Anda di halaman 1dari 45

Rato F Silamon

Ilmu Ukur Tanah dan Perpetaan Wilayah


Program Studi Kehutanan
Fakultas Pertanian Universitas Mataram
Bentuk-bentuk muka bumi daratan PENGANTAR
tidaklah rata, akan tetapi bervariasi, baik
itu berupa dataran, dataran tinggi,
dataran rendah, tonjolan berupa bukit,
gunung, dome, maupun cekungan
berupa sungai, lembah, ngarai, atau
basin. Penggambaran bentuk-bentuk
muka bumi tersebut dapat digambarkan
melalui dua jenis peta, yaitu dengan
menggunakan peta umum berwarna
ataupun dengan menggunakan peta
khusus, seperti peta topografi atau
peta kontur. Pada peta kontur
keadaan relief muka bumi dapat
diketahui dengan jelas dengan melihat
tingkat kerapatan konturnya atau dengan
membuat peta 3 dimensinya.
PETA KONTUR

Peta yang
menggambarkan
sebagian bentuk
bentuk permukaan
bumi yang bersifat
alami dengan
menggunakan garis
garis kontur
GARIS KONTUR
MERUPAKAN GARIS
YANG DIGAMBARKAN
DALAM PETA YANG
MENUNJUKKAN
TITIK TITIK YANG
SAMA TINGGINYA
DARI SUATU BIDANG
REFERENSI
TERTENTU.
UMUMNYA BIDANG
YANG DIPAKAI
ADALAH PERMUKAAN
AIR LAUT
Garis kontur adalah garis khayal
dilapangan yang menghubungkan
titik dengan ketinggian yang sama
atau garis kontur adalah garis
kontinyu diatas peta yang
memperlihatkan titik-titik diatas
peta dengan ketinggian yang sama.

Garis kontur + 25 m, artinya garis


kontur ini menghubungkan titik-titik
yang mempunyai ketinggian sama +
25 m terhadap tinggi tertentu. Garis
kontur disajikan di atas peta untuk
memperlihatkan naik turunnya
keadaan permukaan tanah.
ARTI PENTING KONTUR
Kontur tanah dengan tipe meadow umumnya berupa dataran luas dengan
kemiringan tanah yang tidak terlalu ekstrim ≤ 30 derajat. tanah dengan tipe kontur
meadow ini biasa digunakan untuk lapangan golf.
Kontur tanah dengan tipe Butte ini umumnya memiliki kemiringan ekstrim
sampai 90 derajat dan tidak cocok digunakan sebagai lahan untuk
pembangunan.
Kontur tanah dengan tipe Bay Promontory memiliki
Penampakan seperti bukit-bukit kecil memanjang yang
didasarnya terdapat dataran luas/pantai, dengan kemiringan
mencapai ≥45 derajat
Kontur tanah dengan tipe River Bottom Flood Plain merupakan
kenampakan lahan dengan bukit memanjang dengan
kemiringan tanah ≤45 derajatyang didasarnya terdapat sungai.
Kontur seperti ini banyak dimanfaatkan sebagai hotel, villa,
resort, cottage, dll.
Bentang lahan dengan ciri penampakan perbukitan berbentuk punuk unta
dimana umumnya akan berbatasan dengan formasi lahan lembah datar dibagian
bawahnya
a hogback is a long narrow ridge or series of hills with a narrow crest and steep slopes of nearly
equal inclination on both flanks. Typically, this term is restricted to a ridge created by the
differential erosion of outcropping, steeply dipping (greater than 30° - 40°), homoclinal,
typically sedimentary strata.
Bentang lahan berformasi jurang yang terjal dan menyempit, umumnya di
dataran tinggi, dengan tebing curam di bawahnya.
A glen is a valley, typically one that is long, deep and often glacially
U-shaped, or one with a watercourse running through it.
A swale is a low tract of land, especially one that is moist or marshy. The term can
refer to a natural landscape feature or a human-created one. Artificial swales are
often designed to manage water runoff, filter pollutants, and increase rainwater
infiltration. Swales are shallow, broad and vegetated channels designed to store
and/or convey runoff and remove pollutants.
CI (Contour Interval) adalah selisih
ketinggian antara dua garis kontur yang
dinyatakan dalam meter.
Kemiringan lereng/slope sering
Disebut dengan gradien

Perbesaran Vertikal 1 kali


Ketinggian
1176 1701 2193

A
B
651
126

0 4425 8850 13275 17700 22125 26502

Jarak
B

Perbesaran Vertikal 1 kali


Ketinggian
1176 1701 2193

A
B
651
126

0 4425 8850 13275 17700 22125 26502

Jarak
MENGHITUNG GRADIEN
C
Jarak horisontal di peta x skala 100
Selisih nilai
antara dua 25
kontur di A C
dan di C

X
B
c1
B
Misal jarak B - C adalah 1,2 cm di peta pada skala 50.000, maka jarak di lapangan sama dengan
1,2 cm x 50.000 = 60.000 cm = 600 m
Beda Tinggi B-C adalah 100 – 25 = 75 meter.

Sudut kemiringan adalah


Sin x = 75 / 600 >>>> Sin x = 0,125 >>> x = Inverse Sin 0,075 >>> x = 7,180 derajat
Maka Kelerengan Lahan adalah
(Tg 7,180) * 100% = 12,598% >>> termasuk kedalam kelas kelerengan landai
Titik-titik dengan ketinggian yang sama diinterprestasikan langsung
diantara titik-titik yang diketahui ketinggiannya, yang diperoleh dari hasil
pengukuran lapangan.
Contoh :
Kita ingin membuat kontur dengan interval 2 meter.
Titik A mempunyai tinggi 1,650 m.
Titik B mempunyai tinggi 2,110 m.
Titik C mempunyai tinggi 2,651 m.
Titik D mempunyai tinggi 1,950 m.
Titik E mempunyai tinggi 4,200 m.
Titik F mempunyai tinggi 5,010 m.
1.650
A 1.950
D

P 2.110 Q
B 2.000
2.651
C R
S
5.010 4.200 4.000
F E

Antara titik A dan C pasti ada titik yang mempunyai tinggi kelipatan 2 m
Antara titik D dan B pun demikian juga.
Antara titik C dan F pasti ada ketinggian 4 m
Demikian juga antara B dan E.
Masalahnya sekarang bagaimana menentukan letak titik P,Q, R dan S di peta.
Menentukan letak titik P yang mempunyai ketinggian 2,000 m.
Ukur jarak AC di peta.
Misalnya : jarak AC = dAC = 5 cm
Hitung beda tinggi titik C dengan titik A
hAC (2,651 - 1,650) m = 1,001 m
Hitung beda tinggi titik P dengan titik A
hAP (2,00 - 1,650) m = 0,350 m
Dengan rumus perbandingan segitiga dapat dihitung jarak AP = dAP
dAP = hAP/hAC . dAC
dAP = 0,350/1,001 . 5 cm
= 1,748
Jadi letak titik P kita ukurkan sepanjang 1,748 cm dari titik A.
C +2.651

+1.650 A
5 cm

Anda mungkin juga menyukai