Anda di halaman 1dari 32

UNIVERSITAS UDAYANA

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

MATA KULIAH : EKOLOGI ARSITEKTUR


NAMA TUGAS : PENAMPILAN ALAM DALAM DESAIN
HANGING GARDEN OF BALI

DOSEN :
Dr. Ir. Widiastuti, MT.
Dr. Ir. Ni Ketut Ayu Siwalatri, ST, MT.
Ni Made Swanendri, ST., MT.
I Nyoman Susanta, ST., MErg.
Gede Windu Laskara, ST., MT.

MAHASISWA :
I Nyoman Giri Yasa (1805521075)
I Made Suastama Yuda (1805521107)
Ida Bagus Dwianggara Putra Manuaba (1805521113)

i
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
karuniaNyalah, makalah Arsitektur Lansekap yang berjudul ”penampilan alam dalam desain
hanging garden of bali” dapat terselesaikan tepat pada waktu yang diharapkan.
Makalah ini kami susun guna melaksanakan kewajiban yang telah diberikan kepada
mahasiswa semester genap tahun ajaran 2020 dalam mata kuliah Arsitektur Lanskap. Tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih atas peran serta yang telah mendukung kami baik
saran, bimbingan maupun informasi yang sangat membantu makalah ini.
Oleh karena adanya keterbatasan waktu dalam penyusunan makalah ini serta
keterbatasan pengetahuan, kami hanya dapat menuangkan secara garis besar. Kami sadar
sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna. Untuk itu, kami harapkan segala
kritik & saran yang sifatnya mendukung atau membangun guna menyempurnakan makalah
ini.
Demikianlah, semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
khususnya mengenai pengetahuan tentang potensi alam dalam desain bangunan.

Om Shanti, Shanti, Shanti Om.

Denpasar, 29 Maret 2020

Tim Penulis

ii
iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II URAIAN TEORI..........................................................................................................3
2.1 Pengertian Penampilan Alam Dalam Desain...............................................................3
2.2 Perilaku Alam Dalam Desain.......................................................................................5
2.3 Karakteristik Penampilan Alam Pada Desain..............................................................5
2.3.1 Penggunaan Material Alami......................................................................................5
2.3.2 Penataan Landscape.................................................................................................10
2.4 Penerapan Penampilan Alam Pada Desain................................................................12
2.4.1 Penataan Landscape Dengan Penampilan Alam......................................................13
2.4.2 Menciptakan Kamar Mandi Bernuansa Alam.........................................................14
2.5 Kerusakan Alam Akibat Desain.................................................................................16
BAB III KONDISI FOKUS.....................................................................................................18
3.1 Hanging Garden Resort..............................................................................................18
3.2 Proses Perancangan dan Pengerjaan..........................................................................19
BAB IV ANALISIS FOKUS..................................................................................................21
4.1 Desain Dengan Alam.................................................................................................21
4.2 Pengaplikasian desain arsitektur................................................................................22
BAB V PENUTUP..................................................................................................................23
5.1 Kesimpulan................................................................................................................23
5.2 Saran..........................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................24

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Penerapan Konsep Alam Pada Bangunan.............................................................3


Gambar 2.2 : Penggunaan Material Alam Pada Desain Bangunan............................................5
Gambar 2.3: Penggunaan Material Alam Pada Desain..............................................................6
Gambar 2.4: Penataan Landscape Bangunan...........................................................................10
Gambar 2.5: Penataan Landscape Dengan Penampilan Alam.................................................13
Gambar 2.6: Penataan Landscape Dengan Memanfaatkan Suasana Alam..............................13
Gambar 2.7: Penataan Landscape Bernuansa Alam Pada Resort............................................14
Gambar 2.8 Penerapan Desain Alam Pada Kamar Mandi.......................................................15
Gambar 2.9 Kerusakan Alam...................................................................................................16
Gambar 2.10 Hutan Gundul.....................................................................................................17
Gambar 3.1 : Penggunaan Material Alam Pada Desain Bangunan..........................................18
Gambar 3.2 : Tampak Depan Bangunan..................................................................................19
Gambar 3.3 : Layout Bangunan...............................................................................................19
Gambar 4.1 : Gambar ilustrasi Arsitektur Tropis.....................................................................21

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alam merupakan sumber dari emosi, perasaan, suasana dari ruang dan waktu. Artinya
alam dapat mempengaruhi emosi dan perasaan seseorang, serta suasanan ruang tersebut.
Alam juga berperan sebagai aspek dan merupakan penyebab kehadiran dan pertumbuhan
sesuatu. Alam merupakan alat komunikasi untuk memahami estetika. Keindahan alam dapat
menimbulkan inspirasi untuk mendesain sebuah bangunan, termasuk bangunan yang ramah
lingkungan. Alam sangat berguna bagi kita, dengan begitu kita harusmempelihara, merawat
alam dengan mendesain bangunan yang berprinsip ekologi atau ramah lingkungan.
Dalam perkembangan dunia arsitektur, arsitektur sering sekali dinilai sebagai salah satu
penyebab utama terjadinya kerusakan lingkungan. Hal tersebut timbul karena adanya
kemajuan dalam bidang teknologi yang membuat manusia cenderung menyukai sesuatu yang
ekonomis, praktis dan indah, namun tidak perduli terhadap dampak yang mungkin dapat
ditimbulkan dimasa depan. Respon dari masalah inilah yang memunculkan perkembangan
Arsitektur Ekologi dimana kita diberi pengetahuan dan diajarkan untuk mengambil sikap
yang benar untuk menyikapi dan mengurangi dampak dari pembangunan tersebut terhadap
lingkungan. Selain itu Arsitektur Ekologi juga melahirkan sebuah teori yaitu “Penampilan
Alam Dalam Desain” teori ini berkembang dan lahir karena keindahan alam dinilai dapat
menimbulkan inspirasi untuk mendesain sebuah bangunan, termasuk sebagai inspirasi untuk
menciptakan bangunan-bangunan yang ramah lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang diambil dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut,
yaitu:
1.1.1 Apakah arti dari Penampilan Alam Dalam Desain?
1.1.2 Bagaimana karakteristik sebuah karya yang berpenampilan alam?
1.1.3 Bagaimana cara menerapkan penampilan alam dalam desain?
1.1.4 Apa saja kerusakan yang dapat disebabkan oleh desain?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Dari pembahasan pada makalah ini kami dapat mengetahui pengertian dari Penampilan
Alam Dalam Desain.
1.3.1 Mengetahui bagaimana karakteristik sebuah karya yang berpenampilan alam.
1.3.2 Mengetahui bagaimana cara menerapkan penampilan alam dalam desain.
1.3.3 Mengetahui apa saja kerusakan yang dapat disebabkan oleh desain.

1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk menambah wawasan yang lebih luas tentang dunia arsitektur khususnya dalam
keterkaitan antara suatu desain atau karya yang memiliki dampak serius terhadap
lingkungan alami.

2
BAB II
URAIAN TEORI

2.1 Pengertian Penampilan Alam Dalam Desain

Gambar 2.1: Penerapan Konsep Alam Pada Bangunan


Sumber: dokumentasi pribadi
Tampilan alam dalam desain adalah bagaimana sebuah rancangan bangunan membuat
adanya kontribusi alam kedalam bangunan tersebut dan sebaliknya. Biasanya hal ini
diaplikasikan dengan cara penggunaan material bangunan yang berasal dari alam disekitarnya
untuk digunakan sebagai bahan atau material bangunan tersebut. Dengan cara demikian maka
tampilan bangunan bahkan bagian dalam bangunan akan terlihat selaras dan senada dengan
lingkungan disekitarnya. Keuntungan dari hal tersebut adalah penghematan biaya dalam
pembuatan bangunan karena dengan penggunaan bahan dari alam sekitar akan membuat
biaya semakin dihemat. Selain itu, ketahanan material terhadap kondisi alam sekitar atau
iklim mikro disekitar site akan sangat baik karena memang apapun yang ada di alam
utamanya disekitar site tentunya sudah sangat teruji dapat bertahan dalam kondisi alam dan
iklim sedemikian rupa.
Selain penggunaan material dan bahan dari alam, membuat area hijau didalam area
bangunan juga merupakan salah satu cara membuat tampilan alam dalam desain. Dengan
adanya area hijau didalm bangunan akan memberikan kesejukan terhadap area bangunan

3
tersebut. Kesejukan dan oksigen yang dihasilkan oleh sebuah pohon tentunya akan dapat
memberikan kenyamanan terhadap civitas didalam bangunan tersebut. Area hijau ini adalah
wujud dari kontribusi kita terhadap alam disekitar dengan membantu kelangsungan ekosistem
tumbuhan hijau pada alam.
Alam merupakan sumber dari emosi , perasaan ,suasana dari ruang dan waktu.
Artinya alam dapat mempengaruhi emosi dan perasaan seseorang, serta suasanan ruang
tersebut. Alam juga berperan sebagai aspek dan merupakan penyebab kehadiran dan
pertumbuhan sesuatu. Alam merupakan alat komunikasi untuk memahami estetika.
Keindahan alam dapat menimbulkan inspirasi untuk mendesain sebuah bangunan, termasuk
bangunan yang ramah lingkungan. Alam sangat berguna bagi kita, dengan begitu kita
harusmempelihara, merawat alam dengan mendesain bangunan yang berprinsip ekologi atau
ramah lingkungan. Emosi yang dihasilkan dari keadaan alam berupa hal yang intangible
seperti:
Perubahan waktu dilihat dari perubahan warna dari elemen alam seperti gunung, awan,
sinar matahari yang dibayangi awan, bulan dan saat matahari terbenam. Semua situasi tadi
terasa lewat sesuatu yang tangible yaitu gunung, awan, laut serta binatang – binatang. Alam
dapat menumbuhkan semangat dan motivasi kuat untuk melukiskan atau menterjemahkan
citra alam ke dalam sebuah karya.
Penampilan alam pada suatu desain merupakan wujud kompromi perancangan
lingkungan binaan untuk menyelamatkan alam dari suatu pembangunan. dimana pada jaman
modern ini sangat banyak bangunan yang menggunakan bahan-bahan yang berasal dari
pabrik yang dapat merusak lingkungan disekitar bangunan tersebut.
Alam dapat menginspirasi manusia dalam merancang suatu bangunan. Desain yang
efektif membantu menginformasikan kita akan tempat kita didalam alam. Seperti memasukan
unsur alam kedalam design (seperti danau jika dimasukan kedalam site menjadi clearpond
atau kolam ikan) dan tentunya penggunaan bahan dari alam yang dapat diperbaharui sangat
diperlukan dalam menampilkan alam dalam desain. Untuk memberikan sentuhan yang lebih
kuat dalam desain ekologis maka dapat dimulai dengan melakukan penelitian lebih lanjut
tentang karakteristik alam kedalam unsur-unsur dasar maupun aturan-aturan dalam
perancangan arsitektur.
Makalah yang harus dibuat mahasiswa adalah membaca artikel jurnal, memahami dan ditulis
ulang. Bukan dicopy and paste. Gunakan pemahaman anda ini untuk melihat objek arsitektur
yang menjadi objek bahasan. Artikrl 1 dan 2 yang berbahasa Indonesia membahas tentang
metoda merancang dengan menggunakan pendekatan ekologis baik untuk taman maupun
4
salon. Pahami itu. Dan gunakan pemahaman itu untuk melihat objek bahasan. Jadi
bagaimana metoda merancang ekologis diterapkan pada objek bahasan. Bukan terpotong-
potong
Artikel dalam bahasa inggris tidak banyak dapat anda gunakan

2.2 Perilaku Alam Dalam Desain


Alam dapat menumbuhkan semangat dan motivasi kuat untuk melukiskan atau
menterjemahkan citra alam ke dalam sebuah karya. Ada beberapa cara memperhatikan
bagaimana bersuksesinya ekosistem-ekosistem di alam yaitu:
 Konsep Perancangan Yang Ramah Lingkungan
- Menjaga ekosistem
- Penggunaan energi yang efesien
- Pemanfaatan suber daya alam yang tidak diperbaharui secara efesien

2.3 Karakteristik Penampilan Alam Pada Desain


Berikut merupakan beberapa hal yang menjadi karakteristik dalam mendesain sebuah
karya dengan berpenampilan alam.

2.3.1 Penggunaan Material Alami

5
5
Gambar 2.2: Penggunaan Material Alam Pada Desain Bangunan
Sumber: travel.kompas.com

Gambar 2.3: Penggunaan Material Alam Pada Desain


Sumber: Dokumen Pribadi
Penggunaan material alami telah lazim kita temukan untuk pengaplikasian dalam
bangunan. Material alami telah banyak digunakan dari dulu saat material hasil industry belum
tercipta. Eksistensi bahan alam juga masi sangat terjaga hingga kini. Material alami
merupakan bahan-bahan yang didapatkan dari alam yang bersifat ramah lingkungan. Untuk
mendapatkan kesan desain dengan tampilan alam, material alam dapat diaplikasikan pada
struktur ataupun pada fasad bangunan. Berikut contoh contoh material alam yang dapat
diaplikasikan ke dalam desain.
6
 KAYU
Kayu merupakan salah satu material alami yang favorit untuk bangunan. Bisa
dibukikan walaupun harga kayu makin melambung, tetapi kayu tetap dipilih sebagai bahan
utama pembentuk pintu, kusen, dan atap bangunan. Bagaimanapun, pemakaian kayu tetap
harus diperhatikan agar tidak terjadi eksploitasi kayu yang berlebihan. Jika kayu
dipergunakan secara terus menerus tanpa ada upaya untuk melestarikan atau menanam
kembali, maka akan menjadi ancaman ekosistem alam itu sendiri. Dan sebaiknya jika kayu
tersebut digunakan untuk bangunan, sebaiknya memanfaatkan kayu bekas pakai yang masih
layak dipergunakan kembali terhadap bangunan. Adapun beberapa jenis kayu yang sering
diaplikasikan pada dinding, konstruksi atap, pondasi, dan lantai, yaitu
- Kayu Jati
Kayu jati sering dianggap sebagai kayu dengan serat dan tekstur paling indah.
Karakteristiknya yang stabil, kuat, dan tahan lama membuat kayu ini menjadi pilihan utama
sebagai material bahan bangunan. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap, dan
serangga lainnya karena kandungan minyak didalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain
yang memberikan kualitas dan penampilan sebanding dengan kayu jati.
- Kayu Merbau
Kayu merbau termasuk salah satu jenis kayu yang cukup keras dan stabil sebagai
alternative pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti tahan terhadap serangga.
Warna kayu merbau adalah coklat kemerahan dan kadang disertai adanya high light kuning.
Merbau memiliki tekstur serat garis terputus-putus.
- Kayu bangkirai
Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yangcukup awet dan kuat. Sifat kerasnya juga
disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan.
Selain itu pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole, umumnya letak rambut dan
pinhole ini dapat ditutup dengan wood filter. Kayu ini sering digunakan untuk material
kontruksi berat karena sifat kayu yang keras. Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan
terhadap cuaca sehingga sering menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan atau
exterior seperti list-plank, outdoor flooring dan lain-lain.
- Kayu Kamper
Kayu kamper telah lama menjadi alternative bahan bangunan yang harganya lebih
terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat kayu bangkirai, kamper
memiliki serat yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan membuat pintu
panil dan jendela.
7
- Kayu Kelapa
Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu alternative baru yang berasal dari
perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60thn keatas) sehinggga
harus di tebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Semua bagian dari pohon kelapa
adalah serat atau fiber yaitu berbentuk garis pendek-pendek.
- Kayu Meranti Merah
Kayu meranti merah termasuk kayu keras, warnanya merah muda tua hingga merah
muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih. Selain bertekstur tidak terlalau halus, kayu
meranti juga tidak terlalu tahan terhadap cuaca.
 BAMBU
Material bambu yang sempat ditenggelamkan kayu dan bata kini kembali diminati
karena memiliki sentuhan gaya modern tanpa harus kehilangan kesan alami dan sifat ramah
lingkungan, dikarenakan bambu adalah bahan alami yang dapat bertahan sangat lama dan jika
bambu rusak tidak menyebabkan alam tercemar. Bambu termasuk bahan yang dapat
diperbaharui karena bambu tergolong tanaman rumput yang jika ditebang maka bambu akan
dapat tumbuh lagi dengan sendirinya. Oleh sebaab itu pemanfaatan bambu sebagai material
tidak akan dapat merusak lingkungan. Bambu memiliki karakteristik mirip kayu, memiliki
kekuatan sekuat baja, tetapi ringan. Sebelum kayu dan bata banyak dipakai masyarakat di
pedesaan menggunakan bambu sebagai kolom, dinding, dan atap. Ijuk digunakan untuk
mengikat sambungan antar bambu yang murah dan mudah didapatkan. Bambu disukai karena
ketersediaannya banyak, cepat tumbuh, dan cepat panen, serta sifat alaminya yang kokoh,
lentur, namun ringan. Bagi masyarakat tradisional, bambu adalah material terbaik untuk
bangunan. Adapun beberapa jenis bambu yang biasa digunakan sebagai bahan bangunan,
baik itu sebagai material dinding, penutup lantai, maupun pada konstruksi atap
- Bambu Gombong
Bambu ini memiliki diameter 10cm dan berwarna hijau kekuningan. Bambu gombong
bisa tumbuh hingga mencapai 20meter.
- Bambu Tali
Bambu tali merupakan bambu yang amat liat dengan diameter 6-8 cm dengan jarak
antar ruas sampai dengan 65cm. Panjang batang maksimal bambu tali berkisar antara 6-13m.
Bambu ini dapat digunakan sebagai gording pada konstruksi atap bambu.
- Bambu Hitam

8
Dinamakan juga bambu wulung. Bambu ini mempunyai panjang yang sama dengan
ruas bambu tali, hanya saja dindingnya tebal hingga 2cm. bambu hitam berdiameter antara 4-
10cm dengan panjang 7-18meter.
- Bambu Betung/Petung
Bambu ini merupakan yang amat kuat dan tergolong besar dengan diameter 10-15cm.
bambu betung/petug punya jarak ruas yang pendek dan dinding tebal serta bisa tumbuh
sangat tinggi hingga 10-20meter. Bambu jenis ini biasanya digunakan sebagai struktur utama
bangunan yaitu kolom dan balok.

 FINISHING ALAMI
Finishing yang terbuat dari bahan alami tentu lebih sehat dan ramah lingkungan.
Finishing alami dapat dibuat dari bahan-bahan alam seperti tanah liat, kapur, tuak (fermentasi
air kelapa untuk membuat warna lebih keluar dan tahan lama. Jenis Material Finishing
Bangunan:

- Material alami
Merupakan material yang berasal dari alam dan dapat langsung di gunakan sebagai
material finishing bangunan. Material dari ala mini terkadang telah di otong dengan9ukuran
yang standar untuk memudahkan dalam meng aplikasikannya. Contohnya batu alam.
- Material Proses
Yaitu material yang di buat dari bahan alami tetapi telah melalui proses untuk siap
digunakannya. Contohnya kayu lapis/multiplek dan Batu bata
- Material sintesis
Merupakan material yang terbuat dari bahan-bahan sintesis/kiimia yang tidak ada di
alam kemudian di olah untuk dapat di aplikasikan menjadi bahan bangunan. Contohnya Kaca
 PEWARNA ALAMI
Bahan pewarna alami tidak ada efek samping bagi manusia dan alam. Warna merah
dan kuning didapat dari tanah liat, warna hitam dari arang, warna putih dari jeruk nipis, orang
papua terlebih dahulu mengolah sejenis siput untuk mendapatkan cairan putih
 JERAMI
Jerami merupakan salah satu bahan alami yang bisa diaplikasikan untuk material
desain dengan penampilan alam. Berikut merupakan beberapa manfaat yang dapat didapatkan
dengan penggunaan jerami pada bahan bangunan.
9
- Hemat Energy
Dengan menggunakan jerami sebagai bahan pembuat dinding dimusim panas kita
tidak perlu memakai AC, karena jerami mampu mendinginkan ruangan secara alami
- Peredam Suara dan Api
Penyekat dari bahan jerami memiliki kemampuan untuk meredam suara, sehingga
ruangan menjadi nyaman. Jika gulungan jerami disusun sangat padat, jerami jadi sulit
terbakar, karena oksigennya sedikit. Rumah dengan material jerami 3 x lipat lebih tahan api
daripada rumah biasa.
- Ramah Lingkungan dan Sehat
Jerami adalah material alami yang komposisi dasarnya mirip seperti kyu, strukturnya
sangat kuat. Namun jerami tidak terlalu tahan pada lingungan yang berair dan lembab karena
akan memicu tumbuhnya jamur. Konstruksi jerami bisa kuat dan awet dengan perlakuan
tertentu seperti: Bagian bawah bangunan tidak langsung menyentuh tanah dan menciptakan
sirkulasi udara yang baik.

