Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kawasan tepi sungai merupakan bagian elemen fisik kota yang sangat potensial untuk
dikembangkan menjadi suatu kawasan yang berkelanjutan (Sustainable) dan tempat
berkumpul masyarakat. Sehingga perlu diperhatikan adanya prinsip-prinsip dalam
menciptakan kawasan tepi sungai yang dapat berfungsi dengan baik. Dan aktivitas yang terjadi
pun dapat menciptakan aktivitas positif bagi masyarakat pengguna. Adapun komponen yang
harus diperhatikan dalam perancangan kawasan tepi sungai adalah daya tarik visual kawasan,
keamanan dan keselamatan, bermakna sebagai tempat kehidupan publik dan berkelanjutan.
Untuk menarik minat pengunjung maka pengembangan kawasan tepian sungai ini dengan
melakukan penataan. .

Sidakarya adalah sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Denpasar


Selatan, Kota Denpasar, Bali, dengan jumlah penduduk per Desember 2013 adalah sebanyak
13.361 jiwa (BPS, 2013) dan luas wilayah 398 Ha. Wilayah desa Sidakarya dialiri oleh sungai
Tukad Rangda (Tukad Buaji), Tukad Punggawa, Tukad Ngenjung, dan Tukad Loloan. Tukad
Punggawa merupakan sungai terbesar sekaligus sebagai sungai utama sungai-sungai yang
melewati Desa Sidakarya.

Pertumbuhan kota yang pesat tanpa diikuti dengan perencanaan dan penataan ruang
kota yang benar akan mengakibatkan penurunan kualitas kota. Kondisi sungai pada kota ini
seperti sungai pada kota-kota besar lainnya di Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal,
sehingga sungai masih berada di belakang rumah atau bangunan, sungai masih dianggap
sebagai tempat yang kotor dan secara lanskap tidak memiliki nilai manfaat lingkungan bagi
masyarakat. Sungai yang merupakan elemen lanskap kota memiliki potensi meningkatkan
kualitas kenyamanan dan keindahan kota serta menambah nilai ekonomis akan jasa
lingkungan dari sungai itu sendiri. Pemanfaatan ruang terbuka pada daerah sepanjang sungai
atau dikenal daerah sempadan sungai masih belum optimal, padahal ruang terbuka ini dapat

1
menjadi area pendukung ekosistem sungai dan area rekreasi kota sehingga dapat menjadi
ruang publik yang fungsional bagi masyarakat kota.

Salah satu hal yang dapat dilakukan guna memanfaatkan ruang terbuka tersebut adalah
dengan merancang suatu rest area dan taman di tepian sungai. Perancangan rest area dan
taman tepian sungai ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas tepian Sungai Punggawa
sekaligus kualitas Desa Sidakarya dan menyediakan tempat rekreatif yang nyaman bagi
masyarakat Desa Sidakarya untuk menghilangkan lelah beraktivitas ataupun hanya melakukan
kegiatan santai seperti duduk-duduk melihat keindahan sungai Punggawa. Rest Area dan
Taman ini dirancang menghadap sungai dan sungai menjadi elemen utama taman, serta dapat
merepresentasi kawasan disekitarnya.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menyusun konsep perancangan taman tepian sungai yang fungsional serta memiliki
kualitas estetika yang baik

2. Merancang taman tepian sungai Sungai Punggawa Desa Sidakarya menjadi kawasan yang
berdaya guna, bernilai indah dan lestari tanpa menghilangkan karakteristik lokal yang ada
serta dapat mengakomodasi kebutuhan rekreasi masyarakat Desa Sidakarya.

