Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ni Putu Jayanti Putri Prasita

NIM : 1905521011
Kelas : A Reguler
Mata Kuliah : Pengantar Permukiman
Dosen : I Ketut Mudra, S.T., M.T.

TUGAS PENGANTAR PERMUKIMAN

A. Rumah dan Permukiman


Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak
huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya serta
aset bagi pemiliknya (Pemerintah RI, 2011:4). Mengacu pada UU No. 1 Tahun 2011
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, pengertian kawasan permukiman,
lingkungan hunian dan permukiman adalah sebagai berikut :
 Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan
yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
 Lingkungan hunian adalah bagian dari kawasan permukiman yang terdiri atas
lebih dari satu satuan permukiman.
 Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari
satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan
perdesaan.
B. Pola Spasial Permukiman
Menurut Wiriatmadja (1981) pola spasial permukiman sebagai berikut:
 Pola permukiman dengan cara tersebar berjauhan satu sama lain, terutama terjadi
dalam daerah yang baru dibuka. Hal tersebut disebabkan karena belum adanya
jalan besar, sedangkan orang-orang mempunyai sebidang tanah yang selama
suatu masa tertentu harus diusahakan secara terus menerus
 Pola permukiman dengan cara berkumpul dalam sebuah kampung/desa,
memanjang mengikuti jalan lalu lintas (jalan darat/sungai), sedangkan tanah
garapan berada di belakangnya;
 Pola permukiman dengan cara terkumpul dalam sebuah kampung/desa,
sedangkan tanah garapan berada di luar kampung; dan
 Berkumpul dan tersusun melingkar mengikuti jalan. Pola permukiman dengan
cara berkumpul dalam sebuah kampung/desa, mengikuti jalan yang melingkar,
sedangkan tanah garapan berada di belakangnya.
Bentuk atau pola permukiman pada umumnya memiliki pola menyebar atau
terpusat. Bentuk atau pola permukiman ini mempengaruhi berbagai aspek seperti pola
kehidupan masyarakat, bentuk rumah, dan lain-lain. Dalam penugasan ini yang akan
dibahas adalah pola permukiman dengan cara berkumpul dalam sebuah kampung/desa,
memanjang mengikuti jalan lalu lintas (jalan darat/sungai), sedangkan tanah garapan
berada di belakangnya. Contoh objek yang digunakan berlokasi tepatnya di Desa
Sidatapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng di bagian Bali Utara yang
merupakan salah satu desa Bali Aga yang ada di Bali.

Gambar 1. Permukiman Desa Sidatapa, Kabupaten Buleleng


Sumber : www.googlemaps.com

Bali Aga secara umum dipahami sebagai Bali yang asli (aboriginal Balinese),
Bali kuno, berasal dari era pre-Hindu dan masih menampilkan unsur-unsur animisme
(HauserSchäublin, 2008 : 2); ataupun dipahami sebagai highland Balinese/ Bali
pegunungan („aga‟ = gunung), kebanyakan komunitas Bali Aga memang berlokasi di
pegunungan dengan ketinggian 800-1.700 m dpl (terutama yang berlokasi di Bali
Utara), walapun tidak semuanya.
Desa Sidatapa Kecamatan Banjar berjarak sekitar 23 km dari kota Singaraja ke
arah Barat, berjarak sekitar 7 km dari ibukota Kecamatan Banjar, dengan batas batas
desa sebagai berikut : di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tempekan, di sebelah
Selatan dengan Desa Cempaga, di sebelah Timur dengan Dusun Abasan. Desa
Sidatapa merupakan sebuah desa kecil yang terletak di daerah pegunungan, dengan
perbukitan berbatu dan berada pada ketinggian 400-500 meter dari permukaa laut.
Dilihat dari letak geografis Desa Sidatapa yang berada di perbukitan, pola
tatanan perumahannya mengikuti kontur yang ada, sehingga bentuk perumahannya
berjajar dan berundag-undang. Perumahan tersebut dapat dibagi menjadi dua (blok)
dimana jalan utama dijadikan sebagai batas dari dua blok perumahan tersebut. Setiap
rumah yang terdapat di kedua blok tersebut seluruh rumahnya menghadap ke arah
Barat (hanya satu arah). Pola spasial Desa Sidatapa ini membentuk pola linier yang
dibentuk dari aksis utama yang membujur dari Tenggara - Barat Laut.

Gambar 2. Peta Pola Permukiman Desa Sidatapa, Kabupaten Buleleng


Sumber : www.googleearth.com
Desa Sidatapa menerapkan pola permukiman ini selain dikarenakan mengikuti
kondisi kontur lahan, sebenarnya juga secara alami terjadi karena sengaja melakukan
pembangunan yang mendekati sarana transportasi serta utilitas lain seperti jangkauan
listrik serta komunikasi yang notabenenya terletak dekat dengan jalan. Dengan
menerapkan pola pemukiman ini memberikan lebih banyak kemudahan untuk kondisi
Desa Sidatapa saat ini dibanding dengan pola tersebar. Akses bagi masyarakat juga
menjadi mudah untuk melakukan kegiatan sehari-hari.

Gambar 3. Pola Permukiman Desa Sidatapa, Kabupaten Buleleng


Sumber : www.googleearth.com
C. Kesimpulan
Pola spasial permukiman di Desa Sidatapa, Kecamatan Banjar, Kabupaten
Buleleng ini adalah benar permukiman dengan cara berkumpul dalam sebuah
kampung/desa, memanjang mengikuti jalan lalu lintas (jalan darat/sungai), sedangkan
tanah garapan berada di belakangnya. Pola tatanan perumahannya mengikuti kontur
atau transis yang ada, sehingga bentuk perumahannya berjajar dan berundag undang.
Perumahan tersebut dapat dibagi menjadi dua (blok) dimana jalan utama dijadikan
sebagai batas dari dua blok perumahan tersebut.
Pola spasial permukiman Desa Sidatapa membentuk pola linier yang dibentuk
dari aksis utama yang membujur dari Tenggara - Barat Laut. Terbentuknya pola
spasial tersebut didasari oleh kepercayan dan tradisi bahwa Fasilitas komunal utama
tersebut sebagai sentra kegiatan sosio-kultural dan mudah diakses dari segenap
penjuru desa.
SUMBER :
 Undang-undang No. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
 Wiriatmadja, Soekandar. 1981. Pokok-pokok Sosiologi Pedesaan. Jakarta:
Yasaguna.
 Setiada, Nengah Keddy & Swandendri, Ni Made. 2016. POLA SPASIAL
PERMUKIMAN MASYARAKAT BALI AGA DI DESA PAKRAMAN
TIMBRAH, DESA PERTIMA, KECAMATAN KARANGASEM,
KABUPATEN KARANGASEM. Universitas Udayana. Laporan Akhir Hibah
Unggulan Program Studi. Diakses tanggal 5 Oktober 2021
melalui :http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/9470/1/e9746be515690e24274159f2e0b
5e66f.pdf
 Wiriantari, Frysa. 2013. POLA PEMUKIMAN DESA SIDATAPA. Diakses
tanggal 5 Oktober 2021 melalui
http://ejournal.undwi.ac.id/index.php/anala/article/view/182

Anda mungkin juga menyukai