Anda di halaman 1dari 94

PRINSIP-PRINSIP DALAM

ARSITEKTUR

Teori Desain Arsitektur


(AR2237)
Kedudukan atau posisi Teori Arsitektur (The Architectural
Theory) dalam kegiatan perancangan arsitektur adalah
sebagai pengetahuan atau wawasan dasar utama yang
berfungsi sebagai pengetahuan awal pendukung
kegiatan perancangan arsitektur.
Theory in Architecture ( what architecture is )
Teori arsitektur yang umumnya mengamati aspek formal, tektonik, structural,
representasional dan prinsip–prinsip estetika yang melandasi gubahan arsitektur.
Teori yang tergolong dalam kelompok ini cenderung bersifat superficial,
deskriptif dan perspektif.

Theory of Architecture ( how best to design! )


Teori yang berusaha menjelaskan bagaimana para arsitek mengembangkan
prinsip-prinsip dan menggunakan pengetahuan, teknik dan gambar–gambar
dalam proses desain dan produksi bangunan.
Issue pokok di sini bukan prinsip – prinsip umum yang memandu desain, tetapi
bagaimana dan mengapa arsitek mendesain, menggunakan media serta
mengapa di antara arsitek bisa terjadi keanekaragaman historis maupun budaya.

Theory about Architecture ( the achievement of Architecture )


Teori yang bertujuan untuk menjelaskan makna dan pengaruh arsitek,
mendudukan arsitek dalam konteks sosial–budayanya, memberikan bagaimana
arsitek bekerja sebagai produser budaya, atau memahami bagaimana arsitek
digunakan dan diterima oleh masyarakat.
Dengan kata lain teori ini berusaha menjelaskan bagaimana arsitektur
berfungsi , dipahami dan diproduksi secara sosial – budaya.
Ada tiga aspek yang harus disintesiskan dalam
arsitektur yaitu: VITRUVIUS
FIRMITAS (kekuatan atau konstruksi)

UTILITAS (kegunaan atau fungsi)

VENUSTAS (keindahan atau estetika)

Menurut Vitruvius di dalam bukunya “De Architectura” (yang merupakan sumber tertulis
paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memiliki
Keindahan/Estetika (Venustas), Kekuatan (Firmitas), dan Kegunaan/Fungsi (Utilitas);
arsitektur dapat dikatakan sebagai keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur
tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern,
arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat
dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur
estetika maupun psikologis.
“Durability will be assured when foundations are carried down to the solid
ground and materials wisely and liberally selected;…” (Vitruvius : Ten Books
KEKUATAN ( FIRMITAS ) on Architecture. Book I. Chapter III.)

Firmitas yang dimaksud Vitruvius mencakup penyaluran beban yang baik


dari bangunan ke tanah dan juga pemilihan material yang tepat.
Aspek firmitas menjelaskan bagaimana sebuah desain arsitektur dapat
terwujud dengan memanfaatkan teknologi yang ada. Tidak sekedar
dibangun atau diwujudkan, sebuah desain arsitektur kokoh untuk
melindungi user dari kemungkinan ancaman.
Aplikasi aspek firmitas bisa diaplikasikan melalui daya dukung struktur
dan teknologi suatu bangunan. Misal struktur bangunan apartemen
menggunakan sistem struktur rangka dengan material beton.
“…convenience, when the arrangement of the apartments is faultless and presents
no hindrance to use, and when each class of building is assigned to its suitable and
FUNGSI ( UTILITAS ) appropriate exposure;..” (Vitruvius : Ten Books on Architecture. Book I. Chapter III.)

Pada utilitas yang ditekankan adalah pengaturan ruang yang baik, didasarkan pada fungsi,
hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan (pencahayaan, penghawaan, dan lain
sebagainya). Pengaturan seperti ini juga berlaku untuk penataan kota. Misalnya : dimana
kita harus menempatkan kuil, benteng, dan lain-lainya di ruang kota.
Aspek utilitas berusaha menjelaskan bagaimana sebuah desain arsitektur dapat mewadahi
kebutuhan & aktivitas penggunanya (user) yang diwujudkan dalam program ruang suatu
perencanaan dan perancangan desain yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan dan
keinginan penggunanya (user).
Aplikasi aspek utilitas tercipta dari wujud susunan dan komposisi denah yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan aktivitas penghuni melalui program ruang (diagram fungsi-fungsi).
“…and beauty, when the appearance of the work is pleasing and in good
taste, and when its members are in due proportion according to correct
Keindahan / Estetika principles of symmetry.” (Vitruvius : Ten Books on Architecture. Book I.
( Venustas ) Chapter III.)

Proporsi dan simetri merupakan faktor yang dianggap Vitruvius mempengaruhi


keindahan. Hal ini ia dasarkan pada tubuh manusia yang setiap anggota tubuhnya
memiliki proporsi yang baik terhadap keseluruhan tubuh dan hubungan yang
simetrikal dari beberapa anggota tubuh yang berbeda ke pusat tubuh.

Aspek Venustas menjelaskan mengenai keindahan / estetika sebuah hasil karya


arsitektur. Tidak sekedar dapat digunakan, hasil arsitektur juga harus mampu
mewujudkan visual yang baik dengan merespon dari lingkungannya.
Aplikasi aspek venustas dapat diterapkan melalui desain yang merespon masalah
yang berkembang di lingkungan sekitarnya. Sebuah desain juga mampu
merepresentasikan suatu kalangan, sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
Prinsip estetika
Kata estetika sendiri ini berasal dari bahasa latin “aestheticus”
atau bahasa Yunani “aestheticos” yang artinya ialah merasa.
Estetika juga bisa diartikan sebagai susunan bagian dari suatu benda
yang mengandung pola, di mana pola tersebut dapat menyatukan bagian-
bagian yang membentuknya dan mengandung suatu keselarasan hingga
menimbulkan nilai-nilai keindahan.

Istilah Estetika dapat


digunakan pertama kali oleh
Baumgarten (1762), seorang
filsuf jerman, untuk
membicarakan keindahan
seni (artistika). Istilah ini lalu
menjadi berkembang.

