DiSusun Oleh :
NIM : 202086290024
UNIVERSITAS YUDHARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun Tugas Bahasa Indonesia ini dengan
baik serta tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu“Pendidikan Karakter” itu sangat berarti
untuk anak bangsa dari mulai dini. Semuanya perlu dibahas pada makalah ini kenapa
Pendidikan Karakter itu sangat diperlukan serta layak dijadikan bagaikan modul pelajaran.
Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang keberadaan Pendidikan
Karakter untuk kemajuan bangsa. Mudah- mudahan makalah yang kami buat ini bisa
menolong menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih
banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpk Guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam
penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima
kasih.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsepsi IBD dalam kesustraan ,seni rupa dan seni musik . dapat diartikan sebagai
teori tentang keindahan dan seni . Arti keindahan sudah diurakan dimuka , sedangkan arti
seni adalah keindahan yang diciptakan manusia pemandangan alam yang paling indah adalah
ciptaan tuhan
Akan tetapi keelokan tubuh manusia bukanlah merupakan seni karena kesemuanya
merupakan ciptaan tuhan. Pada hakikatnya seni itu adalah indah ,tetapi bukan berarti bahwa
segalanya yang indah adalah seni Muthar lubis mengatakan bahwa seni merupakan produk
daya inspirasi dan daya cipta manusia yang bebas dari cengkeraman dan belenggu berbagai
ikatan The liang gie mengungkapkan bahwa pengertian keindahan di anggap sebagai salah
satu jenis nilai ,yaitu nilai estetis .Mengenai nilai itu sendiri ,ada berbagai pembedaan , yaitu :
1. Nilai subjektif
2. Nilai objektif
3. Nilai perseseorangan
4. Nilai kemasyarakatan
5. Nilai intrinsif
6. Nilai ektrinsik
Benedetto croce adalah tokoh ekspirasi yang paling terkenal .dengan karyanya yang
telah diterjemahkan di dalam bahasa inggris . Aesthetics as science of expression and general
linguistic antaralain mengatakan art is expression of impression: seni adalah
pengungkapan kesan-kesan .
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu keindahan dalam kaitannya dengan konsep IBD terhadap kesustraan, seni rupa
dan seni musik?
2. Apa perbedaan antara seni dan keindahan ?
3 Bentuk Karya Seni Yang Tidak Indah ?
4 Apa saja Sifat-Sifat Keindahan ?
5 Bagaimana yang dimaksud Pandangan Terhadap Pencapaian Kemakmuran keindahan?
6 Bentuk konsep IBD dalam kesustraan, seni rupa dan seni musik ?
C. Tujuan
1. Untuk dapat memahami konsep IBD dalam kaitannya dengan kesustraan, seni rupa dan
seni musik.
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah IAD/IBD/ISD.
3. Untuk membuka wawasan baru berkaitan konsep IBD .
4. Untuk mengetahui secara mendalam yang berkaitan dengan keindahan dan seni yang
terkandung dalam kosep IBD terhadap kesustraan, seni rupa, dan seni musik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Keindahan
Para ahli merumuskan definisi keindahan sebagai berikut :
a) Winchelmenn : keindahan itu dapat terlepas sama sekali dari kebaikan.
b) Al-Ghazali : keindahan suatu benda terletak pada kesempurnaan yang dapat
dikenali, kembali dan sesuai dengan sifat benda itu. Setiap benda memiliki karakteristik
yang persfeksi. Sifat perfeksi dalam sebuah benda merupakan representasi keindahan yang
bernilai paling tinggi; apabila hanya sebagian yang ada, benda itu mempunyai sebagian nilai
keindahan. Misalnya karangan yang paling indah adalah karangan yang mempunyai sifat
perfeksi yang khas bagi karngan (tulisan) , seperti keharmonisan huruf, hubungan arti yang
tepat satu sama lainnya, spasi yang tepat, serta susunan yang baik. Disamping itu,
mengantarkan jiwa sehingga mempu merasakan keindahan dalam dunia yang lebih dalam,
yaitu nilai-nilai spiritual, moral , dan agama.
c) Humo (inggris) : keindahan adalah sesuatu yang menyebabkan atau mendatangkan
rasa senang
d) Sarpetreit : perasaan dan keindahan gejala yang tak tetap sifatnya, sehingga
menifestasinya juga tidak tetap wujudnya.
Keindahan bagi manusia merupakan sesuatu yang sangat penting, yang menunjukkan
bahwa manusia itu memiliki perasaan yang halus, lembut, serta menghargai kualitas.
Tingginya cita rasa artistik seseorang dalam meresapkan karya-karya yang indah, pada
gilirannya akan memberikan pengaruh positif terhadap sikap emosi dan sikap moralnya.
Memiliki apresiasi terhadap seni, berarti memiliki penghargaan, keakraban, dan kecintaan
terhadap karya seni itu sendiri. Rasa dan sikap batin tersebut berangkat dari suatu
kemampuan meresap dan menghayati keindahan serta kemampuan memahami makna yang
terkandung di dalamnya. Ada keindahan dalam arti luas, dan ada pula keindahan dalam arti
sempit, ada pula estetik murni, kontemplasi, ekstese, nilai estetis karya seni, dan lain- lain.
The Liang Gie dalam bukunya Garis Besar Estetik (filsafat keindahan) , menerjemahkan
keindahan dengan kata beautiful. Menurut cakupannya, maka harus dibedakan antara sebagai
sebuah benda tertentu yang indah. Menurut The Liang Gie, keindahan dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
indah dalam arti luas keindahan dalam arti luas mengandung ede kebaikan.. plato
menyebutnya sebagai watak yang indah dan hukum yang indah
indah dalam arti estetika murni keindahan dalam arti estetika murni adalah pengalaman
estetik seseorang dalam hubungannya dengan sesuatu yang diserapnya.
indah dalam arti terbatas pada penglihatan keindahan dalam arti terbatas, hanya benda-
benda yang dapat diserap dengan penglihatan, yaitu keindahan bentuk dan warna.
Keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai, seperti halnya nilai moral, nilai
pendidikan dan sebagainya. Nilai yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai
estetis. Para filsof mendefinisikan keindahan sebagai suatu kesatuan hubungan yang formal
pengamatan, yang dapat menimbulkan rasa senang. Dengan batasan tersebut, orang sering
mencampuradukkan pengertian keindahan dan seni. Padahal kesenian mempunyai gejala
yang lebih konkret dari keindahan. Dengan demikian pernyataan bahwa segala sesuatu yang
indah adalah seni, dan seni pastilah indah, tidak selalu benar. Kesenian mempunyai gejala
yang lebih konkret daripada keindahan. Kalau sudah mengidentifikasikan antara seni dan
keindahan, ada anggapan bahwa yang indah adalah seni tidaklah tetap karena seni sudah pasti
indah. Identifikasi ini belum tentu indah dan tidak ada keharusan harus indah.
Seni modern memang sukar dimengerti , bahkan mengejutkan. Para seniman modern
tidak tertarik lagi oleh keindahan dan keharmonisan, melainkan oleh sesuatu yang
menggemparkan dan merisaukan hati. Sesuatu dalam kesenian tradisional disinggung atau
disuvlimasikan , diabstrakkan atau dilapisi dengan cahaya keindahan, kini ditonjolkan secara
blak-blakan , kasar, dan serba menantang. Sifat umum yang dewasa ini sering tampak dalam
kesenian Barat ialah usaha untuk menimbulkan efek shock, memperlihatkan rasa frustrasi dan
kejemuan yang dirasakan oleh sang seniman dan sebagaian masyarakat. Baik dalam seni
sastra, drama, pahat, dan seni film, yang kita jumpai adalah hal serupa. Shock yang dulu
dianggap menghancurkan harta nilai tradisional, dengan sengaja mencemooh apa yang
dianggap suci dan keramat oleh angkatan- angkatan terdahulu, memberontak tata tertib yang
semula tidak pernah diragukan serta membubuhkan tanda tanya di belakang setiap peryataan
dan ucapan.
Gejala frustasi tampak pada kebanyakan karya seni kontemporer, yang tak
menyiratkan gairah, serta ditonjolkan tanpa emosi dan secara faktual saja. Sebelum Perang
Dunia II, dosa masih memperlihatkan sebahgai suatu yang memenag dilarang, terapi ada
segi-segi yang indah, yang membebaskannya, sebagai ekspresi gaya hidup yang vital. Akan
tetapi sekarang sering digambarkan sebagai sesuatu yang menjemukan serta ditonjolkan
dalam kejelekannya yang dengan sengaja dijauhkan dari segala sesuatu yang indah. Misalnya
film televisi Madema Bovare (berdasarkan karangan Flaubert pada pertengahan abad yang
lalu) tema asmara dilukiskan sebagai sesuatu yang romantis dan merayu walaupun haram,
dan Last Tango is Paris sebagai sesuatu yang percuma tanpa makna dan tanpa tujuan.. hal
serupa terjadi dalam Nyanyian Angsa dan Khotbah karangan Renda sajak-sajak dari Sutardji
Dalzoum Bachri.
Untuk mengatakan sesuatu indah atau tidak, berikut ini akan diungkapkan sifat
keindahan:
1. keindahan itu kebenaran kebenaran artinya bukan tiruan. Oleh karena itu, tiruan
lukisan Monalisa tidak indah karena dasarnya tidak benar.
2. keindahan itu abadi abadi artinya tidak pernah dilupakan, tidak pernah hilang susut.
Karya musik Beethoven tidak pernah dilupakan orang karena indah.
3. keindahan mempunyai daya tarik daya tarik artinya memikat perhatian orang,
menyenangkan , tidak membosankan.
4. keindahan itu universal universal artinya tidak terikat dengan selera perseorangan,
waktu, dan tempat. Selera mode tidak universal karena terikat dengan pilihan seseorang
dalam kurun waktu tertentu.
5. keindahan itu wajar wajar artinya tidak berlebihan dan tidak pula kurang atau menurut
apa adanya. Misalnya penyanyi berteriak- teriak dan berjingkrak-jingkrak dalam
membawakan lagunya sehingga melampaui batas kewajaran.
6. keindahan itu kenikmatan kenikmatan artinya kesenangan yang memberikan
kepuasan. Apabila pencipta suatu karya seni memperoleh kenikmatan atau kepuasan apabila
karyanya itu dikatakan indah.
7. keindahan itu kebiasaan kebiasaan artinya dilakukan berulang-ulang. Kebiasaan
mempunyai akibat dalam daya tangkap atas sesuatu . sesuatu yang tidak nikmat menjadu
nikmat karena terbiasa, misalnya rokok. Sesuatu yang tidak berarti menjadi berarti karena
terbiasa. Sesuatu yang tidak indah menjadi indah kerena terbiasa. Akan tetapi, menurut
Coleridge (1772-1834) kebiasaan jangan sampai mengubah konsep keindahan.
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang
didasarkan pada selera didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstasi. Kontemplasi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstasi adalah dasar dalam
diri manusia untuk menyatakan, merasakan, dan menikmati sesuatu yang indah itu. Apabila
kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, terjadilah penilaian bahwa
sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu menarik perhatian orang yang melihat dan
mendengar. Bentuk di luar diri manusia itu merupakan karya budaya, yaitu seni lukis, seni
suara, seni tari, seni sastra, seni drama, dan film, atau berupa ciptaan Tuhan misalnya,
pemandangan alam. Apabila kontemplasi dan ekstasi dihubungkan dengan kreativitas,
kontemplasi merupakan faktor pendorong untuk menciptakan yang indah, sedangkan ekstasi
merupakan pendorong untuk merasakan dan menikmati keindahan. Karena tingkat
kontemplasi dan ekstasi berbeda-beda tiap manusia,tanggapan terhadap karya seni juga
berbeda-beda. Orang lain mengatakan karya seni itu indah, tapi mungkin orang lain
mengatakan karya seni itu tidak indah karena selera seni yang berbeda.
Ilmu budaya dasar atau bahasa luarnya di sebut basic humanities. Kata humanities
awalnya berasal dari negara inggris yang berarti dalam bahasa indonesia adalah sastra. kata
humanities berasal dari bahasa latin yang artinya adalah berbudaya dan halus. Sastra dalam
arti khususnya itu biasa kita gunakan dalam kebudayaan adalah ekspresi dan isi hati dari
perasaan manusia yang diungkapkan dalam bentuk pandangan cerdas yang dituangkan dalam
bentuk sesuatu hal yang mencerminkan sebuah keindahan, Secara morfologis, kesusastraan
dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra dengan mendapat imbuhan ke- dan -an. Kata su
berarti baik atau bagus, sastra berarti tulisan. Secara harfiah, kesusastraan dapat diartikan
sebagai tulisan yang baik atau bagus, baik dari segi bahasa, bentuk, maupun isinya.
A. Pengertian Sastra:
Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang
berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti
“instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia
kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang
memiliki arti atau keindahan tertentu. Yang agak biasa adalah pemakaian istilah sastra dan
sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang
sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah
sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi,
bukan sastra.
Sastra meliputi segala bentuk dan macam tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti
catatan ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya yang
dalam arti khusus dapat kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi gagasan
dan perasaan manusia. Jadi, sastra adalah hasil budaya dapat diartikan sebagai bentuk upaya
manusia untuk mengungkapkan gagasannya melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan
pemikirannya. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis
atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi
dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran
tertentu.
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai
manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan
memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
2. Semi (1988 : 8 )
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia
dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti
keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
5. Eagleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk
bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan,
dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
6. Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra
harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh
karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
7. Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
9. Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai
medium. Bahasa itu sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran
kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan
bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain”
Di samping puisi, dalam kesustraan dikenal pula bentuk drama sebagai wujud karya
fiksi yang prosais. Apabila drama digunakan sebagai sumber pengajaran IBD, tentu bukan
suatu hal yang aneh, Karena dalam batas-batas tertentu unsur-unsur drama,terutama jika
drama dilihat dari segi karya sastra, maka dapat disajikan lewat materi fiksi. Drama pada
dasarnya dapat disikapi sebagai karya pentas dan karya sastra. Puisi dan drama sebagai karya
sastra akan dibahas dalam kaitannya dengan konsepsi IBD yang terdapat didalamnya.
1.1 Apakah puisi itu ? Dipandang dari segi bentuk, pada umumnya puisi dianggap
sebagi pemakaian atau penggunaan bahasa yang itensif. Minimnya jumlah yang digunakan
dan padatnya struktur yang dimanupulasikan,sangat brtpengaruh dalam menggerakkan emosi
pembaca karena gaya penuturan dan gaya pelukisannya. Bahasa puisi dikataka lebih
padat,lebih indah,lebih cemerlang dan hidup dari pada bahasa prosa atau percakapan sehari-
hari. Bahasa puisi mengandung penggunaan lambang-lambang metaforis, dan bentuk-bentuk
intuitif lain untuk mengekspresikan gagasan,perasaan dan emosi, karena puisi senantiasa
menggapai secara eksklusif kearah imajinasi dan ranah (domain) bentuk- bentuk emotif dan
artistiknya sendiri. Dalam pada itu, kepadatan bahasa puisi sebenarnya sangat berkaitan
secara sinkron dan integratif dengan upaya sang penyair dalam memadatkan sejumlah
pikiran,perasaan dan emosi serta pengalaman hidup yang diungkapkannya.
Hal yang membedakan seorang penyair dengan seorang pengarang prosa adalah
kemampuan nya dalam mengeksperikan hal-hal yang sangat besar dan luas dalam bentuk
yang luas dan padat. Dan dipandang dari segi isinya,puisi yang bagus merupakan ekspresi
yang benar atas keseluruhan kepribadian manusia sehingga dapat menyampaikan keinsafan
pikiran dan hati manusia terhadap pengalaman dan peristiwa kehidupan secara luar biasa.
1.2 Mengapa puisi disajikan dalam IBD ?
“KANDUNGAN”
W.S. RENDRA1961.
Semua ini merupakan unsur intrinsik fiksi, yang oleh Stehpan Minot disebut sebagai
alat-alat pokok.
1. Alur Adalah jalinan peristiwa di dalam karya sastra. Yang memperhatikan pautan
(koherensi) tertentu. Pautan ini dapat diwujudkan oleh hubungan sebab akibat, tokoh wira,
atau pun tema.
2. Tokoh Adalah orang atau pelaku yang memegang peran di dalam fiksi. Dalam
jalinan cerita, tokoh tersebut bias tidak berubah sifatnya,bias juga berkembang atau berubah.
3. Aksi (lakuan) Adalah deret pristiwa yang membangun karya sastra, atau
pembabaran peristiwa dalam drama atau cerita rekaan yang membantuk alur,tau lajunya
peristiwa didalam alur.
4. Dialog Percakapan didalam karya sastra atau drama,atau karangan yang
menggambarkan percakapan diantara dua tokoh atau lebih.Didalam fiksi atau drama,dialog
difungsikan untuk mengembangkan unsur-unsur lainnya,seperti alur,tokoh,nada, ironi dan
tema. Sastra, sebagai karya manusia yang berdasarkan keindahan dalam bahasa, juga
memiliki aliran sesuai dengan rasa dan karsa penciptanya. Seperti halnya seni lukis yang
telah diuraikan dimuka,seni sastra dapat dibedakan atas dua kelompok aliran, ayitu lairan
realism dan aliran ekspresionalisme.
Masing-masing aliran ini memiliki sub-aliran yang secar garis besar diuraikan seperti
dibawah ini.
a. Realisme
Realisme merupakan aliran yang timbul berdasarkan secara yang alamiah. Aliran ini
menitik beratkan pada objeknya. Arliran realisme terbagi lagi menjadi beberapa sub aliran,
antar lain sebagai berikut : Impresionisme Naturalisme Neo- Naturalisme Determinisme
b. Ekspresionisme
Ekspresionisme merupakan suatu aliran dalam seni sastra yang timbul berdasarkan
ekspresi penciptanya sehinga titik beratnya terletak pada subjeknya. Aliran ekspresionisme
terbagi menjadi beberapa sub aliran,berikut ini : Romantik, Idealisme, Simbolik, dan
Surealisme
2. Konsepsi IBD Dalam Seni Rupa
2.1 Arti dan tujuan seni rupa
Menurut Upjohn tujuan seni rupa adalah sebagai berikut Seni adalah jawaban
terhadap tuntutan dasar kemanusiaan. Tujuan utamanya ialah menambah interprestasi dan
melengkapi hidupnya. Adakalanya suatu waktu,seni dijadikan pembantu untuk tujuan
lainnya. Seperti pengagungan agama.
2.2 Beberapa gaya dan corak seni rupa
Karena adanya perbedaan konsepsi pikiran dari masing- masing zaman, maka setiap
zaman melahirkan kesenian dengan ciri-ciri yang khusus. Ada bermacam-macam gaya
mempunyai corak pesona tersendiri dan khas. Di samping itu, tiap-tiap aliran corak,
mempunyai tujuan tertentu atau fungsi sendiri-sendiri. Aliran mempunyai cita-cita seni
sendiri,sesuai dengan pikiran zamannya. Corak dan gaya seni modern eksposionis tidak
terbatas oleh objek-objek tertentu,melainkan ditentukan oleh sikap batin si penciptanya
dengan melampaui batas dan ruang waktu. Dalam tahun 1970-an seni rupa baru yang didasari
oleh semangat pembaruan.
Dalam gerakan ini, suatu hal karya dapat lahir dari imajinasi yang bebas. Ada beberapa
langkah yang merupakan gebrakan yang baru dalam aliran ini :
· Membuang sejauh mungkin tentang adanya element- element khusus dalam seni
rupa,seperti element lukis dan element gambar.
· Membuang sejauh mungkin sikap spelialis dalam seni rupa yang cenderung membangun
bahasa alistis dan menjadikan maksud si seniman tidak dapat dipahami oleh masyarakat yang
lebih menilainya sebagai bagian yang mengandung misteri
· Mendambakan kemungkinan berkarya dalam arti mengharapkan keragaman gaya dalam
seni rupa Indonesia.
· Menciptakan perkembangan seni rupa Indonesia dengan jalan mengutamakan pengetahuan
yang didasari oleh tulisan dan teori orang Indonesia yang menentang habis-habisan pendapat
yang mengatakan bahwa seni rupa Indonesia adalah bagin dari sejarah seni rupa dunia,seni
adalah universal.
· Mencita-citakan seni rupa yang lebih hidup,dalam arti kehadirannya tidak
diragukan,wajar,berguna dan hidup meluas dikalangan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Setelah kita membahas dan menguraikan hasil makalah tentang “konsespsi IBD dalam
kesusastraan,seni rupa dan seni musik. Maka dapat disimpulkan beberapa
kesimpulan.diantaranya adalah:
· Bisa mengetahui perbedaan antara seni dan keindahan : Bahwa kedua kata antara seni
dan keindahan itu selalu dalam penggunaannya . kita selalu salah menganggap bahwa semua
yang indah itu adalah seni ,atau sebaliknya ,bahwa semua seni itu indah dan yang tidak indah
itu
Bahwa setiap keindahan itu mempunyai sifat. yang mana sifat-sifat kindahan itu
dibagi menjadi tujuh,
1. keindahan itu kebenaran
2. keindahan itu abadi
3. keindahan mempunyai daya tarik
4. keindahan itu universal
5. keindahan itu wajar
6. keindahan itu kenikmatan
7. keindahan itu kebiasaan
DAFTAR PUSTAKA
http://irufano.blogspot.co.id/2015/03/makalah-konsepsi-ilmu-budaya-dasar.html
http://d-scene.blogspot.co.id/2011/06/konsep-ilmu-budaya-dasar-dalam.html
https://vidyakanshapurnagita.wordpress.com/2014/11/03/makalah-konsepsi-ilmu-budaya-
dasar-dalam-kesusastraan
Bainar Prof.dr.Hajjah. 2006. ILMU SOSIAL,BUDAYA DAN KEALAMAN DASAR .
JAKARTA : PT Jenki Satria.