Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEPSI IBD DALAM KESUSASTRAAN,SENI DAN


KEINDAHAN MAKNA

Disusun Oleh :

Dirga humayu

FEBRI Khoirul anam

Martin afan maulana

M zulemahendra

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM

STAIDA
TUGUMULYO KEC. LEMPUING OKI SUM-SEL
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR Pertama kami panjatkan rasa puji kehadirat


Allah SWT, yang melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah - Nya kepada kami
sehingga makalah ini dapat dikerjakan dengan lancar dan baik. Makalah ini
dikerjakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Arab. Makalah ini dapat
disusun dengan baik karena tidak lepas dari bantuan semua pihak, untuk itu kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu. Ani Maghfiroh M.Pd yang telah
memberikan motivasi, bantuan baik langsung maupun tidak langsung sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah hingga selesai. Sehubungan dengan
adanya bantuan tersebut, kami berdoa semoga amal perbuatannya diterima Allah
SWT dan dijadikan amal sholeh. Walaupun makalah ini telah diselesaikan, namun
penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena
itu kami mengharap adanya kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
berguna khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi semua pihak yang
membaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4
A. Pengertian Keindahan .................................................................................. 4
B. Perbedaan Antara Seni Dan Keindahan ....................................................... 5
C. Karya Seni Yang Tidak Indah ...................................................................... 6
D. Sifat-Sifat Keindahan ................................................................................... 7
E. Pandangan Terhadap Pencapaian Kemakmuran .......................................... 8
F. Adapun konsep IBD dalam kesustraan, seni rupa dan seni musik yaitu:
Konsepsi IBD Dalam Kesustraan ........................................................................ 8
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14
A. Kesimpulan: ............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsepsi IBD dalam kesustraan, seni rupa dan seni musik . dapat diartikan
sebagai teori tentang keindahan dan seni . Arti keindahan sudah diurakan dimuka ,
sedangkan arti seni adalah keindahan yang diciptakan manusia pemandangan alam
yang paling indah adalah ciptaan tuhan
Akan tetapi keelokan tubuh manusia bukanlah merupakan seni karena
kesemuanya merupakan ciptaan tuhan. Pada hakikatnya seni itu adalah indah
,tetapi bukan berarti bahwa segalanya yang indah adalah seni Muthar lubis
mengatakan bahwa seni merupakan produk daya inspirasi dan daya cipta manusia
yang bebas dari cengkeraman dan belenggu berbagai ikatan The liang gie
mengungkapkan bahwa pengertian keindahan di anggap sebagai salah satu jenis
nilai ,yaitu nilai estetis .

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu keindahan dalam kaitannya dengan konsep IBD terhadap
kesustraan, seni rupa dan seni musik?
2. Apa perbedaan antara seni dan keindahan ?
3. Bentuk Karya Seni Yang Tidak Indah ?
4. Apa saja Sifat-Sifat Keindahan ?
5. Bagaimana yang dimaksud Pandangan Terhadap Pencapaian
Kemakmuran keindahan ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keindahan
Keindahan bagi manusia merupakan sesuatu yang sangat penting, yang
menunjukkan bahwa manusia itu memiliki perasaan yang halus, lembut, serta
menghargai kualitas. Tingginya cita rasa artistik seseorang dalam meresapkan
karya-karya yang indah, pada gilirannya akan memberikan pengaruh positif
terhadap sikap emosi dan sikap moralnya. Memiliki apresiasi terhadap seni,
berarti memiliki penghargaan, keakraban, dan kecintaan terhadap karya seni itu
sendiri. Rasa dan sikap batin tersebut berangkat dari suatu kemampuan meresap
dan menghayati keindahan serta kemampuan memahami makna yang terkandung
di dalamnya. Ada keindahan dalam arti luas, dan ada pula keindahan dalam arti
sempit, ada pula estetik murni, kontemplasi, ekstese, nilai estetis karya seni, dan
lain- lain. The Liang Gie dalam bukunya Garis Besar Estetik (filsafat keindahan) ,
menerjemahkan keindahan dengan kata beautiful. Menurut cakupannya, maka
harus dibedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan
sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Menurut The Liang Gie, keindahan
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
 indah dalam arti luas keindahan dalam arti luas mengandung ede
kebaikan.. plato menyebutnya sebagai watak yang indah dan hukum yang
indah
 indah dalam arti estetika murni keindahan dalam arti estetika murni adalah
pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan sesuatu yang
diserapnya.
 indah dalam arti terbatas pada penglihatan keindahan dalam arti terbatas,
hanya benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan, yaitu
keindahan bentuk dan warna.

Keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai, seperti halnya nilai
moral, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang tercakup dalam pengertian
keindahan disebut nilai estetis. Para filsof mendefinisikan keindahan sebagai suatu

4
kesatuan hubungan yang formal pengamatan, yang dapat menimbulkan rasa
senang. Dengan batasan tersebut, orang sering mencampuradukkan pengertian
keindahan dan seni. Padahal kesenian mempunyai gejala yang lebih konkret dari
keindahan. Dengan demikian pernyataan bahwa segala sesuatu yang indah adalah
seni, dan seni pastilah indah, tidak selalu benar. Kesenian mempunyai gejala yang
lebih konkret daripada keindahan. Kalau sudah mengidentifikasikan antara seni
dan keindahan, ada anggapan bahwa yang indah adalah seni tidaklah tetap karena
seni sudah pasti indah. Identifikasi ini belum tentu indah dan tidak ada keharusan
harus indah.

B. Perbedaan Antara Seni Dan Keindahan


Hampir semua kesalahan kita mengenai konsepsi seni ditimbulkan oleh
kekutangtepatan dalam penggunaan kata seni dan keindahan. Yang jelas bagi kita
ialah bahwa kedua kata itu selalu salah dalam penggunaannya. Kita selalu
menganggap bahwa semua yang idah adalah seni, atau sebaliknya. Sebetulnya
seni tidaklah selalu harus indah. Baik pendangan historis (dengan meneliti
bagaimana hasil-hasil seni di masa silam) maupun secara sosiaologis (dengan
mengingat, bagaimanakah manifestasi-manifestasi seni sekarang ini di berbagai
tempat di dunia) ternyata bahwa hasil seni sering tidak indah. Dalam menghadapi
sebuah karya seni, tidak hanya kategori keindahan yang bergetar dalam hati
seorang penonton, melainkan kategori lainnya juga. Perasaan estetik hanya
metupakan sebagian saja dari perasaan seni. Sebuah contoh yang sangat sederhana
dapat menerangkan bahwa keselarasan tidak selalu merupakan satu-satunya
pedoman untuk menimbulkan efek estetik, bahkan peniimpanan menambah efek
estetik. Mesalnya meja, persegi, daun mefa detutup dengan taplak yang juga
persegi, tetapi taplak itu tidak dipasang sedemikian rupa sehingga tepi taplak tidak
selaras dengan daun meja, tetapi justru menyilang. Karena persilangan inilah,
efeknya justru lebih menarik dan enak untuk dipandang. Selain itu perlu kita
perhatikan bahwa manusia mencipkan karya-karya seni dan manusia pula yang
menikmati. Manusia tidak melulu merupakan hono estheticus, melainkan sebagai
menusia sosial yang sevara historis berakar dalam suatu msyarakat dan zaman
tertentu, itulah sebabnya dalam menciptakan barang- barang seni, seorang

5
seniman juga terpengaruh lengkungan dan zamannyal, yang mungkin oleh
generasi sebelumnya kurang diperhatikan. Dunia modern memang penuh kejutan
dan ketegangan yang dalam waktu singkat dapat menggoncangkan hati kita akibar
adanya sistem mengekspresikan diri, tidak terdorong oleh gambaran keindahan,
melainkan oleh kejutan-kejutan yang sedang mereka alami. Protes terhadap
pembunuhan massal, tindakan yang merajalela, kemunafikan kaum berahgama
yang melarikan diri ke dalam benteng agama dan tidak eu melihat mertavat
manusia diinjak-injak, semua itu lebih bermakna dan lebih mendesak bagi
seniman modern daripada mengungkapkan hasil kontempk\lasi yang dinikmati di
tempat yang tenang dan tenteram. Jeroen Bosch, seorang pelukis Belanda yang
hidup pada abad ke-15, menampilkan gambar dari inpian buruk dan penuh dengan
makhluk aneh dan menakutkan dalam lukisannya.

C. Karya Seni Yang Tidak Indah


Seni modern memang sukar dimengerti, bahkan mengejutkan. Para
seniman modern tidak tertarik lagi oleh keindahan dan keharmonisan, melainkan
oleh sesuatu yang menggemparkan dan merisaukan hati. Sesuatu dalam kesenian
tradisional disinggung atau disuvlimasikan , diabstrakkan atau dilapisi dengan
cahaya keindahan, kini ditonjolkan secara blak-blakan , kasar, dan serba
menantang. Sifat umum yang dewasa ini sering tampak dalam kesenian Barat
ialah usaha untuk menimbulkan efek shock, memperlihatkan rasa frustrasi dan
kejemuan yang dirasakan oleh sang seniman dan sebagaian masyarakat. Baik
dalam seni sastra, drama, pahat, dan seni film, yang kita jumpai adalah hal serupa.
Shock yang dulu dianggap menghancurkan harta nilai tradisional, dengan sengaja
mencemooh apa yang dianggap suci dan keramat oleh angkatan- angkatan
terdahulu, memberontak tata tertib yang semula tidak pernah diragukan serta
membubuhkan tanda tanya di belakang setiap peryataan dan ucapan. Gejala
frustasi tampak pada kebanyakan karya seni kontemporer, yang tak menyiratkan
gairah, serta ditonjolkan tanpa emosi dan secara faktual saja. Sebelum
Perang Dunia II, dosa masih memperlihatkan sebahgai suatu yang memenag
dilarang, terapi ada segi-segi yang indah, yang membebaskannya, sebagai ekspresi
gaya hidup yang vital. Akan tetapi sekarang sering digambarkan sebagai sesuatu

6
yang menjemukan serta ditonjolkan dalam kejelekannya yang dengan sengaja
dijauhkan dari segala sesuatu yang indah. Misalnya film televisi Madema Bovare
(berdasarkan karangan Flaubert pada pertengahan abad yang lalu) tema asmara
dilukiskan sebagai sesuatu yang romantis dan merayu walaupun haram, dan Last
Tango is Paris sebagai sesuatu yang percuma tanpa makna dan tanpa tujuan.. hal
serupa terjadi dalam Nyanyian Angsa dan Khotbah karangan Renda sajak-sajak
dari Sutardji Dalzoum Bachri.

D. Sifat-Sifat Keindahan
Untuk mengatakan sesuatu indah atau tidak, berikut ini akan diungkapkan
sifat keindahan:
- Keindahan itu kebenaran kebenaran artinya bukan tiruan. Oleh karena itu,
tiruan lukisan Monalisa tidak indah karena dasarnya tidak benar.
- Keindahan itu abadi abadi artinya tidak pernah dilupakan, tidak pernah
hilang susut. Karya musik Beethoven tidak pernah dilupakan orang karena
indah.
- Keindahan mempunyai daya tarik daya tarik artinya memikat perhatian
orang, menyenangkan , tidak membosankan.
- Keindahan itu universal universal artinya tidak terikat dengan selera
perseorangan, waktu, dan tempat. Selera mode tidak universal karena
terikat dengan pilihan seseorang dalam kurun waktu tertentu.
- Keindahan itu wajar wajar artinya tidak berlebihan dan tidak pula kurang
atau menurut apa adanya. Misalnya penyanyi berteriak- teriak dan
berjingkrak-jingkrak dalam membawakan lagunya sehingga melampaui
batas kewajaran.
- Keindahan itu kenikmatan kenikmatan artinya kesenangan yang
memberikan kepuasan. Apabila pencipta suatu karya seni memperoleh
kenikmatan atau kepuasan apabila karyanya itu dikatakan indah.
- Keindahan itu kebiasaan kebiasaan artinya dilakukan berulang-ulang.
Kebiasaan mempunyai akibat dalam daya tangkap atas sesuatu. sesuatu
yang tidak nikmat menjadu nikmat karena terbiasa, misalnya rokok.
Sesuatu yang tidak berarti menjadi berarti karena terbiasa. Sesuatu yang

7
tidak indah menjadi indah kerena terbiasa. Akan tetapi, menurut Coleridge
(1772-1834) kebiasaan jangan sampai mengubah konsep keindahan.1

E. Pandangan Terhadap Pencapaian Kemakmuran


Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa.
Keindahan yang didasarkan pada selera didukung oleh faktor kontemplasi dan
ekstasi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu
yang indah. Ekstasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan,
merasakan, dan menikmati sesuatu yang indah itu. Apabila kedua dasar ini
dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, terjadilah penilaian bahwa
sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu menarik perhatian orang yang melihat
dan mendengar. Bentuk di luar diri manusia itu merupakan karya budaya, yaitu
seni lukis, seni suara, seni tari, seni sastra, seni drama, dan film, atau berupa
ciptaan Tuhan misalnya, pemandangan alam. Apabila kontemplasi dan ekstasi
dihubungkan dengan kreativitas, kontemplasi merupakan faktor pendorong untuk
menciptakan yang indah, sedangkan ekstasi merupakan pendorong untuk
merasakan dan menikmati keindahan. Karena tingkat kontemplasi dan ekstasi
berbeda-beda tiap manusia,tanggapan terhadap karya seni juga berbeda-beda.
Orang lain mengatakan karya seni itu indah, tapi mungkin orang lain mengatakan
karya seni itu tidak indah karena selera seni yang berbeda.2

F. Adapun konsep IBD dalam kesustraan, seni rupa dan seni musik yaitu:
Konsepsi IBD Dalam Kesustraan
Di samping puisi, dalam kesustraan dikenal pula bentuk drama sebagai
wujud karya fiksi yang prosais. Apabila drama digunakan sebagai sumber
pengajaran IBD, tentu bukan suatu hal yang aneh, Karena dalam batas-batas
tertentu unsur-unsur drama, terutama jika drama dilihat dari segi karya sastra,
maka dapat disajikan lewat materi fiksi. Drama pada dasarnya dapat disikapi
sebagai karya pentas dan karya sastra. Puisi dan drama sebagai karya sastra akan
dibahas dalam kaitannya dengan konsepsi IBD yang terdapat didalamnya.

1 Mawardi Nur hidayat, 2009, IAD,ISD, dan IBD, hal: 141-149


2 http://www.nengberbagi.blogspot.com/2014/09/konsep-ibd-dalam-kesusastraan-seni-rupa.html
diakses pada tanggal: 14/12/15 pukul: 15.00 WIB

8
1. Apakah puisi itu ? Dipandang dari segi bentuk, pada umumnya puisi
dianggap sebagi pemakaian atau penggunaan bahasa yang itensif.
Minimnya jumlah yang digunakan dan padatnya struktur yang
dimanupulasikan, sangat brtpengaruh dalam menggerakkan emosi
pembaca karena gaya penuturan dan gaya pelukisannya. Bahasa puisi
dikataka lebih padat, lebih indah,lebih cemerlang dan hidup dari pada
bahasa prosa atau percakapan sehari-hari. Bahasa puisi mengandung
penggunaan lambang-lambang metaforis, dan bentuk-bentuk intuitif lain
untuk mengekspresikan gagasan, perasaan dan emosi, karena puisi
senantiasa menggapai secara eksklusif kearah imajinasi dan ranah
(domain) bentuk- bentuk emotif dan artistiknya sendiri. Dalam pada itu,
kepadatan bahasa puisi sebenarnya sangat berkaitan secara sinkron dan
integratif dengan upaya sang penyair dalam memadatkan sejumlah pikiran,
perasaan dan emosi serta pengalaman hidup yang diungkapkannya.
Hal yang membedakan seorang penyair dengan seorang pengarang prosa
adalah kemampuannya dalam mengeksperikan hal-hal yang sangat besar
dan luas dalam bentuk yang luas dan padat. Dan dipandang dari segi
isinya,puisi yang bagus merupakan ekspresi yang benar atas keseluruhan
kepribadian manusia sehingga dapat menyampaikan keinsafan pikiran dan
hati manusia terhadap pengalaman dan peristiwa kehidupan secara luar
biasa.

2. Mengapa puisi disajikan dalam IBD ?


a. Hubungan puisi sengan pengalaman manusia
Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra / puisi disebut
pengalaman perwakilan. Ini berarti bahwa manusia senantiasa ingin
memiliki salah satu kebutuhan dasarnya untuk lebih menghidupkan
pengalaman dari sekedar kumpulan pengalaman langsung yang
terbatas. Dengan pengalaman perwakilan itu, puisi dapat menyebabkan
mahasiswa memiliki kesadaran yang penting untuk melihat dan
mengerti banyak tentang dirinya sendiri dan masyarakat
b. Puisi dan keinsyafan / kesadaran individualDengan membaca puisi,
mahasiswa dapat diajak untuk menjenguk hati dan pikir / kesadaran

9
manusia, baik dalam hati dan pikiran orang lain maupun diri sendiri.
Hal ini dimungkinkan oleh puisi itu sendiri, karena melalui puisi, sang
penyair menunjukkan kepada pembaca bagian dalam hati manusia,ia
menjelaskan pengalaman setiap orang.
c. Puisi dan keinsyafan socialPuisi juga memberikan kepada manusia
tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial,yang terlibat
dalam isu dan problema sosial. Secara imajinatif,puisi dapat
menafsirkan situasi dasar manusia sosial, berupa : Penderitan atas
ketidak adilan Perjuangan untuk kekuasaan Konflik dengan
sesamannya
d. Puisi dan nilai-nilai
Dengan memberikan pengarahan dan bimbingan yang tepat dalam
memproses membaca dan mendiskusikan puisi,mahasiswa akan
menjumpai nilai-nilai yang bermanfaat bagi lingkuan hidupnya.

