggul yang terlalu besar. Orang yang berbadan
gemuk atau kegemukan (obesitas), tekstur yang kaku ini sebaiknya
dihindari.

2) Tekstur kasar dan halus


Kain yang teksturnya kasar memberi tekanan kepada si
pemakai kelihatan lebih gemuk, sedangkan bahan yang lembut atau
halus tidak akan mempengaruhi kesan ukuran badan, asal tidak
mengkilap.

3) Tekstur lemas

Kain dengan tekstur yang lembut dan lemas sesuai untuk


model-model dengan kerut-kerut, draperi, dapat memberi efek yang
luwes. Model dengan siluet H kurang sesuai dari bahan yang
teksturnya lemas karna harus sesuai dengan bentuk tubuh.

b. Prinsip-Prinsip Desain

1. ` Kesatuan (Unity)
Yang dimaksud kesatuan (unity) yaitu penyusunan atau
pengorganisasian daripada pusat perhatian, keseimbangan, perbandingan
dan irama sehingga tercipta suatu desain yang baik dan harmonis.

2. Pusat Perhatian (Center of Interest)


Pusat perhatian yaitu bagian dari suatu desain busana yang lebih
menarik, menonjol atau mencolok, yang dapat berupa lipit, kerutan, pita,
renda, warna yang berbeda, atau benda kain yang diterapkan pada busana
yang bersangkutan.

3. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan pada suatu desain untuk mendapatkan ketenangan
dan kestabilan. Keseimbangan dibagi dengan dua cara, yaitu :

a. Keseimbangan simetris (formal balance).


Keseimbangan simetris yaitu keseimbangan yang dapat dicapai
dengan bentuk atau garis, atau warna antara ketiga macam atau yang
antara sebelah kiri dan kanan sama jaraknya dari pusat (tengah-tengah)
busana tersebut, misalnya blus (bebe) yang mempunyai belahan di
tengah muka dengan kerah setengah tegak.

b. Keseimbangan A simetris (informal balance).


Keseimbangan A simetris yaitu dapat dicapai dengan bentuk
atau garis atau warna atau ketiganya, yang antara sebelah kiri dan
kanan berbeda jaraknya dari pusat (tengah-tengah) suatu model
busana, misalnya busana yang mempunyai belahannya berada di
sebelah kiri.
4. Proporsi (Proportion)
Yang dimaksud proporsi (proportion) pada suatu desain busana
yaitu cara menempatkan unsur-unsur atau bagian-bagian busana yang
berkaitan dengan jarak, ukuran, jumlah, tingkatan, atau bidang pada suatu
model busana. Proporsi yang diterapkan pada suatu desain busana dapat
memberi kesan lebih tinggi atau lebih pendek, lebih besar atau lebih kecil
pada penampilan seseorang. Kondisi itu akan tergantung pada proporsi
yang dibuat oleh seorang perancang.

Ada 4 macam jenis proporsi, yaitu :


a. Proporsi dalam suatu bagian.

b. Proporsi di antara bagian-bagian dari suatu desain.

c. Proporsi dari keseluruhan bagian suatu desain busana.

d. Proporsi dari tatanan busana.

5. Irama (Ryhtm)
Irama (rhytm) pada suatu desain busana merupakan suatu
pergerakan yang teratur dari suatu bagian ke bagian lainnya, yang dapat
dirasakan dengan penglihatan. Bila pandangan mata pada suatu desain itu
teratur, maka gerakan mata yang teratur itulah yang disebut berirama.
Adanya irama pada suatu desain busana diperlukan, terutama desain
busana yang memerlukan kreasi-kreasi yang artistik seperti busana pesta,
busana pengantin.

2.2. Macam-macam Teknik Penyajian Gambar


Teknik penyajian gambar merupakan salah satu cara untuk menyajikan suatu
gambar desain sejelas mungkin kepada orang lain agar dapat memahami dan mengerti
desain busana yang di buat.

1. Desain Sketsa (Design Sketching)


Desain sketsa (Design Sketching) adalah mengembangkan ide-ide dan
menerapkannya pada kertas secepat mungkin (Sri Widarwati, 2000:72).
Sedangkan menurut Arifah A. Riyanto (2003:144) desain sketsa adalah
menggambarkan sketsa desain busana untuk mengembangkan ide-ide yang ada
dalam pikiran dituangkan langsung pada kertas kerja dengan jelas termasuk detail
bagian busana yang dimaksud. Ide-ide tersebut dituangkan hanya bagian yang
menarik dari desain tersebut, dan tidak perlu digambar utuh. Dari bagian-bagian
yang tertuang dibuat disain baru yang disertai dengan menggambar orangnya, dan
penyelesaiannya hanya menggunakan pensil 2B.

Sehingga dari beberapa pengertian dapat dijelaskan bahwa Design sketching


atau desain sketsa adalah desain yang dibuat oleh desainer untuk menuangkan,
mengembangkan imajinasinya atau ide-ide pada sebuah kertas secara langsung
dan spontan. Menurut Sri Widarwati (2000:74) beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam menggambar sketsa atau design sketching adalah :

a). Gambar sketsa harus jelas, tidak menggunakan detail-detail dapat dibuat
langsung diatas kertas.

b). Sikap / pose lebih bervariasi, memperhatikan segi-segi yang menarik dari
desain.

c). Menggambar semua detail dalam kertas (sheet)

d). Pengembangan gambar dikerjakan pada kertas(sheet) yang sama.

e). Jangan menghapus jika timbul ide baru.

f). Memilih desain yang disukai.

