Anda di halaman 1dari 11

TEORI DAN KONSEP SENI RUPA

“Pengertian, makna dan fungsi seni”

Disusun Oleh :

1. RAFVITA ASMIL
2.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

KONSENTRASI PENDIDIKAN SENI BUDAYA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat
sederhana. Makalah ini berisikan tentang pengertian seni budaya dan pengertian seni tari, musik,
teater dan seni rupa serta cabang seni rupa yaitu seni rupa murni dan terapan.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Padang, Februari 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari – hari kita tidak pernah lepas dari sebuah seni. Seni merupakan
suatu proses penggambaran ekspresi diri manusia sehingga bisa dilihat dalam intisari ekspresi
dari kreatifitas manusia. Dalam mengungkapkan ekspresi jiwa, seorang individu memiliki cara
yang berbeda-beda untuk menggambarkannya. Oleh karena itu seni sangat sulit untuk dijelaskan
dan juga sangat sulit untuk dinilai, bahwa masing-masing individu memilih sendiri perarturan
dan parameter yang menuntun dalam mengekpresikan diri. Inilah yang membuat sebuah seni
dirasa menarik untuk dipelajari, karena dengan mempelajari seni kita dapat melihat berbagai
macam cara penggambaran ungkapan ekspresi individu.

Di dalam dunia pendidikan terutama untuk Sekolah Dasar pun seni mempunyai peran
yang sangat penting. Di mana seni yang digunakan sebagai alat pendidikan dalam pendidikan
seni bukan semata-mata bertujuan untuk mendidik anak menjadi seniman melainkan membina
anak-anak untuk menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, dan melalui permainan
kita dapat mendidik anak dan membina kreatifitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Anak dapat berimajinasi sesuai
dengan apa yang dikehendaki untuk memunculkan apa yang ada dalam pikirannya melalui
pendidikan seni.

Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai fungsi seni secara umum, baik fungsi untuk
individu maupun fungsi untuk sosial. Selain itu dijelaskan pula fungsi seni dalam dunia
pendidikan .
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian seni
Dari beberapa sumber yang ada, terdapat beberapa definisi mengenai arti kata dari seni.
Dalam bahasa Sansekerta kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat cilpa berarti bewarna dan
kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan
indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan yang kemudian berkembang menjadi segala
macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak disebut-sebut dalam pelajaran sejaran
kesenian adalah buku atau pedoman bagi para cilpin yaitu tukang. Termasuk di dalamnya apa
yang sekarang disebut seniman.
Sedangkan dalam bahasa latin pada abad pertengahan ada terdapat istilah-istilah ars, artes,
dan artisa. Ars adalah teknik atau craftmanship yaitu ketangkasan dan kemahiran dalam
mengerjakan sesuatu. Adapun artes berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan
atau kemahiran. Sedangkan artisa merupakan anggota yang ada di dalam kelompok orang-orang
yang meliki kemahiran atau ketangkasan. Maka kiranya artisa dapat dipersamakan dengan cilpa.
Ars inilah yang kemudian berkembang menjadi I’arte (italia), I’art (perancis), E’larte (spanyol)
dan Art (inggris). Bersamaan dengan itu isinya pun berkembang sedikit demi sedikit ke arah
pengertiannya yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga istilah-istilah yang lain. Orang Jerman
menyebut seni dengan “Die Kunts” dan orang belanda dengan sebutan “Kunts” yang berasal dari
akar kata lain.

Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa seni merupakan suatu
adalah proses penggambaran ekspresi dari manusia sehingga bisa dilihat dalam intisari ekspresi
dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-
masing individu memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya , masih bisa
dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu set peraturan
untuk penggunaan medium itu, dan suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas
dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan,
sensasi, atau perasaan dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian,
banyak seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman
sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung
yang bermaksud kematian dan mawar merah yang bermaksud cinta).

B. Fungsi Seni
Sejalan dengan perkembangan jaman dan peradaban manusia, maka berkembanglah pula
seni dalam kehidupan. Seni menduduki fungsi-fungsi tertentu dalam kehidupan terutama dalam
fungsi pemenuhan kebutuhan. Secara umum seni memiliki dua fungsi, yaitu fungsi individu dan
fungsi sosial.
1. Fungsi Individu
Fungsi individu merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat bagi pemenuhan
kebutuhan pribadi individu itu sendiri. Terdapat dua macam fungsi seni untuk individu,
yaitu antara lain :
a. Fungsi pemenuhan kebutuhan fisik
Pada hakekatnya manusia adalah mahluk homofaber yang mempunyai kecakapan
untuk apresiasi pada keindahan dan pemakaian benda-benda. Seni terapan memang
mengacu pada pemuasan kebutuhan fisik sehingga segi kenyamanan menjadi hal
penting.
b. Fungsi pemenuhan kebutuhan emosional
Seorang memiliki sifat yang berbeda-beda dengan manusia lain. Pengalaman hidup
seorang sangatlah mempengaruhi sisi emosional atau perasaannya. Sebagai contoh
perasaan sedih, lelah letih, gembira, iba, kasihan, benci, cinta dll. Manusia dapat
merasakan semua itu dikarenakan di dalam dirinya terkandung dorongan emosional
yang merupakan situasi kejiwaan pada setiap manusia normal. Untuk memenuhi
kebutuhan emosional manusia memerlukan dorongan dari luar dirinya yang bersifat
menyenangkan, memuaskan kebutuhan batinnya. Sebagai contoh karena kegiatan dan
rutinitas sehari-hari maka manusia mengalami kelelahan sehingga memerlukan
rekreasi, misalnya menonton hiburan teater, menonton film di bioskop, menonton
sendra tari, ataupun menonton pameran seni rupa.
2. Fungsi sosial
Fungsi sosial merupakan suatu fungsi seni yang bermanfaat sebagai pemenuhan
kebutuhan sosial suatu individu. Terdapat beberapa macam fungsi seni sebagai fungsi
sosial, yaitu sebagai berikut :
a. Fungsi Rekreasi
Kejenuhan seseorang karena aktifitasnya sehari-hari membuat seseorang
membutuhkan penyegaran diri, misalnya diwaktu hari libur mangunjungi tempat-
tempat rekreasi obyek wisata (rekreasi alam). Seni juga dapat dijadikan sebagai benda
rekreasi misalnya seni pertunjukan sendra tari, pagelaran musik, pertunjukan teater
dll. Seni sebagai rekreasi merupakan seni yang mampu menciptakan suatu kondisi
tertentu yang bersifat penyegaran dan pembaharuan kondisi yang telah ada. Di era
globalisasi ini kehadiran seni mendapatkan perhatian yang sangat serius dari banyak
pihak (terkait dengan kebutuhan dan nilai ekonomi atau bisnis)
b. Fungsi Komunikasi
Pada hakekatnya setiap orang berkomunikasi dengan manusia lain menggunakan
bahasa karena merupakan sarana yang paling efektif, mudah, dan cepat untuk
dimengerti. Namun begitu bahasa memiliki keterbatasan karena tidaklah mungkin
semua orang menghafal semua bahasa yang ada. Oleh karena itulah dibutuhkan
bahasa universal yaitu bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang. Seni diyakini
dapat dipergunakan demi kepentingan tersebut. Misalnya Paranggi dapat
berkomunikasi dengan orang di seluruh pelosok penjuru dunia melalui pertunjukan
sendra tari, affandi melalui lukisannya, Shakespeare dapat berkomukasi melalui puisi-
puisi nya dll. Tampaknya seni menjadi sangat efektif membantu orang untuk
berkomunikasi karena seni dapat menembus batasan-batasn bahasa verbal maupun
perbedaan lahiriah setiap orang. Hanya melalui seni manusia dapat berkomunikasi
dengan dunia luar serta melalui seni kita dapat mengenal budaya bangsa lain.
c. Fungsi Rohani
Kepercayaan religi tersebut terdapat dalam karya-karya moko, neraca, dolmen,
menhir, candi pura, bangunan masjid, gereja, ukiran, relief, dsb. Manakah yang
muncul pertama kali, kepercayaan religi atau seni terlebih dahulu? Dan hal tersebut
tidak dapat dijawab secara pasti. Karl Barth berpendapat bahwa sumber keindahan
adalah Tuhan. Agama sering dijadikan juga sebagai salah satu sumber inspirasi seni
yang berfungsi untuk kepentingan keagamaan. Pengalaman-pengalaman religi
tersebut tergambarkan dalam bentuk nilai estetika. Banyak media yang mereka
pergunakan. Ada yang memakai suara, gerak, visual, dsb. Sebagai contoh yaitu
kaligrafi arab, makam, relief, candi, gereja dll.
d. Fungsi Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas diartikan sebagai suatu kondisi tertentu yang
memungkinkan terjadinya transformasi dan kegiatan sehingga mengakibatkan
seseorang mengalami suatu kondisi tertentu yang lebih maju. Dlam sebuah
pertunjukan seni, orang sering mendapatkan pendidikan secara tidak langsung karena
di dalam setiap karya seni pasti ada pesan atau makna yang disampaikan. Disadari
atau tidak, rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan oleh seni merupakan alat
pendidikan bagi seseorang. Seni bermanfaat untuk membimbing dan mendidik mental
dan tingkah laku seseorang supaya berubah kepada kondisi yang lebih baik dan maju
dari sebelumnya. Disinilah seni harus disadari mnumbuhkan nilai estetika dan etika
kepada peserta didik.
e. Fungsi Artistik
Dalam hal ini seni lebih berfungsi sebagai media ekspresi seniman dalam
menyajikan karyanya tidak untuk hal yang komersil, seperti musik kontemporer, tari
kontemporer, dan seni rupa kontenporer (seni hanya pertunjukan yang tidak bisa
dinikmati pendengar atau pengunjung hanya bisa dinikmati oleh para seniman dan
komunitasnya

