Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Perkembangan Arsitektur Dunia

Judul buku : Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX edisi ke-2 Tahun 2006 Pengarang Sub Bab : Yulianto Sumalyo : Arsitektur Brutalisme dan Neo Brutalisme

Pada periode abad XX, perkembangan arsitektur modern sangat cepat dengan bentuk dan aliran yang sudah sangat kompleks. Sehingga arsitektur pada masa modern ini sulit dikelompokan berdasar waktu dan tempat seperti pada masa sebelumnya. Kompleksnya perkembangan dan perubahan dalam bentuk dan konsep menyebabkan pengamat kesulitan untuk menganalisisnya. Arsitektur brutalisme dan neo brutalisme mulai muncul dan berkembang pada pertengahan abad XX. Aliran ini mudah dikategorikan dari segi bentuknya yang aneh dan berbeda dari arsitektur yang lain. Arsitektur brutalisme dikatakan menyimpang karena mengabaikan dan menentang kaidah dan teori perancangan arsitektur modern sebelumnya. Kata brutal juga dihubungkan dengan beton brut yang artinya beton kasar, karena dalam sistem konstruksi arsitektur brutalisme sering menggunakan beton exposed dengan permukaan bidang kasar. Namun, penggunaan beton exposed ini tidak termasuk dalam kriteria pengelompokan arsitektur brutalisme karena ciri khas yang lebih khusus ada pada bentuknya yang aneh secara keseluruhan. Karya-karya arsitektur yang dikategorikan sebagai arsitektur brutalisme pada masa modern awal misalnya; Kapel Notre Dame Prancis karya Le Corbusier, Museum Everson karya I M Pei, karya Tange dan Mayekawa yang berbentuk sculptural abstral total. Philharmonie Hall di Berlin karya Hans Scharoun memiliki aspek yang dapat dikategorikan sebagai arsitektur sclupturalism ataupun monumentalisme, tetapi dari bentuknya yang tidak teratur menjadi lebih cocok dikategorikan aliran brutalisme. Bentuk yang tidak teratur ini diekspresikan secara jujur sehingga menjadi komposisi yang terkesan dinamis dan indah. Seperti ketidakteraturan bentuk pada denah dan penataan ruang orkestra yang membuatnya semakin kompleks, akan tetapi dari segi akustik menjadi ruang yang baik karena tidak menimbulkan gema. Karya arsitektur brutalisme yang fenomenal lagi terdapat di Spanyol yaitu, Guggenheim Museum yang dirancang oleh Frank Gehry. Kompleks museum yang berada dalam kawasan Pusat Kebudayaan Kota juga terdiri dari Guggenheim museum, kompleks

universitas yang menyatu dengan Museum of Fine Arts lama, dan balai kota lama di sisi lainnya. Unsur alami Sungai Nervion di lingkungan kompleks museum membuat komposisi museum menjadi semakin terbuka, megah, dan monumental. Konstruksi utama yang digunakan pada tiap elemen bangunan didominasi oleh beton yang dibungkus almunium, membentuk secara keseluruhan sebuah sculpture raksasa. Sebagian konstruksi pada ruang dalam tidak ditutup sehingga menjadi elemen dekorasi seperti pada konsep arsitektur Tekno-Artistic. Komposisi bentuk bangunan dengan bangunan yang lainnya berkesan seperti hidup dan menjalar dinamis seperti organ yang tumbuh berkembang menjadikannya seperti konsep aliran Metabolisme Berbagai konsep arsitektural seperti Monumentalism, Sculpturalism, TeknoArtistik, dan Metabolisme tertuang dalam Museum Guggenheim. Namun, secara keseluruhan bangunan memiliki bentuk yang aneh dengan menentang teori dan kaidah konvensional. Sehingga museum ini dikategorikan sebagai Arsitektur Brutalisme.

Anda mungkin juga menyukai