Abstract
Budi Pradono is one of the indonesian architects that known with green architecture concept
and some of his iconic works and yet functional building. Budi Pradono is founder and
principal of budi pradono architects {BPA} which is a research based architectural studio with
interdisciplinary practice focus on contemporary lifestyle, hospitality and urban design through
an inclusive and rigorous methodology of research, intensive experimentation and
collaboration. He states green concept in various criteria. Green Architecture can be interpreted
as sustainable, enviromental friendly, and high performance building. He graduated from a
university at Jogjakarta and continued his masters at Rotterdam. His works were published and
exhibited worldwide and awarded with numerous prizes. Budi Pradono focused on creating
works that contribute to nature, local community, and surrounding spaces. This paper
examines specialty design of green architecture concept in his works, how the concept of his
thinking can adapt to the surroundings, and also presenting some of his best existing project
buildings.
Keywords: Budi Pradono, Architect, Green Architecture, Research, Building
Abstrak
Budi Pradono adalah salah satu arsitek Indonesia yang dikenal dengan konsep arsitektur hijau
dan beberapa karya ikonik yang juga fungsional. Budi Pradono adalah pendiri dan kepala
arsitek budi pradono {BPA} yang merupakan studio arsitektur berbasis penelitian dengan fokus
praktik interdisipliner pada gaya hidup kontemporer, keramahtamahan dan desain perkotaan
melalui metodologi penelitian yang inklusif dan teliti, eksperimen intensif, dan kolaborasi. Budi
Pradono mengungkapkan Arsitektur Hijau dengan berbagai kriteria. Arsitektur Hijau dapat
diinterpretasikan sebagai berkelanjutan, ramah lingkungan, dan bangunan dengan performa
sangat baik. Budi Pradono lulus di universitas di Yogyakarta dan melanjutkan masternya di
Rotterdam. Karya-karyanya diterbitkan dan dipamerkan di seluruh dunia dan memenangkan
banyak penghargaan. Budi Pradono fokus pada penciptaan karya yang berkontribusi pada
alam, komunitas lokal, dan ruang-ruang di sekitarnya. Karya tulis ini membahas tentang desain
konsep arsitektur hijau dalam karya-karyanya, bagaimana konsep pemikirannya dapat
beradaptasi dengan lingkungan alam, dan juga menghadirkan beberapa proyek terbaik
miliknya.
Keywords: Budi Pradono, Arsitek, Arsitektur Hijau, Penelitian, Bangunan
1. Pendahuluan
Salah satu arsitek yang akan dibahas pada penelitian ini adalah arsitek yang dirasa memiliki
passion di bidang green Architecture dan kearifan lokal di Indonesia. Budi Pradono memiliki
keterbukaan bagaimana proses perwujudan karya arsitektural dengan hal yang sederhana
menjadi wujud yang kompleks. Budi Pradono adalah seorang arsitek yang berkebangsaaan
Indonesia, lahir dari pasangan Eliana Rosalina Pradono dan Wahyu Pradono. Beliau
menyelesaikan studinya di jurusan arsitektur Universitas Kristen Duta Wacana, Jogjakarta dan
kemudian memperoleh gelar masternya di belanda. Beliau juga mempunyai pengalaman kerja
di beberapa biro arsitektur internasional di luar negeri. Budi Pradono banyak memenangkan
pernghargaan lewat konsep "arsitektur hijau". Karyanya pernah diliput a+u, sebuah majalah
arsitektur dan urbanisme Jepang, majalah ini menjadi benchmark para arsitek, Bukan saja
karena publikasi tersebut selalu mengangkat isu terkini dan menampilkan karya spektakuler
arsitek dunia, tapi juga karena penyebarannya yang mendunia. Arsitek Budi Pradono terkenal
dengan arsitektur "secondary skin-nya", ia mengatakan bahwa wujud karyanya "dilapisi" oleh
material atau bentuk lain sebagai lapisan kedua, bukan semata konsep estetika untuk tampilan
bangunan saja tapi juga respon positif terhadap lingkungan sekitar.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perjalanan arsitektur Budi Pradono?
2. Apa ciri khas konsep yang digunakan Budi Pradono dalam merancang?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui perjalanan arsitektur seorang Budi Pradono
• 1995 – 1996 Bekerja di Biro Arsitek Beverley Garlick Architects, Sydney
• 2002 – 2003 Menyelesaikan program Pasca Sarjana di Berlage Institute, laboratory of
architecture, Rotterdam
Award :
1993 Meraih Juara kedua untuk Dani Tropy in the National Student Architecture Competition.
“Conservation Of The Dani tribe settlement”, Irian Jaya, Indonesia
1993 Pemenang hadiah utama dari National Architectural Design Competition for the Loji Kecil
Area of Yogyakarta
2000 Penghargaan sebagai Arsitek Muda Berbakat dalam The Bunka Cho fellowship (Japan
Architecture Institute)
2000 Finalis The “City for All “Desain Kota Dirgantara – Halim, Jakarta
2004 Pemenang Proyek Leisure Future Project, City Scape Architectural Review Award Dubai
for Restaurant at Jimbaran, Bali
2004 Pemenang Proyek komersial, City Scape Architectural Review Award Dubai for Tetaring
Kayumanis Restaurant Nusa Dua, Bali
2005 Meraih Juara ketiga One Stop Shopping Gallery Jakarta Kota, Architectonia Indonesia
Design Magazine
Perjalanan penemuan
jatidiri atas sikap ber-
arsitektur yang sangat
panjang ini
membuka jalan pikiran
Budi Pradono dalam
berkarya di Indonesia.
Mencetuskan
ide jalan desain GLOCAL,
Budi Pradono telah
menemukan arah dan
tujuan pada
setiap desain arsitektur
budi pradono architects
Perjalanan penemuan jatidiri atas sikap ber-arsitektur yang sangat panjang ini membuka
jalan pikiran Budi Pradono dalam berkarya di Indonesia. Mencetuskan ide jalan desain
GLOCAL, Budi Pradono telah menemukan arah dan tujuan pada setiap desain arsitektur di
perusahaan biro arsitektur miliknya, yaitu budi pradono architects (BPA)
2. Pelestarian air
Dilakukan dengan berbagai cara termasuk diantaranya pembersihan dan daur ulang air bekas
serta pemasangan bangunan penampung air hujan. Selain itu penggunaan dan persediaan air
harus juga di pantai secara berkelanjutan
Sementara Brenda dan Robert Vale, 1991, Green Architecture Design fo Sustainable Future
mengungkapkan bahwa Arsitektur Hijau memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Conserving Energy (Hemat Energi)
Sungguh sangat ideal apabila menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit
mungkin menggunakan sumber energi yang langka atau membutuhkan waktu yang lama
untuk menghasilkannya kembali.
Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain bangunan harus mampu memodifikasi iklim
dan dibuat beradaptasi dengan lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada. Lebih
jelasnya dengan memanfaatkan potensi matahari sebagai sumber energi. Cara mendesain
bangunan agar hemat energi, antara lain:
Bangunan dibuat memanjang dan tipis untuk memaksimalkan pencahayaan dan
menghemat energi listrik.
Memanfaatkan energi matahari yang terpancar dalam bentuk energi thermal sebagai
sumber listrik dengan menggunakan alat Photovoltaic yang diletakkan di atas atap.
Sedangkan atap dibuat miring dari atas ke bawah menuju dinding timur-barat atau
sejalur dengan arah peredaran matahari untuk mendapatkan sinar matahari yang
maksimal.
Memasang lampu listrik hanya pada bagian yang intensitasnya rendah. Selain itu juga
menggunakan alat kontrol penguranganintensitas lampu otomatis sehingga lampu
hanya memancarkan cahaya sebanyak yang dibutuhkan sampai tingkat terang tertentu.
Menggunakan Sunscreen pada jendela yang secara otomatis dapat mengatur intensitas
cahaya dan energi panas yang berlebihan masuk ke dalam ruangan.
Mengecat interior bangunan dengan warna cerah tapi tidak menyilaukan, yang
bertujuan untuk meningkatkan intensitas cahaya.
Bangunan tidak menggunkan pemanas buatan, semua pemanas dihasilkan oleh
penghuni dan cahaya matahari yang masuk melalui lubang ventilasi.
Meminimalkan penggunaan energi untuk alat pendingin (AC) dan lift.
2. Working with Climate (Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami)
Melalui pendekatan green architecture bangunan beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini
dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungannya sekitar ke dalam
bentuk serta pengoperasian bangunan, misalnya dengan cara:
Orientasi bangunan terhadap sinar matahari.
Menggunakan sistem air pump dan cros ventilation untuk mendistribusikan udara yang
bersih dan sejuk ke dalam ruangan.
Menggunakan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim. Misalnya dengan membuat
kolam air di sekitar bangunan.
Menggunakan jendela dan atap yang sebagian bisa dibuka dan ditutup untuk
mendapatkan cahaya dan penghawaan yang sesuai kebutuhan.
3. Respect for Site (Menanggapi keadaan tapak pada bangunan)
Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan tapaknya. Hal ini dimaksudkan
keberadan bangunan baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak
lingkungan sekitar, dengan cara sebagai berikut.
Mempertahankan kondisi tapak dengan membuat desain yang mengikuti bentuk tapak
yang ada.
Luas permukaan dasar bangunan yang kecil, yaitu pertimbangan mendesain bangunan
secara vertikal.
Menggunakan material lokal dan material yang tidak merusak lingkungan.
4. Respect for User (Memperhatikan pengguna bangunan)
Antara pemakai dan green architecture mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Kebutuhan
akan green architecture harus memperhatikan kondisi pemakai yang didirikan di dalam
perencanaan dan pengoperasiannya.
5. Limitting New Resources (Meminimalkan Sumber Daya Baru)
Suatu bangunan seharusnya dirancang mengoptimalkan material yang ada dengan
meminimalkan penggunaan material baru, dimana pada akhir umur bangunan dapat
digunakan kembali unutk membentuk tatanan arsitektur lainnya.
6. Holistic
Memiliki pengertian mendesain bangunan dengan menerapkan 5 poin di atas menjadi satu
dalam proses perancangan. Prinsip-prinsip green architecture pada dasarnya tidak dapat
dipisahkan, karena saling berhubungan satu sama lain.
Tentu secara parsial akan lebih mudah menerapkan prinsip-prinsip tersebut. Oleh karena itu,
sebanyak mungkin dapat mengaplikasikan green architecture yang ada secara keseluruhan
sesuai potensi yang ada di dalam site.
Praktek arsitektur yang ada di dunia terbagi ke dalam beberapa golongan atau
kategori terutama dalam spesialisasi yang dikerjakan praktek arsitektur yang fokus pada
perancangan bangunan komersial, bangunan rumah, bangunan hospitalitas (hotel/ villa),
desain urban. Studio BPA milik Budi Pradono mencoba mendefinisikan sebagai firma
arsitektur yang berbasis riset. Hal ini memberikan output yang luas baik di bidang
perancangan urban, bangunan privat, maupun bangunan kebudayaan dan komersial.
Sebenarnya basis penelitian ini memberikan kesempatan yang luas agar BPA dapat selalu
berinovasi dengan begitu karya-karyanya merupakan sesuatu yang benar-benar baru
sehingga ke depannya dapat menggoreskan sejarah arsitektur di Indonesia. Dari sisi
perancangan juga diharapkan dapat menjadi global karena mereduksi batas geografis suatu
Negara, diharapkan ke depan dapat menjadi bagian dunia yang lebih luas.
BPA berfokus pada perubahan lifestyle masyarakat kontemporer tentu saja
bersentuhan dengan kehidupan masyarakat dunia terkini, hal inilah yang menyebabkan
analisis-analisis pada perubahan masyarakat ini yang akan menentukan rancangan
sehingga rancangan-rancangannya menjadi sangat spesifik. Perbedaan mendasar dari setiap
proyek adalah karakteristik lokalitasnya atau konteks. Dengan begitu ramuan arsitekturnya
adalah penggabungan antara programming dan konteks tempatnya atau the spirit of place
nya.
Pemikiran BPA adalah mengacu untuk menciptakan bangunan yang hijau atau
identik dengan alam. Mengacu kepada konsep desain ini, arsitek memadukan antara
potensi dari kontur lahan, pergerakan cahaya matahari dan unsur air dengan pengolahan
bentuk dan susunan ruang, detail konstruksi sampai desain interior hunian.
Atap di dalam rumah ini dibuat terbuka yang sekaligus berfungsi sebagai cahaya langit
guna mendapatkan cahaya alami sebanyak mungkin ke dalam rumah
tersebut
Dalam karya tulis ini telah diperoleh suatu kesimpulan yaitu seorang arsitek dari
Indonesia yaitu Budi Pradono melakukan penerapan konsep green architecture pada
karya rancangannya yang juga telah dapat dikatakan memenuhi persyaratan sebagai
bangunan yang ramah lingkungan. Konsep green architecture tidak hanya berorientasi
pada pembaharuan material dan tata desain, tetapi juga harus memperhatikan
lingkungan sekitar agar dapat memberikan kebaikan di masa sekarang dan di masa
yang akan datang.
Desain BPA, diawali dengan adanya survey lapangan dan analisis kondisi
lapangan. Sehingga desain yang muncul juga tanggap lingkungan. Untuk pembentukan
masa, BPA menggunakan geometris yang cenderung simple, seperti belah ketupat,
karena beberapa karya cenderung hasil permainan bentuk geometris yang diperlakukan
secara bijak berdasarkan kebutuhan alam dan pangsa pasar.
Ucapan Terima Kasih
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyusun serta menyelesaikan Karya Tulis yang
berjudul Kajian Tokoh Budi Pradono. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Utama
dan Dosen Pembimbing dalam mata kuliah Kajian Konsep dan Tokoh Arsitektur, sehingga kami
dapat menyelesaikan Tugas dengan baik. Terima kasih pula kepada pihak yang telah membantu
saya dalam proses penyusunan tugas ini. Saya juga sangat berterima kasih kepada Arsitek Budi
Pradono yang mana menjadi seorang inspirasi saya dalam mengerjakat tugas ini. Sosok beliau
dan karya-karyanya telah membuat saya yakin bahwa Budi Pradono adalah salah satu sosok
arsitek yang paling saya kagumi untuk dibuat Karya tulis tentang beliau dengan judul Kajian
Tokoh Budi Pradono.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada karya tulis ini, baik dalam hal
isi, penggunaan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami mengharap krtik dan
saran yang membangun, demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Semoga karya yang
kami buat, dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi kami sebagai penyusun, serta
semoga dapat menjadi jembatan dalam memperoleh ridho Allah SWT. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
[1] Dwijayanti, I, Maulana S. , Mahasiswa dan Dosen Universitas Surakarta. STRATEGI DESAIN BANGUNAN
GREEN ARCHITECTURE OLEH ARSITEK BUDI PRADONO November 2017, 63-74
[2] Nugroho, A.C. SERTIFIKASI ARSITEKTUR/BANGUNAN HIJAU: MENUJU BANGUNAN YANG RAMAH
LINGKUNGAN, Jurnal Arsitektur Universitas Bandar Lampung, Desember 2011
[3] Pradono, B. 2008. Green Design dalam Perspektif Arsitek Muda. Good Business With Green Design. 8
November 2008. Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia.
[4] FuturArc, Green Issues 2009 : Discourse, rd Application, Imagination, 3 Quarter 2009, Vol 14, PT. Indonesia
Printer
[5] Hindarto, P. 2008. Konsep Green Architecture/Arsitektur Hijau oleh Budi Pradono.
[6] Handayani, S. 2009. Arsitektur &Lingkungan. Edisi ke-1. UPI. Bandung
[7] https://budipradono.com/ diakses pada Februari 2020
[8] www.Archdaily.com
[9] https://budipradono.com/
[10] https://www.slidesearch.net/slide/profil-arsitek-indonesia-budi-pradono
[11] file:///C:/Users/fitri%20isnaini/Downloads/79-Article%20Text-67-1-10-20190411.pdf
[12] file:///C:/Users/fitri%20isnaini/Downloads/343483646-ipi164421-pdf.pdf
[13]