Anda di halaman 1dari 7

2 DIMENSI

Pengembangan karya seni yang dilakukan oleh seniman dapat digali melalui sumber ide atau gagasan
dari kehidupan alam sosial-pribadi, religi, moral, politik, dan budaya. Ide adalah gagasan pokok yang
ingin disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai bentuk karya seni.
Berbekal pengalaman yang banyak. seniman lebib leluasa dalam berimajinasi menuangkan ide-ide
atau gagasan dalam karyanya Kata imajinasi dalam berkarya seni rupa dua dimensi memiliki arti daya
pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar atau lukisan. Dengan demikian, karya imajinasi
dalam berkarya seni rupa dua dimensi dapat berdasarkan kenyataan, pengalaman seseorang ataupun
khayalan
Berkarya seni rupa berdasarkan imajinasi merupakan pengungkapan ide atau perasaan estetis yang
memiliki makna dari pembuatnya dan diwujudkan melalui media rupa yang bisa ditangkap dan
dirasakan dengan rabaan. Perwujudan ini merupakan hasil pengolahan dari konsep unsur rupa, yaitu
titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang

B. Jenis Karya Seni Rupa Dua Dimensi Berdasarkan Imajinasi


Beberapa jenis seni rupa dua dimensi antara lain sebagai berikut.

1. Gambar Ekspresi
Menggambar ekspresi adalah kegiatan seni rupa yang tergolong dalam bentuk dua dimensi. Artinya,
dalam proses pembuatanya sedikit ada perbedaan dengan proses menggambar bentuk. Perbedaan
tersebut terletak pada kadar emosional penggambar pada waktu proses pembuatan.

Berbeda dengan menggambar ekspresi, ketika membuat gambar bentuk, seniman atau pembuat
gambar memiliki sedikit hambatan, yaitu tidak diberi kebebasan sepenuhnya untuk mengungkapkan
perasaannya. Hal ini disebabkan proses tersebut ada tuntutan yang harus dipenuhi yaitu bentuk
gambar harus sama dengan hasil gambar yang dibuat atau gambar harus betul-betul menggambarkan
kembali objek yang digambarnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, pengertian gambar ekspresi adalah gambar yang dibuat secara bebas
berdasarkan imajinasi persepsi, dan penafsiran penggambar pada objeknya Gambar ekspresi memiliki
kekhususan yaitu gambar bisa dilebih-lebihkan atau didramatisir dengan komposisi yang bebas,
bahkan banyak pula seniman yang menggunakan objek yang diabstrakkan untuk memenuhi
ekspresinya.

a. Asas Menggambar Ekspresi


1) Proporsi
Proporsi dalam menggambar ekspresi adalah perbandingan bagian perbagian atau bagian dengan
keseluruhan. Penerapan prinsip proporsi ini dapat membuat perbandingan antara objek yang satu dan
objek lainnya tampak wajar.
2) Kesatuan
Unsur-unsur dalam sebuah karya seni rupa, khususnya menggambar ekspresi, saling bertautan. Tiap
unsur tidak dapat berdiri sendiri. Kesatuan adalah paduan dari berbagai unsur. Bahasa rupa yang
membentuk sebuah konsep bertautan, yang menimbulkan kesan satu bentuk dengan komposisi yang
indah.

3) Komposisi
Proses mengorganisir unsur-unsur gambar yang diatur sedemikian rupa sehingga terlihat indah dan
harmonis pada suatu karya.

4) Keseimbangan
Keseimbangan dalam seni rupa memiliki arti kesamaan bobot pada unsur-unsur karya. Secara wujud
dan jumlahnya mungkin tidak sama, tetapi dapat memiliki nilai yang seimbang. Jenis keseimbangan
yakni keseimbangan terpusat atau sentral, diagonal, simetris, dan asimetris.

5) Irama
Irama dalam seni rupa merupakan penyusunan unsur- unsur yang ada atau pengulangan dari unsur-
unsur yang sudah diatur. Pusat perhatian (center of interest) adalah unsur yang sangat menonjol atau
berbeda dengan unsur- unsur yang ada di sekitarnya. Untuk menarik perhatian, dapat menempatkan
unsur yang paling dominan atau dengan istilah lain adalah aksentuasi, yaitu upaya mengungkapkan
unsur pembeda pada tampilan karya agar tidak monoton dan membosankan.

6) Keselarasan
Keselarasan dalam seni rupa adalah prinsip yang dipakai untuk menyatukan unsur-unsur seni rupa
yang berbeda, baik dari segi bentuk maupun warna. Keselarasan bentuk dapat diciptakan melalui
penyusunan bentuk yang saling berdekatan. Keselarasan warna dapat diperoleh dengan memadukan
warna baik monokromatis (gradasi warna), analogus (berdekatan dalam lingkaran warna), maupun
komplementer (berlawanan dalam lingkaran warna, dari turunan warna primer yang berbeda).

b. Corak Menggambar Ekspresi


1) Realistis
Realistis artinya gambar yang dibuat sesuai dengan keadaan sebenarnya, sesuai proporsi dan anatomi.
2) Karikatural
Bentuk gambar yang diubah dengan cara dideformasi tetapi tidak menghilangkan esensi di dalamnya,
baik manusia maupun binatang. Secara garis besar, gambar karikatural dapat dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu sebagai berikut.
a)Karikatur
Karikatur berasal dari bahasa Italia, caricare yang berarti 'memberi muatan atau melebih-
lebihkan'. Sesuai dengan arti katanya, karikatur bersifat menyindir dan melebih-lebihkan
sesuatu dengan tujuan untuk memberikan kritik atau perlawanan sosial. Gambar karikatur
sering disebut seni merusak wajah orang karena penggambar dituntut mengubah ciri-ciri fisik
terutama mengubah raut wajah yang wajar menjadi tidak wajar, berlebihan, bahkan mungkin
dapat membuat tertawa, tetapi tetap memperhatikan ciri- ciri fisik model karikaturnya,
sehingga masih mudah dikenali.

b) Kartun
Kartun adalah gambar yang berfungsi untuk menghibur, karena berisi humor. Gambar kartun
dapat berupa tokoh manusia atau binatang. Beberapa jenis kartun yang dikenal saat ini adalah
kartun editorial, gag cartoon, dan strip komik. Kartun editorial atau kartun politis biasanya
ditujukan untuk menyatakan pandangan politik atau sosial dengan cara menyindir. Sementara
itu, gag cartoon dimaksudkan untuk melucu tanpa menyindir. Komik strip adalah gambar
kartun dalam bentuk komik singkat.

c) Animasi
Animasi berasal dari bahasa Inggris yaitu animation, to animate, animated, yang berarti
menghidupkan atau menggerakkan. Ada dua jenis animasi, yaitu animasi dua dimensi dan
animasi tiga dimensi.
Animasi dua dimensi adalah gambar manual (tangan) atau illusion of motion yang dibuat dari
gambar-gambar diam yang ditampilkan secara beruntung. Contohnya adalah film animasi
produksi Walt Disney Amerika seperti Mickey Mouse, Beauty and The Beast atau sejenisnya.
Animasi tiga dimensi (3D) adalah gambar (visual) yang diciptakan dengan menggunakan
model, bisa menggunakan lilin atau sejenisnya, atau menggunakan komputer.
2. Seni Lukis

a. Pengertian Seni Lukis


Seni lukis dapat dikatakan sebagai suatu wujud ungkapan pengalaman estetik seseorang yang
dituangkan ke dalam bidang dua dimensi dengan menggunakan medium rupa, yaitu garis, warna, serta
tekstur. Lebih jelasnya lagi, Seni lukis adalah suatu pengungkapan pengalaman artistik yang
diwujudkan dalam bidang dua dimensional dengan mengolah elemen-elemen visual seperti garis,
warna, bidang, tekstur. gelap terang dan perspektif.

Seni lukis merupakan bahasa yang digunakan oleh seniman untuk mengungkapkan pengalaman
artistik maupun ideologis dengan menggunakan garis dan warna, untuk mengungkapkan perasaan,
mengekspresikan emosi, gerak, ilusi, maupun ilustrasi dari kondisi subjektif seseorang.

Kondisi subjektif yang dimaksud dalam seni lukis adalah ketika seseorang melukis, objek yang
dilukis tidak harus sama dengan aslinya, dalam artian dapat dibumbui dengan ide-ide kreatif dari
seniman secara pribadi. Kreativitas tentu saja menjadi unsur penting agar seorang seniman mampu
menggunakan teori keterampilan dan menjawab persoalan dalam bidangnya masing-masing. Hal ini
untuk mewujudkan kreativitas pada sebuah bidang datar dua dimensi. Pada dasarnya, konsep-konsep
yang diterangkan sebelumnya mengenai seni lukis berusaha menjelaskan bahwa lukisan mengandung
sebuah gagasan, pikiran, dan ekspresi perasaan seseorang.

Dalam mengekspresikan gagasan, pikiran, dan perasaan, sebuah lukisan dibuat berdasarkan
pengetahuan seseorang mengenal cara mengorganisasikan unsur-unsur visual pada bidang datar dua
dimensi. Bidang datar dua dimensi tidak hanya dipahami sebagai bidang yang memiliki permukaan
datar atau rata saja, dalam seni lukis volume media dalam berkarya serta ketebalan bahan (misalnya
bahan cat minyak pada kanvas) adalah aspek yang juga harus diperhitungkan. Hal inilah yang
melandasi seni lukis disebut dengan karya seni rupa dua dimensi. Perbedaan seni lukis dengan jenis
seni rupa yang lain, dapat diperhatikan dari beberapa hal, antara lain adalah penggolongan seni lukis,
jenis seni lukis, dimensi seni lukis, proses penciptaan, dan media berkarya seni lukis.

1) Penggolongan seni lukis Lukisan disebut dua dimensi karena menghadirkan bentuk (form) yang
datar. Lukisan dapat dibuat di atas kanvas atau kertas datar yang memiliki panjang dan lebar. maupun
pada bidang lain yang memiliki tekstur berbeda seperti pada media keramik. Lukisan berbeda dengan
karya seni rupa yang bervolume atau memiliki ruang di dalamnya, seperti patung. Umumnya patung
disebut seni tiga dimensi.
2) Jenis seni lukis
Seni lukis merupakan salah satu jenis dari seni visual yang hanya bisa dinikmati dengan indra
penglihatan. Seni lukis dibagi antara lain menjadi dua bagian, yaitu klasik dan modern, Lukisan klasik
sangat terlihat coraknya, seperti pewayangan, baik bentuk maupun tema yang diangkat dalam lukisan,
sedangkan ciri gaya seni lukis modern terlihat pada gaya coretan dan penggunaan media yang lebih
bervariasi.
3) Dimensi seni lukis
Ditinjau dari dimensinya, karya seni rupa dua dimensi tidak hanya mencakup seni lukis saja,
melainkan mencakup seni gambar. Seni lukis sering disamakan dengan seni gambar, baik dari teknik
berkarya maupun hasil karyanya.
Hal ini disebabkan pemahaman seseorang mengenai kedua jenis karya dua dimensi ini masih kurang
mendalam. Meskipun memiliki kesamaan sebagai karya seni rupa dua dimensi, seni lukis memiliki
beberapa perbedaan dibandingkan dengan seni gambar atau menggambar.

Karya seni lukis dan gambar tidak dapat dibedakan dengan sekadar membedakan material yang
digunakan, tetapi lebih jauh dari itu adalah pertimbangan tentang unsur estetik, latar belakang
pembuatan karya, dan lain sebagainya. Jika dilihat secara sekilas, seni gambar merupakan seni yang
lebih menonjolkan unsur garis, sedangkan seni lukis merupakan seni yang lebih menonjolkan unsur
warna. Pada seni lukis, umumnya dapat terjadi pencampuran warna (mixing). Adapun pada seni
gambar umumnya tidak ada pencampuran warna. Selain itu, di dalam seni lukis diperlukan
keterampilan khusus untuk menggambarkan sesuatu sebagai bentuk representasi kehidupan nyata.

4). Proses penciptaan


Pada bagian proses penciptaan seni lukis, perlu dipahami bahwa seni lukis tergolong sebagai seni rupa
murni (pure art) karena penciptaannya tidak terikat oleh persyaratan yang berhubungan dengan
kegunaannya. Oleh karena itu, tujuan dibuatnya sebuah lukisan adalah memenuhi kebutuhan manusia
dalam mengekspresikan gagasan dan pemenuhan kebutuhan akan keindahan. Seniman tidak perlu
mempertimbangkan aspek keindahan lukisan dengan tujuan diterapkan pada suatu benda lain. Lukisan
berbeda dengan gambar. Gambar dapat menjadi sarana untuk menuangkan ide atau gagasan
seseorang, selain itu gambar juga dapat digunakan untuk menerangkan sesuatu atau mencapai simbol
figuratif ketika menciptakan karya seni lukis.

5) Media dalam berkarya


Media berkarya yang digunakan dalam membuat sebuah karya seni lukis cukup kompleks, terdiri dari
beberapa bahan, alat, serta teknik pengolahan tertentu. Misalnya, untuk membuat sebuah lukisan cat
minyak, seorang sen iman akan membutuhkan kanvas, kuas, dan cat minyak untuk memunculkan
medium rupa, seperti garis, warna, dan tekstur. Apabila dilihat secara visual, unsur warna lebih
dominan digunakan dalam sebuah lukisan, bentuk-bentuk maupun bidang dapat diwujudkan dari
sapuan-sapuan warna. Dominasi unsur warna pada sebuah karya seni lukis, mampu menciptakan garis
semu dari batas pertemuan antara dua atau lebih warna yang berbeda..

6) Wujud seni lukis


Seni lukis adalah wujud ekspresi yang harus dipandang secara utuh. Keutuhan wujud seni lukis,
terdiri dari ide dan organisasi elemen-elemen visual. Elemen-elemen visual disusun sedemikian rupa
oleh seorang pelukis dalam bidang dua dimensional. Pengertian seni lukis sesungguhnya mencakup
ruang lingkup yang lebih luas dari sebuah definisi, karena wujud seni lukis juga memiliki banyak
jenis, antara lain lukisan dinding (mural), lukisan mosaik, lukisan potret, lukisan kaca, lukisan
enamel, atau lukisan digital yang dibuat dengan menggunakan media komputer.

b. Gaya dan Aliran dalam Seni Lukis Pengertian luas "gaya" dalam seni rupa merupakan
suatu
pengelompokan berdasarkan pada waktu, wilayah, penampilan, teknik, subject matter, dan lain
sebagainya, Kajian mengenai gaya dalam seni rupa, khususnya seni lukis, penting dilakukan untuk
memperoleh pengertian tentang keterkaitan antara cara kerja seniman, hasil karya seni, dan reaksi
pengamat terhadap karya tersebut. Gaya atau aliran dalam seni rupa digunakan sebagai sebuah haluan
yang dipilih seniman ketika akan membuat sebuah karya, baik karya seni dua dimensi maupun tiga
dimensi

Gaya dalam seni rupa diklasifikasikan menjadi empat golongan, antara lain gaya ketepatan objektif
(objective accuracy style), gaya bentuk formal (formal order style), gaya emosi (emosional style), dan
gaya fantasi (fantasy style). Beberapa kelompok gaya dalam seni rupa tersebut akan dijelaskan lebih
lanjut sebagai berikut.

1) Gaya Ketepatan Objektif


Gaya ketepatan objektif muncul dari gagasan bahwa seni adalah imitasi gejala visual, yang
mementingkan unsur ketepatan dan kesamaan antara objek yang dilukiskan dan hasil lukisan,
Ketepatan dan kesamaan menjadi keunggulan lukisan ini ketepatan dan kesamaan antara objek. Gaya
ini memunculkan aliran seni rupa di antaranya realisme dan naturalisme. Dalam gaya ketepatan
objektif, terdapat pula pemahaman imitasi yang dilakukan seniman tidak sepenuhnya meniru persis
objeknya secara fotografis, tetapi juga melakukan seleksi dan membuat bentuk yang berbeda dari
objeknya. Pemahaman ini memunculkan aliran seni rupa yang lain, yaitu impresionisme dan
pointilisme.
2) Gaya Bentuk Formal
Gaya bentuk formal menggunakan ukuran baku secara matematis untuk mencapai harmoni,
keseimbangan, dan keindahan karya. Cara pengungkapan ini timbul dari pemahaman bahwa seni
adalah suatu pencarian untuk mendapat proporsi yang tepat. Contoh aliran dalam gaya bentuk formal,
adalah klasikisme.

3) Gaya Emosi Gaya emosi berawal dari pandangan bahwa seni tidak harus setara dengan apa yang
dihasilkan dari kamera. Di dalam gaya emosi ini, seniman tidak begitu tertarik melukis dengan
ketepatan objek, ukuran atau keseimbangan bentuk, tetapi lebih tertarik untuk mengeluarkan ekspresi,
dan emosi, misalnya gembira, sedih, marah, dan sebagainya. Contohnya adalah aliran seni rupa
romantisme, ekspresionisme, dan abstraksionisme. Jika ingin memaknai karya yang menggunakan
gaya ini, pengamat perlu menggunakan daya imajinasi yang berbeda dari orang awam.

4) Gaya Fantasi
Gaya fantasi muncul karena keahlian seniman ketika memanipulasi material yang digunakan sehingga
seniman dapat membuat bentuk-bentuk yang bahkan belum pernah dilihat dan dibayangkan
sebelumnya. Seniman tidak puas dengan hanya melukiskan bentuk-bentuk yang logis, tetapi juga
menggunakan daya khayal yang dimilikinya untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang seolah-olah
nyata. Gaya fantasi melingkupi aliran surealisme dan dekoratif fantastik. Pengamat tidak dapat
dengan mudah memaknai hasil karya yang dihadirkan seniman karena kemampuan seniman dalam
mengolah daya khayalnya.

Seni lukis yang lebih populer di tengah masyarakat dan diajarkan di lembaga pendidikan kesenian
pada dasarnya disebut easel painting, jenis lukisan yang berukuran lebih kecil dari lukisan dinding
atau mural. Jenis seni lukis yang lebih fleksibel karena para pelukis dapat membawa easel (papan
penjepit kanvas yang memiliki kaki) yang praktis itu ke berbagai lokasi, untuk melukis di alam bebas
atau di studio seni lukis.

3. Seni Grafis
Seni grafis adalah cabang seni yang menggunakan alat cetak untuk membuat gambar. Istilah grafis
berasal dari kata graph atau graphic yang berarti 'tulisan, gambar, atau lukisan dengan cara digores
atau ditoreh'. Sebagai karya seni rupa dua dimensi, seni grafis memiliki beberapa teknik antara lain,
adalah cetak tinggi, cetak datar (lithography), cetak dalam dan cetak saring.

a. Cetak Tinggi (Cetak Timbul)


Cetak timbul seni grafis cukilan kayu (woodcut) adalah karya yang paling populer pada zaman
sekarang, Cetak tinggi atau cetak timbul dilakukan dengan cara membuat acuan cetak dengan
membentuk gambar pada permukaan bahan cetak secara timbul. Bahan yang digunakan untuk
membuat cetak tinggi adalah tripleks, hardboard, papan kayu, metal, karet (linoleum), dan aluminium.
b. Cetak Datar (Lithography)
Cetak datar sering disebut dengan istilah lithography yaitu proses pembuatannya dapat dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain teknik mono print atau cetak tunggal. Klisenya berupa bidang datar
dengan prinsip saling menolak dan menerima antara lain tinta dan air.
c. Cetak Dalam
Teknik cetak dalam adalah salah satu teknik seni grafis dengan menggunakan acuan cetak dari logam
tembaga. Cara yang digunakan teknik cetak dalam adalah dengan menggores menoreh langsung. Seni
grafis cetak dalam terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu engraving, etsa, mezzotint, dan drypoint.
1) Engraving
Engraving sering disebut dengan grafir. Seni grafir penerapannya untuk mendekorasi karya
karya-kriya logam seperti jewelery (perhiasan). Untuk melakukan teknik ini, seseorang harus
memiliki keterampilan karena harus menggunakan alat yang disebut burin. Burin digunakan
untuk mengukir logam.
2) Etsa (Etching)
Etsa merupakan teknik cetak yang menggunakan media cetak berupa lempengan tembaga.
Untuk pembuatan klise acuan cetak dapat dilakukan dengan menggunakan larutan asam nitrat
(HNO,) yang bersifat korosit terhadap tembaga. Proses pengerjaan di awali selembar plat
logam tembaga atau kuningan ditutup dengan lapisan bisa menggunakan cat dengan teknik
sablon. Selanjutnya dimasukkan ke dalam asam nitrat dan menghasilkan gambar berupa garis
linear yang memiliki detail dan kontur halus.
3) Mezzotint
Mezzotint merupakan teknik cetak dengan plat logam yang permukaannya dibuat kasar
terlebih dahulu secara merata. Cara membuat gambar adalah dengan mengerok halus
permukaan logam dan membuat efek gelap ke terang. Gambar juga dapat dibuat dengan
mengasarkan bagian tertentu saja, bekerja dari warna terang ke gelap. Alat yang digunakan
untuk teknik ini adalah rocker. Metode mezzotint ditemukan oleh Ludwig von Siegen (1609-
1680). Proses ini dipakai secara umum di Inggris, mulai pertengahan abad ke-18 M untuk
mereproduksi foto dan lukisan.
4) Drypoint
Drypoint merupakan variasi dari engraving. Teknik ini disebut dengan teknik goresan
langsung denganmenggunakan alat runcing. Goresan drypoint akan meninggalkan kesan
kasar pada tepi garis. Kesan ini memberi ciri kualitas garis yang lunak dan terkadang
memberi kesan kabur. Drypoint hanya berguna untuk jumlah edisi yang sangat kecil, sekitar
sepuluh sampai dua puluh karya. Hal ini dikarenakan tekanan alat press dengan cepat
merusak kesan kabur yang telah dibuat. Untuk mengatasinya, penggunaan electro-plating
(pelapisan secara elektrik dengan bahan logam lain) telah dilakukan sejak abad ke-19 M
untuk mengeraskan permukaan plat

d. Cetak saring (Silkscreen/Printing) Cetak saring merupakan salah satu teknik mencetak yang umum
dikenal orang dengan nama sablon. Teknik yang digunakan adalah mencetak dengan menggunakan
cetakan yang terbuat dari kasa (screen) yang terpasang pada rangka. Kasa (screen) ini bersifat elastis,
lentur, dan halus. Cetak saring, pada umumnya, digunakan untuk pembuatan spanduk, poster, dan
kaos. Screen yang digunakan untuk menyablon sangat beragam. Hal ini terlihat dari segi kualitasnya
dengan sifat- sifatnya yang berbeda.

C. Media Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi Berdasarkan Imajinasi

Sebelum kita membuat karya seni rupa, terlebih dahulu kita perlu mengenal media seni rupa. Media
seni rupa adalah bahan, alat, dan teknik yang digunakan untuk berkarya seni rupa. Media adalah
material yang dipakai untuk menuangkan sebuah ide atau gagasan seorang untuk menghasilkan
sebuah karya. Contoh media, adalah kertas, kanvas, kain, dan tembok. Alat dan bahan yang sering
digunakan adalah pensil, cat minyak, cat air, pastel, rapido, komputer, dan sebagainya.

Media memiliki peranan yang sangat penting untuk melukis atau menggambar. Tanpa media, sebuah
karya lukisan atau gambar tidak bisa dihasilkan. Pemahaman tentang media sangat penting bagi
seorang pelukis. Pelukis harus tahu tentang jenis media, alat, dan bahan yang digunakan. Adapun
penggunaan bahan, alat, dan teknik, tidak yang baik ditentukan. Pemilihan bahan, alat, dan teknik
bergantung pada keinginan dan kenyamanan dari pembuatnya. Tidak ada formula yang baku tentang
media yang tepat untuk suatu lukisan atau gambar

Seperti sebuah gambar kucing, bagi pelukis A, lebih tepat menggunakan media kertas dan pensil
warna. Adapun bagi pelukis B, media cat air dan tangannya lebih dipilih sebagai kuas. Biasanya,
pemilihan media yang cocok untuk sebuah tokisan atau gambar diperoleh dari percobaan-percobaan
yang dilakukan sendiri oleh sang pelukis. Berlatih terus-menerus dapat mengasah kemampuan
seseorang untuk membuat suatu karya, sehingga memiliki nilai estetik tinggi. Media dalam seni rupa
terbagi menjadi beberapa bagian antara lain sebagai berikut.

1. Bahan

Bahan adalah material yang digunakan untuk berkarya antara lain:


a. Arang adalah residu hitam yang berisi karbon tidak murni yang dihasilkan dengan menghilangkan
kandungan air dan komponen volatil dari hewan atau tumbuhan.
b. Pensil warna
C Pensil adalah sebutan alat tulis yang mengandung grafit sebagai pigmen. Grafit dibungkus oleh
kayu, namun pada saat ini pembungkus grafit bisa berupa kertas keras atau sejenis karet lentur..
d. Konte merujuk pada alat menggambar yang terbuat dari bahan dasar bubuk arang yang dicampur
lilin atau tanah liat kemudian dikompresi.
e. Pastel adalah serbuk yang direkatkan dengan arabic gumdan dibentuk menjadi batangan-batangan
yang rapuh. Jika digosokkan pada kertas yang cukup kasar, ikatan tersebut akan lepas dan serbuk
warna akan menempel ke kerta.
f. Tinta adalah bahan berwarna yang mengandung pigmenwarna yang digunakan untuk mewarnai
suatu permukaan.
g. Cat air atau populer juga dengan sebutan aquarel adalah
media yang materialnya menggunakan pigmen pelarut air dengan sifat transparan. h. Cat minyak
adalah cat yang terdiri dari partikel-partikel pigmen warna yang diikat dengan media minyak pengikat
pigmen warna, yaitu minyak linen atau minyak pavaper yang berbentuk pasta.
i. Kain kanvas yang berlapis cat yang dicampur dengan lem digunakan untuk membuat lukisan.
J. Kertas bahan tipis yang dihasilkan dengan kompresi serat yang perasal dari pulp yang mengandung
selulosa dan hemi selulosa.

3. Teknik
Teknik adalah suatu cara yang digunakan dalam pembuatan karya seni rupa. Teknik seni rupa dua
dimensi antara lain sebagai berikut.

a. Teknik linier, yaitu cara menggambar objek dengan pola garis.


b. Teknik pointilis, yaitu menentukan gelap terang dengantitik-titik.
c. Teknik arsir, yaitu menentukan gelap terang dengan garis yang berulang. Dalam teknik arsir,
terdapat beberapa teknik yang dipakai, di antaranya teknik dussel (menggosok warna dengan
menggunakan kapas atau jari tangan), teknik arsir silang, dan teknik arsir sejajar.
d. Teknik aquarel, yaitu menggunakan bahan air sehingga terlihat transparan. Teknik plakat, yaitu
menentukan gelap terang dengan cara menutup.
f. Teknik kolase, yaitu berkarya dua dimensi dengan cara menempelkan bahan pendukung pada media
gambar atau lukisan (berupa kertas, kayu atau bahan pendukung lainnya).
g. Teknik digital adalah teknik berkarya dua dimensi dengan menggunakan aplikasi software digital
manipulasi atau digital ilustrasi pada komputer.

D. Membuat Karya Seni Rupa Dua Dimensi Berdasarkan Imajinasi Hal


yang paling mendasar ketika membuat karya seni
Seni rupa dua dimensi adalah membuat gambar bentuk denganberbagai macam teknik arsir.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan seperti kertas dan pensil.
Jika diperlukan, siapkan pula model untuk dijadikan sebagai objek agar memudahkan dalam
menentukan bentuk, bayangan, dan gelap terang. Setelah itu, buatlah sketsa kasar dari objek yang
dijadikan sebagai model, kemudian pertebal objek dengan memberikan arsiran pada bagian yang
gelap atau kurang terkena cahaya. Berikan ide sesuai dengan imajinasi pada karya, agar hasil gambar
terlihat lebih imajinatif.

Anda mungkin juga menyukai