Anda di halaman 1dari 37

DASAR RUPA 2

DIMENSI
PENGERTIAN
• Nirmana adalah tata unsur-unsur rupa seperti garis,
bentuk, warna dan tekstur menjadi satu kesatuan yang
tampak indah atau memberikan dampak yang
diharapkan.
• Kata “nirmana” berasal dari dua kata yaitu, “nir” yang
berarti tanpa atau tidak, dan “mana” yang berarti bentuk,
arti, atau makna. Jadi, nirmana adalah sesuatu yang
awalnya tidak memiliki bentuk atau makna dan dapat
diolah menjadi karya rupa melalui pengolahan unsur-
unsur rupa berdasarkan asas/prinsipnya.
TUJUAN
• Nirmana bertujuan untuk melatih
kemampuan mahasiswa untuk menyusun
berbagai unsur seni menjadi kesatuan
yang indah atau sesuai dengan maksud
dan tujuan dari penciptaan karya.
• Teori nirmana juga dapat digunakan untuk
melakukan analisis ilmiah untuk keperluan
penelitian ilmiah atau kritik seni.
FUNGSI
• Pentingnya Nirmana berfungsi sebagai acuan dasar yang dapat
diterapkan untuk perancangan desain atau karya yang indah,
dengan memahami unsur dan alasan yang membuat suatu
komposisi tampak bagus dan indah.
• Yang menjadi soal utama adalah asas atau prinsip seni dan
desainnya sendiri, namun prinsip tersebut tentunya harus diterapkan
pada elemen-elemen seni dan desain: garis, bentuk, bidang, warna,
dsb.
• Sebetulnya yang utama dari proses kreatif adalah insting, resapan,
selera, sensitifitas terhadap keterhubungan visual alias kreativitas
dari desainer atau seniman-nya sendiri. Nirmana biasanya dikemas
dalam praktikum untuk melatih dan mengasah kreativitas
mahasiswa.
JENIS NIRMANA
• Nirmana Dwimatra (2 Dimensi)

• Nirmana Trimatra ( 3 Dimensi)


NIRMANA DWIMATRA (2D)
• Dwimatra berarti dua dimensi, artinya nirmana dwimatra
adalah unsur dan asas desain yang diperuntukan pada
karya yang memiliki ruang dua dimensi.
• Pada ruang ini asas-asas tidak hanya digunakan untuk
menyusun suatu karya yang indah saja. Tata letak
prinsip seni digunakan juga untuk mengatur tata wimba
(gambar) sebagai pengungkapan makna atau pesan
yang ingin dikomunikasikan
NIRMANA TRIMATRA (3D)
• Nirmana trimatra adalah unsur dan asas desain
yang diperuntukan pada karya yang memiliki
ruang tiga dimensi.
• Isi unsur dan prinsipnya juga sebetulnya hampir
sama dengan versi dua dimensinya, namun
karena ruang ini memiliki dimensi lebih, maka
ada beberapa sedikit tambahan. Beberapa
tambahan tersebut disesuaikan dengan dimensi
lebih yang terdapat pada ruang tiga dimensi.
Unsur-unsur Nirmana Dwimatra

 Unsur-unsur nirmana adalah bagian terkecil dari suatu objek atau


komposisi. Unsur tersebut adalah objek untuk menerapkan asas
atau prinsip nirmana. Menurut Wucius Wong (1972: 7) Unsur-unsur
Nirmana terbagi menjadi empat, yaitu:
• Unsur Konseptual
• Unsur Visual
• Unsur Relasional (Relational Element)
• Unsur Praktis (Practical Element, Praktik, bukan “ringkas” atau
“mudah”)
Unsur Konseptual