Estetika
Nilai yang terkandung di dalam Estetika
Hal hal yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan apakah sebuah
objek indah memiliki nilai estetis atau tidak yaitu:
1.Nilai Intrinsik yaitu suatu nilai yang terkandung dari dalam
suatu keindahan.
Pengaruh dari dalam (subjek) yaitu:
• Perangkat penginderaan
• Sifat/ karakter pribadi subjek
• Perangkat kesadaran: rasio, naluri, emosi, iman, intuisi, imajinasi, fantasi, ilham.
Kreatifitas, daya energi, dan kehendak

1.Nilai Ekstrinsik yaitu salah satu nilai yang terlihat dari luar.
• Realitas alam setempat dimana subjek tinggal
• Kebudayaan setempat di mana subjek hidup
• Tatanan sosial
• Tatanan Bahasa
• Tatanan ekonomi
• Tatanan religi


Tatanan kesenian
Tatanan teknologi Estetika
Estetika dalam cabang ilmu lain
Unsur–Unsur Estetika

Unsur Bentuk
Bentuk (shape) ini sangat berpengaruh pada daya tarik suatu objek. Secara
umum, bentuk objek ini terdiri dari dua jenis, yaitu dua dimensi dan tiga
dimensi.
Objek yang berbentuk dua dimensi tidak memiliki volume dan bentuknya
datar. Misalnya pada lukisan, foto, hiasan dinding, dan lainnya. Objek
berbentuk tiga dimensi juga memiliki volume, kedalaman, dan ruang.
Misalnya pada patung, pakaian, tas, dan lainnya.

Estetika
Unsur–Unsur Estetika

Unsur Bentuk

Estetika
Unsur Bentuk Titik
Titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Bentuk titik
yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan
tanpa arah. Titik merupakan salah satu unsur visual yang wujudnya relatif
kecil, dimana dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti.
Titik cenderung ditampilkan dalam bentuk kelompok, dengan variasi jumlah,
susunan, dan kepadatan tertentu.
Sebesar apapun bentuknya tetaplah disebut titik asalkan bentuk itu
merupakan hasil sentuhan tanpa pergeseran dari suatu alat tulis.
KOMPOSISI DARI TITIK KOMPOSISI DARI TITIK BERWARNA

TITIK DITERAPKAN SEBAGAI GRAFIS PENDUKUNG TITIK YANG MEMBERI KESAN SESUATU WUJUD
Secara visual, “Titik” memberi kesan, antara lain:

• Bila “Titik” mempunyai ukuran besar, berarti akan berubah menjadi bidang, namun bila
”titik” mempunyai ukuran kecil dan tidak teratur bisa berperan menjadi sebuah bercak.

• Bila “Titik” mempunyai kekuatan atau berat yang berbeda bilamana antar “titik” mempunyai
besar yang berbeda. “Titik” berukuran besar akan terlihat mempunyai kekuatan atau berat
yang tinggi bila dibandingkan dengan “titik” yang berukuran kecil yang mempunyai
kekuatan berat yang kecil.

• Bila “titik” diulang-ulang dan mempunyai ukuran sama seakan akan terwujud sebuah garis.

• Bila “titik” diulang-ulang dan mempunyai ukuran makin kecil akan terwujud sebuah garis
yang ujungnya menghilang.

• Bila “titik” tampil begitu banyak menyebar keseluruh permukaan, akan berubah perannya
menjadi tekstur.

• Bila “titik” berjajar dan menyala berurutan akan menghasilkan pandangan dan perasaan
adanya gerakan pada salah satu ”titik” yang menyala yang diakibatkan atau dihasilkan
oleh cahaya yang ditimbulkan secara bergantian dan berurutan.
Unsur Bentuk Garis

Garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang,
rangkaian masa dan warna. Garis merupakan salah satu unsur desain yang
menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain.

Menurut Suwaji Bastomi :

Garis merupakan susunan urat syaraf (nervous system) untuk suatu pekerjaan seni
rupa.
Sifat garis dalam 3 dimensi ada dua, yaitu:
• tegak cenderung kaku
• Fleksibel

Semua bergantung pada jenis materialnya)


• Untuk menghasilkan garis yang bisa dilengkungkan dapat menggunakan bumbu.
• Untuk mendapatkan sifat garis yang lemas bisa menggunakan pita atau kabel.
• Untuk mendapatkan sifat garis yang tegak kaku bisa menggunakan bahan pipa besi atau
baja juga beton.

Pada contoh gambar, garis yang


dijadikan satu bidang atas menerus
sampai menjadi bidang samping. Garis
tersebut menjadi rangka dari sebuah
karya arsitektural. Rangka tersebut
bisa diekspose atau diperhatikan atau
ditutup.
Elemen garis terbagi menjadi 4 yaitu
sebagai berikut:

a. Garis vertikal
Garis vertikal mempunyai kesan tinggi, kaku, formal, dan tegas.
Contohnya seperti bentuk dari tiang, kolom, menara, dan lain-lain.
Sebagai simbol kekuatan, hidup, dan stabil. Arti garis vertikal ini disesuaikan dengan keadaan
manusia dan tumbuh-tumbuhan yang berdiri tegak sebagai bentuk yang hidup.

b. Garis Horizontal
Garis horizontal mempunyai kesan lebar, luas, dan lapang.
Contohnya seperti bentuk dari denah

c. Garis Diagonal
Garis diagonal mempunyai kesan dinamis dan tenang. Garis diagonal simbol yang bergerak
atau aksi. sebagai simbol ketenangan. Hal ini diasosiasikan dengan batas cakrawala yang
tampak datar

d. Garis Lengkung
Garis lengkung memiliki kesan dinamis, lembut, dan gembira.
Unsur Bentuk Bidang / Bentuk
Bentuk adalah segala sesuatu yang memiliki diameter, tinggi dan
lebar. Bentuk-bentuk dasar yang pada umumnya dikenal adalah :

Dalam unsur desain, bidang / BENTUK berfungsi sebagai:


• Pemberi arah dan suasana
• Sebagai penerang (penerang dimaksudkan sebagai petunjuk arah)
• Pengontrol
• Penutup efektif

Sebuah bentuk 2 dimensi dapat ditransformasikan menjadi sebuah bentuk 3 dimensi. Bentuk
yang 2 dimensi ini awal mulanya adalah sebuah bidang. Bidang dalam arsitektur dapat dibagi
menjadi bidang atas, ataupun bidang samping dan bawah. Bisa saja dalam sebuah bidang 3
dimensi itu menjadi satu antara bidang atap dan bidang samping.

Biasanya, hal seperti ini dikenal dengan rooftecture atau istilah konsep lainnya di arsitektur.
Dengan adanya bidang-bidang yang membatasi ini didapat sebuah space/ruang.
Adapun ciri-ciri visual bentuk yaitu sebagai berikut:
• Memiliki Dimensi/ Ukuran yaitu Ukuran fisik suatu bentuk berupa panjang, lebar dan tebal.
• Memiliki Warna
• Memiliki Tekstur yaitu Kualitas yang dapat diraba pada permukaan dari sebuah bentuk

Sifat bentuk:
• Memiliki Posisi yaitu Letak relatif terhadap lingkungannya
• Memiliki Orientasi yaitu Posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, dan terhadap
pandangannya.
• Memiliki Inersia Visual yaitu Derajat konsentrasi dan stabilitas bentuk.

Sifat ini dipengaruhi dari bagaimana kita memandangnya


• Perspektif/ Sudut Pandang
• Jarak terhadap Bentuk tersebut
• Keadaan cahaya, dimana kita melihat bentuk tersebut
• Lingkungan visual yang mengelilingi benda tersebut
Bentuk terbagi atas 2 yaitu:
• Bentuk Beraturan

Pada umumnya bentuk tersebut bersifat stabil dan simetris terhadap sumbunya.
Contohnya seperti bola, silinder, kerucut, kubus, dan lain-lain.

• Bentuk tidak Beraturan

Pada umumnya bentuk ini tidak simetris tetapi lebih dinamis dibandingkan dengan
bentuk beraturan.
Unsur Bentuk Tekstur
Tekstur adalah nilai raba atau halus-kasarnya suatu permukaan benda. Atau tekstur
juga bisa didefinisikan tampilan permukaan atau corak dari suatu benda yang dapat
dinilai dengan cara dilihat atau diraba.

Penggunaan tekstur pada desain, akan menambah pengalaman dan menjadi nilai
lebih daripada sekedar estetik.
Tekstur didapat dengan mengulang bentukan. Untuk tekstur 2 dimensi didapatkan dengan
mengulang bentuk dimensi. Cara pengulangan dapat dengan modul:
• Repeat parallel, yaitu diulang sejajar
• Mirror repeat, yaitu diulang dengan dicerminkan
• Reverse repeat and mirrored, yaitu diulang berbalikan lalu dicerminkan
• Half Drop repeat, yaitu pengulangan setengah
• Quarter drop repeat, yaitu pengulangan 4 kali dengan pencerminan
• Diamond repeat, yaitu pengulangan dengan berbentuk diamond
Surface merupakan perkembangan dari bidang atas dari sebuah bentuk bidang 3 dimensi.
Surface merupakan permukaan dari bentukan volume atau space. Dalam pembentuknya,
ada bermacam-macam teknik yang bisa digunakan, dari bentuk liquid sampai lipat/folding
architecture. Surface ini hadir dari teori chernikov, sebuah Teknik komposisi dari bentukan
dasar 3 dimensinya yaitu: linear, planar, surface, dan volume. Bentuk surface ini tidak
hanya untuk menghasilkan sebuah bidang atas dari karya arsitektur, tetapi juga dapat
secara luas digunakan untuk menghasilkan sebuah karya fashion, seni instalasi, dan juga
seni lainnya.
Volume/ ruang mempunyai 3 dimensi (Panjang, lebar, dan tinggi). Sebuah bentuk
menentukan volume ruang. Ruang 3 dimensi ini bisa disebut volume. Volume bisa didapat
bentukannya dari basic shape/ bentuk dasar, seperti piramida, tabung, kerucut, dan
bentukan platonic lainya. Bentukan dapat juga lahir dari diciptakan dan dikreasikan sendiri.
Pembuatan volume ini ada yang berisi (massif) di dalamnya, ada juga berlubang atau
kosong.
Dalam proses pembuatan maketnya bisa menggunakan permainan dari dalam bahan malam
plastisin untuk menciptakan bentukan yang fleksibel. Permainan bantuk yang paling sering
kita temui adalah permainan lego.
Unsur–Unsur Estetika

Unsur warna
Keindahan suatu objek juga sangat dapat dipengaruhi oleh
unsur warna. Umumnya pilihan warna pada objek akan
disesuaikan oleh orang yang akan menggunakannya.
Misalnya pada selera warna pakaian anak muda cenderung
berbeda dengan orang yang sudah tua.

Esteti
Warna merupakan unsur penting dalam objek desain. Dengan
warna, dapat menampilkan identitas atau citra yang ingin
disampaikan. Warna salah satu unsur desain yang dapat menarik
perhatian, meningkatkan mood, menggambarkan citra, dan lainnya.
Dalam perancangan warna berfungsi sebagai:
• Menambah kualitas dan dapat memberikan nilai tambah pada sebuah rancangan
• Sebagai media komunikasi yang memiliki arti untuk memberikan kesan dan
menyalurkan informasi kepada pengamat
• Untuk menutupi kelemahan atau kekurangan suatu permukaan bentuk atau benda
yang dianggap kurang menarik

Warna salah satu unsur desain yang dapat menarik perhatian, meningkatkan mood,
menggambarkan citra, dan lainnya. Namun, apabila kita salah memilih warna, hal
tersebut akan menghilangkan minat. Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat
di dalam suatu cahaya sempurna. Identitas suatu warna ditentukan panjang
gelombang cahaya tersebut.
PENGELOMPOKKAN WARNA
Pengelompokan warna berdasarkan pigmen (zat warna yang larut dalam cairan pelarut air
atau minyak). Dari skema warna dibagi menjadi 5 jenis warna, yaitu:
• Komplementer
• Analog
• Monokrom
• Triadic
• Tetradic
Sebuah warna memiliki kesan tertentu. Kesan
tersebut dibagi menjadi dua, yaitu:
• Laras: kesan laras didapat dari skema warna
monokromatic dan analog
• Kontras : kesan kontras didapat dari skema
warna komplementer, triadic, dan tetradic.
LINGKARAN WARNA
Lingkaran warna yaitu lingkaran yang terdiri dari atas warna primer yaitu warna
merah,biru dan kuning dan warna primer ini bisa diturunkan menjadi beberapa
warna sekunder, yang didapat dengan mencampurkan warna-warna primer.
WARNA PRIMER

Warna primer menurut teori warna pigmen


dari Brewster adalah warna - warna dasar
atau pokok yang menjadi induk yang murni
berdiri sendiri tanpa campuran warna lain. Ini
kemudian dikenal sebagai warna pigmen
primer yang dipakai dalam dunia seni
rupa. Warna primer sendiri terdiri dari tiga
warna yaitu, merah, kuning dan biru.

WARNA SEKUNDER
Warna ini disebut juga dengan istilah warna
kedua, yang merupakan turunan warna hasil
pencampuran antara warna-warna primer,
dengan perbandingan 1:1. Contohnya seperti
ini :
Merah + Kuning = Orange
Merah + Biru = Ungu
Kuning + Biru = Hijau
WARNA TERTIER

Warna tertier adalah warna yang terjadi apabila dua warna sekunder
dicampur. Warna ini juga disebut dengan istilah warna ketiga.
• Tertier biru adalah hasil pencampuran ungu dengan hijau.
• Tertier merah adalah hasil pencampuran orange dengan ungu.
• Tertier kuning adalah hasil pencampuran hijau dengan orange.

WARNA KWARTER
Warna kwarter adalah warna yang dihasilkan oleh pencampuran dua warna tertier.
1. Kwarter hijau terjadi karena percampuran tertier biru dengan tertier kuning.
2. Kwarter orange terjadi karena percampuran tertier merah dengan tertier kuning.
3. Kwarter ungu terjadi karena percampuran tertier merah dengan tertier biru.
SIFAT WARNA
a. Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam
lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol, riang,
semangat, marah dsb. Warna panas mengesankan jarak yang dekat.

b. Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam
lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan,
sejuk, nyaman dsb. Warna dingin mengesankan jarak yang jauh.
KOMBINASI WARNA
A. W A R N A S E L A R A S
Warna selaras adalah kombinasi warna yang berdekatan .

• Keselarasan warna monokromatik yaitu susunan warna yang berasal dari satu warna dengan
value yang berbeda, karena ditambah warna putih (tint) maupun ditambah warna hitam
(shade).
• Keselarasan Analogus /polikromatik, yaitu susunan warna yang berasal dari banyak warna,
yang berdekatan letaknya dalam lingkaran warna. Seperti Kuning, Kuning hijau, Hijau, Hijau
biru dan biru

B. W A R N A N E T R A L
.
Warna Netral adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan
kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder. Warna ini merupakan campuran
ketiga komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi tepat sama.

C. W A R N A K O M P L E M E N T E R
Warna kontras atau komplementer, adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan
lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang berseberangan (memotong titik
tengah segitiga) terdiri atas warna primer dan warna sekunder. Tetapi tidak menutup
kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan mengolah nilai ataupun kemurnian
warna. Contoh warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru
dengan jingga.
ANALOG
Warna analog adalah warna yang didapatkan dari
dalam dalam skema warna dengan menarik garis 3
warna berdampingan atau bersebelahan. Warna
analog ini merupakan warna dengan sifat serene
untuk mendapatkan kenyamanan.
MONOKROM
Warna monokrom adalah warna yang didapatkan dari dalam skema warna dengan bersampingan.
Warna monokrom ini masih bersambung dengan warna analog dan warna monokrom ini
merupakan warna yang senada dari warna-warna di sampingnya.
COMPLEMENTARY
Warna complementary adalah warna yang didapatkan
dengan menarik garis lurus saling bersilangan dan
berseberangan satu sama lain dalam skema warna.
TRIADIC
Warna triadic adalah warna yang didapatkan dari
dalam skema warna dengan menarik garis menjadi
bentuk segitiga. Dalam segitiga tersebut didapatkan 3
warna dalam perpotongannya.
Tetradic
Warna tetradic adalah warna yang didapatkan dari dalam
skema warna dengan menarik garis menjadi bentuk
persegi empat. Dalam persegi empat tersebut didapatkan
4 warna dalam perpotongannya.
DIMENSI WARNA
Dimensi pada warna dapat mempengaruhi efek
ruang dan volume, misalnya ruangan akan terasa
luas bila di cat dengan warna terang atau cerah, dan
sebaliknya. Seseorang akan tampak lebih langsing
bila memakai warna gelap, dan sebaliknya. Itu
disebabkan karena warna cerah memantulkan
cahaya, sedangkan warna gelap menyerap cahaya.

• Hue: menunjukkan nama warna spt merah, kuning, biru, ungu dll.
• Value: menunjukkan nada (berat-ringan) warna atau kecerahan suatu warna. Nilai
warna akan bertambah atau terang bila dicampur dengan putih (tint). Nilai warna
akan berkurang atau gelap bila dicampur hitam (shade).
• Chroma: menunjukkan kemurnian dan kecemerlangan warna. Warna yang murni
(tidak tercampur warna lain) akan tampak cemerlang dan jernih, sedangkan bila
tercampur maka akan tampak redup.
Unsur–Unsur Estetika
Unsur tema
Dalam hal ini tema adalah sebuah ide atau gagasan yang ini disampaikan oleh
pembuat objek atau karya seni kepada orang lain. Biasanya tema suatu karya
juga akan dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya letak geografis, adat
istiadat, budaya, dan lainnya.

Unsur motif hias


Motif hias adalah salah satu pola atau gambar yang menjadi hiasan pada suatu
objek atau produk. Tujuan untuk menambahkan motif hias pada suatu objek
adalah untuk menambah nilai keindahan atau estetika pada objek atau produk
tersebut.

Estetika
Prinsip visual
Prinsip visual
Nilai apa yang harus diperhatikan agar supaya menghasilkan keindahan?
Secara sederhana, penghayatan utama kita terhadap nilai - nilai itu adalah
melalui penglihatan. Semua aspek perancangan bereaksi satu sama lain
sehingga semua saling berkaitan.
JENIS-JENIS VISUA
Realistis
Visual realistis menunjukkan objek
sebenarnya yang sedang dipelajari.
Hal ini terlihat pada gambar kereta yang
berwarna.

Analogis
Visual analogis menyampaikan konsep atau topik
dengan menunjukkan sesuatu yang lain dan
menyembunyikan kesamaan.
Mengajarkan aliran listrik dengan menunjukkan
gambar air yang mengalir dalam pipa paralel
merupakan contoh visual analogis.

Organisasional
Visual organisasional menunjukkan hubungan
kualitatif antara elemen berbeda, seperti grafik,
papan waktu, diagram aliran, dan peta.

VISUAL
Relasional JENIS-JENIS VISUA
Visual relasional mengkomunikasikan
hubungan kuantitatif, seperti diagram
batang, diagram gambar, diagram
lingkaran, dan diagram garis.

Interpretif
Visual interpretif mengilustrasikan
hubungan teoretis atau abstrak,
seperti diagram skema sirkuit listrik.

Transformasional
Visual jenis ini mengilustrasikan
pergerakan atau perubahan waktu dan
ruang. Contohnya seperti diagram animasi
yang menunjukkan bagaimana prosedur
pengolahan baja.

VISUAL
Prinsip Kerja
DESIGN BY DRAWING
'Desain dengan menggambar', sejauh ini merupakan metode yang paling dapat diakses dan efisien untuk eksplorasi
awal dalam desain.

DALAM PROSES MENDESAIN DENGAN MENGGAMBAR, fasilitas untuk menggambar sangat membantu proses desain;
MISALNYA : lapisan kertas kalkir, karena transparansi mereka, memungkinkan modifikasi cepat dari 'bentuk' awal
berulang kali tanpa harus mengulangi seluruh proses dari awal; hasil dari proses ini kemudian dapat dinilai dengan
menggunakan model fisik. Bahkan pada tahap ini, pensil warna dapat digunakan, gambar pengkodean untuk
membedakan hirarki spasial. Kejelasan tersebut akan membantu tidak hanya penilaian berkelanjutan dari validitas
desain yang muncul, tetapi juga akan membantu dalam menjaga kejelasan diagram saat desain berkembang.

dengan cara ini perancang dapat 'merasakan' ukuran elemen bangunan dalam hubungannya satu sama lain dan
dalam hubungannya dengan situs dan konteks fisiknya. seperti yang telah ditunjukkan, fasilitas menggambar
sangat memudahkan konseptualisasi semacam itu.

Oleh karena itu, pada tahap awal ini, sangat penting untuk mengembangkan aksonometri freehand dan metode
menggambar perspektif yang dapat dengan cepat mengeksplorasi konsekuensi tiga dimensi dari keputusan desain.
THE VIRTUAL BUILDING
VIRTUAL BUILDING , yang memberikan representasi tiga dimensi yang akurat dari konsep desainer, akan
memungkinkannya untuk memahami proyek secara lebih komprehensif. Pada dasarnya, VIRTUAL BUILDING adalah
representasi digital yang dideskripsikan secara akurat dari desain arsitektur yang dimodelkan secara tiga dimensi. Saat
proyek berkembang, VIRTUAL BUILDING memungkinkan arsitek untuk secara akurat 'menguji' hasil tiga dimensi
keputusan desain yang mempengaruhi sifat bentuk eksternal, ruang internal, dan sambungan komponen.

Selain itu, karena diwakili oleh satu model, maka kebutuhan untuk mengkoordinasikan beberapa gambar dihilangkan, dan
margin kesalahan, yang melekat dalam metode tradisional, oleh karena itu secara substansial berkurang.

VIRTUAL BUILDING, pada dasarnya, menawarkan metode baru untuk merancang bangunan dengan menawarkan
evaluasi instan proyek dalam gambar dua dan tiga dimensi pada setiap tahap proses desain, proses penyempurnaan yang,
sebagai perbandingan, gambar tradisional membuat pekerjaan yang sangat sulit diterima.
7 Prinsip DASAR
dalam arsitektur
KESATUAN
Prinsip kesatuan berkenaan dengan komposisi visual dalam perancangan. Komposisi
dalam pengertian ini diwujudkan oleh elemen-elemen visual.

Komposisi tanpa keanekaragaman dapat mengakibatkan adanya sifat monoton dan


kebosanan, keanekaragaman tanpa aturan menimbulkan kekacauan. Prinsip
kesatuan merupakan alat visual yang memungkinkan bentuk-bentuk dan ruang-ruang
yang bermacam-macam dari sebuah bangunan bersama-sama ada secara konsep
dan persepsi di dalam satu kesatuan yang utuh (Ching, 1994)
Elemen-elemen kesatuan antara lain (Smithies, 1982) :
A. Tekstur : Meliputi permukaan halus ke kasar, hiasan-hiasan dan ukiran.

A. Warna: Keterangan cahaya warna, kepadatan dan kejernihannya dapat


memperluas keanekaragaman komposisi.

A. Pengarahan: Setiap bangunan memiliki elemen-elemen yang mengesankan


pengarahan, banyak terdapat pada elemen-elemen vertikal dan horizontal oleh
perwujudan bangunan sebagai suatu keseluruhan, oleh bagian-bagiannya dan
oleh komponen-komponen strukturnya, jendela-jendela dan pembukaan lain.

A. Padat dan Rongga: Ditimbulkan oleh perhubungan-perhubungan antara bahan


bangunan padat dan rongga-rongga jendela atau pembukaan lainnya.

A. Bentuk atau Wujud: Hal ini dapat dilihat dalam penataan keseluruhan dari
sebuah bangunan ataupun dalam bagian-bagiannya dimana bagian-bagian ini
memiliki bentuk-bentuk geometris yang mudah dikenal.
Kesatuan dalam desain arsitektur merupakan keterpaduan dari
beberapa unsur menjadi satu kesatuan yang utuh dan serasi. Dalam
hal ini, seluruh unsur saling menunjang dan membentuk satu kesatuan
yang lengkap, tidak berlebihan, dan juga tidak kurang.
SEGI - SEGI KESATUAN ( Smithies,Kenneth,1987: 6-9 ) :
1. KEDOMINANAN
Ini dapat diberikan oleh efek dari satu warna, nada warna atau
tekstur yang secara visual lebih kuat dari sisanya.Suatu
kedominanan arah akan berarti bahwa elemen horizontal lebih
kuat secara kolektif dari pada elemen vertikal.

2. HARMONI
Harmoni berarti apa yang dinyatakannya : warna - warna
dihubungkan dengan berdekatan satu sama lain dalam suatu
lingkaran warna, yaitu dikatakan warna -warna yang
dihubungkan dengan satu rona( hue ) misalkan coklat,emas,
kuning,semuanya dekat dengan sektor warna kuning.
Perulangan dari wujud dan bentuk dapat dipergunakan untuk
menghasilkan irama- suatu cara yang khususnya berguna untuk
menghasilkan harmoni.

3.VITALITAS
Ini diberikan oleh daya tarik dan pada rancangan visual ,aspek
kesatuan ini diberikan terutama oleh kontras, tetapi bukan oleh
kontras sendirian
.
4.KESEIMBANGAN
PROPORSI
Proporsi adalah perhubungan geometris dari sisi-
sisi suatu segi empat dan isinya, juga rasio atau
perbandingan dari bagian-bagian yang berbeda
dalam suatu komposisi (Smithies, 1982).

Proporsi berfungsi untuk mengetahui kedudukan


objek terhadap sekitarnya atau terhadap objek itu
sendiri.
Dalam ilmu arsitek, proporsi merupakan hasil perhitungan yang bersifat
rasional dan terjadi bila dua buah perbandingan adalah sama. Artinya,
proporsi harus memperhitungkan kesesuaian dimensi dari sebuah elemen
arsitektur dengan lingkungan sekitarnya, seperti lokasi, posisi, maupun objek
lainnya.
Jika prinsip proporsi ini diabaikan dalam mendesain, dapat dikatakan sebuah
bangunan memiliki kesan yang kurang nyaman saat dilihat.

Prinsip desain arsitektur satu ini akan lebih mudah diterapkan, karena kamu
bisa mengikuti standar umum yang sudah ditetapkan sehingga kamu bisa
meminimalisir terjadinya proporsi yang nggak estetis pada desain arsitektur.
KESEIMBANGAN
Keseimbangan adalah kualitas yang terdapat dalam setiap objek dimana daya tarik
visual kedua bagian masing-masing sisi pusat keseimbangan, atau pusat perhatian
adalah sama. Bilamana mata, yang bergerak dari samping ke samping, mendapatkan
daya tarik yang sama pada sebelah kiri dan kanan objek itu, perhatian berayun
seperti bandul dan akhirnya istirahat pada sebuah titik di tengah kedua ekstrim itu.
Bila pusat keseimbangan ini di tanding dengan kuat sehingga mata puas beristirahat
padanya, suatu perasaan tenang muncul dalam diri pengamat.
SIMETRI
ASIMETRI
KESEIMBANGAN
RADIAL
IRAMA
Irama diartikan sebagai pengulangan garis, bentuk, wujud atau warna secara teratur atau
harmonis. Pada prinsip irama bila menatap desain, mata bergerak menurut irama dari satu benda
ke benda lain (Ching, 1994).

IRAMA DAPAT DICAPAI DENGAN :


• Garis yang tidak terputus - sifat mengalir - bisa terputus dengan jarak kecil
• Perulangan - garis, warna, bentuk, cahaya, tekstur, motif dan ruang
• Gradasi - membawa mata bergerak lebih dinamis - bila kurang tepat desain kaya tangga
• Radiasi - garis-garis yang menyebar keluar dari atau dengan satu titik pusat - mata tidak
lancar bergerak
• Pergantian - dicapai dengan pergantian yang berulang hitam putih, besar kecil, gelap terang
dan sebagainya.

Ching, Francis D.K. 1994. Arsitektur : Bentuk, Ruang dan Susunannya. Erlangga.
bangunan The Roman Colosseum. Jakarta.Smithies K.W. 1982. Prinsip-prinsip Perancangan dalam Arsitektur.
Penentuan irama juga dapat diperoleh melalui 4 (empat)
cara, di antaranya adalah sebagai berikut:
• Pengulangan, yang dapat berupa garis, tekstur (misal: kasar, halus, kayu,
batu), bentuk (misal: jendela, pintu, kolom), dan warna
• Gradasi/perubahan bertahap, yang dapat berupa dimensi, warna, dan bentuk
• Oposisi, yang dapat berupa pertemuan garis pada sudut siku-siku. Misalnya
dalam daun pintu, lemari, dan dinding
• Transisi, yang dapat berupa perubahan pada garis-garis lengkung
• Radial, yaitu irama yang beradiasi pada sumbu sentral
TITIK BERAT
Penekanan suatu hal yang penting atau mencolok dari suatu bentuk atau ruang menurut
besarnya, potongan atau penempatan secara relatif terhadap bentuk-bentuk dan ruang-
ruang lain dari suatu organisasi (Ching, 1994). Desain yang baik mempunyai titik berat
yang menarik perhatian, bisa dicapai melalui perulangan ukuran, kontras, susunan dan hal
yang tak terduga.

Titik berat / point of interest atau kerap disebut dengan focal point. Artinya, dalam
mendesain sebuah bangunan, Anda harus memperhatikan elemen kontras yang menjadi
perhatian utama. Terdapat beberapa cara untuk membuat elemen focal point. Di antaranya
melalui unsur bentuk, warna, ukuran, posisi, tekstur, maupun visual.
Namun perlu diperhatikan !!!!
bahwa dalam memilih elemen point of interest ini harus benar dan tepat
sehingga dapat terintegrasi dengan elemen lain di dalam bangunan. Jangan
sampai karena terlalu mencolok, kemudian merusak kesatuan komposisi secara
keseluruhan.

Lantas, apa tujuan dari penerapan


prinsip point of interest atau focal
point dalam desain arsitektur?
Pada intinya, penerapan point of interest dalam
desain arsitektur adalah untuk menarik perhatian dan
menghilangkan kebosanan akan interior.
SKALA
Skala dalam desain arsitektur merupakan perbandingan dari ruang atau bangunan
dengan lingkungan atau elemen arsitektur lainnya. Penentuan skala juga terkait
dengan ukuran bangunan yang ada di dekatnya. Di sini, peran arsitek/ penyediaan jasa
arsitektur sangat penting dalam proses desain.

Dalam ilmu arsitek, setidaknya terdapat 3 (tiga jenis) prinsip skala,


yaitu skala manusia, monumental, dan intim
SKALA MANUSIA

Skala normal/ manusiawi/ natural


dapat diperoleh dengan pemecahan
masalah fungsional secara wajar.
Misalnya penggunaan/pemasangan
pintu, jendela, maupun elemen
lainnya dengan ukuran yang
mengikuti standar.
SKALA MONUMENTAL

SKALA INI dapat diperoleh dengan penerapan ukuran yang lebih besar daripada
ukuran biasa, peletakan elemen yang berukuran kecil dan berdekatan dengan
elemen yang berukuran besar sehingga tampak perbedaan ukurannya, maupun
penerapan langit-langit tinggi layaknya di sebuah gereja, masjid, maupun mall.
SKALA INTIM/ PSIKOLOGIS

Menggunakan prinsip yang dapat


menimbulkan kesan lebih kecil dari
besaran yang sesungguhnya. Skala
intim dapat diperoleh melalui
pemakaian ornamen yang lebih besar
dari ukuran standar. Skala intim juga
dapat diperoleh melalui pertimbangan
cahaya. Misalnya pemberian cahaya
redup pada ruang makan yang dapat
menimbulkan kesan intim.
KOMPOSISI
Komposisi dalam desain arsitektur merupakan penataan elemen secara keseluruhan
agar alur menjadi lebih nyaman. Komposisi yang baik memiliki perpindahan yang
baik tanpa perubahan mendadak.

Adapun tujuan penerapan prinsip komposisi dalam desain arsitektur adalah


untuk membawa seseorang/pengunjung ke tempat yang dituju. Untuk itu,
pengaturan komposisi harus diatur sesuai alur dan fungsinya.
Contoh penerapan komposisi dalam desain arsitektur yang paling sederhana
adalah saat Anda mendesain rumah tinggal. Umumnya, setiap ruang pada rumah
tinggal terbagi ke dalam tiga fungsi, yaitu public, private, dan service.

• Zona public biasanya difungsikan untuk dapat digunakan oleh


pengunjung/orang luar, seperti ruang tamu dan teras.

• zona private adalah area yang difungsikan untuk keluarga ini, seperti kamar
tidur.

• zona service adalah area yang difungsikan untuk kegiatan yang bersifat
perawatan rumah seperti dapur maupun gudang.
6 PRINSIP DESAIN
ARSITEKTUR BERDASARKAN
PRIORITAS
Simetri dalam Arsitektur
Simetri adalah istilah untuk "Distribusi dan pengaturan komponen yang seimbang dari bentuk
dan ruang yang setara di sisi berlawanan dari garis pemisah atau bidang, atau sekitar pusat
atau poros."

Simetri dapat dikatakan sebagai satu bentuk terbalik (mirror) persis seperti yang lain. Dalam
arsitektur, simetri mengacu pada geometri bangunan, karena bangunannya sama di kedua sisi
sumbu. Simetri terdiri dari dua jenis: Bilateral dan Radial, dan umumnya digunakan dalam
arsitektur dengan membuat dua sisi sebagai gambar cerminan satu sama lain dan dapat pula
dibedakan secara vertikal (sumbu atas dan bawah) atau horizontal (melintasi sumbu).
Sebagai contoh, Taj Mahal di Agra direncanakan dengan mengikuti sumbu dengan simetri
Bilateral dalam denah dan keseluruhan bangunan sebagai gambar simetris yang sama persis
seperti yang ditunjukkan pada gambar.
Ritme dalam Arsitektur
Ritme "Sebuah gerakan irama pemersatu yang ditandai dengan pengulangan berpola atau
perubahan elemen atau motif formal dalam bentuk yang sama atau dimodifikasi."

Ritme dibentuk dengan menggunakan bentuk-bentuk berulang. Dalam arsitektur, pengulangan


mengacu pada pola di mana ukuran, bentuk atau warna yang sama digunakan lagi di seluruh
desain. Misalnya jika bentuk itu berubah tetapi masih dapat dikenali dan sejenis dengan bentuk
lainnya, itu mengekspresikan ritme yang dinamis atau dimodifikasi.
Ritme juga dapat diikuti pada fasad bangunan yang bisa teratur, mengalir atau progresif. Gambar
di atas adalah The Roman Colosseum, ini adalah contoh bangunan terkenal dan bersejarah yang
bagus untuk contoh ritme dalam arsitektur. Di gedung ini lengkungan struktur arch berulang
menunjukkan ritme dan pengulangan yang teratur dalam bangunan. Ini merupakan sebuah
contoh ritme klasik yang tak lekang oleh waktu.
Hierarki dalam
Arsitektur
Hierarki adalah "Artikulasi tentang pentingnya suatu bentuk atau ruang dengan ukuran, bentuk,
atau penempatannya relatif terhadap bentuk dan ruang lain dari organisasi ruang."

Hirarki dalam arsitektur adalah sistem yang mengatur ruang berdasarkan "Seberapa pentingkah
mereka?" Dalam arsitektur. Hierarki paling sering dibangun melalui penggunaan bentuk, ukuran,
warna, atau lokasi atau penempatan yang unik. Dengan mengikuti ini elemen atau bentuk yang
dirancang akan mudah terlihat dari keseluruhan desain bangunan.
Contohnya bisa dilihat pada Candi Borobudur yang menggunakan sistem
hirarki yaitu sebuah Candi Utama yang berada di tengah diletakan pada
tempat yang paling tinggi, tengah-tengah, dan dibuat paling besar,
menjadikan suatu poros yang paling penting dibanding yang lain.
Datum dalam
Arsitektur
Datum adalah “Garis, bidang, atau volume yang,
berdasarkan kesinambungan dan keteraturannya,
berfungsi untuk mengumpulkan, mengukur, dan
mengatur pola bentuk dan ruang.”

