Anda di halaman 1dari 11

KONSEP IBD DALAM KESUSASTERAAN, SENI, DAN

KEINDAHAN
Makalah ini Disusun Guna untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah:
“ISBD”

Dosen Pengampu:
Yuli Choirul Ummah, M.pd

Disusun oleh:
1. Ariska Rahma Faturoiva
2. Cindi Restiana Putri

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYAH
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ‘ULA (STAIM)
JALAN K.H. ABDUL FATAH NGLAWAK KERTOSONO
NGANJUK
DESEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Konsep IBD
dalam Kesusasteraan, Seni, dan

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuli Choirul Ummah, M.pd.


Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Penulis

II
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................II
DAFTAR ISI.....................................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Makna Seni dan Keindahan........................................................................................3
B. Perbedaan antara Seni dan Keindahan........................................................................4
C. Karya Seni yang tidak Indah dan Sifat-Sifat Keindahan.............................................5
BAB III PENUTUP............................................................................................................7
A. Kesimpulan................................................................................................................7
B. Saran...........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsepsi IBD dalam Kesusasteraan, Seni, dan Keindahan. Arti keindahan
sudah diuraikan dimuka, sedangkan arti seni adalah keindahan yang diciptakan
manusia, pemandangan alam yang paling indah adalah ciptaan tuhan

Akan tetapi keelokan tubuh manusia bukanlah merupakan seni karena


kesemuanya merupakan ciptaan tuhan. Pada hakikatnya seni itu adalah indah,
tetapi bukan berarti bahwa seni merupakan produk daya inspirasi dan daya cipta
manusia yang bebas dari cengkeraman dan belenggu berbagai ikatan The liang gie
mengungkapkan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis
nilai, yaitu nilai estetis. Mengenai nilai itu sendiri, ada berbagai perbedaan, yaitu:

1. Nilai Subjektif
2. Nilai Objektif
3. Nilai Perseseorangan
4. Nilai Kemasyarakatan
5. Nilai Intrinsif
6. Nilai Ekstrinsik

B. Rumusan Masalah
A. Makna Seni dan Keindahan
B. Perbedaan antara Seni dan Keindahan
C. Karya Seni yang tidak Indah dan Sifat-Sifat Keindahan

C. Tujuan
1. Untuk dapat memahami konsep IBD dalam kaitannya dengan
kesusasteraan, seni, dan juga Keindahan

1
2. Untuk memenuhi tugas mata Kuliah IAD/IBD/ISD
3. Untuk membuka Wawasan baru berkaitan dengan konsep IBD
4. Untuk mengetahui secara mendalam yang berkaitan dengan Keindahan
dan Seni yang terkandung dalam konsep IBD terhadap Kesusasteraan,
Seni, dan juga Keindahan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Makna Seni dan Keindahan


Seni adalah sesuatu karya atau cipta seseorang yang berate berwarna, dan
kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau
dihiasi dengan indah. Karena keindahannya dapat membuat orang tertarik dan
gemar terhadap seni itu sendiri. Lingkup seni sebagai hasil aktivitas artistic yang
meliputi seni suara, seni gerak dan seni rupa sesuai dengan media aktivitanya.
Pengertian dasar tentang lingkup seni rupa (visual art) sesuai dengan
media aktivitas:
1. Seni Murni
 Seni Lukis
 Seni Patung
 Seni Grafis
2. Disain
 Disain Grafis (komunikasi visual)
 Disain Interior
 Disain Produk (disain industry)
3. Kria
 Kria Tekstil
 Kria Kayu
 Kria Keramik
 Kria Gelas
Keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus, permai, cantik,
molek, dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan adalah
kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang
sama, yaitu abadi dan mempunyai daya Tarik yang selalu bertambah, yang tidak
mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat Universal
,artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu, dan tempat, mode,
kedaerahan, atau lokal. Keindahan bagi manusia merupakan sesuatu yang sangat
penting, yang menunjukkan bahwa manusia itu memiliki perasaan yang halus,
lembut, serta menghargai kualitas.

3
B. Perbedaan antara Seni dan Keindahan
Hampir semua kesalahan kita mengenai konsepsi seni ditimbulkan oleh
kekurang tepatan dalam penggunaan kata seni dan keindahan. Yang jelas bagi kita
ialah bahwa kedua kata itu selalu salah dalam penggunaannya. Kita selalu
menganggap bahwa semua yang indah ialah seni, atau sebaliknya. Sebetulnya seni
tidaklah selalu harus indah. Baik pandangan historis (dengan meneliti bagaimana
hasil-hasil seni dimasa silam)maupun secara sosiologis (dengan mengingat,
bagaimanakah manifestasi-manifestasi seni sekarang ini diberbagai tempat dunia)
ternyata bahwa hasil seni sering tidak indah. Dalam menghadapi sebuah karya
seni, tidak hanya kategori keindahan yang bergetar dalam hati seorang penonton,
melainkan kategori lainnya juga. Perasaan estetik hanya merupakan sebagian saja
dari perasaan seni. Sebuah contoh yang sangat sederhana dapat menerangkan
bahwa keselarasan tidak selalu merupakan satu-satunya pedoman untuk
menimbulkan efek estetik, bahkan penyimpanan menambah efek estetik. Misalnya
saja meja persegi , daun meja ditutup baik dengan taplak yang juga persegi, tetapi
taplak itu tidak dipasang sedemikian rupa sehingga tepi taplak tidak selaras
dengan daun meja, tetapi justru menyilang. Karena persilangan inilah, efeknya
justru lebih menarik dan enak juga dipandang. Selain itu perlu kita perhatikan
bahwa manusia menciptakan karya-karya seni dan manusia pula yang
menikmatinya. Manusia tidak melulu merupakan hono esthethicus, melainkan
sebagai manusia social yang secara historis berakar dalam suatu masyarakat dan
zaman tertentu, itulah sebabnya dalam menciptakan barang-barang seni, seorang
seniman juga terpengaruh lingkungandan zamannya, yang mungkin oleh generasi
sebelumnya kurang diperhatikan. Dunia modern memang penuh kejutan dan
ketegangan yang dalam waktu singkat dapat menggincangkan hati kita akibat
adanya system mengekspresikan diri, tidak terdorong oleh gambaran keindahan
melainkan oleh kejutan-kejutan yang sedang mereka alami. Jeroen Bosch, seorang
pelukis belanda yang hidup pada abad ke-15, menampilkan gambar dari mimpian
nuruk dan penuh dengan makhluk aneh dan menakutkan dalam lukisanya.

