Anda di halaman 1dari 14

RANGKUMAN MATERI ESTETIKA BENTUK ARSITEKTUR

PENDAHULUAN

Menurut Virtuvius, ada tiga aspek utama dalam perancangan


arsitektur yaitu struktur, fungsi, dan estetika.

A. Struktur
Struktur bangunan dapat diartikan sebagai elemen-elemen atau
bagian yang merupakan pokok penting berdirinya suatu bangunan
seperti adanya atap, dinding, pondasi, dan sebagainya. Struktur ini
nantinya akan melengkapi elemen-elemen struktur bangunan lain
seperti pada bagian interior rumah sehingga membentuk suatu
kesatuan yang indah dan kokoh.

B. Fungsi
Fungsi bangunan adalah kemampuan bangunan untuk memenuhi
kebutuhan penghuni atau pun melayani pengguna dalam penggunaan
bangunan untuk melakukan kegiatan atau aktivitas tertentu.

C. Estetika
Estetika bangunan merujuk pada penampilan visual dan keindahan
yang terkait dengan desain dan tampilan bangunan. Ini melibatkan
elemen-elemen seperti bentuk, proporsi, garis, tekstur, warna,
material, dan detail desain yang digunakan untuk menciptakan kesan
visual yang menarik dan memikat.

1. Pengertian Umum Estetika


Kata Estetika berasal dari bahasa Yunani, αισθητική, dibaca aisthetike
yang artinya hal-hal yang dapat dilihat dengan jelas oleh indera dan
kemungkinan bertentangan dengan “noeta” (sesuatu yang logis).
Aisthetike juga dapat dihubungkan secara halus dengan aisthanome yang
berarti merasa.
Terdapat beberapa pengertian Estetika/keindahan seperti dikutip H.K.
Ishar (1992) yaitu:
 Nilai-nilai yang menyenangkan pikiran, mata dan telinga (Kamus
Oxford)
 Sesuatu yang indah kalau sesuai dengan tujuan atau fungsi atau
kegunaan (Socrates)
 Ekspresi luhur (Hegel)
 Sesuatu yang struktural (Schopenhauer)
 Bentuk sempurna yang ada pada alam (Baumgarten)

2. Teori Estetika
Teori estetika pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga yaitu teori
estetik formil, teori estetik ekspresionis, dan teori estetik psikologis.

A. Teori Estetika Formil


Banyak hubungan dengan seni klasik dan pemikiran-pemikiran
klasik. Teori ini menyatakan bahwa keindahan luar bangunan
menyangkut persoalan bentuk dan warna. Teori ini beranggapan
keindahan merupakan hasil formil dari ketinggian, lebar, ukuran
(dimensi) dan warna.
Teori ini menuntut konsep ideal yang absolut yang dituju oleh
bentuk-bentuk indah, mengarah pada mistik

B. Teori Estetika Ekspresionis


Teori ini menyebutkan bahwa keindahan tidak selalu terjelma dari
bentuknya tetapi dari maksud dan tujuan atau ekspresinya. Teori ini
beranggapan bahwa keindahan karya seni terutama tergantung pada
apa yang diekspresikannya. Bentuk adalah indah selama dapat
menunjukkan ekspresinya.
C. Teori Estetika Psikologis
Menurut teori ini, keindahan mempunyai tiga aspek:
a. Keindahan dalam Arsitektur merupakan irama yang sederhana dan
indah
b. Keindahan merupakan akibat dari emosi yang hanya dapat
diperlihatkan dengan prosedur psikoanalistik.
c. Keindahan merupakan akibat rasa kekuasaan si pengamat sendiri
terhadap obyek yang dilihatnya.

3. Estetika Bentuk Sebagai Dasar Perancangan Arsitektur


Menurut H.K. Ishar (1992) keindahan dalam arsitektur dapat ditinjau
dari dua sudut pandang yaitu: keindahan bentuk dan keindahan ekspresi.
Keduanya merupakan satu kesatuan.

A. Keindahan Bentuk
Keindahan Bentuk didasari pada penerapan prinsip-prinsi estetika
tertentu dalam desain seperti kesatuan, keseimbangan, tekanan,
irama, keselarasan, dll., juga oleh kepekaan memilih unsur-unsur rupa
seperti bahan, bentuk, tekstur, dll yang sesuai dengan tema desain.
Pencapaian keindahan bentuk ini didukung pula oleh pemenuhan
aspek-aspek fisik/teknis, yaitu fungsi dan struktur.

B. Keindahan Ekspresi
Keindahan Bentuk dapat menghasilkan keindahan ekspresi.
Keindahan ekspresi dapat ditangkap tergantung pada persepsi
masing-masing pengamat. Untuk memperoleh keindahan ekspresi,
arsitek diharapkan memiliki kepekaan yang didasari oleh sikap bathin
dan tujuan yang luhur. Kondisi ideal ini secara teknis antara lain dapat
dipenuhi dengan memenuhi terlebih dahulu dengan jujur syarat-syarat
teknis seperti fungsi dan struktur. Pada akhirnya keindahan ekspresi
ini mampu pula menjadi citra arsitektur yang didukung antara lain oleh
karakter bangunan dan gaya arsitektur (H.K. Ishar, 1992).
KOMPOSISI & ELEMEN-ELEMEN KOMPOSISI

1. Pengertian Dasar Komposisi


Komposisi adalah istilah yang kerap kali digunakan di berbagai bidang
kehidupan. Istilah ini sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dan mungkin sudah dipahami banyak orang. Komposisi dikenal sebagai
susunan atau tata susun. Salah satu bidang yang sering menggunakan
kata ini adalah bidang seni, Komposisi bahkan memiliki arti tersendiri
dalam seni musik dan seni rupa. Komposisi dapat dianggap sebagai
organisasi dari unsur seni, terutama dalam seni rupa.
Menurut sumber ajar Kemdikbud, komposisi terdiri dari:
 Keseimbangan (Balance), adalah penggambaran objek benda yang
memberikan adanya kesan keseimbangan antar bagian-bagiannya.
 Kesatuan (Unity), artinya keterpaduan dari bagian-bagian gambar dan
tidak terkesan terbelah atau terpisah.
 Irama (Rhythm), adalah suatu penggambaran objek yang memberikan
kesan pergerakan dengan alur yang teratur.

Dapat disimpulkan bahwa komposisi adalah tata susunan yang


menyangkut keseimbangan, kesatuan, irama, dan keselarasan dalam
suatu karya seni rupa.

2. Penerapan Komposisi Dalam Desain


Komposisi diterapkan dalam setiap desain untuk mencapai keindahan,
sehingga dalam setiap komposisi yang baik akan ditemukan:
a. Keseimbangan
b. Irama dan tekanan
c. Skala dan proporsi
d. Kesatuan yang harmoni

Dalam komposisi unsur rupa dengan penerapan prinsip desain


tertentu meliputi komposisi dengan melalui media dua dimensi dan tiga
dimensi. Terdapat perbedaan cara berpikir dua dimensional dan tiga
dimensional.

A. Komposisi dua dimensional merupakan visualisasi/penerapan


komposisi melalui media yang memiliki panjang dan lebar, berupa
bidang yang tidak memiliki kedalaman. Obyek komposisi dapat berupa
bentuk dua dimensi maupun tiga dimesi. Jika ditinjau dari transformasi
ide komposisi bentuk tiga dimensi ke dalam dua dimensi, kedalaman
kompleksitas hubungan ruang dalam betuk tiga dimensi menjadi
visualisasi menjadi lebih rumit dari penerapan obyek berupa dua
dimensi.
B. Komposisi tiga dimensional memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih
tinggi dari komposisi dua dimensional karena media penerapan
komposisi memiliki aspek panjang, lebar dan kedalaman, banyak
pandangan, tampak, arah yang harus dipertimbangkan secara
simultan. Kemudahan dalam komposisi tiga dimensional terletak pada
keberadaan bentuk yang dapat diraba dan berada dalam ruang nyata.

Secara praktis, dapat dikatakan bahwa komposisi dalam desain


adalah mengubah keadaan yang tidak teratur menjadi teratur, melalui
tahapan-tahapan/proses yang berpegang pada prinsip-prinsip desain yang
telah disampaikan pada pembahasan tersebut.

UNSUR SENI RUPA SEBAGAI ELEMEN KOMPOSISI

1. Pengertian Unsur Seni Rupa


Pengertian unsur seni rupa adalah semua bagian yang mendukung
terwujudnya suatu karya seni rupa, yang terdiri atas unsur fisik dan
nonfisik. Unsur fisik terdiri atas titik, garis, bidang dan bentuk, ruang,
tekstur, warna, dan gelap terang.

A. Titik
Titik merupakan unsur rupa yang secara konsep/tidak tampak
misalnya terdapat pada pertemuan dua garis, ujung dan pangkal
garis, dll. Secara rupa/tampak titik memiliki raut/penampilan, ukuran,
warna dan kualitas permukaan, seperti misalnya: Gambar titik pada
kertas, benda alam: pasir, butiran tanah dll.
Ciri-ciri titik adalah:
 Tidak memiliki panjang dan lebar
 Tidak mengambil daerah atau ruang
 Ukuran kecil
 Raut sederhana

B. Garis
Garis adalah gabungan dari sejumlah titik yang sejajar dan memiliki
ukuran yang sama. Garis itu sendiri memiliki dimensi yang bentuknya
memanjang dan memiliki arah. Bisa pendek, tebal, panjang, halus,
bergelombang, lurus, melengkung dan sebagainya. Apa yang telah
menjadi ukuran garis maupun untuk garis itu sendiri tidak ditandai oleh
sentimentalitas.
Ciri-ciri garis:
 Memiliki panjang tanpa lebar (lebar tidak menonjol)
 Suatu bentuk bisa disebut garis walau memiliki tebal dan tekstur
jika bujur sempit, lintang menonjol, menimbulan kesan tipis.
 Mempunyai kedudukan dan arah
 Kedua ujungnya berupa titik.
 Ujung dapat berupa raut
 Merupakan batas sebuah bidang
 Bentuk lurus, lengkung, bebas.
 Kedua sisi tubuh yang memanjang bisa memiliki raut lurus,
bergerigi, dll.

Macam-macam garis Seni Rupa:


 Garis Diagonal
Garis diagonal merupakan garis lurus yang miring ke kanan
atau ke kiri. Garis-garis diagonal ini memberi kesan sesuatu yang
tidak stabil, bergerak atau dinamis.
 Garis Horizontal
Garis horizontal yaitu garis dengan tampilan lurus mendatar.
Garis mendatar atau lebih dikenal dengan garis mendatar
cenderung diasosiasikan dengan cakrawala laut yang mendatar,
pohon tumbang, serta berbagai gambar benda datar lainnya
 Garis Vertikal
Garis vertikal adalah garis lurus, dan garis vertikal yang
dianalogikan dengan benda yang berdiri tegak dan lurus seperti
batang pohon, tugu, orang berdiri dan lain sebagainya. Garis itu
memberi kesan tidak bergerak dan mengarah ke langit.
 Garis Zig-Zag
Garis zig-zag merupakann garis lurus patah-patah bersudut
runcing yang dibuat dengan Gerakan naik turun secara cepat
spontan merupakan gabungan dari garis-garis vertical dan
diagonal.
 Garis Lengkung
Garis lengkung adalah garis yang arahnya membelok dan
garis ini ada tiga macam, yaitu busur besar, kurva kubah, dan
kurva mengambang. Untuk makna dan kesan garis lengkung yang
memberikan kesan elegan, luwes dan halus.
 Garis Putus-Putus
Dari tampilannya, garis ini terbentuk dari kumpulan beberapa
garis yang dipisahkan oleh jarak antara satu dengan lainnya.
Garis putus-putus juga sering dipakai dalam materi geometri,
Misalnya, untuk menunjukkan luas yang memotong sebuah
bidang.
 Garis Sejajar
Garis sejajar adalah hubungan dua garis yang identik dan
sejajar. Ciri garis sejajar adalah sepanjang apapun garis itu dibuat,
tidak akan pernah ada potongan antara kedua garis tersebut.
 Garis Gabungan
Garis komposit adalah kombinasi dari dua atau lebih jenis
garis dalam seni. Model garis biasanya membentuk sebuah
struktur garis yang lebih kompleks.
 Garis Berombak
Garis berombak adalah garis bergelombang yang termasuk
dalam kategori garis majemuk yang berbentuk kurva dan saling
bersambung. Garis ini kadang disebut juga garis S-curved yang
sering menggambarkan ritme dan gerakan.

C. Bentuk
Bentuk menurut artian bahasa bisa dikatan bangun (shape) atau
juga bentuk plastis (form). Bangun (shape) merupakan bentuk benda
yang polos, seperti hal nya yang nampak oleh mata, dan memiliki sifat
seperti kotak, bundar, ornamental, atau tak beraturan.

D. Tekstur
Tekstur adalah suatu sifat permukaan sebuah benda. Sifat
tersebut dapat berkesan kasar, lembut, halus, mengkilap, kusam,
berpori, licin, dan lain sebagainya. Kesan-kesan tersebut dapat
dirasakan tidak hanya lewat rabaan, tetapi juga penglihatan.

E. Bidang
Unsur seni rupa yang terbentuk atau dibentuk dari hubungan
beberapa garis. Bidang sendiri mempunyai dimensi panjang dan
lebar. Lain halnya dengan bentuk yang mempunyai dimensi panjang,
lebar dan tinggi, oleh sebab itu bentuk selalu memiliki volume atau isi.
F. Warna
Teori warna yang berdasar kepada cahaya, dapat kita lihat melalui
tujuh spektrum warna yang terdapat pada ilmu fisika, seperti hal nya
dengan warna pelangi. Secara teori warana dapat dipelajari lewat dua
pendekatan, salah satunya dengan menggunakan teori warna yang
berdasar pada pigmen warna (goethe) yaitu butiran halus yang
terdapat pada warna.
Warna dapat dibagi menurut:
1) Kemurnian
a. Warna pokok atau warna primer terdiri dari tiga: Merah, Biru,
Kuning
b. Warna Sekunder, merupakan percampuran warna primer. Jadi:
 Jingga adalah campuran warna merah dan kuning
 Hijau adalah campuran warna biru dan kuning
 Ungu adalah campuran warna merah dan biru
2) Temperatur
Temperatur suatu warna tidak mempunyai landasan fisik,
tetapi ada pembagian warna
a. Panas, yaitu warna-warna terang, merangsang bila digunakan
untuk mewarnai obyek dan obyek akan nampak lebih besar.
Contoh: warna merah sampai kuning pada lingkaran warna.
b. Dingin, yaitu warna-warna yang dapat memberi kesan dingin
dan sejuk serta akan mempersempit atau memperkecil obyek.
Contoh, hijau sampai violet dalam lingkaran warna.
c. Netral, yaitu warna di tengah-tengah dalam lingkaran warna,
sering digunakan sebagai aksen atau penekana obyek.
Misalnya coklat.

G. Gelap Terang
Dalam karya seni rupa dua dimensi, unsur gelap dan terang bisa
berfungsi dalam beberapa hal,diantaranya menggambar benda seolah
benda tersebut memiliki volume (3 dimensi), unsur gelap terang dalam
karya seni rupa bisa terjadi karna intesitas warna (daya pancar), dapat
juga terjadi karena percampuran antara warna hitam dan putih.

H. Ruang (kedalaman)
Jika dalam karya seni tiga dimensi dapat dirasakan langsung oleh
sang penikmat, seperti halnya dengan ruangan dalam rumah, ruang
gedung dan lain sebagainya. Sedangkan dalam karya seni dua
dimensi, ruang hanya bersifat semu karena hanya didapatkan dari
kesan penggambaran yang datar, pipih, menjorok, cekung, cembung,
dekat, jauh, dan lain sebagainya.
Ruang arsitektur menyangkut:
1) Ruang dalam:
Dibatasi oleh alas/lantai, dinding dan langit-langit/atap
2) Ruang luar:
Ruang yang terjadi dengan membatasi alam hanya pada bidang
alas dan dindingnya, sedangkan atapnya dapat dikatakan tidak
terbatas.
Ruang luar menurut kesan fisiknya dibagi atas:
 Ruang Positif:
Suatu ruang terbuka yang diolah dengan perletakan masa
bangunan/obyek tertentu melingkupinya akan bersifat positif.
Biasanya terkandung kepentingan dan kehendak manusia.
 Ruang Negatif
Ruang terbuka yang menyebar dan tidak berfungsi dengan
jelas bersifat negatif. Biasanya terjadi secara spontan tanpa
kegiatan tertentu.
Dalam perancangan Arsitektur, dikenal pula jenis ruang hidup dan
ruang mati.
 Ruang Hidup
Merupakan bentuk yang benar ditinjau dari hubungan ruang-
ruang, struktur yang terencana fungsional dan karakter massa.
 Ruang Mati
Merupakan kebalikan dari ruang hidup, yaitu yang terbentuk
tanpa rencana, tidak sengaja, tidak terlingkup, ruang yang
terssa dan tidak dapat digunakan dengan baik.

KESEIMBANGAN

1. Pengertian Keseimbangan
Keseimbangan merupakan suatu kualitas nyata dari setiap objek di
mana perhatian visual dari dua bagian pada dua sisi dari pusat
keseimbangan (pusat perhatian) adalah sama/ seimbang.

2. Jenis-Jenis Keseimbangan
a. Keseimbangan Simetris
Keseimbangan simetris (symmetrical balance) yaitu
keseimbangan antara ruang sebelah kiri dan kanan sama persis, baik
dalam bentuk rautnya, besar ukurannya, arahnya, warnanya maupun
teksturnya.
b. Keseimbangan Asimetris
Keseimbangan asimetris (asimmetrical balance), keseimbangan
antara ruang sebelah kiri dan ruang sebelah kanan meskipun
keduanya tidak memiliki besaran sama maupun bentuk raut yang
sama.
c. Keseimbangan Radial
Keseimbangan memancar (radical balance) sesungguhnya sama
dengan keseimbangan simetri, tetapi kesamaan polanya bukan hanya
di antara ruang sebelah kiri dan kanan saja, melainkan juga antara
ruang sebelah atas dan ruang sebelah bawah.

IRAMA
1. Pengertian Irama
Ritme atau irama dalam arsitektur didefinisikan sebagai "Sebuah
gerakan pemersatu yang ditandai oleh pengulangan berpola atau
perubahan elemen formal atau motif dalam bentuk yang sama atau yang
dimodifikasi”. Ritme dalam arsitektur dicirikan oleh pola, elemen atau motif
pada interval yang teratur atau bisa juga tidak teratur.

2. Tipe-Tipe Irama
a. Irama Progresif
Irama progresif dibentuk dengan perubahan pola pertama ke pola
kedua dan seterusnya dengan teratur. Perubahan ini tidak signifikan
sehingga perbedaan hanya dapat terlihat jelas pada pengamatan
desain secara keseluruhan.
b. Irama Statis
Irama statis adalah irama dengan pengulangan elemen yang
teratur. Baik dalam segi peletakan, jarak, maupun dimensi.
c. Irama Dinamis
Kebalikannya dari irama statis, irama dinamis merupakan irama
dengan pengulangan elemen yang tidak teratur.
d. Irama Terbuka dan Tak Menentu
Irama terbuka dan tidak menentu didapat dengan cara:
Pengulangan bentuk/garis dengan jarak yang sama tanpa permulaan
atau pengakhiran.
e. Irama Tertutup dan Tertentu
Irama tertutup tertentu didapat dengan cara: Merubah bentuk
unit paling akhir, Merubah ukuran/dimensi unit paling akhir,
Menambah secara menyolok suatu elemen akhir irama.
TEKANAN
1. Pengertian Tekanan
Tekanan adalah vokal point atau pusat perhatian dalam sebuah
komposisi/bangunan, yaitu berupa area yang pertama kali ditangkap oleh
pandangan mata. Tekan ini sangat dominan, bagian-bagian atau
kelompok lain dari komposisi atau bangunan berkaitan padanya.

SKALA
1. Pengertian Skala
Menurut Sugiyono (2016) skala pengukuran merupakan kesepakatan
yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya
interval yang ada dalam alat ukur,sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Skala biasanya selalu membandingkan suatu hal dengan hal lain.
Skala dapat dibedakan menjadi skala mekanis, skala visual dan skala
manusia. Skala mekanis adalah ukuran atau proporsi suatu benda yang
relatif terhadap standar ukuran yang sudah diterima. Skala visual adalah
ukuran atau proporsi suatu unsure menunjukkan ukuran relatif terhadap
ukuran lain yang diketahui atau ukuran yang diasumsikan, Skala manusia
didasarkan pada dimensi dan proporsi tubuh manusia. Sedangkan skala
menyinggung pada ukuran sesuatu dibandingkan dengan suatu standar
referensi atau dengan ukuran sesuatu yang dapat dijadikan patokan.

PROPORSI
1. Pengertian Proporsi
Proporsi merupakan kesesuaian dimensi dari elemen arsitektur
dengan lingkungan sekitar dan juga fungsi serta aspek arsitektural lainnya
seperti lokasi, posisi, dan juga dimensi obyek lainnya. Ini berlaku pada
semua desain arsitektur bangunan.
Kesatuan (Unity)
1. Pengertian Kesatuan
Seperti kita ketahui bersama, bahwa setiap desain memiliki bentuk
yang bermacam-macam. Namun, bagaimana caranya agar dapat terlihat
harmonis saat disatukan menjadi sebuah produk desain arsitektur? Saat
itulah dibutuhkan prinsip kesatuan. Kesatuan dalam desain arsitektur
merupakan keterpaduan dari beberapa unsur menjadi satu kesatuan yang
utuh dan serasi. Dalam hal ini, seluruh unsur saling menunjang dan
membentuk satu kesatuan yang lengkap, tidak berlebihan, dan juga tidak
kurang.Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang
menekankan pada keselarasan dari unsur- unsur yang disusun, desain
bisa dikatakan menyatu apabila secara keseluruhan tampak harmonis.

Anda mungkin juga menyukai