Anda di halaman 1dari 6

TEORI DAN KRITIK ARSITEKTUR

ESTETIKA

JEFRIYANTO
60100120005
Menurut para ahli definisi estetika
TEORI DAN KRITIK ARSITEKTUR ESTETIKA adalah
Definisi Estetika
Herbert Read mendefiniskan bahwa
Istilah estetika di populerkan keindahan
oleh Alexander Adalah kesatuan dan hubungan” bentuk
Gottlieb baumgartem (1714- yang ter
1762). Melalui beb Dapat diantara penerapan” indrawi kita
Erapa uraian yang
berkembang menjadi ilmu
Tentang keindahan (Encarta
encyclopedia 2001) Herbet Read
Baumgarten menggunakan
istilah estetika untuk
Membedakan antara
pengetahuan intelektual Estetika dikenakan pada objek
Dan pengetahuan indrawi. yang
Dengan melihat memiliki nilai indah atau tidak
Bahwa istilah estetika baru indah.
muncul pada
Abad 18, maka pemahaman
tentang keindahan
J.W MORIS
Sendiri harus dibedakan
dengan
pengertian estetika.

Estetika adalah ilmu pengetahuan


yang
Alexander Gottlieb
mempelajari Proses” penikmatan
baumgartem (1714-1762
dan aturan”
dalam menciptakan rasa nyaman.

Bruce Allsopp
(1977)
Estetika dalam Arsitektur

Dalam arsitektur, estetika dalah sebuah bahasa visual, yang


tidak sama
sengan beberapa bahasa estetika yang tidak visual, seperti
bahasa itu
sendiri. Estetika dalam arsitektur memiliki banyak sangkut paut
dengan
segala yang visual seperti permukaan,volume,elemen,garis,dan
sebagainya
termasuk berbagai order harmoni sepertikomposisi

Teori estetika

1).Teori Estetika Subyektif

Menurut Herbert Read Teori subyektif menyatakan bahwa


sesungguhnya
yang menyatakan ciri ciri yang menimbulkan keindahan adalah
tidak
ada,yang ada hanyalah tanggapan perasaan dalam diri
seseorang dalam
mengamati sesuatu benda:

a.subyektif diri sendiri


b.pengaruh dari lingkungan

2).Teori estetika objektif

Teori objektif berpendapat bahwa keindahan atau ciri ciri yang


menciptakan
nilai estetika adalah sifat (kualitas)

3).Teori estetika Proporsi Dan Matematis


Sedangkan keindahan ekpresi
Didalam keindahan keindahan terdiri
adalah misalnya:
dari keindahan bentuk dan
keindahan ekpresi. Keindahan
seperti:

KESATUAN KARAKTER

KESEIMBANGAN WARNA

KOMPOSISI GAYA

IRAMA BAHAN
METODE KRITIK DESKRIPTIF
Bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, atau semata-mata membantu
orang melihat apa yang sesungguhnya ada. Kritik ini berusaha mencirikan
fakta-fakta yang menyangkut sesuatu lingkungan tertentu. Dibanding
metode kritik lain kritik deskriptif tampak lebih nyata (factual).

1. Depictive Criticism (Gambaran bangunan) 2. Biographical Criticism (Riwayat Hidup) 3. Contextual Criticism ( Persitiwa)

Kritik yang hanya mencurahkan perhatiannya Untuk memberikan lebih ketelitian untuk
· Static (Secara Grafis) lebih mengerti suatu bangunan,
pada sang artist
(penciptanya), khususnya aktifitas diperlukan beragam informasi dekriptif,
·Dynamic (Secara Verbal) yang telah dilakukannya informasi seperti aspek-aspek
tentang sosial, politikal, dan ekonomi
· Process (Secara Prosedural) konteks bangunan yang telah didesain.

· Kelebihan Kritik Deskriptif


Dengan kritik deskriptif kita bisa mengetahui suatu karya hingga ke seluk
beluknya. Metode dari deskriptif ini dapat di kritisi secara induktif, dari hal
yang umum ke khusus ataupun deduktif dari hal yang khusus ke umum.
Metode kritik ini tidak bertujuan untuk pengembangan karya selanjutnya
seperti metode impresionis yang menggunakan hasil kritik untuk karya
selanjutnya.
· Kekurangan Kritik Deskriptif
Hanya menjelaskan secara singkat tentang isi, proses, dan pencipta sebuah
karya.
Logo

COMPANY HISTORY
here

Bentuk adalah hal pertama


yang dapat dilihat oleh pengamat karena di dalamnya terdapat unsur-unsur
elemen visual seperti garis, shape, value, tekstur, warna dan ruang. Bentuk
ESTETIKA UNSUR-UNSUR ARSITEKTUR BANGUNAN MASJID AGUNG
dianggap sebagai suatu yang fundamental, berdiri sendiri sebagai suatu
SURAKARTA
elemen tertutup dan terstruktur dalam dunia visual
Bentuk Komposisi Terbang Biola Pembahasan estetika unsur-unsur
arsitektur bangunan Masjid Agung Surakarta dimulai dari melihat bentuk
dan struktur unsurunsur Arsitektur Bangunan Masjid Agung Surakarta.
Karya
arsitektur dan interior sebagai wujud budaya, tidak hanya menjawab
berbagai persoalan fungsi. Manifestasi fisiknya mengakomodir aktivitas
manusia. Pengaturan dan penataan bentuk dan ruang akan menentukan
bagaimana arsitektur mungkin mengangkat suatu usaha, membangkitkan
respons-respons, dan mengkomunikasikan makna. Bentuk dan ruang
ditampilkan bukan sebagai akhir dari suatu makna, namun sebagai alat
untuk memecahkan masalah dalam usaha merespons kondisi, fungsi, dan
tujuan sesuai konteksnya (Ching: 2008: ix)..

Anda mungkin juga menyukai