4
C. Karya Seni yang tidak Indah dan Sifat-Sifat Keindahan
 Karya Seni yang tidak Indah

Seni Modern memang sukar dimengerti, bahkan mengejutkan. Para


seniman modern tidak tertarik lagi oleh keindahan dan keharmonisan,
melainkan oleh sesuatu yang menggemparkan dan merisaukan hati. Sesuatu
dalam kesenian tradisional disinggung atau disuplimasikan, diabstrakkan atau
dilapisi dengan cahaya keindahan, kini ditonjolkan secara blak-blakan, kasar dan
serba menantang. Sifat umum yang dewasa inisering tampak dalam kesenian barat
ialah usaha untuk menimbulkan efek shock, memperlihatkan rasa frustasi, dan
kejemuan yang dirasakan oleh sang seniman dan sebagian masyarakat. Baik
dalam seni sastra, drama, padat, dan seni film, yang kita jumpai adalah hal serupa.
Shock yang dulu dianggap menghancurkan harta nilai tradisional, dengan sengaja
mencemooh apa yang dianggap suci dan keramat oleh angkatan-angkatan
terdahulu, memberontak tata tertib yang semula tidak pernah diragukan serta
membubuhkan tanda Tanya dibelakang setiap peryataan dan ucapan. Gejala
frustasi tampak pada kebanyakan karya seni kontemporer, yang tak menyiratkan
gairah, serta ditonjolkan tanpa emosi dan secara factual saja.

 Sifat-Sifat Keindahan
1. Keindahan itu kebenaran, kebenaran artinya bukan tiruan. Oleh
karena itu, tiruan lukisan Monalisa tidak indah karena dasarnya
tidak benar.
2. Keindahan itu abadi, abadi artinya tidak pernah dilupakan, tidak
pernah hilang, susut. Karya musik Beethoven tidak pernah
dilupakan orang karena indah.
3. Keindahan memounyai daya Tarik, daya Tarik artinya memikat
perhatian orang, menyenangkan, tidak membosankan.
4. Keindahan itu Universal, Universal artinya tidak terikat dengan
selera perseorangan, waktu, dan tempat.

5
5. Keindahan itu wajar, wajar artinya tidak berlebihan dan tidak pula
kurang atau menuntut apa adanya. Misalnya penyanyi berteriak-
teriak dan berjingkrak-jingkrak dalam membawakan lagunya
sehingga melampaui batas kewajaran
6. Keindahan itu Kenikmatan, kenikmatan artinya kesenangan yang
memberikan kepuasan. Apabila pencipta suatu karya seni
memperoleh kenikmatan atau kepuasan apabila karnya itu
dikatakan indah
7. Keindahan itu Kebiasaan, kebiasaan artinya dilakukan berulang-
ulang. Kebiasaan mempunyai akibat dalam daya tangkap atas
sesuat. Sesuatu yang tidak nikmat menjadi nikmat karena terbiasa,
misalnya rokok. Sesuatu yang tidak berarti menjadi berarti karena
terbiasa. Sesuatu yang tidak indah menjadi indah karena terbiasa.
Akan tetapi menurut Coleridge (1772-1834)

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kita membahas dan menguraikan hasil makalah tentang “Konsepsi
IBD dalam Kesusasteraan, Seni, dan Kesenian” maka dapat disimpulkan beberapa
kesimpulan, diantaranya adalah :

 Bisa mengetahui perbedaan antara seni dan keindahan bahwa kedua kata
antara seni dan keindahan itu selalu dalam penggunaannya kita selalu
salah menganggap bahwa semua yang indah itu adalah seni, atau
sebaliknya bahwa semua seni itu indah dan yang tidak indah itu bukanlah
seni. Jadi antara seni dan keindahan itu masih ada kaitannya.
 Bahwa setiap keindahan itu mempunyai sifat, yang mana sifat-sifat
keindahan itu dibagi menjadi tujuh
1. Keindahan itu kebenaran
2. Keindahan itu abadi
3. Keindahan itu mempunyai daya Tarik
4. Keindahan itu universal
5. Keindahan itu wajar
6. Keindahan itu kenikmatan
7. Keindahan itu kebiasaan

B. Saran
Dengan makalah ini saya harapkan bagi mahasiswa agar lebih memahami
tentang konsep IBD dalam kesusasteraan, seni dan keindahan didalam mata kuliah
IASBD yang itu mencangkup tentang ilmu budaya dasar.

7
DAFTAR PUSTAKA

Jumat, 24 Oktober 2014. http://arungkiting.blogspot.com/2014/10/makalah-iad-


ibd-isd-konsep-ibd-dalam.html?m=1. 9 Desember 2021

Selasa, 19 Januari 2016. http://yasseribd.blogspot.com/?m=1. 9 Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai