Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Arya Bima

Kelas : 2TB05
NPM : 24318495
Jurusan : Arsitektur

KETERKAITAN ANTARA FILSAFAT DAN ARSITEKTUR

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia
secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan
melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi
dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke
dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan
logika bahasa. Seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".

Arsitektur atau ilmu bangunan adalah seni yang dilakukan oleh setiap individu
untuk mengimajinasikan diri dan ilmu mereka dalam merancang bangunan. Dalam artian
yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan
perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain
perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk pada hasil-hasil proses perancangan
tersebut.

Menurut saya, filsafat dan arsitektur merupakan 2 hal yang berkaitan dan tidak
bisa dipisahkan antara satu sama lain. Hal ini karena dalam prakteknya, arsitektur tetap
memegang teori – teori atau filosofi dari para filsafat terdahulu. Khususnya pembangunan
rumah adat di Indonesia yang tetap berpegang teguh pada filosofi dan kepercayaan dari
rakyat pada masing – masing daerah. Seperti yang kita tahu bahwa hampir semua dari
rumah – rumah adat yang ada di Indonesia memiliki kesan spiritual yang kental, hal ini
dikarenakan oleh pola pikir dari orang – orang timur yang kental dengan hal spiritualnya.

Menurut Aristoteles, ruang adalah sebagai tempat (topos) suatu dimana, atau
suatu place of belonging, ruang menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik
cenderung berada. Elemen pembentuk ruang terdiri dari elemen horizontal dan elemen
vertikal. Elemen horizontal bawah merupakan elemen yang mutlak harus ada, sementara
elemen lain tidak harus ada. elemen – elemen tersebut meliputi elemen horizontal
bawah (bidang alas), elemen horizontal atas (bidang dinding) dan elemen vertikal
(bidang langit)

Cara berfikir orang Timur dan Barat tentu berbeda, secara garis besar orang timur
lebihmemilih untuk bersatu dengan alam, mereka nyaman dengan alam. Dan orang barat
berfikiruntuk menakhulkkan alam, mereka berfikir untuk bisa mengalahkan alam,
membuat alam yangbisa mengikuti kehendak mereka. Dalam perkembangannya,
arsitektur barat banyak digunakan di Indonesia, terutama pada bangunan-bangunan
kuno/tua (heritage). Gaya barat ini lebih tertuju pada Negara Eropa dan Amerika. Adanya
perbedaan dua gaya ini bermula dari blok barat yang terdiri dari Eropa dan Amerika serta
negara bagiannya. Mereka menganggap bahwa negara yang selain dari mereka, Eropa
dan Timur , sebagai suatu blok lain, yaitu timur. Dan secara tidak langsung terbentuklah
dua gaya arsitektur pula. Gaya timur dan gaya barat.

Gaya Arsitektur Barat dalam pandangannya pada ilmu arsitek lebih


mengedepankan pada pendekatan sains (ilmu pengetahuan). Makna ruang yang ada
hanya dipandang pada materi yang menyusunnya. Keindahan suatu bangunan dirasakan
melalui alat indra semata. Gaya Arsitektur Timur memiliki ciri yang bertolak belakang
dengan gaya arsitektur barat. Dalam pandangannya, mereka percaya bahwa keindahan
suatu bangunan dapat dilihat dari dua aspek, yaitu alat indra manusia dan juga mitos
yang berlaku di lingkungannya. Hal ini menimbulkan rasa yang berbeda pada makna
suatu ruang. Ada sesuatu yang tidak tertangkap oleh indra manusia.

Arsitek barat lebih terkenal berhubungan dengan alam, sedangkan arsitek timur
lebih menekankan pada pergaulan manusia, baik sesama manusia, manusia dengan
lingkungannya, maupun manusia dengan Tuhannya. Tradisi membangun di dunia Timur
selalu dikaitkan dengan keharmonisan. Hal ini tidak bisa lepas dari hubungannya dengan
kebiasaan serta adat istiadat yang telah mengakar di daerah tersebut. Arsitektur Barat
terkenal lebih solid sedangkan Timur lebih ringan. Arsitektur Barat lebih melihat pada
sudut pandang bentuk, ekspresi, dan eksternalitas, sedangkan Timur lebih melihat
arsitektur dari volume (kedalaman), dan internalitas. Kecenderungan gaya barat lainnya
adalah untuk memperindah, sedangkan Timur untuk menyederhanakan.

Langgam arsitektur timur atau sering dikenal dengan arsitektur Vernakular


merupakan salah satu peninggalan dari nenek moyang Austronesia. Davidson dalam
Indonesian Heritage menjelaskan pada zaman nenenk moyang Austronesia, langgam
arsitektur vernakular memiliki ciri khas diantaranya yaitu bangunan yang berdiri pada
pondasi batu, atap di bagian ujung bangunan diperpanjang serta ujung dinding depan
yang dihiasi dengan ukiran - ukiran.

Langgam Arsitektur barat memiliki ciri yang berbeda dari arsitektur timur. Ciri khas
tersebut salah satunya ditunjukkan melalui permainan bentuk pada fasad bangunannya.
Langgam Corithian misalnya, memiliki ciri khas kolom langsing berkepala penuh ukiran.
Sumalyo (1996) menjelaskan bangunan berlanggam arsitektur barat dengan aliran
Corinthian juga memiliki kekhasan pada ujung kiri dan kanan bangunan. Pada kedua
ujung tersebut terdapat penonjolan dengan kolom-kolom pada sudut-sudutnya
membentuk pandangan yang simetris. Sumalyo berpendapat bahwa ciri tersebut juga
dimiliki oleh langgam arsitektur barat beraliran Baroque.
Langgam arsitektur timur dan barat, keduanya memiliki ciri khas yang berlainan.
Ketika dipertemukan, maka akan terjadi akulturasi langgam. Contoh dari bangunan yang
menjadi hasil dari akulturasi antar dua budaya tersebut terjadi ketika bangsa barat
(kolonial) mulai menjajah Indonesia. Dengan masuknya bangsa kolonial ke Indonesia
berarti kebudayaan barat juga ikut masuk dan berbaur dengan kebudayaan Indonesia.
Salah satu kebudayaan kolonial yang berbaur di Indonesia dan masih berdiri hingga saat
ini adalah bangunan-bangunan heritage peninggalan Belanda. Di Yogyakarta beberapa
bangunan heritage yang terkenal dan masih berfungsi hingga saat ini adalah kantor pos
Indonesia, Bank BNI, dan BI.

Anda mungkin juga menyukai