3. Drama sebagai karya sastra Drama sebagai karya pentas (teater)


melibatkan unsur- unsur teater seperti : 1. Dekorasi pentas 2. Komposis
pentas, baik yang berkenaan dengan bahan bergerak (aktor),maupun bahan
statis (peralatan pentas) 3. Tata pakaian (costume) 4. Tata rias (make up)
5. Tata sinar (lighting) 6. Tata bunyi / latar belakang bunyi (sound effects)
Kata drama bersasal dari kata greek draien yang berarti to do,to act.
Sementar itu, kata teater berasal dari kata greek the atronn yang berarti to
see,to view.
4. Prosa fiksi sebagai materi dalam IBD Istilah prosa fiksi banyak
padanannya. Dalam bahasa Indonesia rekaan dan didifenisikan sebagai
bentuk cerita atau prosa kisah yang mempunyai pemeran, lakuan aksi,
peristiwa, dan alur yan dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Istilah
cerita rekaan umumnya dipakai untuk roman, novel, atau cerita pendek.
Yang dimaksud dengan nilai disini adalah persepsi dan pengertian yang
diperoleh pembaca lewat sastra (prosa fiksi).
Kesadaran adanya unsur-unsur eksternal di dalam fiksi (sastra) sebagai
mana disebutkan diatas, mengakibatkan orang mencoba :

10
 Mencari hubungan antar fiksi (sastra) dengan biografi atau psikologi
pengarang. Kencendungan ini berdasarkan penyikapkan sastra sebagi
produk individual pengarang atau kreaktor individual.
 Mengaitkan faktor-faktor yang menentukan kreasi sastra (fiksi) dengan
kehidupan institusional, seperti kondisi ekonomi, sosial atau politik,
berangkat dari keyakinan bahwa semua itu sangat kuat mempengaruhi
karya sastra.
 Mencari penjelasan seab-sebab sastra dalam kaitannya dengan hasil-hasil
pemikiran manusia lainnya, seperti ideology, filsafat, teologi, dan
sebagainya.
 Menerangkan sastra dalam kaitannya dengan semangat zaman, atmosfir
atau iklim intelektual tertentu. Fiksi memiliki alur (plot), tokoh / peran,
aksi dan dialog.

Semua ini merupakan unsur intrinsik fiksi, yang oleh Stehpan Minot
disebut sebagai alat-alat pokok. 1. Alur Adalah jalinan peristiwa di dalam karya
sastra. Yang memperhatikan pautan (koherensi) tertentu. Pautan ini dapat
diwujudkan oleh hubungan sebab akibat, tokoh wira, atau pun tema. 2. Tokoh
Adalah orang atau pelaku yang memegang peran di dalam fiksi.. Dialog
Percakapan didalam karya sastra atau drama,atau karangan yang menggambarkan
percakapan diantara dua tokoh atau lebih. Didalam fiksi atau drama, dialog
difungsikan untuk mengembangkan unsur-unsur lainnya, seperti alur, tokoh, nada,
ironi dan tema. Sastra, sebagai karya manusia yang berdasarkan keindahan dalam
bahasa, juga memiliki aliran sesuai dengan rasa dan karsa penciptanya. Seperti
halnya seni lukis yang telah diuraikan dimuka, seni sastra dapat dibedakan atas
dua kelompok aliran, ayitu lairan realism dan aliran ekspresionalisme. Masing-
masing aliran ini memiliki sub-aliran yang secar garis besar diuraikan seperti
dibawah ini.
a. Realisme
Realisme merupakan aliran yang timbul berdasarkan secara yang
alamiah. Aliran ini menitik beratkan pada objeknya. Arliran realisme terbagi
lagi menjadi beberapa sub aliran, antar lain sebagai berikut : Impresionisme
Naturalisme Neo- Naturalisme Determinisme

11
b. Ekspresionisme
Ekspresionisme merupakan suatu aliran dalam seni sastra yang timbul
berdasarkan ekspresi penciptanya sehinga titik beratnya terletak pada
subjeknya. Aliran ekspresionisme terbagi menjadi beberapa sub aliran,berikut
ini : Romantik Idealisme Simbolik Surealisme

1. Konsepsi IBD Dalam Seni Rupa


1) Arti dan tujuan seni rupa Menurut Upjohn tujuan seni rupa adalah
sebagai berikut: Seni adalah jawaban terhadap tuntutan dasar
kemanusiaan. Tujuan utamanya ialah menambah interprestasi dan
melengkapi hidupnya. Adakalanya suatu waktu,seni dijadikan
pembantu untuk tujuan lainnya. Seperti pengagungan agama.
2) Beberapa gaya dan corak seni rupa Karena adanya perbedaan konsepsi
pikiran dari masing- masing zaman,maka setiap zaman melahirkan
kesenian dengan ciri-ciri yang khusus. Ada bermacam-macam gaya
mempunyai corak pesona tersendiri dan khas.

Dalam gerakan ini, suatu hal karya dapat lahir dari imajinasi yang bebas.
Ada beberapa langkah yang merupakan gebrakan yang baru dalam aliran ini :
 Membuang sejauh mungkin tentang adanya element- element khusus
dalam seni rupa, seperti element lukis dan element gambar.
 Membuang sejauh mungkin sikap spelialis dalam seni rupa yang
cenderung membangun bahasa alistis dan menjadikan maksud si seniman
tidak dapat dipahami oleh masyarakat yang lebih menilainya sebagai
bagian yang mengandung misteri.
 Mendambakan kemungkinan berkarya dalam arti mengharapkan
keragaman gaya dalam seni rupa Indonesia.
 Menciptakan perkembangan seni rupa Indonesia dengan jalan
mengutamakan pengetahuan yang didasari oleh tulisan dan teori orang
Indonesia yang menentang habis-habisan pendapat yang mengatakan
bahwa seni rupa Indonesia adalah bagin dari sejarah seni rupa dunia,seni
adalah universal.

12
 Mencita-citakan seni rupa yang lebih hidup, dalam arti kehadirannya tidak
diragukan,wajar,berguna dan hidup meluas dikalangan masyarakat.

Konsepi IBD Dalam Seni Musik


Telah kita ketahui bahwa seni musik itu ada dua jenis;
1. Music daerah, seperti: seni karawitan, degung sunda, music kolintang, dan
geding sriwijaya.
2. Music nasional, seperti: padamu Negari, hallo-hallo bandung, Gugur
bunga, dan Syukur.

Konsep yang terdapat dalam musik berhubungan dengan perasaan cinta


kasih, pengorbanan, kesejahteran, penderitaan, dan harapan. Karya musik klasik
yang sangat terkenal adalah simponi kelima sangat terkenal karena
mengungkapkan semangat pantang menyerah unuk melawan sang nasib.
Penyebabnya sangat terkenal karena menggambarkan penderitaan manusia,
dengan latar belakang sejarah serangan tentara. Kegelisahan, penderitaan, dan
harapan,putus asa serta keberanian melebur menjadi gubahan musik yang indah.3

3 http://www.d-scene.blogspot.com/2011/06/konsep-ilmu-budaya-dasar-dalam.html diakses pada


tanggal 13/12/2015 pukul 14.00 WIB

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan:
Setelah kita membahas dan menguraikan hasil makalah tentang “konsespsi
IBD dalam kesusastraan, seni rupa dan seni musik. Maka dapat disimpulkan
beberapa kesimpulan .diantaranya adalah:
 Bisa mengetahui perbedaan antara seni dan keindahan : Bahwa kedua kata
antara seni dan keindahan itu selalu dalam penggunaannya . kita selalu salah
menganggap bahwa semua yang indah itu adalah seni ,atau sebaliknya, bahwa
semua seni itu indah dan yang tidak indah itu bukanlah seni. jadi antara seni
dan keindahan itu masih ada kaitannya .
 Bahwa setiap keindahan itu mempunyai sifat. yang mana sifat-sifat kindahan
itu dibagi menjadi tujuh.
1. keindahan itu kebenaran
2. keindahan itu abadi
3. keindahan mempunyai daya tarik
4. keindahan itu universal
5. keindahan itu wajar
6. keindahan itu kenikmatan
7. keindahan itu kebiasaan

14
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat mawardi, nur. 2009. IAD,ISD, dan IBD. Cv pustaka setia: Bandung
http://www.nengberbagi.blogspot.com/2014/09/konsep-ibd-dalam-kesusastraan-
seni-rupa.html
http://www.d-scene.blogspot.com/2011/06/konsep-ilmu-budaya-dasar-dalam.html

15

Anda mungkin juga menyukai