Dosen :
Ir. Khotijah Lahji, MT.
Disusun Oleh :
Muhammad Sugari (052001600098)
Pandu Cakra Wibawa (052001600102)
Tamara Yunika Putri Zulkarnain (052001600109)
Thariq Azis Muttaqien (052001600110)
Zahra Fathia (052001600117)
Garin Elang Kusuma (052001600128)
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Segalanya atas curahan dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dan dapat dikerjakan sebaik-baiknya. Tidak
lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya, terlebih
khususnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ir. Khotijah Lahji, MT selaku dosen mata kuliah Pranata Pembangunan yang
telah memberikan arahannya sehingga bisa terlaksananya pembuatan tugas ini.
2. Teristimewa kepada Keluarga yang telah memberikan dukungan materiil dan moril.
3. Teman-teman 2016 yang telah membantu mencurahkan informasi, serta pikirannya.
Harapan penulis semoga tulisan laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi tulisan agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap arsitek diharuskan memiliki kemampuan bukan hanya dalam hal merancang, namun
harus memiliki kemampuan pengetahuan tentang legalitas mengenai perancangan,
pembangunan, dan pemeliharaan. Dengan kemampuan tersebutlah arsitek mampu
mengeluarkan keputusan yang tepat berdasarkan ketetapan hukum yang berlaku, mengetahui
mana yang benar dan yang salah serta mana yang masih dalam koridor hukum dan yang sudah
melewati koridor hukum.
Pihak arsitek, pengguna, pengawas dan instansi harus saling bersinergi mendukung
penegakan regulasi hukum tersebut, agar menciptakan lingkungan berkelanjutan yang baik dan
benar.
Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya tulisan ini adalah untuk memenuhi persyaratan Ujian Tengah Semester
mata kuliah Pranata Pembangunan, serta menjawab apa yang ada dalam rumusan masalah.
BAB 2
PEMBAHASAN
HUKUM adalah (1) peraturan atau adat yg secara resmi dianggap mengikat, yg
dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah; (2) undang-undang, peraturan, dsb untuk mengatur
pergaulan hidup masyarakat; (3) patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dsb)
yg tertentu; (4) keputusan (pertimbangan) yg ditetapkan oleh hakim (dl pengadilan); vonis.
PRANATA adalah sistem tingkah laku sosial yg bersifat resmi serta adat-istiadat dan
norma yg mengatur tingkah laku itu, dan seluruh perlengkapannya guna memenuhi berbagai
kompleks kebutuhan manusia dl masyarakat; institusi
Bila disimpulkan, Pranata Pembangunan adalah kaidah-kaidah yang mengatur antar pihak
(pemilik, perancang, pengguna) agar terciptanya lingkungan binaan yang sesuai dengan
kebutuhan pengguna yang bermukim.
Izin Mendirikan Bangunan atau biasa dikenal dengan IMB adalah perizinan yang diberikan
oleh Kepala Daerah kepada pemilik bangunan untuk membangun baru, mengubah,
memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan sesuai dengan persyaratan administratif
dan persyaratan teknis yang berlaku.
IMB merupakan salah satu produk hukum untuk mewujudkan tatanan tertentu sehingga
tercipta ketertiban, keamanan, keselamatan, kenyamanan, sekaligus kepastian hukum.
Kewajiban setiap orang atau badan yang akan mendirikan bangunan untuk memiliki Izin
Mendirikan Bangunan diatur pada Pasal 5 ayat 1 Perda 7 Tahun 2009.
2.3 Persyaratan Izin Mendirikan Bangunan
2. fotokopi surat pemberitahuan pajak terhutang dan surat tanda terima setoran (bukti
pelunasan) pajak bumi dan bangunan tahun terakhir;
b. Fotokopi akta kepemilikan tanah yang dikeluarkan oleh camat yang dilegalisir oleh
camat (bagi tanah yang belum bersertifikat)
c. Fotokopi akta kepemilikan tanah yang dikeluarkan oleh notaris yang dilegalisasi oleh
notaris
d. Surat tidak silang sengketa untuk keperluan mengurus imb yang dikeluarkan oleh
lurah (bagi surat tanah yang belum bersertifikat)
6. Fotokopi akte perusahaan yang dilegalisasi atau fotokopi surat keputusan instansi
yang dilegalisasi (bagi pemohon yang berbadan hukum)
8. Fotokopi surat perjanjian sewa menyewa tanah bagi permohonan imb yang bersifat
sementara atau berjangka waktu kurang dari 5 (lima) tahun yang dilegalisir oleh notaris
11. Izin dari warga dengan jarak radius setinggi bangunan bagi pembangunan menara
telekomunikasi
2. Gambar rencana bangunan rangkap 3 (tiga) minimal ukuran kertas a3 dengan skala 1:100
(satu banding seratus) atau 1:200 (satu banding dua ratus) yang disetujui oleh pemohon, yang
terdiri dari:
b. Tampak depan, tampak samping kiri, tampak samping kanan dan tampak belakang;
d. Konstruksi (pondasi, pengikat pondasi (sloop), kolom, balok, lantai, tangga, dan
rencana atap/kap;
e. Denah sanitasi, tangki pembuangan limbah manusia (septic tank), bak kontrol dan
3. Perhitungan konstruksi yang dibuat oleh konsultan dan ditandatangani oleh perencana dan
distempel oleh konsultan bagi bangunan dengan:
b. Ketinggian 2 (dua) lantai atau lebih untuk bangunan yang digunakan untuk
kepentingan umum
d. Konstruksi kuda-kuda baja atau kayu yang bentangannya lebih dari 5 (lima) meter
per lantai
e. Konstruksi baja atau kayu yang ketinggian tiangnya lebih dari 5 (lima) meter per
lantai
4. Surat jaminan kekuatan konstruksi yang dibuat oleh konsultan atau perencana yang
bersertifikat untuk permohonan imb menambah tingkat.
BAB 3
STUDI KASUS
The Green BSD, The Green Cluster Royal Blossom Blok K 15 No.12
Alamat : Jl. Buaran - Rw. Buntu No.51, Cilenggang, Serpong, Kota
Tangerang Selatan, Banten 15310
Luas Lt. Dasar : 72 m2
Luas Lt.1 : 70 m2
Sertifikat : HGB (Hak Guna Bangunan)
Jumlah Lantai :2
3.2 Analisa
3.2.1 Perencanaan
a. Aspek Pendukung
Lokasi:
1. Jl. Jl. Buaran - Rw. Buntu No.51, Cilenggang, Serpong, Kota Tangerang Selatan,
Banten 15310
2. KDB maksimal 60 (enam puluh) persen;
3. KLB maksimal 1,2 (satu koma dua);
4. tinggi bangunan maksimal dibatasi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan; dan
5. KDH minimum 10 (sepuluh) persen
b. Acuan Regulasi
1. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan
2. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013 Tentang Bangunan Gedung
3. PP PU 29/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
c. Sanksi
1. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011 BAB X Tentang
KETENTUAN PIDANA
d. Kesimpulan
1. Rumah sudah terletak pada zona permukiman.
2. KDB tidak melanggar peraturan karena 60% dari 120 m2 (luas tanah) adalah 72 m2
yang ukurannya sama dengan luas lantai dasar.
3.2.2 Perizinan
1. Izin Peruntukan
berdasarkan regulasi Peraturan Daerah Tangerang Selatan No. 5 Tahun 2011 BAB
VII Tentang Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pasal 66
(Bagian Ketiga Pasal 94 : Ketentuan Perizinan)
Sanksi :
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
2. Advice Planning
berdasarkan Peraturan Pemerintah RI no. 36 tahun 2005 Pasal 14, ayat (4 )
Sanksi :
UU No. 32 tahun 2009 Pasal 113
3. Izin AMDAL
berdasarkan regulasi PP Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Amdal.
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlingungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
UU no. 27 tahun 2012
Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan
Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh
izin
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut Amdal,
adalah kajian mengenai dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan
Sanksi :
UU No. 32 Tahun 2009 Pasal 97-115 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
UU No. 23 Tahun 1997 Pasal 41-46
4. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
UU No.28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 14 Tahun 2011 Tentang
Penyelenggaraan Dan Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang.
Sanksi :
PP No.36 Tahun 2005 Bab VII : Sanksi Administratif Bagian Pertama: Umum/
Pasal 113 – 118
BAB 4
KESIMPULAN
Dalam studi kasus ini menunjukan bahwa Pemukiman Royal Blossom, Bumi Serpong
Damai, Kelurahan Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten. Tidak
ditemukan indikasi melanggar regulasi hukum/legalitas yang diberlakukan oleh Pemerintah
Tingkat Daerah setempat maupun Tingkat Pemerintah Pusat. Kasus ini dapat dijadikan contoh
untuk pihak-pihak yang melanggar hukum.
Regulasi hukum dalam arsitektur dapat mengetahui dan mengatur tentang batasan-
batasan sesuai dengan hukum / legalitas sehingga tidak ada yang dirugikan di pihak manapun,
mencegah kerusakan lingkungan, mencegah pelanggaran, menghindari konflik dengan
masyarakat, menjaga pembangunan sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan,
perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam mengelola lingkungan, keberlangsungan usaha,
interaksi saling menguntungkan dengan masyarakat, dan yang terutama adalah sebagai bukti
ketaatan hukum.
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt50a86f56c173c/sanksi-hukum-jika-tidak-
memiliki-izin-mendirikan-bangunan
http://www.jdih.setjen.kemendagri.go.id/files/KOTA_TANGERANG%20SELATAN
_14_2011.pdf
4. Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 6 Tahun 2015 Tentang Bangunan
Gedung http://dpmptsp.tangerangselatankota.go.id/uploads/regulasi/daerah/27.pdf