Anda di halaman 1dari 17

Pengertian Nirmana

Nirmana adalah tata unsur-unsur rupa seperti garis, bentuk, warna dan tekstur menjadi satu
kesatuan yang tampak indah atau memberikan dampak yang diharapkan. Kata “nirmana”
berasal dari dua kata yaitu, “nir” yang berarti tanpa atau tidak, dan “mana” yang berarti
bentuk, arti, atau makna. Jadi, nirmana adalah sesuatu yang awalnya tidak memiliki bentuk
atau makna dan dapat diolah menjadi karya rupa melalui pengolahan unsur-unsur rupa
berdasarkan asas/prinsipnya.

Nirmana juga dapat memiliki arti hasil imajinasi dalam bentuk dua atau tiga dimensi yang
mempunyai nilai keindahan. Sementara tata cara penyusunan berbagai unsur rupa sendiri
adalah Prinsip Merancangnya. Namun tata cara dan unsur tersebut dikemas  melalu hirarki
yang lebih tertarur mendetail, menjadi Nirmana Dwimatra untuk karya rupa 2D dan Nirmana
Trimatra untuk karya rupa 3D.

Teori ini biasanya dihadirkan dalam pembelajaran yang berbentuk praktikum, karena
desainer atau seniman adalah seorang praktisi. Nirmana bertujuan untuk melatih kemampuan
mahasiswa untuk menyusun berbagai unsur seni menjadi kesatuan yang indah atau sesuai
dengan maksud dan tujuan dari penciptaan karya. Namun teori ini juga dapat digunakan
untuk melakukan analisis ilmiah untuk keperluan penelitian ilmiah atau kritik seni.

Kebiasan Nirmana dan Asas Desain


Istilah nirmana sebetulnya hanya kata ganti dari hasil terjemahan Bahasa Inggris ke Bahasa
Indonesia. Istilah Nirmana secara konteks sosial seni intinya adalah Asas/Prinsip/Pegangan
kebenaran untuk merancang. Posisikan diri Anda untuk menerjemahkan judul berikut:
“Principle of Two-Dimensional Design”. Mudahnya terjemahan dari judul tersebut adalah:
Prinsip desain dua dimensi. Namun Terjemahan sederhana seperti itu memuat banyak
problematika Bahasa. Yang dua dimensi itu apa? desain? desain itu merancang, mengapa kata
kerja merancang memiliki dimensi?

Istilah Two-Dimensional  pada Bahasa Inggris telah mewakili kata benda yang memiliki
ruang dua dimensi tersebut. Namun pada bahasa Indonesia, objek yang memiliki ruang dua
dimensi itu tidak ada. Maka dibuatlah istilah Nirmana sebagai kata ganti dari kata benda yang
memiliki ruang. Sehingga dapat memberikan penerjemahan yang lebih tepat, yaitu: Prinsip-
prinsip Merancang Nirmana Dua Dimensi. Terjemahan yang digunakan sebenarnya menurut
buku Wucius Wong terjemahan Adjat Sakri adalah: “Beberapa Asas Merancang Nirmana
Dwimatra” yang intinya sama saja.

Jenis Nirmana
Seperti yang telah dibahas diatas, nirmana memiliki dua jenis ruang yang berbeda, dua ruang
tersebut adalah:

Nirmana Dwimatra

Dwimatra berarti dua dimensi, artinya nirmana dwimatra adalah unsur dan asas desain yang
diperuntukan pada karya yang memiliki ruang dua dimensi. Pada ruang ini asas-asas tidak
hanya digunakan untuk menyusun suatu karya yang indah saja. Tata letak prinsip seni
digunakan juga untuk mengatur tata wimba (gambar) sebagai pengungkapan makna atau
pesan yang ingin dikomunikasikan. Lengkapnya, dapat dibaca di:

 Nirmana Dwimatra – Unsur,Asas,Contoh & Penjelasan Lengkap.

Nirmana Trimatra

Nirmana trimatra adalah unsur dan asas desain yang diperuntukan pada karya yang memiliki
ruang tiga dimensi. Isi unsur dan prinsipnya juga sebetulnya hampir sama dengan versi dua
dimensinya, namun karena ruang ini memiliki dimensi lebih, maka ada beberapa sedikit
tambahan. Beberapa tambahan tersebut disesuaikan dengan dimensi lebih yang terdapat pada
ruang tiga dimensi. Pembahasan nirmana 3d atau trimatra dapat dibaca di:

Nirmana 3d (trimatra); Menjelajahi Dimensi Ketiga

Unsur/Elemen Nirmana
Nirmana terdiri dari beberapa unsur yang dapat diolah menjadi satu kesatuan yang indah atau
sesuai dengan dampak yang diinginkan ketika merancang. Sebetulnya sulit untuk melihat
berbagai unsur tersebut secara terpisah pada desain atau karya yang nyata. Karena unsur
tersebut bersifat abstrak sebelum disatukan sehingga membentuk karya atau desain. Namun
dengan mengerti dan melihat unsur secara terpisah dari kesatuan akan membuat kita lebih
memahami praktik penerapan prinsip atau asas-nya. Berikut adalah beberapa unsur tersebut:

1. Titik
2. Garis
3. Bidang
4. Gempal/Volume
5. Ruang
6. Gelap Terang/Value
7. Tekstur/Barik
8. Warna

Penjelasan masing-masing unsur dapat disimak di: Unsur-Unsur Seni Rupa dan Desain

Asas/Prinsip Nirmana
1. Keseimbangan
2. Kesatuan/Keselarasan/Harmony
3. Penekanan/Emphasis/Center of Interest
4. Irama/Ritme/Rythm
5. Proporsi
6. Kontras
7. Kesederhanaan/Simplicity
8. Kejelasan/Clarity/Discoverability

Penjelasan masing-masing asas atau prinsip dapat dibaca di: Prinsip Seni Rupa dan Desain
Fungsi dan Manfaat Nirmana
Pentingnya Nirmana berfungsi sebagai acuan dasar yang dapat diterapkan untuk perancangan
desain atau karya yang indah, dengan memahami unsur dan alasan yang membuat suatu
komposisi tampak bagus dan indah. Yang menjadi soal utama adalah asas atau prinsip seni
dan desainnya sendiri, namun prinsip tersebut tentunya harus diterapkan pada elemen-elemen
seni dan desain: garis, bentuk, bidang, warna, dsb.

Sebetulnya yang utama dari proses kreatif adalah insting, resapan, selera, sensitifitas terhadap
keterhubungan visual alias kreativitas dari desainer atau seniman-nya sendiri. Namun tidak
semua orang memiliki pengalaman dan lingkungan yang menunjang dalam tahap
pengembangan insting kreativitas tersebut. Nirmana biasanya dikemas dalam praktikum
untuk melatih dan mengasah kreativitas mahasiswa.

Sementara itu seseorang yang telah memiliki insting dan daya kreativitas yang cukup tinggi
juga akan memiliki semakin banyak ruang gerak dalam berkreasi hanya dengan mau
memahami berbagai unsur dan asas nirmana. Karena nirmana adalah esensi dan catatan yang
disimpulkan dari berbagai desain dan karya seni yang telah berhasil sebelumnya.
Unsur-unsur Nirmana Dwimatra
Unsur-unsur nirmana adalah bagian terkecil dari suatu objek atau komposisi. Unsur tersebut
adalah objek untuk menerapkan asas atau prinsip nirmana. Sehingga penting bagi kita untuk
mengetahui objek dua dimensi apa saja yang dapat diterapkan asas-asas Nirmana Dwimatra.
Menurut Wucius Wong (1972: 7) Unsur-unsur Nirmana terbagi menjadi empat grup, yaitu:

1. Unsur Konseptual
2. Unsur Visual
3. Unsur Relasional (Relational Element)
4. Unsur Praktis (Practical Element, Praktik, bukan “ringkas” atau “mudah”)

Berikut ini adalah penjelasan mengenai masing-masing grup unsur dan unsur-unsur yang
dibawahinya:

1. Unsur Konseptual

Unsur Konseptual tidak terlihat secara kasat mata. Sebetulnya unsur ini tidak benar-benar ada
namun tetap hadir secara maya untuk membentuk Unsur Visual atau unsur yang tampak.
Unsur-unsur Konseptual Nirmana Dwimatra tersebut adalah sebagai berikut:

a. Titik

Titik menandakan posisi. Titik tidak memiliki panjang dan tidak memakan area atau ruang.
Tititk adalah awal dan akhir dari suatu garis. Titik juga dapat ditemui ketika dua garis saling
bersilangan.

Titik salah satu unsur


Nirmana Dwimatra
b. Garis

Ketika titik bergerak, medan yang dilaluinya menjadi garis. Garis memiliki panjang namun
tidak memiliki lebar. Garis memiliki posisi dan arah. Pada hakikatnya garis dibentuk oleh
titik dan dapat membentuk bidang.

Ilustrasi garis, salah satu


unsur Nirmana Dwimatra

c. Bidang (Plane)

Bidang atau Plane adalah Medan atau garis pergerakan yang dihasilkan oleh suatu garis.
Bidang memiliki panjang dan lebar namun tidak memiliki ruang (tidak memiliki dimensi Z,
hanya X dan Y saja). Bidang memiliki posisi dan arah.

Ilustrasi bidang, salah satu


unsur Nirmana Dwimatra
d. Volume (Gempal)

Volume adalah bidang yang memiliki ruang. Berbeda dengan bidang, volume memiliki tiga
dimensi lengkap yaitu X, Y dan Z. Dalam Nirmana Dwimatra, volume hanya bersifat ilusi
dan bukan objek tiga dimensi yang sebenarnya.

Gempal / Volume / salah


satu unsur-unsur Nirmana

2. Unsur Visual

Unsur Visual adalah ketika unsur konsepsual tampak menjadi bentuk yang nyata. Ketika kita
menggambar objek nyata pada kertas, kita menggunakan garis yang sebetulnya masih
konseptual. Garis yang tampak pada kertas sudah tidak dalam ranah konsep lagi, melainkan
sudah hadir visualisasinya. Warna dan teksturnya bergantung dari alat gambar dan bahan
yang kita gunakan untuk membuatnya.

Maka, saat unsur konseptual telah menjadi tampak, unsur tersebut memiliki: Bentuk, Ukuran,
Warna dan Tekstur atau bahasa bakunya: barik. Unsur visual memiliki peranan yang paling
penting dalam karya desain atau seni murni, karena unsur inilah yang sebetulnya tampak.
Unsur-unsur Visual Nirmana Dwimatra yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Bentuk (Shape)

Sesuatu yang kita lihat dan dapat diterima oleh persepsi kita menyerupai sesuatu disebut
Bentuk. Bentuk biasanya hanya berupa bidang geometris saja seperti: bujur sangkar,
lingkaran, garis menyilang, dll). Pada wujud murninya bentuk belum memiliki makna atau
tidak dijadikan simbol untuk suatu hal.

b. Ukuran

Semua bentuk atau unsur lain memiliki ukuran. Ukuran tersebut relatif terhadap ruang yang
ditempati dan konteks disekitarnya. Bentuk dianggap besar jika memakan banyak ruang pada
media gambarnya. Bentuk juga dapat menjadi besar jika dideretkan dengan bentuk lain yang
lebih kecil.

c. Warna

Warna adalah pantulan cahaya terhadap benda yang memiliki pigmen tertentu. Sebuah benda
berwarna merah karena  benda tersebut memiliki pigmen yang memantulkan warna merah
dan menyerap gelombang warna lainnya. Warna yang dimaksud disini adalah termasuk
warna yang sebetulnya bukan warna seperti abu-abu, hitam dan putih.

3. Unsur Relasional

Unsur-unsur relasional mengatur penempatan dan keterhubungan antar bentuk dalam


komposisi. Beberapa unsur dapat dilihat dan tampak nyata seperti Arah dan Posisi. Sementara
itu sebagian unsur hanya hadir untuk dirasakan seperti Ruang dan Gravitasi. Unsur-unsur
Relasional Nirmawan Dwimatra adalah:

a. Arah

Arah adalah kemana bentuk atau wujud yang kita buat mengarah. Arah sangat relatif terhadap
bentuknya sendiri, persepsi pengamat, media karya dan konteks disekitar unsurnya.

b. Posisi

Posisi juga sangat bergantung pada ruang di media karya (frame karya). Posisi juga
tergantung pada struktur desain. Posisi dapat saling berderet atau saling tumpang tindih.

c. Ruang (Space)

Bentuk sekecil apapun akan mengambil ruang pada suatu komposisi. Ruang adalah sisa dari
apa yang telah ditempati oleh unsur lain seperti bentuk. Ruang dapat berbentuk datar atau
memiliki ilusi kedalaman tiga dimensi dalam Nirmana Dwimatra.

d. Gravitasi

Gravitasi tidak dapat tampak pada Nirmana Dwimatra. Sifatnya lebih ke perasaan psikologis.
Objek yang ditempatkan dibagian bawah frame komposisi akan terasa berat atau tampak
lebih stabil. Sementara objek yang ditempatkan dibagian atas frame akan tampak ringan atau
sedang melayang melawan gravitasi.

4. Unsur Praktis

Elemen praktis mendasari konten dan perluasan fungsi desain yang dihasilkan ketika suatu
desain telah diciptakan.

a. Representasi (Representation)

Representasi adalah ketika bentuk atau wujud dibuat untuk menirukan sesuatu yang terdapat
di alam. Misalnya Gambar pohon, ilustrasi pasar, foto binatang, dan sebagainya.
b. Makna/Arti (Meaning)

Makna terdapat pada desain atau karya ketika desain memang ditujukan untuk
menyampaikan pesan.

c. Fungsi (Function)

Fungsi hadir ketika karya desain ditujukan untuk suatu tujuan fungsional tertentu.

Wujud (Form)
Seperti yang telah dibahas diatas, unsur konseptual tidak terlihat kasat mata. Namun jika kita
menggambar titik, garis atau bidang diatas kertas, maka unsur konsepsual itu menjadi tampak
dan berubah menjadi Wujud (form). Titik, garis atau bidang yang digambar pada kertas dapat
dilihat dan sudah diluar ranah konsepnya saja.

Sebetulnya istilah “wujud” ini memang agak bias dengan istilah bentuk. Jangankan pada
Bahasa Indonesia, Shape dan Form juga memiliki kebiasan yang hampir sama. Karena alasan
seperti inilah Nirmana menggunakan istilah-istilah rumit baru agar lebih spesifik pada
maksud yang dituju. Namun selama pemahaman terhadap materinya dapat dilakukan, istilah
menjadi tidak sepenting itu dan dapat diperbaiki dengan melihat glosarium baku pada buku
terjemahan baku.

Berdasarkan unsur konseptual yang berubah menjadi tampak saat diwujudkan, maka wujud-
wujud tersebut dapat berupa:

1. Wujud berupa Titik


2. Wujud berupa Garis
3. Wujud berupa Bidang
4. Wujud berupa Volume (Gempal)

Pada hakikatnya, Unsur konseptual Nirmana dalam bentuk wujudnya juga sama dengan unsur
tersebut pada saat masih berada di ranah konsepnya. Namun karena unsur tersebut sekarang
tampak dan mewujud, maka unsur-unsur tersebut memilki keterhubungan dengan ruang atau
frame yang menyelubunginya. Wujud tersebut juga memiliki keterhubungan dengan unsur
lain yang terdapat disekitarnya.

Wujud Positif dan Wujud Negatif

Wujud biasanya dibentuk melalui bentuk yang menempati ruangnya. Misalnya lingkaran
hitam diatas kertas putih. Namun wujud juga dapat digunakan untuk membentuk wujud
negatif. Jika kita mengapitkan empat lingkaran hitam diatas kertas putih dengan posisi dua
lingkaran diatas dan dua lingkaran dibawah, maka ditengah-tengah empat lingkaran tersebut
akan terbentuk wujud negatif yang bentuknya mirip belah ketupat. Itulah yang disebut wujud
negatif. Sementara empat lingkaran hitam yang diapitkannya adalah wujud positif. Istilah
wujud positif dan negatif juga dikenal sebagai ruang positif dan negatif.
Distribusi Warna pada Wujud

Wujud dapat memiliki berbagai pendistribusian warna di dalamnya. Misalnya:

1. Wujud hitam diatas ruang putih


2. Wujud putih diatas ruang hitam
3. Wujud hitam diatas ruang hitam
4. Wujud putih diatas ruang putih

Pada contoh (a), wujud memilki wujud positif berwarna hitam dan wujud negatif berwarna
putih. Sedangkan  dengan contoh (b) wujud memiliki wujud positif berwarna putih dan wujud
negative berwarna hitam. Sedangkan pada contoh (c) dan (d) wujud tidak terlihat karena tidak
memiliki kontras untuk menampakan sosoknya.

Keterkaitan antar Wujud-wujud

Wujud dapat bertemu dengan wujud lainnya dalam beberapa cara. Masing-masing cara
pertemuan memberikan dampak yang berbeda. Baik itu dideretkan, ditumpuk, dan
sebagainya. Beberapa cara bertemunya wujud adalah:

1. Detachment (Detasemen)
Adalah ketika dua wujud saling berdekatan namun tetap memisahkan diri dan tidak
menyentuh satu sama lain.

2. Touching (Bersentuhan)
Ketika dua wujud berdekatan, menyentuh satu sama lain namun tidak menumpuk

3. Overlapping (Bertumpuk)
Wujud bersentuhan dan menumpuk satu sama lain lain tetap tampak terpisah oleh sesuatu:
misalnya wujud merupakan bentuk yang memiliki garis putih. Akan terdapat wujud yang
berada lebih atas dari wujud yang lainnya.

4. Penetration
Posisi yang sama dengan Overlapping, namun bagian pertemuan antar tumpukan dibuat
menjadi negatif space atau transparan.
5. Union
Masih sama dengan overlapping namun kedua wujud tidak memiliki tanda pemisah dan
tampak bersatu menjadi satu wujud.

6. Substraction
Ketika suatu wujud ditumpuk oleh wujud lain yang tak terlihat dan terpotong oleh wujud
kedua itu.

7. Intersection
Sama seperti Overlapping, namun yang disisakan hanyalah wujud negatif yang terbentuk
ditengah-tengah kedua wujud yang saling bertumpuk tersebut.

Asas-asas Nirmana Dwimatra


Perlu diketahui bahwa asas-asas atau prinsip-prinsip seni rupa dan desain tidak memiliki
patokan yang absolut. Terdapat beberapa set prinsip dan pendapat yang berbeda dari setiap
Ahli yang membahasnya. Asas-asas Nirmana Dwimatra yang dibahas disini adalah asas yang
dinyatakan oleh Wucius Wong. Asas-asas nirmana lain menurut Sanyoto dan Terry Barret
dapat disimak di: Prinsip Prinsip Seni Rupa dan Desain

1. Repetition (Repetisi/Pengulangan)

Repetisi adalah salah satu metode merancang yang paling sederhana. Repetisi banyak
digunakan dalam bermacam hal. Motif pada kain tekstil sering melakukan repetisi,
menjadikannya tampak sederhanan namun “berwarna” melalui pengulangan motifnya.
Melakukan repetisi pada wujud yang sama tau mirip dapat memberikan keharmonisan dan
variasi yang menarik secara sekaligus. Jenis-jenis Repetisi:

1. Repetisi Bentuk
2. Repetisi Ukuran
3. Repetisi Warna
4. Repetisi Tekstur
5. Repetisi Arah
6. Repetisi Posisi
7. Repetisi Ruang
8. Repetisi Gravitasi
Variasi Repetisi

Jika repetisi dirasa terlalu monoton, maka variasi dapat dilakukan pada masing-masing
repetisi. Misalnya repetisi bentuk, namun dengan aturan ukuran yang berbeda. Lingkaran
kecil dan lingkaran besar saling berderetan dan berulang dalam aturan yang sama pada proses
repetisi. Atau buat aturan posisi yang saling bergantian satu sama lain, misalnya wujud
pertama posisinya dibuat agak melenceng kebawah dan wujud kedua dibuat agak melenceng
keatas.

Contoh asas nirmana : Repetisi/Repetition. Wucius Wong

2. Structure (Struktur)
Contoh Asas Nirmana: Struktur. Wucius Wong

Struktur digunakan untuk menentukan posisi wujud pada desain. Mengapa beberapa
bentuk/raut pada grup yang sama ditempatkan berderet dan memiliki jarak yang sama satu
sama lain? Struktur berkutat dengan aturan-aturan yang digunakan untuk menentukan posisi
seperti itu. Struktur adalah aturan dasar yang kita buat sendiri untuk menentukan urutan dan
keterhubungan antar wujud. Terdapat beberapa jenis struktur yang biasa digunakan, atau
muncul dengan sendirinya tanpa dirancang terlebih dahulu, yaitu:

1. Struktur Formal
Struktur formal terdiri dari struktur yang rapi dan terkalkulasi. Garis struktur menjadi
panduan keseluruhan desain. Jarak dibuat dan dibagi pada seluruh ruang yang ada, secara
seimbang atau beritma.

2. Struktur Semi-Formal
Sifatnya biasa, tidak terlalu presisi namun tidak terlalu bebas juga. Struktur yang sangat
umum digunakan dalam desain komersil.

3. Struktur Informal
Struktur informal tidak menggunakan garis untuk membagi-bagi divisi untuk menempatkan
berbagai unsur pada komposisi. Grup wujud maupun bentuk satuan ditata secara bebas
tanpa pengorganisasian yang tersusun.

4. Struktur Pasif
Struktur pasif berarti struktur yang hanya konseptual, dan tidak berinteraksi antar
pemisahnya.

5. Struktur Aktif
Berbeda dengan struktur pasif, struktur aktif dapat membuat grup wujud yang diatur
didalam masing-masing posisinya aktif, dinamis dan dapat berinteraksi satu sama lain antar
garis pemisahnya.

6. Struktur Tidak Tampak


Kebanyakan desain menggunakan garis struktur yang tidak tampak. Artinya garis pemisah
untuk mengatur struktur tidak diperlihatkan dan hanya menjadi pemandu pengorganisasian
antar wujud saja.

7. Struktur Tampak
Desain dapat menggunakan struktur tampak dalam konteks tertentu. Garis pemisah dapat
dimunculkan jika memang dirasa cocok dan membantu keterlihatan. Beberapa desain
komunikasi visual juga mungkin cocok menggunakan garis struktur yang tampak.
3. Similarity (Kemiripan, Keharmonisan)

Contoh Asas Nirmana: Similarity. Wucius Wong

Wujud dapat memiliki kemiripan satu sama lain, namun tidak identik. Jika suatu grup wujud
tidak identik namun diulang, unsur tersebut tidak sedang menerapkan asas repetisi, melainkan
menerapkan asas Kemiripan. Kemiripan utamanya terdapat pada kemiripan bentuk sebelum
diwujudkan pada grup. Meskipun kemiripan dapat digunakan juga pada grup wujud. Asas
Similarity

dapat dicapai dengan beberapa cara, yaitu:

1. Asosiasi
Bentuk memiliki asosiasi atau kemiripan satu sama lain karena diorganisir bersama
berdasarkan tipe, makna, atau fungsi yang mirip atau dalam ranah yang masih sama.

2. Imperfection
Kita dapat menentukan bentuk ideal yang akan kita gunakan, lalu menggunakan bentuk
tidak sempurnanya pada komposisi. Bentuk ideal yang telah dipilih dapat sedikit diabstrakan,
ditransformasi, dipotong-potong, dan sebagainya.

3. Spatial Distortion
Distorsi dapat digunakan untuk menciptakan kemiripan pada suatu bentuk yang sama.
Bentuk yang di distorsi akan menghasilkan banyak variasi yang masih mirip satu sama lain.

4. Union atau Subtraction


Dengan menggurangi bentuk oleh bentuk lain, kita dapat menciptakan asas kemiripan.
Begitu juga dengan menambahkan bentuk lain yang ditumpukan pada bentuk utama.
5. Tension atau Compression
Kemiripan juga dapat diraih dengan menarik atau mengkompres objek yang sama.

4. Gradasi

Gradasi tidak hanya menuntut perubahan yang bertahap, tetapi perubahan bertahap dengan
cara yang teratur. Biasanya gradasi akan menghasilkan ilusi optik dan menciptakan
perkembangan yang teratur dan mengarah ke sesuatu yang. Meskipun terdengar rumit,
Gradasi sebetulnya adalah pengalaman visual harian. Hal-hal yang dekat dengan kita tampak
besar, sementara yang jauh dari kita tampak kecil, dan begitu seterusnya. Hal seperti itu juga
telah menunjukkan asas Gradasi. Gradasi dapat diterapkan pada setiap unsur Nirmana
Dwimatra, sama seperti Asas Pengulangan dan Asas Kemiripan.

Contoh Asas Nirmana: Gradation/Gradasi. Wucius Wong

5. Radiation (Radial/Memancar)

Radial dapat digambarkan sebagai kasus khusus pengulangan. Bentuk atau grup wujud
melakukan perulangan yang berputar secara teratur yang berpusat di satu titik yang sama.
Asas radial atau memancar juga merupakan fenomena yang umum terjadi di alam. Pada
bunga kita akan menemukan pola radial dalam kelopaknya. Melemparkan batu ke air yang
tenang akan menghasilkan riak-riak yang memancar. Dengan cara yang lebih abstrak,
matahari juga memancarkan pola radial. Asas ini juga dapat digunakan pada seluruh unsur
Nirmana dengan masing-masing variasinya.
Contoh Asas
Nirmana Radiation/Radial/Memancar. Wucius Wong

6. Anomaly

Anomali adalah munculnya ketidakteraturan dalam komposisi yang teratur. Terkadang


anomali hanyalah unsur tunggal pada organisasi struktur dan unsur yang telah seragam.
Contoh anomali di keseharian kita adalah: bunga di antara dedaunan, bulan di malam gelap,
retakan di dinding yang mulus, dan bangunan tua di antara pencakar langit modern. Dalam
desain, penggunaan anomali harus digunakan secara hati-hati. Asas Anomali harus memiliki
tujuan yang pasti, seperti: untuk menarik perhatian atau menghilangkan kekakuan.

Contoh Asas Nirmana Anomaly. Wucius Wong


7. Kontras

Kontras terjadi sepanjang waktu, meskipun kehadirannya mungkin terabaikan diabaikan. Ada
kontras ketika suatu bentuk dikelilingi oleh ruang kosong. Ada kontras ketika garis lurus
bertemu dengan kurva. Ada kontras ketika satu bentuk jauh lebih besar daripada yang lain.
Kita mengalami banyak macam Asas kontras dalam kehidupan sehari-hari. Siang kontras
dengan malam, kursi tua kontras dengan sofa modern, dan sebagainya.

Kontras dapat memiliki beberapa level seperti ringan atau berat, jelas atau kabur, sederhana
atau rumit. Bentuk A mungkin tampak kontras dengan bentuk B, tetapi ketika bentuk C hadir,
bisa jadi bentuk A dan B tidak lagi kontras. Kontras sangat bergantung pada konteks
disekitarnya juga.

Contoh Asas Nirmana Kontras. Wucius Wong

8. Concentration

Konsentrasi mengacu pada cara distribusi kelompok bentuk-bentuk yang berkumpul lebih
banyak di bagian daerah tertentu. Sementara di daerah lain tidak seramai pada bagian
tersebut. Distribusinya biasanya tidak merata, Asas Concentration dapat menjadi pusat
perhatian yang lebih ringan, namun tetap dinamis dan tidak monoton dibandingkan dengan
Asas kontras atau Anomali. Di lingkungan kita, kota adalah contoh Asas konsentrasi.
Bangunan dan orang berkerumun di sekitar jantung disetiap kota, dan secara bertahap lebih
sepi di daerah pinggiran kota.
Asas Nirmana
Concentration. Wucius Wong

9. Tekstur (Barik)

Tekstur mengacu pada karakteristik permukaan bentuk. Setiap bentuk memiliki permukaan
dan setiap permukaan tentunya memiliki karakteristik tertentu, yang dapat digambarkan
sebagai halus atau kasar, polos atau dekoratif, matt atau glossy, lembut atau keras. Meskipun
pada umumnya kita menganggap bahwa permukaan datar yang di cat tidak mempunyai
tekstur sama sekali, sebenarnya kerataan tembok dan cat tersebut adalah jenis tekstur juga.
Tekstur pada Nirmana Dwimatra biasanya hanya berupa ilusi saja dan tidak benar-benar ada.
Namun pada sebagian kasus seperti karya kolase, atau bahan kertas tertentu, tekstur dapat
menjadi nyata.

Contoh Asas Nirmana Texture (Barik)

Referensi
1. Wong, Wucius. 1972. Principles of Two-Dimensional Design.  Newyork: Van Nostrand
Reinhold

Anda mungkin juga menyukai