Dalam
keseharian,
komposisi
adalah
KESEIMBANGAN
dari
seluruh
elemen
yang
terdapat
pada
sebuah
gambar
(foto).
Dengan
membuat
komposisi
yang
baik
foto
akan
lebih
menarik
dan
“mencuri”
perhatian.
Lebih
jauh
lagi,
komposisi
yang
baik
akan
menimbulkan Sensasi (menarik
perhatian), dapat menimbulkan Persepsi (pemaknaan), dan membuat kesan,
Impressi.
Dua
hal
penting
yang
harus
ditata
(dikomposisikan)
dalam
membuat
foto
yaitu
Obyek
Utama
(Point
of
Interst,
PoI)
dan
Eleman
gambar
lainnya.
1. OBYEK
UTAMA
(POI).
Dari
obyek
utamalah
orang
akan
mulai
melihat
foto
sehingga
penempatannya
harus
dipertimbangkan.
Beberapa
teori
tentang
penempatan
PoI
diantaranya:
a.
Golden
Ratio
atau
Golden
Section.
Pedoman
ini
berasal
dari
rumusan
matematika
yang
ditemukan
oleh
Fabonecci
(1170-‐1250).
“Sebuah
persegi
panjang
emas
dapat
dipotong
menjadi
persegi,
dan
persegi
panjang
kecil
dengan
aspek
rasio
yang
sama
persis.
Golden
ratio
adalah
konstanta
matematika
irasional,
sekitar
1,6180339887”
Dari
bujur
sangkar-‐bujur
sangkar
yang
terjadi
ditarik
gasir
busur
yang
semakin
mengecil.
Di
titik
itulah
ditempatkan
Poin
of
Interest
yang
paling
ideal.
b.
Golden
Triangle
Goden
Triangle
adalah
beberpa
segi
tiga
yang
dibentuk
dengan
menarik
garis
diagonal
di
antara
dua
sudut
yang
berlawanan,
lalu
menarik
dua
garis
dari
sudut
yang
lain
membentuk
sudut
siku
pada
garis
diagonal
tadi.
Akan
terbentuk
enam
buah
segi
tiga
siku
siku.
Dari
tiga
garis
yang
dibuat,
akan
terjadi
dua
titik
temu.
Pada
dua
titik
temu
inilah
ditempatkan
Point
of
Interest
yang
ideal.
Golden
Triangle
akan
sangat
membantu
keseimbangan
visual
bila
dalam
objek
foto
terdapat
bidang
atau
garis.
c.
Rule
of
Third,
Rule
of
Third
adalah
empat
titik
temu
yang
dihasilkan
dari
membagi
bidang
gambar
menjadi
tiga
bagian
yang
sama
secara
horizontal,
dan
membagi
tiga
secara
vertikal.
Rule
of
Third
paling
populer
dimanfaatkan
oleh
pelaku
seni
dua
dimensi,
termasuk
juga
oleh
fotografer
karena
ada
patokan
yang
bisa
diikuti
yaitu:
• garis
horizontal
tempat
dimana
garis/
horizon
ditempatkan
(bila
ada)
• empat
titik
temu
adalah
point
of
interest
ditempatkan
2. ELEMEN
VISUAL.
Elemen
visual
(elemen
gambar)
yang
dikenal
dalam
kajian
seni
dua
dimensi
adalah
Titik,
Garis,
Wujud,
Nada,
warna,
Pola,
Tekstur,
Bentuk.
Gambar
yang
kita
lihat
berawal
dari
sesuah
titik
yang
kemudian
dalam
jajaran
titik
akan
menjadi
garis.
Garis
yang
terhubung
satu
sama
lain
akan
membangun
wujud.
Wujud
dapat
diisi
dengan
nada
atau
warna,
atau
pengulangan
wujud
(pola)
itu
sendiri
yang
akan
menimbulkan
kesan
permukaan
atau
tekstur.
Wujud
dengan
kesan
permukaan
serta
kehadiran
gelap
terang
dapat
menimbulkan
kesan
bentuk
dalam
tiga
dimensi.
a. Titik.
Dalam
komposisi
peran
titik
tidak
begitu
kelihatan
namun
bila
titik
dalam
kumpulan
atau
deretan
akan
menjadi
suatu
elemen
baru
yang
dapat
berperan
dan
menjadi
pusat
perhatian.
b. Garis.
Merupakan
kumpulan
dari
titik-‐titik
yang
beraturan
berbanjar
memanjang.
Garis
dapat
digunakan
untuk
menggiring
perhatian
pada
obyek/subjek
utamanya.
Garis
juga
dapat
digunakan
untuk
menimbulkan
kesan
kedalaman
pada
gambar.
Bahkan
jika
garis
digunakan
sebagai
subjek,
maka
garis
itu
sendiri
dapat
dijadikan
titik
perhatian.
Garis
dapat
menjadi
penuntun
pandangan
(leading
line)
ke
‘point
of
interest’
c. Wujud
(shape),
Wujud
(shape)
berupa
bentukan
dua
dimensi
atau
datar.
Pengertian
ini
tersambung
dengan
wujud-‐wujud
yang
kita
kenal
seperti
lingkaran,
segitiga,
segi
empat
atau
jajaran
genjang
bahkan
yang
tidak
beraturan.
Wujud
yang
berdiri
sendiri
memiliki
kekuatan
visual
dan
kualitas
abstrak.
d. Bentuk
(form).
Bentuk
terbangun
dari
wujud
yang
mempunyai
kesan
padat.
Terdapat
dimensi
baru
dalam
bentukannya.
Hal
ini
untuk
menampilkan
kedalaman.
Keadaan
ini
dapat
tercipta
melalui
kehadiran
cahaya
yang
memberikan
gambaran
gelap
dan
terang
e. Nada.
Nada
merupakan
efek
terpaan
cahaya
yang
menimbulkan
keberadaan
kesan
gelap
terang
pada
suatu
obyek.
Perbandingan
nada
atau
gelap
terang
dapat
diatur
untuk
menimbulkan
kesan-‐kesan
tertentu.
Selain
dapat
menampilkan
kontras
terang
dan
gelap,
dapat
digunakan
untuk
menciptakan
ilusi
atau
kesan
bentuk,
membangun
kesan
kedalaman
dan
jarak,
atau
menciptakan
pola/irama
dalam
suatu
tatanan
atau
komposisi.
f. Warna.
Warna
merupakan
salah
satu
elemen
visual
yang
kuat
memengaruhi
mata
dan
digunakan
untuk
menciptakan
suasana
dalam
karya
foto.
Penataan
dan
penggabungan
warna
sebagai
elemen
visual
akan
berpengaruh
pada
foto
yang
dibuat.
g. Pola/pattern.
Pola
terjadi
karena
adanya
penggandaan
atau
pengulangan
elemen
dalam
foto
untuk
mengungkapkan
kesan
keseimbangan,
keserasian,
kontras,
irama
dan
gerakan.
h. Tekstur.
Tekstur
adalah
sifat
suatu
permukaan.
Kesan
tekstur
dalam
foto
dibentuk
oleh
pencahayaan
saat
pemotretan.
Tekstur
yang
kuat
terkesan
memberikan
dimensi
dan
seakan
benda
nyata.
Dalam
fotografi,
tekstur
adalah
ilusi
optik
untuk
membuat
mata
merasakan
permukaan
gambaran
obyek.
Menata
dua
komponenen
yaitu
menempatkan
Obyek
Utama
di
satu
tempat
dan
elemen
gambar
lain
yang
mendukung
pada
obyek
utama
akan
tercipta
sebuah
foto
yang
mudah
difahami
dan
dinikmati.