Anda di halaman 1dari 17

Unsur - unsur visual senirupa

A. Pengertian

Unsur-unsur visual senirupa merupakan beberapa unsur utama yang mendasari terciptanya sebuah karya
senirupa. Misalnya kita akan membuat suatu lukisan, maka langkah pertama pasti kita memulainya dengan
membuat sebuah titik, kemudian kita lanjutkan terus samapai akhirnya terciptalah sebuah lukisan yang indah dan
mengesankan.
Berikut adalah beberapa unsur visual senirupa yang harus kita ketahui agar karya-karya kita menjadi indah dan
menarik:

1. Titik

Titik adalah unsur visual senirupa yang relatif kecil dan bagian pinggirnya berbentuk tidak beraturan menyerupai
noda kotoran sehingga titik ini biasa disebut juga dengan istilah Noktah. Hanya dengan menggunakan unsur
titik saja kita sudah bisa menghasilkan sebuah karya yang bagus.

2. Garis

Garis adalah semua torehan benda yang dilakukan pada bidang taferil (nyata) yang menghasilkan suatu goresan
kasat mata (dapat dilihat). Menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
a. Garis Linier (garis nyata):
Garis Linier (garis nyata) merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan tangan manusia yang dapat
kita lihat denga mata. Garis linier diantaranya sebagai berikut:

- Garis Geometrik, yaitu garis yang dibuat goresan tangan manusia dengan menggunakan alat bantu, seperti
penggaris, jangka, atau sejenisnya yang menggambarkan sifat tepat, jelas, dan pasti.

- Garis kalianimasi, yaitu garis yang dibuat dengan goresan tangan manusia tanpa menggunakan alat bantu yang
sifatnya spontan, bebas, berkombinasi, dan berkarakter mandiri atau pribadi.

b. Garis semu
Garis semu merupakan garis yang timbul dari kesan yang kita tangkap. Garis yang secara nyata sebenarnya dilihat
tidak ada, namun kehadirannya atau keadaannya bisa dirasakan dengan perasaan hati. Garis semu diantaranya
sebagai berikut:

- Garis Struktural, yaitu garis yang timbul karena adanya kesan garis yang kita tangkap dari batasan antara bentuk
dengan ruang, antara bidang dengan bidang lain, atau pemisahan antara warna.

Adanya perbedaan warna pada bidang seakan-akan ada garis.


- Garis Pengikat, yaitu garis yang timbul karena adanya kesan garis yang kita tangkap antar alur perpindahan suatu
masa dari unsur satu ke unsur yang lain. Garis ini bisa kita ditangkap melalui perasaan dalam hati yang terjadi
adanya gerakan atau pengulangan gerak yang cepat suatu obyek.

Dilihat dari aspek teratur dan tidaknya, garis dapat dibagi menjadi dua sebagai berikut:
- Garis teratur, yaitu garis yang terbentuk dengan pengulangan yang teratur.
Contoh:

- Garis tidak teratur, yaitu garis yang terbentuk dengan pengulangan yang tidak teratur.
Contoh:

Selain itu garis juga dapat dibedakan berdasarkan kuat dan tidaknya tekanan yang mana setiap garis dengan
tekanan yang berbeda maka akan memiliki sifat yang berbeda pula. Berikut adalah macam-macam bentuk garis
dan sifatnya dilihat berdasarkan kuat dan tidaknya tekanan:

3. Bidang

Bidang adalah unsur visual senirupa yang tersusun dari beberapa garis yang semua ujungnya saling berhubungan.
Bidang ini hanya memiliki ukuran keluasan (Panjang X Lebar saja). Berikut adalah contoh bidang dasar 2 dimensi:
4. Bentuk

Bentuk adalah unsur visual senirupa yang tersusun dari beberapa bidang yang saling menyatu sehingga
menghasilkan wujud 3 dimensi. Berikut adalah contoh bentuk dasar 3 dimensi:

Berdasarkan keberadaannya, bentuk ada dua macam, diantaranya:


- Bentuk figuratif, yaitu bentuk nyata yang sesuai dengan keadaan aslinya. Contoh: Patung berbentuk kucing.
- Bentuk non figuratif, yaitu bentuk tidak nyata yang tidak sesuai dengan keadaan aslinya. Contoh: Patung
berbentuk abstrak.

Berdasarkan susunannya, bentuk ada dua macam, diantaranya:


- Bentuk geometris, yaitu bentuk yang dibuat secara beraturan atau bentuk objek yang dibuat dengan
mempergunakan bentuk dasar yang beraturan. Contoh: Bentuk kubus (Bentuk beraturan). Bentuk Rumah (Bentuk
objek dengan mempergunakan bentuk dasar beraturan seperti: rumah yang terbuat dari bentuk kubus dan
prisma).
- Bentuk non geometris, yaitu bentuk yang dibuat secara tidak beraturan. Contoh: Bentuk pohon, bentuk bunga.

5. Tekstur

Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan, baik itu nyata maupun semu.
- Tekstur nyata, yaitu tekstur suatu permukaan yang mana antara dilihat dan diraba terlihat dan terasa sama.
contoh: Batu (teksturnya kasar), Kaca (teksturnya halus).
- Tekstur semu, yaitu tekstur suatu permukaan yang mana antara dilihat dan diraba terlihat dan terasa tidak sama.
Tekstur semacam ini hanya memberi kesan imajinatif pada perasaan. contoh: Lukisan kaca dengan objek sebuah
batu (teksturnya bila dilihat terasa kasar sesuai karakter batu, tetapi bila diraba terasa halus seperti karakter
lukisan di atas kaca).

6. Volume/ruang

Volume/ruang adalah unsur visual senirupa yang menunjukkan kesan keluasan, kedalaman, cekungan, jauh dan
dekat. Volume/ruang ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
- Volume / ruang dalam bentuk nyata, misalnya ruangan pada kamar, ruangan pada toples, dll.
- Volume / Ruang dalam bentuk semu (imajinatif), misalnya ruangan yang terkesan dari sebuah lukisan, gambar,
mural, grafity, dll.

7. Warna

Dalam seni rupa, warna berarti pantulan sinar cahaya yang berasal dari suatu benda dan dipengaruhi oleh pigmen
(butiran halus pada warna) yang terdapat pada permukaan benda. Berikut adalah macam-macam jenis warna:

a. Warna primer,
Yaitu warna dasar atau warna pokok yang tidak dapat diperoleh dari campuran warna lain. Contoh: Merah, Kuning,
dan Biru.

b. Warna skunder,
Yaitu warna yang diperoleh dari campuran antara dua warna primer yang seimbang. Contoh: - Ungu , (Merah +
Biru ) - Orange/Jingga , (Merah + Kuning) - Hijau , (Biru + Kuning).

c. Warna tersier,
Yaitu warna hasil pencampuran antara 1 warna primer dan 1 warna skunder. Contoh: - Warna Merah - Orange ,
(Merah + Orange).

d. Warna analogus,
Yaitu deretan warna yang letaknya berdampingan dalam lingkaran warna. Misalnya deretan dari warna Ungu
menuju warna Merah, deretan warna Hijau menuju warna Kuning, dll.

e. Warna komplementer,
Yaitu warna kontras yang letaknya berseberangan dalam lingkaran warna. Misalnya Kuning dengan Ungu, Merah
dengan Hijau, Orange dengan Biru, dll.
Berikut adalah Lingkaran warna:
Berikut adalah arti warna secara umum dalam dunia senirupa:
Putih berarti suci, bersih, keagungan.
Hitam berarti berkabung, kematian, resmi.
Merah berarti berani, bergelora, jiwa muda, marah.
Biru berarti tenang, damai, percintaan.
Kuning berarti kemegahan, keangkuhan.
Hijau berarti kehidupan, kesejukan, kenyamanan, keasrian.
Oranye berarti kemandirian, cinta kasih

Arti warna dalam ilmu tata ruang Cina atau Fengshui:


Dalam ilmu tata ruang Cina atau Fengshui, warna memiliki makna yang berarti, sehingga tidak boleh sembarangan
mengaplikasikannya pada semua objek. Warna merupakan aspek utama karena memberikan energi-energi kuat
yang bisa mengalir dan menimbulkan getaran energi positif maupun negatif. Berikut adalah arti warna dalam Feng
Shui:

1. Putih
Warna putih dalam Feng Shui berarti kemurnian dan kepolosan yang menyimbolkan permulaan, bersih, segar dan
kebebasan. Warna ini sangat cocok untuk ruang keluarga, ruang santai, maupun dapur. Sebaliknya warna ini tidak
cocok untuk digunakan pada ruang tidur anak atau ruang makan keluarga.

2. Hitam
Dalam Feng Shui, warna hitam dianggap introspeksi dan wakil dari kekosongan. Warna hitam bersifat misterius,
tersembunyi, rahasia dan protektif. Warna ini merupakan kebalikan dari prinsip keterbukaan. Jika Anda orang yang
ekspresif, warna ini kurang cocok bagi Anda. Warna ini sering dipakai untuk kamar remaja.

3. Abu-abu
Warna ini merupakan warna surga. Selain itu, warna abu-abu juga berkaitan dengan prestasi dan kenyamanan.
Orang yang menyukai warna abu-abu seringkali dipercaya dan senang membantu orang lain.

4. Biru
Warna biru dianggap sebagai penyeimbang untuk warna merah. Warna Biru bersifat menenangkan api. Biru juga
dapat digambarkan yang mewakili langit dan laut yang menandakan ketenangan, kedamaian, dan kebenaran.
Warna biru memang biasanya disukai orang namun saat Anda tertekan, sebaiknya hindari warna ini. Banyak orang
menggunakan warna ini untuk ruangan yang bersifat pribadi seperti ruang kamar tidur, ruang meditasi ataupun
ruangan untuk terapi.

5. Merah
Merah adalah salah satu warna yang paling penting dan menjadi filsafat timur. Warna merah mewakili unsur api
dan dianggap beruntung. Merah juga dikaitkan dengan berani. Warna merah dapat menjadi sebuah aksen yang
sangat menarik sehingga dapat membuat kesan memperbesar suatu objek dengan memberikan sedikit sentuhan.
Namun untuk orang-orang yang terlalu aktif atau cemas, mungkin warna merah di kamar tidur tidak disarankan.

6. Ungu
Ungu adalah warna impresif yang mempunyai nilai spiritual yang tinggi. Warna ungu bisa anda gunakan pada ruang
tidur maupun ruang meditasi dan tidak cocok untuk dapur dan kamar mandi.

7. Pink Pink dikenal sebagai warna yang memiliki ketulusan dan penuh dengan keromantisan. Warna ini sangat
cocok untuk ruangan yang memiliki nilai privasi yang tinggi seperti, kamar tidur. Sebaliknya warna ini tidak cocok
untuk kamar mandi atau dapur.

8. Hijau
Warna hijau merupakan lambang keasrian, kemurnian, sehat, subur, religius dan harmonis. Selain itu ruangan yang
memiliki nuansa hijau akan memberikan nuansa segar dan keteduhan. Warna hijau sebaiknya tidak digunakan di
ruangan keluarga, ruang belajar atau ruangan bermain.
9. Kuning
Warna kuning adalah warna yang melambangkan keceriaan, selain itu warna kuning juga dapat membantu Anda
untuk menyehatkan pencernaan dan menjernihkan pikiran Anda. Warna ini sangat cocok untuk koridor, dapur,
atau ruang bermain anak. Sebaliknya warna ini tidak dianjurkan untuk ruang meditasi dan kamar mandi.

10. Coklat
Warna ini berkarakter elegan dan memiliki stabilitas yang tinggi. Warna coklat sangat disarankan untuk ruangan
yang membutuhkan kosentrasi lebih seperti ruang belajar atau ruang kerja. Sebaliknya warna ini tidak dianjurkan
untuk ruangan tempat anda beristirahat.

11. Orange
Warna orange memiliki karakter keceriaan, kegembiraan, dan komunikasi yang kuat. Warna orange sangat cocok
untuk digunakan pada ruang tidur, ruang makan atau koridor. Warna ini tidak cocok untuk ruangan yang kecil
maupun ruang tidur.

