METODE
PERANCANGAN
ARSITEKTUR
disusun oleh
Muhamad Ratodi ST., M.Kes
2015
“..Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang
paling bermanfaat bagi manusia”
(HR. Thabrani dan Daruquthni)
PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI Iii
BAB I PENGANTAR METODE PERANCANGAN
I.1. PENGERTIAN 1
I.2. KLASIFIKASI PERENCANAAN 5
I.3. EVOLUSI PERANCANGAN 7
I.4. HUBUNGAN PERENCANAAN DENGAN 11
PERANCANGAN
BAB II BENTUK, RUANG, SKALA DAN FUNGSI
II.1. PENGERTIAN BENTUK 13
II.2. RUANG 14
II.3. SKALA DALAM ARSITEKTUR 15
II.4. FUNGSI RUANG DAN FUNGSI 18
BANGUNAN
II.5. BENTUK, RUANG, SKALA DAN 19
FUNGSI DALAM PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
BAB III HUBUNGAN UNSUR YANG TERLIBAT DALAM
PEMBANGUNAN
III.1. UNSUR PELAKSANA PEMBANGUNAN & 30
TUGASNYA
III.2. LINGKUP TUGAS ARSITEK MUSLIM DALAM 34
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
III.3. PEMPROSESAN DATA DAN INFORMASI 36
YANG DIPERLUKAN DALAM PERENCANAAN
BAB I
PENGANTAR METODE PERANCANGAN
I.1. PENGERTIAN
1. METODE
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang
bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur
mencakup merancang dan membangun keseluruhan
lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu
perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur
lanskap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan,
desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga
merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan
tersebut.
3. PERANCANGAN
Terdapat begitu banyak pengertian yang dikemukakan
oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut :
“Perancangan merupakan proses penarikan keputusan
dari ketidakpastian yang tampak, dengan tindakan-
tindakan yang tegas bagi kekeliruan yang terjadi”
(M.Asimow, 1982).
“Perancangan merupakan upaya untuk menemukan
komponen fisik yang tepat dari sebuah struktur fisik”
(Christopher Alexander, 1983).
“Perancangan merupakan proses simulasi dari apa
yang ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-
kali sehingga memungkinkan kita merasa puas dengan
hasil akhirnya” (P.J. Booker, 1984).
“Perancangan merupakan sasaran yang dikendalikan
dari aktifitas pemecahan masalah” (L. Bruce Archer,
1985)
“Perancangan merupakan aktifitas kreatif, melibatkan
proses untuk membawa kepada sesuatu yang baru dan
bermanfaat yang sebelumnya tidak ada” (JB.Reswick,
1965).
“Perancangan mempunyai makna memulai perubahan
dalam benda-benda buatan manusia” (J.C. Jones,
1990).
Hubungan
terpadu Perencanaan - Perancangan
(integrated),
Perancangan
BAB II
BENTUK, RUANG, SKALA DAN FUNGSI
II.2. RUANG
Ruang adalah daerah tiga dimensi dimana obyek dan
peristiwa berada. Ruang memiliki posisi serta arah yang
relatif, terutama bila suatu bagian dari daerah tersebut
dirancang sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Ruang
merupakan wadah dari aktifitas-aktifitas manusia, baik
aktifitas untuk kebutuhan fisik maupun emosi manusia.
Ruang digunakan untuk mewadahi satu aktifitas manusia
atau lebih. Ruang terkait dengan volume dan volume
mempunyai tiga aspek dimensi, yaitu panjang, lebar dan
tinggi.
Ruang yang digunakan lebih dari satu fungsi dan aktifitas
disebut ruang multifungsi. Ruang yang bisa digunakan
untuk mewadahi aktifitas yang berlainan bahkan untuk
aktifitas yang sangat bertentangan (seperti aktifitas sakral
dan profan) disebut ruang yang relatif.
