Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu melihat bangunan, bangunan di


bangun sebagai tempat perlindungan manusia dari segala bentuk bahaya,
contohnya adalah rumah tinggal. Dalam pembuatan rumah, seorang arsitek
merancang atau mendesain sebuah rumah dengan beberapa perhitungan yaitu
yang paling penting agar rumah itu aman ditepati, nyaman, dan indah dipandang.
Sehingga arsitek mendesain rumah dengan bentuk sedemikian rupa.
Arsitektur adalah bangunan yang dirancang oleh seorang arsitek dan
paling kasat mata sebagai hasil karya seni. Setiap bangunan pasti memiliki
bentuk. Unsur-unsur utama timbulnya suatu bentuk adalah adanya titik, garis,
bidang, dan ruang. Masing-masing unsur tersebut memiliki sifat dan dimensinya
sendiri-sendiri dalam desain. Semua bentuk berasal dari sebuah titik yang
membuat suatu gerakan. Titik itu bergerak dan terbentuklah suatu garis, dikenal
sebagai dimensi pertama. Bila garis itu bergerak dan membentuk sebuah bidang,
maka

kita

dapat

menemukan

sebuah

unsur

dua

dimensi.

Selama

perkembangannya dari bidang menjadi ruang, pertemuan bidang-bidang tadi


melahirkan suatu badan atau Tiga Dimensi.
Sebuah titik adalah awal dari semua bentuk yang ada, sebuah titik
menandai sebuah posisi dalam ruang.secara konseptual, titik tidak memiliki
ukuran panjang,lebar,maupun tinggi,dan karena bersifat statis,terpusat dan tidak
memiliki arah. Walaupun scara teoritis sebuah titik tidak memilikiwujud atau
bentuk,tetapi titik itudapat dirasakan keberadaannya bila dilekatkan di dalam
suatu bidang visual.tepat ditengah lingkungannya,sebuah titik terlihat stabildan
1

diam,mengorganisir unsur-unsur di sekelilingnya dan mendominasi bidang


tersebut. Apabila titik tersebut dipidah dari pusatnya,maka bidang tersebut
menjadi lebih agresif dan mulai saling berlomba untukmemperlihatkan
kekuatannya.suatu tegangan visual tercipta diantara titik dan bidangnya.
Oleh karena itu, dalam karya ilmiah ini kami mengangkat masalah
tentang titik dalam arsitektur.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian titik dalam arsitektur?
2. Apa saja jenis-jenis titik dalam arsitektur?
3. Bagaimana sifat titik dalam arsitektur?
4. Apa fungsi titik dalam arsitektur?
5. Bagaimana penerapan titik dalam arsitektur?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian titik dalam arsitektur.
2. Mengetahui jenis-jenis titik dalam arsitektur.
3. Mengetahui sifat titik dalam arsitektur.
4. Mengetahui fungsi titik dalam arsitektur.
5. Mengetahui penerapan titik dalam arsitektur.

D. Manfaat
1.Memberikan informasi tentang pengertian titik dalam arsitektur.
2.Memberikan informasi tentang jenis-jenis titik dalam arsitektur.
3.Memberikan informasi tentang sifat titik dalam arsitektur.
4.Memberikan informasi tentang fungsi titik dalam arsitektur.
5.Memberikan informasi tentang penerapan titik dalam arsitektur.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Titik Dalam Arsitektur


Titik merupakan unsur terkecil dari sebuah Arsitektur. Titik adalah penunjuk posisi
dalam ruang atau pusat dari suatu bidang. Titik mempunyai peranan utama dalam
membentuk unsur lain seperti garis, bidang, dan ruang dalam Arsitektur.

B. Jenis-Jenis Titik Dalam Arsitektur

Titik balik
Merupakan titik dalam suatu kurva hasil yang menjadi batas kenaikan hasil mulai
berbalik menurun.

Titik balik

Titik berat
Merupakan pusat berat suatu benda.

Titik temu
Merupakan sebuah titik tempat dua garis atau lebih bertemu.

Titik potong
Merupakan dua buah ruas garis selalu berpotongan disatu titik.

Titik sudut
Merupakan dua ruas garis yang salah satu ujungnya bertemu disatu titik dan
membentuk sudut.

Titik pusat
Merupakan titik pada pusat bidang. Misalnya, bulatan dan sebagainya. Titik pusat
juga disebut dengan titik tengah.

Titik ordinat
Letak titik perpotongan pada garis horizontal dengan garis vertikal.

C. Sifat Titik
Sebuah titik pada dasarnya statis (tetap atau tidak bergerak atau tidak berubah) dan tidak
memiliki dimensi . Untuk memperlihatkan keberadaan sebuah titik dalam suatu ruang
atau di atas permukaan tanah, maka titik itu harus diproyeksikan secara vertikal menjadi
suatu bentuk linier, seperti sebuah kolom, tugu, atau menara. setiap elemen dalam gambar
denah akan terlihat sebgai sebuah titik dan oleh karena itu tetap mengandung ciri visual
sebuah titik. Apabila titik dipindahkan dari pusatnya,maka bidang tersebut menjadi lebih
agresif dan mulai saling berlomba untuk memperlihatkan kekuatannya. Suatu tegangan
visual tercipta diantara titik dan bidangnya. Sebuah titik menandai sebuah posisi dalam
ruang.secara konseptual, titik tidak memiliki ukuran panjang,lebar,maupun tinggi,dan
karena bersifat statis,terpusat dan tidak memiliki arah.

D. Fungsi Titik dalam Arsitektur


Sebagai unsur utama di dalam pembendaharaan bentuk, maka sebuah titik dapat
digunakan untuk menandai:

Kedua ujung sebuah garis

Persilangan antara dua garis

Pertemuan garis-garis diujungsebuah bidang atau ruang

Titik pusat sebuah daerah

E. Implementasi Titik dalam Arsitektur


Bentuk-bentuk lain yang merupakan turunan dari titik, yang memiliki sifat visual yang
sama adalah:

Lingkaran

: Kulil Tholos of Polycleitos, Eidauros


Yunani, 350 SM

Silinder

: Tempat baptis di Pisa, Italia


1153-1265, Dioti Salvi

Bola

: Monumen Untuk Sir Isaac Newton.


Proyek, 1784, Etienne-Louis Boule

Sebuah titik yang diperpanjang akan menjadi sebuah garis yang memiliki:

Panjang

Arah

Posisi

Sebuah garis yang diperluas akan menjadi sebuah bidang yang memiliki:

Panjang dan lebar

Wujud

Permukaan

Orientasi

Posisi

Sebuah bidang yang dikembangkan akan menjadi sebuah ruang yang memiliki:

Panjang,lebar,dan tinggi

Bentuk dan ruang

Permukaan

Orientasi

Posisi

Titik hilang terdapat dalam gambar perspektif yang menunjukkan sebuah objek tiga
dimensi yang tidak terlihat oleh mata karena dipengaruhi oleh jarak pandang terhadap
benda.
Titik hilang terdiri dari tiga jenis :
1. Gambar Perspektif Satu Titik Hilang
Perspektif satu titik hilang berarti gambar prespektif yang terjadi saat sebuah objek dilihat
dengan garis pusat pandangan tegak lurus terhadap salah satu permukaannya. Sistem
perspektif ini digunakan untuk menggambar objek (benda) yang terletak relatif dekat
dengan mata. Karena letak objek yang cukup dekat, akibatnya mata memiliki sudut
pandang yang sempit, sehingga garis-garis batas benda akan menuju satu titik lenyap
saja, kecuali bila sejajar dengan horizontal dan tegak lurus terhadapnya. Gambar yang
demikian sering disebut dengan paralel perspective sebab banyak menggunakan garisgaris bantu yang sejajar horizon dan vertikal. Penerapan gambar ini banyak digunakan
pada gambar rancang bangun (desain) interior.
Berikut contoh gambar perspektif satu titik :

2. Gambar Perspektif Dua Titik Hilang


Perspektif dua titik hilang menggambarkan objek dengan menggunakan dua titik hilang
yang terletak berjauhan di sebelah kanan dan kiri pada garis cakrawala.
Perspektif dengan dua titik hilang digunakan untuk menggambar perspektif obyek yang
memiliki kelompok garis horizontal yang tidak sejajar dengan bidang gambar, atau
dengan kata lain kelompok garis horizontal tersebut selalu membentuk sudut dengan
9

bidang gambar. Dalam gambar arsitektur perspektif dengan dua titik hilang biasanya
dipergunakan untuk menggambarkan ruang luar (eksterior) suatu bangunan. Gambar
pespektif dua titik hilang merupakan gambar perspektif yang paling mudah dan banyak
digunakan, Hal ini dikarenakan hasilnya cenderung tidak statis dan tidak simetris
sehingga lebih wajar dilihat. Gambar pespektif dua titik hilang dapat digunakan dalam
situasi apapun baik interior maupun eksterior bangunan.
Berikut contoh gambar perspektif dua titik :

10

3. Gambar Perspektif Tiga Titik Hilang


Gambar perspektif tiga titik hilang pada dasarnya menggunakan Eye Tingkat Rendah.
Teknik ini merupakan bentuk yang paling kompleks gambar perspektif. Tiga perspektif
titik menggunakan tiga set garis ortogonal dan tiga titik hilang untuk menarik setiap
objek. Teknik ini paling sering digunakan ketika menggambar bangunan dilihat dari
tingkat mata-rendah atau tinggi. Tingkat mata rendah dalam ilustrasi kita di atas
menciptakan ilusi bahwa bentuk kotak adalah menjulang di atas kami. Secara alami
memberi skala dari bangunan tinggi. Dalam satu dan dua perspektif titik, gambar pesawat
tetap pada sudut kanan ke tanah pesawat.
Contoh gambar perspektif tiga titik :

11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arsitektur adalah bangunan yang dirancang oleh seorang arsitek dan paling kasat
mata sebagai hasil karya seni. Setiap bangunan pasti memiliki bentuk. Unsur-unsur
utama timbulnya suatu bentuk adalah adanya titik, garis, bidang, dan ruang. Masingmasing unsur tersebut memiliki sifat dan dimensinya sendiri-sendiri dalam desain.
Semua bentuk berasal dari sebuah titik yang membuat suatu gerakan. Titik itu
bergerak dan terbentuklah suatu garis, dikenal sebagai dimensi pertama. Bila garis itu
bergerak dan membentuk sebuah bidang, maka kita dapat menemukan sebuah unsur
dua dimensi. Selama perkembangannya dari bidang menjadi ruang, pertemuan
bidang-bidang tadi melahirkan suatu badan atau Tiga Dimensi

B. Saran
Sebagai mahasiswa Arsitektur, kita wajib memahami pentingnya unsur titik sebagai
unsur utama pembentuk arsitektur. Sebuah titik adalah awal terbentuknya unsur-unsur
lain. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang baik dalam setiap komponenkomponen penyusun arsitektur itu sendiri.

12

DAFTAR PUSTAKA
http://wiedesignarch.blogspot.com/2010/06/unsur-titik-dan-turunan-dalam.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/civil-and-planning-engineering/study-program-ofarchitectural-engineering-s1/teori-arsitektur-1/unsur-unsur-bentuk
http://simaksejenak.wordpress.com/2013/02/15/gambar-perspektif-satu-dua-dan-tigatitik-hilang/
Ching, Francis D.K. Arsitektur Bentuk, Ruang, dan Tatanan Edisi Kedua. 2000.
Jakarta:Erlangga.

13

LAMPIRAN
Berikut merupakan contoh penerapan titik dalam arsitektur.

14

15

Anda mungkin juga menyukai