Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 1

PENGANTAR ARSITEKTUR DA 184102 (3 SKS)

SEMESTER GASAL 2018/2019

Dosen : Dr. Ir. Murni Rachmawati, M.T.

Kelas :B

Anggota : 1) Almira Tsaniya Ardiani (08111840000008)

2) Maghfiroh Robbaniyah (08111840000029)

3) Haajar Al-Mulhimah A. (08111840000035)

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arsitektur adalah ilmu dan seni perencaaan dan perancangan lingkungan
binaan yang mempelajari bangunan dengan unsur-unsur estetika di dalamnya.
Arsitek sendiri merupakan salah satu cita-cita yang paling popular untuk anak-
anak Indonesia karena profesinya meiliki daya tarik sendiri. Arsitektur memang
tak hanya sekadar perihal perencanaan dan perancagan bangunan saja, namun
juga menyangkut aspek-aspek yang lebih besar dari padanya.
Arsitektur memberikan beragam makna baik itu seni maupun
pengetahuan. Dahulu arsitek dikatakan desainer bangunan tetapi pula dikatakan
seorang ahli bangunanyang mendalami berbagai ilmu pengetahuan sebagai
seorang desainer yang mendalami seni dalam bangunan yang akan didesain
tersebut. Maka layaklah bila arsitektur dikatakan sebagai sebuah seni, karena
didalam arsitektur sendiri pada akhirnya menghasilkan sebuah karyaseni berupa
wujud desain yang memiliki konsep dari sang arsitek.
Penciptaan karya arsitektur dengan memiliki prinsip-prinsip Vitruvius
telah menjadi salah satu bagian dari berbagai peristiwa dan fenomena yang
terjadi pada sebuah sejarah perkembangan arsitektur. Pembelajaran akan
elemen-elemen dan unsur-unsur bangunan disertai nilai-nilai estetika sangatlah
dibutuhkan bagi yang mau mendalami ilmu arsitektur. Bangunan yang ada di
lingkungan sekitar kita dapat uraikan anatomi dari setiap bagian bangunan
tersebut.

1.2 Tujuan
Menjelaskan anatomi dari suatu bangunan arsitektur baik dari segi
elemen-elemen dan unsur lain yang membedakan bangunan arsitektur dengan
bangunan biasa, sehingga pembaca dapat menambah wawasan dan
pengetahuan yang meningkatkan kemampuan visualisasi dalam menilai suatu
bangunan.
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Arsitektur

Arsitektur adalah ilmu yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah


dalam perencanaan bangunan yang dibalut dengan nilai-nilai seni dan estetika
sesuai dengan imajinasi tetapi tetap memperhatikan kebutuhan dan fungsi
masing-masing bangunan.

Arsitektur–tidak seperti bidang seni lain–hadir dalam realitas sehari-hari.


Arsitektur adalah ruang fisik untuk aktivitas manusia, yang memungkinkan
pergerakan manusia dari satu ruang ke ruang lainnya, yang menciptakan tekanan
antara ruang dalam bangunan dan ruang luar. Namun, bentuk arsitektur juga ada
karena persepsi dan imajinasi manusia. (Laurens, 2004)

2.2 Pengertian Arsitektur Menurut Para Tokoh

1. Marcus Pollio Vitruvius

Arsitektur adalah sebuah kekuatan/kekokohan (virmitas),


keindahan/estetika (venustas), dan kegunaan/fungsi (utilitas). Selain itu,
arsitektur juga merupakan ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya serta
dilengkapi dengan proses belajar. Salah satu cabang ilmu yang mesti dipelajari
dalam menelaah arsitektur adalah ilmu filsafat, terutama rasionalisme,
empirisisme, fenomenologi strukturalisme, post-strukturalisme, dan
dekonstruktivisme. Semua hasil karya yang dihasilkan arsitektur adalah suatu
karya seni.

2. Forrest Wilson

Arsitektur, lukisan, dan pahatan itu disebut seni rupa. Mereka menarik bagi
mata seperti musik menarik bagi telinga. Tetapi arsitektur tidak hanya dinilai
sebagai daya tarik visual. Bangunan berdampak pada semua panca indra
manusia–suara, bau, sentuhan, rasa, dan visual. (Ching, A Visual Dictionary of
Architecture (Second Edition), 2012)

3. Steen Eiler Rasmussen

Arsitektur itu dibuat oleh orang biasa, untuk orang biasa, maka arsitektur
itu harus dapat dipahami dengan mudah untuk semuanya. (Ching, A Visual
Dictionary of Architecture (Second Edition), 2012)

2.3 Pengertian Bangunan

Bangunan adalah segala sarana dan prasarana yang sudah dirancang dan
terstruktur yang digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari untuk
menunjang kehidupan dan membangun peradaban.

Tujuan umum dibuatnya bangunan yaitu berlindung dari cuaca, sinar


matahari, mendapat rasa aman, dan lain-lain. Sedangkan tujuan yang lain
mengikuti kebutuhan-kebutuhan lain di berbagai bidang kehidupan. Contohnya
gedung perkantoran dibuat untuk manusia bekerja; masjid, gereja, pura
digunakan untuk manusia melakukan kegiatan rohani; untuk menunjang
pendidikan dibuatlah gedung sekolah maupun universitas.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Elemen-elemen Utama

Elemen-elemen utama bentuk dalam tatanan pertumbuhan bangunan


dimulai dari titik ke sebuah garis satu dimensi, lalu dari garis membentuk suatu
bidang, dan dari bidang membentuk suatu ruang.

3.1.1 Titik dan Garis

Gambar 3. 1 a. K-1Mart dan Fakultas Kedokteraan Unair

(Menunjukkan titik dan garis pada bangunan)

Sebagai sebuah elemen utama di dalam perbendaharaan bentuk,


sebuah titik dapat digunakan untuk menandai:

 Menunjukkan ujung dan pangkal

 Perpotongan 2 buah garis

 Pertemuan garis di sudut sebuah bidang

 Pusat sebuah bidang


Sebuah titik yang dipanjangkan akan menjadi sebagai sebuah garis.
Garis memiliki panang tapi tanpa lebar dan kedalaman. Orientasi sebuah
garis mempengaruhi peranannya di dalam sebuah konstruksi visual.

 Menggabungkan, menghubungkan menopang,


mengelilingi/memotong elemen-elemen visual lainnya.

 Menjelaskan batas-batas serta memberikan bentuk


kepada bidang

 Menegaskan permukaan bidang

3.1.3 Bidang dan Volume

Gambar 3. 1 b. K-1Mart dan Fakultas Kedokteraan Unair

(Menunjukkan bidang dan volume pada bangunan)

Dua buah garis sejajar mampu menggambarkan sebuah bidang


secara visual. Semakin rapat jaraknya satu sama lain, semakin pula pulalah
kesan bidang yang dibawakannya. Perpanjangan dari garis menjadi sebuah
bidang yang memiliki :

 Panjang dan lebar

 Rupa

 Permukaan
 Orientasi

 Posisi

Sebuah bidang yang diperpanjang ke arah selain arah naturalnya


akan menjadi sebuah volume. Perpanjangan sebuah bidang menjadi
sebuah yang memiliki :

 Panjang, lebar, dan kedalaman

 Bentuk dan ruang

 Permukaan

 Orientasi

 Posisi

3.1.4 Elemen-elemen Linier

Garis dapat berupa sebuah elemen imajiner dibandingkan elemen yang


tampak pada arsitektur. Bangunan juga dapat linier dalamhal bentuk, khususnya
jika mereka terbentuk dari ruang-ruang terulang yang ditata disepanang
jalursirkulasi.

3.1.5 Elemen-elemen Volume

Bentuk-bentuk bangunan yang menjadi obyek di dalam tapak dapat dianggap


sebagai volume-volume yang menghuni di dalam ruang. Bentuk-bentuk
bangunan yang berfungsi sebagai penampung dapat dilihat sebagai sekumpulan
massa yang mendefinisikan volume ruang.
3.2 Bentuk

Gambar 3. 2 K-1Mart dan Fakultas Kedokteraan Unair

(Menunjukkan ukuran, bentuk, warna, dan tekstur)

• Bentuk dasar : Garis luar karakteristik atau konfigurasi permukaan


sebuah bentuk yang khusus. Bentuk dasar merupakan aspek prinsip yang
membantu kita mengidentifikasi serta mengategorikan bentuk yang
terdiri dari: Lingkaran, segitiga, Bujur sangkar, trapezium dan lain-lain.

• Ukuran : Dimensi fisik panjang, lebar dan kedalaman sebuah


bentuk.

• Warna : Suatu fenomena persepsi cahaya dan gambar yang bisa


digambarkan dalam hal persepsi individu terhadap nilai dan nuansa.
Warna merupakan atribut terjelas dalam membedakan sebuah bentuk
dari lingkungannya.
• Tekstur : Kualitas visual dan terutama indera sentuhan yang
diberikan pada suatu permukaan melalui ukuran, bentuk dasar, tatanan,
dan proporsi bagian-bagiannya.

3.3 Bentuk dan Ruang

Ruang secara konstan melingkupi keberadaan kit. Melalui volume ruan.


Kita bergerak, melihat bentuk, mendengar suara, merasakan angin, mencium
aroma. Bentuk visualnya , dimensi dan skalanya, kualitas pencahayaannya semua
kualitas ini bergantung pada persepsi kita terhadap batas-batas spasial yang
didefinisikan oleh elemen-elemen bentuk.

3.3.1 Cahaya

Matahari merupakan sumber cahaya alami yang kaya untuk menerangi


bentuk dan ruang dalam arsitektur. Kuatnya radiasi matahari, kualitas cahayanya,
yang dimanifestasiikan dalam bentuk cahaya langsung ataupun cahaya alami
yang tersebar oleh awan, kabut, dan hujan, ia memancarkan perubahan warna
langit dan cuaca pada bentuk dan permukaan yang disinarinya. Intesitas dan arah
cahaya matahari yang dipancarkan oleh matahari cukup dapat diprediksi, maka
dampak visualnya terhadap permukaan, bentuk serta ruang bisa dijadikan dasar
dalam menentukan ukuran, lokasi dan lain-lain.
Gambar 3.3 . K-1Mart dan Fakultas Kedokteraan Unair

(Menunjukkan ruan dan bidang yang mengenai cahaya)

Ukuran jendela atau skylight mengendalikan banyaknya cahaya yg dapat


diterima sebuah ruangan. Dengan menerobos ruang melalui jendela energy
matahari yang bercahaya itu jatuh ke permukaan-permukaan di dalam ruangan,
menghidupkan warna-warnanya, dan menampakkan teksturnya dengan pola
cahaya baying-bayang.

Dari gambar 3.3 diatas terdapat perbedaan bukaan-bukaan baik jendela


atau bukaan lain dari kedua bangunan. Bangunan Fakultas kedokteran Unair
memiliki banyak jendela dan bukaan sehingga intensitas cahaya yang masuk
memenuhi ruangan sehingga pada siang hari tidak memerlukan bantuan lampu.
Namun untuk bangunan k-1Mart hanya memiliki jendela dan pintu yang tidak
memadai masuknya cahaya matahari, sehingga pada siang hari ruangan
didalmnya membutuhkan lampu sebagai penerangan.

3.4 Organisasi

Organusasi dimana mampu mengkonfigurasi untuk mendefinisikan suatu


area terpisah atau volume ruang, serta bagaimana pola solid dan volid
mempengaruhi kualitas visual ruang yang didefinisikan tersebut.
3.4.1 Organisasi-organisasi Spasial

Setiap jenis oragnisai spasial diperkenalkan di dalam bagian yang


membahas karakteristik bentuk, hubungan spasial, dan respon-respon
kontekstual kategori tersebut. Organisasi spasial terdiri dari:

a.) Organisasi Terpusat, suatu ruang sentral dan dominan, yang dikelilingi
oleh sejumlah ruang sekunder yang dikelompokkan.
b.) Organisasi Linier, Sebuah sekuen linierruang-ruaang yang berulang
c.) Organisasi Radial, Sebuah ruang terpusat yang menjadi sentral
organisasi-organisasi linier ruang yang memanjang dengan cara radial.
d.) Organisasi Terklaster, Ruang-ruang yang dikelompokkan melalui
kedekatan atau pembagian suatu tanda pengenal atau hubungan
visual bersama.
e.) Organisasi Grid, Ruang-ruang yang diorganisir di dalam area sebuah
grid struktur atau rangka kerja tiga dimensi lainnya.

3.5 Prinsip-prinsip

a.) Sumbu, sebuah garis yag dihasilkan oleh dua buah titik di dalam ruang
dimana bentuk dan ruang dapat disusun secara simetris atau
seimbang.

b.) Simetri, distribusi dari tatanan seimbang antarabentuk dan ruang yang
setara pada sisi-sisi berlawanan disuatu garis atau bidang embagi,
atau terhadap sebuah sumbu atau titik pusat.

c.) Hirarki, Artikulasi, terhadap kepentingan suatu bentuk atau ruang


melalui ukuran, bentuk dasar, atau penempatannya relative terhadap
bentuk dan ruang lain dari organisasi tersebut.

d.) Irama, Irama adalah pengulangan simetris antara elemen-elemen yang


mempunyai hubungan yang dapat dikenal. Dalam arsitektur,
pengulangan dalam visual bangunan seperti irama garis, volume
interior, perbedaan warna, perbedaan gelap, bukaan, tiang dan
kolom.

e.) Datum, sbuah garis, bidang, atau vlume yang, oleh kemenerusan dan
keteraturannya, erfungsi mengumpulkan, mengukur, dan mengatur
suatu pola bentuk dan ruang

f.) Transformasi, Prinsip yang menjelaskan bahwa suatu konsep, struktur,


atau oragaisasi arsitektural dapat diubah melalui serangkaian
manipulasi dan permutasi terpisah dalam upaya menanggapi sebuah
lingkunga khusus atau serangkaian kondisi, tanpa kehilanagn identitas
konsepnya.
BAB IV

PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan

Bangunan atau hunian sangatlah penting untuk dipertimbangkan


bagaimana cara membangun unsur dan elemen di dalamnya sehingga
menimbulkan kenyamanan baik visualisasi dan fungsi bagi yang
menggunakannya. Maka dari itu seorang arsitek sangatlah dibutuhkan pada
zaman sekarang dan masa depan ditambah lagi luas lahan hunian manusia yang
semakin hari semaki sempit dan perlu perencanaan dan perancangan dalam
membangun. Seperti yang kita ketahui daridua contoh bangunan diatas kita
dapat smpulkan jika K-1Mart bukanlah bangunan berarsitektural karena
beberapa elemen dan unsur tidak ada didalam bangunan tersebut. K-1Mart
hanya mengandalkan sebuah ruangan sebagai tempat menata barang jualan
tanpa memperhatikan nilai-nilai estetika. Berbeda dengan bangunan Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga yang sudah ada sejak lama. Bangunan tersebut
mengandung nilai-nilai seni dan budaya Belanda karena itu merupakan salah satu
peninggalan yang masih ada sehingga bangunan itu disebut sebagai bangunan
arsitektural. Perbedaan kedua bangunan tersebut mampu memberikan
penambahan wawasan kita untuk melihat mana yang termasuk bangunan
berarsitektural mana yang tidak.

4.2 Saran

Diharapkan setelah membaca makalah ini para pembaca dapat mengerti


perbedaan bangunan yang berarsitektur dan bangunan biasa. Sehingga tidak
melulu bahwa semua bangunan itu adalah hasil dari arsitektur murni.
DAFTAR PUSTAKA

Ching, F. D. (2008). Arsitektur (Bentuk, Ruang, dan Tatanan). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ching, F. D. (2012). A Visual Dictionary of Architecture (Second Edition). Hoboken, New


Jersey: John Willey & Sons, Inc.

Laurens, J. M. (2004). Arsitektur dan Perilaku Manusia. Jakarta: PT Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai