Anda di halaman 1dari 10

Materi Ajar

Produk Fungsional adalah


produk yang dibuat untuk menekankan nilai fungsi/gunanya.
Contohnya : baju, sepatu, gelas, piring, lampu, kursi, meja, dll.

Produk Hias adalah


produk yang lebih mementingkan nilai estetika atau keindahan dibandingkan dengan nilai
fungsinya.
Contohnya : kristal, lukisan, lampu hias, aksessoris, dll.

Langkah – langkah melukis pada Masker kain

Ada banyak cara yang dapat kita lakukan dalam menghias kain agar tampak lebih menarik,
salah satunya dengan menerapkan teknik lukis. Sebelum kita masuk ke proses melukis pada media
kain (masker), ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan yaitu:
1. Mengembangkan imajinasi/ memilih objek yang akan digambar secara langsung dengan melihat
dan membayangkannya.
2. Memikirkan dan memilih teknik yang akan digunakan dalam melukis seperti teknik
aquarel,spray,pointilis,plakat, dll.
3. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam melukis seperti:
a. Pensil

b. Kuas

c. Palet
d. Cat Akrilik

e. Alat/ tempat pembersih kuas

f. Media lukis (masker), dll.


Adapun langkah-langkah Penerapan Teknik Lukis pada media tekstil/ kain dalam hal ini yaitu
masker kain, adalah sebagai berikut:

1. Membuat sketsa objek yang akan digambar dengan menggunakan pensil.

(https://www.youtube.com/watch?v=oBL1kGi6VZk)

2. Memindahkan sketsa motif ke atas Masker kain.


(https://www.youtube.com/watch?v=oBL1kGi6VZk)

3. Mewarnai sketsa dengan baik dengan memperhatikan unsur-unsur rupa seperti: kekontrasan
warna yang diberikan, unsur pencahayaan dan gelap terangnya.

(https://www.youtube.com/watch?v=oBL1kGi6VZk)

Materi Ajar

UNSUR-UNSUR RUPA

Seni rupa merupakan salah satu cabang seni yang hasil karyanya dapat dinikmati secara
visual serta dapat diraba, karena hasil dari seni rupa biasanya memiliki wujud yang nyata dan
membentuk estetika tertentu yang indah dipandang mata, Contohnya seperti seni lukis, seni grafis,
seni ilustrasi, dan lain sebagainya. Seperti karya seni lainnya, karya seni rupa juga memiliki unsur-
unsur yang membentuknya, dan ada beberapa unsur-unsur seni rupa yang bisa dipahami sebagai
pedoman dalam membuat sebuah karya seni. Unsur biasa juga disebut dengan bagian, Elemen atau
komponen. Elemen-elemen ini dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian, yaitu :

1. Titik

Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan
menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Titik adalah suatu bentuk
kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum adalah bundaran sederhana,
mampat, tak bersudut dan tanpa arah. Sebagai bukti adalah adanya lukisan bergaya impresif
dengan teknik mengkombinasikan berbagai variasi ukuran dan warna titik hingga membentuk suatu
kesatuan wujud. Lukisan seperti ini sering disebut beraliran pointilisme.
Karya Georges Seurat

Penyusunan merupakan suatu proses pengaturan atau disebut juga komposisi dari bentuk-
bentuk menjadi satu susunan yang baik. Ada beberapa aturan yang perlu digunakan untuk
menyusun bentuk-bentuk tersebut. Walaupun penerapan prinsip-prinsip penyusunan tidak bersifat
mutlak, namun karya seni yang tercipta harus layak disebut karya yang baik. Perlu diketahui bahwa
prinsip-prinsip ini bersifat subyektif terhadap penciptanya.

2. Garis

Garis merupakan barisan titik yang memiliki dimensi memanjang dan arah tertentu dengan
kedua ujung terpisah. garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang,
rangkaian masa dan warna. Ia bisa panjang, pendek, tebal, halus, lurus, lengkung, patah, berombak,
horizontal, vertikal, diagonal dan sebagainya.
Menurut wujudnya, garis bisa berupa nyata dan semu :
▪ Garis Nyata, adalah garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan langsung.
▪ Garis Semu, adalah garis yang muncul karena adanya kesan batas (kontur) dari suatu bidang,
warna atau ruang.

3. Bidang

Bidang dalam seni rupa dua dimensi terbentuk karena pertautan garis yang membatasi
suatu bentuk. Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi
pajang, lebar dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis. Misalnya bidang segi
empat dihasilkan dari empat garis yang disambung menjadi satu. Dapat juga hadir karena pulasan
warna misalnya, bidang biru, merah, hijau. Bidang memiliki kesan filosofis. Misalnya, bidang rata
dan lebar berkesan luas, bidang horizontal berkesan tenang, bidang vertikal berkesan agung dan
stabil, bidang diagonal berkesan labil.

Berikut ini ada beberapa bidang yang sering dikenal.


4. Bentuk

Bentuk dalam seni rupa tiga dimensi, bentuk dikelompokkan menjadi tiga jenis sebagai berikut.
▪ Bentuk Figuratif, adalah bentuk yang meniru wujud yang berasal dari alam seperi manusia,
hewan, tumbuhan dan benda.
▪ Bentuk Abstraktif, adalah bentuk figuratif yang digayakan atau diubah bentuknya (stilasi).
Contohnya wayang kulit/golek, topeng, dekorasi batik dan sebagainya.

Bentuk abstraktif dua dimensi

Bentuk abstraktif tiga dimensi

▪ Bentuk Abstrak, adalah bentuk yang menyimpan dari wujud benda-benda atau makhluk yang
ada di alam. Di antaranya adalah bentuk geometris seperti balok, tabung, piramid, kerucut dan
bola. Jika melihat bentuk karya abstrak kita belum tentu bisa mengenali bentuk dari benda atau
makhluk apa yang dimaksud oleh perupa. Karya abstrak memang merupakan hasil eksplorasi
lebih lanjut dari bentuk yang biasa kita lihat, sehingga nilai idenya lebih tinggi.
Lukisan abstrak

Patung abstrak

5. Ruang

Wawasan tentang ruang berguna pada saat merancang desain interior. Ruang yang diisi
atau ditempati oleh wujud bentuk disebut ruang positif. Ruang yang mengelilingi wujud bentuk
disebut ruang negatif. Ruang memiliki kesan relatif. Semakin besar ruang negatif, wujud bentuk
berkesan semakin kecil dan sebaliknya. Ruang adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi
ketebalan dan kedalaman.

Dalam satu ruang, besar kecilnya bersifat relatif

6. Warna

Berdasarkan cahaya, warna dapat dilihat dari tujuh spectrum warna dalam ilmu fisika.
Secara teorinya, warna dipelajari melalui dua pendekatan dimana salah satunya ialah melalui teori
pigmen warna (Goethe) yaitu butiran halus pada warna.
Warna dapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya yang diapancarkan,
atau secara subyektif/psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera pengelihatan. Secara
obyektif atau fisik, warna dapat diberikan oleh panjang gelombang. Dilihat dari panjang gelombang,
cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan
bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik.
Cahaya yang dapat ditangkap indera manusia mempunyai panjang gelombang 380 sampai
780 nanometer. Cahaya antara dua jarak nanometer tersebut dapat diurai melalui prisma kaca
menjadi warna-warna pelangi yang disebut spectrum atau warna cahaya, mulai berkas cahaya
warna ungu, violet, biru, hijau, kuning, jingga, hingga merah. Di luar cahaya ungu /violet terdapat
gelombang-gelombang ultraviolet, sinar X, sinar gamma, dan sinar cosmic. Di luar cahaya merah
terdapat gelombang/sinar inframerah, gelombang Hertz, gelombang Radio pendek, dan gelombang
radio panjang, yang banyak digunakan untuk pemancaran radio dan TV. Proses terlihatnya warna
adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan
cahaya ke mata (retina) kita hingga terlihatlah warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen
benda tersebut memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam
karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna pelangi. Sebaliknya suatu benda
berwarna putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna pelangi.
Warna adalah kesan yang ditimbulkan oleh pantulan cahaya pada mata. Warna pokok atau
primer ada tiga yaitu merah, kuning, biru. Pencampuran di antara warna-warna primer ini
menghasilkan warna sekunder. Putih dan hitam dianggap warna netral. Setidaknya ada dua cara
dalam menyusun paduan warna, yaitu secara analogus dan monokromatik.
▪ Analogus, Warna Analogus adalah deretan warna yang letaknya berdampingan dalam satu
lingkaran warna atau berdekatan, seperti deretan warna hijau ke warna kuning.

Warna analogus

▪ Monokromatik, penyusunan berdasarkan tingkat perpaduan dengan warna hitam dan putih

Warna polikromatik
Perbedaan warna bisa berangsur-angsur atau gradasi, bisa juga mencolok atau kontras.
Gradasi warna

Warna Primer, adalah warna dasar yang tidak diperoleh dari campuran warna lain. Warna primer terdiri dari
warna merah, kuning dan biru.
▪ Warna Sekunder, adalah warna yang dapatkan dari campuran dua warna primer dalam takaran
tertentu.
▪ Warna Tersier, adalah warna yang didapatkan dari pencampuran warna sekunder.
▪ Warna Komplementer, adalah warna yang kontras dan letaknya bersebrangan yang dibentuk
dalam satu lingkaran warna, misalnya warna merah dengan hijau, warna kuning dengan warna
ungu.

Sebagai bagian dari elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih
mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Dalam perencanaan
corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas. Lebih lanjut
dikatakan oleh Henry Dreyfuss, bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk
mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut. Sebagai contoh adalah penggunaan warna
merah pada segitiga pengaman, warna-warna yang digunakan untuk traffic light merah untuk
berhenti, kuning untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan. Dari contoh tersebut ternyata pengaruh
warna mampu memberikan impresi yang cepat dan kuat. Kemampuan warna menciptakan impresi,
mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Secara psikologis diuraikan oleh J. Linschoten dan Drs.
Mansyur tentang warna sbb: Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja,
warna itu mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut
menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-macam benda.
Dari berbagai pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat
dengan mata ternyata mampu mempengaruhi perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis
dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda. Berikut dapat disajikan beberapa
potensi karakter warna yang mampu memberikan suatu kesan pada seseorang, yaitu sebagai
berikut:

1. Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita
dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
2. Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian.
3. Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik.
4. Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup).
5. Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda
yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan sesuatu.
6. Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang tak
terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.
7. Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat
mengumpulkan daya-daya baru.

Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan
dengan sistem warna Prang (Prang System) yang ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 meliputi :

1. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah,
biru, hijau dansebagainya.
2. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan
warna dari putih hingga hitam.
3. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah
atau suramnya warna. Selain Prang System terdapat beberapa sistem warna lain yakni, CMYK
atau Process Color System, Munsell Color System, Ostwald Color System, Schopenhauer/Goethe
Weighted Color System, Substractive Color System serta Additive Color/RGB Color System.

Diantara bermacam sistem warna diatas, kini yang banyak dipergunakan dalam industri
media visual cetak adalah CMYK atau Process Color System yang membagi warna dasarnya menjadi
Cyan, Magenta, Yellow dan Black. Sedangkan RGB Color System dipergunakan dalam industri media
visual elektronika.

7. Tekstur

Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan, bisa halus, kasar, licin, dan lain-lain.
Berdasarkan hubungannya dengan indera penglihatan mungkin juga halus, mungkin juga lunak
mungkin juga kasap atau licin dan lain-lain. Ada dua macam tekstur yakni tekstur nyata dan tekstur
semu, sebagai berikut :
▪ Tekstur nyata
Tekstur nyata adalah tekstur fisik suatu benda secara nyata yang dikarenakan adanya perbedaan
permukaan suatu benda. Tekstur nyata bila diraba maupun dilihat, secara fisik terasa kasar-
halusnya. Misalnya tekstur wool berbeda dengan kapas, kain sutera berbeda dengan plastik, dan
lain sebagainya. Tekstur ini dapat dikelompokkan dalam tekstur alam, tekstur buatan dan tekstur
reproduksi. Tekstur alam adalah tekstur yang berasal langsung dari alam, misalnya daun, kulit kayu,
permukaan batu, dan lainnya. Tekstur buatan adalah tekstur yang tercipta dari susunan benda-
benda alam, seperti tikar (dari daun yang disusun), goni (dari pasir dan kertas). Sedangkan tekstur
reproduksi adalah tekstur yang dibuat melalui reproduksi benda yang sebenarnya, misalnya
wallpaper.
▪ Tekstur semu
Tekstur semu adalah tekstur yang terlihat saja berbeda tetapi bila diraba ternyata sama saja. Tekstur
ini hadir karena adanya unsur gelap terang atau karena unsur perspektif.
Selain nilai raba pada suatu permukaan, tekstur juga dapat menimbulkan kesan berat dan
ringan. Sebuah kubus dari besai yang berat bila dibagian luarnya dilapisi dengan karton maka akan
memberi kesan ringan dan kosong.

8. Gelap Terang (Pencahayaan)

Gelap terang terjadi karena adanya perbedaan intensitas cahaya yang diterima oleh suatu
objek. Suatu gambar akan terbentuk karena adanya gelap terang. Gelap terang menimbulkan kesan
tekstur dan kedalaman.

Anda mungkin juga menyukai