Anda di halaman 1dari 11

ESTETIKA

PRESPEKTIF ESTETIKA DAN TERMINOLOGI ESTETIKA

DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ramalis Hakim., M.Pd.
Asra Ilal Khairi, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :
Rekha Awdina (19020015)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
PENDIDIKAN SENI RUPA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan
menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
Estetika dengan judul PRESPEKTIF ESTETIKA DAN TERMINOLOGI ESTETIKA
Disamping itu, Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini.

Akhir kata, penulis memahami jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka
kritik dan saran sangat kami butuhkan guna memperbaiki karya-karya kami di waktu-waktu
mendatang.

Padang, februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Penuliasan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
Prespektif Estetika ........................................................................................................ 3
Terminologi Estetika .................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 7
Kesimpulan .................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Setiap orang mempunyai apresiasi terhadap suatu seni yang


berbeda-beda. Perbedaan itu diakibatkan oleh perbedaan latar belakang
yang dibawa oleh masing-masing orang. Seni bisa menjadi suatu budaya
yang melekat pada suatu daerah dan mempunyai ciri-ciri khas tersendiri.
Sedangkan pengertian dari seni itu sendiri menurut Marcel Denesi, seni
adalah sesuatu yang dapat dikenali oleh semua orang, namun tidak ada yang
dapat mendefinisikan seni dengan tepat (Denesi,2010:230). Dari pernyataan
tersebut,dapat ditarik garis besar bahwa sebuah seni merupakan hasil dari
representasi daya imajinasi kreatif seseorang yang di tuangkan dalam
sebuah hasil karya seni yang mempunyai keindahan di dalamnya.
Keindahan yang diciptakan dalam suatu karya seni mempunyai suatu bentuk
estetika.
Istilah estetika diperkenalkan oleh filsuf bernama A.G Baumgarten
(1750). Baumgarten menamakan seni itu sebagai pengetahuan sensoris,
yang dibedakan dengan logika yang dinamakan sebagai pengetahuan
intelektual. Secara etimologis (Shipley 1957:21 dalam Ratna,2007:3)
estetika berasal dari Bahasa Yunani, yaitu: aistheta, yang juga diturunkan
dari aisthe (hal-hal yang ditanggapi dengan indra, tanggapan indra). Dari
pengertian di atas bisa dimengerti bahwa estetika merupakan sesuatu yang
diturunkan dan dirasakan melalui panca indra. Sebagai objek yang
menggandung aspek estetis, karya seni memiliki ketrampilan untuk
membuat karya yang bermutu yang mempunyai keindahan. Sedangkan
tujuan dari estetika adalah keindahan (Ratna,2007:4).
Dalam makalah ini saya ingin menyajikan tentang prespektif
estetika dan terminologi estetika. Estetika yang mempunyai hubungan
dengan seni . Cangkupan estetika pun cukup luas yang dapat didalami dan
di pelajari dalam kaidah-kaidah yang mengandung unsur keindahan.

1
B. Rumusan Masalah

1. Prespektif Estetika
2. Terminologi Estetika

C. Tujuan Penuliasan

1. Untuk mengetahui prespektif estetika


2. Untuk mengetahui terminologi estetika

2
BAB II

PEMBAHASAN

Prespektif Estetika

Istilah estetika berasal dari kata Yunani:

a. Aistetika yang berarti hal-hal yang dapat dicerap dengan panca indra

b. Aisthesis yang berarti pencerapan panca indra (sense


percepstion)(The Liang Gie, 1976:15).
Jadi, estetika menurut arti etimologis, adalah teori tentang ilmu
penginderaan. Pencerapan panca indra sebagai titik tolak dari
pembahasan Estetika didasarkan pada asumsi bahwa timbulnya rasa
keindahan itu pada awalnya melalui rangsangan panca indra.

Istilah estetika sebagai ”ilmu tentang seni dan keindahan” pertama kali
diperkenalkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten, seorang filsuf
Jerman yang hidup pada tahun 1714-1762. Walaupun pembahasan
estetika sebagai ilmu baru dimulai pada abad ke XVII namun pemikiran
tentang keindahan dan seni sudah ada sejak zaman Yunani Kuno, yang
disebut dengan istilah ”beauty” yang diterjemahkan dengan istilah
”Filsafat Keindahan”.

Keindahan, menurut luasnya lingkupan dapat dibedakan menjadi 3


macam, yaitu :

1. Keindahan dalam arti yang terluas, meliputi keindahan alam,


keindahan seni, keindahan moral, keindahan intelektual dan
keindahan mutlak (absolut)

2. Keindahan dalam arti estetis murni : menyangkut pengalaman


esetetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu
yang dicerapnya.

3. Keindahan dalam arti terbatas hanya menyangkut benda-benda

3
yang dicerap dengan penglihatan, yakni berupa kiendahan bentuk
dan warna (The Linag Gie, 1996:17-18).
Dalam kenyataanya, pencerapan indra penglihatan hanya bersifat
terbatas yang menyangkut cahaya, warna dan bentuk. Keindahan dalam
arti pengertian inderawi sebenarnya lebih luas daripada yang dapat
ditangkap oleh indera penglihatan, sebab beberapa karya seni dapat pula
dicerap oleh indera pendengaran, misalnya seni suara.

Keindahan dalam arti luas mengandung pengertian idea kebaikan, misalnya


Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan
Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga
menyenangkan.Plotinus mengatakan tentang ilmu yang indah dan
kebajikan yang indah.

Definisi estetika itu beragam. Tiap-tiap filsuf mempunyai pendapat yang berbeda
antara satu dengan yang lain. Tetapi pada prinsipnya, mereka sependapat bahwa
estetika adalah cabang ilmu filsafat yang membahas tentang keindahan/hal yang
indah, yang terdapat dalam alam dan seni. Definisi-definisi itu diantaranya:
a. Definisi umum :
Estetika adalah cabang filsafat yang membahas mengenai keindahan/hal
yang indah, yang terdapat pada alam dan seni.
b. Luis O. Kattoff:
Cabang filsafat yang membicarakan definisi, susunan dan peranan
keindahan, khususnya di dalam seni.
c. Dictionary of Philosophy (dagobert D. Runes):
Cabang filsafat yang berhubungan dengan keindahan atau hal yang
indah, khusunya dalam seni serta citarasa dan ukuran-ukuran nilai baku
dalam menilai seni.
d. The Encyclopedia of Philosophy
Estetik adalah cabang Filsafat yang bertalian dengan penguraian
pengertian- pengertian dan pemecahan persoalan-persoalan yang timbul
bilamana seseorang merenungkan tentang benda-benda estetis.Pada
gilirannya benda-benda estetis adalah semua benda yang tekena oleh
pengalaman estetis; dengan demikian hanyalah setelah pengemalan

4
estetis dapat secukupnya dinyarakan ciri-ciri bisalah seseorang
menentukan batasnya golongan benda-benda estetis tersebut.
e. William Halverson
Cabang filsafat (axciology)yang bertalian dengan sifat dasa dari nilai-nilai
non-moral khususnya keindahan dan nilai-nilai lainya apapun yang
mempunyai sangkutan istimewa dengan seni.
f. Van meter Ames (Collier's Encyclopedia)
Penelaahan tentang apa yang tersangkut dalam penciptaan, penghargaan
dan kritik seni, dalam ubungan seni dengan peranan yang berubah dari
sei dalam suatu dunia pancaroba.
g. Gerome Stolnitz (The Encyclopedia of Phylosophy)
Estetika dilukiskan sebagai penelaahan filsafati tentang keindahan dan
kejelekan.Keindahan mempunyai nilai estetis yang bersifat positif,
sedangkan kejelekan mempunyai nilai estetis yang bersifat negatif.Hal
yang jelek bukan berarti tidak adanya unsur keindahan.
h. The american Society for aestheties
Semua penelaahan menenai seni dan bermacam-macam pengalaman yang
berhubungan dengan itu dari suatu sudut pandang filsafati, ilmiah dan
teoritis lainnya, termasuk dari psikologi, sosiologi, anthropology, sejarah
kebudayaan kritik seni dan pendidikan (The Liang Gie,1976,16-31).
Terminologi Estetika

Pengertian istilah estetika menurut terminologinya terdapat beberapa macam, di


antaranya
1. Estetika adalah ilmu pengenalan sensitif dan teori seni (Baumgarten).
2. Estetika adalah ilmu sebagai aktivita ekspresif baik yang representatif maupun
yang imajinatif (Benedetto Croce).
3. Estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan
dengan keindahan, mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut
keindahan (Djelantik).
4. Estetika adalah filsafat seni yang berisi segala macam pemikiran dan
pembahasan mendalam (filosofis) tentang seni dan keindahan.
Beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas menunjukkan dengan jelas
bahwa lingkup bahasan estetika meliputi dua pokok bahasan utama, yaitu segala

5
persoalan yang berkaitan dengan keindahan (estetis) dan persoalan yang berkaitan
dengan seni. Kadangkala pembahasan kedua persoalan itu saling terkait dan sulit
dipisahkan. Beberapa persoalan yang tergolong di dalam kedua lingkup bahasan
tersebut di antaranya:

 Persoalan Nilai Estetis (esthetic value) menyangkut antara lain: apakah


keindahan itu; apakah keindahan bersifat objektif atau subjektif; apakah yang
menjadi ukuran baku keindahan, bagaimanakah peranan keindahan dalam
kehidupan manusia; dan bagaimanakah hubungan keindahan dengan kebenaran
dan kebaikan?
 Persoalan Pengalaman Estetis (esthetic eksperience) menyangkut antara lain:
apakah yang disebut pengalaman estetis; bagaimanakah sifat dasar atau ciri-ciri
suatu pengalaman estetis; apakah yang menyebabkan orang menghargai sesuatu
yang indah; apakah yang merupakan rintangan dari pengalaman estetis; dan
objek apakah yang dapat menjadi sasaran pengalaman estetis?
 Persoalan Perilaku Seniman menyangkut antara lain: apa dan siapakah
seniman itu; bedakah seorang seniman dengan perajin; apakah yang mendorong
seseorang menciptakan suatu karya seni; bagaimanakah proses penciptaan itu
berlangsung dalam diri seseorang; dan bagaimanakah hubungan kepribadian
seniman dengan karya seni ciptaannya?
 Persoalan Seni menyangkut antara lain: apakah seni itu; bagaimanakah
penggolongan seni yang tepat; apakah sifat dasar dan nilai-nilai dari karya seni;
manakah yang lebih penting antara bentuk dan isi dari karya seni; dan
bagaimanakah hubungan seni dengan agama, filsafat, dan ilmu?

6
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Dapat disimpulkan definisi estetika itu beragam. Tiap-tiap filsuf
mempunyai pendapat yang berbeda antara satu dengan yang lain. Tetapi pada
prinsipnya, mereka sependapat bahwa estetika adalah cabang ilmu filsafat yang
membahas tentang keindahan/hal yang indah, yang terdapat dalam alam dan seni.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir, 1974, Diktat Estetika Timur (terjemahan dari Enciklopedia


of the World Art) ASRI, Yogyakarta
Sukarman B, 2006. Estetika. Makassar: Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri
Makassar.

Abdul Kadir, 1975, Pengantar Estetika (terjemahan dari Enciklopedia of


the World Art) ASRI, Yogyakarta

https://kiossahabatbaru.blogspot.com/2012/06/estetika.html

Anda mungkin juga menyukai