4) Skala Menakutkan
Skala ini mempunyai perbandingan yang jauh sekali
perbedaannya dari manusia sehingga menimbulkan
rasa menakutkan bagi manusia yang berada dalam
ruangan tersebut. Contohnya bangunan tinggi yang
berdekatan jaraknya akan menciptakan skala ruang
yang menakutkan
b) Radial
Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur
organisasi terpusat dan linier.Organisasi ini terdiri
dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah
organisasi linier berkembang menurut arah jari-
jarinya. Ruang pusat pada suatu organisasi radial
c) Spiral (Berputar)
Membentuk sebuah jalan lulur yang bergerak
mengelilingi pusat dan bertambah jauh dari
pusatnya.
d) Grid
Pola ini terdiri dari beberapa jalan yang
menghubungkan titik-titik terpadu dalam
ruang,organisasi grid terdiri dan bentuk-bentuk
dan ruang-ruang di mana posisinya dalam ruang
dan hubungan antar ruang diatur oleh pola atau
bidang grid tiga dimensi. Sebuah grid diciptakan
e) Jaringan
Suatu bangunan biasanya memiliki suatu
kombinasi dari pola-pola diatas. Oleh karena itu
maka dibentuk aturan urutan utama dalam
sirkulasi tersebut agar tidak membingungkan.
BAB III
HUBUNGAN UNSUR YANG TERLIBAT
DALAM PEMBANGUNAN
ada bab ini akan mebahas mengenai unsur-unsur
2) Arsitek
Arsitek merupakan pihak yang diberi tugas oleh klien
untuk mewujudkan keinginan atau tujuan mereka dan
َ ۡ ك َكَ َ َ ۡ َ ۡ َ َ ُ َۡ ُ َ ا ُ ا
firmanNYA
ُۡثة قل َّل ي َ ۡس َتوِي ٱۡلبِيث وٱلطيِب ولو أعجب
ۡكم ُ ََا َ َۡ ۡ ُ َٰٓ َ َ ا َُ ا َ ۡ
ب لعل َٰ
ِ يث فٱتقوا ٱّلل يأو ِِل ٱۡللب ِ ِ ٱۡلب
َ ُۡ
١٠٠ تفل ِ ُحون
“Katakanlah: tidak sama yang buruk dengan yang baik,
meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu,
Maka bertakwalah kepada Allah Hai orang-orang
berakal, agar kamu mendapat keberuntungan."(QS
5:100)
َۡ ٞ َ َٰٓ َ ۡ َ َ َ ۡ
ۡرض ِ ِإَوذ قال َر ُّبك ل ِل َملئِكةِ إ ِ ِّن َجاعِل ِِف ٱۡل
ُ ََۡ َ ُ ُۡ َ َ ََُۡ َ ُٓ َ َ َ
سد فِيها ويسفِك ِ خلِيفة ۖٗ قالوا أَتعل فِيها من يف
َ َ ُ َُ َ َ َۡ ُ َُ ُ َۡ َ َٓ َ
ٓ ِ ِ كۖٗ قَ َال إ
ّن ٱلِماء وَنن نسبِح ِبم ِد وقق ِد ل
َ ََُۡ َ َ َُۡ َ
٣٠ أعلم ما َّل تعلمون
BAB IV
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP
PERENCANAAN DAN KAITANNYA DENGAN
PERANCANGAN
1. Aktifitas
Manusia sebagai pelaku kegiatan didalam ruang, baik
“ruang luar” maupun “ruang dalam” akan
menciptakan pola aktifitas. Pola aktifitas pada
dasarnya merupakan gambaran karakteristik kegiatan
yang harus dicari oleh perencana. Tujuannya agar
dapat merekomendasikan kepada klien kebutuhan
ruang yang paling sesuai bagi kegiatan tersebut.
Bentuk-bentuk aktifitas manusia biasanya juga
melibatkan unsur-unsur pembentuk ruang sebagai
media bagi berlangsungnya kegiatan tersebut. Bentuk
kegiatan tertentu yang dilakukan sebagai “habit”
(kebiasaan), biasanya akan meninggalkan “jejak” pada
1. Ketentuan Legal
Yang dimaksud dengan ketentuan legal ialah
ketentuan yang sudah mempunyai kekuatan hukum
atau diakui eksistensinya dalam perannya sebagai
BAB V
PENGUMPULAN DATA & TEKNIK
PENGUMPULAN DATA ARSITEKTUR
engumpulan data merupakan prosedur sistematis
P dan standar untuk memperoleh data dan informasi
yang diperlukan. Pada bidang arsitektur data yang
diperoleh cenderung menonjolkan faktor subjektif dari
pengguna, arsitek ataupun pihak-pihak yang terkait
dengan bangunan yang akan di disain.
1. Tujuan
Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi yang
sudah tersedia (dari klien dan pustaka) dan
menganalisisnya untuk merumuskan kebutuhan data dan
analisis selanjutnya.
3) Tracking (penjejakan)
Pengetahuan penjejakan ini pada dasarnya
sudah dicontohkan pada kehidupan binatang
dan manusia dimana kehidupan masih sangat
bergantung dengan alam.
BAB VI
IDENTIFIKASI DALAM PERENCANAAN
b) Nuansa
Adalah keadaan yang ditimbulkan oleh lingkungan di
sekeliling bangunan sehingga memperkuat citra
bangunan. Pengolahan tapak disekeliling bangunan
dapat mewujudkan kesesuaian tampilan dengan
persyaratan fungsinya. Kesatuan antara citra dan
nuansa dapat mendukung keberadaan fungsi. Bentuk
dan nuansa bangunan memiliki ciri khas yang
berbeda-beda. Contoh Istana Negara, nuansa yang
diharapkan adalah kemegahan dan salah satu hal
yang dapat dilakukan untuk mendapatkan nuansa ini
adalah penataan sirkulasi, penggunaan kolom
berukuran besar dan peletakan gerbang masuk
utama (main gate). Selain itu nuansa dapat
c) Suasana
Adalah keadaan yang dapat dirasakan pengunjung
didalam ruangan yang terdiri dari perpaduan kesan
antara tampilan dinding, plafon, lantai, lampu,
furniture dan aksesoris lain sesuai yang dikehendaki
oleh sang arsitek. Aspek keserasian dan
kesinambungan antara nuansa di luar bangunan
dengan suasana di dalam harus tetap terjaga. Perlu
ada kesesuaian kesan antara citra dengan nuansa
lingkungan dan suasana di dalam bangunan walaupun
pada beberapa kasus hal ini tidak menjadi hal yang
mutlak.
b) Fungsi Penunjang
Merupakan penunjang dari kegiatan-kegiatan utama.
Dengan kegiatan dari fungsi penunjang, maka fungsi
pokok dapat terselenggara dengan baik, aman dan
nyaman. Hubungan fungsi penunjang dengan fungsi
utama dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung namun tetap memperhatikan aspek
c) Fungsi Pelengkap
Merupakan fungsi yang melengkapi kegiatan-kegiatan
yang sudah ada. Keberadaannya pun tidak mutlak
dan tidak selalu harus terkait dengan fungsi utama
dan fungsi penunjang. Akan tetapi fungsi pelengkap
dapat menjadi faktor daya tarik dan penambah nilai
fungsi serta ikut menentukan keberhasilan fungsi-
fungsi lain.
3. Radius Pelayanan
Radius pelayanan adalah jarak pelayanan fungsi dan
pelayanan yang dapat dijangkau oleh pemakai fungsi
2. Potensi Terkait
Setiap fungsi yang dibangun pasti akan berinteraksi
dengan potensi-potensi lain. Potensi tersebut dapat
BAB VII
ANALISIS PERENCANAAN
nalisis menjadi tahap penting dalam proses
A perencanaan. Setiap aspek fisik dan non fisik menjadi
sasaran analisis perencanaan, mulai dari aspek fungsi dan
kegiatan, aspek pengguna, besaran ruang, potensi tapak
dan kawasan, kondisi eksisting hingga aspek sosial,
budaya dan teknologi
Pelaku Kegiatan
Dari studi kelayakan dan pengumpulan data yang telah
dilakukan dapat ditentukan jumlah dan status jabatan
dari masing-masing pelaku kegiatan. Hal ini harus
dilakukan untuk mendapatkan standar ukuran kegiatan
maupun tingkat kenyamanan yang sesuai dengan status
sosialnya. Dengan diketahuinya jumlah pelaku kegiatan
beserta status dan jabatannya dapat ditentukan ruang,
kualitas keamanan dan kenyamanan yang dipersyaratkan.
Sifat Kegiatan
Jenjang keadaan dan kondisi pelaku kegiatan dalam suatu
fungsi dapat membedakan urutan sifat kegiatan. Apabila
telah diketahui sifat dari masing-masing jenis dan pelaku
kegiatan akan memudahkan peletakan ruang-ruang
dalam perencanaan denah bangunan.
Syarat Kegiatan
Pelaku dan penggunan sebuah fungsi didalam melakukan
kegiatannya memerlukan suasana dan kondisi tertentu.
Keadaan ini dapat dilakukan apabila memenuhi syarat
fungsi dan kegiatan yang ditetapkan. Persyaratan
kegiatan umumnuya meliputi keadaan yang diinginkan
yang berkatian dengan utilitas bangunan, seperti terang-
gelap, dingin-panas, basah-kering, hening-ramai dsb.
Tujuan dari pengondisian adalah untuk mendapatkan
kenyamanan dan kelancaran dalam menjalankan aktifitas.
Standar Kegiatan
Setiap gerak manusia memerlukan ruang yang
disesuaikan dengan postur tubuh dari pengguna dan
pemakai fungsi. Selain itu jumlah pelaku juga harus
disesuaikan dengan jenis kegiatan dan sifat kegiatannya
dimana seluruhnya dinyatakan dalam satuan ukuran-
ukuran. Ukuran-ukuran ini digunakan sebagai acuan
dalam menentukan dimensi ruang, peralatan dan
perlengkapan furniture, serta pola perilaku.Beberapa
Anggaran Biaya
Pada tahap ini meliputi perhitungan ekonomi bangunan,
serta harus diprediksi dalam pertimbangan teknik
pelaksanaannya, baik yang berkaitan dengan keuntungan
finansial secara langsung maupun keuntungan sosial
kemasyarakatan. Anggaran biaya pada umumnya didapat
dari owners yang nsudah menganggarkan untuk proyek.
Ekspresi
Penampilan suatu bangunan menunjukkan sifat, bentuk
dan karakter fungsi. Terbuka atau tertutup, ke luar atau
ke dalam, kokoh ataupun ringan, semua tergantung
kepada fungsi kegiatannya. Ekspresi juga dapat
diakibatkan dari material strukturnya, apakah ringan atau
berat tergantung dari filosofinya.
Tradisi
Seperti adat istiadat, tradisi merupakan ciri khas yang
dimiliki masyarakat secara turun temurun dan
merupakan aset yang sangat berharga bagi peradaban
manusia. Pada kasus-kasus tertentu tradisi dapat
berpengaruh secara signifikan terhadap tipologi
bangunan-bangunan tradisional yang sarat akan filosofi.
Kepercayaan
Kepercayaan merupakan keyakinan akan adanya penjaga
dan pengawas kehidupan serta segala sesuatu memiliki
jiwa yang hidup. Manifestasi dari kepercayaan ini adalah
ritual-ritual ibadah, baik dari aliran kepercayaan nenek
moyang sampai dengan agama samawi yang dianut
pengikutnya. Dalam Islam sendiri bahwa setiap langkah
dan perilaku umatnya mengandung nilai ibadah di mata
Allah SWT, mendorong manusia untuk memberikan
kontribusi postif baik terhadap kepada sesame manusia
maupun ke lingkungan sekitarnya.
Stimulus
Stimulus atau rangsangan dapat diciptakan oleh hasil
karya arsitek kepada setiap pelaku kegiatan yang
berinteraksi dengan karyanya. Stimulus tersebut dapat
memicu kemampuan personifikasi atau kemampuan
merasakan dari pelaku kegiatan pada setiap titik
rancangannya. Rasa tersebut dapat berkaitan dengan
gerakan badan, dimensi, warna, ukuran dan skala,
pencahayaan, pengudaraan bahkan kenyamanan
utilitasnya.
Reaksi
Penampilan atau ekspresi bangunan menunjukkan fungsi
kegiatannya.Ribuan ekspresi diakibatkan oleh sifat
fungsinya yang dapat menimbulkan reaksi positif ataupun
negatif.
Analisis dimensi
yang terdiri dari Dimensi dan bentuk ukuran tapak, garis
kontur tanah, arah dan garis edar matahari, rencana dan
jenis jalan
Analisis Potensi
Merupakan tahap pembahasan mengenai penjabaran
dan penguraian tentang fungsi-fungsi yang ada kaitan
dengan fungsi yang dirancang. Potensi ini dapat berada di
dalam tapak maupun diluar tapak. Secara sifatnya potensi
tapak dibedakan menjadi dua jenis yakni (1)Potensi alam
dan (2)Potensi buatan. Selain itu yang dianggap potensi
adalah fungsi sejenis yang berbeda atau sejenis yang
berada di sekitar tapak.
Angin
Angin terjadi disetiap lokasi dan tapak yang yang
diakibatkan adanya perbedaan suhu udara. Pada
Analisis Topografi
Merupakan penjabaran dan uraian tentang kondisi tanah
dari tapak yang telah dipilih sebagai lokasi letak
bangunan. Pada analisa tapak, hal yang dianalisis adalah
Jenis tanah / kondisi geologi
Bentuk permukaan tanah (datar, landai, tegak
atau curam). Pada tahap ini melakukan kajian
peta geografis yang dinyatakan dalam bentuk
garis kontur. Garis kontur ini didapat dari
pengukuran dengan alat theodolit maupun
pencitraan udara. Kerapatan garis kontur
Analisis Pencapaian
Tahap ini diperlukan untuk mengetahui dan menguraikan
arah terbesar pemakai serta pengguna bangunan datang
ke tapak. Hasil analisis ini digunakan sebagai panduan
penentuan letak pintu gerbang dan titik tangkap ke arah
Analisis Sirkulasi
Analisis ini dilakukan untuk mengambil gambaran lebih
detail tentang hal-hal yang berkaitan dengan pergerakan
dan sirkulasi oleh pengguna bangunan. Tahap ini sebagai
kelanjutan dari tahap analisis pencapaian yang telah
menentukan arah terbesar pemakai datang dengan
berbagai macam sarana dan cara.
Analisis Vegetatif
Tahap ini merupakan kajian yang menyangkut
keberadaan tanaman dan tumbuhan yang berada dalam
tapak dan disekitar tapak. Tanaman dapat menjadi
potensi geografis dan historis serta dapat berperan
dalam menjaga dan mengendalikan kelembaban dan
temperatur dilingkungan tapak.
Analisis Kebisingan
Kebisingan adalah suara berisik yang melebihi standar
normal yang mampu diterima telinga manusia. Analisis
kebisingan bertujuan untuk mendapatkan gambaran
terkait arah dan sumber kebisingan berasal dan
pengaruhnya terhadap bangunan dan penghuninya.
BAB VIII
SINTESIS PERENCANAAN
b) Urutan Kegiatan
Pada tahapan ini, urutan ruang didasarkan pada
tahap program ruang. Urutan juga disesuaikan
dengan sifat kegiatannya. Urutan kegiatan ini
diperlukan bagi fungsi kegiatan yang didalamnya
membutuhkan proses yang berkesinambungan dan
berurutan.
d) Diagram Matrix
Tahap ini merupakan tahap kesimpulan nonfisik
fungsi yang didasarkan kepada penggabungan dan
pengelompokan hubungan ruang dan sifat ruang
yang sejenis. Didalam diagram matrix juga
dicantumkan tingkat hubungan antar ruang dimana
masing-masing jenis hubungan diberikan tanda yang
berbeda dan spesifik, sehingga memudahkan dalam
mencocokkan dan mengevaluasi perancangan
fisiknya. Output dari diagram ini adalah
pengelompokan ruangan berdasarkan derajat
kedekatan ruang yang menjadi dasar dalam konsep
dalam penzonaan dan perancangan penataan (lay
out) ruang
1. Sintesis Tapak
Sintesis tapak merupakan hasil penarikan kesimpulan dari
analisis tapak, dimana pada proses sintesis ini output
yang dihasilkan meliputi:
a) Penentuan Gerbang Utama dan samping
Tahap ini merupakan penentuan dari alternatif-
alternatif pintu masuk ke dalam tapak. Ketepatan
pemilihan pintu gerbang tapak akan sangat
c) Titik Tangkap
Kesimpulan untuk menentukan daerah tapak yang
mudah dilihat oleh penggunaan dan masyarakat luas.
Adapun yang menjadi pertimbangannya adalah
pencapaian dan arah pandang, dimensi tapak,
topografi, dan potensi sekitar tapak.
d) Orientasi
Merupakan kesimpulan mengenai arah tapak
menghadap. Arah tapak sendiri terdiri dari orientasi
massa bangunan. Hal yang menjadikan pertimbangan
dalam mengambil sintesis orientasi adalah : ruang
Kota, topografi dan potensi sekitar tapak
3. Sintesis Teknologi
a) Struktur dan Konstruksi
Sintesis struktur dan konstruksi akan menghasilkan
sebuah kesimpulan mengenai sistm struktur dan
konstruksi yang memungkinkan digunakan dalam
projek sesuai dengan fungsi beserta jenis ruang dan
dimensinya yang diperoleh dalam analisis fungsi.
BAB IX
PERENCANAAN BERDASAR ANALISIS
PERILAKU
BAB X
KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR
h) Ekologi Perilaku
Semakin tinggi nilai ekonomis suatu ruang maka
semakin tinggi pula status sosial pemakai ruangnya.
4. Pendekatan Budaya
Arsitektur merupakan bagian dari kebudayaan kesenian
dalam bidang seni bangunan, tetapi dalam aplikasinya
tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur kebudayaan
lainnya. Cerminan ekspresi budaya kearsitekturan dapat
dianalogikan seperti teori hirarki kebudayaan manusia
(Maslow Triangles), dimana eksistensi manusia paling
mendasar dan pokok terdiri dari :
1) Kebutuhan fisiologis, dimana arsitektur
mengakomodir kebutuhan manusia akan wadah
beraktifitas
2) Rasa aman, dari segala ancaman alam maupun
makhluk hidup lainnya
3) Kebutuhan Sosial untuk dapat berinteraksi dengan
manusia lain
1. Zoneplan Horisontal
Merupakan penentuan peruntukan ruang dan kegiatan
dari fungsi pada permukaan tapak secara mendatar.
Masalah yang timbul terkait penetuan konsep zoneplan
horisontal sudah dapat terdeteksi dalam tahap
penentuan sintesis fisik.
2. Zoneplan Vertikal
Merupakan peruntukan dan penempatan program ruang
disetiap lantai dalam bangunan. Pertimbangan-
pertimbangan didapatkan dari hasil sintesis nonfisik
hubungan ruang (diagram gelembung dan diagram
matriks). Sebelum menentukan letak program ruang
tetapkan dahulu hirarki sifat kegiatannya disetiap lantai.
b) Sirkulasi Kendaraan
Merupakan pergerakan kendaraan yang dipakai
pengguna dan pemakai bangunan. Dalam
perancangan sirkulasi kendaraan, perlu disesuaikan
dengan standar dan dimensi kendaraan, jalan dan
parkir dengan fungsi tipologi bangunannya. Jenis
kendaraan memiliki dimensi yang berbeda yang
berdampak juga pada perancangan area pergerakan
(manuver) dari kendaraan itu sendiri.
c) Sirkulasi Barang
Pada fungsi-fungsi tertentu, sirkulasi didalam tapak
justru didominasi oleh pergerakan benda dan barang,
misalnya perencanaan dan perancangan pabrik,
pelabuhan bongkar muat, atau komplek
pergudangan. Pada bangunan umum seperti kantor,
rumah sakit atau hotel sirkulasi barang sebaiknya
memiliki jalur tersendiri agar kesan yang ditimbulkan
tidak merusak pandangan dari pengunjung lainnya.
2. Orientasi ke dalam
Orientasi ini merupakan sikap arah pandang yang
ditunjukkan bangunan bahwa kegiatan-kegiatan yang
terjadi didalamnya tidak membutuhkan view atau
pandangan ke luar. Kegiatan-kegiatannya cenderung
mengarah kepada obyek-obyek didalam bangunan itu
sendiri, sehingga ekspresi bangunannya cenderung
tertutup.