Anda di halaman 1dari 12

SENI BUDAYA

1. Seni Rupa 2D : Nirmana Dwimatra

Jenis-jenis Nirmana
Nirmana dibagi menjadi dua kelompok yakni pertama adalah nirmana 2 dimensi
(dwimatra) atau dikenal sebagai nirmana datar dan kedua adalah nirmana 3 dimensi
(trimatra) atau dikenal sebagai nirmana ruang.

Nirmana Dwimatra
Nirmana 2D adalah nirmana yang diolah diatas bidang yang datar. Kegunaan dari
membuat nirmana 2D ialah untuk melatih kepekaan seseorang terhadap unsur-unsur
seni rupa seperti misalnya garis, warna, bentuk serta bagaimana menerapkannya.
Selain itu, nirmana 2D juga dapat mengasah kemampuan pembuatnya untuk
menimbang-nimbang komposisi, irama, dan kesatuan untuk mendapatkan takaran
yang pas.

Setelah kepekaan dan pertimbangan tersebut sudah terasah, maka diharapakan


seseorang tersebut kelak bisa menghasilkan karya yang harmonis dan selaras.

Nirmana Trimatra
Nirmana 3D merupakan nirmana yang dibuat di atas sesuatu yang memiliki panjang,
lebar dan tinggi atau bisa dibilang memiliki volume. Sama halnya dengan nirmana 2D,
nirmana 3D juga bisa melatih kepekaan seseorang. Nirmana 3D juga mampu melatih
daya kreativitas dan kepekaan estetis benda tiga dimensi serta untuk mengenalkan
material misalnya bahan, sifat, dan strukturnya.

Perbedaan antara nirmana datar dan nirmana ruang yakni, nirmana ruang atau 3D bisa
dinikmati dari berbagai sudut pandang sedangkan nirmana datar atau 2D tidak
demikian.

Unsur-unsur Nirmana
Berikut adalah 6 unsur dasar yang menjadi pembentuk sebuah karya seni rupa, di
antaranya ialah titik, garis, bidang, bentuk, warna, dan tekstur.
1. Titik
Titik merupakan unsur seni rupa dua dimensi yang paling esensial atau dasar. Dengan
sebuah titik, seseorang bisa mengembangkan menjadi garis atau bahkan bidang.
Dalam sebuah gambar misalnya, awalnya ialah titik dan berakhir di titik pula.

2. Garis
Garis merupakan sebuah hasil goresan riil dan batas suatu benda, ruang, rangkaian
masa dan warna. Garis terbentuk dari kumpulan titik yang dirangkai bersamaan
sehingga bisa berbentuk panjang-pendek, tipis-tebal, melengkung-lurus, horizontal,
vertikal, diagonal dan lain sebagainya.

3. Bidang
Bidang ialah sebuah bentuk yang pipih tanpa memiliki ketebalan, memiliki dimensi
panjang, lebar, dan luas serta memiliki arah, kedudukan dan dibatasi oleh garis.
Bentuk suatu bidang bisa organis, bersudut, geometris, tak teratur, atau bulat.

4. Bentuk
Bentuk merupakan hasil dari titik, garis, bidang yang terlihat. Sekecil apapun sebuah
titik pasti ia memiliki ukuran, raut, warna dan juga tekstur. Bentuk terdiri dari dua
macam yakni:
Bentuk dua dimensi yang memiliki panjang dan lebar saja
Bentuk tiga dimensi ang memiliki panjang, lebar, dan volume/tebal.

5. Warna
Yang dimaksud dengan warna ialah kesan yang ditimbulkan cahaya terhadap mata,
oleh karenanya tanpa cahaya makan warna tak akan terbentuk. Semua cahaya
dihasilkan dari reaksi cahaya putih yang jatuh pada suatu permukaan dan kemudian
memantulkan sebagian dari spektrum.

6. Tekstur
Tekstur ialah nilai raba dari sebuah pemukaan baik riil ataupun maya, mungkin bisa
kasar, licin, halus, dan lain-lain. Berdasarkan indera penglihatan maka tekstur dibagi
menjadi dua yakni:
Tekstur nyata, yaitu tekstur yang apabila diraba atau dilihat maka akan terasa kasar
dan halusnya
Tekstur semu, yaitu tekstur yang tak memiliki kesan yang sama baik dilihat atau
diraba. Tekstur semua ada akibat dari perspektif dan gelap terang.

Asas-asas Nirmana Dwimatra


1. Repetition (Repetisi/Pengulangan)
Repetisi adalah salah satu metode merancang yang paling sederhana. Repetisi banyak
digunakan dalam bermacam hal. Motif pada kain tekstil sering melakukan repetisi,
menjadikannya tampak sederhanan namun “berwarna” melalui pengulangan motifnya.
Melakukan repetisi pada wujud yang sama tau mirip dapat memberikan keharmonisan
dan variasi yang menarik secara sekaligus. Jenis-jenis Repetisi:
a) Repetisi Bentuk
b) Repetisi Ukuran
c) Repetisi Warna
d) Repetisi Tekstur
e) Repetisi Arah
f) Repetisi Posisi
g) Repetisi Ruang
h) Repetisi Gravitasi
i) Variasi Repetisi

Jika repetisi dirasa terlalu monoton, maka variasi dapat dilakukan pada
masing-masing repetisi. Misalnya repetisi bentuk, namun dengan aturan ukuran yang
berbeda. Lingkaran kecil dan lingkaran besar saling berderetan dan berulang dalam
aturan yang sama pada proses repetisi. Atau buat aturan posisi yang saling bergantian
satu sama lain, misalnya wujud pertama posisinya dibuat agak melenceng kebawah
dan wujud kedua dibuat agak melenceng keatas.

2. Structure (Struktur)
Struktur digunakan untuk menentukan posisi wujud pada desain. Mengapa beberapa
bentuk/raut pada grup yang sama ditempatkan berderet dan memiliki jarak yang sama
satu sama lain? Struktur berkutat dengan aturan-aturan yang digunakan untuk
menentukan posisi seperti itu. Struktur adalah aturan dasar yang kita buat sendiri
untuk menentukan urutan dan keterhubungan antar wujud. Terdapat beberapa jenis
struktur yang biasa digunakan, atau muncul dengan sendirinya tanpa dirancang
terlebih dahulu, yaitu:
a) Struktur Formal
Struktur formal terdiri dari struktur yang rapi dan terkalkulasi. Garis struktur
menjadi panduan keseluruhan desain. Jarak dibuat dan dibagi pada seluruh ruang
yang ada, secara seimbang atau beritma.
b) Struktur Semi-Formal
Sifatnya biasa, tidak terlalu presisi namun tidak terlalu bebas juga. Struktur yang
sangat umum digunakan dalam desain komersil.
c) Struktur Informal
Struktur informal tidak menggunakan garis untuk membagi-bagi divisi untuk
menempatkan berbagai unsur pada komposisi. Grup wujud maupun bentuk
satuan ditata secara bebas tanpa pengorganisasian yang tersusun.
d) Struktur Pasif
Struktur pasif berarti struktur yang hanya konseptual, dan tidak berinteraksi antar
pemisahnya.
e) Struktur Aktif
Berbeda dengan struktur pasif, struktur aktif dapat membuat grup wujud yang
diatur didalam masing-masing posisinya aktif, dinamis dan dapat berinteraksi
satu sama lain antar garis pemisahnya.
f) Struktur Tidak Tampak
Kebanyakan desain menggunakan garis struktur yang tidak tampak. Artinya garis
pemisah untuk mengatur struktur tidak diperlihatkan dan hanya menjadi pemandu
pengorganisasian antar wujud saja.
g) Struktur Tampak
Desain dapat menggunakan struktur tampak dalam konteks tertentu. Garis
pemisah dapat dimunculkan jika memang dirasa cocok dan membantu
keterlihatan. Beberapa desain komunikasi visual juga mungkin cocok
menggunakan garis struktur yang tampak.

3. Similarity (Kemiripan, Keharmonisan)


Wujud dapat memiliki kemiripan satu sama lain, namun tidak identik. Jika suatu grup
wujud tidak identik namun diulang, unsur tersebut tidak sedang menerapkan asas
repetisi, melainkan menerapkan asas Kemiripan. Kemiripan utamanya terdapat pada
kemiripan bentuk sebelum diwujudkan pada grup. Meskipun kemiripan dapat
digunakan juga pada grup wujud. Asas Similarity dapat dicapai dengan beberapa cara,
yaitu:
a) Asosiasi
Bentuk memiliki asosiasi atau kemiripan satu sama lain karena diorganisir
bersama berdasarkan tipe, makna, atau fungsi yang mirip atau dalam ranah yang
masih sama.
b) Imperfection
Kita dapat menentukan bentuk ideal yang akan kita gunakan, lalu menggunakan
bentuk tidak sempurnanya pada komposisi. Bentuk ideal yang telah dipilih dapat
sedikit diabstrakan, ditransformasi, dipotong-potong, dan sebagainya.
c) Spatial Distortion
Distorsi dapat digunakan untuk menciptakan kemiripan pada suatu bentuk yang
sama. Bentuk yang di distorsi akan menghasilkan banyak variasi yang masih
mirip satu sama lain
d) Union atau Subtraction
Dengan menggurangi bentuk oleh bentuk lain, kita dapat menciptakan asas
kemiripan. Begitu juga dengan menambahkan bentuk lain yang ditumpukan pada
bentuk utama.
e) Tension atau Compression
Kemiripan juga dapat diraih dengan menarik atau mengkompres objek yang
sama.

4. Gradasi
Gradasi tidak hanya menuntut perubahan yang bertahap, tetapi perubahan bertahap
dengan cara yang teratur. Biasanya gradasi akan menghasilkan ilusi optik dan
menciptakan perkembangan yang teratur dan mengarah ke sesuatu yang. Meskipun
terdengar rumit, Gradasi sebetulnya adalah pengalaman visual harian. Hal-hal yang
dekat dengan kita tampak besar, sementara yang jauh dari kita tampak kecil, dan
begitu seterusnya. Hal seperti itu juga telah menunjukkan asas Gradasi. Gradasi dapat
diterapkan pada setiap unsur Nirmana Dwimatra, sama seperti Asas Pengulangan dan
Asas Kemiripan.
5. Radiation (Radial/Memancar)
Radial dapat digambarkan sebagai kasus khusus pengulangan. Bentuk atau grup
wujud melakukan perulangan yang berputar secara teratur yang berpusat di satu titik
yang sama. Asas radial atau memancar juga merupakan fenomena yang umum terjadi
di alam. Pada bunga kita akan menemukan pola radial dalam kelopaknya.
Melemparkan batu ke air yang tenang akan menghasilkan riak-riak yang memancar.
Dengan cara yang lebih abstrak, matahari juga memancarkan pola radial. Asas ini
juga dapat digunakan pada seluruh unsur Nirmana dengan masing-masing variasinya.

6. Anomaly
Anomali adalah munculnya ketidakteraturan dalam komposisi yang teratur.
Terkadang anomali hanyalah unsur tunggal pada organisasi struktur dan unsur yang
telah seragam. Contoh anomali di keseharian kita adalah: bunga di antara dedaunan,
bulan di malam gelap, retakan di dinding yang mulus, dan bangunan tua di antara
pencakar langit modern. Dalam desain, penggunaan anomali harus digunakan secara
hati-hati. Asas Anomali harus memiliki tujuan yang pasti, seperti: untuk menarik
perhatian atau menghilangkan kekakuan.

7. Kontras
Kontras terjadi sepanjang waktu, meskipun kehadirannya mungkin terabaikan
diabaikan. Ada kontras ketika suatu bentuk dikelilingi oleh ruang kosong. Ada
kontras ketika garis lurus bertemu dengan kurva. Ada kontras ketika satu bentuk jauh
lebih besar daripada yang lain. Kita mengalami banyak macam Asas kontras dalam
kehidupan sehari-hari. Siang kontras dengan malam, kursi tua kontras dengan sofa
modern, dan sebagainya.

Kontras dapat memiliki beberapa level seperti ringan atau berat, jelas atau kabur,
sederhana atau rumit. Bentuk A mungkin tampak kontras dengan bentuk B, tetapi
ketika bentuk C hadir, bisa jadi bentuk A dan B tidak lagi kontras. Kontras sangat
bergantung pada konteks disekitarnya juga.

8. Concentration
Konsentrasi mengacu pada cara distribusi kelompok bentuk-bentuk yang berkumpul
lebih banyak di bagian daerah tertentu. Sementara di daerah lain tidak seramai pada
bagian tersebut. Distribusinya biasanya tidak merata, Asas Concentration dapat
menjadi pusat perhatian yang lebih ringan, namun tetap dinamis dan tidak monoton
dibandingkan dengan Asas kontras atau Anomali. Di lingkungan kita, kota adalah
contoh Asas konsentrasi. Bangunan dan orang berkerumun di sekitar jantung disetiap
kota, dan secara bertahap lebih sepi di daerah pinggiran kota.

9. Tekstur (Barik)
Tekstur mengacu pada karakteristik permukaan bentuk. Setiap bentuk memiliki
permukaan dan setiap permukaan tentunya memiliki karakteristik tertentu, yang dapat
digambarkan sebagai halus atau kasar, polos atau dekoratif, matt atau glossy, lembut
atau keras. Meskipun pada umumnya kita menganggap bahwa permukaan datar yang
di cat tidak mempunyai tekstur sama sekali, sebenarnya kerataan tembok dan cat
tersebut adalah jenis tekstur juga. Tekstur pada Nirmana Dwimatra biasanya hanya
berupa ilusi saja dan tidak benar-benar ada. Namun pada sebagian kasus seperti karya
kolase, atau bahan kertas tertentu, tekstur dapat menjadi nyata.

2. Seni Rupa 3D : Patung, Monumen, Kriya, Seni Bangun

1. Kriya
Kriya merupakan karya seni yang menggunakan hand skill atau keterampilan tangan
dan memperhatikan segi kebutuhan fisik dan segi keindahan. Karya seni kriya
termasuk sebagai karya seni rupa terapan nusantara. Kebanyakan kriya digunakan
sebagai dekorasi, benda terapan siap pakai seperti furniture, benda mainan seperti
boneka. Kriya juga memiliki beragam jenis seperti seni kriya kayu, seni kriya tekstil,
seni kriya keramik, seni kriya logam, seni kriya kulit dan seni kriya batu.
Dalam membuat kriya juga ada teknik-teknik pembuatan, yang biasa digunakan
antara lain:
a) Teknik Pahat/Ukir – Bali merupakan daerah yang paling banyak menggunakan
seni kriya pahat seperti patung arca yang menggunakan bahan baku batu andesit.
Seni Kriya selain menggunakan batu, biasa juga menggunakan logam, tulang,
kayu bahkan sampai kulit hewan sebagai bahan dasar.
b) Teknik Bursir: Teknik menambah dan mengurangi objek, dengan menjadikan
bahan utamanya tanah liat dan sejenisnya karena bersifat lunak.
c) Teknik Batik: Pemuatan kain batik menggunakan teknik cap,tulis, dan teknik
lukis. Orang Indonesia biasa menggunakan teknik batik tulis dalam membantik.
Keragaman batik tidak hanya ada di pulau Kawa, melainkan terdapat pula di
pulau Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra. Batik memiliki banyak corak yang
beraneka ragam di setiap daerah, namun pada umumnya batik jawa bergaya
natural, batik sumatra bergaya merah megah.
d) Teknik Tenun: Indonesia kaya akan keragaman dan corak dalam menghasilkan
kain tenun. Tenun itu terdiri dari dua jenis yaitu tenun songket dan tenun ikat.
Perbedaan tenun ini terdapat pada cara pembuatan dan bahannya. Tenun songket
dibuat dengan benang perak, emas dan benang sutra. Aceh, Sulteng, Bali,
Sumatra, Nusa Tenggara Timur, Kaltim, Kalbar dan Sulteng terkenal dengan
pengahasil tenun ikat terbesar di Inonesia. dan daerah penghasil songket yang
terkenal itu ada di Sumbar, Aceh, Riau, Sumut, Lombok, Palembang, NTB dan
Maluku. Lama pengerjaan menggunakan teknik tenun biasanya memakan waktu
2-3 bulan.
e) Teknik Anyaman: Anyaman merupakan teknik dengan tindih-menindih,
silang-menyilang, lipat-melipat, bolak-balik dan lungsen dengan pola yang sudah
ditentukan. Bahan-bahan untuk membuat kriya dengan teknik anyaman adalah
rotan, bambu, pandan, lontar, mendong, enceng gondok, kertas, plasti dan tari.
Pusat kerajinan anyaman di Indonesia ada di Bali, Sulawesi, Tasikmalaya,
Kalimantan dan Papua.
f) Teknik Bordir: Teknik bordir atau teknik sulam pada kriya biasa menempatkan
hiasan dari benang yang sudah dijaitkan pada kain yang fungsinya untuk
menghias tampilan kain. Pengalikasian kriya bordir biasanya pada baju, tas,
kerudung, taplak meja, bantal dan sebagainya. Kota Tasikmalaya merupakan
penghasil bordir terkenal di Indonesia.

2. Patung
Salah satu seni rupa 3 dimensi yang paling terkenal adalah patung. Sampai sekarang
seni patung semakin berkembang lebih baik dan memiliki nilai seni yang tinggi.
Patung biasa dibuat dengan media batu, kayu, logam dan dapat dilihat dari segala arah
mata memandang. Patung mempunyai panjang, lebar dan tinggi dan terbuat dari
benda padat dan lunak. Kebanyakan orang membuat patung dibuat serupa dengan
binatang, manusia, dan bentuk lainnya.

Berdasarkan segi bentuknya, patung dibagi menjadi tiga jenis :


a) Bentuk Patung Tubuh, yaitu bentuk patung yang wujudnya terdiri dari
seluruhbagian objek.

b) Bentuk Patung Dada, yaitu bentuk patung yang wujudnya terdiri dari sebagian
objek.

c) Bentuk Patung Relief, yaitu bentuk patung yang bagian belakangnya tidak
kelihatan. Patung relief disebut juga gambar timbul.

Berdasarkan jenisnya, teknik pembuatan patung juga terbagi menjadi dua yaitu:
a) Zonde Bosse – Zonde Bosse merupakan bentuk patung yang mampu berdiri
sendiri, tidak ada bantuan di sebelah kanan dan kirinya. Patung ini biasanya
selalu menempel pada salah satu sisinya.
b) Relief – Relief merupakan bentuk patung yang menempel pada permukaan
dinding. Biasanya relief ini menggambarkan sebuah adegan dari cerita. Salah satu
contoh relief dapat kita lihat di candi shiwa dan candi brahma di kompleks candi
prambanan yang berisi rangkaian adegan ramayana.
Relief dibagi menjadi tiga jenis:
Baserelief: Relief yang menampilkan bentuk yang kurang dari setengah dari bentuk
aslinya
Demirelief: Relief yang menampilkan bentuk setengah dari bentuk aslinya
Hautrelief: Relief yang menampilkan bentuk yang sama persis dengan bentuk aslinya

3. Keramik (dikisi kisi ga ada, cuma tambahan, hahaha:)


Karya seni rupa keramik merupakan cabang seni yang bersifat tradisional sampai
kontemporer atau perkembangan seni yang terkena dampak modernisasi. Seni
keramik mempunyai fungsi antara lain sebagai kerajinan dengan menggunakan bahan
utama dari tanah liat yang harus melalai proses dipijir, butsir, pilin sampai
pembakaran dan glasir.
Karna tanah liat mempunyai sifat yang plastis, maka dibutuhkan teknik yang khusus
dan unik dalam pengolahan sampai penanganannya. Proses inilah yang mempunyai
rangkaian yang panjang dan mempunyai tahapan-tahapan kritis. Kritis disini karena
tahapan dalam membuat keramik mempunyai bnayak resiko dengan kegagalan.
Ketika proses kritis atau bagian tersulit ini berlangsung baik, maka keramik
kemungkinan besar mengalamai kegagalan produksi.
Kualitas sebuah keramik dinilai dari prosesnya, terbukti sampai saat ini seni keramik
berkembang dengan sangat pesat dengan bermacam model dan harga jual yang tinggi,
seperti guci dan hiasan dinding.

Berikut ini alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan keramik:
Bahan keramik pengikat: ball clay, kaolin, fire clay dan red clay
Bahan keramik pelebur: kapur dan felsper
Bahan keramik pengisi: silika grog (samot)
Bahan keramik tambahan: water glass, pyrophilit, dan talk
Bahan keramik mentah glasir: bahan keramik yang melalui proses pembakaran
dengan suhu tertentu
Bahan keramik SiO2: pasir kuarsa, lempung dan felspar
Bahan keramik oksida: basa-posta felsper, soda abu dan batu kapur
Bahan tambahan: senyawa cobalt, senyawa besi, senyawa nikel, senyawa chrom
Bahan perekat: gum
Bahan penutup: oksida sirkon dan oksida seng
Bahan pelebur: asam borat, Na2CO3, K2CO3, BaCO3, Pb3O4, dan borax
Bahan opacifer: SnO2 dan ZrO

3. Arsitektur
Arsitektur merupakan seni rupa 3 dimensi dan ilmu merancang bangunan, mencakup
membangun keseluruhan mulai dari level makro seperti perencanaan kota,
perancangan kota, arsitektur lansekap sampai ke level mikro seperti
desain bangunan, desain perabot dan desain produk.
Sebagai suatu bagian dari seni, arsitektur masih memegang prinsip-prinsip keindahan
yang merupakan dasar dari bidang seni, seperti kesatuan, keseimbangan, keserasian
dan irama juga digunakan dalam aristektur. Hasil dari arsitektur merupakan
perwujudan dari nilai seni. Maka dari itu sebagaian perguruaan tinggi masih ada yang
mengkelompokkan arsitektur pada fakultas seni.
Arsitektur dikelompokkan pada applied art (seni terpakai) sedangkan seni rupa
dikelompokkan pada pure art (seni murni). Pada faktanya arsitektur memang bidang
seni yang mempunyai hubungan dengan perencanaan dan perancangan yang dignakan
manusia untuk melakukan kegiatannya. Tentu berbeda dengan seni lukis yang
hasilnya merupakan karya dua dimensi, atau seni pahat yang hasilnya merupakan
karya tiga dimensi, sedangkan arsitektur hasil dari karya ruang dan massa tiga
dimensi.

Sebagai suatu ilmu, arsitektur juga mempunyai kaitan dengan bidang ilmu lainnya,
karna sifatnya yang lengkap seperti psikologi, sosiologi, antropologi, filsafat,
argonomi dan ekonomi. Oleh karena itu sebagian perguruan tinggi juga ada yang
mengkelompokkan arsitektur pada fakultas sosial atau sejenisnya.

Selain itu arsitektur yang memang pada dasarnya merupakan ilmu perencanaan dan
perancangan lingkungan yang dibangun dengan rekayasa/teknologi dan mempunyai
tanggung jawab penuh dalam keselamatan manusia yang menggunakannya, arsitektur
akan selalu merapkan ilmu teknik seperti struktur dan konstruksi, rekayasa dan
teknologi pembangunan. Oleh karena itu sebagian perguruan tinggi, juga ada yang
mengkelompokkan arsitektur ke dalam fakultas teknik atau sejenisnya.

4. Monumen

3. Alat & Bahan Seni Rupa : Media Kering, Media Basah

Alat atau media kering


maksudnya adalah penggunaan alat atau medianya tanpa menggunakan air atau tanpa
harus di campuri air.
a) arang adalah media atau bahan yang paling sederhana dibuat dengan cara
membakar kayu setengah kering, selain itu kita bisa menggunakan anggus.
b) Pensil terbuat dari campur5an grafit dan tanah liat,pensil terdiri dari 4 seri:
 seri H(jenis pensil keras) biasanya untuk sketsa agar mudah saat di hapus.
 seri HB(tidak keras dan tidak lunak).
 seri B(jenis pensil lunak).
 seri EE dan EB(jenis pensil yang paling lunak dan warnanya paling pekat)
c) pastel/ crayon pastel terbuat dari pigmen warna dicampur dengan lem dan getah
tumbuhan, ada dua macam pastel yaitu: 1)pastel kapur=dalam praktiknya dapat
dicampur dengan arang atau konte kertas.untuk mencampur pastel digunakan
kain atai kertqas lembut. 2) pastel minyak=mirip dengan pastel kapur tapi
dicampur minyak untuk memberikan efek seperti cat minyak.

Alat atau media basah


maksudnya adalah penggunaan alat atau medianya denggan menggunakan air atau
harus di campuri pengencer.
a. tinta yang sering digunakan untuk menggambar atau melukis adalah tinta cina
digunakan jika kita inggin efek kesan pekat, tinta juga bisa dicampur air jika kita
ingin efek warna tipis.
b. Cat air adalah cat lukis yang memiliki sifat tembus cahaya/ transparan. Cara
pewarnaannya adalah dilapiskan secara perlahan jika mengginginkan warna yang
lebih gelap.
c. Cat poster adalah cat pelakat yang memiliki sifat pekat dapat digunakan seperti
cat minyak, sifat warnanya datar cocok untuk gambar dekoratif.
d. Cat akrilik terbuat dari pigmen fantatik yaitu akrilik evis qatau polyvinylacetate.
Cat ini mudah kering pengencernya menggunakan air dapat dipakai dengan
media kertas.

Anda mungkin juga menyukai