f. Fungsi Guna
Karya seni yang dibuat tanpa memperhitungkan kegunaannya kecuali sebagai
media ekspresi (karya seni murni) atau pun dalam proses penciptaan
mempertimbangkan aspek kegunaannya seperti perlengkapan atau peralatan rumah
tangga yang berasal dari gerabah ataupun rotan
g. Fungsi kesehatan
Seni sebagai fungsi kesehatan seperti pengobatan penderita gangguan physic
ataupun medis distimulasi melalui terapi musik (disesuaikan dengan latar belakang
pasien). Terbukti musik telah mampu digunakan untuk menyembuhkan penyandang
autisme, gangguan psikologis, trauma pada suatu kejadian, dsb. Pada tahun 1999
Siegel menyatakan bahwa musik klasik menghasilkan gelombang alfa yang
menenangkan dapat merangsang sistem limbic jaringan neuron otak dan gamelan
menurut Gregorian dapat mempertajam pikiran.

C. Fungsi Seni dalam Dunia Pendidikan


Tentunya dalam dunia pendidikan terutama ke untuk Sekolah dasar, seni mempunyai
peran yang penting untuk menunjang perkembangannya. Banyak hal yang dapat diperoleh
oleh siswa dengan belajar seni, yaitu sebagai berikut :
1. Memberikan fasilitas yang sebesar-besarnya kepada siswa untuk mengemukakan
pendapatnya (ekspresi bebas).
2. Melatih imajinasi anak, ini merupakan konsekuensi logis dalam kegiatan ekspresi supaya
dalam berekpresi seorang anak mempunyai bayangan terlebih dahulu yaitu dengan
latihan imajinasi yang dapat berangkat dari pengamatan maupun hasil rekapitulasi
kejadian yang telah direkam oleh otak.
3. Memberikan pengalaman estetik dan mampu memberi umpan balik penilaian (kritik dan
saran) terhadap suatu karya seni sesuai dengan mediumnya.
4. Pembinaan sensitivitas serta rasa pada umumnya, hasil yang diharapkan adalah
terbinanya visi artistik dan fiksi imajinatif.
5. Mampu memberikan pembinaan ketermpilan yaitu dengan membina kemampuan praktek
berkarya seni kerajinan. Hal ini berguna untuk mempersiapkan kemampuan terampil dan
praktis sebagai bekal hidup di kemudian hari.
6. Mengembangkan kemampuan intelektual, imajinatif, ekspresi, kepekaan kreatif,
keterampilan, dan mengapresiasi terhadap hasil karya seni dan keterampilan dari berbagai
wilayah Nusantara dan mancanegara.
7. Siswa memiliki pengetahuan, pengalaman dan kemauan keras berkarya dan berolah seni,
serta kepekaan artistik sebagai dasar berekspresi pada budaya bangsa. Tujuan tersebut
pada dasarnya adalah menyiapkan anak untuk berpengetahuan, bercakapan dan
berkemampuan dalam tingkat dasar agar kelak mampu melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
8. Menumbuhkembangkan sikap profesional, kooperatif, toleransi, dan kepemimpinan.
9. Seni sebagai alat pendidikan dalam pendidikan seni bukan semata-mat bertujuan untuk
mendidik anak menkjadi seniman melainkan membina anak-anak untuk menjadi kreatif.
Seni merupakan aktifitas permainan, dan melalui permainan kita dapat mendidik anak
dan membina kreatifitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan.
Selain itu, seni juga mempunyai peran penting terutama dalam konstelasi kurikulum
pendidikan, antara lain yaitu :

1. Seni sebagai bahasa visual


Anak usia SD dalam kehidupannya sangat dekat dengan berkarya seni dan hanpir
bisa dikatakn bahwa perilaku anak dekat dengan kegiatan kesenian atau dapat dikatakan
“tiada hari tanpa seni”. Kegiatan berseni merupakan kebutuhan anak dalam
mengutarakan pendapat, berkhayal atau berimajinasi, bermain, belajar memahami bentuk
yang ada di sekitar anak, dan merasakan perasaan (gembira, sedih, dll)
Dalam konteks seni berperan mengemukakan pendapat tmpak ketika anak
menyanyi atau menari ataupun menggarka bertema maupun tanpa tema. Karya seni
mereka berikan tema sesuai dengan keinginan pada saat itu, sebagai contoh ketika anak
membayangkan nikmatnya berada dalam ban-ban ibu, dan ibu menimangnya sambil
menyanyikan lagu akan kembali muncul dalam bentuk gambar seorang perempuan dan
kain. Ungkapan itu juga dapat berupa celotehan suara menyanyi dan menirukan orang
sedang menimang boneka. Namun dapat pula berupa gambar bentuk yang di mulai dari
menggambar pesawat terbang yang indah dengan bentuknya yang khas anak kemudian
selang beberapa menit gambar tersebut dicoret sampai menutup permukaan. Disinilah
ungkapan kesal pesawat musuh menembak pesawat idealnya.
2. Seni membantu pertumbuhan mental
Ternyata contoh di atas merupakan perkembangan simbol rupa yang terjadi pada
saat anak ingin menyatakan bentuk yang difikirkan, dirasa, atau dibayangkan. Bentuk-
bentuk tersebut hadir bersamaan dengan perkembangan usia mental anak. Pada suatu
ketikapertumbuhan badan seorang anak lebih cepat daripada perkembangan pikirannya.
Ketidak sejajaran perkembangan anak tersebut menyebabkan puls perkembangan gambar
anak dengan gambar lain yang normal, oleh karena itu terjadi variasi gambar anak. Hal
ini seiring dengan perkembangan nalar pada diri anak. Bagi anak yang mempunyai
perkembangan berbeda, dimana fungsi nalar sudah berkembang lebih cepat dari pada
ekspresinya maka peristiwa tersebut berpengaruh juga dalam gambar.
Beberapa figur akan diungkapkan berbeda dengan anak yang lainnya, anak di
suatu tempat tidak akan sama dengan yang lain. Namun, pada dasarnya pada usia SD
yang lain. Perkembangan emosi nya ditandai oleh perkembangan keseniannya. Kondisi
ini akan berubah jika perkembangan penalaran anak juga berubah. Sekitar tujuh sampai
dengan delapan tahun (antara kelas I dan II) merupakan usia perkembangan penalaran
anak, maka pikiran dan perasaan anak pun mulai berkembang memisah. Hasilnya
terdapat anak yang penalarannya dan perasaannya kuat. Biasanya tipe anak yang kuat
penalarannya cenderung menggambar dengan nuansa garis lebih dominan. Maka figur
atau obyek lukisan ditampilkan lebih realistik. Sedangkan anak bertipe perasaan
(emosional) ditunjukkan dalam gambar berupa blok-blok warna kuat dimana terdapat
satu figur yang diberi warna lebih menyolok dari pada yang lain.
Dalam pandangan psikologi humanistik perkembangan anak tidak saja
dipengaruhi oleh faktor lingkungan (teori behavioral) seperti teman-teman
disekelilingnya, guru kelas, atau pun orang tua saja, melainkan juga berasal dari faktor
insting sebagai internal faktor (teori psikoanalisis). Biasanya kedua faktor tersebut
berjalan saling mempengaruhi sacara seimbang. Misalnya fisik, intelektual, emosional,
dan interpersonal, serta interaksi antara semua faktor yang mempengaruhi belajar dan
motivasi belajar. Psikoanalisis sendiri menyatakan bahwa dalam jiwa manusia
berkembang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Barangkali perkembangan ketiga ranah
kejiwaan pun juga mempengaruhi perkembangan mental dan selanjutnya berpengaruh
terhadap cara cipta seni rupa. Psikologi humanistik sendiri merupakan cabang psikologi
yang memfokuskan pandangannya tentang teori persepsi, respon terhadap kebutuhan
internal individu dan dorongan aktualisasi diri atau menjadi apapun yang diinginkan
(Maslow, dalam Eggen & Kauchak, 1997)
Selanjutnya perkembangan intelektual, emosional, maupun persepsi dapat
dikategorikan sebagai perkembangan mental. Dalam skema pertumbuhan anak, teruarai
bahwa bisa terjadi urutan perkembangan usia yang tidak seimbang. Usia kronologis
(yaitu usia berdasarkan urutan yang dihitung sejak lahir) anak berusia 6 tahun
berkembang terus sesuai dengan tahun. Usia kronologis ini kebetulan mempunyai
perkembangan sejajar dan seiring dengan usia mental. Namun pada usia pertumbuhan,
badan anak kurang normal dibanding dengan kedua usia di atas. Mungkin kerdil, atau
bahkan lebih cepat matang kedewasaannya.
Perkembangan anak ini sedikit banyak mempengaruhi pola berkarya seni. Ketika
usia pertumbuhan badan normal belum tentu akan diikuti oleh perkembangan usia
mental. Mungkin hambatan psikologis keluarga dengan berbagai aturan pergaulan dalm
keluarga terlampau ketat maka perkembangan mental akan berbeda dengan anak yang
hidup dalam keluarga sesuai dengan adat dan pergaulan dengan masyarakat lain. Jika
selanjutnya dikaitkan dengan kebutuhan penciptaaan karya seni, maka respon seseorang
dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Secara harfiah, anak ingin
memvisualisasikan dirinya dalam konteks tanggapan terhadap lingkungan atau obyek.
3. Seni membantu belajar bidang lain
Dalam mendidik dan membimbing seorang anak diperlukan pengembangan
kecerdasan yang berupa linguistik (bahasa), matematika, visual (spasial), kinestetik
(perasaan), musikal, interpersonal maupun intuisi. Kecerdasan ini akan dimuculkan oleh
setiap mata pelajaran, namun demikian mempunyai karakteristik tugas misalnya
linguistik mengembangkan keberanian tampil mengemukakan pendapat. Jiuka seorang
anak tidak berani tampil maka pengetahuannya pun relatif tidak berkembang, maka
kesemuanya harus dilatihkan agar berjalan beriringan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Seni merupakan suatu proses proses penggambaran ekspresi diri manusia sehingga
bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan
dan juga sangat sulit untuk dinilai, bahwa masing-masing individu memilih sendiri
perarturan dan parameter yang menuntun dalam mengekpresikan diri.
Seni mempunyai beberapa fungsi, antara lain fungsi individu dan fungsi sosial.
Dalam fungsi individu, seni berfungsi sebagai pemenuh bebutuhan fisik dan kebutuhan
emosional. Sedangkan dalam fungsi sosial secara khusus seni berfungsi sebagai alat
rekreasi, rohani, komunikasi, pendidikan, artistik bagi seniman, fungsi kesehatan, dan
fungsi kegunaan.
Dalam dunia pendidikan pun seni mempunyai peran yang sangat penting. Dalam
dunia ke SD an, seni berfungsi untuk memberikan fasilitas yang sebesar-besarnya kepada
siswa untuk mengemukakan pendapatnya (ekspresi bebas), melatih imajinasi anak,
memberikan pengalaman estetik dan mampu memberi umpan balik penilaian (kritik dan
saran) terhadap suatu karya seni sesuai dengan mediumnya. Selain itu dengan pembinaan
sensitivitas serta rasa pada anak usia SD, hasil yang diharapkan adalah terbinanya visi
artistik dan fiksi imajinatif serta mampu mengembangkan kemampuan intelektual,
imajinatif, ekspresi, kepekaan kreatif, keterampilan, dan mengapresiasi terhadap hasil karya
seni dan keterampilan dari berbagai wilayah Nusantara dan mancanegara. Dan dengan
mempelajari seni, seorang anak dapat menumbuhkembangkan sikap profesional, kooperatif,
toleransi, dan kepemimpinan.

B. Saran
Seharusnya pendidikan seni lebih ditekankan dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Untuk saat ini pembinaan seni dalam dunia pendidikan terutama ke SD an masih kurang.
Dimana dalam pembinaannya siswa masih kurang di bebaskan untuk berekspresi sesuai
jalan pikirannya sehingga jiwa emosional seni siswa kurang berkembang. Seharusnya siswa
di bebaskan untuk berekspresi agar mereka mampu mengembangkan potensi intelektual,
imajinasi, ekspresi, kepekaan kreatif, dan keterampilan yang mereka miliki.
DAFTAR PUSTAKA

Prasetya, Joko dkk. (1991). Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT RINEKA CIPTA
Soetomo, Greg. (2003). Krisis Seni Krisis Kesadaran. Yogyakarta : PENERBIT KANISIUS
Sudarsono. (1992). Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta : Balai pustaka
Hetty, Tumurang. (2006). Pembelajaran Kreativitas Seni Anak Sekolah dasar. Jakarta :
Depdiknas
Siti, Ida dan Iriaji. (1998/1999). Pendidikan Seni Rupa. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai