Mata Kuliah:
Keterpaduan Seni dan Budaya
Dosen Pengampu:
Oleh:
KELOMPOK 2
Annisa Salwa Nasution NIM. 2192210001
Difa Mulia Insani NIM. 2192510013
Evianna Pakpahan NIM. 2192210002
Khairani Isabrina Marbun NIM. 2191210008
Muna Haddad Al Ansori Tanjung NIM. 2192510014
Sandi Reviani Pasaribu NIM. 2191210002
FEBRUARI 2022
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga Kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam meningkatkan kemampuan
sastra pada umumnya, dan pendalaman kajian teori kritik sastra secara khusus.
Hanya ungkapan terima kasih dan salam penghormatan yang dapat kami berikan kepada
Ibu Ita Khairani, S.Pd, M.Hum selaku Dosen pengampu yang sangat membantu dalam proses
perbaikan makalah, juga kepada seluruh teman sejawat yang secara tidak langsung menjadi
semangat dan motivasi besar kami dalam merampungkan makalah ini. Karenanya, kami berharap
semoga makalah ini benar-benar dapat membantu menambah ilmu, pengetahuan, dan
pengalaman bagi anda semua juga seluruh pembaca.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
Seni budaya merupakan salah satu warisan dari leluhur atau nenek moyang
yang menjadi keanekaragaman suatu tradisi dan dimiliki oleh suatu daerah. Seiring
dengan berkembangnya dunia pada era globalisasi sekarang ini kebudayaan juga
mengalami pergeseran nilai-nilai hidup seperti budi pekerti, tata krama, kebiasaan,
tingkah laku, lingkungan dan sudut pandang masyarakat.
3
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum kata “nilai” diartikan sebagai harga, kadar, mutu atau kualitas. Untuk
mempunyai nilai maka sesuatu harus memiliki sifat-sifat yang penting yang bermutu atau
berguna dalam kehidupan manusia (Purwadarminto, 1976:667). Dalam estetika, “nilai” diartikan
sebagai keberhargaan (worth) dan kebaikan (goodness). Menurut Koentjaraningrat, “nilai”
berarti suatu ide yang paling baik, yang menjunjung tinggi dan menjadi pedoman
manusia/masyarakat dalam bertingkah laku, mengapresiasi cinta, keindahan, keadilan, dan
sebagainya.
Nilai seni dipahami dalam pengertian kualitas yang terdapat dalam karya seni, baik
kualitas yang bersifat kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Nilai-nilai yang dimiliki karya
seni merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dihayati oleh seniman/seniwati dalam
lingkungan sosial budaya masyarakat yang kemudian diekspresikan daam wujud karya seni dan
dikomunikasikan kepada penikmatnya (publik seni).
Peran keindahan selalu terkait dengan kehidupan sosial budaya manusia sehari-hari,
misalnya: dalam arsitektur rumah tinggal, menata interior/eksterior, berbusana, menikmati
keindahan musik dan sebagainya. Manusia memerlukan keindahan karena memberikan
kesenangan, kepuasan, sesuatu yang menyentuh perasaan. Perasaan keindahan diperoleh dari
alam dan benda atau karya seni.
Namun dalam perkembangannya, karya seni dicptakan tidak selalu untuk menyenangkan
perasaan manusia. Karya seni dapat memberikan perasaan terkejut, namun tetap memberikan
4
nilai-nilai yang diperlukan manusia, seperti perenungan, pemikiran, ajakan, penyadaran,
pencerahan, dan lain sebagainya.
Menurut The Liang Gie jenis nilai yang melekat pada seni mencakup: 1) nilai keindahan,
2) nilai pengetahuan, 3) nilai kehidupan, masing-masing mempunyai pengertian sebagai berikut :
a. Nilai keindahan dapat pula disebut nilai estetis, merupakan salah satu persoalan estetis
yang menurut cakupan pengertiannya dapat dibedakan menurut luasnya pengertian,
yakni:
a) keindahan dalam arti luas (keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan
keindahan intelektual),
b) keindhaan dalam arti estetis murni,
c) keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan pada prinsipnya
mengkaji tentang hakikat keindahan dan kriteria keindahan yang terdapat di alam, dalam karya
seni dan benda-benda lainnya.
b. Dalam kecenderungan perkembangan seni dewasa ini, keindahan positif tidak lagi
menjadi tujuan yang paling penting dalam berkesenian. Sebagian seniman beranggapan
lebih penting menggoncang publik dengna nilai estetis legatif (ugliness) daripada
menyenangkan atau memuaskan mereka (T.L. Gie, 1976:40). Fenomena semacam ini
akan kita jumpai pada karya-karya seni primitir atau karya seni lainnya yang tidak
mementingkan keidahan tampilan visual namun lebih mementingkan makna simboliknya.
“Ugliness” dalam karya seni termasuk nilai estetis yang negatif. Jadi sesungguhnya
dalam karya seni terdapat nilai estetis yang positif dan negatif. Contoh, pameran fotografi
Anjasmara dan Isabele Yahya yang bertemakan Adam dan Hawa yang dinilai sebagai
kesenian yang bernilai estetis negatif.
Dalam penciptaan karya, ekspresi adalah proses komunikasi yang dilalui pada suatu
media, yang ditujukan untuk membangun adanya kesamaan persepsi akan pesan yang
dikomunikasikan. Ekspresi sendiri dapat terjadi ketika seseorang demikian bersinggungan akan
keadaan perasaan tertentu dan bereaksi terhadapnya.
Dalam dunia seni, ekspresi adalah proses ungkapan emosi atau perasaan di dalam proses
penciptaan karya seni. Proses ekspresi ini bisa diaktualisasikan melalui media. Contohnya, media
musik adalah bunyi; media seni rupa adalah garis, bidang, dan warna; media tari adalah gerak;
dan media teater adalah gerak, suara, dan lakon.
Ekspresi dalam seni atau ekspresi seni adalah ungkapan perasaan para pelaku seni yang
merupakan perasaan khusus yang bisa membangun nilai dan sikap. Munculnya perasaan ini
bisanya dipicu oleh interaksi para pelaku seni dengan lingkungan sekitarnya.
5
Ekspresi dalam Musik. Ekspresi dalam musik adalah proses pengungkapan perasaan
atau emosi di dalam proses penciptaan karya seni musik. Hal ini merupakan ungkapan
pikiran dan perasaan yang mencakup nuansa tempo dinamik dan gaya dari unsur-unsur
pokok musik tersebut.
Ekspresi dalam Tari. Ekspresi dalam tari adalah salah satu unsur utama terciptanya
suatu tarian yang berupa bentuk ungkapan penjiwaan atau penghayatan atas peran atau
gerakan tarian yang dilakukan oleh seorang penari.
Ekspresi dalam Drama. Ekspresi adalah mimik wajah yang dikeluarkan dalam suatu
adegan lakon sesuai dengan peran yang telah ditentukan dalam naskah. Hal ini tentunya
berlaku baik dalam peran antagonis maupun protagonis. Ekspresi dalam drama adalah
mimik wajah, ucapan, vocal, penjiwaan, gerak, akting, bloking, dan sebagainya, yang
memberikan pesan bahwa drama tersebut bukan hanya sekadar cerita biasa.
Ekspresi dalam Puisi. Ekspresi dalam puisi adalah menggali dan menggauli puisi dalam
hal tinggi rendah suara saat membaca puisi, serta raut wajah yang memperlihatkan akan
suatu perasaan tertentu. Hal ini tentunya harus sesuai dengan tema puisi yang dibacakan,
Jika puisi bertemakan kesedihan, pembacanya tentu harus menunjukkan ekspresi sedih.
Selain itu, ada pula istilah ekspresi dalam gen. Ekspresi gen adalah rangkaian proses
penggunaan informasi dari suatu gen untuk sintesis produk gen fungsional. Produk-produk
tersebut dapat berupa protein, juga gen penyandi non-protein seperti transfer RNA (tRNA) atau
gen RNA inti kecil (snRNA) yang mana keduanya merupakan produk RNA fungsional.
Seni merupakan sesuatu yang sulit untuk didefinisikan, karena kedalaman dan
kekompleksitasannya. Menurut antropologi, kesenian merupakan salah satu unsur dari
kebudayaan. Maka dari itu, seni tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Seni memiliki
fungsi dan tujuan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai fungsi dan tujuan seni.
a. Fungsi Seni
a) Fungsi Individual
Fungsi individual berarti seni sebagai pemenuh kebutuhan seorang manusia baik
dari segi fisik maupun emosional manusia. Berikut adalah pembagian fungsi individual
seni :
6
Fisik : Fungsi seni ini dihubungkan dengan fisik manusia. Seperti busana, perabot,
musik senam, rumah, dan sebagainya.
Emosional : Fungsi seni ini dihubungkan dengan perasaan/psikis manusia. Dipenuhi
melalui seni murni, dimana fungsi ini berlaku bagi si pembuat ataupun konsumen
yang menikmati seni tersebut. Contohnya lukisan, novel, musik, tari, film, dan
sebagainya.
b) Fungsi Sosial
Fungsi sosial berarti seni sebagai pemenuh kebutuhan bagi banyak orang dalam
waktu bersamaan. Suatu karya seni dapat dikatakan memiliki fungsi sosial apabila :
Fungsi ini berarti seni dijadikan sebagai sarana penghibur bagi orang banyak
untuk memberikan kesenangan kepada banyak orang. Contoh seni dibidang ini adalah
pertunjukan wayang, film, lawak, dan lain-lain.
Dalam bidang agama, seni dapat dijadikan sebagai ciri atau pesan keagamaan.
Contoh busana muslim, arsitektur seperti candi yang menuju pada agama Buddha atau
Hindu, dan lagu-lagu rohani.
7
b. Tujuan Seni
Tujuan diciptakannya seni sangat beragam. Ada yang untuk mencari uang, untuk
kepentingan bersama, dan lain sebagainya. Berikut adalah beberapa tujuan seni :
Nah, itu tadi penjelasan mengenai Fungsi dan Tujuan Seni. Semoga, dengan adanya
artikel ini dapat memberi informasi tambahan kepada pembaca mengenai Seni.
Apresiasi seni merupakan sebuah proses penghayatan atau mengamati suatu karya seni
yang dihormati serta penghargaan pada karya seni tersebut dan pembuatnya. Secara umum
apresiasi seni bentuk dari kesadaran menilai melalui cara menghayati suatu karya seni. Selain itu
jika kita artikan lebih dalam bahwa apresiasi seni adalah penilaian terhadap karya seni mulai dari
mengenali, memberi nilai, sampai dengan menghargai sebuah karya seni.
Jika kita mengambil kesimpulan dari pengertian di atas bahwa fungsi apreasiasi
secara umum adalah sebagai bentuk ekspresi penghargaan kepada suatu karya. Berikut ini
adalah beberapa fungsi dari apresiasi seni:
8
Memberikan apresiasi kepada orang lain terhadap karya yang ia buat akan
memberikan dampak yang bagi individu dan atau kelompok. Berikut ini merupakan manfaat
yang bisa didapat jika diterapkan dengan baik:
1. Agar kita memahami mengenai hal yang berkenaan dengan karya seni dari berbagai sisi.
2. Menumbuhkan dan Meningkatkan rasa kecintaan terhadap karya seni dan sesama
manusia.
3. Sarana mengedukasi, hiburan, empati, dan lainnya.
4. Meningkatkan dan mengembangkan suatu karya seni menjadi lebih baik di masa
mendatang.
Tujuan pokok dari apresiasi seni yakni berupa memperkenalkan atau mempublikasi
karya seni tersebut agar karya seni lebih bisa dinikmati oleh orang banyak, dengan
mempublikasikannya tetntunya karya seni tersebut akan lebih terkenal bahkan sampai kerana
internasional.
Nah, dengan adanya apresiasi seni maka kita bisa lebih mudah mengerti maksud dan
tujuannya. Sementara ada tujuan yang paling pokok dari tujuan-tujuan yang lain , dalam hal
ini ada tiga poin. Ketiga poin tujuan akhir tersebut sebagai berikut.
9
Selanjutnya, pada saat penikmat seni tersebut melihat-melihat, beberapa karya seni
rupa ada salah satu dari karya tersebut yang mampu menarik perhatian penikmat seni tersebut
dan membuatnya memberi penilaian dari sudut pandangnya.
Menurutnya beberapa karya tersebut sangatlah baik dan detailnyapun menarik, hanya
saja kurang warna. Dan dia mengungkapkan penialiannya tersebut pada teman-teman lain
yang juuga sang seniman.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seni merupakan sesuatu yang sulit untuk didefinisikan, karena kedalaman dan
kekompleksitasannya. Menurut antropologi, kesenian merupakan salah satu unsur dari
kebudayaan. Nilai seni dipahami dalam pengertian kualitas yang terdapat dalam karya seni, baik
kualitas yang bersifat kasat mata maupun yang tidak kasat mata. Nilai-nilai yang dimiliki karya
seni merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang dihayati oleh seniman/seniwati dalam
lingkungan sosial budaya masyarakat yang kemudian diekspresikan daam wujud karya seni dan
dikomunikasikan kepada penikmatnya (publik seni).
Dalam penciptaan karya, ekspresi adalah proses komunikasi yang dilalui pada suatu media,
yang ditujukan untuk membangun adanya kesamaan persepsi akan pesan yang dikomunikasikan.
Ekspresi sendiri dapat terjadi ketika seseorang demikian bersinggungan akan keadaan perasaan
tertentu dan bereaksi terhadapnya.
B. Saran
Melalui makalah ini, pembaca diharapkan dapat menambah wawasan tentang konsep,
klasifikasi, sifat dasar, dan struktur seni dan pembaca diharapkan dapat mempelajari lebih luas
lagi mengenai kajian tentang seni.
10
DAFTAR PUSTAKA
The Liang Gie. (1976). Garis Besar Estetik (Filsafat Keindahan). Yogyakarta: Karya.
Soedarso. (2006) Trilogi Seni Penciptaan, Eksistensi dan Kegunaan Seni. Yogyakarta : Badan
Penerbit Isi Yogyakarta, 2006, blm.162
Oktaviana, Rani. 2012. Penerapan Model Tari Pendidikan dalam Pembelajaran Tari Mata
pelajaran SBK di SDN No 13/I Muara Bulia. FKIP Universitas Jambi
Patria, Asidigisianti Surya . 2012. Pendidikan Melalui Pendekatan Seni Berbasis Kearifan Lokal.
Seminar Antarbangsa. Hal 41-49
11