Membuat suatu desain, gambar sketsa harus jelas agar orang yang melihat
dapat langsung memahami apa yang digambar. Sketsa bisa dibuat langsung diatas
kertas atau pada kertas yang sudah ada proporsi tubuhnya, dengan pose yang
bervariasi, gambar sketsa juga akan lebih menarik.
2) Desain Produksi (Production Sketching)

Desain produksi atau Production Sketching adalah suatu sketsa yang akan
digunakan untuk tujuan produksi suatu busana (Sri Widarwati, 2000:75).
Production Sketching adalah gambar yang jelas, akurat, tepat dalam proporsi dan
detailnya serta memuat segala informasi yang diperlukan untuk mengkonstruksi
busana tertentu termasuk catatan-catatan teknis dan ukuran- ukurannya bila
diperlukan. Production Sketching adalah suatu sketsa disain busana yang
digambar lengkap dengan anatomi tubuh bagian muka dan belakang yang disertai
keterangannya (Arifah A. Riyanto, 2003:132).

Sehingga dari beberapa pengertian penyusun dapat menjelaskan bahwa


Production Sketching adalah desain yang dibuat oleh desainer secara jelas, akurat,
tepat dalam proporsi dan detilnya serta memuat segala informasi yang diperlukan
untuk mengkonstruksi busana tertentu serta diberikan kepada pembuat pola pada
industri busana dengan tujuan untuk memproduksi busana. Menurut Sri
Widarwati (2000:75) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam desain produksi atau
Production Sketching adalah :

a) Semua detail harus digambar dengan jelas dan disertai dengan keterangan.

b) Harus ada desain bagian depan dan disain bagian belakang.

c) Hati-hati dalam menempatkan kup, saku, kancing, jahitan, dan sebagainya.

d) Apabila ada detail yang rumit harus digambar sendiri.

Production sketching dimaksudkan untuk membantu para pembuat pola


menyelesaikan tugasnya. Seorang pembuat pola harus mampu membaca dan
menganalisa dari suatu sketsa gambar. Semua detail harus digambar jelas dengan
keterangan selengkap mungkin untuk lebih memudahkan menganalisa suatu
gambar desain.
3) Desain Presentasi (Presentation Drawing)

Desain Presentasi atau Presentation Drawing adalah suatu sajian atau gambar
koleksi yang ditunjukan kepada pelanggan (Sri Widarwati, 2000:77). Sedangkan
menurut Porrie Muliawan (1993) Presentation Drawing adalah penyajian gambar
desain busana yang ditujukan untuk pembuatan busana secara perseorangan.
Presentation Drawing adalah rancangan desain busana yang digambar lengkap
bagian muka dan belakang pada suatu pose tubuh tertentu atau hanya gambar
busana saja dengan diberi warna dan corak yang diinginkan (Arifah A. Riyanto,
2003:144).

Sehingga dari beberapa pendapat penyusun dapat menjelaskan bahwa


Presentation Drawing adalah suatu desain busana yang digambar secara lengkap
dengan warna atau corak pada kain pada suatu pose tubuh tertentu yang dapat
dilihat dari bagian muka dan belakang yang ditunjukkan kepada para
pelanggannya. Menurut Sri Widarwati, (2000:75) langkah-langkah dalam
penyajian dan pengaturannya (lay out) harus memperhatikan hal – hal berikut :

a). Membuat sketsa desain dengan teliti pada kertas.

b). Membuat sheet belakang. Digambarkan atas proporsi tubuh atau digambar
sebagai (flat).

c). Memberi keterangan tentang detail pakaian.

d). Menempel contoh bahan pada sheet, jangan terlalu besar cukup 2 ½ cm x ½
cm.

Presentation drawing merupakan langkah lanjut dari langkah sebelumya yaitu


production sketching. Bedanya dalam presentation drawing dilengkapi dengan
ukuran, contoh bahan serta keterangan yang detail tentang desain busananya.

4) Desain Ilustrasi (Fashion Illustration)


Fashion Ilustration adalah suatu sajian gambar fashion untuk tujuan promosi
suatu desain (Sri Widarwati, 2000:78). Seorang fashion illustrator bertugas
membuat suatu illustrasi untuk suatu promosi sesuatu desain dan biasanya bekerja
untuk suatu majalah, Koran, buku dan lain – lain. Untuk desain illustrasi
menggunakan proporsi tubuh 9x atau 10x tinggi badan dan kaki dibuat lebih
panjang. Sedangkan menurut Goet Poespo (2000) desain illustrasi adalah gaya
artistik menggambar. Fashion Ilustration adalah cara menggambar desain busana
dengan mempergunakan proporsi tubuh lebih panjang biasanya lebih panjang
pada kaki (Arifah A. Riyanto, 2003:146).

Sehingga dari beberapa pendapat dapat dijelaskan bahwa desain ilustrasi


(fashion illustration) adalah sajian gambar busana dari imajinasi seorang
perancang atau penggambar yang artistik, dipergunakan untuk display promosi
dan proporsinya dibuat sebaik mungkin supaya dapat merangsang orang untuk
membelinya. Menurut Arifah A. Riyanto (2003:146) hal-hal yang harus
diperhatikan dalam membuat fashion illustration adalah :

a). Proporsi tubuh lebih panjang

b). Untuk ukuran proporsi fashion illustration ukurannya dapat lebih dari 8 kali
tinggi kepala, misalnya 9 atau 10 kali tinggi kepala.

Pembuatan Fashion illustration ukuran proporsi yang digunakan lebih dari 8


tinggi kepala. Ukuran proporsi yang lebih panjang dimaksudkan untuk menarik
perhatian orang untuk melihat desain busana yang disajikan sehingga
menimbulkan keinginan untuk memakai busana sesuai desain tersebut.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai