Anda di halaman 1dari 166

DIKTAT

METODE
PERANCANGAN
ARSITEKTUR

Hanya dipergunakan untuk dilingkungan


Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

disusun oleh
Muhamad Ratodi ST., M.Kes
2015
“..Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang
paling bermanfaat bagi manusia”
(HR. Thabrani dan Daruquthni)
PENDAHULUAN

Diktat ini disusun dengan maksud untuk membantu


proses pembelajaran mahasiswa dalam upaya
memahami dan menguasai berbagai tahapan penting
dalam melakukan perencanaan dan perancangan
arsitektur.
Tentunya apa yang diantumkan dalam diktat ini masih
merupakan gambaran besar dan lebih bersifat sebagai
acuan, sehingga pada setiap aspek yang dibahas didalam
diktat ini masih harus disertai dengan proses
pendalaman yang lebih jauh lagi melalui berbagai kajian
literatur dan studi kasus yang mendukung.
Diharapkan dengan diktat ini mampu mendukung
kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan tugas-
tugas perancangan di dalam studio, sehingga proses
mendisain dapat lebih terarah dan dieksekusi dengan
baik
Sebagai cetakan pertama, diktat ini tentunya masih
memiliki banyak kekurangan, sehingga penyempurnaan
akan masih terus dilakukan demi perbaikan isi diktat ini
Surabaya, Oktober 2015

i Diktat Metode Perancangan Arsitektur


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI Iii
BAB I PENGANTAR METODE PERANCANGAN
I.1. PENGERTIAN 1
I.2. KLASIFIKASI PERENCANAAN 5
I.3. EVOLUSI PERANCANGAN 7
I.4. HUBUNGAN PERENCANAAN DENGAN 11
PERANCANGAN
BAB II BENTUK, RUANG, SKALA DAN FUNGSI
II.1. PENGERTIAN BENTUK 13
II.2. RUANG 14
II.3. SKALA DALAM ARSITEKTUR 15
II.4. FUNGSI RUANG DAN FUNGSI 18
BANGUNAN
II.5. BENTUK, RUANG, SKALA DAN 19
FUNGSI DALAM PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
BAB III HUBUNGAN UNSUR YANG TERLIBAT DALAM
PEMBANGUNAN
III.1. UNSUR PELAKSANA PEMBANGUNAN & 30
TUGASNYA
III.2. LINGKUP TUGAS ARSITEK MUSLIM DALAM 34
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
III.3. PEMPROSESAN DATA DAN INFORMASI 36
YANG DIPERLUKAN DALAM PERENCANAAN

ii Diktat Metode Perancangan Arsitektur


BAB IV FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
PERENCANAAN DAN KAITANNYA DENGAN
PERANCANGAN
IV.1. FAKTOR PENGGUNA / MANUSIA 37
IV.2. FAKTOR FISIK 42
IV.3. FAKTOR EKSTERNAL 51
BAB V PENGUMPULAN DATA & TEKNIK
PENGUMPULAN DATA ARSITEKTUR
V.1. PENELITIAN AWAL 56
V.2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 58
BAB VI IDENTIFIKASI DALAM PERENCANAAN
VI.1 IDENTIFIKASI FUNGSI 71
V.2. IDENTIFIKASI LOKASI 81
BAB VII ANALISIS PERENCANAAN
VII.1. ANALISIS NON FISIK 83
VII.2. ANALISIS FISIK 92
VII.3. ANALISIS KAWASAN DAN WILAYAH 108
BAB VIII SINTESIS PERENCANAAN
VIII.1. SINTESIS NON FISIK 111
VIII.2. SINTESIS FISIK 119
BAB IX PERENCANAAN BERDASAR ANALISIS PERILAKU
IX.1. BATASAN LINGKUP PENGERTIAN 124
IX.2. POLA AKTIFITAS 126
IX.3. HUBUNGAN ARSITEKTUR DENGAN PERILAKU 127
BAB X KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR
X.1. TOPIK DAN TEMA 130
X.2. KONSEP PERUNTUKAN (ZONEPLAN) 137
X.3. KONSEP TATA RUANG LUAR 139
X.4 KONSEP SIRKULASI 140
X.5. KONSEP ORIENTASI BANGUNAN 143
X.6. KONSEP TITIK TANGKAP BANGUNAN 145
X.7. KONSEP AS BANGUNAN DAN KAWASAN 146
X.8. KONSEP DIMENSI BANGUNAN 147
X.9 KONSEP BENTUK MASSA BANGUNAN 148
X.10. KONSEP STRUKTUR DAN KONSTRUKSI 149
BANGUNAN
X.11. KONSEP UTILITAS BANGUNAN 151

DAFTAR PUSTAKA 157

iv Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan
suatu pekerjaan dilakukan dengan tepat, terarah dan tuntas
HR.Al-Thabrani, Mu'jam al-Ausath, juz 2

BAB I
PENGANTAR METODE PERANCANGAN

ada bab ini akan dibahas mengenai konsep-konsep


P dasar dari metode, perencanaan dan perancangan,
termasuk didalamnya memahami tentang pengertian-
pengertian, klasifikasi perencanaan, perkembangan
evolusinya hingga hubungan antara perencanaan dengan
perancangan.

I.1. PENGERTIAN

1. METODE
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang
bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur
mencakup merancang dan membangun keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu
perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur
lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan,
desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga
merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan
tersebut.

1 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Secara etimologis, metode berasal dari kata 'met' dan
'hodes' yang berarti melalui. Sedangkan istilah metode
adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk
mencapai suatu tujuan. Sehingga 2 hal penting yang
terdapat dalam sebuah metode adalah : cara
melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.
Terdapat banyak pengertian dan definisi dari metode
menurut para ahli diantaranya sebagai berikut:
 Cara, pendekatan, atau proses untuk
menyampaikan informasi (Rothwell & Kazanas)
 Rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola
untuk menegaskan bidang keilmuan (B Titus)
 Suatu cara melakukan sesuatu, terutama yang
berkenaan dengan rencana tertentu (C. Macquarie)
 Seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan)
yang tersusun secara sistematis atau urutannya
logis (Wiradi)
 Cara yang sudah dipikirkan masak-masak dan
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
tertentu guna mencapai tujuan yang hendak
dicapai (Hardjana, A.M)
 Cara teratur yg digunakan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan” (KBBI)

2 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


2. PERENCANAAN
Perencanaan sebagai padanan kata asing “planning”,
dapat diartikan sebagai suatu sarana untuk
mentransformasikan persepsi-persepsi mengenai
kondisi-kondisi lingkungan ke dalam rencana yang
berarti dan dapat dilaksanakan dengan teratur (William
A. Shrode, 1974).
Sedangkan Davidoff (1962) menyatakan bahwa
perencanaan adalah sebuah proses untuk menetapkan
tindakan yang tepat di masa depan melalui berbagai
pilihan yang sistematik dan terstruktur.
Perencanaan sendiri merupakan suatu proses
menyusun konsepsi dasar suatu rencana yang meliputi
kegiatan-kegiatan:
a) Mengidentifikasi. Menentukan komponen yang
menunjang terhadap objek, yang merupakan
kompleksitas, fakta yang memiliki kontribusi
terhadap kesatuan pembangunan.
b) Mengadakan studi. Mencari hubungan dari
berbagai faktor terkait, yang memiliki pengaruh
spesifik.
c) Mendeterminasi. Menentukan setepat mungkin
faktor yang dominan dengan memperhatikan
kekhususan dari unit perubahan yang spesifik yang
memberikan perubahan terhadap faktor lain.
d) Memprediksi. Mengadakan ramalan bagaimana
suatu faktor akan berubah sehingga mencapai
keadaan lebih baik di masa depan.

3 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


e) Melakukan tindakan. Berdasarkan prediksi di atas,
melakukan tindakan terstruktur untuk mencapai
tujuan pembangunan.

3. PERANCANGAN
Terdapat begitu banyak pengertian yang dikemukakan
oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut :
“Perancangan merupakan proses penarikan keputusan
dari ketidakpastian yang tampak, dengan tindakan-
tindakan yang tegas bagi kekeliruan yang terjadi”
(M.Asimow, 1982).
“Perancangan merupakan upaya untuk menemukan
komponen fisik yang tepat dari sebuah struktur fisik”
(Christopher Alexander, 1983).
“Perancangan merupakan proses simulasi dari apa
yang ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-
kali sehingga memungkinkan kita merasa puas dengan
hasil akhirnya” (P.J. Booker, 1984).
“Perancangan merupakan sasaran yang dikendalikan
dari aktifitas pemecahan masalah” (L. Bruce Archer,
1985)
“Perancangan merupakan aktifitas kreatif, melibatkan
proses untuk membawa kepada sesuatu yang baru dan
bermanfaat yang sebelumnya tidak ada” (JB.Reswick,
1965).
“Perancangan mempunyai makna memulai perubahan
dalam benda-benda buatan manusia” (J.C. Jones,
1990).

4 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


“Perancangan adalah usulan pokok yang mengubah
sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih
baik, melalui tiga proses: mengidentifikasi masalah
masalah, mengidentifikasi metoda untuk pemecahan
masalah, dan pelaksanaan pemecahan masalah.
Dengan kata lain adalah perencanaan, penyusunan
rancangan, dan pelaksanaan rancangan” (John Wade,
1977)
“Suatu kreasi untuk mendapatkan suatu hasil akhir
dengan mengambil suatu tindakan yang jelas, atau
suatu kreasi atas sesuatu yang mempunyai kenyataan
fisik” (Zainun, 1999)

I.2. KLASIFIKASI PERENCANAAN

Untuk dapat mengklasifikasikan sebuah perencanaan,


maka perlu dipahami terlebih dahulu mengenai teori
perencanaan. Dalam Teori perencanaan (planning
theory), teori dapat ditinjau dari 3 (tiga) sisi
pemahaman, yakni:
a) Theory in Planning (teori dalam proses
perencanaan);, adalah pendekatan yang dipakai
dalam perencanaan, dimana dalam eksistensi
perencanaan berkaitan erat dengan substansi atau
objeknya.
b) Theory for Planning (teori untuk perencanaan);
adalah pendekatan diajukan mencakup berbagai
teori sosial yang menjelaskan bagaimana

5 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


seharusnya masyarakat dan perencanaan di masa
depan (tujuan)
c) Theory of Planning (teori perencanaan); adalah
pendekatan yang kemudian mendukung berbagai
kebijakan perencanaan baik dalam proses atau
prosedur dan cara melaksanakannya maupun
substansi perencanaannya.

Dalam mengkaji perencanaan, dapat ditinjau dari


beberepa aspek, diantaranya:

1. Berdasarkan titik pusat perencanaan, maka


perencanaan dapat diklasifikasi menjadi 3 titik
pusat / fokus perencanaan (Faludi, 1982), yakni:
a. Objek (object centered), perencanaan
berdasarkan orientasi sasaran perencanaan,
b. Pemegang kekuasaan (control centered),
perencanaan dominan dipengaruhi oleh
pemegah modal
c. Pengambilan keputusan (decision centered),
perencanaan ditempuh melaluli jalan diskusi
atau keputusan bersama.
2. Berdasarkan orientasi perencanaan , maka
perencanaan diklasifikasikan menjadi dua jenis,
yakni:
a. Planner Oriented (perencanaan tradisional),
dimana perencana sebagai pihak yang dominan

6 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


dalam hal perencanaan, user menyerahkan
segalanya ke perencana.
b. User oriented (perencanaan rasional), pemakai
menjadi unsur utama dalam orientasi
perencanaan
3. Berdasarkan dimensi waktu perencanaan maka
perencanaan juga dapat di klasifikasi menjadi tiga
jenis yakni :
a. Perencanaan jangka pendek (short–range
planning). Jangka waktunya sampai 1 atau 2
tahun.
b. perencanaan jangka menengah (intermediate
planning).Jangka waktunya 2 - > 10 tahun.
c. Perencanaan jangka panjang (long-range
planning). Jangka waktunya ≥ 10 tahun.
4. Berdasarkan arah alur , perencanaan dapat
dibedakan menjadi dua tipe, yakni
a. Top Down Planning. Disusun secara
menyeluruh kemudian dirinci kepada tingkat
yang lebih rendah.
b. Bottom Up Planning. Disusun mulai dari bawah
kemudian dirangkum dalam tingkat tertentu.

I.3. EVOLUSI PERANCANGAN


Menurut Jones .J.C (1970) terdapat 3 fase evolusi
dalam desain, yang meliputi fase 1) Craftmanship, 2)
Draughtmanship dan 3) Design Method (yang sekarang

7 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


digunakan). Ketiga fase tersebut secara garis besar,
berturut turut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Fase Craftmanship atau Craft Evolution
Dimana suatu perencanaan dilakukan dengan
mengandalkan kreativitas atau kerajinan (seni) semata
oleh sang perancang. Ciri-ciri perencanaannya adalah:
- Kreativitas tersebut akan menghasilan suatu
bentuk karya seni yang bagus dan indah.
- Pelaku perencanaan merupakan perancang
dengan skill atau kemampuan yang terlatih
- Hasil akhir sebagai penyempurnaan atas
kesalahan perancangan yang dibuat sebelumnya.

Contoh bangunan atau karya arsitektur dari craft


evolution ini adalah bangunan arsitektur tradisional
yang penuh dengan ornamen-ornamen.

Gambar 1.1 Bangunan candi sebagai contoh fase


Craftmanship

8 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


2) Fase Draughtmanship
Atau fase perencanaan berdasarkan gambar,
merupakan perencanaan yang dilakukan dengan
menghitung ukuran atau dimensi dengan suatu ukuran
tertentu, mempunyai bentuk yang jelas, dan dapat
dibuat dengan jumlah yang banyak atau dibuat
kembali. Ciri-ciri perencanaan tersebut adalah:
- Memisahkan produksi menjadikan beberapa
bagian.
- Ada kemungkinan merubah bagian-bagian
produksi.
- Waktu yang digunakan untuk merealisasikan
rancangannya lebih efisien.
- Melibatkan banyak pelaksana untuk
merealisasikannya.
- Melaksanakan rencana-rencana yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.

Gambar 1.2 Bangunan Rumah tinggal yang dibuat


berdasarkan gambar kerja

9 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


3) Fase Design Method
Pada fase ini terbagi kembali menjadi dua tipe metode
perancangan, yakni tipe Tradisional dan Rasional.
Metode Perancangan Blackbox (Tradisional)
Metode perancangan blackbox ini, dilakukan secara
spontanitas oleh si perancang suatu karya tersebut. Ide
datang bisa dari mana saja dan kapan saja untuk
membuat suatu karya. Beberapa ciri-ciri metode
blackbox menurut Jones (1970) adalah:
 Ide kreatifitas rancangan tidak jelas datang dari
mana konsepnya, bisa datang dari mimpi, suatu
ilham, mungkin bahkan wangsit, atau ujicoba
lainnya.
 Sukar untuk menjelaskan konsep yang didapat,
mengingat ide datang secara spontanitas atau
dominan karena pengalaman terdahulu
 Proses kreatif satu rancangan tidak dapat terlihat
jelas.
 Hasil suatu karya tidak dapat di-kritik.
 Kapasitas produksi yang bergantung kepada
ketersediaan waktu, mood, dan imajinasi si
perancang.

Metode Perancangan Glassbox (Rasional)


Metode perancangan glassbox ini, dilakukan secara
rasional dan logis oleh sang perancang terhadap karya
yang dibuatnya.Konsep perancangan yang dibuat tidak
datang secara spontan namun melalui beberapa tahap-

10 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


tahap yang dilakukan dengan mempertimbangkan hal-
hal tertentu. Beberapa ciri-ciri metode glassbox
(Jones,1970) adalah:
 Analisa dalam merancang dilakukan dengan
lengkap, bahkan bisa saja melalui suatu proses
pengujian.
 Bukan rancangan yang dilakukan dengan coba-
coba, namun rancangannya penuh dengan makna
dan logis.
 Beberapa strategi ditentukan dengan sangat
matang.

Dalam metode perancangan rasional, sang perencana


tidak selalu melakukan pembangunan terhadap karya
mereka. Karya yang mereka bikin, bisa dibangun oleh
orang lain. Berbeda dengan metode perancangan
dengan metode tradisional bahwasanya perencana
adalah pelaku pembangunannya.

I.4. HUBUNGAN PERENCANAAN DENGAN


PERANCANGAN

Dalam kaitan perencanaan dilihat sebagai bagian dari


proses perancangan, maka terdapat 3 (tiga) alternatif
hubungan meliputi :
(1). Hubungan terpadu (integrated), dimana proses
perencanaan berjalan bersamaan dengen proses
perancangan
(2). Hubungan terpisah (segregated), proses

11 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


perancangan baru bisa dilaksanakan dan selesai
bila proses perencanaan sudah dilakukan.
(3). Hubungan interaktif (interactive), sebuah proses
berkelanjutan, proses perencanaan dan
perancangan dilihat sebagai suatu siklus satu
kesatuan yang selalu memberika feedback satu
dengan yang lain.

Gambaran skematiknya sebagai berikut :

Hubungan
terpadu Perencanaan - Perancangan
(integrated),

Hubungan Perencanaan Perancangan


terpisah
(segregated)

Hubungan Perencanaan Perancangan


interaktif
(interactive)
Perencanaan

Perancangan

Skema 1.1 Skema jenis hubungan perencanaan dengan


perancangan

12 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-
Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti
suatu bangunan yang tersusun kokoh.
(QS 61:4)

BAB II
BENTUK, RUANG, SKALA DAN FUNGSI

ab ini akan membahas tentang konsep dasar


B mengenai bentuk, ruang, skala dan fungsi serta
kaitannya serta aplikasi ke empat elemen tersebut ke
dalam proses perencanaan dan perancangan arsitektur.

II.1 PENGERTIAN BENTUK

Sebagai karya visual, bentuk memiliki peran yang


menetukan dalam perencanaan dan perancangan
arsitektur, diman bentuk berkait erat dengan aspek yang
mendasari keputusan dalam proses perancangan, yakni
citra. Bentuk merupakan sebuah istilah inklusif yang
memiliki beberapa pengertian. Bentuk dapat dihubungkan
pada penampilanluar yang dapat dikenali seperti sebuah
kursi atau seseorang yang mendudukinya.
Bentuk sendiri diartikan sebagai alat pokok bagi
perancang, dimana dibutuhkan kepekaan untuk memilih,
menguji dan memanipulasi unsur-unsur berbagai bentuk
dasar juga organisasi ruang dan perubahan-perubahan
yang terjadi sehingga berkait satu sama lain, bermakna,

13 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


ditunjang dengan pengorganisasian ruang, struktur dan
kesatuan yang tepat (Ching, 1996)
Sedangkan Hugo Haring mendefinisikan bentuk sebagai
suatu perwujudan dari organisasi ruang yang merupakan
hasil dari suatu proses pemikiran. Proses ini didasarkan
atas pertimbangan fungsi dan usaha pernyataan
diri/ekspresi.
Eppi dkk (1986) mendefinisikan bentuk sebagai unsur yang
memiliki garis, lapisan, volume, tekstur dan warna, dimana
kombinasi kesemuanya akan menghasilkan
pengekspresian bangunan

II.2. RUANG
Ruang adalah daerah tiga dimensi dimana obyek dan
peristiwa berada. Ruang memiliki posisi serta arah yang
relatif, terutama bila suatu bagian dari daerah tersebut
dirancang sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Ruang
merupakan wadah dari aktifitas-aktifitas manusia, baik
aktifitas untuk kebutuhan fisik maupun emosi manusia.
Ruang digunakan untuk mewadahi satu aktifitas manusia
atau lebih. Ruang terkait dengan volume dan volume
mempunyai tiga aspek dimensi, yaitu panjang, lebar dan
tinggi.
Ruang yang digunakan lebih dari satu fungsi dan aktifitas
disebut ruang multifungsi. Ruang yang bisa digunakan
untuk mewadahi aktifitas yang berlainan bahkan untuk
aktifitas yang sangat bertentangan (seperti aktifitas sakral
dan profan) disebut ruang yang relatif.

14 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 2.1 Ruang sebagai bentuk 3 dimensi

II.3. SKALA DALAM ARSITEKTUR


Skala dalam arsitektur menunjukkan perbandingan antara
elemen bangunan atau ruang dengan suatu elemen
tertentu dengan ukuran manusia.
Skala terdiri dari dua macam, yakni :
1) Skala manusia, perbandingan ukuran elemen
bangunan atau ruang dengan dimensi tubuh manusia
2) Skala Generik, perbandingan ukuran elemen
bangunan atau ruang terhadap elemen lain yang
berhubungan dengannya atau disekitarnya

Gambar 2.2 Ilustrasi skala dalam arsitektur

15 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Pada lingkungan perkotaan, terdapat beberapa macam
skala, yakni diantaranya :
1) Skala Intim
Merupakan skala ruang kecil sehingga memberikan
rasa terlindung bagi manusia yang berada didalamnya.
Contoh taman kecil yang dikelilingi bangunan rumah

Gambar 2.3 Taman kecil yang mencerminkan skala


intim
2) Skala Perkotaan
Merupakan skala ruang yang dikaitkan dengan kota
serta lingkungan manusianya sehingga manusia
merasa memiliki atau kerasan pada lingkungan itu.

Gambar 2.4 Ilustrasi skala kota

16 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


3) Skala Monumental
Merupakan skala ruang yang besar dengan suatu
obyeknya yang mempunyai nilai tertentu sehingga
manusia akan merasakan keagungan akan ruangan itu
sendiri.

Gambar 2.5 Ilustrasi skala monumental

4) Skala Menakutkan
Skala ini mempunyai perbandingan yang jauh sekali
perbedaannya dari manusia sehingga menimbulkan
rasa menakutkan bagi manusia yang berada dalam
ruangan tersebut. Contohnya bangunan tinggi yang
berdekatan jaraknya akan menciptakan skala ruang
yang menakutkan

Gambar 2.6 Ilustrasi skala menakutkan

17 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


II.4 FUNGSI RUANG DAN FUNGSI BANGUNAN
“Fungsi “ diartikan sebagai berjalannya suatu tema
kegiatan yang mencerminkan atau selaras dengan tema
ruang. Informasi yang diperlukan dalam perencanaan
rancangan fasilitasnya meliputi :

- Fungsi jamak (ruang yang dapat digunakan oleh


berbagai fungsi baik secara pararel, serial, maupun
bertahap), ruangnya disebut ruang multifungsi
- Fungsi tunggal (ruang yang hanya dapat digunakan
oleh satu fungsi saja), ruangnya disebut ruang
tunggal fungsional.

Peran ruang dalam rancangan fasilitas sangat dominan.


Ruang merupakan unsur pembentuk rancangan
arsitektur disamping 2 (dua) unsur yang lain ialah
“bentuk” dan “susunan “.

Yang mempengaruhi perencanaannya meliputi:


 Tipe-tipe ruang (kaitannya dengan fungsi ruang)
 Dimensi ruang (kaitannya dengan ukuran, luasan
dan volume ruang)
 Hubungan antara ruang (kaitannya dengan zoning
dan organisasi ruang)

18 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


II.5. BENTUK, RUANG, SKALA DAN FUNGSI DALAM
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Konsep bentuk, penataan ruang, konsep skala dan fungsi


dari lingkungan binaan yang akan dibuat akan menjadi
elemen penting dalam proses perencanaan dan
perancangan. Le Corbusier pernah menyatakan bahwa
sebuah bentuk dari bangunan arsitektur itu mengikuti
fungsinya (form follow function), walaupun sesuai
perkembangan waktu muncul pendapat lain bahwa fungsi
dapat menyesuaikan dengan bentuk rancangan (function
follow form). Contoh nyata bagaimana ke empat elemen
ini berperan dalam perencanaan tercermin dalam
penentuan pola sirkulasi antar ruang maupun antar
bangunan. Berikut adalah beberapa tipe hubungan dan
bentuk sirkulasi akibat pengaruh bentuk, ruang, skala dan
fungsi

1. Hubungan Jalan dengan Ruang


Hubungan antara jalan dan ruang terkait dengan
pembentukan alur sirkulasi dalam ruang. Beberapa tipe
jenis jalan terhadap ruang diantaranya:
a) Melalui ruang-ruang
Sirkulasi melewati ruang adalah suatu pergerakkan
atau ruang lingkup gerak yang berfungsi sebagai
penghubung ruang satu dengan lainnya. Jalan ini
tetap mempertahankan kesatuan dari ruangan-
ruangan yang ada dan konfigurasi jalannya fleksibel.
Contoh dari sirkulasi yang melewati ruang adalah :
Ruang tamu1-melewati ruang Ruang keluarga -
melewati ruang

19 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 2.7 Sirkulasi melalui ruangan

b) Menembus ruang yaitu, sirkulasi dengan sistem


menembus ruang, udara dapat menembus tiap-tiap
ruangan. Maksud menembus ruang disini adalah
suatu pergerakkan atau ruang lingkup gerak yang
berfungsi sebagai penghubung ruang satu dengan
lainnya melalui atau menembus ruang yang lain.
Sirkulasi dapat menembus sebuah ruang menerus
sumbunya, miring, atau sepanjang sisinya. Dalam
memotong sebuah ruang, sirkulasi membentuk
wilayah-wilayah tertentu untuk aktifitas dan gerak
dalam ruang tersebut. Pada bagian ini sebuah
ruangan dibagi menurut sumbunya dan tercipta jalan
di tengahnya da secara tidak langsung tercipta pola-
pola akibatnya pada ruangan tersebut.

20 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 2.8 Sirkulasi dibuat membelah ruangan

Gambar 2.9 Sirkulasi dibuat melalui ruangan

c) Berakhir dalam ruang, yakni sirkulasi dengan sistem


udara memasuki ruang dan udara hanya berputar
pada ruang tersebut.

21 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 2.10 Ilustrasi sirkulasi berakhir dalam
ruangan

Gambar 2.11 Ruang Rapat, contoh sirkulasi yang


berakhir dalam ruang

Sirkulasi yang berakhir dalam ruang adalah suatu


pergerakkan atau ruang lingkup gerak yang berfungsi
sebagai pemfokus akses penghubung ruang yang
dianggap penting (mempunyai keunggulan

22 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


dibandingkan yang ruang yang lain) dan berakhir
pada satu ruang. Biasanya sirkulasi yang berakhir
dalam ruang terdapat pada ruangan pertemuan.

2. Bentuk Ruang Sirkulasi


a) Tertutup
Membentuk galeri umum atau koridor pribadi
yang berkaitan dengan ruang-ruang yang
dihubungan melalui pintu-pintu masuk pada
bidang dinding.

Gambar 2.12 Contoh Sirkulasi tertutup

b) Terbuka pada salah satu sisinya


Membentuk balkon atau galeri yang memberikan
kontinuitas visual dan kontinuitas ruang dengan
ruang-ruang yang dihubungkannya.

23 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 2.13 Contoh Sirkulasi terbuka pada satu
sisi

c) Terbuka pada Kedua sisinya


Membentuk deretan kolom untuk jalan lintas
yang menjadi sebuah perluasan fisik dari ruang
yang ditembusnya.

Gambar 2.14 Contoh Sirkulasi terbuka pada


kedua sisi

24 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


3. Konfigurasi Jalan
a) Linier
yaitu urutan ruang yang berada dalam satu garis
dan berulang. Organisasi linier pada dasarnya
terdiri dari sederetan ruang. Ruang-ruang ini dapat
berhubungan secara langsung satu dengan yang
lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang
berbeda dan terpisah. Organisasi linier biasanya
terdiri dan ruang-ruang yang berulang, serupa
dalam ukuran, bentuk, dan fungsi. Ruang-ruang
yang secara fungsional atau simbolis penting
keberadaannya terhadap organisasi dapat berada
di manapun sepanjang rangkaian linier.

Gambar 2.15 Ilustrasi konfigurasi linier

b) Radial
Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur
organisasi terpusat dan linier.Organisasi ini terdiri
dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah
organisasi linier berkembang menurut arah jari-
jarinya. Ruang pusat pada suatu organisasi radial

25 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


pada umumnya berbentuk teratur. Lengan-lengan
liniernya, mungkin mirip satu sama lain dalam hal
bentuk dan panjang untuk mempertahankan
keteraturan bentuk organisasi secara
keseluruhan.Lengan-lengan radialnya juga dapat
berbeda satu sama lain untuk menanggapi
kebutuhan-kebutuhan akan fungsi dan
konteksnya.

Gambar 2.15 Contoh konfigurasi radial

26 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 2.16 Ilustrasi konfigurasi radial

c) Spiral (Berputar)
Membentuk sebuah jalan lulur yang bergerak
mengelilingi pusat dan bertambah jauh dari
pusatnya.

Gambar 2.17 Ilustrasi konfigurasi spiral

d) Grid
Pola ini terdiri dari beberapa jalan yang
menghubungkan titik-titik terpadu dalam
ruang,organisasi grid terdiri dan bentuk-bentuk
dan ruang-ruang di mana posisinya dalam ruang
dan hubungan antar ruang diatur oleh pola atau
bidang grid tiga dimensi. Sebuah grid diciptakan

27 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


oleh dua pasang garis sejajar yang tegak lurus yang
membentuk sebuah pola titik-titik teratur pada
pertemuannya. Apabila diproyeksikan dalam
dimensi-ketiga, maka pola grid berubah menjadi
satu set unit ruang modular berulang.Suatu grid di
dalam arsitektur paling sering dibangun oleh
sistem struktur rangka dari kolom dan balok.
Kekuatan mengorganisir suatu grid dihasilkan dari
keteraturan dan kontinultas pola-polanya. Pola-
pola ini membuat satu set atau daerah titik-titik
dan garis-garis referensi yang stabiI dalam ruang-
ruang organisasi grid.

Gambar 2.18 Ilustrasi konfigurasi Grid pada


kawasan

28 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 2.19 Contoh konfigurasi Grid

e) Jaringan
Suatu bangunan biasanya memiliki suatu
kombinasi dari pola-pola diatas. Oleh karena itu
maka dibentuk aturan urutan utama dalam
sirkulasi tersebut agar tidak membingungkan.

29 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 2.20 Ilustrasi konfigurasi jaringan

Maka ingatlah akan anugrah Allah dan janganlah kamu


merajalela di muka bumi membuat kerusakan”.
(QS 7 : 74)

BAB III
HUBUNGAN UNSUR YANG TERLIBAT
DALAM PEMBANGUNAN
ada bab ini akan mebahas mengenai unsur-unsur

P atau pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses


pembangunan, mulai dari tahap perencanaan,
perancangan hingga pelaksanaannya berikut ranah
tugasnya masing. Bab ini juga akan memaparkan
bagaimana hubungan antara unsur-unsur tersebut, ruang
lingkup peranan seorang arsitek dalam perencanaan
arsitektur serta pemrosesan data dan informasi yang
diperlukan dalam kegiatan perencanaan.

III.1. UNSUR PELAKSANA PEMBANGUNAN &


TUGASNYA
Secara garis besar Terdapat 3 (tiga) unsur yang terlibat
dalam proses perencanaan sampai dengan pembangunan
fasilitas, yakni:
1) Klien
Klien dapat diartikan sebagai pihak yang
berkepentingan dengan berdirinya suatu bangunan

30 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


arsitektural. Klien merupakan pemberi tugas serta
pemilik modal. Klien sendiri dapat besifat perorangan /
individu, kelompok ataupun lembaga / organisasi.
Peran dan fungsi klien secara garis besar terdiri dari
dua hal, yakni :
 Menginformasikan kepada arsitek dan tim
berbagai gagasan yang berupa tujuan dan
keinginan klien untuk mendapatkan suatu “wadah
kegiatan” yang sesuai dengan tuntutan klien.
 Menginformasikan gambaran hambatan-
hambatan / kendala (handicap) dan juga
keterbatasan-keterbatasan (constraint) yang ada
kepada arsitek. Hambatan merupakan faktor yang
harus dihindari seperti : kondisi alam yang tidak
memungkinkan fasilitas tersebut dibangun (misal:
daerah bahaya dekat dengan gunung api), atau
daerah gempa daerah banjir, dan sebagainya.
Sedangkan faktor pembatas (constraint)
merupakan faktor yang harus dicari dan diketahui
sebelum proyek dilaksanakan, agar persiapan &
proses pencarian data bisa lebih efektif dan
efisien. Contoh misalnya : ketersediaan dana yang
terbatas, kesenjangan komunikasi, keterbatasan
luasan tapak/ lahan, dan lain-lain.

2) Arsitek
Arsitek merupakan pihak yang diberi tugas oleh klien
untuk mewujudkan keinginan atau tujuan mereka dan

31 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


dapat bersifat individu ataupun tim. Arsitek
mempunyai tugas untuk menterjemahkan keinginan /
gagasan klien melalui : pengetahuan perancangannya
(design know how) dan pengalaman dalam menangani
proyek perancangan. Informasi dari klien lebih
berorientasi pada penggunaan “bahasa klien”,
sehingga arsitek harus menterjemahkan ke dalam
bahasa arsitektur agar bisa lebih dipahami oleh
anggota tim yang lain dan sekaligus dipahami oleh
klien. Terjemahan bahasa arsitektur diperlukan untuk
memahami /menterjemahkan keinginan klien. Tingkat
pengalaman sangat berpengaruh pada kualitas produk
“fasilitas”. Tingkat pengalaman juga “memudahkan”
arsitek berkomunikasi lebih lancar dengan klien.
Melalui design know how dan pengalaman, arsitek
dapat melaksanakan “design management” sebaik-
baiknya, sehingga hasil bisa lebih optimum memenuhi
tuntutan pengguna.
3) Pengembang / Kontraktor / Pelaksana Pembangunan
Pengembang atau kontraktor / pelaksana
pembangunan merupakan unsur yang
mengimplementasikan karya desain sebagai fasilitas
yang siap untuk dioperasionalkan / dimanfaatkan oleh
pengguna. Secara fungsional, teknis dan estetis
fasilitas yang dibangun oleh kontraktor harus
memenuhi kelayakan pakai. Kontraktor sebagai
institusi pembangun yang mempunyai 3 (tiga) sumber
daya berupa :
(1). Perangkat teknologi
(2). Tenaga ahli dan
(3). Tenaga kerja

32 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Skema 3.1 Hubungan antara unsur yang terkait dengan
perencanaan

Terkait fenomena maraknya praktek-praktek


penyimpangan yang dilakukan oleh satu pihak dengan
pihak yang lain untuk mengeruk keuntungan pribadi,
Alloh SWT telah jelas memberikan petunjuk dalam

َ ۡ ‫ك َك‬َ َ َ ۡ َ ۡ َ َ ُ ‫َۡ ُ َ ا‬ ‫ُ ا‬
firmanNYA
ُ‫ۡثة‬ ‫قل َّل ي َ ۡس َتوِي ٱۡلبِيث وٱلطيِب ولو أعجب‬
ۡ‫كم‬ ُ ‫ََا‬ َ َۡ ۡ ُ َٰٓ َ َ ‫ا‬ ُ‫َ ا‬ َ ۡ
‫ب لعل‬ َٰ
ِ ‫يث فٱتقوا ٱّلل يأو ِِل ٱۡللب‬ ِ ِ ‫ٱۡلب‬
َ ُۡ
١٠٠ ‫تفل ِ ُحون‬
“Katakanlah: tidak sama yang buruk dengan yang baik,
meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu,
Maka bertakwalah kepada Allah Hai orang-orang
berakal, agar kamu mendapat keberuntungan."(QS
5:100)

33 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Dan Rasulullah SAW juga pernah bersabda :

“Sungguh, seorang hamba memasukkan satu suap


makanan haram ke perutnya, Allah SWT tidak menerima
amalnya selama empat puluh hari, dan siapapun seorang
hamba yang dagingnya tumbuh dari sesuatu yang haram,
maka neraka lebih baik baginya “ (HR Ath –Thabrani )

III.2. LINGKUP TUGAS ARSITEK MUSLIM DALAM


PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Secara garis besar, ruang lingkup arsitek muslim ialah


mencakup melaksanakan pendekatan untuk perencanaan
dan perancangan dengan melihat metode apa yang paling
tepat digunakan dalam kaitan :
a) Kebutuhan untuk desain
b) Kebutuhan untuk evaluasi desain

Untuk kedua hal tersebut diatas perlu dilakukan secara


tepat terstruktur,dan terkoordinasi. Dalam hal
perancangan, informasi perencanaan menjadi input yang
berguna bagi penentuan langkah perancangan
selanjutnya. Selain kemampuan yang bersifat teknis, ruang
lingkup seorang arsitek muslim juga melingkupi
kemampuannya untuk menerapkam etika yang baik atau
akhlaqul karimah dalam setiap langkah dan interaksinya
dengan pihak-pihak lain maupun dengan lingkungan.
Setiap langkah dalam proses perencanaan dan
perancangan haruslah dilandaskan dengan semangat nilai

34 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


ibadah, mencari ridho Alloh SWT dan keinginan besar
untuk berlaku amanah dalam memakmurkan alam dan
lingkungan, seperti yang telah Alloh SWT firmankan
didalam QS Al Baqarah ayat 30 dan QS Hud ayat 61

َۡ ٞ َ َٰٓ َ ۡ َ َ َ ۡ
‫ۡرض‬ ِ ‫ِإَوذ قال َر ُّبك ل ِل َملئِكةِ إ ِ ِّن َجاعِل ِِف ٱۡل‬
ُ ََۡ َ ُ ُۡ َ َ ََُۡ َ ُٓ َ َ َ
‫سد فِيها ويسفِك‬ ِ ‫خلِيفة ۖٗ قالوا أَتعل فِيها من يف‬
َ َ ُ َُ َ َ َۡ ُ َُ ُ َۡ َ َٓ َ
ٓ ِ ِ ‫كۖٗ قَ َال إ‬
‫ّن‬ ‫ٱلِماء وَنن نسبِح ِبم ِد وقق ِد ل‬
َ ََُۡ َ َ َُۡ َ
٣٠ ‫أعلم ما َّل تعلمون‬

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para


Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui." (QS.2:30)

35 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


ُ َ َ َ ُ َ َٰ َ
َ‫اه ۡم َصَٰلِحا ۚ قَ َال َي َٰ َق ۡو ِم ٱ ۡع ُب ُدوا ٱ اّلل‬‫۞ِإَوَل ثمود أخ‬
َۡ َ ُ َ َ َ ُ َُُۡ َ ۡ ُ َ َ
‫ۡرض‬ ِ ‫كم مِن إِل َٰ ٍه غۡيه ۖٗۥ ه َو أنشأكم مِن ٱۡل‬ ‫ما ل‬
‫ا‬ َ ُ ُ ‫َ ۡ َََُۡ ۡ َ َ ۡ َۡ ُ ُ ُا‬
‫وب ٓوا إَِلۡهِ إِن َر ِب‬ ‫وٱستعمركم فِيها فٱستغفِروه ثم ت‬
ٞ ‫يب ُُّّم‬
٦١ ‫يب‬ ٞ ‫قَر‬
ِ ِ
Dan kepada Tsamud (kami utus) saudara mereka shaleh.
Shaleh berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali
tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan
kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya,
kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya
Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan
(doa hamba-Nya)."(QS.11:61)

III.3. PEMPROSESAN DATA DAN INFORMASI YANG


DIPERLUKAN DALAM PERENCANAAN

Pemprosesan informasi merupakan tugas arsitek yang


dalam proses pelaksanaannya harus selalu mendapat
masukkan dari klien atau dapat juga sebagai hasil interaksi
antara arsitek dengan klien. Pemprosesan informasi
tersebut meliputi : Koleksi data, organisasi data,
mengkomunikasikan data, analisis data dan mengevaluasi
data. Secara detail ke lima tahap tersebut dapat dijelaskan
pada tabel 3.1 berikut

36 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Tabel 3.1 Tahapan pemprosesan data dalam perencanaan
Tahapan Meliputi
Koleksi data Menyusun pertanyaan, interview, melakukan
survei, studi pustaka, observasi dan mencatat
data yang masuk
Organisasi data Menyusun, mengurutkan, mengklasifikasikan,
mengkatagorikan, mengelompokkan dalam
group sesuai klasifikasinya
Mengkomunikasikan data Menuliskan, mengilustrasikan,
menginteraksikan, menjelaskan,
mendokumentasikan, menterjemahkan, dan
menginterpretasikan
Analisis data Melakukan sorting dan seleksi membandingkan
membobot, melakukan tes validitas data dan
komputasi (mengolah dengan komputer).
Mengevaluasi data Melakukan review, melakukan verifikasi,
optimasi, membuat prioritas, menanyakan dan
membuat alternatif

37 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


“Sesungguhnya Allah mewajibkan (kepada kita) untuk
berbuat yang optimal dalam segala sesuatu..”
Muslim al-Hajaj, Shahih Muslim, juz 10

BAB IV
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
PERENCANAAN DAN KAITANNYA DENGAN
PERANCANGAN

alam bab ini akan dibahas secara rinci mengenai


D berbagai faktor yang berpengaruh terhadap proses
perencanaan, diantaranya faktor pengguna, faktor
fisik dan faktor eksternal serta kaitannya dengan
perancangan. Sehingga diharapkan mahasiswa mampu
memahami secara komprehensif mengenai faktor yang
berpengaruh terhadap perencanaan sehingga mampu
melakukan analisis perencanaan dengan baik.

IV.1. FAKTOR PENGGUNA / MANUSIA


Faktor manusia menjadi faktor penting terhadap proses
perencanaan, mengingat manusia lah yang akan menjadi
pengguna dari hasil perancangan seorang arsitek.
Seorang arsitek tidak sekedar menghasilkan suatu karya
yang mengandung nilai estetika, tapi harus dapat melihat
dari sudut pandang manusia sebagai penggunanya.
Seorang arsitek harus mampu memanusiakan manusia
dalam setiap karyanya, seperti yang tersirat dalam QS. Al
Israa’ ayat 70

38 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


ۡ َۡ ۡ ‫َحلۡ َنَٰ ُه‬ َ َ ٓ َ َۡ‫َََ ۡ َ ا‬
َ َ ‫اد َم َو‬
‫ب َوٱۡلَ ۡح ِر‬ ِ ‫ل‬‫ٱ‬ ‫ِف‬ِ ‫م‬ ‫۞ولقد كرمنا ب ِِن ء‬
َ َٰ َ َ ۡ ُ َ ۡ ‫َ َ ا‬ ‫َو َر َزقۡ َنَٰ ُهم م َِن ٱ ا‬
َ ‫لطي‬
‫ۡي م اِم ۡن‬
ٖ ِ ‫ث‬ ‫ك‬ ‫لَع‬ ‫م‬ ‫ه‬ َٰ ‫ن‬ ‫ل‬ ‫ض‬ ‫ف‬‫و‬ ‫ت‬ِ َٰ ‫ب‬ ِ
َۡ ََۡ َ
٧٠ ‫ضيٗل‬ ِ ‫خلقنا تف‬
dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak
Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan,
Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan(QS
17:70)

Berikut adalah beberapa point yang termasuk ke dalam


faktor pengguna

1. Aktifitas
Manusia sebagai pelaku kegiatan didalam ruang, baik
“ruang luar” maupun “ruang dalam” akan
menciptakan pola aktifitas. Pola aktifitas pada
dasarnya merupakan gambaran karakteristik kegiatan
yang harus dicari oleh perencana. Tujuannya agar
dapat merekomendasikan kepada klien kebutuhan
ruang yang paling sesuai bagi kegiatan tersebut.
Bentuk-bentuk aktifitas manusia biasanya juga
melibatkan unsur-unsur pembentuk ruang sebagai
media bagi berlangsungnya kegiatan tersebut. Bentuk
kegiatan tertentu yang dilakukan sebagai “habit”
(kebiasaan), biasanya akan meninggalkan “jejak” pada

39 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


unsur ruang. “Jejak” tersebut dapat digunakan oleh
perencana sebagai peneliti lapangan untuk
mengidentifikasi pola kegiatan yang terjadi pada ruang
tersebut.
2. Perilaku
Perilaku selalu berhubungan dengan lingkungan
dimana ia berada. Sebagai contoh perilaku pelaku
kegiatan pada “space “ (ruang) akan memberkan
gambaran pola perilaku yang diterjemahkan melalui
“peta perilaku” pada space tersebut Dengan peta
perilaku ini akan sangat membantu perencana dalam
menterjemahkan setting aktifitas pada ruang.
Perencanaan rancangan fasilitas selalu terkait dengan
ruang, sehingga perilaku merupakan unsur yang cukup
besar mempengaruhi perencanaan tersebut.
3. Tujuan yang hendak dicapai
Klien sangat berperan didalam memberikan gambaran
tujuan akhir yang ingin dicapai. Tujuan
menggambarkan keinginan klien. Untuk fungsi atau
tema bangunan yang sama, tetapi dari 2 (dua) klien
yang memilik perbedaan persepsi, maka akan
berpengaruh pada perencanaan dan hasil
perencanaannya itu sendiri.
4. Organisasi
Organisasi ialah struktur pengguna kolektif yang nanti
akan mempengaruhi fasilitas. Organisasi memberikan
gambaran dari berbagai aspek meliputi hirarki,
kelompok, posisi pengguna, dan kepemimpinan.
Sebagai contoh informasi yang berbeda pada image
ruang/bangunan, misal perencanaan fasilitas

40 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Kementerian pertahanan akan berbeda dengan
Kementerian Pariwisata. Jelas disini pengguna kolektif
dengan karakteristik tertentu yang melekat pada label
organisasi akan mempengaruhi perencanaan dan
perancangan arsitekturnya.
5. Karakteristik Kependudukan
Karakteristik kependudukan disuatu wilayah akan
memberikan gambaran tentang struktur penduduk
berdasar : usia, pekerjaan, penghasilan, dan susunan /
komposisi keluarga. Gambaran yang terkait dengan
masalah spasial misalnya : tingkat kepadatan
penduduk dan mobilitas penduduk akan memberikan
dukungan informasi kepada perencana dalam kaitan
penentuan karakteristik kegiatan dan perhitungan
kapasitas bangunan.
6. Sikap
Sikap merupakan suatu tingkatan afek baik positif
maupun negatif terhadap “obyek sikap”. Jika obyek
sikap tersebut adalah “tujuan” yang dirumuskan oleh
klien, atau merupakan “usulan-usulan gagasan” oleh
arsitek dalam rangka menterjemahkan keinginan klien,
maka sikap terhadap kedua hal tersebut sangat
mempengaruhi seberapa jauh perencanaan dilakukan.
Hal tersebut terjadi karena sikap mempunyai nilai
yang gradatif atau berskala, mulai dari nilai positif
sampai dengan nilai negatif. Alat pengukur skala sikap
dikenal dengan sebutan : Skala Likert.
7. Tata nilai atau kepercayaan
Tata nilai atau kepercayaan adalah merupakan unsur
yang sangat mendasar dan merupakan pedoman

41 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


untuk manusia bagaimana seharusnya berperilaku
termasuk dalam konteks perencanaan rancangan
fasilitas. Kedua hal tersebut (tata nilai dan
kepercayaan) akan sangat berpengaruh khususnya
dalam perencangan yang berkaitan aspek filosofis
rancangan.
8. Persepsi
Persepsi pada dasarnya merupakan suatu hasil
interaksi individu dengan “obyek”. Jika persepsi
berada pada batas-batas optimal maka individu
dkatakan dalam keadaan homeostatis yaitu suatu
keadaan yang serba seimbang. Namun jika obyek
dipersepsikan diluar batas-batas optimal, maka akan
terjadi “tekanan” pada perseptor, sehingga individu
akan melakukan penyesuaian terhadap lingkungan
(coping). Dengan demikian jelas karena persepsi obyek
sebagai rancangan fasilitas akan sangat berpengaruh
terhadap perencanaannya. Contoh dua persepsi yang
berbeda pada kasus yang sama, misal: ruang makan
yang dipersiapkan sebagai ruang yang terbuka
“welcome” bagi setiap orang yang dikenal dan atau
sebagai ruang yang khusus / tertutup hanya bagi
orang-orang tertentu saja. Substansi perencanaan
akan sangat berbeda satu dengan yang lain khususnya
dengan tujuan penciptaan suasana / kualitas ruang
yang berbeda.
9. Kecenderungan
Kecenderungan merupakan kondisi yang selalu
berorientasi pada “arah‟ tertentu yang berdimensi
waktu (masa lalu, saat sekarang atau masa yang akan
datang). Nilai-nilai kualitatif atau kuantitatif menjadi

42 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


ikon yang dapat memberikan gambaran
kecenderungan tersebut. Contoh:
 Kecenderungan pertambahan pengguna ruang, akan
berpengaruh terhadap perencanaan rancangan
fasilitas khususnya yang berkaitan dengan “penentuan
kapasitas / daya tampung ruang”,
 Kecenderungan perubahan suasana ruang terjadi
karena adanya perubahan karakteristik kegiatan yang
terjadi di dalam ruang. Hal tersebut akan berpengaruh
pada perencanan rancangan fasilitas khususnya yang
berkaitan dengan “citra ruang”.

IV.2. FAKTOR FISIK


Faktor fisik, seperti juga faktor pengguna memainkan
pengaruh yang penting dalam proses perencanaan dan
perancangan. Aspek lingkungan, lokasi, sumber daya dan
teknologi merupakan beberapa kajian utama terkait
faktor fisik. Berikut adalah beberapa diantara kajian yang
termasuk ke dalam faktor fisik.
1. Kualitas Lokasi / Lingkungan
Faktor lokasi sebagai “tempat” rancangan fasilitas
berada dapat dilihat dari berbagai aspek yang terkait
di dalamnya, meliputi :
- Keterkaitannya dengan distrik/kawasan secara
spasial

43 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


- Terdapatnya unsur-unsur spesifik, misal : nilai-nilai
lokal / setempat yang memberikan gambaran
identitas yang jelas dari lokasi tersebut
- Bentuk komunitas yang ada (misal : masyarakat
petani, pedagang, masyarakat campuran, dll)
- Kondisi area disekitarnya (misal : daerah
pegunungan, daerah perkampungan, perkotaan,
dsb)
- Aspek lokasi tersebut secara substansial amat
berpengaruh terhadap perencanaan rancangan
fasilitasnya. Perbedaan aspek pada lokasi yang
berbeda akan memberikan gambaran perencanaan
yang berbeda pula.
2. Kondisi Site
Kondisi site bisa digambarkan meliputi berbagai aspek
sebagai berikut :
- Topografi( gambaran countour dan relief
permukaan site), morfologi (gambaran bentuk
batuan), ekologi(gambaran ekosistem yang ada
pada site), hidrologi (gambaran kondisi perilaku
dan potensi sumber daya air), flora (kondisi
tanaman yang ada), fauna (kondisi binatang yang
ada) dan infrastruktur (bangunan jalan, jembatan,
jaringan listrik, jaringan distribusi air bersih, dll)
- Kompleksitas permasalah aspek fisik pada site
akan berpengaruh pada kompleksitas informasi
yang digunakan / diperlukan pada perencanaan
rancangan fasilitasnya.

44 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


3. Bangunan / Fasilitas yang ada
Kondisi bangunan / fasilitas yang ada meliputi
berbagai aspek informasi, meliputi: typology
bangunan, bentuk bangunan, fungsi bangunan,
kapasitas bangunan dan kelengkapan bangunan.
Kompleksitas permasalah aspek fisik pada bangunan
akan berpengaruh pada kompleksitas informasi yang
digunakan / diperlukan pada perancangan rancangan
fasilitasnya.
4. Pelingkup / cangkang bangunan
Pelingkup / cangkang bangunan merupakan aspek
eksterior yang sangat berpengaruh terhadap citra
visual bangunan atau penampilan visualnya. Aspek-
aspek informasi fisik yang digunakan dalam
perencanaan rancangan fasilitasnya dapat disebutkan
sebagai berikut : Bentuk pelingkup, Dimensi
pelingkup, komposisi bidang dan material pelingkup,
serta aspek-aspek estetika yang terkait. Kadang-
kadang batas antara aspek fisik (kuantitatif) dan
aspek kualitatif sangat tipis, seperti misalnya : aspek
fisik yang menunjukkan “perulangan” pada pelingkup
dengan dimensi, jarak dan susunan yang tertentu
(kuantitatif) dikaitkan (dibaca) sebagai aspek
kualitatif dalam bentuk “ rythme” (irama).
5. Struktur
Struktur pada bangunan atau fasilitas, maka
informasi perencanaannya dapat disebutkan sebagai
berikut :
- Tingkatan struktur (struktur konvensional) atau
struktur yang canggih (advanced).

45 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


- Jenis struktur (struktur rangka, struktur ruang,
dsb).
- Bahan struktur (beton, baja, kayu, dsb)
- Kemampuan struktur (menahan beban dan daya
tahan terhadap kondisi alam).
6. Sistem Bangunan
Sistem bangunan merupakan bagian kelengkapan
pendukung bangunan yang dipasang dengan tujuan
agar bangunan dapat dioperasikan secara optimum.
Informasi yang diperlukan dalam perencanaan
rancangan fasilitasnya, meliputi :
- Sistem keteknikan/ teknologi yang digunakan
(hitech atau medium tech, dst)
- Sistem komunikasi ( telepon, faxsimille, layar
monitor, earphone, handphone, pengeras suara,
morse / kode, dan sebagainya).
- Sistem lighting (pencahayaan buatan / lampu dan
alami / matahari)
- Sistem keamanan (pencegahan terhadap bahaya
kebakaran, sistem pencegahan terhadap bahaya
gempa dan angin topan, sistem keamanan ruang
terhadap bahaya pencurian, dsb).
7. Perlengkapan / Perabot
Perlengkapan atau perabot merupakan unsur
pendukung yang tidak boleh diabaikan. Informasi
yang diperlukan dari aspek fisik pada perencanaan
rancangan fasilitasnya meliputi : perlengkapan yang
bersifat fixed element dan non fixed element.

46 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Perlengkapan yang fixed merupakan pendukung
bangunan yang bersifat unity / menyatu dengan
bentuk, struktur dan ruang pada bangunan.
Sedangkan perlengkapan yang non fixed merupakan
perlengkapan yang bersifat “optional” dan
“movable”, contoh:
- Perlengkapan yang fixed : built in & mesin /
peralatan yang tertanam pada badan bangunan
- Perlengkapan non fixed : meja,kursi,almari,dsb.
8. Material Bangunan dan Finishing
Bahan bangunan merupakan unsur fisik pembentuk
dan pelapis bangunan. Sedangkan finishing diartikan
sebagai pengolahan bahan bangunan yang bertujuan
untuk meningkatkan keindahan, kekuatan dan
keawetan rancangan fasilitasnya, meliputi :
- Bahan bangunan sebagai pembentuk struktur
(baja, beton, kayu, batu kali,dsb)
- Bahan bangunan sebagai pelapis (keramik,
klinker, kaca, marmer, granit, dsb)
- Finishing bahan bangunan untuk keindahan dan
keawetan bisa berupa: penggunaan cat (kayu,
tembok, besi), politur, cat meni, lapisan
waterproofing, dsb.
9. Pendukung / service
Pendukung / service merupakan bagian bangunan
berupa ruang, sistem atau alat yang bersifat
pendukung operasionalisasi fasilitas. Informasi yang

47 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


diperlukan dalam perencanaannya antara lain
meliputi:
- Bersifat ruang (tempat parkir, lavatory (tempat
penyimpanan / gudang) dan sebagainya)
- Bersifat alat (IPAL : Instalasi Pengolah Air Limbah,
eskalator, lift, dll)
- Bersifat sistem (jaringan drainase, sanitasi,
pembuangan limbah, jaringan listrik, jaringan
jalan, dsb).
10. Penggunaan
“Penggunaan” diartikan sebagai tingkat penggunaan
dalam kaitan pemanfaatan fasilitas. Informasi yang
diperlukan dalam perencanaannya meliputi :
- Penggunaan yang bersifat terus menerus
(kontinyu).
- Penggunaan sesaat (temporer)
- Karakteristik penggunaan, meliputi :
o Campuran (multi use) misal: ruang
multifungsi
o Bagian per bagian (separatory use).
11. Setting aktifitas
Setting aktifitas adalah kondisi suatu tempat
beraktifitas yang dapat menunjukkan perilaku
beraktifitas pada tempat tersebut, melalui pola
tertentu dan karakteristik tertentu. Perencanaan
rancangan fasilitas yang bisa didapat dari setting
aktifitas tersebut adalah:

48 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


- Identifikasi kegiatan persatuan waktu
- Peta perilaku
- Kondisi area perilaku
Tanda atau jejak yang tampak pada tempat aktifitas
akan memudahkan perencanaan di dalam melakukan
identifikasi pola dan karakter kegiatan yang terjadi.
12. Operasionalisasi fasilitas / sirkulasi
Sirkulasi merupakan gambaran pergerakan yang
terjadi didalam ruang (interior) maupun diluar ruang
oleh pengguna ruang, sirkulasi juga memberikan
gambaran tentang proses kegiatan yang terjadi dan
pola pencapaiannya. Informasi perencanaan
rancangan fasilitas yang diperlukan dalam kaitan
sirkulasi ini ialah :
- Jenis sirkulasi (orang, barang dan kendaraan)
- Pola sirkulasi (linier, memusat, radial,dsb).
- Volume sirkulasi (frekuensi sirkulasi).
- Sifat sirkulasi (kontinyu, temporer).
13. Aspek Lingkungan
Merupakan gambaran situasi atau kondisi lingkungan
dimana fasilitas tersebut berada, meliputi:
kenyamanan lingkungan, visualisasi lingkungan dan
akustik lingkungan. Informasi perencanaan rancangan
fasilitasnya meliputi:
- Kenyamanan lingkungan (udara sejuk, sinar
matahari yang terdistribusi secara optimum,
temperatur yang ideal, dsb)

49 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


- Visualisasi lingkungan (orientasi lingkungan
dalam kaitan view yang menarik, bisa berupa
view alami atau buatan)
- Akustik lingkungan (pola flora yang bersifat barier
terhadap kebisingan, pola kontur dan relief
permukaan lahan yang akustik, dll).
14. Pemanfaatan dan Konservasi Energi
Pemanfaatan dan konservasi energi merupakan
paradigma ekologis yang banyak digunakan sebagai
kriteria perancangan fasilitas, khususnya yang
berkaitan dengan pendekatan eko-arsitektur, desain
yang berkelanjutan (sustainable development), desain
bioklimatik dan sebagainya. Informasi perencanaan
dalam kaitan perancangan fasilitasnya meliputi:
- Gambaran sumber dan jenis energi yang
dimanfaatkan
- Teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan
energi tersebut.
- Kebijakan yang perlu diambil khususnya, yang
berkaitan dengan faktor dalam mengkonservasi
energi.
15. Daya tahan dan Fleksibilitas
Daya tahan (bangunan) selalu dikaitkan dengan
kemampuan bertahan terhadap beban waktu usia
dan faktor alam, sedangkan fleksibilitas (ruang)
merupakan aspek fungsional yang menawarkan
berbagai kemungkinan pemanfaatan solusi yang

50 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


paling optimum. Informasi perencanaan yang
diperlukan meliputi:
- Daya tahan (bangunan)
o Jenis material
o Sistem konstruksi
o Sistem pembebanan
o Sistem pondasi
- Fleksibilitas (ruang)
o Kemampuan ruang untuk berubah
o Fleksibilitas bentuk dan luasan ruang
o Fleksibltas pembatas ruang
o Fleksibilitas fungsi
o Karakteristik kegiatan yang secara
fungsional dilakukan di dalam ruang
(meliputi : volume, intensitas, frekuensi,
dan proses kegiatan)

IV.3. FAKTOR EKSTERNAL


Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah setiap
faktor yang berada diluar ranah lingkup arsitek namun
memiliki pengaruh terhadap proses perencanaan dan
perancangan. Diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Ketentuan Legal
Yang dimaksud dengan ketentuan legal ialah
ketentuan yang sudah mempunyai kekuatan hukum
atau diakui eksistensinya dalam perannya sebagai

51 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


alat pengendali pembangunan rancangan fasilitas.
Yang termasuk dalam ketentuan legal meliputi:
a) Peraturan Pembangunan (ketinggian lantai,
sempadan bangunan, sempadan jalan, building
coverage, floor area ratio, karakteristik
penampilan / langgam bangunan )
b) Standar ( merupakan ketentuan –ketentuan
secara kuantitatif sebagai hasil temuan / riset
yang secara scientific diakui keberadaannya,
contoh: standar luasan dan kapasitas ruang,
standar bentuk, volume, dan kegiatan dalam
ruang, standar perabot / furnitur yang digunakan,
standar keamanan untuk penggunaan fasilitas
tertentu
c) Peraturan – Peraturan berdasar kebijakan yang
diambil disuatu wilayah tertentu, contoh :
 Untuk pemilikan lahan kering dengan luas
tertentu, harus segera dibangun SRAH (
sumur resapan air hujan )
 Peraturan tentang Tata Ruang Hijau
Perkotaan.
 Peraturan Zoning dan Tata Guna lahan.
 Peraturan yang mengatur penggunaan atau
pelarangan penggunaan material tertentu
untuk bangunan pada daerah yang bersifat
khusus.

52 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


 Peraturan yang mengatur ketinggian lantai
bangunan berkaitan dengan lokasi yang
berhubungan dengan keselamatan
penerbangan.
 Peraturan yang mengatur pemanfaatan dan
sekaligus upaya konservasi energi.
 Peraturan yang berkaitan aspek lingkungan
misal : Konservasi DAS, konservasi SDA, dll
2. Topografi
Faktor topografi (kontur dan relief permukaan lahan)
mengkait dengan aspek tapak / site dimana fasilitas
tersebut berada. Hal tersebut berpengaruh terhadap
informasi perencanaan rancangan fasilitas khususnya
berkaitan dengan bentuk bangunan, susunan ruang,
struktur bangunan dan sistem fasilitas bangunannya.
3. Iklim
Faktor iklim makro ( regional ) dan iklim mikro (
kawasan ) berupa suhu, kelembaban, angin dan curah
hujan, berpengaruh terhadap informasi perencanaan
rancangan fasilitas khususnya yang berkaitan dengan
sistem penghawaan pada bangunan, bidang bukaan,
sistem ruang dan penggunaan material pada
selubung bangunan ( facade ).
4. Ekologi
Ekologi yang merupakan gambaran ekosistem suatu
wilayah, merupakan hal yang berpengaruh pada
perencanaan rancangan fasilitas khususnya yang
berkaitan dengan pemanfaatan SDA, konservasi
sumber daya air, konservasi energi, pemanfaatan

53 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


bangunan berdasarkan aspek berkelanjutan, dan
sebagainya.
5. Ketersediaan Sumber Daya
Faktor ini merupakan kondisi dilapangan yang
berkaitan dengan area tapak atau lingkungan sekitar
tapak yang secara langsung terpengaruh oleh
rancangan fasilitas yang dibuat. Substansi
perencanaan rancangan fasilitasnya meliputi
gambaran potensi sumber daya, gambaran sistem
bangunan yang sesuai dengan potensi ketersediaan
sumber daya tersebut, strategi pemanfaatan sumber
daya dalam kaitan pemenuhan fungsi fasilitas yang
dibangun.
6. Pasokan Energi dan Biaya yang dikeluarkan
Faktor ini berhubungan dengan sistem pemanfaatan
energi pada fasilitas yang dirancang, dimana kaitan
substansi perencanaannya meliputi:
a) Gambaran teknologi yang digunakan
(konvensional atau advanced/canggih )
b) Pemanfaatan energi yang murah (misal energi
matahari / didaerah tropis), energi angin, energi
dari pemanfaatan sumber daya air, hingga
energi alternatif lainnya.
7. Ekonomi , Keuangan dan Anggaran Biaya
Faktor ini merupakan faktor non-arsitektural yang
sangat berpengaruh pada aspek arsitektur. Substansi
perencanaan yang perlu diketahui kaitan dengan
faktor ini ialah:

54 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


a) Kondisi moneter dimana fasilitas tersebut
dirancang dan dibangun
b) Ekonomi bangunan dalam kaitan optimalisasi dan
efisiensi penggunaan sumber dana
pembangunan, khususnya terkait dengan biaya
pembangunan (konstruksi dan material), biaya
operasional dan biaya perawatan
c) Aspek arsitektur yang perlu dipertimbangkan
yakni sistem struktur, teknologi bangunan,
penggunaan material dan biaya pembangunan
secara keseluruhan.
d) Nilai manfaat / kelayakan ekonomi pembangunan
8. Waktu
Faktor waktu menyangkut ketersediaan atau jumlah
waktu yang diperlukan dalam kaitan; penggunaan
program, perencanaan, perancangan, pembangunan
dan operasionalisasi fasilitas. Substansi perencanaan
rancangan fasilitasnya berkaitan dengan:
a) Penyusunan schedule / waktu
b) Penentuan waktu akhir (deadline)
c) Waktu operasional kegiatan mulai perencanaan
s/d operasionalisasi fasilitas.

55 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


“dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia
menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.”
(QS 25:2)

BAB V
PENGUMPULAN DATA & TEKNIK
PENGUMPULAN DATA ARSITEKTUR
engumpulan data merupakan prosedur sistematis
P dan standar untuk memperoleh data dan informasi
yang diperlukan. Pada bidang arsitektur data yang
diperoleh cenderung menonjolkan faktor subjektif dari
pengguna, arsitek ataupun pihak-pihak yang terkait
dengan bangunan yang akan di disain.

V.1. PENELITIAN AWAL


Penelitian awal dapat dipandang sebagai langkah awal
dalam mengumpulkan data yang dapat digunakan
sebagai landasan dalam proses perencanaan dan
perancangan ke depannya.

1. Tujuan
Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi yang
sudah tersedia (dari klien dan pustaka) dan
menganalisisnya untuk merumuskan kebutuhan data dan
analisis selanjutnya.

56 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


2. Kegunaan
Terdapat empat kegunaan utama dari penelitian awal,
yakni :
1) Merumuskan kebutuhan data dan rincian tugas
perencanaan
2) Identifkasi sumber-sumber data
3) Pengenalan tujuan, filosofi, organisasi dan
pengoperasian klien
4) Membuat database (basis data) untuk data yang
diperlukan
3. Macam Informasi yang diperlukan
Berdasarkan sumber informasinya, maka informasi
dibedakan menjadi dua jenis, yakni :
(1). Penjelasan dari klien, yang meliputi informasi
tentang:
- Tujuan dan sasaran proyek yang akan dibangun
- Dasar filosofi dan sejarah (klien)
- Organisasi dan kebijakan
- Fasilitas yang akan di rancang/dibangun
- Keinginan rancangan dan penggunaannya
- Teknologi yang ingin dipakai/diterapkan /digunakan
- Isu kebutuhan pemakai
(2). Sumber informasi lain , meliputi informasi tentang
Peraturan dan pedoman yang kerkaitan dengan
bangunan yang akan dirancang (kode, standar,
ketentuan internal dari klien, ketentuan eksternal:
instansi, masyarakat, lingkungan ,dll)

57 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


V.2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Teknik Survey
Survey :pengumpulan data (arti umum)
Teknik survey : penelitian yang menggunakan teknik al:
survey dengan sample,serta analisis (bisa dengan
statistik)
2. Teknik Observasi (pengamatan)
Dalam perencanaan, teknik observasi bertujuan untuk
(1)mengamati dan mempelajari cara organisasi
menggunakan ruang, (2)melihat pengaruh lingkungan
terhadap perilaku serta (3)melihat dan mengamati
interaksi antar pelaku/orang maupun antara orang
dengan lingkungan. Berdasarkan macam / jenisnya,
teknik observasi dibedakan menjadi lima macam , yakni :
1) Observasi langsung
Merupakan kegiatan pengamatan langsung
dilapangan dimana perencana atau “observator”
berperan seperti reporter surat kabar.
Pengamatan terhadap aktifitas yang terjadi pada
area amatan meliputi : jenis, frekuensi, durasi
dan tahapan dari aktifitas. Contoh :
o Jenis aktifitas : bekerja, tidur, istirahat,
makan,dsb.
o Frekuensi aktifitas : merupakan gambaran
jenis aktifitas persatuan waktu (detik,
menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun).
Misal: frekuensi pergerakan (flow of

58 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


traffic): 20 mobil pribadi/menit yang
melewati ruas jalan ini.
o Durasi aktivtas: lamanya jenis kegiatan
persatuan waktu, misal: melakukan
pekerjaan rutin setiap hari 6 jam dari jam
09.00 s/d 15.00
o Tahapan aktifitas : menggambarkan
tahapan kegiatan perjenis kegiatan, misal:
tahapan kegiatan belajar di rumah meliputi:
persiapan, menulis/mencatat, menghafal
dan evaluasi.
Pengamatan juga dilakukan terhadap setting
area amatan yang dilakukan pada aspek fisik dan
karakteristiknya misal: terdapat gardu ronda,
ruang terbuka, dll. Selain itu pengamatan
dilakukan pula terhadap interaksi yang terjadi
antara individu dengan individu, antara individu
dengan kelompok, dan antara individu dengan
setting lingkungannya diarea pengamatan.
Produk yang dihasilkan dari kegiatan observasi
langsung, meliputi :
 Pola-pola perilaku pada setting
 Pola-pola pengguna / pemanfaatan dari
ruang
 Hubungan diantara ruang yang terjadi karena
adanya hubungan kegiatan.
 Pengaruh lingkungan terhadap perilaku dan
sebaliknya.

59 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


 Jumlah ruang (berbagai jenis dan besaran /
luasan ruang yang diperlukan untuk berbagai
kegiatan).
 Disfungsi (penggunaan yang kurang sesuai)
pada lingkungan.
 Karakteristik dari setting aktifitas
 Pengelompokan pengguna ruang / pelaku
kegiatan.
 Penggunaan dari perabot dan perlengkapan
ruang (baik ruang luar / eksterior maupun
ruang dalam / interior)
Pengumpulan data (data collection) harus jelas,
benar,gagasan jelas. Lingkup perilaku apa saja
yang akan dilihat atau ingin diobservasi. Data
yang terkumpul harus memenuhi prinsip “3R”
ialah : Reliabel (keandalan), representative
(layak untuk digunakan/sesuai/cocok) dan
recording (layak /mudah/jelas untuk dicatat).
2) Observasi partisipatori
Metoda observasi partisipasi merupakan
pengamatan langsung di lapangan (pada setting)
dimana pengamat melakukan kegiatan amatan
dengan cara “menyatu” atau “larut” dengan
obyek observasi dengan harapan agar obyek
tidak tahu kalau sedang diamati. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan gambaran aktifitas /
perlaku dan karakteristik dari setting lingkungan
dan untuk mendapatkan pengetahuan khusus
dengan prosedur khusus melalui pengalaman

60 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


langsung di lapangan /setting amatan, motto
yang digunakan oleh pengamatan adalah “Des
living in des” peneliti / pengamat ikut larut ke
dalam obyek observasi.
Sebagai produk dari kegiatan observasi
partisipasi ini ialah :
 Data aktifitas dan karakteristik dari setting
lingkungan
 Data perilaku dari pelaku aktifitas pada
setting yang disusun terstruktur agar lebih
mudah dipahami
 Gambaran/latar belakang kegunaan/fungsi
lingkungan yang difokuskan untuk dilihat
dari aspek pengguna.
 Data yang menggambarkan hubungan
antar aktifitas yang terjadi pada setting
amatan. Pertama yang harus dilakukan oleh
observer ialah melakukan riset awal untuk
mendapatkan data obyek kajian (primer),
data pendukung (sekunder), setting
lingkungan dan teknik (yang digunakan):
o Menemukan beberapa penggunaan spesifik
pada tempat-tempat spesifik yang ada
diarea amatan.
o Menemukan dan mendokumentasikan
pola-pola tingkah laku dari : individu atau
group yang dijadikan obyek kajian.

61 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 5.1 Contoh pola hasil observasi pada suatu area
amatan

3) Tracking (penjejakan)
Pengetahuan penjejakan ini pada dasarnya
sudah dicontohkan pada kehidupan binatang
dan manusia dimana kehidupan masih sangat
bergantung dengan alam.

62 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 5.2 Penjejakan pada binatang dan
manusia

Tracker merupakan pengamatan langsung


dilapangan dengan melihat dan sekaligus
mengidentifikasi tanda-tanda (jejak) yang
ditinggalkan oleh adanya aktifitas pelaku pada
ruang kegatan. Tujuannya untuk mendapatkan
gambaran pola perlaku pengguna ruang dan
bagamana pelaku aktivtas menggunakan aspek
aspek fisik pada setting.Tracker mengamati
bekas / tanda fisik peninggalan aktifitas manusia
pada lokasi setting tertentu. Tanda-tanda
tersebut adalah sesuatu yang dapat dilihat ecara
visual yang dtinggalkan secara sengaja atau tidak
oleh pihak pelaku aktifitas. Tanda-tanda
tersebut biasanya bersifat permanen / tetap,
karena merupakan tanda / jejak yang
ditinggalkan oleh pelaku aktifitas melalui
kegiatan dengan karakteristik yang sama secara

63 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


berulang-ulang dan dalam jangka waktu yang
relatif lama. Pada prinsipnya produk dari
kegiatan observasi penjejakan ini adalah
gambaran petunjuk pola perilaku. Gambaran
tersebut memberikan informasi bagaimana
manusia sebagai pelaku aktifitas menggunakan
aspek-aspek fisik dalam setting.

Kunci sukses metoda tracking sangat tergantung


dari kualitas tracker sebagai observer. Ada
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh
tracker agar observasi bisa sukses, antara lain
tracker harus :
o Sabar/tidak terburu-buru dan diharapkan
cukup teliti
o Mempunyai kemampuan mengungkap
alasan secara komprehensif dan
kuat/mantap
o Penyampaian hasil-hasil kesimpulan
secara jelas dan konkrit
o Mempunyai pemahaman pengetahuan
yang cukup sesuai tujuan observasi
dengan metoda tracking tersebut.
o Disamping itu juga mempunyai
pengetahuan yang memadai tentang
aktifitas yang terjadi pada daerah
investigasi, sehingga akan membantu atau
memberi kemudahan dalam melakukan
identifikasi.

64 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


o Identifkasi dilakukan dengan
“penyempitan” atau “pemfokusan”
aktifitas obyek sehingga hasilnya lebih
detil, lebih effisien dan lebih
terkonsentrasi dengan lebih baik.
4) Pemetaan perilaku
Pemetaan perilaku pada dasarnya merupakan
kegiatan pengamatan langsung dilapangan oleh
observer terhadap aktifitas pelaku (responden)
pada sebuah setting tertentu. Tujuan dari
pemetaan perilaku adalah untuk mendapatkan
gambar peta perilaku melalui aktifitas
responden pada sebuah setting tertentu.
Peneliti melihat perilaku dan aktifitas responden
dalam sebuah “setting” juga termasuk
frekuensinya dilihat dan direkam. Dari peta
perilaku tersebut maka dapat diketahui:
 Lokasi aktifitas (area amatan)
 Frekuensi aktifitas yang terjadi pada lokasi
amatan
 Bentuk yang terjadi dari pergerakan obyek
dengan setting (area amatan)
 Pengaruh setting terhadap perilaku dari
obyek/pelaku kegiatan
 Perlaku yang digambarkan melalui aktiftas
yang selalu berulang, gambaran tersebut
berupa pola-pola perlaku (behavior
patterns)

65 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


 Intensitas aktiftas
 Perbedaan perilaku yang dibedakan melalui
katagorisasi obyek berdasar perbedaan:
 jenis kelamin (laki-laki / perempuan)
 Umur (tua-muda, anak-anak)
 Pekerjaan (pedagang-PNS, petani, dll)
 Status sosial (Ketua RW, Kepala
Rumah tangga, ibu rumah tangga,dll)
 Status hunian (penyewa-pemilik, dst)

Secara garis besar gambaran prosedur kegiatan


pemetaan perilaku dapat dijelaskan sebagai
berikut:
 Variabel pada awalnya dipilih secara
random/acak
 Data-data rekaman data harus mudah
diidentifikasi oleh pengamat
 Menentukan jadwal operasi dengan contoh
yang mewakili aktifitas (sampling activities
yang representatif)
 Menyediakan sketsa peta dari rencana
lantai / ruang / area yang akan diobservasi
(catatan: harus mencakup notasi / tanda
yang jelas sehingga dapat menunjukkan
keberadaan dari peralatan, perabot, partisi
/ pembatas, bidang bukaan,dll)
 Posisi pengamat harus berada pada tempat
kecil atau berada tempat khusus yang

66 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


mudah untuk dapat mengamati dan
mengakses setting sebaik-baiknya atau
dapat juga pengamat berada pada tempat
yang luas / besar dimana pada tempat
tersebut peneliti dapat berjalan-jalan
sambil mengamati obyek.
 Waktu amatan misal ±15 menit serta
diulang-ulang untuk menjamin kelengkapan
dan kelayakan hasil observasi (jam perlu
juga direkam atau agar hasil lebih valid dan
akurat)
 Masing-masing aktifitas diberi kode atau
identifikasi sebagai persiapan sebelum
pemberian kode perlu ada kategorisasi
aktifitas
 Pemberian notasi/identifikasi pada
tingkatan intensitas aktifitas yang ada
dapat dilakukan dengan memberi tanda
dengan alpabet, numeric / graphis, dll.
 Pengamat memberikan catatan pada setiap
data individu baru dalam setting, kemudian
merekam aktifitasnya dilokasi tersebut.
 Hasil ditabulasikan untuk kemudian
dilakukan evaluasi, kemudian
dipresentasikan dalam bentuk master map
(peta master).

67 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 5.3 Contoh pemetaan perilaku pengguna
pada area amatan

68 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


5) Pencatatan Spesimen Perilaku
Merupakan kegiatan yang berupa pengamatan
langsung dilapangan melalui sampling
responden berupa individu atau group yang
diharapkan dapat mewakili karakteristik
kelompok tertentu. Tujuannya adalah
mendapatkan gambaran pola perilaku pada
suatu lingkungan tertentu. Kegiatan ini dapat
dianalogikan seperti pengambilan contoh darah
untuk dianalisa dengan tujuan untuk melihat
komponen yang ada dalam darah tersebut yang
mana kemudian dapat digambarkan.

Gambaran hasil dari kegiatan ini adalah pola


lingkungan sebagai hasil analisis dari kegunaan
dan spesimen perilaku, contohnya:
 Bentuk komunikasi yang ada di lingkungan
tersebut
 Fungsi bangunan
 Ruang-ruang dalam (interior) sebagai
wadah kegiatan
 Perabot dalam ruang sebagai unsur
pendukung kegiatan dalam ruang.

69 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


3. Teknik Wawancara
Teknik wawancara bertujuan untuk berinteraksi
dengan klien, serta mendapatkan tanggapan.komentar
terhadap segala sesuatu yang menyangkut perencanaan
dan perancangan. Berdasarakan macamnya, teknik
wawancara terbagi atas dua macam, yakni wawancara
terbuka (tak berstruktur), dan wawancara tertutup
(berstruktur). Kelemahan dari metode ini adalah
terkadang jawaban dari narasumber / klien bias atau
bersifat subjektif.

70 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


“…Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi,
tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul
yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak
beriman”
(QS 10 : 101)

BAB VI
IDENTIFIKASI DALAM PERENCANAAN

alam tahap identifikasi dalam perencanaan, terdapat


D dua tahap identifikasi yang dilakukan dalam upaya
penyusunan perencanaan arsitektur yakni identifikasi
fungsi dan identifikasi lokasi. Proses identifikasi yang
tepat dan meyeluruh akan turut mempertajam proses
analisis

VI.1 IDENTIFIKASI FUNGSI


1. Fungsi
Garis besar fungsi adalah penguraian secara garis besar
tentang fungsi dari judul yang ditetapkan, yaitu berupa
pengertian dan cakupan artinya. Pengertian dan
penjelasan fungsi meliputi arti dan detail kegiatannya,
baik jenis, pelaku, sifat dan syarat. Contoh: pengertian
dari rumah sakit ibu dan anak adalah rumah sakit yang
melayani dan merawat kesehatan ibu yang sakit
kandungan dan kehamilan dilengkapi dengan fasilitas
persalinan, pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan ibu dan
anak, serta berada dibawah pengawasan dokter.

71 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Ditinjau dari filosofinya, fungsi merupakan nilai-nilai dari
hal-hal yang bersifat abstrak yang mendasari adanya latar
belakang dari fungsi. Filosofi fungsi menunjukkan sifat
dan karakter dari suatu kegiatan yang terjadi dan
menimbulkan kesan dari suatu keadaan. Tiga hal yang
terkait dengan filosofi fungsi adalah :
a) Citra
Adalah ekspresi dari penampilan kulit luar bangunan
dan merupakan wujud sampul penutup bangunan.
Tampilan dari bangunan akan menimbulkan kesan
dan pesan bagi masyarakat yang beranggapan bahwa
tampilan harus sesuai dengan fungsinya (form follows
function). Dengan kata lain citra bangunan
merupakan pernyataan dari jati diri bangunan yang
terekspresi dalam pengolahan bentuk, warna,
maupun material tampak bangunan

b) Nuansa
Adalah keadaan yang ditimbulkan oleh lingkungan di
sekeliling bangunan sehingga memperkuat citra
bangunan. Pengolahan tapak disekeliling bangunan
dapat mewujudkan kesesuaian tampilan dengan
persyaratan fungsinya. Kesatuan antara citra dan
nuansa dapat mendukung keberadaan fungsi. Bentuk
dan nuansa bangunan memiliki ciri khas yang
berbeda-beda. Contoh Istana Negara, nuansa yang
diharapkan adalah kemegahan dan salah satu hal
yang dapat dilakukan untuk mendapatkan nuansa ini
adalah penataan sirkulasi, penggunaan kolom
berukuran besar dan peletakan gerbang masuk
utama (main gate). Selain itu nuansa dapat

72 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


ditimbulkan dari terdapatnya halaman yang luas,
jumlah anak tangga yang cukup banyak, serta
material penutup yang mewah dan mahal, seperti
marmer atau granito.

Gambar 6.1 Citra kemegahan yang ditampilkan pada


bangunan Istana Negara

c) Suasana
Adalah keadaan yang dapat dirasakan pengunjung
didalam ruangan yang terdiri dari perpaduan kesan
antara tampilan dinding, plafon, lantai, lampu,
furniture dan aksesoris lain sesuai yang dikehendaki
oleh sang arsitek. Aspek keserasian dan
kesinambungan antara nuansa di luar bangunan
dengan suasana di dalam harus tetap terjaga. Perlu
ada kesesuaian kesan antara citra dengan nuansa
lingkungan dan suasana di dalam bangunan walaupun
pada beberapa kasus hal ini tidak menjadi hal yang
mutlak.

73 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 6.2 Kesinambungan suasana interior dari Sidney
Opera (atas) dengan tampilan eksteriornya (bawah)

Di dalam setiap bangunan yang dirancang oleh arsitek


selalu berdasarkan pada fungsi-fungsi dengan kegiatan-
kegiatan yang terjadi didalamnya. Secara keseluruhan
fungsi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok antara
lain sebagai berikut :
a) Fungsi Utama
Merupakan fungsi pokok yang ruang-ruang dalam
bangunan dipergunakan oleh sebagian besar
kelompok pelaku kegiatan. Fungsi utama merupakan

74 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


pemikiran logis bahwa kegiatan utama dan terbesar
tersebut harus ada. Fungsi utama ini mempunyai
persyaratan untuk penentuan tempat, sehingga
perletakannya harus tepat dan benar dalam
bangunan atau dalam tapak bila fungsi utama
tersebut berupa bangunan.

Gambar 6.3 Ruang rawat inap sebagai bagian utama


dari sebuah Rumah Sakit
Sebagai contoh bagian utama rumah sakit adalah
ruang rawat inap yang dilengkapi dengan ruang
pengelola, manajemen office, ruang poliklinik, ruang
unit gawat darurat, ruang operasi dan sebagainya.

b) Fungsi Penunjang
Merupakan penunjang dari kegiatan-kegiatan utama.
Dengan kegiatan dari fungsi penunjang, maka fungsi
pokok dapat terselenggara dengan baik, aman dan
nyaman. Hubungan fungsi penunjang dengan fungsi
utama dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung namun tetap memperhatikan aspek

75 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


pencapaian (accebility) dari ke dua fungsi tersebut.
Sebagai contoh pada Rumah Sakit mempunyai fungsi
penunjang seperti laboratorium, Ruang CT Scan,
dapur, laundry, ruang mayat, dan ruang penunjang
medis lainnya.

Gambar 6.4 Ruang laboratorium sebagai bagian


penunjang dari sebuah Rumah Sakit

c) Fungsi Pelengkap
Merupakan fungsi yang melengkapi kegiatan-kegiatan
yang sudah ada. Keberadaannya pun tidak mutlak
dan tidak selalu harus terkait dengan fungsi utama
dan fungsi penunjang. Akan tetapi fungsi pelengkap
dapat menjadi faktor daya tarik dan penambah nilai
fungsi serta ikut menentukan keberhasilan fungsi-
fungsi lain.

76 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 6.5 Foodcourt sebagai bagian pelengkap
dari sebuah Rumah Sakit

2. Ruang Lingkup Fungsi


Yang dimaksud ruang lingkup disini adalah penggolongan
tingkat dan status perekonomian atau status finasial dari
pemakai dan pengguna fungsi. Kemampuan financial
tersebut secara logika dapat mempengaruhi pola perilaku
sehari-harinya. Pembagian golongan ini sebenernya tidak
tedapat pemisahan yang jelas diantara level satu dengan
level yang lainnya. Hal ini dikarenakan kondisi
perekonomian pemakai sulit dibedakan dengan suatu
garis pemisah yang jelas. Pola hidup dan cita rasa dapat
diprediksi, meskipun masih bersifat relatif dari sudut
pandang pengamatnya. Kondisi finansial juga akan
berpengaruh dimensi dan kualitas bangunannya.

77 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 6.6 Bangunan Apartement

Gambar 6.7 Bangunan Rumah Susun Sederhana

Contoh kasus pada bangunan hunian vertikal, penampilan


apartement untuk golongan atas akan berbeda dengan
penampilan rumah susun untuk golongan bawah.
Dimensi dan ukuran pada apartemen meskipun memiliki
keterbatasan akan tetapi dapat digolongkan lebih besar
daripada rumah susun.

3. Radius Pelayanan
Radius pelayanan adalah jarak pelayanan fungsi dan
pelayanan yang dapat dijangkau oleh pemakai fungsi

78 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


tersebut. Capaian tersebut berkaitan erat dengan jenis
dan ruang lingkup fungsi, yaitu tipologi bangunan dan
golongan tingkat sosial perekonomian dari pengguna atau
pemakai fungsi. Tingkat radius pelayanan ini merupakan
cerminan kemampuan dari potensi fungsi yang akan
bersinggungan dengan potensi lain baik yang sejenis atau
tidak, bersinergi atau berlawanan. Contoh: kedekatan
antara mall dengan hotel dapat saling menguntungkan,
berbeda antara mall dengan sekolah. Cakupan area yang
dapat dilayani oleh potensi fungsi ini meliputi :
1) Pelayanan sekitar tapak
2) Pelayanan tingkat lingkungan
3) Pelayanan tingkat wilayah
4) Pelayanan tingkat kota
5) Pelayanan tingkat regional/propinsi
6) Pelayanan tingkat internasional
4. Asumsi Yang Akan Datang

Kemampuan arsitek untuk menciptakan sarana dan


prasarana yang tadinya tidak ada menjadi ada dapat
mengurangi kesenjangan dan kesalahan asumsi yang
akan datang. Asumsi ini didapat dari pengalaman
bertahun-tahun diiringi ketelitian dalam mengkaji fenome
yang terjadi di masyarakat maupun fenomena dalam
bidang kearsitekturan masa lalu, sekarang dan yang akan
datang. Asumsi yang akan datang dalam perencanaan
menyentuh dua aspek yakni fungsi dan tapak.

Pada fungsi, sebuah rancangan arsitek dapat


mempengaruhi sikap dan pola kehidupan masyarakat
penggunanya. Asumsi fungsi meliputi memprediksi

79 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


pemilihan fungsi yang tepat pada sebuah tapak dan lokasi
yang sesuai di masa yang akan datang. Selain itu asumsi
yang tepat diperlukan ketepatannya terkait dalam
pemilihan lokasi, penampilan bangunan,pemilihan style,
luas lantai yang efektif sehingga memberikan keuntungan
komersial yang direncanakan.

Gambar 6.6 Asumsi pengembangan kawasan disekitar


Ka’bah di masa yang akan datang

Sedangkan memprediksi kemungkinan berkembangnya


lokasi dan tapak dapat dikaitkan dengan peruntukan
daerah baru yang menjadi pertimbangan tepat-tidaknya
fungsi yang akan dibangun. Dengan demikian
keberhasilan rancangan arsitek dapat dicapai karena
sudah disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan
pengguna dan pemiliknya serta membawa dampak positif
bagi lingkungan, masyarakat, pengguna, pemilik atau
investornya.

80 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


V.2. IDENTIFIKASI LOKASI

Lokasi adalah kawasan atau area yang luas, baik yang


terletak dibagian wilayah perkotaan, pinggir kota,
maupun luar kota. Sementara Tapak adalah kavling tanah
yang dibatasi oleh pagar pembatas dan terletak disuatu
lokasi maupun kawasan. Identifikasi lokasi merupakan
proses pencarian lokasi dan tapak untuk dipilih dan
ditentukan. Proses ini dilakukan secara bertahap dan urut
dimulai dari penentuan kriteria dan syarat tapak,
alternatif tapak, dan penentuan tapak.

1. Kriteria Penentuan Lokasi dan Tapak


Sebelum penentuan tapak dilakukan diperlukan acuan
dan pedoman pemilihan lokasi terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan agar kelak kedepannya tidak terjadi konflik
kepentingan dan interaksi negatif antara fungsi dengan
potensi fungsi disekitar tapak maupun lingkungan.
Beberapa kriteria dalam menentukan pemilihan tapak
diantaranya :
- Lokasi
- Penguasaan/pembebasan lahan
- Peruntukan
- Ukuran
- Bentuk
- Karakteristik tapak
- Akses jalan dan pencapaian ke tapak
- Ketampakan (visibility)
- Guna Lahan

81 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 6.7 Ilustrasi peta peruntukan wilayah

Sebagai contoh syarat dan kriteria pemilihan lokasi dan


tapak untuk museum, yakni diantaranya :
 Lokasi tidak boleh dekat dengan daerah kumuh
yang mudah terbakar
 Tanah harus kering dan tidak berair
 Lokasi mudah dicapai kendaraan umum
 Luas tapak memadai dan sebanding dengan citra
dan penampilan museum
 Tapak sesuai RTRW dan RTRK yang ditentukan
oleh Pemda
 Syarat-syarat lain sesuai dengan jenis museum
dan keinginan yang diminta oleh pemilik

2. Potensi Terkait
Setiap fungsi yang dibangun pasti akan berinteraksi
dengan potensi-potensi lain. Potensi tersebut dapat

82 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


berada disekitar tapak atau bahkan berada didalam
tapak. Potensi tersebut juga perlu dipertimbangkan
dalam perencanaan dan perancangan. Fungsi dari fasilitas
dan potensi yang dirancang tersebut dapat merupakan
fungsi baru atau pengembangan fungsi yang telah ada.
Untuk memastikan fungsi dan potensi yang akan
dibangun dapat mempengaruhi pemilihan tapak,
diperlukan data data aktual yang terletak pada suatu
kawasan.

3. Alternatif Lokasi & Tapak


Dari kriteria persyaratan penentuan yang sudah dibuat
dapat diperkirakaan lokasi dan tapak yang sesuai. Hal ini
dapat dilihat dari garis besar fungsi sejenis pada lokasi-
lokasi didalam peta kota, kepadatan penduduk, dan
kerapatan letak bangunan, termasuk keterkaitannya
dengan fungsi-fungsi lain secara jarak capaian. Dengan
demikian dapat ditentukan beberapa alternatif lokasi dan
tapak dengan kesetaraan kualitas fungsi.

Gambar 6.8 Menentukan alternatif lokasi dan tapak

83 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


4. Pemilihan Tapak
Untuk menentukan tapak yang tepat dari alternatif-
alternatif lokasi yang dipilih, perlu dilakukan langkah-
langkah dengan menggunakan matriks pemilihan berupa
tabel korelasi.

Skala penilaian yang digunakan adalah skala 1 (sangat


kurang) sampai dengan 5 (sangat baik). Proses pemilihan
tapak akan lebih tepat dan teliti jika angka skalanya
semakin kecil, misal skala 1 sampai dengan 10.

Tabel 6.1 Contoh tabel pemilihan tapak

84 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


“Sebagian tanda dari baiknya keislaman seseorang ialah
meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat.”
(Hadits hasan, diriwayatkan Tirmidzi dan lainnya)

BAB VII
ANALISIS PERENCANAAN
nalisis menjadi tahap penting dalam proses
A perencanaan. Setiap aspek fisik dan non fisik menjadi
sasaran analisis perencanaan, mulai dari aspek fungsi dan
kegiatan, aspek pengguna, besaran ruang, potensi tapak
dan kawasan, kondisi eksisting hingga aspek sosial,
budaya dan teknologi

VII.1. ANALISIS NON FISIK

1. Analisis Fungsi dan Kegiatan


Jenis Kegiatan
Dari kompilasi data yang telah arsitek kumpulkan,
sebaiknya dikelompokkan dulu jenis kelompok
kegiatannya, utama, penunjang dan pelengkap, kemudian
baru diuraikan lebih detail setiap jenis kelompok
kegiatan. Misal pada perencanaan dan perancangan
hotel, maka didapat kelompok kegiatan para tamu
menginap, penerima tamu, pelayanan tamu, pengelola
hotel, kelompok fungsi penunjang (dapur, foodcourt, gym
dsb), kelompok pelayanan lainnya (security, area parkir,
dsb) dan seterusnya.

85 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Dari berbagai kelompok tersebut dapat diuraikan lagi
menjadi lebih rinci, sebagai contoh : kelompok tamu
menginap kelas standar, khusus, atau VIP, kelompok
penerima tamu untuk aktifitas check in/check out,
pembayaran, penerima keluhan, kelompok pelayanan
tamu, termasuk kegiatan penyiapan makan dan minum
tamu, pembersihan kamar, laundry dan sebagainya.

Pelaku Kegiatan
Dari studi kelayakan dan pengumpulan data yang telah
dilakukan dapat ditentukan jumlah dan status jabatan
dari masing-masing pelaku kegiatan. Hal ini harus
dilakukan untuk mendapatkan standar ukuran kegiatan
maupun tingkat kenyamanan yang sesuai dengan status
sosialnya. Dengan diketahuinya jumlah pelaku kegiatan
beserta status dan jabatannya dapat ditentukan ruang,
kualitas keamanan dan kenyamanan yang dipersyaratkan.

Sifat Kegiatan
Jenjang keadaan dan kondisi pelaku kegiatan dalam suatu
fungsi dapat membedakan urutan sifat kegiatan. Apabila
telah diketahui sifat dari masing-masing jenis dan pelaku
kegiatan akan memudahkan peletakan ruang-ruang
dalam perencanaan denah bangunan.

Tabel 7.1 Jenis sifat kegiatan

86 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Kedudukan kegiatan-kegiatan tersebut merupakan urutan
penempatan ruang dalam bangunan, atau sering
diistilahkan sebagai hirarki kegiatan atau tingkatan
kegiatan.

Syarat Kegiatan
Pelaku dan penggunan sebuah fungsi didalam melakukan
kegiatannya memerlukan suasana dan kondisi tertentu.
Keadaan ini dapat dilakukan apabila memenuhi syarat
fungsi dan kegiatan yang ditetapkan. Persyaratan
kegiatan umumnuya meliputi keadaan yang diinginkan
yang berkatian dengan utilitas bangunan, seperti terang-
gelap, dingin-panas, basah-kering, hening-ramai dsb.
Tujuan dari pengondisian adalah untuk mendapatkan
kenyamanan dan kelancaran dalam menjalankan aktifitas.

Standar Kegiatan
Setiap gerak manusia memerlukan ruang yang
disesuaikan dengan postur tubuh dari pengguna dan
pemakai fungsi. Selain itu jumlah pelaku juga harus
disesuaikan dengan jenis kegiatan dan sifat kegiatannya
dimana seluruhnya dinyatakan dalam satuan ukuran-
ukuran. Ukuran-ukuran ini digunakan sebagai acuan
dalam menentukan dimensi ruang, peralatan dan
perlengkapan furniture, serta pola perilaku.Beberapa

87 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


literature dapat digunakan dalam menentukan standar
kegiatan, diantaranya Data Arsitektur (Neufert) dan
Building Types (De Chiara).

Tabel 7.2 Contoh analisis fungsi dan kegiatan

2. Analisis Sosial Ekonomi


Tingkat Penghasilan Pengguna
Menurut tatanan kehidupan sosial perekonomian,
masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan
besar, yakni golongan berpenghasilan rendah, sedang dan
tinggi. Masing-masing golongan memiliki selera dan cita
rasa yang berbeda, sehingga tercipta lingkungan
kehidupan yang bertingkat-tingkat dan bervariasi.

Anggaran Biaya
Pada tahap ini meliputi perhitungan ekonomi bangunan,
serta harus diprediksi dalam pertimbangan teknik
pelaksanaannya, baik yang berkaitan dengan keuntungan
finansial secara langsung maupun keuntungan sosial
kemasyarakatan. Anggaran biaya pada umumnya didapat
dari owners yang nsudah menganggarkan untuk proyek.

88 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Pada pelaksanaan bangunan awalnya anggaran dihitung
secara garis besar dengan cara membagi harga per meter
persegi harga perkiraan bangunan.

Efektif dan Efisien


Perencanaan bangunan dengan teknologi modern tak
pelak membutuhkan kondisi yang memungkinkan
mencapai bentuk-bentuk yang unik dan spektakuler.
Akan tetapi pada tahap perancangan terkadang tidak
hanya memperhatikan segi efektif dan efisien semata,
tapi kearah keindahan, monumentalitas serta
komersialitas yang akan mempengaruhi bentuk dan
pemakaian material dan pelaksanaan yang pada akhirnya
berimbas pada aspek anggaran biaya

Ekspresi
Penampilan suatu bangunan menunjukkan sifat, bentuk
dan karakter fungsi. Terbuka atau tertutup, ke luar atau
ke dalam, kokoh ataupun ringan, semua tergantung
kepada fungsi kegiatannya. Ekspresi juga dapat
diakibatkan dari material strukturnya, apakah ringan atau
berat tergantung dari filosofinya.

3. Analisis Sosial Budaya


Pola Perilaku
Pola Perilaku dapat berbeda-beda antara satu pengguna
dengan pengguna lainnya tergantung faktor latar
belakang budayanya masing-masing. Perilaku antara
pengguna dari latar belakang budaya asia akan berbeda
dengan perilaku dari pengguna dengan latar belakang
budaya eropa misalnya.

