PENDAHULUAN
A. Struktur
Struktur bangunan dapat diartikan sebagai elemen-elemen atau
bagian yang merupakan pokok penting berdirinya suatu bangunan
seperti adanya atap, dinding, pondasi, dan sebagainya. Struktur ini
nantinya akan melengkapi elemen-elemen struktur bangunan lain
seperti pada bagian interior rumah sehingga membentuk suatu
kesatuan yang indah dan kokoh.
B. Fungsi
Fungsi bangunan adalah kemampuan bangunan untuk memenuhi
kebutuhan penghuni atau pun melayani pengguna dalam penggunaan
bangunan untuk melakukan kegiatan atau aktivitas tertentu.
C. Estetika
Estetika bangunan merujuk pada penampilan visual dan keindahan
yang terkait dengan desain dan tampilan bangunan. Ini melibatkan
elemen-elemen seperti bentuk, proporsi, garis, tekstur, warna,
material, dan detail desain yang digunakan untuk menciptakan kesan
visual yang menarik dan memikat.
2. Teori Estetika
Teori estetika pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga yaitu teori
estetik formil, teori estetik ekspresionis, dan teori estetik psikologis.
A. Keindahan Bentuk
Keindahan Bentuk didasari pada penerapan prinsip-prinsi estetika
tertentu dalam desain seperti kesatuan, keseimbangan, tekanan,
irama, keselarasan, dll., juga oleh kepekaan memilih unsur-unsur rupa
seperti bahan, bentuk, tekstur, dll yang sesuai dengan tema desain.
Pencapaian keindahan bentuk ini didukung pula oleh pemenuhan
aspek-aspek fisik/teknis, yaitu fungsi dan struktur.
B. Keindahan Ekspresi
Keindahan Bentuk dapat menghasilkan keindahan ekspresi.
Keindahan ekspresi dapat ditangkap tergantung pada persepsi
masing-masing pengamat. Untuk memperoleh keindahan ekspresi,
arsitek diharapkan memiliki kepekaan yang didasari oleh sikap bathin
dan tujuan yang luhur. Kondisi ideal ini secara teknis antara lain dapat
dipenuhi dengan memenuhi terlebih dahulu dengan jujur syarat-syarat
teknis seperti fungsi dan struktur. Pada akhirnya keindahan ekspresi
ini mampu pula menjadi citra arsitektur yang didukung antara lain oleh
karakter bangunan dan gaya arsitektur (H.K. Ishar, 1992).
KOMPOSISI & ELEMEN-ELEMEN KOMPOSISI
A. Titik
Titik merupakan unsur rupa yang secara konsep/tidak tampak
misalnya terdapat pada pertemuan dua garis, ujung dan pangkal
garis, dll. Secara rupa/tampak titik memiliki raut/penampilan, ukuran,
warna dan kualitas permukaan, seperti misalnya: Gambar titik pada
kertas, benda alam: pasir, butiran tanah dll.
Ciri-ciri titik adalah:
Tidak memiliki panjang dan lebar
Tidak mengambil daerah atau ruang
Ukuran kecil
Raut sederhana
B. Garis
Garis adalah gabungan dari sejumlah titik yang sejajar dan memiliki
ukuran yang sama. Garis itu sendiri memiliki dimensi yang bentuknya
memanjang dan memiliki arah. Bisa pendek, tebal, panjang, halus,
bergelombang, lurus, melengkung dan sebagainya. Apa yang telah
menjadi ukuran garis maupun untuk garis itu sendiri tidak ditandai oleh
sentimentalitas.
Ciri-ciri garis:
Memiliki panjang tanpa lebar (lebar tidak menonjol)
Suatu bentuk bisa disebut garis walau memiliki tebal dan tekstur
jika bujur sempit, lintang menonjol, menimbulan kesan tipis.
Mempunyai kedudukan dan arah
Kedua ujungnya berupa titik.
Ujung dapat berupa raut
Merupakan batas sebuah bidang
Bentuk lurus, lengkung, bebas.
Kedua sisi tubuh yang memanjang bisa memiliki raut lurus,
bergerigi, dll.
C. Bentuk
Bentuk menurut artian bahasa bisa dikatan bangun (shape) atau
juga bentuk plastis (form). Bangun (shape) merupakan bentuk benda
yang polos, seperti hal nya yang nampak oleh mata, dan memiliki sifat
seperti kotak, bundar, ornamental, atau tak beraturan.
D. Tekstur
Tekstur adalah suatu sifat permukaan sebuah benda. Sifat
tersebut dapat berkesan kasar, lembut, halus, mengkilap, kusam,
berpori, licin, dan lain sebagainya. Kesan-kesan tersebut dapat
dirasakan tidak hanya lewat rabaan, tetapi juga penglihatan.
E. Bidang
Unsur seni rupa yang terbentuk atau dibentuk dari hubungan
beberapa garis. Bidang sendiri mempunyai dimensi panjang dan
lebar. Lain halnya dengan bentuk yang mempunyai dimensi panjang,
lebar dan tinggi, oleh sebab itu bentuk selalu memiliki volume atau isi.
F. Warna
Teori warna yang berdasar kepada cahaya, dapat kita lihat melalui
tujuh spektrum warna yang terdapat pada ilmu fisika, seperti hal nya
dengan warna pelangi. Secara teori warana dapat dipelajari lewat dua
pendekatan, salah satunya dengan menggunakan teori warna yang
berdasar pada pigmen warna (goethe) yaitu butiran halus yang
terdapat pada warna.
Warna dapat dibagi menurut:
1) Kemurnian
a. Warna pokok atau warna primer terdiri dari tiga: Merah, Biru,
Kuning
b. Warna Sekunder, merupakan percampuran warna primer. Jadi:
Jingga adalah campuran warna merah dan kuning
Hijau adalah campuran warna biru dan kuning
Ungu adalah campuran warna merah dan biru
2) Temperatur
Temperatur suatu warna tidak mempunyai landasan fisik,
tetapi ada pembagian warna
a. Panas, yaitu warna-warna terang, merangsang bila digunakan
untuk mewarnai obyek dan obyek akan nampak lebih besar.
Contoh: warna merah sampai kuning pada lingkaran warna.
b. Dingin, yaitu warna-warna yang dapat memberi kesan dingin
dan sejuk serta akan mempersempit atau memperkecil obyek.
Contoh, hijau sampai violet dalam lingkaran warna.
c. Netral, yaitu warna di tengah-tengah dalam lingkaran warna,
sering digunakan sebagai aksen atau penekana obyek.
Misalnya coklat.
G. Gelap Terang
Dalam karya seni rupa dua dimensi, unsur gelap dan terang bisa
berfungsi dalam beberapa hal,diantaranya menggambar benda seolah
benda tersebut memiliki volume (3 dimensi), unsur gelap terang dalam
karya seni rupa bisa terjadi karna intesitas warna (daya pancar), dapat
juga terjadi karena percampuran antara warna hitam dan putih.
H. Ruang (kedalaman)
Jika dalam karya seni tiga dimensi dapat dirasakan langsung oleh
sang penikmat, seperti halnya dengan ruangan dalam rumah, ruang
gedung dan lain sebagainya. Sedangkan dalam karya seni dua
dimensi, ruang hanya bersifat semu karena hanya didapatkan dari
kesan penggambaran yang datar, pipih, menjorok, cekung, cembung,
dekat, jauh, dan lain sebagainya.
Ruang arsitektur menyangkut:
1) Ruang dalam:
Dibatasi oleh alas/lantai, dinding dan langit-langit/atap
2) Ruang luar:
Ruang yang terjadi dengan membatasi alam hanya pada bidang
alas dan dindingnya, sedangkan atapnya dapat dikatakan tidak
terbatas.
Ruang luar menurut kesan fisiknya dibagi atas:
Ruang Positif:
Suatu ruang terbuka yang diolah dengan perletakan masa
bangunan/obyek tertentu melingkupinya akan bersifat positif.
Biasanya terkandung kepentingan dan kehendak manusia.
Ruang Negatif
Ruang terbuka yang menyebar dan tidak berfungsi dengan
jelas bersifat negatif. Biasanya terjadi secara spontan tanpa
kegiatan tertentu.
Dalam perancangan Arsitektur, dikenal pula jenis ruang hidup dan
ruang mati.
Ruang Hidup
Merupakan bentuk yang benar ditinjau dari hubungan ruang-
ruang, struktur yang terencana fungsional dan karakter massa.
Ruang Mati
Merupakan kebalikan dari ruang hidup, yaitu yang terbentuk
tanpa rencana, tidak sengaja, tidak terlingkup, ruang yang
terssa dan tidak dapat digunakan dengan baik.
KESEIMBANGAN
1. Pengertian Keseimbangan
Keseimbangan merupakan suatu kualitas nyata dari setiap objek di
mana perhatian visual dari dua bagian pada dua sisi dari pusat
keseimbangan (pusat perhatian) adalah sama/ seimbang.
2. Jenis-Jenis Keseimbangan
a. Keseimbangan Simetris
Keseimbangan simetris (symmetrical balance) yaitu
keseimbangan antara ruang sebelah kiri dan kanan sama persis, baik
dalam bentuk rautnya, besar ukurannya, arahnya, warnanya maupun
teksturnya.
b. Keseimbangan Asimetris
Keseimbangan asimetris (asimmetrical balance), keseimbangan
antara ruang sebelah kiri dan ruang sebelah kanan meskipun
keduanya tidak memiliki besaran sama maupun bentuk raut yang
sama.
c. Keseimbangan Radial
Keseimbangan memancar (radical balance) sesungguhnya sama
dengan keseimbangan simetri, tetapi kesamaan polanya bukan hanya
di antara ruang sebelah kiri dan kanan saja, melainkan juga antara
ruang sebelah atas dan ruang sebelah bawah.
IRAMA
1. Pengertian Irama
Ritme atau irama dalam arsitektur didefinisikan sebagai "Sebuah
gerakan pemersatu yang ditandai oleh pengulangan berpola atau
perubahan elemen formal atau motif dalam bentuk yang sama atau yang
dimodifikasi”. Ritme dalam arsitektur dicirikan oleh pola, elemen atau motif
pada interval yang teratur atau bisa juga tidak teratur.
2. Tipe-Tipe Irama
a. Irama Progresif
Irama progresif dibentuk dengan perubahan pola pertama ke pola
kedua dan seterusnya dengan teratur. Perubahan ini tidak signifikan
sehingga perbedaan hanya dapat terlihat jelas pada pengamatan
desain secara keseluruhan.
b. Irama Statis
Irama statis adalah irama dengan pengulangan elemen yang
teratur. Baik dalam segi peletakan, jarak, maupun dimensi.
c. Irama Dinamis
Kebalikannya dari irama statis, irama dinamis merupakan irama
dengan pengulangan elemen yang tidak teratur.
d. Irama Terbuka dan Tak Menentu
Irama terbuka dan tidak menentu didapat dengan cara:
Pengulangan bentuk/garis dengan jarak yang sama tanpa permulaan
atau pengakhiran.
e. Irama Tertutup dan Tertentu
Irama tertutup tertentu didapat dengan cara: Merubah bentuk
unit paling akhir, Merubah ukuran/dimensi unit paling akhir,
Menambah secara menyolok suatu elemen akhir irama.
TEKANAN
1. Pengertian Tekanan
Tekanan adalah vokal point atau pusat perhatian dalam sebuah
komposisi/bangunan, yaitu berupa area yang pertama kali ditangkap oleh
pandangan mata. Tekan ini sangat dominan, bagian-bagian atau
kelompok lain dari komposisi atau bangunan berkaitan padanya.
SKALA
1. Pengertian Skala
Menurut Sugiyono (2016) skala pengukuran merupakan kesepakatan
yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya
interval yang ada dalam alat ukur,sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.
Skala biasanya selalu membandingkan suatu hal dengan hal lain.
Skala dapat dibedakan menjadi skala mekanis, skala visual dan skala
manusia. Skala mekanis adalah ukuran atau proporsi suatu benda yang
relatif terhadap standar ukuran yang sudah diterima. Skala visual adalah
ukuran atau proporsi suatu unsure menunjukkan ukuran relatif terhadap
ukuran lain yang diketahui atau ukuran yang diasumsikan, Skala manusia
didasarkan pada dimensi dan proporsi tubuh manusia. Sedangkan skala
menyinggung pada ukuran sesuatu dibandingkan dengan suatu standar
referensi atau dengan ukuran sesuatu yang dapat dijadikan patokan.
PROPORSI
1. Pengertian Proporsi
Proporsi merupakan kesesuaian dimensi dari elemen arsitektur
dengan lingkungan sekitar dan juga fungsi serta aspek arsitektural lainnya
seperti lokasi, posisi, dan juga dimensi obyek lainnya. Ini berlaku pada
semua desain arsitektur bangunan.
Kesatuan (Unity)
1. Pengertian Kesatuan
Seperti kita ketahui bersama, bahwa setiap desain memiliki bentuk
yang bermacam-macam. Namun, bagaimana caranya agar dapat terlihat
harmonis saat disatukan menjadi sebuah produk desain arsitektur? Saat
itulah dibutuhkan prinsip kesatuan. Kesatuan dalam desain arsitektur
merupakan keterpaduan dari beberapa unsur menjadi satu kesatuan yang
utuh dan serasi. Dalam hal ini, seluruh unsur saling menunjang dan
membentuk satu kesatuan yang lengkap, tidak berlebihan, dan juga tidak
kurang.Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang
menekankan pada keselarasan dari unsur- unsur yang disusun, desain
bisa dikatakan menyatu apabila secara keseluruhan tampak harmonis.