2.3.2 Penataan Landscape

Gambar 2.4: Penataan Landscape Bangunan


Sumber: Dokumen Pribadi
Penataan Landscape Salah satu karakteristik penampilan alam dalam desain adalah
ditandai dengan penataan yang serius terhadap penempatan tanaman di dalam desain
keseluruhan dari sebuah rumah. Menurut Zonneveld (1979) lansekap adalah ruang yang
terdapat di permukaan bumi yang terdiri dari sistem yang kompleks, terbentuk dari aktifitas
10
batuan, air, udara, tumbuhan, hewan, dan manusia serta melalui fisiognominya membentuk
suatu kesatuan yang dapat dikenali (diidentifikasi). Sedangkan Menurut Forman & Godron
lansekap adalah suatu lahan heterogen dengan luasan tertentu yang terdiri dari
sekelompok/kumpulan (cluster) ekosistem yang saling 7 berinteraksi; kumpulan tersebut
dapat ditemukan secara berulang dalam suatu wilayah dengan bentuk yang sama Didalam
bahasa inggris tua dan kesinoniman batasan kata “landscape” mempunyai arti
Wilayah/Region. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa lansekap adalah kesatuan
wilayah di permukaan bumi yang terdiri dari kesatuan ekosistem yang saling berinteraksi
(batuan, air, udara, tumbuhan, hewan, dan manusia). Lansekap dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu softscape dan hardscape, diamana yang termasukunsur softscape adalah seperti
tumbuhan, air, udara dan lain-lain sedangkan yang termasuk hardscape adalah seperti
bebatuan yang menambah keindahan taman, Misalnya, ornamen batu alam, hiasan patung,
pedestrian, pagar, bangku taman, gazebo, atau pot tanaman. Lempengan batu alam dengan
bentuk dan komposisi yang tidak beraturan dapat berfungsi sebagai jalan setapak dan akan
menambah kesan alami pada taman. Secara geografik terdapat lima unsur pembentuk lanskap
atau bentang alam yaitu:

- Topografi
Dalam pariwisata unsur ini menentukan ada tidaknya kenampakan alam yang dapat
dijadikan sumber atraksi. Misalnya goa, tanah yang terjal untuk terbang layang, puncak bukit
untuk pendakian, dan lain-lain. Unsur topografi pada desain salah satunya dapat diterapkan
pada penataan kontur buatan ataupun membiarkan kontur eksisting pada site, sehingga desain
dapat terlihat lebih alami.
- Vegetasi
Vegetasi merupakan material lanskap yang hidup dan terus berkembang. Pertumbuhan
tanaman akan mempengaruhi ukuran besar tanaman, bentuk tanaman, tekstur, dan warna
selama masa pertumbuhannya. Dengan demikian, kualitas dan kuantitas ruang terbuka akan
terus berkembang dan berubah sesuai dengan pertumbuhan tanaman jadi dalam perancangan
lansekap, tanaman sangat erat hubungannya dengan waktu dan perubahan karakteristik
tanaman. Tanaman mempunyai peran untuk menghilangkan ketegangan-ketegangan mental
(stress) yang banyak diderita oleh penduduk kota. Tanaman dapat menciptakan lingkungan
yang nyaman, segar harum, menyenangkan, dan sebagainya. Penggolongan tanaman yang
ditanam dalam penghijauan di dalam kota dapat dikelompokkan berdasarkan sifat hidupnya
yaitu, pohon, perdu, semak dan penutup tanah (rerumputan). Selain itu, dapat juga
11
digolongkan berdasarkan habitatnya atau umumnya ditanam, sebagai tanaman pelindung
jalan, tanaman dibantaran kali, tanaman penutup tanah, dan sebagainya. Pohon atau perdu
dapat berdiri sendiri sebagai elemen skluptural pada lansekap atau dapat digunakan sebagai
enclosure, sebagai tirai penghalang pemandangan yang kurang baik, menciptakan privasi,
menahan suara atau angin, memberi latar belakang suatu obyek atau memberi naungan yang
teduh di musim panas. Rumput tidak hanya digunakan sebagai elemen permukaan, tetapi
dapat juga digunakan sebagai penahan erosi serta memberi berbagai variasi warna dan
tekstur. Dalam perencanaan tapak, tanaman dapat dikategorikan berdasarkan: jenis
(besarkecilnya pohon, perdu / semak, rumput), fungsi (fungsi ekologis pohon, fungsi fisik
pohon, fungsi estetis pohon), bentuk dan struktur (tinggi dan lebar pohon), ketahanan
(keadaan tanah, iklim, topografi, penyakit), warna batang, bunga serta buahnya (berguna atau
tidak). 8 Penyusunan tanaman didasarkan pada hubungan di antara tanaman tesebut, dalam
hal ukuran, bentuk, tekstur, dan warnanya. Tanaman dapat disusun menjadi taman atau
tempat bernaung, memberi tirai pemandangan, menahan angin atau memberi bayangan. Jenis
tanaman penting digunakan sebagai elemen rancangan. Tanaman dapat membentuk ruang,
memberi privasi, atau sebagai titik tangkap perhatian. Tanaman dapat memberi keteduhan,
sebagai penahan angin, ataupun sebagai penutup tanag, menyaring atau memberi batas
pemandangan, dan mempunyai pola bayangan yang menarik sepanjang siang hari. Warna
dari suatu tanaman dapat menimbulkan efek visual tergantung pada refleksi cahaya yang
jatuh pada tanaman tersebut. Efek psikologis yang ditimbulkan dari warna seperti telah
diuraikan sebelumnya, yaitu warna cerah memberikan rasa senang, gembira serta hangat.
Sedangkan warna lembut memberikan kesan tenang dan sejuk. Dan bila beberapa jenis
tanaman dengan berbagai warna dipadukan dan dikomposisikan akan menimbulkan nilai
estetis.
- Tanah
Unsur ketiga ini adalah hasil kreatifitas manusia dalam merubah atau memodifikasi
natural vegetation, menjadi tanah pertanian, usaha kehutanan, bangunan-bangunan, jalan, dan
lain sebagainya. Interaksi manusia dengan berbagai bentuk alam menciptakan bentang
budaya (cultural lanskap).
- Air
Unsur air memiliki sejuta makna. Bagaimana jika air ingin dimasukkan sebagai salah
satu elemen desain rumah? Elemen air sering dihadirkan untuk mempermanis taman, baik
berupa kolam maupun sekadar tanaman air. Kehadiran gemericik air, bayangan riak-riak
kolam, dan lincah gerak ikan dapat menciptakan kesan sejuk dan tenang ketika kita bersantai
12
di taman. Penerapan unsur air juga dapat dengan mengadopsi aspek-aspek alam seperti
sungai, danau, laut dan lain-lain yang kemudian diimplikasikan kedalam desain namun tidak
sama persis.
- Iklim
Kombinasi iklim pada suatu daerah akan menentukan sebuah perancangan lanskap.
Disamping itu juga bentang alam juga menjadi salah satu faktor yang ikut mempengaruhi
perencanaan lanskap. Di indonesia unsur vegetasi sangat bervariasi akibat dari curah hujan
yang tinggi. Variasi ini menjadi faktor dominan pembentuk wilayah tersebut sebagai
pertimbangan analisis perancangan lanskap.

2.4 Penerapan Penampilan Alam Pada Desain


Penerapan penampilan alam dalam desain bias diwujudkan dengan menambahkan
unsure-unsur alam pada desain atau dengan penataan landscape. Berikut akan dijelaskan
beberapa contoh menimbulkan kesan penampilan alam pada desain.

2.4.1 Penataan Landscape Dengan Penampilan Alam

Gambar 2.5: Penataan Landscape Dengan Penampilan Alam


Sumber : Dokumen Pribadi

13
14
Gambar 2.6: Penataan Landscape Dengan Memanfaatkan Suasana Alam
Sumber: Dokumen Pribadi

Penataan landscape pada gambar diatas memiliki kesan penampilan alam yang sangat
kental, disamping penataannya yang baik, juga didukung dengan kondisi lingkungan alam
sekitar yang masih asri dan alami.

Gambar 2.7: Penataan Landscape Bernuansa Alam Pada Resort


sumber: travel.kompas.com
Penataan landscape dengan permainan kontur juga dapat menambah kesan landscape
menjadi terkesan sangat alami. Mempertahankan potensi dalam dan luar site seperti

14
pepohonan dan lain-lain juga sangat membantu menjaga agar design nantinya tetap memiliki
tampilan alam karena dapat menyelaraskan design dengan lingkungan sekitar. Permainan
unsur air pada gambar diatas contohnya pada kolam renang sengaja didesign dengan bentuk
dinamis agar terlihat lebih natural dan menyatu dengan alam. Untuk menambah kesan
tampilan alam pada design khususnya pada penataan landscape, dapat juga dengan membuat
sungai buata. Namun untuk menerpakannya dibutuhkan site yang cukup luas karena cukup
memakan ruang.

2.4.2 Menciptakan Kamar Mandi Bernuansa Alam


Sesuai dengan konsep yang ditampilkan pada desain kamar mandi tersebut yang
berselaraskan dengan alam, sehingga suasana alami dan menyatu dengan alam sangat terasa.
Dengan posisi bangunan yang diletakkan diluar bangunan, untuk menambah kesan terbuka
dan menyatu dengan alam, serta ditambah elemen samping dan bawah menggunakan material
batu. Bathtub pun menggunakan material batu, disamping juga memiliki tekstur yang kasar
untuk mengurangi selip saat digunakan. Benda-benda yang diasosiasikan dengan alam tidak
saja dapat memanjakan mata, tetapi juga merangsang indera lain. Misalnya, telinga
mendengar gemericik air, telapak kaki pun merasakan kasarnya lantai.

16
Gambar 2.8 Penerapan Desain Alam Pada Kamar Mandi
Sumber: Dokumen Pribadi
17
Beberapa cara berikut dapat dilakukan untuk menghadirkan suasana alam ke dalam
kamar mandi:

15
a. Buat bukaan besar di kamar mandi yang dapat memasukkan hijaunya pepohonan di luar
rumah. Cahaya matahari juga dapat dapat menyinari area kamar mandi dan melenyapkan
kelembapan yang tidak sehat. Takut terlihat orang saat mandi? Buat bukaan yang letaknya
di bagian atas, setidaknya di atas tinggi kepala.
b. Pilih material alami seperti batu alam atau dahan pohon. Tekstur batu alam yang kasar
menjadikan area kamar mandi terasa seperti di alam bebas, mengingatkan pada kolam atau
sungai. Sementara dahan kayu dapat dimanfaatkan sebagai gantungan handuk atau
pakaian.
c. Peralatan kamar mandi seperti wastafel, keran, bak mandi, dapat dipilih yang desainnya
mengambil inspirasi dari alam. Peralatan tersebut dapat dibuat dari bahan tanah liat yang
berbentuk organik. Ornamen binatang seperti capung, katak, ikan, atau kura-kura dapat
memperkuat kesan alami kamar mandi ini.
d. Dominasi kamar mandi dengan warna-warna alam. Hijau yang mengambil inspirasi dari
tanaman dapat diaplikasikan. Padukan warna ini dengan cokelatnya tanah, serta warna
batu yang keabuan, untuk menciptakan replica alam bebas yang sempurna.

2.5 Kerusakan Alam Akibat Desain

Gambar 2.9 Kerusakan Alam

16
Sumber: Wikipedia.com
Akibat desain yang tidak mampu menyelaraskan antara kepentingan pembangunan
pemukiman dan kerusakan lingkungan alam akan menyebabkan kerusakan alam berupa:
- Terjadinya perubahan kontur tanah akibat di bangunnya bangunan yang bersifat
permanen19
- Dampak global warning
- Terjadinya perluasan lahan sehingga banyak lahan yang menyusut
- Suhu permukaan bumi dan troposfer meningkat
- Sumber daya alam yang semakin menipis
- Munculnya lingkungan kumuh akibat desain yang gagal
- Tercemarnya lingkungan hidup akibat pembangunan pabrik yang tidak sesuai dengan
penempatan letak desain yang ekologis

Akibat Hutan Gundul

Selama ini setiap ada bencana banjir, selalu saja hutan gundul dijadikan kambing hitam
di negara kita karena sering terjadi bencana salah satunya adalah banjir, banjir bukan hanya
disebabkan tingginya curah hujan tapi juga karena alam tidak bisa lagi menampung air hujan
akibat lingkungan rusak, hutan banyak yang gundul. Banyak orang yang berkata semua itu
terjadi karena ulah manusia merusak hutan, melakukan penebangan secara sembarangan
merupakan bom waktu di kemudian hari. Namun, hal ini berkali-kali terjadi, hutan tetap saja
dijarah, sedangkan penanaman kembali tidak secepat penjarahan itu terjadi. Semestinya
manusia hidup bersatu dengan alam dan memelihara lingkungan sekitar. Jika lingkungan
dirusak, akibatnya sungguh luar biasa, dan akhirnya manusia juga yang menderita. Selain itu
kegundulan hutan membawa efek negatif antara lain terjadinya konflik antara manusia dan
satwa liar. Selain itu, juga mengundang bencana alam, berupa banjir dan tanah longsor

17
Gambar 2.10 Hutan Gundul
Sumber: https://radarkediri.jawapos.com/

18
BAB III
KONDISI FOKUS

3.1 Hanging Garden Resort


Hanging Garden Resort adalah tempat untuk relaksasi atau rekreasi, menarik
pengunjung untuk berlibur. Terletak di Buahan, Payangan, Kabupaten Gianyar, Bali. Desa
buahan merupakan desa yang dahulunya hanya penduduk setempat saja yang tinggal kini,
dengan adanya Hanging Garden Resort ini dapat menyebabkan banyaknya masyarakat lokal
maupun masyarakat non lokal yang berdatangan untuk menginap serta berekreasi di Hanging
Garden Resort. Suasana pada daerah Payangan memiliki suasana yang cukup dingin.

Gambar 3.1: Penggunaan Material Alam Pada Desain Bangunan


Sumber: travel.kompas.com
Untuk bisa menjawab kondisi tersebut penggunaan material atap pada Hanging
Garden Resort menggunakan alang-alang. Fungsi menggunakan material alang-alang tersebut
pada siang hari alang-alang mampu menyerap udara panas dan pada malam hari daun alang-
alang akan melepaskan panasnya sehingga ruangan pada malam hari tetap hangat.

19
3.2 Proses Perancangan dan Pengerjaan

Penggunaan material
alang-alang pada atap
bangunan

Gambar 3.2: Tampak Depan Bangunan


Sumber: Dokumen Pribadi

Dimulai dengan penyesuaian terhadap kondisi lingkungan dan suasana desa tersebut,
Munculah konsep etnik kontemporer yang secara berkonsep bangunan yang modern atau
masa kini, tetapi dengan langgam tradisional.

Gambar 3.3: Layout Bangunan

20
Sumber: Dokumen Pribadi

Pada bagian lobby menghadap ke arah barat, dibuat level lantai agar ada perbedaan
antara lobby dengan Drop off area, jika dilihat dari arah timur bangunan terlihat
menggunakan panggung. Material yang digunakan pada elemen bawah ruang lobby
menggunakan lantai batu alam, pada elemen samping menggunakan batu kapur namun, tidak
semua menggunakan dinding tetapi hanya di arah selatan yang menggunakan dinding, pada
arah barat, timur dan utara menggunakan railing kayu sebagai pembatas. Serta elemen atas
lobby menggunakan atap exspose dengan penutup atap daun alang-alang. Penghawaan pada
ruang lobby menggunakan penghawaan alami. Pencahayaan menggunakan pencahayaan
buatan dan alami.
Pada bagian restaurant menghadap ke arah timur, material yang digunakan pada elemen
bawah menggunakan lantai kayu parket. Pada elemen samping tepatnya di arah barat
menggunakan dinding kaca cermin serta pada arah utara, timur, selatan menggunakan railing
kayu sebagai pembatas. Serta elemen atas restaurant menggunakan atap expose dengan
penutup atapnya menggunakan daun alang-alang.
Pada bagian room menghadap ke arah timur yang berfungsi untuk menampilkan view
alam. Di buat dengan pondasi panggung karena menyesuaikan dengan site pada resort ini
yaitu berkontur atau bertransis. Pada elemen bawah room menggunakan lantai kayu parket.
Pada elemen samping room menggunakan dinding batu bata dengan finishing cat krem serta
pada kamar mandi/wc menggunakan dinding batu kapur. Serta elemen atas restaurant
menggunakan atap expose dengan penutup atap menggunakan daun alang-alang. Pada bagian
room tepatnya di samping private pool terdapat bale bengong yang terbuat dari material alam
seperti kayu dan daun alang-alang sebagai penutup atap dari bale bengong. Penghawaan pada
room menggunakan penghawaan alami dan buatan begitu juga dengan pencahayaannya.

21
BAB IV
ANALISIS FOKUS

4.1 Desain Dengan Alam

Gambar 4.1: Gambar ilustrasi Arsitektur Tropis


Sumber: www.arsitur.com
Sebuah desain arsitektur terkadang lebih berfokus terhadap tampilan bangunan yang
mengejar nilai estetika dari bangunan tersebut. Ini terjadi akibat adanya keegoisan dari
Arsitek yang terlibat dengan hanya berfokus terhadap apa yang menjadi idealismenya sebagai
seorang Arsitek. Dengan hal ini, banyak terlihat bangunan-bangunan yang secara estetika
memiliki nilai jual yang sangat tinggi, namun jika dinilai dalam sudut pandang ekologisnya
bangunan tersebut tidak memenuhi syarat dari ekologi arsitektur. Hal ini dapat dilihat dari
penggunaan material yang mengutamakan estetika yang baik daripada berpikir tentang
penggunaan sumber alam yang ada dilingkungan tersebut. Selain itu, bentuk bangunan yang
lebih mengutamakan bentuk-bentuk yang diadopsi dari bentuk bangunan yang berasal dari
luar daerah dengan musim dan keadaan iklim yang berbeda membuat bangunan tersebut tidak
mengtindahkan keadaan lingkungan yang memiliki alam dengan iklim tropis.

22
4.2 Pengaplikasian desain arsitektur
Pada Hanging Garden Resort system water heater, lampu serta AC menggunakan
energi listrik. Energi sebagai sumber daya yang vital bagi keberlangsungan hidup manusia,
listrik sebagai sumber yang tidak tergantikan untuk menghidupkan barang-barang elektronik.
Hal ini merupakan dampak negatif dari pemborosan energi listrik. Beberapa cara untuk
menyiasati perhitungan ekologi terhadap kerusakan lingkungan adalah dengan cara
menghemat energi listrik dan menggantikannya dengan sumber energi terbaru. Oleh karena
itu, untuk menghemat energi, metode pendinginan alami dan sistem pengumpul panas
matahari yang digunakan penting untuk pemanas ruang dan produksi air panas. Rumah surya
sepenuhnya ditenagai dengan menggunakan energi matahari untuk meminimalkan
penggunaan sumber energi tradisional. Ini termasuk elemen desain yang memanfaatkan
matahari untuk menerangi dan memanaskan rumah, memanaskan air, dan mengatur aliran
udara yang menguntungkan (pemanasan ruang). Rumah itu diterangi menggunakan cahaya
alami di siang hari sementara itu diterangi oleh sumber cahaya buatan di malam hari serta
pada kondisi berawan / mendung. Sistem pemanas musim dingin dirancang menggunakan
kolektor udara surya dengan unit penyimpanan kerikil. Air panas diperoleh sepanjang hari
dengan tangki penampungan air. Metode ini adalah cara paling efisien dan termurah untuk
memanaskan air. Pemanasan ruang untuk rumah surya yang diusulkan dilakukan melalui
penggunaan panel pemanas udara surya.

23
24
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Sebuah karya arsitektur tidak haya dinilai berdasarkan seberapa baik atau menarik
estetika yang ditampilkan oleh bangunan tersebut. Selain dapat memenuhi fungsi dan efektif
dalam penggunaannya, hubungan yang sinergi antara bangunan dengan alam juga menjadi
nilai yang penting dalam sebuah perancangan bangunan. Hal ini akan muncul dengan adanya
penggunaan konsep ekologi dalam perancangan sebuah bangunan. Konsep ini akan membuat
bangunan dengan alam dapat berjalan tanpa saling mengganggu dan saling menguntungkan.
Pada Hanging Garden Resort ini memiliki nilai yang cukup baik dalam hal
pengaplikasian Arsitektur Tropis pada bangunan. Dengan menggunakan atap limasan,
dinding terbuka, mengutamakan sirkulasi udara, menggunakan bahan material yang umum
dan alami, bangunan ini menjadi bangunan yang sangat mendukung iklim yang ada dimana
bangunan ini berdiri. Penghematan energy juga didapatkan dengan adanya sirkulasi udara
yang baik dan adanya pencahayaan alami yang masuk kedalam bangunan.

5.2 Saran
Seorang Arsitek harus belajar mencoba bersinergi dengan alam guna menciptakan
hubungan yang harmonis antara karyanya dengan alam itu sendiri. Dengan menahan egoisme
dari Arsitek tersebut yang hanya mementingkan tampilan bangunan sebagai yang utama
dapat menjadi salah satu jembatan menuju kepeduliuan terhadap lingkungan dan alam sekitar.
Dengan memperhatikan faktor alam dan lingkungan dengan tetap mengaplikasikan estetika
yang baik pada bangunan tentunya akan memperlengkap nilai yang akan dihasilkan oleh
bangunan tersebut.
Dalam rancangan Hanging Garden Resort ini sebaiknya lebih ditekankan pada
efektivitas bangunan terhadap aktivitas dan civitas pengguna bangunan dengan memberikan
desain yang fungsional pada bangunan. Dengan lebih memperhatikan kepentingan estetika
bangunan.

25
26
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, A., & Permana, S. (2018). Konsep Desain Ekologis Ruang Terbuka Hijau Di
Sudirman Central Business District (Scbd) Sebagai Habitat Burung. Tataloka, 20(2), 181-
194.

Dahy, H. (2017). Biocomposite Materials Based on Annual Natural Fibres And Biopolymers


– Design, Fabrication and Customized Applications In Architecture. Construction and
Building Materials, 147, 212–220. Doi: 10.1016/J.Conbuildmat.2017.04.079.

Silvia, D., Hanom, I., & Maulina, U. I. (2017). Perancangan Interior Pusat Kecantikan di
Bandung Dengan Suasana Alam Sebagai Proses Relaksasi. Eproceedings Of Art &
Design, 4(3).

https://id.scribd.com/document/329894305/Ekologi-Penampilan-Alam-Desain

27

Anda mungkin juga menyukai