89 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Adat Istiadat
Perancangan bangunan pada daerah tertentu perlu
mempertimbangkan dan mengantisipasi adat istiadat
yang masih dipegang erat oleh warga dan masyarakatnya,
dan biasanya adat istiadat ini menjadi semacam pakem
dalam setiap aspek kehidupan warganya termasuk dalam
aspek perencanaan dan perancangan bangunannya. Adat
istiadat sendiri umumya bersumber dari kearifan lokal
dan berorientasi pada keseimbangan ekologi dalam
kehidupan jangka panjang.

Tradisi
Seperti adat istiadat, tradisi merupakan ciri khas yang
dimiliki masyarakat secara turun temurun dan
merupakan aset yang sangat berharga bagi peradaban
manusia. Pada kasus-kasus tertentu tradisi dapat
berpengaruh secara signifikan terhadap tipologi
bangunan-bangunan tradisional yang sarat akan filosofi.

Kepercayaan
Kepercayaan merupakan keyakinan akan adanya penjaga
dan pengawas kehidupan serta segala sesuatu memiliki
jiwa yang hidup. Manifestasi dari kepercayaan ini adalah
ritual-ritual ibadah, baik dari aliran kepercayaan nenek
moyang sampai dengan agama samawi yang dianut
pengikutnya. Dalam Islam sendiri bahwa setiap langkah
dan perilaku umatnya mengandung nilai ibadah di mata
Allah SWT, mendorong manusia untuk memberikan
kontribusi postif baik terhadap kepada sesame manusia
maupun ke lingkungan sekitarnya.

90 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


4. Analisis Kejiwaan
Persepsi
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang
mempunyai derajat paling tinggi dibandingkan makhluk-
makhluk lain di dunia. Dengan kreatifitasnya manusia
mampu menciptakan lingkungan untuk ditata dan diatur
menjadi indah dan dapat dipergunakan oleh masyarakat.
Akan tetapi merupakan sifat manusia juga yang tidak
dapat mengendalikan diri sehingga mengakibatkan
kerusakan dan disharmoni dalam system dan tatanan
kehidupan masyarakat dan lingkungan. Persepsi manusia
akan lingkungannya tergantun dari aksi dan reaksi yang
tiap-tiap individu terima dan mereka ciptakan sendiri.

Stimulus
Stimulus atau rangsangan dapat diciptakan oleh hasil
karya arsitek kepada setiap pelaku kegiatan yang
berinteraksi dengan karyanya. Stimulus tersebut dapat
memicu kemampuan personifikasi atau kemampuan
merasakan dari pelaku kegiatan pada setiap titik
rancangannya. Rasa tersebut dapat berkaitan dengan
gerakan badan, dimensi, warna, ukuran dan skala,
pencahayaan, pengudaraan bahkan kenyamanan
utilitasnya.

Reaksi
Penampilan atau ekspresi bangunan menunjukkan fungsi
kegiatannya.Ribuan ekspresi diakibatkan oleh sifat
fungsinya yang dapat menimbulkan reaksi positif ataupun
negatif.

91 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Tingkatan (Levelling)
Yang dimaksud dengan tingkatan adalah tingkat
pendidikan dan mata pencaharian yang akan
mempengaruhi pola kehidupan individu maupun
sekelompok masyarakat. Ketepatan menganalisis dan
menilai harus didasarkan kepada pemahaman bahwa
untuk siapa bangunan itu dirancang, baik latar
belakangnya maupun pola perilakunya.

VII.2. ANALISIS FISIK


1. Analisis Tapak
Analisis tapak digunakan untuk mengurai dan mendalami
masalah yang terkait lahan dan lokasi dimana projek akan
dilaksanakan. Ada beberapa point yang perlu dianalisis
dalam analisis tapak, yakni :

Analisis dimensi
yang terdiri dari Dimensi dan bentuk ukuran tapak, garis
kontur tanah, arah dan garis edar matahari, rencana dan
jenis jalan

92 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 7.1 Contoh analisis dimensi tapak

Gambar 7.2 Contoh Analisis bentuk tapak

93 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Analisis Peraturan Daerah, yakni analisis mengenai :
 Rencana Tata Ruang Kota (RTRK)
 Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
 Koefisien Dasar Bangunan (KDB), untuk mencari
Luas Dasar Bangunan (LDB) maksimum yang
diizinkan, dengan rumus LDB = KDB x luas tapak.
 Koefisien Luas Bangunan (KLB), merupakan faktor
perhitungan untuk mencari luas lantai bangunan
dalam bentuk angka untuk memperoleh Luas Total
Bangunan (LTB), rumusnya adalah LTB = KLB x luas
tanah
 Koefisien Daerah Hijau (KDH), bertujuan untuk
penghijauan dan taman dengan besaran standar
adalah 40% dari luas tapak.
 Koefisien Tapak Basement (KTB), merupakan
angka persentas perbandingan antara luas tapak
dengan basement dari luas tanah perpetakan atau
daerah perencanaan yang dikuasai owner.
 Tinggi Bangunan, dinyatakan dalam perda dalam
jumlah lantai.
 Garis Sempadan Bangunan (GSB), merupakan garis
batas dinding bangunan bagian depan rumah atau
bangunan yang boleh didirikan. Jarak GSB dengan
pagar jalan ditentukan setengah lebar jalan
 Garis Sempadan Jalan (GSJ), merupakan batas
jalan yang berhimpit dengan pagar pekarangan
bagian depan

94 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


 Garis Sempadan Sungai (GSS), merupakan jarak
antar tepi bagunan dengan badan sungai, sebesar
1xlebar sungai hingga 50 meter dari bibir sungai
untuk daerah luar kota.
 Garis Sempadan Pantai (GSP), jarak antara garis
pantai dengan batas bangunan biasanya sekitar
50-100 meter dari garis pantai.

Analisis Potensi
Merupakan tahap pembahasan mengenai penjabaran
dan penguraian tentang fungsi-fungsi yang ada kaitan
dengan fungsi yang dirancang. Potensi ini dapat berada di
dalam tapak maupun diluar tapak. Secara sifatnya potensi
tapak dibedakan menjadi dua jenis yakni (1)Potensi alam
dan (2)Potensi buatan. Selain itu yang dianggap potensi
adalah fungsi sejenis yang berbeda atau sejenis yang
berada di sekitar tapak.

Gambar 7.3 Ilustrasi analisis potensi tapak

95 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Analisis Klimatologi
 Iklim
Secara garis besar, Indonesia berada pada daerah
beriklim tropis, sehingga kelembaban udara kadang
begitu tinggi dan mempengaruhi kualitas material
bangunan yang akan dipakai, begitupula dengan
pengondisian udara dalam pengaturan suhu dan
kelembababan udara ruangan. Selain itu curah hujan
menjadi faktor krusial bagi perencanaan dan
perancangan bentuk bangunan, baik fasad maupun
atap

Gambar 7.3 Ilustrasi analisis iklim (curah hujan)

96 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


 Garis Edar Matahari
Pengaruh garis edar terkait dengan paparan sinar
radiasi matahari. Intensitas sinar matahari yang
diterima kulit bangunan, baik bidang padat dan kaca
perlu diantisipasi. Dalam perancangan, garis edar
matahari akan mempengaruhi penentuan as dan kulit
penutup bangunan. Pada bangunan yang memiliki
bentuk massa memanjang as bangunannya
diusahakan sejajar dengan garis edar matahari

Gambar 7.4 Ilustrasi analisis garis edar matahari

 Angin
Angin terjadi disetiap lokasi dan tapak yang yang
diakibatkan adanya perbedaan suhu udara. Pada

97 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


bangunan pengaruh angin sangat dirasakan pada
bidang-bidang lebar fasad dan atap bangunan.
Pengaruh angin juga berdampak pada sudut
kemiringan atap.

Gambar 7.5 Ilustrasi analisis pergerakan angin

Analisis Topografi
Merupakan penjabaran dan uraian tentang kondisi tanah
dari tapak yang telah dipilih sebagai lokasi letak
bangunan. Pada analisa tapak, hal yang dianalisis adalah
 Jenis tanah / kondisi geologi
 Bentuk permukaan tanah (datar, landai, tegak
atau curam). Pada tahap ini melakukan kajian
peta geografis yang dinyatakan dalam bentuk
garis kontur. Garis kontur ini didapat dari
pengukuran dengan alat theodolit maupun
pencitraan udara. Kerapatan garis kontur

98 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


menandakan kemiringan bentuk tanah, yaitu
renggang berarti kemiringan landai, rapat
berarti kemiringan rapat.

Gambar 7.6 Analisis garis kontur pada tapak

 Potong dan urug / cut and fill


Untuk kepentingan pelaksanaan proyek
diperlukan daerah yang rata. Pada daerah
dengan kontur yang memiliki kemiringan
yang tinggi perlu dilakukan cut (pemotongan
tanah) dan fill (pengurugan).Dengan
demikian seorang arsitek harus mempunyai
kemampuan untuk membaca peta kontur
tapak.

99 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 7.7 teknik cut and fill pada tapak

 Aliran air permukaan atau drainase


Aliran air permukaan haruslah direncanakan
dan diarahkan sedemikian rupa sehingga
tidak mempengaruhi perletakan bangunan
dan kegiatan-kegiatan didalamnya.

100 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 7.8 Analisis arah aliran air permukaan

Analisis Pencapaian
Tahap ini diperlukan untuk mengetahui dan menguraikan
arah terbesar pemakai serta pengguna bangunan datang
ke tapak. Hasil analisis ini digunakan sebagai panduan
penentuan letak pintu gerbang dan titik tangkap ke arah

101 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


bangunan. Untuk itu diperlukan peta kota yang lebih
besar disesuaikan dengan radius pelayanan fungsi yang
bersangkutan. Hasil dari analisis pencapaian akan juga
mempengaruhi as atau sumbu bangunan, letak pintu
gerbang tapak dan titik tangkap massa bangunan.

Gambar 7.9 Analisis pencapaian ke tapak

Analisis Sirkulasi
Analisis ini dilakukan untuk mengambil gambaran lebih
detail tentang hal-hal yang berkaitan dengan pergerakan
dan sirkulasi oleh pengguna bangunan. Tahap ini sebagai
kelanjutan dari tahap analisis pencapaian yang telah
menentukan arah terbesar pemakai datang dengan
berbagai macam sarana dan cara.

102 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 7.10 Analisis sirkulasi tapak

Dalam analisis sirkulasi ini juga di bahas mengenai jenis


jalan , sarana dan fasilitas pejalan kaki, titik halte
kendaraan umum (jika ada), titik lampu lalulintas (traffic
light) dan fasilitas penyeberangan jalan.

Analisis Arah Pandang


Kajian ini menyangkut arah pandang dari pengguna dan
pemakai fungsi bangunan. Dengan mempertimbangkan
hasil analisis dimensi, potensi, pencapaian dan sirkulasi,

103 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


maka arah pandang dapat dilakukan dari arah dalam
ataupun luar tapak.

Gambar 7.11 Analisis arah pandang

Analisis Ruang Kota


Ruang kota adalah ruang terbuka tingkat kota. Bentuk
fisiknya dapat berupa taman terbuka, plaza, lapangan
upacara, atau tempat parker kendaraan tamu. Tahap ini
dilakukan untuk mengetahui peran dan pengaruh ruang
kota terhadap letak bangunan pada suatu kawasan dan
tapak. Secara garis besar ruang kota terbagi dalam dua

104 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


tipe, yakni Ruang Kota Horizontal, yakni ruang terbuka
yang bersifat melebar ke samping maupun memanjang,
serta Ruang Kota Vertikal, yakni berupa ruang yang
muncul akibat perbedaan ketinggian bangunan pada
suatu kawasan yang biasa disebut dengan skyline

Gambar 7.13 Ilustrasi Ruang Kota Vertikal (atas) dan


Horisontal (bawa)

Analisis Vegetatif
Tahap ini merupakan kajian yang menyangkut
keberadaan tanaman dan tumbuhan yang berada dalam
tapak dan disekitar tapak. Tanaman dapat menjadi
potensi geografis dan historis serta dapat berperan
dalam menjaga dan mengendalikan kelembaban dan
temperatur dilingkungan tapak.

105 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Dengan dipertahankannya vegetasi dalam suatu tapak
maka perancangan harus mempertimbangkan dan
mengikuti keberadaan, posisi dan perletakan dari
vegetasi itu sendiri.

Gambar 7.14 Contoh analisis vegetasi tapak

Analisis Utilitas Kota


Analisis utilitas kota merupakan pengungkapan semua
fasilitas penunjang kota yang harus disediakan oleh
Pemda, yang meliputi jaringan-jaringan listrik, air bersih,
riol kota, telepon, dan gas. Kelengkapan datanya akan
mempengaruhi biaya yang harus dirancang agar tidak
menimbulkan permasalahan anggaran biaya dikemudian
hari.

106 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 7.15 Illustrasi Analisis utilitas tapak

Analisis Kebisingan
Kebisingan adalah suara berisik yang melebihi standar
normal yang mampu diterima telinga manusia. Analisis
kebisingan bertujuan untuk mendapatkan gambaran
terkait arah dan sumber kebisingan berasal dan
pengaruhnya terhadap bangunan dan penghuninya.

Gambar 7.16 Illustrasi Analisis Sumber Kebisingan

107 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Cara yang paling umum digunakan dalam meredam
kebisingan yang masuk ke tapak adalah penggunaan
vegetasi sebagai noise buffer.

Gambar 7.17 Vegetasi sebagai buffer noise pada tapak

2. Analisis Teknologi Bangunan


a) Rekayasa Teknik dan Konstruksi
Terdapat lima jenis sistem struktur yang sering
digunakan hingga saat ini, yakni:
- Sistem struktur Bentuk Aktif
- Sistem struktur Vektor Aktif
- Sistem struktur Blok Aktif
- Sistem struktur Permukaan Aktif
- Sistem struktur Vertikal

108 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


b) Analisis Sistem Utilitas Bangunan
Yang termasuk dalam anal`isis system utilitas
bangunan, diantaranya adalah :
- Jaringan Air bersih dan kotor
- Jaringan listrik dan Penerangan
- Jaringan Penyegar Udara
- Jaringan Komunikasi dan Tata Suara
- Jaringan Sampah
- Jaringan Pemadam Kebakaran
- Jaringan Penangkal Petir
- Jaringan Keamanan

VII.3. ANALISIS KAWASAN DAN WILAYAH


1. Komponen Analisis Kawasan
Dalam melakukan analisis kawasan, maka
komponen-komponen berikut menjadi aspek
penting dalam perencanaan, yakni :

1) Perkembangan sosial penduduk, dimana analisis


ini mencoba memahami aspek demografi dari
penduduk yang mendiami kawasan tersebut
2) Prospek Pertumbuhan Ekonomi, merupakan
gambaran dari sektor pendorong ekonomi serta
kegiatan ekonomi yang telah berjalan yang
mampu mendorong produktivitas kawasan
3) Daya dukung fisik dan lingkungan, mengenai
kemampuan fisik lingkungan dan tahan

109 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


terhadap kegiatan yang dilakukan terhadapnya
dalam waktu yang berkelanjutan
4) Legalitas konsolidasi perencanaan, merupakan
kesiapan administrasi dari aparat Pemda terkait
data lahan yang direncanakan untuk
dikembangkan dan terkait dengan aspek legal
hukum
5) Daya dukung prasarana dan fasilitas lingkungan,
yakni terkait dengan tersedianya berbagai jenis
infrastruktur, jangkauan pelayanan, banyaknya
penduduk yang terlayani serta besarnya
kapasitas pelayanan
6) Kajian signifikan dari historis kawasan, berkaitan
dengan aspek nilai-nilai muatan historis yang
melekat pada kawasan yang dapat menjadi aset
potensi daerah atau Negara yang memerlukan
konservasi dan pelestarian

2. Analisis Sistem Utilitas Kawasan


Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan
fasilitas penunjang yang mampu memberikan kelancaran
dan kenyamanan kegiatan didalam kawasan, diantaranya
adalah :
(1). Jaringan air bersih dan kotor
(2). Jaringan listrik
(3). Jaringan sampah
(4). Jaringan Pemadam Kebakaran

110 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


“…hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan”
(QS 59:18)

BAB VIII
SINTESIS PERENCANAAN

intesis merupakan tahap lanjutan dari analisis. Pada


S tahap ini merupakan titik pijak dari tahap
perencanaan menuju perancangan. Hasil sintesis
merujuk kepada hasil analisis yang sebelumnya telah
dibahas.

VIII.1. SINTESIS NON FISIK


1. Sintesis Fungsi
a) Program Ruang & Besaran Ruang
Merupakan sekumpulan ruang yang didapat dari
paduan analisis jenis kegiatan, pelaku kegiatan, sifat
kegiatan dan syarat kegiatan. Ruang yang didapatkan
akan memenuhi kebutuhan ruang dan dinamakan
program ruang. Sedangkan besaran ruang adalah
perhitungan dimensi bangunan yang berasal dari luas
ruang per ruang, menjadi luas total lantai, hingga luas
total bangunan. Luas Ruang sendiri didapat dari hasil
perkalian antara jumlah pelaku kegiatan dengan

111 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


standar furnitur dari setiap kegiatan, ditambah luas
sirkulasi (15-20% dari luas ruang)

Tabel 8.1 Contoh program ruang dan besaran ruang

b) Urutan Kegiatan
Pada tahapan ini, urutan ruang didasarkan pada
tahap program ruang. Urutan juga disesuaikan
dengan sifat kegiatannya. Urutan kegiatan ini
diperlukan bagi fungsi kegiatan yang didalamnya
membutuhkan proses yang berkesinambungan dan
berurutan.

c) Diagram Hubungan Ruang


Merupakan kesimpulan yang didapatkan dari tahap
analisis dengan menggunakan diagram gelembung.
Skema diagram ini dimaksudkan untuk
mempermudah arsitek dalam mengelompokkan
ruangan yang berdasarkan urutan kegiatan sehingga
gabungan ruang terasa mengalir dan tidak tumpang
tindih.

112 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 8.1 Diagram gelembung sebagai gambaran
hubungan antar ruang

d) Diagram Matrix
Tahap ini merupakan tahap kesimpulan nonfisik
fungsi yang didasarkan kepada penggabungan dan
pengelompokan hubungan ruang dan sifat ruang
yang sejenis. Didalam diagram matrix juga
dicantumkan tingkat hubungan antar ruang dimana
masing-masing jenis hubungan diberikan tanda yang
berbeda dan spesifik, sehingga memudahkan dalam
mencocokkan dan mengevaluasi perancangan
fisiknya. Output dari diagram ini adalah
pengelompokan ruangan berdasarkan derajat
kedekatan ruang yang menjadi dasar dalam konsep
dalam penzonaan dan perancangan penataan (lay
out) ruang

113 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 8.2 Contoh sederhana dari diagram matriks

Gambar 8.3 Contoh diagram matriks dengan tanda dan


informasi yang lebih spesifik.

114 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


2. Sintesis Sosial Ekonomi
a) Efektif dan efisien
Luas dan bentuk lantai diperoleh dari standar
dimensi modul lantai yang dikaitkan dengan modul
furniture. Oleh sebab itu faktor efektif dan efisiensi
sangat besar dipengaruhi oleh penggunaan mebel
yang sesuai dengan luas dan bentuk lantai
bangunan.
b) Anggaran Biaya
Proses sintesis anggaran biaya melalu Rancangan
Anggaran Biaya (RAB) tidak dapat dilepaskan dari
aktifitas pada tahap identifikasi fungsi, termasuk
sasaran dan tujuan pembangunan. Anggarn biaya
untuk sebuah rumah tinggal masyarakat ekonomi
menengah ke bawah akan berbeda dengan yang
menengah ke atas. Termasuk dalam tipologi dan citra
yang ingin dihasilkanpun akan berbeda. Hal ini tentu
berdampak pada rencana anggaran biaya yang akan
dikeluarkan.

3. Sintesis Sosial Budaya


Tahap ini merupakan kesimpulan dari tahapan analisis
sosial budaya, yang meliputi:
a) Adat Istiadat
Untuk fungsi-fungsi yang termasuk kelompok tipologi
bangunan hunian, budaya dan religi sudah menjadi
keharusan untuk mengungkap adat istiadat yang
berlaku di suatu daerah. Akan tetapi tidak semua
fungsi bangunan yang dirancang harus
mempertimbangkan adat istiadat dan budaya. Dus,
adat istiadat tidak hanya dalam penerapan fisik

115 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


bangunan semata, tetapi acara-acara ritual sebagai
persyaratan adat setempat bagi kelancaran proses
pembangunan.
b) Pola Perilaku
Pola perilaku pengguna terkadang tidak selalu
berhubungan dengan adat istiadat. Pada instansi
pemerintahan, swasta, perletatakan ruangan dan
lantai dari pimpinan dan staff perlu dibedakan.
Terlebih lagi bila hal tersebut terkai dengan faktor
keamanan dan kerahasiaan pada suatu instansi
c) Pakem dan Standar
Bagi masyarakat Indonesia sejak dahulu para leluhur
telah memahami bahwa ada keterkaitannya antara
hubungan manusia dengan lingkungan alamnya.
Mereka pada akhirnya menemukan pakem (aturan)
dan standar (ukuran) dalam berbagai bidang dan
pekerjaan. Mereka menggunakan ukuran tubuh
kepala keluarga sebagai standar ukuran bangunan,
mulai dari lebar jari, lebar telapak tangan, panjang
lengan dan ukuran tubuh lainnya. Dengan demikian
secara nalar dan logika akan tercapai sebuah
keharmonisan gerak tubuh kepala keluarga dengan
ukuran rumahnya
Gambar 8.4
Salah satu
pakem atau
standar
pengukuran
secara
tradisional
menggunakan
anggota tubuh.

116 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


4. Sintesis Kejiwaan
a) Bentuk Bangunan dan Kawasan
Bentuk bangunan umumnya disesuaikan dengan citra
atau ekspresi dan penampilan tipologi fungsi. Masing-
masing fungsi mempunyai sifat, kesan dan karakter
sesuai dengan jenis kegiatannya. Dalam bukunya DK
Ching, Bentuk Rupa dan Tatanan, bentuk bangunan
dikatagorikan menjadi 4 tipe yakni bulat, persegi,
segitiga dan organik dengan sifatnya masing-masing.
b) Warna
Warna akan menunjang pembentukan ekspresi dan
bentuk bangunan dan memunculkan kesan dari
fungsi itu sendiri. Pemakaian warna bisa sebagai
standar bangunan umum namun sering ditentukan
juga oleh kesukaan dari owner itu sendiri. Ketepatan
pemilihan warna dan material sesuai dengan fungsi
dan letaknya akan memerlukan pengalaman dan
penghayatan yang mendalam

VIII.2. SINTESIS FISIK

1. Sintesis Tapak
Sintesis tapak merupakan hasil penarikan kesimpulan dari
analisis tapak, dimana pada proses sintesis ini output
yang dihasilkan meliputi:
a) Penentuan Gerbang Utama dan samping
Tahap ini merupakan penentuan dari alternatif-
alternatif pintu masuk ke dalam tapak. Ketepatan
pemilihan pintu gerbang tapak akan sangat

117 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


menentukan adanya kemudahan-kemudahan
sirkulasi dalam tapak.

b) Pendaerahan Tapak (Zoning)


Merupakan pembagian area berdasarkan sifat dan
hirarki tapak. Zoning tapak sendiri ditentukan
berdasarkan peletakan pintu gerbang tapak, pintu
gerbang samping tapak, potensi sekitar tapak,
sirkulasi dan kondisi topografi tapak

Gambar 8.5 Contoh sintesis zoning tapak

c) Titik Tangkap
Kesimpulan untuk menentukan daerah tapak yang
mudah dilihat oleh penggunaan dan masyarakat luas.
Adapun yang menjadi pertimbangannya adalah
pencapaian dan arah pandang, dimensi tapak,
topografi, dan potensi sekitar tapak.

118 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 8.6 Contoh titik tangkap suatu bangunan dari
arah persimpangan jalan utama

d) Orientasi
Merupakan kesimpulan mengenai arah tapak
menghadap. Arah tapak sendiri terdiri dari orientasi
massa bangunan. Hal yang menjadikan pertimbangan
dalam mengambil sintesis orientasi adalah : ruang
Kota, topografi dan potensi sekitar tapak

Gambar 8.6 Contoh penentuan orientasi tapak

119 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


e) Garis Imajiner (Skyline)
Merupakan kesimpulan mengenai tinggi bangunan
terhadap bangunan dan lingkungan sekitar. Hal yang
menjadikan pertimbangan dalam mengambil sintesis
skyline adalah Peraturan Daerah, Ruang Kota,
Sirkulasi dan Potensi Kota (nilai ekonomis) serta yang
paling utama adalah kesesuaian dengan lingkungan
sekitar. Jangan sampai ketinggian bangunan yang
direncanakan dan dirancang menimbulkan dampak
negatif pada aspek sosial dan kenyamanan pada
lingkungan di sekitar bangunan.

Gambar 8.7 Skyline bentukan perbedaan ketinggian


bangunan

Aspek skyline yang berhubungan dengan ketinggian


bangunan haruslash berlandaskan kepada
pemaksimalan fungsi dari kegiatan utama banguna
dan bukan karena dibuat semata-mata karena unsur
prestige atau bermegah-megah.

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu” (QS


1102:1)

“Belum akan datang kiamat sehingga manusia


berlomba-lomba dengan bangunan-bangunan yang
megah” (HR. Bukhari)

120 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


2. Sintesis Bangunan
a) Filosofi Bentuk
Filosofi bentuk sangat terkait dengan ekspresi dan
citra bangunan yang akan di tunjukkan. Ekspresi dan
citra bangunan sendiri tergantung kepada sifat fungsi
dan orientasi kegiatan, topografi, titik tangkap serta
potensi sekitar tapak.
b) Alternatif Bentuk Dasar
Dari pengamatan analisis tapak,filosofi bangunan dan
sintesis kejiwaan seorang arsitek dapat menentukan
alternative bentuk dasar bangunan yang merupakan
cerminan daya kreatifitasnya. Sebagai pertimbangan
dalam menentukan alternatif bentuk dasar, maka
harus mempertimbangkan faktor sintesis kejiwaan,
filosofi fungsi, topografi dan potensi sekitar tapak.

Gambar 8.8 proses transformasi bentuk dengan


filosofi

c) Titik Berat Tapak

121 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Pada umumnya bangunan diletakkan pada pusat
tapak, sehingga keseimbangan dan optimalisasi lahan
akan tercapai. Akan tetapi mengingat diperlukan juga
mendapatkan sudut pandang dan titik tangkap yang
baik maka terkadang titik berat tapak bisa dilakukan
sedikit pergeseran sesuai kebutuhan.
d) As Bangunan
Lingkungan yang harmonis merupakan perpaduan
antara keseimbangan letak dan bentuk bangunan
serta suasana yang terjadi akibat masyarakat
penggunanya. As bangunan dapat berbentuk lurus,
sejajar, mengikuti garis kontur atau membuat sudut
istimewa terhadap jalan.
e) Tinggi Bangunan
Apabila pada suatu tapak memiliki bangunan
majemuk yang mempunyai fungsi yang berbeda (mix
used) maka masa bangunan akan memiliki ketinggian
yang sama ataupun berbeda. Pada lokasi tapak yang
luas, perletakan bangunan disesuaikan dengan
peruntukan (zoneplan) sehingga bangunan utamalah
yang menjadi patokan ketinggian bangunan terhadap
bangunan penunjang lainnya.

3. Sintesis Teknologi
a) Struktur dan Konstruksi
Sintesis struktur dan konstruksi akan menghasilkan
sebuah kesimpulan mengenai sistm struktur dan
konstruksi yang memungkinkan digunakan dalam
projek sesuai dengan fungsi beserta jenis ruang dan
dimensinya yang diperoleh dalam analisis fungsi.

122 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


b) Utilitas Bangunan dan Kawasan
Sebuah bangunan dan kawasan secara operasional
akan berjalan dengan lancer bila didukung dengan
fasilitas-fasilitas pendukung berupa jaringan utilitas.
Jaringan utilitas ini sendiri meliputi jaringan air bersih
dan air kotor (plumbing), Jaringan tenaga listrik,
Pengudaraan, pencahayaan, komunikasi dan tata
suara (akustik), sirkulasi vertikal dan sampah
c) Bahan Bangunan
Material yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan bangunan tergantung pada jenis, bentuk
dan dimensi struktur serta detail pemakaiannya. Ada
material yang berasal dari alam dan ada pula yang
dibuat dan direkayasa oleh manusia. Jenis bahan
matrial untuk struktur akan berbeda dengan bahan
untuk finishing. Sifat dan karakter material tersebut
perlu dipahami agar penggunaannya tepat dan benar
sesuai dengan yang dibayangkan arsitek.

123 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


“Jikalau akan melakukan suatu urusan, pertimbangkanlah
manfaat dan mudharatnya, kalau urusan itu bermanfaat
kerjakanlah akan tetapi jikalau urusan itu banyak
mudharatnya tinggalkanlah”
(HR MUSLIM)

BAB IX
PERENCANAAN BERDASAR ANALISIS
PERILAKU

endekatan perilaku menekankan pada hubungan


P dialektik antara ruang dengan manusia dan
masyarakat yang memanfaatkan atau yang
menghuni ruang tersebut. pendekatan tersebut
menekankan pada perlunya memahami perilaku
manusia serta masyarakat yang menghuni di daerah-
daerah tertentu dalam memanfaatkan ruang

IX.1. BATASAN LINGKUP PENGERTIAN


Karya rancangan arsitektur pada prinsipnya selalu
berorientasi pada penciptaan ruang , bentuk dan tatanan
(Ching,DK, 1989). Ketiga faktor tersebut terkomposisi &
terususun serta selalu ”berada” (terletak pada) suatu
tempat tertentu (site pada locus tertentu). Aspek lokasi
(locus) dan tapak (site) tidak bisa lepas dengan masalah
lingkungan,baik lingkungan alam atau binaan (terbangun)

124 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


yang secara empirik /nyata berada disekitar locus atau
site tersebut.
Satu faktor penting yang perlu diketahui adalah ruang
sebagai wadah kegiatan dalam proses perancangannya
harus selalu mempertimbangkan faktor pengguna , dalam
hal ini yang dominan adalah faktor manusia. Dalam
kehidupannya ( baca: memanfaatkan ruang , baik ruang
dalam maupun ruang luar ) manusia sebagai makhluk
sosial, biologis dan psikis selalu mempunyai tuntutan-
tuntutan yang berhubungan dengan kepentingan primer
maupun sekundernya. Untuk memenuhi tuntutan
tersebut manusia harus beraktifitas ( melakukan kegiatan
) dengan pola perilaku tertentu.

Menurut Edward T.Hall (seorang sosiolog) ruang dapat


mempengaruhi perilaku seseorang yang berada
didalamnya, atau sebaliknya dari sisi arsitektur, ruang
diciptakan untuk mengakomodasikan kebutuhan–
kebutuhan penggunanya yang tercermin pada pola
perilakunya

Melihat hal tersebut diatas maka perencanaan rancang


bangun arsitektur sebagai kegiatan awal dari sebuah
proses merancang sangat penting dan perlu
mempertimbangkan kedua faktor pokok yang sangat
penting yakni perilaku dan lingkungan

Di dalam menganalisa perilaku yang perlu diperhatikan


adalah bagaimana orang menggunakan elemen arsitektur
secara pribadi, berpasangan, kelompok kecil, dan
kelompok besar. Apa saja yang mereka lakukan,

125 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


bagaimana aktifitas saling berkait, apa pengaruhnya
terhadap si pengguna, dan bagaimana elemen fisik itu
berpengaruh terhadap kegiatan
Mengamati perilaku di dalam seting-seting secara fisik
menghasilkan data tentang aktifitas orang-orang dan
hubungan-hubungan yang diperlukan untuk mendukung
mereka; tentang keteraturan-keteraturan perilaku;
penggunaan-penggunaan yang diharapkan, penggunaan-
penggunaan baru, dan penyalahgunaan-penyalahgunaan
dari suatu tempat; dan tentang kemungkinan dan
kendala-kendala tingkah laku yang lingkungan akibatkan.

IX.2. POLA AKTIFITAS


Setiap aktifitas individu adalah suatu pola dari sistem
aktifitasnya secara keseluruhan. Sistem aktifitasnya
merupakan suatu aliran aktifitas selama suatu periode
waktu yang spesifik (Chapin dan Brail, 1969). Klasifikasi
Chapin-Brail (1969) adalah suatu konsep yang memiliki
nilai karena mereka membedakan 3 dasar dari pengaruh
perilaku manusia.

1) Tingkatan dari interaksi


Aktifitas dikategorikan menurut dari individu itu
beraktifitas. Apakah sendiri, dengan kelompok
keluarga, ataupun dengan orang lain.
2) Lokasi
Lokasi dari suatu aktifitas itu berada sangat
menentukan dari subjek yang akan diamati
aktifitasnya.

126 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


3) Kewajiban dan kebebasan untuk menentukan
Setiap individu dimungkinkan untuk melakukan
berbagai aktifitas. Ada yang dilakukan menurut
keinginannya. Namun ada pula yang merupakan
suatu kewajiban karena keadaan.

IX.3. HUBUNGAN ARSITEKTUR DENGAN PERILAKU

Menurut Barker (1968): “Seting perilaku sebagai konsep


kunci bagi analisis manusia dalam Arsitektur” , sedangkan
Stokols (1976) berpendapat bahwa terdapat empat
pandangan mengenai pengaruh desain arsitektur dengan
perilaku manusia sebagai pengguna, yakni:

1. Pendekatan Kehendak Bebas (Free-will Approach);


lingkungan tidak memiliki dampak apapun terhadap
perilaku
2. Determinisme Arsitektur (Architectural Determinism);
lingkungan yang dibangun membentuk perilaku
manusia di dalamnya
3. Kemungkinan Lingkungan (Environmental
Possibilism); lingkungan sebagai wadah dimana
perilaku akan muncul
4. Probabilisme Lingkungan (Environmental Possibilism).
Organisme dapat dapat memilih variasi respon pada
berbagai situasi lingkungan, dan pada saat itu muncul
pula probabilitas yang berkaitan dengan contoh-
contoh kasus desain.

127 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Setting perilaku sebagai dasar analisis interaksi
lingkungan-perilaku:
1) Pola perilaku tetap atau tipe perilaku yang berulang
kali
2) Aturan-aturan dan tujuan-tujuan sosial sebagai
norma-norma yang berlaku
3) Ciri-ciri fisik kritis dari seting = unsur dan lingkungan
fisik tidak terpisahkan dengan perilaku
4) Tempat waktu, kerangka waktu dimana perilaku
terjadi.

Dalam memetakan kelompok pengguna bangunan,


seorang arsitek dapat menggungakan tiga pendekatan
yang spesifik, diantaranya:

1) Berdasarkan Perkembangan manusia , Berhubungan


dengan perkembangan manusia dari lahir sampai usia
lanjut.
2) Berdasarkan kelompok aktifitas tertentu, Berkaitan
dengan latar/setting perancangan, misal pendidikan,
perkantoran, perumahan, dsb
3) Berdasarkan kelompok dengan karakteristik tertentu,
Berkaitan dengan karakter tertentu , misal terkait
dengan budaya, etnis, disabilitas, kelas sosial,
agama/keyakinan, dsb

Untuk menentukan suatu seting perilaku yang akan


diamati dapat diambil data-data informasi yang dapat
dikategorikan ke dalam empat hal, yakni:

128 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


a) Manusia / pengguna ; Data yang dapat
diambil adalah siapa yang beraktifitas dan
mengapa, siapa yang menentukan seting
perilaku di area pengamatan.
b) Besarnya karakteristik ; Berapa orang/jam
yang berada disini, berapa besar ruangan
yang dibutuhkan, berapa sering dan untuk
berapa lama seting itu dipergunakan.
c) Objek Perilaku ; Tipe seperti apa dan berapa
banyak perilaku yang terjadi, bagaimana
kemungkinan-kemungkinan stimulasi, respon,
dan adaptasi yang mungkin terjadi
d) Pola Aktifitas
Aktifitas apa yang terjadi disana, seberapa
unik dan berulang hal-hal yang dilakukan
pemakai

129 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Sesungguhnya Allah indah dan senang kepada
keindahan..
(HR. Al-Baihaqi)

BAB X
KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

onsep perancangan merupakan titik tolak


K perancangan, yang merupakan uraian-uraian dari ide
dan kreativitas yang ditentukan oleh arsitek (Laksito,
2014). Keberhasilan dari rancangan sangat diwarnai oleh
pola pikir dan kearifan kreativitas perilaku arsitek, apalagi
ditambah oleh keahlian arsitek dalam merespon pola
perilaku masyarakat, budaya, kemajuan rekayasa ilmu
teknologi serta lingkungan alam disekitar tapak dan
lokasi. Pada bab ini akan dibahas seputar pokok-pokok
dalam konsep perancangan arsitektur.

X.1. TOPIK DAN TEMA


Topik dimaknai sebagai salah satu pendekatan dalam
perancangan bangunan dan kawasan, sedangkan Tema
merupakan uraian-uraian dari topik bangunan dengan
tujuan untuk memperjelas maksud dan tujuan dari topik.
Dalam penetapan topik didahului dengan latar belakang
yang menjelaskan berbagai alasan untuk mengangkat dan
mewarnai permasalahan perancangan yang dimaksud.
Dengan menggunakan topik paling tidak seorang arsitek
dapat membatasi ruang lingkup detail penguraian

130 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


materinya agar lebih efektif dan efisien dalam mengelola
waktu, tenaga dan pola pikir dalam perancangan.

Gambar 10.1 Menara Mesiniaga , contoh penerapan


topik dan tema pada karya arsitektural

Konsistensi arsitek dalam menerapkan topik dan tema


sejak awal hingga akhir merupakan urutan proses
perancangan bangunan secara baik, benar dan
menyeluruh. Setelah menentukan topik dan tema maka
langkah selanjutnya dari tahap perancangan adalah
menentukan strategi perancangan. Laksito (2014)
menguraikan empat jenis pendekatan dalam strategi
perancangan, yakni :

131 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


1. Pendekatan Kejiwaan / Psikologi
Aspek kejiwaan terhadap bentuk psikologis ruang dan
lingkungan meliputi :
a) Privasi
Merupakan interaksi status simbol seseorang sebagai
utama terhadap ruang pribadinya. Ruang tersebut
bisa dalam bentuk terkecil, yaitu meja kerja lengkap
dengan lemari arsipnya yang seakan-akan
membentuk sebuah kapsul pembatas jarak dengan
orang lain disekitarnya.

Gambar 10.2 privasi dapat diperoleh dari penataan


furniture sedemikian rupa

b) Ruang sekitar pribadi


Merupakan sarana komunikasi yang berupa jarak
antar individu yang menjadi personal space nya. Jarak
ini dibedakan menjadi jarak intim (0-0,5 m), jarak
personal (0,5-1,3 m), jarak sosial (1,3-4m), dan jarak
publik (4-8,3 m).

132 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


c) Kontak Pandang (eye contact)
Merupakan hubungan indera penglihatan dengan
benda-benda disekitarnya sebagai faktor stimulus
motivator individu. Faktor stimulus ini dapat berupa
permainan warna dinding, ornamen, pernak-pernik,
lukisan dsb
d) Pembatas Ruang
Merupakan pembatas arah pandang seseorang yang
dapat berupa pembatas ruang yang padat maupun
transparan, ataupun yang bersifat imajiner, seperti
permainan perbedaan ketinggian level lantai
contohnya.

Gambar 10.3 unsur pembatas ruang yang dibentuk


oleh mezzanine

e) Tata Letak dan Jenis Perabot


Kualitas dan kuantitas furnitur dapat menunjukkan
status sosial pelakunya.

133 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


f) Keintiman dan kesenangan
Secara kejiwaan, faktor yang berpengaruh pada kesan
intim dalam ruangan adalah penggunaan warna serta
intensitas pencahayaan (terang, temaram, gelap).

g) Kepadatan pemakai (density)


Merupakan perbandingan antara besaran ruang
dengan jumlah pengguna berdasarkan sifat ruang dan
kegiatannya. Semakin banyak pelaku kegiatan maka
semakin terasa sifat publik dari ruang tersebut,
begitupun sebaliknya.

Gambar 10.4 kepadatan di suatu ruang tunggu

h) Ekologi Perilaku
Semakin tinggi nilai ekonomis suatu ruang maka
semakin tinggi pula status sosial pemakai ruangnya.

134 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


2. Pendekatan Teknologi
Pendekatan teknologi terkait dengan pemilihan sistim
struktur yang akan digunakan dalam pembangunan
sebuah fasilitas. Untuk melaksanakan pemilihan struktur
tersebut diperlukan kriteria-kriteria sebagai berikut :

a) Keamanan struktural yang memadai


b) Ketahanan dan keamanan struktur dan material
terhadap kebakaran
c) Kemudahan pelaksanaan konstruksi
d) Daya tahan struktur terhadap iklim dan gempa
e) Ketersediaan material, kaitannya dengan faktor biaya
f) Skala dimensi, kaitannya dengan ukuran dan sifat
materialnya sesuai dengan penampilan atau citra
bangunan.
g) Integrasi fungsi, antara sistem struktur, material,
jaringan utilitas dan sistem sirkulasinya harus
dipertimbangkan.
h) Kekukuhan struktur, dengan melihat kondisi geografis
daerah dan lokasinya.
i) Kemampuan ekonomi dan alokasi anggaran biaya
terkait pemilihan sistem struktur
j) Visualisasi struktur, dengan tujuan mengekspose
sistem struktur sebagai bagian dari konsep
perancangan dan meningkatkan unsur estetika
bangunan.

135 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


3. Pendekatan Ekonomi
Perencanaan dan perancangan bangunan juga dapat
dimulai dari sudut ekonomi bangunan, yaitu berdasarkan
kemampuan finansial owners. Selain pertimbangan
tersebut, pendekatan ekonomi lainnya berupa hal-hal
yang bersifat entangible, yakni yang berkaitan dengan
faktor berikut :
a) Ekonomis tapak lokasi dan lahan
b) Penampilan bangunan dan proses konstruksi
c) Kemudahan operasional
d) Pemasaran dan penjualan
e) Aspek pemasaran dan penjualan

4. Pendekatan Budaya
Arsitektur merupakan bagian dari kebudayaan kesenian
dalam bidang seni bangunan, tetapi dalam aplikasinya
tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur kebudayaan
lainnya. Cerminan ekspresi budaya kearsitekturan dapat
dianalogikan seperti teori hirarki kebudayaan manusia
(Maslow Triangles), dimana eksistensi manusia paling
mendasar dan pokok terdiri dari :
1) Kebutuhan fisiologis, dimana arsitektur
mengakomodir kebutuhan manusia akan wadah
beraktifitas
2) Rasa aman, dari segala ancaman alam maupun
makhluk hidup lainnya
3) Kebutuhan Sosial untuk dapat berinteraksi dengan
manusia lain

136 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


4) Harga diri, kebutuhan untuk menunjukkan eksistensi
keberadaannya diantara lingkungannya.
5) Aktualisasi diri, dimana segala atribut dan pernak-
pernik yang melekat pada individu dapat
menghasilkan penilaian tertentu dari masyarakat
terhadap individu itu sendiri.

X.2. KONSEP PERUNTUKAN (ZONEPLAN)

Zoneplan adalah peruntukan daerah perletakan dari


program ruang dan fungsi yang ditempatkan arsitek pada
suatu tapak, bangunan, maupun kawasan. Peruntukan ini
merupakan kombinasi antara penzoningan sintesis
nonfisik (diagram matriks) dengan sintesis fisik tapak.
Dalam menempatkan ruang sesuai dengan persyaratan
dan zoning nya, arsitek harus sudah mulai
mengembangkan kreativitasnya yang diiringi dengan
pemikiran secara komprehensif. Secara garis besar
zoneplan dibagi menjadi dua bagian, yakni :

1. Zoneplan Horisontal
Merupakan penentuan peruntukan ruang dan kegiatan
dari fungsi pada permukaan tapak secara mendatar.
Masalah yang timbul terkait penetuan konsep zoneplan
horisontal sudah dapat terdeteksi dalam tahap
penentuan sintesis fisik.

137 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 10.5 Contoh konsep zoneplan horisontal

2. Zoneplan Vertikal
Merupakan peruntukan dan penempatan program ruang
disetiap lantai dalam bangunan. Pertimbangan-
pertimbangan didapatkan dari hasil sintesis nonfisik
hubungan ruang (diagram gelembung dan diagram
matriks). Sebelum menentukan letak program ruang
tetapkan dahulu hirarki sifat kegiatannya disetiap lantai.

Gambar 10.6 Contoh konsep zoneplan vertikal

138 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


X.3. KONSEP TATA RUANG LUAR

Ruang luar merupakan sisa dari luas tapak dikurangi luas


dasar bangunan. Dengan demikian luasan ruang luar
tersebut tergantung dari besaran prosentase koefisien
dasar bangunan (KDB). Secara garis besar tata ruang luar
dibagi menjadi dua jenis, yakni :

1. Ruang Luar Aktif


Merupakan sisa tapak yang diolah menjadi taman yang
masyarakat penggunanya dapat ikut aktif
memanfaatkannya.

Gambar 10.7 Ruang luar aktif

139 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


2. Ruang Luar Pasif
Merupakan sisa tapak yang diolah menjadi taman akan
tapi masyarakat pemakai tidak ikut aktif didalamnya.

Gambar 10.8 Ruang luar pasif

X.4 KONSEP SIRKULASI

1. Sirkulasi Dalam Tapak


Setelah ditetapkannya zoneplan dalam tapak maka tahap
berikutnya adalah merancang jalan penghubung antar
peruntukan tersebut. Hal ini dinamakan sirkulasi dalam
tapak. Berdasarkan tipe penggunanya maka sirkulasi
dalam tapak dibedakan menjadi tiga jenis, yakni :

140 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


a) Sirkulasi Manusia
Merupakan pergerakan yang dilakukan manusia
sebagai pengguna dan pemakai utama bangunan.
Sirkulasi ini dapat berbentuk sederhana hingga
kompleks dan rumit.

b) Sirkulasi Kendaraan
Merupakan pergerakan kendaraan yang dipakai
pengguna dan pemakai bangunan. Dalam
perancangan sirkulasi kendaraan, perlu disesuaikan
dengan standar dan dimensi kendaraan, jalan dan
parkir dengan fungsi tipologi bangunannya. Jenis
kendaraan memiliki dimensi yang berbeda yang
berdampak juga pada perancangan area pergerakan
(manuver) dari kendaraan itu sendiri.

c) Sirkulasi Barang
Pada fungsi-fungsi tertentu, sirkulasi didalam tapak
justru didominasi oleh pergerakan benda dan barang,
misalnya perencanaan dan perancangan pabrik,
pelabuhan bongkar muat, atau komplek
pergudangan. Pada bangunan umum seperti kantor,
rumah sakit atau hotel sirkulasi barang sebaiknya
memiliki jalur tersendiri agar kesan yang ditimbulkan
tidak merusak pandangan dari pengunjung lainnya.

141 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 10.9 Contoh konsep sirkulasi tapak

2. Sirkulasi dalam Bangunan


Untuk memperlancar pergerakan manusia didalam
bangunan maka diperlukan penentuan dan letak sirkulasi
yang tepat dengan fasilitas dan sarana penunjangnya.
Penentuan dimensi atau lebar sirkulasi pergerakan
manusia didalam bangunan disesuaikan dengan frekuensi
atau kepadatan hubungan ruang yang telah didapat dari
sintesis nonfisik yang berupa diagram gelembung.

142 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Sirkulasi hubungan ruang tersebut berjenjang sesuai
dengan hirarki ruang dan bangunan. Semakin privat sifat
ruangnya maka semakin kecil lebar koridornya. Sirkulasi
yang terjadi pada masa bangunan tunggal tidak jauh
berbeda dengan bangunan majemuk. Arah, dimensi dan
bentuk sirkulasi tergantung pada topik dan tema
perancangan yang telah ditentukan oleh arsitek sejak
awal proses. Berdasarkan arahnya maka sirkulasi dalam
bangunan terbagi menjadi dua tipe, yakni :
a) Sirkulasi Horisontal, berupa selasar, koridor
b) Sirkulasi Vertikal, berupa tangga, eskalator dan
elevator.

X.5. KONSEP ORIENTASI BANGUNAN

Konsep ini merupakan sikap arah menghadap bangunan


yang ditunjukkan oleh kegiatan-kegiatan didalamnya. Dari
jenis dan sifat kegiatannya ada bangunan yang bersifat
tertutup dan terbuka. Begitupula pola kegiatannya, ada
bangunan yang menghadap arah pandangan ke dalam,
seperti museum, mall dan perpustakaan. Namun ada juga
yang membutuhkan pandangan keluar, seperti hotel dan
revolving restaurant.
1. Orientasi ke luar
Merupakan sikap arah menghadap bangunan yang
menunjukkan kesan terbuka dan menerima (welcome)
terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitar tapak.

143 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 10.10 Revolving restaurant, contoh orientasi
keluar

2. Orientasi ke dalam
Orientasi ini merupakan sikap arah pandang yang
ditunjukkan bangunan bahwa kegiatan-kegiatan yang
terjadi didalamnya tidak membutuhkan view atau
pandangan ke luar. Kegiatan-kegiatannya cenderung
mengarah kepada obyek-obyek didalam bangunan itu
sendiri, sehingga ekspresi bangunannya cenderung
tertutup.

Gambar 10.11 Museum Gugenheim, contoh orientasi ke


dalam

144 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


X.6. KONSEP TITIK TANGKAP BANGUNAN

Titik tangkap merupakan daerah pada bangunan yang


menajdi pusat perhatian pengunjung dari luar lokasi.
Letaknya disesuaikan dengan daerah titik tangkap yang
didapatkan dari hasil sintesis fisik fisik tapak. Ada
beberapa hal yang menjadi kunci saat menentukan arah
dan letak titik tangkap yang tepat, yakni
1. Analisis view dan pencapaian
2. Analisis potensi tapak dan kondisi topografi
3. Pada daerah yang telah ditentukan sebagai daerah
titik tangkap sangat tepat untuk meletakkan logo,
tower, indentitas ataupun ciri-ciri khas dari
bangunan.

Gambar 10.12 Penerapan titik tangkap pada elemen


bangunan

145 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


X.7. KONSEP AS BANGUNAN DAN KAWASAN
As bangunan disini diartikan sebagai poros arah, baik
membujur, melintang atau menyudut dari rencana
bangunan. As bangunan didapat dari hasi pertimbangan
beberapa analisis, yakni :
1. Analisis potensi tapak
2. Arah pandang dari bangunan
3. Analisis Klimatologi
4. Analisis topografi tapak

Gambar 10.13 As bangunan yang menyesuaikan bentuk


tapak yang memanjang

X.8. KONSEP DIMENSI BANGUNAN


Pengertian dimensi bangunan dalam arti fisik adalah
besaran ketebalan dan tinggi bangunan. Dalam
memperoleh konsep dimensi yang tepat, maka harus
didasarkan pemahaman dan pertimbangan hal-hal
berikut :

146 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


1. Hasil analisis Perda, terkait Luas Dasar Bangunan
(LDB) dan Luas Total Bangunan (LTB)
2. Dimensi dan As bangunan
3. Teknologi bangunan, khususnya yang terkait sintesis
struktur dan faktor fisika bangunan (pencahayaan,
akustik bangunan)
4. Zoneplan dan tipologi bangunan

Gambar 10.14 konsep dimensi dan ketinggian lantai

147 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


X.9 KONSEP BENTUK MASSA BANGUNAN

Setelah proses-proses pengkonsepan dilakukan dengan


penghayatan, maka seorang arsitek akan memasuki
tahapan dalam usaha mendapatkan bentuk massa
bangunan yang diinginkan. Semua hasil sentesis dan
konsep diramu dan dirangkai menjadi satu perpaduan
yang menghasilkan bentuk massa bangunan dalam
bentuk sketsa-sketsa imajiner. Bentuk bangunan pada
tahap ini sudah mulai spesifik karena sudah
memunculkan image, cirri atau gaya khas dari arsitek itu
sendiri.

Gambar 10.15 konsep transformasi bentuk massa


bangunan

148 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


X.10. KONSEP STRUKTUR DAN KONSTRUKSI
BANGUNAN
Pada tahap ini, akan diputuskan system struktur yang
mana yang akan dipakai dalam bangunan. Ide dan konsep
struktur yang diambil bersumber dari prinsip fungsi dan
dimensi bentuk bangunan yang dipadukan dengan
estetika bangunan. Dalam proyek nyata, penetapan
system struktur yang tepat dan akurat sebaiknya
dikonsultasikan dengan pihak kontraktor. Umumnya jenis
struktur bangunan dibedakan berdasarkan:

1. Ketinggian bangunan, terdiri dari


- Bangunan bertingkat rendah (1-3 lantai)
- Bangunan Walk Up (4-8 lantai)
- Bangunan bertingkat tinggi (9-40 lantai)
- Bangunan pencakar langit (>40 lantai)

2. Bangunan Bentang Lebar


Dengan melihat bentuk dan jenis lebar bentangan
yang ditentukan arsitek, maka akan diketahui pula
material yang digunakan pada jenis struktur bentang
lebar tersebut, dimana secara garis besar pilihan
struktur terdiri dari :
- Struktur beton
- Struktur besi baja
- Struktur kayu

149 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 10.16 Struktur rangka baja

Gambar 10.17 Struktur rangka kayu

150 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


X.11. KONSEP UTILITAS BANGUNAN

Penggunaan utilitas bangunan meliputi jaringan instalasi


air, jaringan listrik, pengudaraan ruang, jaringan
komunikasi dan system suara, sistem pemadam
kebakaran, pembuangan Limbah, penangkal petir, sistem
keamanan, dan sistem sirkulasi vertikal.

1. Jaringan Instalasi Air


Merupakan sistem jaringan pemipaan yang mengalirkan
dan memindahkan air dari suatu tempat ke tempat lain.
Jaringan ini dibedakan atas jaringan pemipaan untuk air
bersih, air kotor, air jaringan kebakaran dan air hujan.

Gambar 10.18 Illustrasi sistem utilitas jaringan air bersih


pada bangunan bertingkat

151 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


2. Jaringan Listrik
Sumber listrik umumnya berasal dari PLN maupun
generator pada bangunan itu sendiri. Jaringan listrik
sendiri tidak hanya meliputi unsur pencahayaan pada
bangunan, tapi juga meliputi operasional utilitas
bangunan, dari lift dan eskalator, mesin pengolah limbah,
sistem keamanan dan hal-hal lain yang memerlukan
pasokan energi listrik. Dalam konteks konsep jaringan
listrik, seorang arsitek harus mampu memastikan sumber
dan kapasitas listrik sesuai dengan bangunan yang
direncanakan, begitu juga dengan skema distribusi
jaringan listrik hingga pemanfaatan alternatif-alternatif
sumber energi listrik dalam perancangannya.

Gambar 10.19 Rencana peletakan titik lampu

3. Jaringan Pengudaraan Ruangan


Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan dan kesegaran
hidup dalam rumah tinggal atau bangunan – bangunan

152 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


bertingkat, khususnya di daerah beriklim tropis dengan
udara yang panas dan tingkat kelembaban tinggi,
diperlukan usaha untuk mendapatkan udara segar baik
udara segar dari alam dan aliran udaran buatan. Cara
memperoleh udara segar dari alam adalah dengan cara
memberikan bukaan pada daerah yang diinginkan dan
memberikan ventilasi yang sifatnya menyilang. Udara
yang nyaman mempunyai kecepatan tidak boleh lebih
dari 5 km/jam dengan suhu/ temperatur kurang dari 30°C
dan banyak mengandung O2.

Gambar 10.20 Illustrasi penghawaan udara dalam


ruangan
Daerah di Indonesia kebanyakan kurang memberikan
kenyamanan karena udaranya panas (23 -34°C), udaranya
kotor (berdebu, berasap) dan angin tidak menentu,
khususnya pada bangunan tinggi, angin mempunyai
kecepatan tinggi. Karena keadaan alam yang demikian,

153 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


maka diperlukan suatu cara untuk mendapatkan
kenyamanan dengan menggunakan alat penyegaran
udara (air condition).

Gambar 10.21 Skema jaringan penghawaan buatan (AC)

154 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


4. Jaringan Pemadam Kebakaran
Instalasi pemadam kebakaran merupakan salah satu
sarana utilitas yang cukup penting dalam suatu
bangunan, sehingga memerlukan perencanaan yang
tepat dan teliti dalam pengadaannya. Yang termasuk
dalam peralatan jaringan pemadam kebakaran ini adalah
:
- Jaringan air semprot (sprinkler)
- Jaringan Hydrant
- Jaringan Halon Gas

Gambar 10.22 Skema jaringan air semprot (sprinkler)

155 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Gambar 10.23 Skema jaringan hydrant

5. Jaringan Pembuangan Limbah


Pada bangunan-bangunan bertingkat tinggi, kegiatan para
pemakainya akan menghasilkan limbah dalam jumlah
yang cukup besar volumenya. Permasalah ini dapat
diantisipasi dengan menyediakan lubang-lubang
pembuangan limbah yang terletak pada core bangunan,
termasuk didalamnya pemipaan air kotor. Sedangkan
limbah yang berasal dari hasil kegiatan kawasan juga
harus mendapat perhatian arsitek. Perencanaan area
penampungan limbah sementara harus disertakan dalam
perancangan bangunan secara keseluruhan.

156 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


DAFTAR PUSTAKA
Alexander. C, 1979, The Timeless Way of Building,
London, Oxford University Press
Archer, L.B, 1974, Design Awareness and Planned
Creativity in Industry, Ottawa, Office of Design
Department of Industry, Trade and Commerce
Asimow, Morris, 1962, Introduction to Design, Los
Angeles, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall
Barker, Roger G, 1968, Ecological Psychology: Concepts
and Methods for Studying the Environment of Human
Behavior, Kansas, Standford University Press
Booker, P.J, 1962, Principles and Precedents Engineering
Design, London, Institution of Engineering Designers
Ching, DK, 1996, Architectural Graphics, Seattle, John
Wiley & sons Ltd
Ching, DK, 2007, Architecture: Form, Space and Order 3rd
Ed, Seattle, John Wiley & sons Ltd
Dafidoff, Paul, 1962, A Choice Theory of Planning, Journal
of The American Institute of Planners, XXVIII, p 103-
115
Eppi P Suriadjaja dkk, 1986, Persepsi Bentuk dan Konsep
Arsitektur, Jakarta, Djambatan
Jones, JC, 1990, Developments in Design Methodology,
New York, John Wiley & sons Ltd
Laksito, Boedhi, 2014, Metode Perencanaan &
Perancangan Arsitektur, Jakarta, Griya Kreasi

157 Diktat Metode Perancangan Arsitektur


Reswick, J.B, 1965, Prospectus for an Engineering Design
Center, Cleveland OH, Case Institute of Technology
Shrode, William A, 1974, Organization and Management:
Basic Systems Concepts, Michigan, R.D Irwins
Stokols, D,1976, Toward Psychological Theory of
Alienation, Psych Rev 82: 26-44
Wade, J.W, 1977, Architecture, problems, and purposes:
Architectural design as a basic problem-solving
process, Wisconsin, London, John Wiley & sons pub
WHITE, EDWARD T, 1997, Introduction to Architectural
Programming, University of Michigan, Architectural
Media
Zainun, Achmad, 1999, Elemen Mesin- I, Bandung, PT
Rafika Aditama

158 Diktat Metode Perancangan Arsitektur

Anda mungkin juga menyukai