Pada dasarnya, datum adalah bentuk yang mengikat


bersama atau jangkar semua elemen desain lainnya.
Datum harus memiliki ukuran yang cukup, penutupan
dan keteraturan yang diatur bersama dalam bidang yang
diberikan.

Datum bisa berupa garis, seperti jalan dengan rumah-


rumah yang diatur sepanjangnya, bidang datar, atau
bahkan ruang 3D. Banyak bangunan yang bertindak
sebagai datum yang jelas. Datum juga sering disebut
sebagai pola organisasi atau pola massa.
Transformasi dalam
Arsitektur
Transformasi adalah "Prinsip bahwa konsep arsitektur, struktur, atau organisasi dapat diubah
melalui serangkaian manipulasi dan permutasi terpisah sebagai respons terhadap konteks
atau serangkaian kondisi tertentu tanpa kehilangan identitas atau konsep."

Pada dasarnya pengulangan bentuk juga bisa dikatakan menunjukkan transformasi jika
terlihat sedikit berbeda setiap kali. Kadang-kadang bentuk ditransformasikan dengan menjadi
lebih besar atau lebih kecil dan mereka juga dapat diputar, diregangkan, atau berubah
menjadi bentuk yang berbeda.
Sumbu dalam
Arsitektur
Garis sumbu adalah "Garis yang dibentuk oleh dua titik dalam ruang, tentang bentuk dan ruang
mana yang dapat diatur secara simetris atau seimbang." Garis sumbu juga sering disebut garis
aksis atau garis as.

Pada dasarnya, sumbu adalah garis tengah yang awalnya membantu membentuk ruang dalam
desain layout.

Sederhananya, sumbu adalah garis imajiner yang


digunakan untuk mengatur sekelompok elemen dalam
desain. Dalam diagram atau gambar, sumbu diwakili
oleh garis putus-putus sebagai garis as.
Elemen Arsitektur Yang Mengikuti Prinsip Axis (Sumbu)
Unsur-unsur arsitektur terminasi sumbu berfungsi untuk mengirim dan menerima
dorongan visualnya. Elemen-elemen puncak ini dapat berupa salah satu dari
beberapa elemen berikut ini :

Poin-poin dalam ruang dibentuk oleh elemen-elemen vertikal, linier, atau bentuk
bangunan terpusat.

Bidang vertikal, seperti fasad atau bagian depan bangunan yang simetris, didahului
oleh halaman depan atau ruang terbuka serupa.
Ruang yang terdefinisi dengan baik, umumnya berbentuk terpusat atau teratur.

Gerbang yang membuka pemandangan atau pemandangan luar.


TEORI KOMPOSISI DALAM
ARSITEKTUR
Teori komposisi dalam arsitektur

Komposisi adalah susunan. Susunan tersebut dapat dibuat sebagai dasar penilaian
keindahan dengan keterpaduan prinsip-prinsip penyusunan dari elemen-elemen.
Sebuah komposisi merupakan permainan dari unsur:
1. emphasis, yaitu yang diberi penekanan khusus paling menonjol.
2. Dominan, yaitu yang memberikan pengaruh yang kuat
3. Sub-dominan, yaitu memberikan pengaruh namun hanya sebagai penunjang dari
yang dominan
4. Subordinate, yaitu yang terendah, terkecil, yang tidak menonjol.

Sebuah karya arsitektur tidak terlepas dari permainan elemen titik, garis, bidang, bentuk,
dan ruang, kesemuanya itu diatur dan disusun dengan prinsip penyusunan dan
menggunakan Teknik komposis dan proporsi. Komposisi memadukan dan Menyusun
semua elemen tersebut, contoh untuk mendapatkan estetika tertentu yang dimaui oleh
perancang.
Selain dari hal-hal yang menyangkut teknik penyusunan tersebut, beberapa
arsitek menemukan teknik komposisi yang menjadi ciri khas dari desainya, yaitu:

• DK Ching dengan permainan pengurangan, penambahan, dan


stretch

• Rob Krier dengan banyak penembusan, fragmentasi, dan


pemecahan

• Peter Eisenmann yang banyak bermain dengan empat bentuk


dasar yang diciptakan sendiri
Dk ching membuat teori komposisi dari perubahan bentuk dasar 2 dimensi, yaitu
lingkaran, segitiga, dan bujur sangkar serta 3 dimensi, yaitu bola, tabung, kerucut,
prisma, limas, dan kubus.

Bentuk-bentuk tersebut, baik 2 dimensi dan 3 dimensi akan mengalami transformasi


bentuk dengan: stretch, adding/ penambahan, dan subtract / pengurangan.

DK Ching
Sebuah bentuk ditarik,
dan diambil bentuk di
dalam atau
keseluruhannya

Sebuah bentuk
ditambahkan bentuk
lain menjadi sebuah
kesatuan

Sebuah bentuk dikurangi


dengan bentuk lain,
menjadi sebuah bentuk
baru.
Rob krier membaginya jauh lebih luas, dari skala kota, building, sampai
interior; teori komposisi rob krier didasarkan dari bentukan geometri yang
teratur dan tidak teratur. Dari bentukan tersebut mengalami:
pembengkokan, pemecahan atau break, pemecahan yang menjadi
segmen, penambahan, penembusan atau penetrasi, dan penumpukan/
superimpose.

Rob Krier
Peter Eisenman membuat teori komposisinya dari bentuk
dasar yang diciptakan sendiri. Bagi peter Eisenman,
bentuk dasar tersebut adalah
• grid,
• cubes,
• el forms,
• bars
Keempat bentuk dasar tersebut mengalami penembusan,
lalu stretching dan masih banyak lagi. Selain itu, peter
Eisenman juga mempertimbangkan lingkungan sekitar
dalam mendesain sampai skala urban.

Peter Eisenman
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai