Penjelasan Lengkap
Gamal Thabroni 02/10/2018Desain,Teori Seni Tidak Ada Komentar pada Nirmana
Dwimatra – Unsur,Asas,Contoh & Penjelasan Lengkap
Nirmana Dwimatra adalah asas atau prinsip kebenaran yang dapat digunakan untuk
menyusun unsur rupa menjadi komposisi desain atau karya dua dimensi yang baik.
Intinya Nirmana adalah penerapan terhadap Penggunaan prinsip-prinsip desain
pada unsurnya yang dapat dimodifikasi juga. Penjelasan mengenai pengertian dan
fungsi nirmana yang lebih lanjut dapat disimak disini: Nirmana – Pengertian, Unsur,
Asas, Fungsi & Studi Kasus .
Daftar Isi
1. Unsur Konseptual
2. Unsur Visual
3. Unsur Relasional (Relational Element)
4. Unsur Praktis (Practical Element, Praktik, bukan “ringkas” atau “mudah”)
Berikut ini adalah penjelasan mengenai masing-masing grup unsur dan unsur-unsur
yang dibawahinya:
1. Unsur Konseptual
Unsur Konseptual tidak terlihat secara kasat mata. Sebetulnya unsur ini tidak benar-
benar ada namun tetap hadir secara maya untuk membentuk Unsur Visual atau
unsur yang tampak. Unsur-unsur Konseptual Nirmana Dwimatra tersebut adalah
sebagai berikut:
Advertisement
a. Titik
Titik menandakan posisi. Titik tidak memiliki panjang dan tidak memakan area atau
ruang. Tititk adalah awal dan akhir dari suatu garis. Titik juga dapat ditemui ketika
dua garis saling bersilangan.
Titik salah satu unsur
Nirmana Dwimatra
b. Garis
Ketika titik bergerak, medan yang dilaluinya menjadi garis. Garis memiliki panjang
namun tidak memiliki lebar. Garis memiliki posisi dan arah. Pada hakikatnya garis
dibentuk oleh titik dan dapat membentuk bidang.
Bidang atau Plane adalah Medan atau garis pergerakan yang dihasilkan oleh suatu
garis. Bidang memiliki panjang dan lebar namun tidak memiliki ruang (tidak memiliki
dimensi Z, hanya X dan Y saja). Bidang memiliki posisi dan arah.
Ilustrasi bidang, salah satu
unsur Nirmana Dwimatra
d. Volume (Gempal)
Volume adalah bidang yang memiliki ruang. Berbeda dengan bidang, volume
memiliki tiga dimensi lengkap yaitu X, Y dan Z. Dalam Nirmana Dwimatra, volume
hanya bersifat ilusi dan bukan objek tiga dimensi yang sebenarnya.
Unsur Visual adalah ketika unsur konsepsual tampak menjadi bentuk yang nyata.
Ketika kita menggambar objek nyata pada kertas, kita menggunakan garis yang
sebetulnya masih konseptual. Garis yang tampak pada kertas sudah tidak dalam
ranah konsep lagi, melainkan sudah hadir visualisasinya. Warna dan teksturnya
bergantung dari alat gambar dan bahan yang kita gunakan untuk membuatnya.
Maka, saat unsur konseptual telah menjadi tampak, unsur tersebut memiliki: Bentuk,
Ukuran, Warna dan Tekstur atau bahasa bakunya: barik. Unsur visual memiliki
peranan yang paling penting dalam karya desain atau seni murni, karena unsur inilah
yang sebetulnya tampak. Unsur-unsur Visual Nirmana Dwimatra yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
Advertisement
a. Bentuk (Shape)
Sesuatu yang kita lihat dan dapat diterima oleh persepsi kita menyerupai sesuatu
disebut Bentuk. Bentuk biasanya hanya berupa bidang geometris saja seperti: bujur
sangkar, lingkaran, garis menyilang, dll). Pada wujud murninya bentuk belum
memiliki makna atau tidak dijadikan simbol untuk suatu hal.
b. Ukuran
Semua bentuk atau unsur lain memiliki ukuran. Ukuran tersebut relatif terhadap
ruang yang ditempati dan konteks disekitarnya. Bentuk dianggap besar jika
memakan banyak ruang pada media gambarnya. Bentuk juga dapat menjadi besar
jika dideretkan dengan bentuk lain yang lebih kecil.
c. Warna
Warna adalah pantulan cahaya terhadap benda yang memiliki pigmen tertentu.
Sebuah benda berwarna merah karena benda tersebut memiliki pigmen yang
memantulkan warna merah dan menyerap gelombang warna lainnya. Warna yang
dimaksud disini adalah termasuk warna yang sebetulnya bukan warna seperti abu-
abu, hitam dan putih.
3. Unsur Relasional
a. Arah
Arah adalah kemana bentuk atau wujud yang kita buat mengarah. Arah sangat relatif
terhadap bentuknya sendiri, persepsi pengamat, media karya dan konteks disekitar
unsurnya.
b. Posisi
Posisi juga sangat bergantung pada ruang di media karya (frame karya). Posisi juga
tergantung pada struktur desain. Posisi dapat saling berderet atau saling tumpang
tindih.
c. Ruang (Space)
Bentuk sekecil apapun akan mengambil ruang pada suatu komposisi. Ruang adalah
sisa dari apa yang telah ditempati oleh unsur lain seperti bentuk. Ruang dapat
berbentuk datar atau memiliki ilusi kedalaman tiga dimensi dalam Nirmana
Dwimatra.
d. Gravitasi
Gravitasi tidak dapat tampak pada Nirmana Dwimatra. Sifatnya lebih ke perasaan
psikologis. Objek yang ditempatkan dibagian bawah frame komposisi akan terasa
berat atau tampak lebih stabil. Sementara objek yang ditempatkan dibagian atas
frame akan tampak ringan atau sedang melayang melawan gravitasi.
4. Unsur Praktis
Elemen praktis mendasari konten dan perluasan fungsi desain yang dihasilkan ketika
suatu desain telah diciptakan.
a. Representasi (Representation)
Representasi adalah ketika bentuk atau wujud dibuat untuk menirukan sesuatu yang
terdapat di alam. Misalnya Gambar pohon, ilustrasi pasar, foto binatang, dan
sebagainya.
b. Makna/Arti (Meaning)
Makna terdapat pada desain atau karya ketika desain memang ditujukan untuk
menyampaikan pesan.
c. Fungsi (Function)
Fungsi hadir ketika karya desain ditujukan untuk suatu tujuan fungsional tertentu.
Wujud (Form)
Seperti yang telah dibahas diatas, unsur konseptual tidak terlihat kasat mata. Namun
jika kita menggambar titik, garis atau bidang diatas kertas, maka unsur konsepsual
itu menjadi tampak dan berubah menjadi Wujud (form). Titik, garis atau bidang yang
digambar pada kertas dapat dilihat dan sudah diluar ranah konsepnya saja.
Sebetulnya istilah “wujud” ini memang agak bias dengan istilah bentuk. Jangankan
pada Bahasa Indonesia, Shape dan Form juga memiliki kebiasan yang hampir sama.
Karena alasan seperti inilah Nirmana menggunakan istilah-istilah rumit baru agar
lebih spesifik pada maksud yang dituju. Namun selama pemahaman terhadap
materinya dapat dilakukan, istilah menjadi tidak sepenting itu dan dapat diperbaiki
dengan melihat glosarium baku pada buku terjemahan baku.
Berdasarkan unsur konseptual yang berubah menjadi tampak saat diwujudkan, maka
wujud-wujud tersebut dapat berupa:
Pada hakikatnya, Unsur konseptual Nirmana dalam bentuk wujudnya juga sama
dengan unsur tersebut pada saat masih berada di ranah konsepnya. Namun karena
unsur tersebut sekarang tampak dan mewujud, maka unsur-unsur tersebut memilki
keterhubungan dengan ruang atau frame yang menyelubunginya. Wujud tersebut
juga memiliki keterhubungan dengan unsur lain yang terdapat disekitarnya.
Pada contoh (a), wujud memilki wujud positif berwarna hitam dan wujud negatif
berwarna putih. Sedangkan dengan contoh (b) wujud memiliki wujud positif
berwarna putih dan wujud negative berwarna hitam. Sedangkan pada contoh (c) dan
(d) wujud tidak terlihat karena tidak memiliki kontras untuk menampakan sosoknya.
Wujud dapat bertemu dengan wujud lainnya dalam beberapa cara. Masing-masing
cara pertemuan memberikan dampak yang berbeda. Baik itu dideretkan, ditumpuk,
dan sebagainya. Beberapa cara bertemunya wujud adalah:
1. Detachment (Detasemen)
Adalah ketika dua wujud saling berdekatan namun tetap memisahkan diri dan
tidak menyentuh satu sama lain.
2. Touching (Bersentuhan)
Ketika dua wujud berdekatan, menyentuh satu sama lain namun tidak menumpuk
3. Overlapping (Bertumpuk)
Wujud bersentuhan dan menumpuk satu sama lain lain tetap tampak terpisah
oleh sesuatu: misalnya wujud merupakan bentuk yang memiliki garis putih. Akan
terdapat wujud yang berada lebih atas dari wujud yang lainnya.
4. Penetration
Posisi yang sama dengan Overlapping, namun bagian pertemuan antar tumpukan
dibuat menjadi negatif space atau transparan.
5. Union
Masih sama dengan overlapping namun kedua wujud tidak memiliki tanda
pemisah dan tampak bersatu menjadi satu wujud.
6. Substraction
Ketika suatu wujud ditumpuk oleh wujud lain yang tak terlihat dan terpotong
oleh wujud kedua itu.
7. Intersection
Sama seperti Overlapping, namun yang disisakan hanyalah wujud negatif yang
terbentuk ditengah-tengah kedua wujud yang saling bertumpuk tersebut.
1. Repetition (Repetisi/Pengulangan)
Repetisi adalah salah satu metode merancang yang paling sederhana. Repetisi
banyak digunakan dalam bermacam hal. Motif pada kain tekstil sering melakukan
repetisi, menjadikannya tampak sederhanan namun “berwarna” melalui pengulangan
motifnya. Melakukan repetisi pada wujud yang sama tau mirip dapat memberikan
keharmonisan dan variasi yang menarik secara sekaligus. Jenis-jenis Repetisi:
1. Repetisi Bentuk
2. Repetisi Ukuran
3. Repetisi Warna
4. Repetisi Tekstur
5. Repetisi Arah
6. Repetisi Posisi
7. Repetisi Ruang
8. Repetisi Gravitasi
Variasi Repetisi
Jika repetisi dirasa terlalu monoton, maka variasi dapat dilakukan pada masing-
masing repetisi. Misalnya repetisi bentuk, namun dengan aturan ukuran yang
berbeda. Lingkaran kecil dan lingkaran besar saling berderetan dan berulang dalam
aturan yang sama pada proses repetisi. Atau buat aturan posisi yang saling
bergantian satu sama lain, misalnya wujud pertama posisinya dibuat agak melenceng
kebawah dan wujud kedua dibuat agak melenceng keatas.
Cont
oh asas nirmana : Repetisi/Repetition. Wucius Wong
2. Structure (Struktur)
Cont
oh Asas Nirmana: Struktur. Wucius Wong
Struktur digunakan untuk menentukan posisi wujud pada desain. Mengapa beberapa
bentuk/raut pada grup yang sama ditempatkan berderet dan memiliki jarak yang
sama satu sama lain? Struktur berkutat dengan aturan-aturan yang digunakan untuk
menentukan posisi seperti itu. Struktur adalah aturan dasar yang kita buat sendiri
untuk menentukan urutan dan keterhubungan antar wujud. Terdapat beberapa jenis
struktur yang biasa digunakan, atau muncul dengan sendirinya tanpa dirancang
terlebih dahulu, yaitu:
1. Struktur Formal
Struktur formal terdiri dari struktur yang rapi dan terkalkulasi. Garis struktur
menjadi panduan keseluruhan desain. Jarak dibuat dan dibagi pada seluruh ruang
yang ada, secara seimbang atau beritma.
2. Struktur Semi-Formal
Sifatnya biasa, tidak terlalu presisi namun tidak terlalu bebas juga. Struktur yang
sangat umum digunakan dalam desain komersil.
3. Struktur Informal
Struktur informal tidak menggunakan garis untuk membagi-bagi divisi untuk
menempatkan berbagai unsur pada komposisi. Grup wujud maupun bentuk
satuan ditata secara bebas tanpa pengorganisasian yang tersusun.
4. Struktur Pasif
Struktur pasif berarti struktur yang hanya konseptual, dan tidak berinteraksi antar
pemisahnya.
5. Struktur Aktif
Berbeda dengan struktur pasif, struktur aktif dapat membuat grup wujud yang
diatur didalam masing-masing posisinya aktif, dinamis dan dapat berinteraksi
satu sama lain antar garis pemisahnya.
7. Struktur Tampak
Desain dapat menggunakan struktur tampak dalam konteks tertentu. Garis
pemisah dapat dimunculkan jika memang dirasa cocok dan membantu
keterlihatan. Beberapa desain komunikasi visual juga mungkin cocok
menggunakan garis struktur yang tampak.
Cont
oh Asas Nirmana: Similarity. Wucius Wong
Wujud dapat memiliki kemiripan satu sama lain, namun tidak identik. Jika suatu grup
wujud tidak identik namun diulang, unsur tersebut tidak sedang menerapkan asas
repetisi, melainkan menerapkan asas Kemiripan. Kemiripan utamanya terdapat pada
kemiripan bentuk sebelum diwujudkan pada grup. Meskipun kemiripan dapat
digunakan juga pada grup wujud. Asas Similarity dapat dicapai dengan beberapa
cara, yaitu:
1. Asosiasi
Bentuk memiliki asosiasi atau kemiripan satu sama lain karena diorganisir
bersama berdasarkan tipe, makna, atau fungsi yang mirip atau dalam ranah yang
masih sama.
2. Imperfection
Kita dapat menentukan bentuk ideal yang akan kita gunakan, lalu menggunakan
bentuk tidak sempurnanya pada komposisi. Bentuk ideal yang telah dipilih dapat
sedikit diabstrakan, ditransformasi, dipotong-potong, dan sebagainya.
3. Spatial Distortion
Distorsi dapat digunakan untuk menciptakan kemiripan pada suatu bentuk yang
sama. Bentuk yang di distorsi akan menghasilkan banyak variasi yang masih mirip
satu sama lain.
4. Gradasi
Gradasi tidak hanya menuntut perubahan yang bertahap, tetapi perubahan bertahap
dengan cara yang teratur. Biasanya gradasi akan menghasilkan ilusi optik dan
menciptakan perkembangan yang teratur dan mengarah ke sesuatu yang. Meskipun
terdengar rumit, Gradasi sebetulnya adalah pengalaman visual harian. Hal-hal yang
dekat dengan kita tampak besar, sementara yang jauh dari kita tampak kecil, dan
begitu seterusnya. Hal seperti itu juga telah menunjukkan asas Gradasi. Gradasi
dapat diterapkan pada setiap unsur Nirmana Dwimatra, sama seperti Asas
Pengulangan dan Asas Kemiripan.
Cont
oh Asas Nirmana: Gradation/Gradasi. Wucius Wong
5. Radiation (Radial/Memancar)
Radial dapat digambarkan sebagai kasus khusus pengulangan. Bentuk atau grup
wujud melakukan perulangan yang berputar secara teratur yang berpusat di satu
titik yang sama. Asas radial atau memancar juga merupakan fenomena yang umum
terjadi di alam. Pada bunga kita akan menemukan pola radial dalam kelopaknya.
Melemparkan batu ke air yang tenang akan menghasilkan riak-riak yang memancar.
Dengan cara yang lebih abstrak, matahari juga memancarkan pola radial. Asas ini
juga dapat digunakan pada seluruh unsur Nirmana dengan masing-masing
variasinya.
Cont
oh Asas Nirmana Radiation/Radial/Memancar. Wucius Wong
6. Anomaly
Advertisement
Cont
oh Asas Nirmana Anomaly. Wucius Wong
7. Kontras
Kontras dapat memiliki beberapa level seperti ringan atau berat, jelas atau kabur,
sederhana atau rumit. Bentuk A mungkin tampak kontras dengan bentuk B, tetapi
ketika bentuk C hadir, bisa jadi bentuk A dan B tidak lagi kontras. Kontras sangat
bergantung pada konteks disekitarnya juga.
Cont
oh Asas Nirmana Kontras. Wucius Wong
8. Concentration