1. Titik
Titik menandakan
posisi. Titik tidak
memiliki panjang dan
tidak memakan area
atau ruang. Tititk adalah
awal dan akhir dari
suatu garis. Titik juga
dapat ditemui ketika dua
garis saling bersilangan.
Unsur Konseptual
2. Garis
Ketika titik bergerak,
medan yang dilaluinya
menjadi garis. Garis
memiliki panjang namun
tidak memiliki lebar. Garis
memiliki posisi dan arah.
Pada hakikatnya garis
dibentuk oleh titik dan
dapat membentuk
bidang.
Unsur Konseptual
3. Bidang (Plane)
Bidang atau Plane adalah
Medan atau garis
pergerakan yang
dihasilkan oleh suatu
garis. Bidang memiliki
panjang dan lebar namun
tidak memiliki ruang
(tidak memiliki dimensi Z,
hanya X dan Y saja).
Bidang memiliki posisi
dan arah.
Unsur Konseptual
4. Volume (Gempal)
Volume adalah bidang
yang memiliki ruang.
Berbeda dengan bidang,
volume memiliki tiga
dimensi lengkap yaitu X,
Y dan Z. Dalam Nirmana
Dwimatra, volume hanya
bersifat ilusi dan bukan
objek tiga dimensi yang
sebenarnya.
Unsur Visual
• Unsur Visual adalah ketika unsur konsepsual tampak menjadi
bentuk yang nyata. Ketika kita menggambar objek nyata pada
kertas, kita menggunakan garis yang sebetulnya masih konseptual.
Garis yang tampak pada kertas sudah tidak dalam ranah konsep
lagi, melainkan sudah hadir visualisasinya. Warna dan teksturnya
bergantung dari alat gambar dan bahan yang kita gunakan untuk
membuatnya.
• Maka, saat unsur konseptual telah menjadi tampak, unsur tersebut
memiliki: Bentuk, Ukuran, Warna dan Tekstur atau bahasa bakunya:
barik. Unsur visual memiliki peranan yang paling penting dalam
karya desain atau seni murni, karena unsur inilah yang sebetulnya
tampak. Unsur-unsur Visual Nirmana Dwimatra yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
Unsur Visual
1. Bentuk (Shape)
Sesuatu yang kita lihat dan
dapat diterima oleh persepsi
kita menyerupai sesuatu
disebut Bentuk.
Bentuk biasanya hanya berupa
bidang geometris saja seperti:
bujur sangkar, lingkaran, garis
menyilang, dll). Pada wujud
murninya bentuk belum
memiliki makna atau tidak
dijadikan simbol untuk suatu
hal.
Unsur Visual
2. Ukuran
Semua bentuk atau unsur lain
memiliki ukuran. Ukuran
tersebut relatif terhadap ruang
yang ditempati dan konteks
disekitarnya. Bentuk dianggap
besar jika memakan banyak
ruang pada media gambarnya.
Bentuk juga dapat menjadi
besar jika dideretkan dengan
bentuk lain yang lebih kecil.
Unsur Visual
3. Warna
Warna adalah pantulan
cahaya terhadap benda yang
memiliki pigmen tertentu.
Sebuah benda berwarna
merah karena benda tersebut
memiliki pigmen yang
memantulkan warna merah
dan menyerap gelombang
warna lainnya.
Warna yang dimaksud disini
adalah termasuk warna yang
sebetulnya bukan warna
seperti abu-abu, hitam dan
putih.
Unsur Relasional

• Unsur-unsur relasional mengatur


penempatan dan keterhubungan antar
bentuk dalam komposisi. Beberapa unsur
dapat dilihat dan tampak nyata seperti
Arah dan Posisi. Sementara itu sebagian
unsur hanya hadir untuk dirasakan seperti
Ruang dan Gravitasi. Unsur-unsur
Relasional Nirmawan Dwimatra adalah:
Unsur Relasional
• Arah
Arah adalah kemana
bentuk atau wujud yang
kita buat mengarah. Arah
sangat relatif terhadap
bentuknya sendiri,
persepsi pengamat,
media karya dan konteks
disekitar unsurnya.
Unsur Relasional
• Posisi
Posisi juga sangat
bergantung pada
ruang di media karya
(frame karya). Posisi
juga tergantung pada
struktur desain. Posisi
dapat saling berderet
atau saling tumpang
tindih.
Unsur Relasional
• Ruang (Space)
Bentuk sekecil apapun akan
mengambil ruang pada suatu
komposisi.
Ruang adalah sisa dari apa
yang telah ditempati oleh
unsur lain seperti bentuk.
Ruang dapat berbentuk datar
atau memiliki ilusi kedalaman
tiga dimensi dalam Nirmana
Dwimatra.
Unsur Relasional
• Gravitasi
Gravitasi tidak dapat tampak
pada Nirmana Dwimatra.
Sifatnya lebih ke perasaan
psikologis. Objek yang
ditempatkan dibagian bawah
frame komposisi akan terasa
berat atau tampak lebih stabil.
Sementara objek yang
ditempatkan dibagian atas
frame akan tampak ringan atau
sedang melayang melawan
gravitasi.
Unsur Praktis

• Elemen praktis mendasari konten dan perluasan fungsi desain yang


dihasilkan ketika suatu desain telah diciptakan.
a. Representasi (Representation)
Representasi adalah ketika bentuk atau wujud dibuat untuk
menirukan sesuatu yang terdapat di alam. Misalnya Gambar pohon,
ilustrasi pasar, foto binatang, dan sebagainya.
b. Makna/Arti (Meaning)
Makna terdapat pada desain atau karya ketika desain memang
ditujukan untuk menyampaikan pesan.
c. Fungsi (Function)
Fungsi hadir ketika karya desain ditujukan untuk suatu tujuan
fungsional tertentu.
Azas-azas Nirmana Dwimatra
1. Repetition (Repetisi/Pengulangan)
Repetisi adalah salah satu metode merancang yang paling sederhana.
Repetisi banyak digunakan dalam bermacam hal. Motif pada kain tekstil
sering melakukan repetisi, menjadikannya tampak sederhanan namun
“berwarna” melalui pengulangan motifnya. Melakukan repetisi pada wujud
yang sama tau mirip dapat memberikan keharmonisan dan variasi yang
menarik secara sekaligus. Jenis-jenis Repetisi:

• Repetisi Bentuk
• Repetisi Ukuran
• Repetisi Warna
• Repetisi Tekstur
• Repetisi Arah
• Repetisi Posisi
• Repetisi Ruang
• Repetisi Gravitasi
Repetisi
Azas-Azas Nirmana
2. Structure (Struktur)
Struktur digunakan untuk
menentukan posisi wujud
pada desain.
Struktur adalah aturan
dasar yang kita buat
sendiri untuk menentukan
urutan dan
keterhubungan antar
wujud.
Azas-Azas Nirmana
3. Similarity
(Kemiripan,Keharmonisan)
Wujud dapat memiliki
kemiripan satu sama lain,
namun tidak identik. Jika suatu
grup wujud tidak identik namun
diulang, unsur tersebut tidak
sedang menerapkan asas
repetisi, melainkan
menerapkan asas Kemiripan.
Kemiripan utamanya terdapat
pada kemiripan bentuk
sebelum diwujudkan pada
grup. Meskipun kemiripan
dapat digunakan juga pada
grup wujud.
Azas-Azas Nirmana
4. Gradasi
Gradasi tidak hanya
menuntut perubahan
yang bertahap, tetapi
perubahan bertahap
dengan cara yang
teratur.
Azas-Azas Nirmana
5. Radiation
(Radial/Memancar)
Radial dapat
digambarkan sebagai
kasus khusus
pengulangan. Bentuk
atau grup wujud
melakukan perulangan
yang berputar secara
teratur yang berpusat di
satu titik yang sama.
Azas-Azas Nirmana
6. Anomaly
Anomali adalah
munculnya
ketidakteraturan dalam
komposisi yang teratur.
Terkadang anomali
hanyalah unsur tunggal
pada organisasi struktur
dan unsur yang telah
seragam.
Azas-Azas Nirmana
7. Kontras
Ada kontras ketika suatu
bentuk dikelilingi oleh
ruang kosong. Ada
kontras ketika garis lurus
bertemu dengan kurva.
Ada kontras ketika satu
bentuk jauh lebih besar
daripada yang lain.
Azas-Azas Nirmana
8. Concentration
Konsentrasi mengacu
pada cara distribusi
kelompok bentuk-bentuk
yang berkumpul lebih
banyak di bagian daerah
tertentu. Sementara di
daerah lain tidak seramai
pada bagian tersebut.
Distribusinya biasanya
tidak merata,
Azas-Azas Nirmana
9. Tekstur (Barik)
Tekstur mengacu pada
karakteristik permukaan
bentuk. Setiap bentuk memiliki
permukaan dan setiap
permukaan tentunya memiliki
karakteristik tertentu, yang
dapat digambarkan sebagai
halus atau kasar, polos atau
dekoratif, matt atau glossy,
lembut atau keras.
Elemen Seni dan Desain
• Titik dan Garis
• Bentuk/Shape
• Texture
• Jarak/Space
• Time and Motion
• Value
• Color
Prinsip Seni dan Desain
• Kesatuan dan Harmoni
• Keseimbangan
• Skala dan Proporsi
• Kontras dan Emphasis
• Ritme

Anda mungkin juga menyukai