Anda di halaman 1dari 3

RESUME

UKD PENGANTAR ARSITEKTUR 1


Nirwan Shubhan

I0215062

1. Pengertian Arsitektur
Sebagai produk
Sebagai proses
Sebagai ilmu pengetahuan
jika jelas obyek formal
e.g: bangunan (bentuk /
massa dan ruang) sebagai
lingkungan binaan.

dan obyek material.

e.g: utilitas (fungsi), firmitas


(kekuatan), venusitas (estetika).

Pengertian Secara umum


Arsitektur merupakan tempat bernaung dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit.
Arsitektur mencakup merancang (desain) keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro
yaitu kota, lingkungan, lansekap, sampai dengan level mikro seperti bangunan, ruang, perabot.
2. Fungsi, Bentuk, dan Ekspresi Arsitektur
a. Fungsi dalam Arsitektur
Adalah fungsi yang berkaitan dengan upaya memenuhi kebutuhan aktivitas dan perilaku
manusia sebagai pengguna bangunan.
Di Arsitektur dikenal kelompok bangunan. Kelompok Bangunan ada Wisma (hunian), Karya
(tempat bekerja), Suka (tempat hiburan), dan Tempat Ibadah.
Fungsi sendiri sebenarnya sudah mencakup aspek estetika dan psikologis. Sehingga bisa
dikatakan utilitas di sini dimaksudkan sebagai pendayagunaan bangunan, bukan peran atau tugas
dari bangunan itu. Fungsi lebih mengarah kepada visual atau apa yang dirasakan setelah melihat
bangunan itu untuk pertama kalinya.
b. Bentuk
Bentuk, bagi Vitruvius, bila mau dikaitkan dengan fungsi/utilitas tentunya merupakan
gabungan antara firmitas dengan venusitas.
Bentuk dapat dikenali karena memiliki ciri ciri visual, antara lain Wujud, Dimensi, Warna,
Tekstur, Posisi, Orientasi, dan Inersia Visual.
c. Ekspresi Bentuk
Oleh karena seseorang dengan latar belakang dan pengalaman yang berbeda-beda, maka
tanggapan terhadap ekspresi yang dimunculkan oleh suatu obyek juga akan berbeda-beda, yang
dapat dipengaruhi oleh Fungsi, Struktur, dan Budaya.
Dalam kenyataannya, keterkaitan fungsi, dan bentuk dapat menghadirkan berbagai macam
ekspresi. Penangkapan ekspresi bentuk bisa sama ataupun berbeda pada setiap pengamat, tergantung
dari pengalaman dan latar belakang pengamat.
3. Sejarah Arsitektur
Di dalam Arsitektur juga mempelajari deskripsi arsitektur tradisi, konteks sosial dan budaya,
peruangan, sumbu/aksis dan pola, bentuk bangunan, konstruksi, detail, elemen, ragam hias /
ornamen, dan lain2 yang terkait selama periode masa lalu, kolonial, kemerdekaan, dan masa kini /
kiwari.
4. Perilaku
a. Arsitektur dan Lingkungan Perilaku
Pengalaman atas fenomena atribusi Lingkungan yang dialami oleh manusia adalah produk dari
interaksi antara manusia dengan lingkungan fisik sekitarnya yang dipersepsikannya. Maka dari itu
dibutuhkan Pengkajian Lingkungan Perilaku untuk mengetahui bagaimana lingkungan buatan dapat
melayani kebutuhan manusia dengan sebaik-baiknya.
5. Keterkaitan Poleksosbud dengan Arsitektur

6.

7.

8.

9.

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara
lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Ekonomi merupakan salah
satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi,
dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Sosial adalah salah satu aspek dari kebudayaan dan
merupakan bagian dari kebudayaan. Budaya atau kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Semuanya membentuk aspek Poleksosbud, yang mendasari
faktor dan alasan arsitek merancang sebuah bangunan. Seluruh bangunan memiliki aspek
Poleksosbud, baik keseluruhan aspek, salah satunya, maupun beberapa, yang ditunjukkan baik
eksplisit maupun implisit kepada pengamat.
Arsitektur dan Profesi Arsitek
Arsitektur sebagai sesuatu yang berkaitan dengan penciptaan (kreasi) serta teknik mendirikan
bangunan / gedung atau tempat kegiatan manusia yang meliputi aspek kegunaan / fungsi, kekuatan /
kekukuhan, serta estetika (keindahan) bangunan.
Arsitek didefinisikan sebagai seorang perancang bangunan (building designer). Dalam
skala kecil (mikro) tugas dan peran arsitek adalah menata ruangan-ruangan (rooms) yang
diintegrasikan secara utuh dalam bentuk bangunan (building). Dalam skala makro, tugas seorang
arsitek juga berkaitan setidaknya dengan tiga tingkatan: (a) penataan / tata bangunan, (b) penataan /
tata lingkungan dan (c) penataan / tata ruang.
Demikian pula dalam menjalankan tugas profesinya, seorang arsitek dituntun dan dijaga oleh
Kode Etik dan Tata Laku yang berlaku dalam profesi arsitek.
Dalam proses penciptaan bangunan atau lingkungan binaan ini mengandung unsur-unsur
penting seperti: (a) adanya idea / gagasan, (b) kemampuan kreativitas, (c) kemampuan / bakat
tentang persepsi ruang, (d) kemampuan grafis dan (e) berpikir imajinatif. Sedangkan dalam
proses pewujudan bangunan atau lingkungan binaan di dalamnya mengandung unsur-unsur penting
seperti: (a) teknik dan keteknikan bangunan / lingkungan, (b) metode pembangunan (construction
methods), (c) pengalaman / kontekstual kondisi lapangan.
Setidaknya terdapat tiga domain penting dalam Arsitektur, yaitu domain keilmuan,
keteknikan, dan seni.
Teori dan Penelitian dalam Arsitektur
a. Teori dalam Arsitektur
Memiliki ciri-ciri yang tidak setepat seperti teori dalam IPA, lebih sebagai hipotesis /
dugaan / harapan, Merupakan pendekatan perancangan (dari aspek-aspek tertentu), Lebih
merupakan kegiatan sintesis dari pada analisis (terutama dalam desain/perancangan), merupakan
gabungan dari teori-teori bidang /disiplin lain (seperti psikologi, fisiologi manusia, IPA, dll),
sering merupakan pinjaman / analogi dari disiplin ilmu lain.
Terdiri dari Teori Arsitektur yang merupakan Analogi, yaitu Analogi Matematis, Biologis
(biomorfik dan organik), Romantik, Linguistik, Mekanik, Pemecahan Masalah, Adhocis, Bahasa
Pola, dan Dramaturgi.
b. Penelitian dalam Arsitektur
Dalam Arsitektur, terdapat penelitian yang berupa Eksplorasi / penjelajahan, Deskripsi
(pelaporan peringkasan), Eksplanasi / penjelasan (misal dengan studi komparatif, studi
korelasional, studi sebab akibat) dan bertujuan untuk membangun suatu teori, menjelaskan
hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain, peramalan masa depan, dan lain-lain.
Peran Teknologi dan Bentuk dalam Arsitektur
Terdapat teknologi dalam Arsitektur, yang berkembang meliputi Perkembangan Teknologi
Material, Perkembangan Teknologi Struktur dan Rekayasa Perhitungan, Perkembangan Teknologi
Peralatan dan Mesin, dan Perkembangan Teknologi Pelaksanaan. Selain itu, dalam Arsitektur,
bentuk-bentuk alami memberi ilham / pemahaman yang sangat penting dalam perkembangan
teknologi struktur dan rancangan.
Proses dan Metode Perancangan Arsitektur
Perancangan dalam konteks Arsitektur adalah aktivitas usaha mengubah keadaan semula
menjadi keadaan masa depan yang di bayangkan, yang meliputi proses Permulaan, Persiapan,
Pengajuan Usul, Evaluasi, dan Daur Umpan Balik serta Pengulangan.

Ada tiga faktor syarat utama dalam merancang bangunan, yaitu bangunan harus fungsional /
utilitas, bangunan harus kuat, sehingga orang yang memakainya merasa aman (firmitas/ faktor
struktural), bangunan harus memiliki nilai estetika (venusitas / keindahan ).
Ada dua cara atau metode seorang desainer atau seorang arsitek dalam memecahkan /
merancang sesuatu yang berkaitan dengan hasil desain. Metode tersebut yaitu metode tradisional
atau disebut black box dan metode rasional atau disebut glass box.
10. Perencanaan dan Perancangan dalam Arsitektur
Perancangan adalah usulan untuk mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang
lebih baik. Keterkaitannya dengan Perencanaan yaitu Perancangan merupakan tindak lanjut dari
perencanaan, Perencanaan merupakan bagian dari proses perancangan arsitektur, serta Perencanaan
dan perancangan merupakan proses untuk membentuk lingkungan binaan.
Dalam praktiknya, proses perancangan diaplikasikan dalam jasa-jasa utama Arsitektur,
termasuk Rancangan Skematis, Pengembangan Rancangan, Dokumen Konstruksi, dan Penawaran.

Anda mungkin juga menyukai