Anda di halaman 1dari 11

PELATIHAN UKIR MEUBEL KAYU

Dalam rangka menumbuhkan IKM di kabupaten Bandung Barat, maka Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi melaksanakan program pembinaan berupa bimbingan desain bagi para pekerja
Mebel dan Ukir Kayu di Kabupaten Bandung Barat, persisnya di Desa Cicangkang Girang
Kecamatan Sindangkerta. Pelatihan diarahkan untuk memberikan wawasan dan arahan
mengenai keindahan ornamen, motif dan bentuk pada desain meubel kayu, sehingga materi
akan menekankan 4 materi sbb:
a. Memahami Unsusr Keindahan dalam Desain
b. Elemen Visual pada Ornamen
c. Transformasi Bentuk (Stilasi Ornamen)
1. Tentang Dasar Komposisi
Dalam membuat suatu komposisi bentuk diperlukan pengetahuan dasar tentang
prinsip Organisasi Visual dan Elemen atau Unsur Visual. Dengan memahami karakter
dari kedua aspek di atas dapat dibuat berbagai bentuk komposisi visual yang sesuai
dengan tujuan pembuatan komposisi yang ditetapkan. Baik elemen maupun prinsip
visual bisa digunakan untuk mengolah unsur bentuk baik yang bersumber pada bentuk
geometrik yang bersifat abstrak maupun bentuk organis yang bersumber dari alam.
Bentuk geometris bersumber dari rekaan pikiran manusia, sehingga karakternya
bersifat logis dan strukturnya bisa diukur dengan alat. Sedangkan bentuk organis yang
bersumber dari alam memiliki karakter yang khas yaitu tumbuh bebas sesuai dengan
sifat alam yang memiliki hukumnya sendiri.
Kedua sumber bentuk tersebut dengan demikian harus dipahami sifat dan potensinya
bila akan digunakan untuk membuat suatu bentuk transformasi dalam komposisi
tertentu.
Prinsip organisasi visual bisa dicapai melalui berbagai cara ungkap yaitu :
 Repetisi atau pengulangan,
 Variasi,
 Proporsi,
 Transisi,
 Penekanan,
 Keseimbangan.
Elemen visual terdiri atas :
 Titik,
 Garis,
 Bidang,
 Volume,
 Tekstur,
 Warna.
Elemen visual ini biasa disebut juga sebagai Elemen Konseptual. Dalam suatu
komposisi antara elemen satu dengan lainnya memiliki ciri-ciri tertentu yang
dipengaruhi oleh beberapa karakter posisi elemennya.
Karakter hubungan ini disebut Elemen Relasional yang terdiri atas :

 Arah (Direction),
 Posisi (Position),
 Ruang (Space),
 Daya Tarik (Gravity).
Secara praktik elemen yang terkait meliputi Elemen Praktik yang terdiri atas :

 Representation, mencakup bentuk natural (alam), stilasi dan abstrak.


 Meaning, berisi pesan yang dikandungnya,
 Function yaitu berkaitan dengan nilai guna.
Komposisi bisa dibuat dengan kesan datar dua dimens ional dan tiga dimensional yang
didasarkan pada Prinsip Organisasi Ruang, terdiri dari bentuk :

 Memusat, komposisi berorientasi pada pusat baik dalam arah menuju atau dari
titik pusat,
 Linier, kompisisi yang berorientasi pada garis sejajar,
 Radiasi, komposisi yang mengikuti arah memutar, berlapis sejajar,
 Kelompok, komposisi terdiri atas susunan kelompok,
 Grid, komposisi yang didasarkan pada bidang yang dihasilkan oleh grid (garis
potong yang membentuk bidang).
Dengan memahami dan menguasai hal-hal di atas maka suatu komposisi yang baik bisa
dikonsepkan dengan teliti dan bisa dievaluasi hasilnya dengan mudah.
2. Tentang Bentuk Dasar Geometris dan Organis
Sumber bentuk yang dipakai untuk membuat suatu komposisi bisa bersumber dari
bentuk geometris maupun organis. Bentuk geometris adalah bentuk dasar yang
dihasilkan oleh pikiran manusia yang terdiri dari tiga unsur bentuk dasar yaitu : bentuk
segi tiga (triangle), bentuk segi empat (tetragon), dan bentuk lingkaran.
Bentuk ditentukan oleh batas pinggir dari bidang yang seringkali berupa garis. Bentuk
tersebut berdimensi datar dan disebut poligon. Poligon memiliki batas bentuk yang
berujud segi tiga (triangle), segi empat (tetragon), segi lima (pentagon), segi enam
(hexagon).
Bentuk poligon memiliki sifat yang ditentukan oleh garis batas luarnya yang disebut
convex poligon bila garis luarnya menonjol ke arah luar sehingga bentuknya menjadi
gemuk. Sedangkan bila garis luarnya melengkung ke arah dalam disebut concav
poligon. Guna dari bentuk convex dan concav tersebut adalah untuk menghasilkan
image dimensi bila digunakan pada penggabungan dua atau lebih bentuknya.
Bentuk poligon terdiri atas dua bentuk reguler dan nonreguler. Bentuk reguler (teratur)
terdiri atas :

 Konstruksi reguler : segi tiga, bujur sangkar, lingkaran.


 Pembagian ke dalam bidang-bidang yang bisa sama besar atau besar dan kecil
dengan bentuk yang sama, misalnya bujur sangkar dibagi empat bagian, kemudian
bagiannya dibagi lagi lebih kecil, dan seterusnya.
 Keseimbangan simetris,

 Penggabungan tessellations yaitu membuat gabungan poligon. Dengan prinsip


tessellations ini bisa dibuat berbagai komposisi, sehingga menghasilkan berbagai
image. Prinsip tesellations ini bisa menghasilkan bentuk puzzle dan pola transisi
bentuk.
Bentuk dasar geometris memiliki karakter dasar yang mengandung nilai yang bersifat
tematis. Segi tiga mengandung nilai arah. Segi empat bersifat statis, kokoh dan kaku.
Lingkaran bersifat memusat, mandiri, labil. Berdasarkan sifat dasar tersebut maka suatu
komposisi bisa dirancang kandungan nilainya.
Selain bentuk di atas terdapat pola bentuk yang sudah dikenal luas sebagai suatu pola
yang menarik untuk digunakan membuat komposisi yaitu : Mandala, Lattice, dan bentuk
Axonometri.
Bentuk organis yang bersumbar dari alam (bentuk alam) memiliki nilai dan sifat yang
sangat banyak. Bentuk yang ada di alam bisa memiliki karakter yang kuat pada unsur
pembentuknya. Misalnya terdapat bentuk yang dominan pada untuk titik, atau garis,
atau juga bidang. Karena bentuk organis bersifat tumbuh, maka karakter bentuknya
tidak bisa dikonstruksikan ke dalam bentuk geometris. Untuk bisa mengadopsi bentuk
alam dibutuhkan kemampuan menganalisis karakter yang dominan dan kemampuan
mengabstraksikan dengan cara menyederhanakan struktur dan bentuknya.
Bentuk organis memiliki sifat yang khas, sehingga bila digunakan untuk membuat
komposisi lebih bisa menghasilkan karakter yang dinamis dan berkesan lebih hidup.
Beberapa karakter yang bisa diambil dari bentuk alam ini antara lain adalah :

 Cross Section (potongan melintang) dari suatu benda alam, misalnya buah-buahan
yang dipotong melintang akan menghasilkan suatu pola bentuk yang khas.

 Sistim Axial menghasilkan bentuk simetris dlm dimensi bidang maupun garis

Eksplorasi Pola dari bunga, sarang laba-laba, daun dan sebagainya bisa menghasilkan
bentuk yang menarik.

 Sistim Cabang/pencabangan misalnya cabang daun, cabang bunga.


Sistim Cluster/kelompok berupa elemen bentuk yang berkelompok, misalnya kelopak
bunga.

 Pola Kristal yaitu bentuk runcing yang terdapat pada batuan, pohon yang meninggi,
kerang.
 Meander bentuk yang menyerupai awan.
Dari bentuk di atas bisa diperoleh banyak gagasan untuk menghasilkan suatu komposisi.
3. Tentang Form Generator (Penghasil Bentuk)
Teori tentang form generator digunakan untuk menghasilkan bentuk yang bisa
dijadikan elemen komposisi. Unsur pembentuk elemen ini terdiri dari : tititk
(point), garis (line), bidang (plane), dan volume yang berkaitan dengan ruang.
Titik sebagai elemen awal bisa mengahsilkan Garis dengan cara menggerakannya
dari suatu posisi ke arah lainnya. Garis bila digerakkan dengan mengangkatnya akan
menghasilkan Bidang. Bidang bila diolah dengan cara menyusun dengan
mempertemukan bagian pinggirnya (batas) satu dengan lainnya akan menghasilkan
ruang.
Dengan demikian hakekat dari proses membuat suatu bentuk bisa dimulai dari
ketiga elemen tersebut.
Titik sebagai elemen yang bisa dilihat dapat menghasilkan :

 Garis dan arah,


 Berfungsi membagi ruang,
 Menghasilkan bidang visual,
 Menghasilkan ruang,
 Menghasilkan gerakan dan gravitasi,
 Menghasilkan pola.
Garis memiliki karakter bentuk dan kualitas`permukaan, bisa lurus dan melengkung,
tipis-tebal, solid-terputus-putus. Garis juga bisa berfungsi sebagai :

 Pembagi ruang,
 Mendeskripsikan suatu nilai bentuk,
 Merepresentasikan karakter suatu permukaan benda,
 Membentuk pola,
 Sebagai notasi sistim (barcode komputer),
 Sebagai media ekspresi pada karya seni,
 Menghasilkan ilusi,
 Menghasikan tone,
 Merepresentasikan alam,
 Merepresentasikan produk buatan manusia.
Bidang merupakan hamparan bentuk yang merpresentasikan permukaan yang datar
(dua dimensi). Bidang dan bentuk ditentukan oleh batas`pinggir berupa garis atau
akhir suatu bidang. Bentuk datar dikenal sebagai poligon yang memiliki jenis sudut
batas tertentu, sehingga menghasilkan suatu pengertian bentuk, seperti sudut tiga
menghasilkan bentuk segi tiga (triangle), bersudut empat mengahsilakn segi empat
atau bujur sangkat (tetragon), bersudut lima menghasilkan bentuk segi lima
(pentagon), bersudut enem menghasilkan bentuk segi enam (hexagon).
Dengan sifat convex dan concave pada poligon dapat dihasilkan bentuk yang bila
digabungkan (tessellation) menghasilkan image bentuk yang kaya.

Volume (ruang) merupakan suatu konsep yang menjelaskan bidang yang bergerak dan
memiliki arah membentuk ruang tiga dimensi yang dibatasi oleh bidang-bidang
tersebut. Volume dihasilkan oleh adanya batas-batas bidang yang menghasilkan
struktur bentuk tiga dimensional. Bentuk benda yang dihasilkan bisa bersifat solid
ataupun berongga.
Representasi volume bisa dicapai melalui benda tiga dimensional yang riil maupun
hanya berupa kesan visual. Volume yang ditimbulkan oleh kesan visual bisa
dikembangkan melalui gambar proyeksi seperti perspeftif, oblique,dan axonometri.
Dengan membuat susunan bentuk berdasarkan elemen-elemen di atas bisa dihasilkan
beragam bentuk dengan kesan dua dimensional maupun tiga dimensional.
4. Tentang Transformasi Bentuk
Transformasi bentuk merupakan proses perubahan bentuk secara bertahap
(gradual) dari suatu bentuk tertentu atau bentuk struktur atau komposisi ke bentuk
lain.
Banyak cara bisa digunakan untuk mengubah suatu bentuk ke bentuk lainnya, antara
lain dengan melakukan penyederhanakan unsur bentuknya atau menonjolkan salah
satu bagian dari bentuk dan merubahnya secara bertahap.
Cara yang lazim digunakan dalam membuat transformasi bentuk adalah :
Melalui asosiasi dari suatu bentuk ke bentuk lainnya. Kemampuan asosiasi ini sangat
tergantung pada daya imaginasi ketika melihat obyek bentuk yang akan
ditransformasikan. Untuk itu diperlukan kemampuan kreatif yang memungkinkan
fleksibilitas image bekerja untuk melakukan eksplorasi.

Melalui proses penambahan atau pengurangan dari obyek yang akan


ditransformasikan. Cara ini memerlukan kejelian dalam melihat potensi bagian
bentuk obyek yang akan ditransformasikan, sehingga karakter baru dari bentuk yang
akan dihasilkan bisa diperjelas artinya/maknanya.

Dengan transformasi bentuk suatu bentuk obyek akan berubah menjadi bentuk
obyek yang lain. Dengan melalui perubahan yang bertahap, maka setiap tahapan
bentuk yang berubah akan menimbulkan kesan ‘animatif’ sehingga tahapan
perbahannya bisa dilihat dengan jelas dan menimbulkan perasaan yang ‘mengalir’
dari suatu bentuk benda yang memiliki nilai dan makna tertentu menjadi bentuk
benda baru yang bernilai dan bermakna baru pula.
Proses transformasi bentuk bisa dilakukan pada benda atau obyek apapun, baik yang
berasal dari benda di alam maupun benda buatan manusia (produk industri).
Transformasi bisa dilakukan pada unsur atau elemen bentuk visual titik, garis, atau
bidang.

Untuk bisa memantau tahapan perubahan bentuk yang ditransformasikan sistim


komposisi yang digunakan harus yang bisa mendukungnya. Bidang komposisi yang
biasa digunakan adalah bidang komposisi yang tebagi dalam bentuk grid. Bidang
komposisi dengan grid bisa disusun sesuai dengan kebutuhan, misalnya bentuk bujur
sangkar akan menghasilkan jumlah grid yang sama pada arah vertikal dan
horisontalnya, maupun diagonalnya.

d. Perancangan Ukiran dan Penerapannya pada Produk


Keempat materi ini akan memberikan kesadaran pada para peserta tentang memodifikasi,
mengembangkan dan mengkombinasi bentuk, rupa, warna pada ukir dan produk meubel.
Diakhir kegiatan peserta akan membuat produk dengan inspirasi dari nilai lokal sumedang
sebagai ikon yang diproduksi oleh beberapa kelompok.
Gambar 1. Teori tentang ragam hias, elemen estetik, transformasi bentuk dan aplikasi ukir
pada mroduk meubel, yang dilanjtkan dengan praktika stilasi dari dedaunan di lingkungan.
sekitar

Gambar 2. Stilasi obyek flora dari dedaunan, praktika untuk mengetahui transformasi
bentuk dari ornamen alam menjadi ornamen ukir.

Gambar 3. Pembuatan mal pola dan pengukiran daun salak.


Gambar 4. Pembuatan pola dan transformasi sederhana dari mahkota bina kasih.

Gambar 5. Setelah pembahanan selanjutnya menampilkan bagian-bagian dari wujud


meubel.
Gambar 6. Hasil akhir penyetelan memeperlihat seluruh produk set sudah terpasang dengan
detail ukir binokasih\ dan inspirasi daun salak.

Gambar 7. Produk meubel dalam proses penghampelasan; model vw 2 seat dan 1 seat.

Anda mungkin juga menyukai