UNSUR-UNSUR SENI RUPA


Unsur seni rupa adalah unsur-unsur yang digunakan untuk membuat karya seni rupa, sehingga orang lain bisa
membaca rancangan yang dibuat oleh siperupanya.
a. Titik
Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar (esensial), dari sebuah titik dapat dikembangkan menjadi
garis atau bidang. sebuah gambar dalam bidang gambar akan berawal dari sebuah titik dan berhenti pada sebuah
titik juga.
b. Garis
Garis adalah goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna, tekstur dan lainnya. Garis tersusun
dari titik-titik yang tersambung. Unsur garis sangat penting dalam seni rupa, karena gabungannya dapat membentuk
unsure-unsur yang lain. Garis mempunyai dimensi memanjang dan mempunyai arah tertentu, garis mempunyai
beberapa sifat seperti pendek, panjang, lurus, tipis, vertical, horizontal, melengkung, berombak, tebal, miring, patah-
patah, dan lainnya. Kesan lain dari garis adalah dapat memberikan kesan gerak, ide, symbol, dan kode-kode
tertentu.

garis
Contoh symbol ekspresi garis serta kesan yang ditimbulkannya:
Garis horizontal tenang (calm), damai, pasif, menggambarkan keluasan, lapang, lega, memperpendek objek.

Garis vertical tidak bergerak, stabil, megah, kuat, statis, tegas, suatu yang tidak terbatas, mempertinggi
objek.
Garis patah-patah semangat dan gairah (excited), bahaya, mengerikan, gugup.

Garis lengkung ringan, kuat, luas, gerakan indah (grace), dinamis, luwes, gemulai, fleksibel, lemah lembut,
tidak kaku.
Garis diagonal gerakan (movement), dinamik, tak seimbang, gesit, lincah, gerak lari.
Berdasarkan wujud dan karakternya garis dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Garis kaligrafis, disebut juga dengan garis nyata, karena hadir dari goresan atau coretan langsung.
2) Garis structural, disebut juga garis maya/ semu karena terbentuk dari adanya kesan batas warna, bidang,
ruang dan nada.
c. Bidang
Bidang merupakan salah satu unsur seni rupa yang terbentuk dari hubungan beberapa garis. Bidang dibatasi kontur
dan merupakan 2 dimensi, menyatakan permukaan, dan memiliki ukuran. Bidang dasar dalam seni rupa antara lain,
bidang segitiga, segiempat, trapesium, lingkaran, oval, dan segi banyak lainnya. Bidang adalah satu atau dua garis
yang bertemu antara ujung dan pangkalnya atau terbentuk dari hubungan beberapa garis.

bidang

d. Bentuk
Bentuk dalam pengertian bahasa dapat berarti bangun (shape) atau bentuk plastis (form). Bangun (shape) ialah
bentuk benda yang polos seperti terlihat oleh mata, seperti bulat, persegi, ornamen tak teratur. Plastis (form) ialah
bentuk benda yang terlihat dan terasa karena adanya unsure nilai (value) dari benda tersebut.

bentuk

Bentuk atau bangun terdiri dari:


1) Bentuk dua dimensi, dibuat dalam bidang datar dengan batas garis yang disebut kontur, contohnya adalah
segitiga, segi empat, trapezium dan sebagainya.
2) Bentuk tiga dimensi, dibatasi oleh ruang yang mengelilinginya, contohnya limas, prisma, kerucut, dan selinder.
Bentuk terbagi dalam:
a) Bentuk figurative
Bentuk-bentuk yang berasal dari alam (nature). Bentuk bentuk itu seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia dan
lainnya.
b) Bentuk yang diabstraksikan
Bentuk figurative yang telah mengalami perubahan atau penggayaan bentuk atau stilasi/ deformasi. Penggunaan
bentuk-bentuk biasanya diterapkan pada karya-karya seni dekoratif seperti pada batik, hiasan keramik, ukiran, dan
lain-lain.
bentuk deformasi

c) Bentuk abstrak
Bentuk yang lahir dari penyimpangan bentuk alam dan sering disebut bentuk non figurative.
Bentuk abstrak terbagi pada tiga macam yaitu:
1) Abstrak murni ialah bentuk-bentuk yang sering disebut dengan bentuk geometris atau bentuk alam benda.
Misal segi tiga, prisma, kursi, lemari, sepatu, buku dan lain.
2) Bentuk simbolis, misalnya huruf, tanda baca, rambu-rambu, lambang dan sebagainya.
3) Abstrak filisofis ialah bentuk-bentuk yang mempunyai nilai-nilai tertentu, misalnya agama, kepercayaan.
e. Ruang
Ruang dalam arti luas adalah seluruh keluasan, termasuk juga hawa udara. Dalam pengertian sempit ruang
dibedakan menjadi dua yaitu ruang positif dan ruang negative. Ruang positif yaitu: ruang yang ditempati oleh wujud
atau bentuk. Ruang negative adalah ruang yang mengelilingi wujud atau bentuk. Unsur ruang dapat berwujud dua
dimensi dan tiga dimensi, sehingga dapat memiliki kesan panjang, kedalaman, lebar dan arah. Adanya kedalaman
inilah yang membedakan dengan unsur garis dan bentuk. Ruang dapat berbentuk persegi, bulat, menyudut atau
bentuk lainnya. Dalam prakteknya terdapat perbedaan dalam pengolahan ruang berdasarkan dimensinya.

nirmana ruang

f. Warna
Dalam hal ini Sidik dan Prayitno (1981:10) menjelaskan tentang batasan mengenai warna sebagai berikut:
1) Warna menurut ilmu fisika adalah kesan yang ditimbulkan oleh cahaya pada mata.
2) Warna menurut ilmu bahan adalah berupa pigmen. Pigmen utama adalah merah, kuning, biru, dan bila dua warna
dicampur menghasilkan warna sekunder.
Warna merupakan kesan pemantulan cahaya pada permukaan benda yang ditangkap oleh mata. Tiap-tiap warna
dihasilkan dari reaksi cahaya putih yang mengenai suatu permukaan dan permukaan tersebut memantulkan
sebagian dari spectrum. Teori spectrum warna oleh fisikawan Inggris, Sir Isaac Newton yang membiaskan cahaya
matahari melalui kaca prisma membantu mengenali rentang warna secara lengkap.
Warna dapat digunakan untuk sampai pada kesesuaian dengan kenyataan objek yang akan dilukis seperti pelukis
realis dan naturalis, dan ada beberapa pelukis menerapkan warna sebagai warna itu sendiri tidak demi bentuk untuk
pengekspresiannya. Peranan utama dalam warna adalah sejauh mana warna tersebut dapat mempengaruhi mata
sehingga getaran-getarannya dapat membangkitkan emosi penikmatnya. Peranan warna dalam seni rupa memang
sangatlah esensial. Dalam hal ini warna dapat menyatakan berbagai maksud dan tujuan yang diinginkan oleh perupa
(seniman), sehingga apa yang diinginkan atau dipikirkan dapat terwakili oleh warna tersebut.
Berdasarkan sifatnya kita dapat menyebut warna tua, warna muda, warna redup, warna cemerlang, warna gelap,
warna terang. Berdasarkan macam/ jenisnya dapat disebut warna hijau, kuning, biru, merah, ungu dan lain-lain.
Watak/ temperatur warna dapat dicontohkan pada warna panas, warna dingin, warna sedih, warna gembira, warna
encolok, warna ringan, warna lembut dan lain-lain.
Penggunaan warna dapat dilakukan dengan cara:
1) Harmony pemakaian dilakukan secara objektif, misal warna hijau untuk daun dan biru untuk langit
2) Heraldis/ simbolis berkaitan dengan lambang/ tanda tertentu, misal warna merah untuk berani dan putih untuk
suci.
3) Murni jika tidak dikaitkan dengan objek/ lambang lambang tertentu.
Dalam system Prang yang ditemukan oleh Louis Prang Brewster tahun 1876, menyebutkan teori pigmen warna
sebagai berikut:
a) Jenis warna
Jenis warna dikelompokkan menjadi empat yaitu:
Warna primer yaitu warna dasar, dikatakan warna primer karena warna tersebut tidak bisa didapat dengan cara
mencampurnya. Warnanya adalah seperti kuning (yellow), biru (cyan blue), dan merah (magenta red).
Warna sekunder yaitu warna hasil campuran yang seimbang antara dua warna primer, warnanya adalah orange
(merah+kuning), ungu (biru+merah), hijau ( kuning+ biru).
Warna tersier, yaitu warna campuran lebih dari dua warna (campuran warna primer dengan sekunder atau
sekunder dengan sekunder). Misalnya, warna merah kejinggaan, hijau kekuningan, merah keunguan, jingga
kekuningan, biru kehijauan, dan ungu kebiruan.
Warna netral ialah warna sumber putih dan warna tidak bersinar atau gelap (hitam).

lingkaran warna

b) Sifat warna
Sifat warna dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1. Hue adalah macam warna dalam satu jenis warna. Misalnya, jenis warna merah memiliki bermacam-macam,
seperti merah darah, merah jambu, merah rose, merah hati, merah jernih, dan merah jingga.
2. Value adalah istilah untuk menyebutkan terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih ke
hitam. Mengubah value menjadi terang dengan cara menambahkan warna dengan putih secara bertingkat
disebut Tint dan merubah value menjadi gelap dengan menambah warna hitam disebut Shade.
3. Intensitas warna (intensity) atau kualitas warna adalah tingkat kecerahan dan kemuraman warna. Warna cerah
adalah cerah bersinar (spot light) dan warna muram ialah warna kusam atau tidak bersinar
c) Perpaduan warna
Berdasarkan paduanya warna tersebut dapat dibagi dalam:
Warna Monokromatik (monocrome) adalah warna yang memiliki kesamaan hue atau warna sejenis (sekeluarga).
Warna yang memiliki kesamaan hue, misalnya keluarga warna merah, terdiri atas warna merah hitam, merah
cokelat, merah gelap, merah jernih (primer), merah muda, merah jambu, merah jambu muda, dan merah jambu
keputihan.
Warna Complementer adalah dua warna yang berlawanan dalam kedudukannya di lingkaran warna dan memiliki
kekuatan yang berimbang. Misal kuning kontras dengan ungu, biru kontras dengan jingga, merah kontras dengan
hijau.
Warna bertetangga atau berdekatan (analog) adalah warna yang tidak kontras, tidak komplementer, dan apabila
dicampur menjadi warna yang bagus atau monokrom, Sukimin, (2005 : 34-36). Warna Analogus adalah tingkatan
warna dari gelap ke terang dalam urutan beberapa warna, misal urutan dari biru biru kehijauan hijau hijau
kekuningan kuning.
Monoton (monotone) adalah warna yang memiliki nuansa sama (senada), misalnya warna-warna gelap, meliputi
cokelat, hijau tua, biru naptul atau tua, dan kelabu gelap. Warna terang meliputi krem, abuabu, kuning gading
(muda), merah jambu (pink), biru laut, dan hijau pupus.
g. Tekstur
Tekstur adalah nilai raba sebuah permukaan, bisa halus, kasar, licin dan sebagainya. Berdasarkan hubungannya
dengan indra penglihatan tekstur dapat dibedakan menjadi:
tekstur nyata

a. Tekstur nyata, yaitu tekstur yang jika diraba atau dilihat secara fisik benda terasa adanya perbedaan
permukaan benda. Tekstur ini dikelompokkan menjadi:
Tekstur alam, tekstur yang berasal langsung dari alam, misal kulit kayu, daun, permukaan batu dan sebagainya.
Tekstur buatan, tekstur yang tercipta dari susunan benda-benda alam, seperti, tikar, ampelas, pasir.
Tekstur reproduksi, tekstur yang dibuat melalui reproduksi benda yang sebenarnya.
b. Tekstur semu, yaitu tekstur yang tidak memiliki kesan yang sama antara yang dilihat dan yang diraba, tekstur
semu terjadi karena kesan persfektif dan gelap terang. Dapat melalui pengolahan warna, ruang, nada dan garis.

UNSUR-UNSUR SENI RUPA


Membahas dan mengapresiasi sebuah karya seni atau seni rupa tak lepas dari dua hal penting,
yaitu unsur seni rupa dan prinsip dasar seni rupa. Dalam uraian berikut akan disajikan secara
singkat apa itu unsur-unsur seni rupa dan prinsip dasar seni rupa.
Unsur-unsur Seni Rupa
Seni rupa dibangun oleh sejumlah unsure yang membentuk kesatuan yang padu sehingga
karyanya dapat dinikmati secara utuh.
Unsur-unsur dasar karya seni rupa adalah unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan
sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur ini diantaranya antara lain adalah titik, garis, bidang,
bentuk, ruang, warna, tekstur, dan gelap terang.

1). Titik
Titik adalah unsur seni rupa yang paling dasar. Titik dapat melahirkan suatu wujud dari ide-ide
atau gagasan yang kemudian akan melahirkan garis, bentuk, atau bidang. Teknik lukisan yang
menggunakan kombinasi berbagai variasi ukuran dan warna titik dikenal dengan sebutan
Pointilisme.

2). Garis
Menurut jenisnya, garis dapat dibedakan menjadi garis lurus, lengkung, panjang, pendek,
horizontal, vertikal, diagonal, berombak, putus-putus, patah-patah, spiral dan Iain-Iain. Kesan
yang ditimbulkan dari macam-macam garis dapat berbeda-beda, misalnya garis lurus berkesan
tegak dan keras, garis lengkung berkesan lembut dan lentur, garis patah-patah berkesan kaku,
dan garis spiral berkesan lentur.
Garis dapat juga memberikan kesan watak tertentu sehingga dapat digunakan sebagai
perlambangan, seperti:
- Garis tegak melambangkan keagungan, kestabilan;
- Garis miring mengingatkan pada kegoncangan, tidak stabil, gerak;
- Garis tegas, kuat, terpatah-patah mengesankan kekuatan;
- Garis halus, melengkung-lengkung berirama mengesankan kelembutan, kewanitaan.

Sedangkan menurut wujudnya garis dapat dibedakan menjadi:


- Garis nyata, merupakan garis yang dihasilkan dari coretan atau goresan lengkung.
- Garis semu, merupakan garis yang muncul karena adanya kesan balans pada bidang, warna
atau ruang
3). Bidang
Bidang merupakan pengembangan garis yang membatasi suatu bentuk sehingga membentuk
bidang yang melingkupi dari beberapa sisi. Bidang mempunyai sisi panjang dan lebar, serta
memiliki ukuran.

4). Bentuk
Bentuk juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Bentuk geometris
Bentuk geometris merupakan bentuk yang terdapat pada ilmu ukur meliputi:
- Bentuk kubistis, contohnya kubus dan balok.
- Bentuk silindris, contohnya tabung, kerucut, dan bola.
b. Bentuk nongeometris
Bentuk nongeometris berupa bentuk yang meniru bentuk alam, misalnya manusia,
tumbuhan, dan hewan.

5). Ruang
Ruang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: Ruang dalam bentuk nyata, misalnya ruangan
pada kamar, ruangan pada patung. Ruang dalam bentuk khayalan (ilusi), misalnya ruangan
yang terkesan dari sebuah lukisan.
6). Warna
Kesan yang timbul oleh pantulan cahaya pada mata disebut warna. Warna dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
Warna pokok atau primer, yaitu warna yang tidak berasal dari warna apapun, meliputi warna
merah, kuning, dan biru.

Warna sekunder merupakan campuran dari warna primer.


Contoh:
merah + kuning : jingga
biru + kuning : hijau
merah + biru : ungu
Warna tertier merupakan hasil campuran antara warna primer dan warna sekunder.
Contoh:
kuning + hijau : kuning kehijau-hijauan
biru + ungu : ungu kebiruan
jingga + merah : jingga kemerahan
Selain jenis-jenis warna di atas terdapat pula warna netral, yaitu warna putih dan hitam.

7). Tekstur
Tekstur adalah sifat dan keadaan suatu permukaan bidang atau permukaan benda pada
sebuah karya seni rupa. Setiap benda mempunyai sifat permukaan yang berbeda. Tekstur
dibedakan menjadi tekstur nyata dan tekstur semu. Tekstur nyata adalah nilai raba yang sama
antara penglihatan dan rabaan. Sedangkan tekstur semu adalah kesan yang berbeda antara
penglihatan dan perabaan.

8). Gelap Terang

Suatu objek bisa memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada setiap bagiannya. Demikian
pula pada karya seni rupa. Seperti lukisan pemandangan alam. Adanya perbedaan intensitas
cahaya akan menimbulkan kesan mendalam.
UNSUR SENI
Unsur Seni Rupa

1. Unsur Garis
Garis adalah salah satu unsur seni rupa yang paling pokok, sebab garis merupakan unsur rupa yang ada dimana-
mana. Untuk lebih memahami tentang garis coba perhatikan bagian tepi sebuah benda, perhatikan jejak yang
ditinggalkan oleh binatang melata di atas tanah berdebu, batas pandangan di laut lepas, tiang listrik, cabang pohon,
kilat yang menyambar, retak pada tembok. Setelah itu dapatkah anda mernahami apakah garis itu ?

Pada dasarnyaya garis itu hanya ada dua, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis-garis lainnya merupakan
pengembangan dan variasi dari kedua jenis garis tersebut dan menyampaikan karakter yang berbeda. Walaupun
garis itu sederhana, ia dapat menyampaikan suatu perasaan dan ini tergantung dari kondisi jenis garis tersebut, yaitu
tebal tipisnya, posisi dan arahnya. Sebuah garis lengkung tebal menyampaikan kesan yang berbeda dibanding
dengan garis lengkung tipis, apalagi dengan garis lurus dalam posisi yang berbeda tentu akan memberikan kesan
yang sangat berbeda dalam perasaan kita. Terwujudnya sebuah bentuk disebabkan karena garis yang membatasi
ruang, baik nyata maupun sugestif. Sifat-sifat garis yang membatasi itu menentukan pula sifat bentuk yang
dihasilkannya. Oleh sebab itu, keterampilan dalam membuat garis erat hubungannya dengan keterampilan membuat
bentuk dengan garis.

Penggunaan garis dalam seni rupa tidak hanya pada karya dua dimensional, perhatikanlah (gb. 158 c) karya
Nyoman Nuarta. Garis dalam karya itu sangat efektif digunakan dalam membuat patung yang ekspresif. Hampir
seluruh wujud patung terbentuk dari garis sehingga patung kelihatan seperti dibalut oleh kain namun memberi
ekpresi dinamis oleh karena patung itu seakan bergerak oleh ilusi garis. Sama pula halnya dengan (gb. 157 b dan c).
Dalam kedua lukisan tersebut ekspresi garis sangat memegang peran penting dalam menghasilkan lukisan yang
bersifat dinamis dan ekspresif.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan garis adalah mengetahui potensi ekspresi garis tersebut. MisaInya
jika ingin menyampaikan karakter kuat, berani dan agresif tentu harus menggunakan garis yang sesuai untuk itu,
misalnya garis tebal, rata, tajam dan halus. Jika ingin menyampaikan suatu sifat yang lembut dan halus gunakanlah
garis lengkung tipis dan tak terputus. Namun, perlu diingat bahwa hal itu tidak selalu demikian karena yang lebih
menentukan adalah bagaimana perasaan itu dapat diwakili oleh garis yang dibuat. Seorang yang membuat garis
dengan perasaan yang terkonsentrasi pada waktu menggoreskannya hasilnya berbeda dengan orang yang hanya
sekedar membuat garis. Agar dapat selaras antara gerak perasaan dengan gerak tangan dalam menghasilkan garis
yang diinginkan diperlukan latihan dan latihan yang terus menerus. Untuk keperluan itu lihatlah aspek dan sifat
beberapa garis di bawah ini, rasakan perbedaan kesan yang disampaikan, kemudian latihlah tangan membuat garis
sesuai dengan perasaan yang dikehendaki.

Tabel 2. Garis dan Kesan Efek Fisiknya


Latihan membuat garis selain untuk melancarkan tangan dalam membuat garis juga berlatih mengamati potensi
garis, baik keterbatasan maupun kelebihannya. Pada gambar 160 a, garis dibuat dengan tinta dan dengan alat pena,
dilakukan ekplorasi tebal tipisnya, serta efek-efek visualnya untuk mendapatkan nilai estetiknya. Pada gambar 160 b
garis spontan dengan tinta dikombinasi degan warna cat air. Pada gb.160 c, garis dibuat di atas tekstur kasar dengan
arah melingkar menuju ke pusat di tengah. Gambar 160 d, garis dibuat dengan pensil tumpang tindih dan
membentuk irama bergelombang. Gambar 160 e, garis-garis lengkung dengan variasi arah dan ketebalan
memberikan kesan dinamis. Gambar 160 f, garis tidak hanya dapat dibuat d engan alat yang runcing, namun dapat
pula memanfaatkan batas tepi kertas dengan teknik arsiran dan gosok. Masih ada banyak kemungkinan lain dalam
membuat garis untuk mendapatkan nilai estetik dan ekpresinya, baik dengan media dua dimensional dan tiga
dimensional selain itu pada gb. 161 dan 162, garis dapat digunakan untuk membentuk ilusi tiga dimensional. Pada
gambar tersebut, arah garis yang disusun secara teratur dan berulang-ulang dapat membentuk ilusi ruang serta
gerakan.
Gambar

Gambar
160

2. Unsur Ruang
Ruang termasuk unsur seni rupa yang pokok. Dengan adanya ruang, maka karya seni rupa dapat dibuat. Ada ruang
dua dimensional (bidang) ada pula tiga dimensional. Sebuah titik di atas kertas ada pada ruang datar, sedang kita
ada pada ruang berongga. Penggunaan ruang pada permukaan datar menyangkut hubungan antara ruang datar
(bidang) latar belakang dengan figur (bentuk). Dalam istilah keruangan hal ini disebut sebagai ruang positif (bentuk)
dan ruang negatif, yaitu ruang di belakang atau di sekitar bentuk atau latar belakang. Apabila bentuk datar v(ruang
positif) dan latar belakang datar ukurannya sama, dapat menimbulkan bentuk yang simultan dan penglihatan mata
kita dipaksa untuk melihat kedua bentuk secara bersamaan. Efek ini dapat menyebabkan mata kelelahan untuk
mengidentifikasikannya (gb. 163 b)

Membuat karya seni rupa pada dasarnya merupakan kegiatan mengorganisasikan ruang positif dan ruang negatif,
dalam susunan yang baik interaksi keduanya dapat mencapai harmoni. Dengan diketemukannya perspektif
pengorganisasian ruang dalam bidang dua dimensional semakin berkembang, sebab dengan menggunakan prinsip
perspektif dimungkinkan untuk menggambarkan ilusi ruang dengan kedalaman pada bidang datar. Dalam prinsipnya
ada dua jenis perspektif, pertama, benda-benda yang posisinya sejajar semakin menjauh akan kelihatan semakin
mengecil menuju kepada titik lenyap pada garis batas pandangan hal ini disebut linear perspektif (gb.164), kedua,
benda-benda yang menjauh akan semakin kabur karena pengaruh atmosfer, sedang benda yang dekat terlihat lebih
terang dan besar, prinsip ini disebut areal perspektif (gb.162, 163). Penggunaan perspektif sangat penting bagi
pelukis naturalis dan realis, kedua jenis perspektif terkadang digunakan secara bersamaan untuk mendapatkan ilusi
tiga dimensi lebih efektif. Perhatikan gambar 165 pepohonan semakin jauh semakin mengecil, begitu pula warna
semakin jauh semakin melemah intensitasnya.
3. Unsur Bentuk
Bentuk merupakan salah satu unsur seni rupa yang menentukan keberhasilan sebuah karya seni rupa dan kriya.
Namun di samping istilah bentuk ada pula istilah wujud untuk membedakan antara image (2 dimensional) yang
memiliki panjang dan lebar pada area yang datar dengan image (3 dimensional) yang memiliki panjang, lebar, dan
volume/tebal pada area dengan kedalaman.

Bentuk ada karena dibatasi oleh garis. Garis yang membatasi bidang menjadikan bentuk dan karakter bentuk itu
ditentukan oleh jenis garis yang membatasinya itu. Bentuk yang dibatasi oleh garis lurus karakternya berbeda
dengan bentuk yang dibatasi oleh garis lengkung. Pembatasan bidang oleh garis ini menghasilkan dua jenis bentuk
yaitu bentuk geometris dan bentuk organis (gb.169). Bentuk geometris struktumya teratur misaInya: segitiga,
segiempat dan bulat; sedangkan bentuk organis strukturnya tidak teratur dan banyak terdapat pada bentuk-bentuk
alami seperti pepohonan, akar, tulang binatang, mahluk didalam lautan dan sebagainya.
Dalam seni rupa dua dimensional (nirmana datar) sejak dahulu telah dilakukan upaya untuk menggambarkan ilusi
tiga dimensional atau ruang pada bidang datar. Salah satunya adalah dengan cara tumpang tindih
atau overlapping (gb.169, 170). Kita tahu bahwa bila sesuatu tersusun dalam posisi tumpang tindih maka ada suatu
celah di antara bentuk bentuk tersebut dan celah itu adalah ruang. Cara lain adalah dengan memberikan sinar dan
bayangan pada bentuk itu dengan teknik arsiran dan blok (gb. 169,170).
1. 4. Unsur Warna
Dalam seni rupa warna sangat esensial, karena penampilan pertama yang diperhatikan orang selain bentuk adalah
warna. Warnalah yang menyebabkan kita berhenti sejenak untuk melihat kain yang dijual disebuah toko, demikian
juga war-na menyebabkan kita dapat mengenali sebuah benda. Bagaimana rupa dunia ini jika tidak ada warna ? Lalu
apakah warna itu ?

a. Teori Warna
Ada beberapa pendapat yang mencoba menjelaskan tentang warna, namun yang menonjol dan aplikatif dalam
bidang seni rupa adalah teori cahaya dan teori pigmen. Teori cahaya dipelopori oleh Sir Isaac Newton yang
mengatakan bahwa warna yang kita Iihat pada suatu benda berasal dari cahaya putih matahari. Hal ini dibuktikannya
dengan membiaskan cahaya putih itu dengan prisma kaca (bagan 3 ). Hasil yang keluar dari prisma itu berupa tujuh
spektrum warna. Selanjutnya menurut teori itu kita dapat melihat warna sebuah benda karena benda tersebut
menyerap dan memantulkan spektrum warna ke mata kita.

MisaInya kita melihat warna merah suatu benda karena hanya spektrum merah yang dipantulkan, sedang yang
lainnya diserap oleh benda tersebut. Jika benda itu kelihatan abu-abu artinya seluruh spektrum dipantulkan
setengah, jika kelihatan hitam seluruh spectrum diserap dan apabila putih seluruh spektrum dipantulkan secara
penuh. Dalam teori pigmen dinyatakan bahwa warna itu terdapat pada pigmen dan hanya ada tiga jenis warna
pokok,yaitu merah, biru dan kuning. Warna-warna itu tidak bisa didapat dengan mencampur, warna warna tersebut
adalah warna murni. Teori ini dipelopori oleh Prang Brewster. Dalam perkembangannya warna dikelompokkan
menjadi tiga, yakni warna primer, warna sekunder dan warna tertier. Warna primer merupakan warna induk karena
warna sekunder didapat dengan mencampur warna-warna primer sedang warna tertier didapat dengan mencampur
warna primer dan sekunder. Tiga kelompok warna itu tersusun dalam lingkaran warna dan lingkaran warna tersebut
dapat digunakan sebagai pedoman dasar penggunaan warna. Uraian selanjutnya tentang warna dalam buku ini
adalah berdasarkan teori Prang.

Nama Warna

Merah, Biru, Kuning


Kelompok Warna
Warna Primer : Hijau, Jingga, UnguWarna TertierKuning
Jingga, Merah Jingga, Ungu Merah,
Warna Sekunder : Ungu Biru, Hijau Biru, Hijau Kuning

b. Temperatur Warna
Warna-warna dalam lingkaran warna selain dikelompokkan menjadi tiga kelompok wama dapat pula diklasifikasikan
menjadi dua kelompok warna menurut temperaturya, yaitu warna panas dan warna dingin. Warna-warna yang
temasuk kelompok wama panas adalah : kuning, kuning jingga, jingga, merah jingga, merah dan merah ungu;
sedangkan yang termasuk warna dingin adalah: ungu, ungu biru, biru, hijau biru, hijau dan hijau kuning. Kesan
temperatur yang ditimbulkannya disebabkan karena kebiasaan dari keadaan yang ada setiap hari di lingkungan kita.
Pengalaman kita menunjukkan bahwa sesuatu yang berwarna merah, jingga, kuning adalah panas; misalnya: api,
matahari, dan logam yang dilelehkan. Sebaliknya sesuatu yang berwarna violet, hijau, biru adalah dingin; misalnya :
laut, danau, dan pegunungan. Hijau dan ungu dapat menjadi panas jika pada unsurnya lebih banyakmengandung
warna panas, seperti kuning dan merah. Warna yang paling panas adalah kuning dan yang paling dingin adalah
ungu. Sedangkan kelompok warna netral adalah abu-abu, hitam dan putih. Sebenarya hitam dan putih bukanlah
warna sebab hanya berupa gelap dan terang .

Value dan intensity juga dapat mengandung temperatur warna ini. Value yang terang kelihatan lebih panas daripada
value yang gelap, begitu pula warna yang intesitasnya penuh kesannya lebih panas dibandingkan dengan warna
yang intensitasnya lebih lemah. Penerapan warna panas dan dingin akan efektif jika disesuaikan dengan kondisi
lingkungan. Misalnya, pada terik matahari jika menggunakan warna panas suasana akan lebih menjadi panas, untuk
itu dalam kondisi panas akan lebih baik jika menerapkan warna dingin.
Hal yang sama adalah penggunaan warna pada ruang atau perlengkapan anak-anak, seperti ruangan, pakaian, dan
mainan. Untuk anak-anak lebih baik menggunakan warna ringan yang ceria, tidak menggunakan warna-warna berat
dan kusam. Hal ini sesuai dengan sifat anak-anak yang menyukai hal-hal yang menggembirakan. Jadi secara alami
berbeda dengan selera orang dewasa yang sering menyesuaikan dengan kondisi kegemaran dan kejiwaannya.

c. Dimensi Warna
Jumlah warna diperkirakan kurang lebih ada 30.000 jenis. Setiapwarna sesungguhnya mengandung tiga aspek yaitu
: Hue, Value dan Intensity. Perbedaan warna disebabkan oleh ketiga aspek tersebut dan setiap aspek memiliki peran
khusus dan berinteraksi satu dengan lainnya. Hue adalah nama warna pada lingkaran warna dan keberadaannya
ditentukan oleh adanya sinar langsung maupun tak langsung. Hue murni
intensitasnya tinggi dan biasanya hue sangat kuat menarik perhatian.Value merupakan istilah untuk menunjukkan
terang gelapnya hue.Hue yang mumi jika ditambah putih disebut tint dan bila hue murni ditambah hitam
disebut shade. Aplikasi dari kedua hal ini tampak dalam membuat tone warna terutama gelap terang untuk ilusi tiga
dimensional pada lukisan realis begitu pula pada karya-karya jenis lainnya yang datar seperti pada karya grafis,
dekorasi interior dan sebagainya. Intensity adalah cerah suramnya wama. Warna yang cerah memiliki intensitas yang
tinggi, sedangkan warna suram memiliki intensitas rendah. Hitam, putih dan abu-abu adalah warna suram yang tidak
memiliki intensitas hue. Oleh sebab itu warna abu-abu dapat berperan sebagai warna netral yang dapat menyatukan
warna lainnya terutama warna kontras. Warna hitam dapat mengikat warna-warna kontras oleh karena hitam
menyerap cahaya, karena warna-warna kontras yang intensitasnya tinggi kekuatan refleksi cahayanya dikurangi oleh
warna hitam jika digunakan sebagai latar belakang, atau sebagai kontur garis tepi bentuk. Putih adalah sebaliknya
dari hitam karena memantulkan seluruh gelombang spektrum warna, sehingga warna kelihatan lebih cerah di atas
putih. Sedangkan abu-abu memantulkan setengah dari setiap spektrum warna.
d. Skema warna
Bagaimana caranya mengkombinasikan warna? Walaupun selera dalam memilih dan mengkombinasikan warna itu
sifatnya sangat pribadi, pertanyaan tadi maksudnya untuk mengetahui apakah ada pedoman dalam penyusunan
kombinasi warna. Skema warna memberikan suatu kunci bagaimana mendapatkan susunan warna serasi yang
dapat diterapkan ke dalam karya seni rupa dan kriya. Namun demikian kunci skema warna ini bukanlah harga mati,
ini hanyalah suatu tuntunan jika menemui kebuntuan dalam upaya mendapatkan warna yang diharapkan. Hal yang
sangat menentukan adalah suasana hati berupa ketajaman rasa dalam menentukan warna. Sumber penggunaan
skema warna ini adalah lingkaran warna. Ada beberapa kunci untuk mendapatkan warna yang serasi yaitu
monokromatik, analogus dan komplementer.

Monokromatik, susunan warna ini berdasarkan satu hue; mono berartisatu dan kromatik berarti warna. Dalam
kombinasinya menggunakansatu nada warna, yaitu hue murni ditambah dengan tint dan shade. Keharmonisan
mudah dicapai, namun perlu variasi dalam unsur lainnya agar tidak membosankan. Pada gambar berikut motif
divariasikan ukurannya, dan susunan pengulangan motif secara acak, walaupun motifnya sejenis terasa tidak
membosankan. Pada gambar 175 susunan warna monokromatik diberi aksen merah, sehingga merah menjadi
dominan dan pusat perhatian. Warna merah memiliki intensitas yang kuat sehingga mengalahkan warna lainnya,
selain itu merah dalam bentuk segitiga bersifat kontras dengan bentuk bulat dengan warna abu-abu dengan tiga
variasinya sehingga susunan sangat menarik perhatian dengan latar belakang hitam. Susunan bentuk bulat sangat
menarik walaupun dalam satu nada, oleh karena ukuran dan susunannya yang dinamis seakan bentuk bulat tersebut
bergerak-gerak seperti gelembunggelembung di udara. Penyusunan dengan cara demikian sangat baik menghindari
kejemuan karena bentuk dan nada warna yang monotone.
Analogus, susunan warna yang terdiri dari dua sampai empat warna yang bersebelahan dalam lingkaran warna
dengan satu warna primer. Susunan warna ini juga mudah untuk mendapatkan harmoni karena hampir semuanya
memiliki nada warna yang sama, misalnya ungu memiliki unsur biru, ungu biru memiliki unsur yang sama pula. Pada
susunan berikut biru merupakan aksen yang tidak kontras sehingga harmoni tidak sulit untuk didapat. Sedangkan
latar belakang abu-abu sebagai warna netral juga menyatukan warna dan bentuk yang agak berbeda dalam
kualitasnya. Susunan analogus lebih menarik karena ada salah satu warna pokok yang menonjol sebagai penekanan
perhatian. Hal ini berbeda dengan warna monokromatik karena semua warna senada. Pada susunan berikut, warna
dan bentuk saling berinteraksi, misalnya bentuk ungu dalam garis spiral geometris berhubungan dengan bentuk biru
dalam garis spiral organik namun kontras dalam kualitasnya, yaitu sifat geometris dan organisnya dari kedua jenis
garis sehingga hubungannya tidak menjadi monotone walau warnanya senada.
Komplementer, yaitu susunan warna yang berhadapan dalam lingkaran warna. Skema warna ini terdiri beberapa
macam. Perhatikan table berikut. Warna komplemen pada dasarnya adalah warna kontras, apabila disusun secara
tepat dapat sangat menarik perhatian, namun sebaliknya jika kontras tidak dapat dikontrol dapat menyebabkan tidak
nyaman pada penglihatan. Dalam susunan warna berikut, kontras diikat dengan latar belakang hitam sehingga dapat
menjadi harmoni. Susunan terlihat dinamis karena karena warna-warna yang diterapkan pada bentukbentuk kontras
memancar dari satu titik pusat di sudut kiri bawah. Dengan demikian hitam sangat kuat menyatukan unsur-unsur
yang berbeda.
e. Makna Warna
Hal yang perlu juga diketahui dalam menggunakan warna adalah tentang bahasa warna. Walaupun sesungguhnya
bahasa warna sangat subyektif dalam mengartikan dan menggunakannya, namun secara umum warna dingin dan
gelap dengan intensitas yang rendah kelihatan lebih tenang, meditatif dan introspektif. Sebaliknya warna panas
dengan

intensitas tinggi dapat memberi kesan cerah, kelihatan dinamis, lincah dan menonjol. Dengan demikian kedua jenis
warna ini memiliki sifat kontras, jika digunakan dengan tepat proporsinya dapat memberikan kesan perasaan yang
menyenangkan. Sebagai acuan, para ahli telah mengartikan warna sebagai table berikut .

Anda mungkin juga menyukai