1.3 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Menjadi bahan masukan bagi pemerintah Kota Denpasar dalam merancang tepian Sungai
Punggawa, Desa Sidakarya

2. Menjadi wawasan bagi arsitek lanskap dalam merancang rest area maupun taman tepian
sungai yang fungsional dan estetik

3. Menjadi bahan referensi taman tepian sungai pada tempat lain di Denpasar

2
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pedoman Desain Area Tepi Sungai


Penataan ruang kawasan tepi air adalah area yang di batasi oleh air dari komunitasnya yang
dalam pengembangannya mampu memasukkan nilai manusia, yaitu kebutuhan akan ruang publik
dan nilai alami (Carr, 1992). Menurut Mclaren (2000), pedoman desain terdiri dari empat bagian,
antara lain:

a. General, pedoman ini mencakup masalah-masalah berskala besar atau unsur-unsur yang umum
dan untuk dimasukkan dalam pengembangan semua, seperti arah sinar matahari, angin,
temperature, view, karakter, public safety dan akses, pelayanan dan tempat parkir.

b. Site features and infrastructure, pedoman ini mencakup pengembangan tapak baik untuk
keperluan publik maupun private seperti shelter dan struktur lain bukan bangunan, contohnya
gerbang/pintu masuk, jalan, pusat pertemuan/node, signage/papan informasi, shelter, pemecah
angin, vegetasi, pencahayaan, tempat duduk, site furniture, river edge conditions, bollards dan
bumper rails, dll.

c. Building. pedoman yang mengatur bangunan atau struktur dimaksudkan untuk digunakan atau
hunian pada properti publik atau private. seperti orientasi, karakter, setbacks, masa bangunan, dsb.

d. Daerah pusat masyarakat, pedoman catatan ketentuan untuk area lebih intens digunakan
masyarakat.
2.2 Perancangan Taman
Menurut Laurie (1986), perancangan pertamanan merupakan ruang-ruang dengan
penggunaan yang terbatas dan bentukan yang fleksibel, dikembangkan dengan sedikit konstruksi,
digunakan untuk relaksasi sampai menikmati pemandangan, merenung, meditasi, tidur, bermimpi,
bercinta, bersosialisasi yang tidak ramai dan permainan bebas. Ruang ini mempunyai intensitas
terbatas dan tidak spesifik (Eckbo, 1964).
Material perancangan taman menurut Crowe (1981) yaitu land form, plant material, water,
sculpture forms, garden boundaries dan ground pattern. Land form adalah bentukan lahan alami
yang merupakan sebuah pondasi bagi setiap lanskap. Material tanaman atau plant material
merupakan salah satu media untuk berkreasi dalam merancang suatu taman, selain itu juga dapat

3
memperbaiki iklim mikro. Elemen air berguna menciptakan keseimbangan lingkungan serta
memberikan kesejukan. Sculpture form adalah salah satu bentuk seni, biasanya berupa suatu patung
atau pahatan yang terbuat dari batu dan berfungsi untuk menghias taman dan sculpture ini telah
ada sejak zaman Romawi. Garden boundaries salah satu elemen penting dalam suatu taman yang
berfungsi untuk membatasi area taman dengan area sekitarnya, biasanya berupa pagar yang terbuat
dari kayu, beton, besi atau berupa ha-ha wall atau dengan elemen air. Ground pattern adalah pola
yang diterapkan untuk penutup tanah, berupa material tanaman seperti rumput atau yang terbuat
dari perkerasan yaitu pola paving.
2.2.1 Elemen Taman
Dalam lanskap terdapat dua jenis elemen lanskap, yaitu elemen lanskap mayor dan elemen
lanskap minor. Elemen lanskap mayor terdiri dari bentuk alam seperti topografi,
pegunungan, lembah sungai dan kekuatan alam seperti angin, suhu, curah hujan yang relatif
sulit diubah oleh manusia. Sedangkan yang disebut elemen minor adalah elemen yang
masih dapat dimodifikasi atau diubah oleh manusia, seperti bukit, anak sungai dan hutan-
hutan kecil. Perubahan yang dilakukan secara garis besar dapat menimbulkan beberapa
efek, diantaranya melestarikan, merusak, mengubah dan memberi penekanan. Secara
umum elemen lanskap dibagi menjadi soft materials dan hard materials. Karakter tapak
yang menarik harus dipertahankan atau diciptakan, sehingga semua elemen yang banyak
bervariasi dapat menjadi satu kesatuan yang harmonis (Simonds, 2006).
2.3 Rekreasi
Menurut Gold (1980), rekreasi adalah apa yang terjadi dalam hubungan dengan kepuasan diri yang
diperoleh melalui pengalaman. Rekreasi juga dapat diartikan sebagai segala kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk dapat menyegarkan kembali sifat mentalnya serta dapat bermanfaat.
Rekreasi biasanya dihubungkan dengan pemilihan berbagai aktivitas oleh individu atau kelompok
baik yang bersifat aktif maupun pasif. Rekreasi aktif dimana kegiatan rekreasi lebih didominasi
pada manfaat fisik daripada mental. sedangkan untuk rekreasi pasif adalah rekreasi yang lebih
berorientasi manfaat mental daripada fisik. Aktivitas rekreasi terjadi pada beberapa tingkatan umur
manusia, aktivitas rekreasi juga merupakan kegiatan yang ditentukan oleh waktu, kondisi, sikap
manusia dan lingkungan.

4
BAB III METODOLOGI
PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Program kerja mengenai Penataan ruang terbuka publik pada bantaran Tukad Punggawa ini
terletak di Jl. Sidakarya, Desa Sidakarya, Kec. Denpasar Selatan., Kota Denpasar, Bali (Gambar
3.1 dan 3.2). Kegiatan program kerja ini dimulai dari tanggal 29 Agustus 2019 sampai dengan 5
September 2019

Gambar. 3.1. Peta Sungai Besar di Kota Denpasar


Sumber : https://pu.denpasarkota.go.id, 2019

Gambar. 3.2. Lokasi Penelitian

5
Sumber : Goggle Maps, 2019
3.2 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan, yaitu persiapan, pengumpulan data,
pengolahan data (konsep, analisis dan sintesis) dan kegiatan perancangan. Dimana pada tahapan
persiapan dan pengumpulan data dilakukan dengan turun lapang ke lokasi selanjutnya untuk
tahapan pengolahan data dan perancangan dilakukan di posko (Kantor Desa Sidakaraya)). Bagan
proses penelitian ini terlihat pada gambar 3.3.

Gambar 3.3 Bagan Proses Perancangan Taman Tepian Sungai


Sumber : Analisa Kelompok, 2019

3.2.1. Persiapan
Pada tahap ini dilakukan perumusan masalah dan penetapan tujuan penelitian sebagai usulan untuk
melakukan penataan tepian Sungai Punggawa, Desa Sidakarya ini. Kemudian dilakukan
pengumpulan informasi awal mengenai lokasi penelitian dan menyusun rencana kegiatan. Pada
tahap ini juga dilakukan pengurusan perijinan kepada bapak sekretaris desa Sidakarya untuk
melakukan penelitian.
3.2.2. Pengumpulan Data
Merupakan tahap pengumpulan data yang diperlukan berupa data, fisik, biofisik dan sosial,
sebagian besar kegiatan pengumpulan data ini dilakukan dengan cara inventarisasi tapak secara
langsung.
1. Data fisik, meliputi lokasi, batas dan luas tapak serta data teknis seperti, data mengenai teknis
kontruksi baik hard materials maupun soft materials. Data ini diperoleh dari survei/data primer
dan studi pustaka dari berbagai sumber/data sekunder.

6
2. Data biofisik, meliputi data hidrologi, iklim, tanah, serta topografi. Data ini diperoleh dari data
sekunder dan juga melalui survei langsung pada tapak untuk melihat kesesuaian antara data
sekunder dengan kondisi eksisting yang sebenarnya.
3. Data sosial, meliputi data demografi Desa Sidakarya yang diperoleh dari sumber terkait,
kemudian melihat dan mengetahui pola tingkah laku dan keinginan dari masyarakat kota mengenai
kawasan lokasi penelitian dengan melakukan wawancara langsung menggunakan kuisoner kepada
pengunjung tapak. Format dan bentuk kuisoner dapat dilihat pada lampiran.
Jenis, Bentuk, Sumber Data dan Cara pengambilan data dijelaskan pada tabel 1.
3.2.3. Analisis dan Sintesis
Data yang diperoleh kemudian dianalisis ke dalam sub-sub bagian, yaitu analisis fisik, biofisik
tapak dan analisis sosial. Analisis fisik dan biofisik tapak dilakukan meliputi fisik tapak atau
sumberdaya tapak, yaitu potensi serta kendala yang ada pada tapak. Sedangkan untuk analisis
sosial melakukan analisis meliputi identitas dan preferensi dari pengunjung tapak termasuk di
dalamnya persepsi mengenai rancangan tapak untuk menjadi bahan pertimbangan dalam proses
analisis dan tahapan-tahapan selanjutnya.
3.2.4. Konsep Perancangan
Pada tahap ini dilakukan pembuatan konsep dasar dan konsep perancangan taman tepian sungai
yang kemudian dikembangkan berdasarkan hasil analisis/sintesis potensi dan kendala yang telah
dilakukan sebelumnya. Pengembangan konsep ini meliputi konsep ruang, sirkulasi, vegetasi/tata
hijau serta aktivitas dan fasilitas.
Tabel 3.1. Jenis, Sumber dan Cara Pengambilan Data
Kelompok Cara
Jenis Data Sumber
Data Pengambilan

Tapak, Bapedda Survei, studi


Luas Desa Sidakarya pustaka
Fisik

Tapak, Bapedda Survei, studi


Batas Desa Sidakarya pustaka
Aksesibilitas & Sirkulasi Tapak Survei
Vegetasi Tapak Survei
Biofisik
Hidrologi Dinas Sungai Studi pustaka
Sosial & Preferensi/keinginan
Budaya pengunjung Kuesioner Survei

7
Kebiasaan masyarakat Kuesioner Survei
3.3 Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk gambar teknis berupa Site plan,
rancangan detail beberapa bagian tapak, detail potongan, detail penanaman, detail perkerasan,
detail fasilitas dan gambar ilustrasi, seperti gambar tampak dan gambar perspektif..
3.4 Alat dan Bahan
Alat-alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi :
1. Global Positioning System (GPS), yang digunakan untuk menentukan bentuk, serta posisi
titik koordinat dari lokasi penelitian.
2. Meteran, yang digunakan untuk mengukur dimensi panjang dan lebar tapak.
3. Komputer dengan software AutoCAD 20017, Google SketchUp 2016 dan Adobe Photoshop
CS3 yang digunakan untuk membuat gambar/grafis, serta Microsoft Word 2007, Microsoft
Excel 2007 yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian.

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Eksisting dan Permasalahan


4.1 Tabel Kondisi Eksisting dan Permasalahan
Eksisting
No Kondisi Potensi Kendala Hasil Analisis
1 Lokasi dan Batas Berada di pusat kota Area sempadan Pemanfaatan sempadan
Tapak Tepian sungai sungai belum sungai sebagai ruang
Sekitar tapak dimanfaatkan secara publik bagi masyarakat.
merupakan area optimal Perancangan taman
perkantoran, tepian sungai
perdagangan,
permukiman

2 Visibilitas View utama yang Letak tapak yang Penanaman pohon


menghadap bersebelahan pembatas/screeni ng
langsung Sungai dengan jalan
Punggawa berpotensi
menyebabkan
bising dan bad
view.
3 Vegetasi Pada tapak Penanaman vegetasi
hanya terdapat perlu dilakukan sesuai
beberapa dengan fungsinya
vegetasi Pembersihan
Pada beberapa vegetasi
bagian tapak pengganggu
masih terasa
panas
Terdapat
vegetasi liar
yang
menggangu
4 Pengguna tapak Penggunaan tapak Tidak ada fasilitas Pengembangan ruang &
yang cukup tinggi memadai waktu aktivitas
pada ruang & waktu Pemanfaatan aktivitas
tertentu rekreasi aktif dan pasif
Penambahan fasilitas
tempat duduk (Rest
Area), pedestrian line,
dll

9
4.2. Konsep Desain
4.2.1 Konsep Dasar
Dengan tujuan dan sasaran desain sesuai latar belakang yang telah dibuat mak kesmpulannya
konsep dasar yang diangkat tentuya harus mewakili semua tujuan yang ingin dicapai. Tukad ipidan
merupakan konsep dasar yang diangkat, tukad ipidan memiliki arti sungai yang dulu. Bagi
masyarakat bali tradisional, sungai tidak hanya dianggap sebagai wadah aliran air, melainkan juga
sebagai tempat melakukan berbagai aktifitas. Banyaknya aktifitas yang berhubungan dengan alam
tentunya menghasilkan maanfaat yang berkelanjutan bagi alam itu sendiri termasuk manusia
sebagai pemeran utama aktifitas tersebut. Disungai sendiri dulunya berbagai aktifitas terjadi, mulai
dari bermain, menjalankan rutinitas mata pencarian, mandi, mencuci bahkan sebagai sarana
rekreasi Pelepas penat. Banyaknya kalangan masyarakat yang berkumpul dalam suatu sungai
melakukan interaksi, membuat tingkat semangat kebersamaan dan toleransi antar sesama manusia
dan lingkungan menjadi lebih tinggi berbeda dengan sekarang ini dimana dengan hilangnya
aktifitas aktifitas tersebut, secara tidak langsung toleransi terhadap lingkungan dan kebersamaan
masyarakatnya menjadi berkurang. Akibatnya berkurangnya kebersihan sungai dan masyarakat
mulai menganggap sungai sebagai tempat yang kotor tempat limbah limbah cair dari rumah tangga.
Dengan alasan tersebutlah konsep tukad pidan ini diangkat, semata mata hanya untuk membuat
suasana sungai yang ada di jaman sekarang tersebut menjadi hidup kembali dan ramai dikunjungi
oleh masyarakat sebagai wadah interaksi seperti jaman dulu. Dengan orientasi yang tetap selaras
dengan perkembangan globalisasi, jadi dalam skenarionya nanti melahirkan suatu gagasan yang
mewakilkan suasana tukad pidan, dengan mengambil fungsi rancangan rest area dilengkapi dengan
rindangnya pepohonan, kicauan burung, bebatuan yang menjadi landasan loncatan permainan anak
anak sekaligus mengembalikan hobi masyarakat yang gemar memancing.

10
Gambar 4.1 diagram konsep dasar
Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

4.2.2 Konsep Landscape


Untuk mewujudkan tujuan dari pembuatan rest area ini, guna mengundang perhatian masyarakat
dan habitat yang ada di dalamnya sebagai pendukung. Maka konsep landscape ini wajib
direncanakan dengan baik. Untuk menarik perhatian masyarakat strategi yang dilakukan ialah
menambahkan aksen aksen yang memiliki tampilan yang mencolok, seperti penambahan tanaman
tanaman bunga. Lalu untuk menarik perhatian habitat lainnya khususnya burung burung yang akan
mendukung kenyamanan masyarakat yang menggunakan fasilitas tersebut, maka strategi yang
diambil ialah dengan menanam pohon pohon yang menghasilkan sumber makanannya.
Pohon yang ditanam seperti pohon jamblang dan buni

11
Gambar 4.2 konsep landscape
Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

4.2.3 kosep rest area


Konsep rest area mengambil tema bersantai masa kini, dimana dalam rancangannya nanti suasana
dan fasilitas yang terdapat di dalamnya mendukung kenyamanan ergonomis dan menarik perhatian
masyarakat untuk mengunjunginya. Dan tentunya meningkatkan kebersamaan antar penggunanya,
dalam kata lain satu fasilitas rest area dapat digunakan lebih dari satu orang secara bersama sama.

12
Gambar 4.2 konsep rest area
Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

4.3. Gambar Kerja & perspective

Gambar 4.3 site plan


Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

13
Gambar 4.4 tampak depan
Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

Gambar 4.5 tampak samping


Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

Gambar 4.6 potongan a-a


Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

Gambar 4.7 potongan a-a


Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

Gambar 4.7 potongan a-a


Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

14
Gambar 4.8 ortogonal view
Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

Gambar 4.9 perspective view


Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

15
Gambar 4.10 perspective view
Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

Gambar 4.11 perspective view


Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

16
Gambar 4.12 perspective view
Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

Gambar 4.13 perspective view


Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

17
Gambar 4.14 perspective view
Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

Gambar 4.15 perspective view


Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

18
Gambar 4.16 perspective view
Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

Gambar 4.17 perspective view


Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

19
Gambar 4.18 perspective view
Sumber : modifilkasi Kelompok, 2019

20
BAB V
PENUTUP

1.1 Simpulan
Pemanfaatan ruang terbuka pada daerah sepanjang sungai atau dikenal daerah sempadan
sungai masih belum optimal, padahal ruang terbuka ini dapat menjadi area pendukung ekosistem
sungai dan area rekreasi kota sehingga dapat menjadi ruang publik yang fungsional bagi
masyarakat kota.
Program kerja ini bertujuan menyusun konsep perancangan dan membuat rancangan
Tepian Sungai Punggawa, Desa Sidakarya yang berdaya guna, bernilai indah dan lestari serta dapat
mengakomodasi kebutuhan rekreasi masyarakat. Manfaat yang diperoleh dari program kerja ini
diharapkan dapat menjadi bahan masukkan bagi pemerintah kota dan menjadi bahan refrensi taman
tepian sungai pada tempat lain di Kota Denpasar serta sebagai wawasan bagi arsitek dalam
merancang taman dan rest area tepian sungai.
Penelitian ini dilakukan di tepian Sungai Punggawa, JL. Sidakarya, Desa Sidakarya
Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Propinsi Bali. Kegiatan program kerja ini dimulai
dari tanggal 29 Agustus 2019 sampai dengan 5 September 2019 meliputi persiapan, pengumpulan
data, analisis dan sintesis serta perancangan. Batasan penelitian ini adalah untuk menghasilkan
produk gambar teknis berupa Site plan, rancangan detail beberapa bagian tapak, detail potongan,
detail penanaman, detail fasilitas dan gambar ilustrasi, seperti gambar tampak dan gambar
perspektif.
Tapak berbentuk linier mengikuti sungai sepanjang Jalan Sidakarya. Kondisi tapak saat ini
sebagian telah dibebaskan oleh pemerintah kota dan sebagian lagi masih digunakan sebagai
permukiman. Tapak memiliki potensi view sungai sebagai borrowing sceenery pada tapak, lokasi
tapak yang berada pada pusat kota dapat menjadi tempat rekreasi kota. Kendala pada tapak sendiri
antara lain masih terdapat sampah.
Taman tepian sungai ini dirancang pada luas 900 m2 dimana di dalamnya terdapat ruang-
ruang yang mengakomodasi aktivitas rekreasi aktif dan pasif. Untuk mengakomodasi segala
kebutuhan aktivitas pengunjung, taman ini akan dibuat fasilitas-fasilitas penunjang taman. Pada
ruang rekreasi pasif terdapat rest area dimana pengunjung dapat melakukan aktivitas duduk-duduk
sambil menikmati pemandangan sungai. Rest area ini yang berfungsi sebagai tempat pengunjung

21
menikmati suasana sungai atau pada saat-saat tertentu pengunjung dapat menikmati pertujukan
atau festival yang digelar di Sungai Punggawa.

1.2 Saran
Adapun saran terkait perancangan taman tepian sungai yaitu :
1. Mengoptimalkan pemanfaatan ruang terbuka di tepian sungai khususnya Sungai Punggawa
untuk memperbanyak ketersediaan ruang terbuka hijau, sehingga dapat dijadikan sebagai tempat
rekreasi alam terbuka bagi masyarakat kota

2. Pemeritah Desa Sidakarya serta masyarakat bersama-sama harus lebih memperhatikan dan
menjaga daerah sempadan sungai sebagai daerah terbuka (open space) sehingga kelestarian
kawasan dapat tetap terjaga

3. Pengembangan tepian sungai harus diikuti dengan pengembangan kawasan sekitarnya secara
terintegrasi sehingga dapat menghasilkan kualitas lanskap tepian sungai yang baik

4. Pengelolaan fasilitas dan utilitas dalam pengembangan kawasan tepian sungai ini harus
dilakukan dengan baik

22
DAFTAR PUSKAKA

Tubir, K., Jembatan, S., & Di, M. (2018). Penataan ruang kawasan tepi sungai tondano di
segmen kampung tubir sampai jembatan miangas di manado, 5(1), 32–45.

Rezalini, D. (2011). PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA


BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN.

Bonanza, O., Lanskap, D. A., & Pertanian, F. (2008). Perencanaan lanskap kebun teh kayu aro
kabupaten kerinci sebagai kawasan agrowisata.

Tahir, M. (2005). Pemanfaatan ruang kawasan tepi pantai untuk rekreasi dalam mendukung kota
tanjungpinang sebagai waterfront city.

23
Lampiran 1
KUISIONER PENELITIAN
PERANCANGAN TEPIAN SUNGAI PUNGGAWA, DESA SIDAKARYA

Oleh : Mahasiswa KKN Desa Sidakarya Universitas Warmadewa 2019


Kuisioner ini merupakan salah satu upaya mahasiswa untuk mengetahui keinginan dan harapan
masyarakat terhadap pola tingkah laku dan keinginan masyarakat dalam menggunakan ruang terbuka
tepian sungai.
Data Umum Responden
Nama :
Jenis Kelamin : L/P *)
Umur :
Pendidikan terakhir :
a. SD
b. SLTP
c. SLTA
d. Akademi
e. Perguruan Tinggi
f. Lainnya…..

Pekerjaan :
a. Pelajar/Mahasiswa
b. Swasta
c. PNS
d. Wiraswasta
e. Polisi/ABRI
f. Pensiunan
g. Ibu rumah tangga
h. Lainnya…..

Pertanyaan
1. Apakah anda mengetahui taman siring/taman tepian sungai?

Ya/Ragu-ragu/Tidak….
Jika anda mengetahuinya, apa fungsi taman tersebut?
a. Hanya sekedar tempat terbuka
b. Sebagai tempat rekreasi
c. Tempat menarik karena banyak fasilitas dan arena permainan
d. Tempat berkumpul
e. Lainnya….

2. Apakah pandangan anda terhadap Sungai Punggawa, Desa Sidakarya ?


a. Hanya aliran air biasa dan sebagai tempat pembuangan (sampah)
b. Memiliki peran penting untuk menjaga ketersediaan air
c. Memiliki nilai visual (pemandangan) tinggi dan berperan memperindah kota serta penciri kota

3. Apakah anda setuju apabila dibuat taman di tepi Sungai Punggawa, Desa Sidakarya ?
a. Setuju
b. Tidak setuju

24
Alasan….
4. Apa aktivitas yang ingin anda lakukan di taman tepian sungai?

(Jawaban bebas)….duduk

5. Jenis fasilitas apa yang anda inginkan dalam suatu taman tepian sungai di Sidakarya?

(Jawaban bebas)….foodcourt, parkir

6. Jenis akomodasi apa yang anda inginkan dalam suatu taman tepian sungai?
a. Ruang untuk orang dewasa
b. Ruang untuk remaja
c. Ruang permainan anak
d. Ketiga ruang tersebut di atas ada dalam suatu taman tepian sungai

7. Harapan yang anda inginkan untuk perancangan taman tepian sungai Punggawa, Desa Sidakarya
hampir mirip juga gak apa2

-Terima kasih-

25

Anda mungkin juga menyukai