Makalah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sistem Digital
Dibimbing Oleh :
Retno Devita. M.Kom
Disusun Oleh :
Muhammad Yusuf / 08101152620104
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan Rahmat dan HidayahNya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah tentang Sistem Digital ini. Tidak lupa saya ucapkan
terimakasih kepada pihak yang membantu baik berupa materi maupun pikiran sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembacanya, dan
saya juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam pembutan makalah
selanjutnya dapat lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
Terdapat 7 jenis Gerbang Logika Dasar yang membentuk sebuah Sistem Elektronika
Digital, yaitu :
1. Gerbang AND
2. Gerbang OR
3. Gerbang NOT
4. Gerbang NAND
5. Gerbang NOR
6. Gerbang X-OR (Exclusive OR)
7. Gerbang X-NOR (Exlusive NOR)
Berikut ini adalah Penjelasan singkat mengenai 7 jenis Gerbang Logika Dasar beserta
Simbol dan Tabel Kebenarannya.
Gerbang AND (AND Gate)
Gerbang AND memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1
Keluaran (Output). Gerbang AND akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika
semua masukan (Input) bernilai Logika 1 dan akan menghasilkan Keluaran (Output)
Logika 0 jika salah satu dari masukan (Input) bernilai Logika 0. Simbol yang menandakan
Operasi Gerbang Logika AND adalah tanda titik (“.”) atau tidak memakai tanda sama
sekali. Contohnya : Z = X.Y atau Z = XY.
Simbol yang menandakan Operasi Logika OR adalah tanda Plus (“+”). Contohnya : Z = X
+ Y.
Gerbang NOT hanya memerlukan sebuah Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1
Keluaran (Output). Gerbang NOT disebut juga dengan Inverter (Pembalik) karena
menghasilkan Keluaran (Output) yang berlawanan (kebalikan) dengan Masukan atau
Inputnya. Berarti jika kita ingin mendapatkan Keluaran (Output) dengan nilai Logika 0
maka Input atau Masukannya harus bernilai Logika 1. Gerbang NOT biasanya
dilambangkan dengan simbol minus (“-“) di atas Variabel Inputnya.
Arti NAND adalah NOT AND atau BUKAN AND, Gerbang NAND merupakan
kombinasi dari Gerbang AND dan Gerbang NOT yang menghasilkan kebalikan dari
Keluaran (Output) Gerbang AND. Gerbang NAND akan menghasilkan Keluaran Logika 0
apabila semua Masukan (Input) pada Logika 1 dan jika terdapat sebuah Input yang
bernilai Logika 0 maka akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1.
Arti NOR adalah NOT OR atau BUKAN OR, Gerbang NOR merupakan kombinasi dari
Gerbang OR dan Gerbang NOT yang menghasilkan kebalikan dari Keluaran (Output)
Gerbang OR. Gerbang NOR akan menghasilkan Keluaran Logika 0 jika salah satu dari
Masukan (Input) bernilai Logika 1 dan jika ingin mendapatkan Keluaran Logika 1, maka
semua Masukan (Input) harus bernilai Logika 0.
X-OR adalah singkatan dari Exclusive OR yang terdiri dari 2 Masukan (Input) dan 1
Keluaran (Output) Logika. Gerbang X-OR akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika
1 jika semua Masukan-masukannya (Input) mempunyai nilai Logika yang berbeda. Jika
nilai Logika Inputnya sama, maka akan memberikan hasil Keluaran Logika 0.
Seperti Gerbang X-OR, Gerban X-NOR juga terdiri dari 2 Masukan (Input) dan 1
Keluaran (Output). X-NOR adalah singkatan dari Exclusive NOR dan merupakan
kombinasi dari Gerbang X-OR dan Gerbang NOT. Gerbang X-NOR akan menghasilkan
Keluaran (Output) Logika 1 jika semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika yang sama
dan akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0 jika semua Masukan atau Inputnya
bernilai Logika yang berbeda. Hal ini merupakan kebalikan dari Gerbang X-OR
(Exclusive OR).
Sejarah
Aljabar boole pertama kali dikemukakan oleh seseorang matematikawan inggris,
geogre boole pada tahun 1854. Aljabar boolean adalah cabang ilmu matematika yang
diperlukan untuk mempelajari desain logika dari suatu sistem digital yang merupakan
operasi aritmatik pada bilangan boolean (bilangan yang hanya mengenal 2 keadaan yaitu
False/True, Yes/No, 1/0) atau bisa disebut bilangan biner.
Pada tahun 1938 clamde shanmon memperlihatkan penggunaan aljabar boole untuk
merancang rangkaian sirkuit yang menerima masukan 0 dan 1 dan menghasilkan keluaran
juga 0 dan 1 aljabar boole telah menjadi dasar teknologi komputer digital.
Dengan menggunakan Hukum Aljabar Boolean ini, kita dapat mengurangi dan
menyederhanakan Ekspresi Boolean yang kompleks sehingga dapat mengurangi jumlah
Gerbang Logika yang diperlukan dalam sebuah rangkaian Digital Elektronika.
Dibawah ini terdapat 6 tipe Hukum yang berkaitan dengan Hukum Aljabar Boolean
Contoh :
X.Y = Y.X
X+Y = Y+X
Catatan : Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat menukarkan posisi variabel atau
dalam hal ini adalah sinyal Input, hasilnya akan tetap sama atau tidak akan mengubah
keluarannya.
Hukum Asosiatif menyatakan bahwa urutan operasi logika tidak akan berpengaruh
terhadap Output Rangkaian Logika.
Contoh :
W . (X . Y) = (W . X) . Y
Penjumlahan (Gerbang Logika OR)
W + (X + Y) = (W + X) + Y
Catatan : Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat mengelompokan posisi variabel
dalam hal ini adalah urutan operasi logikanya, hasilnya akan tetap sama atau tidak akan
mengubah keluarannya. Tidak peduli yang mana dihitung terlebih dahulu, hasilnya tetap
akan sama. Tanda kurung hanya sekedar untuk mempermudah mengingat yang mana akan
dihitung terlebih dahulu.
Hukum Distributif
Hukum Distributif menyatakan bahwa variabel-variabel atau sinyal Input dapat disebarkan
tempatnya atau diubah urutan sinyalnya, perubahan tersebut tidak akan mempengaruhi
Output Keluarannya.
Disebut dengan Hukum AND karena pada hukum ini menggunakan Operasi Logika AND
atau perkalian. Berikut ini contohnya :
Hukum OR (OR Law)
Hukum Inversi menggunakan Operasi Logika NOT. Hukum Inversi ini menyatakan jika
terjadi Inversi ganda (kebalikan 2 kali) maka hasilnya akan kembali ke nilai aslinya.
Jadi, jika suatu Input (masukan) diinversi (dibalik) maka hasilnya akan berlawanan.
Namun jika diinversi sekali lagi, hasilnya akan kembali ke semula.
Definisi
Aljabar boole merupakan aljabar yng terdiri atas suatu hmpunan B dengan dua
operator biner yang didefinisikan pada himpunan tersebut, yaitu * (infimum) dan +
(supremum). Atau Aljabar boole adalah suatu letisdistribusi berkomplimen. Notasi
aljabarboole adalah (B, + , 1 , 0 , 1 ). Dalam aljabar boole terdapat :
1. Letis (B, * , + ) dengan dua operasi biner infimum (*) dan supremum (+)
2. Poset (B, ≤) yaitu himpunan terurut bagian.
3. Batas-batas letis yang dinotasikan dengan 0 dan 1. 0adalah elemen terkecil dan 1
adalah elemen terbesr dari relasi (B, ≤).
Karena (B, * , +) merupakan letis distribusi berkomplemen maka tiap elemen dari
B merupakan komplemen yang unik. Komplemen dan ( a B ). Untuk setiap a, b, c
B berlaku sifat-sifat atau postulat-postulat berikut:
1. Closure (tertutup) : (i) a + b B
(ii) a * b B
2. Identitas : (i) ada elemen untuk 0 B sebgai bentuk
a+0=0+a=a
(ii) ada elemen untuk 1 B sebgai bentuk
a*1=1*a=a
3. Komutatif : (i) a + b = b + a
(ii) a * b = b . a
4. Distributif : (i) a * (b + c) = (a * b) + (a * c)
(ii) a + (b * c) = (a + b) * (a + c)
(iii) (a * b) + c = (a + c) * (b + c)
5. Komplemen 1
: untuk setiap a B sebagai berikut :
(i) a + a1 = 1
(ii) a * a1 = 0
6. Terdapat paling sedikit dua buah elemen a dan B sedemikian hingga a ≠ b.
7. Idempoteni :a*a=a;+a=a
8. Assosiatif : a + (b + c) = (a + b) +c ; a * (b *c) = (a * b) * c
Bukti :
a + ( a1 * b) = ( a + a1 ) * (a + b)
=1*(a+b)
=a+b
B. Prinsip Dualitas
Definisi : Misalkan S adalah kesamaan (identity) di dalam aljabar Boolean yang
melibatkan operasi ( *, +, dan komplemen1) , maka jika pernyataan S* diperoleh
dengan cara mengganti
* dengan +
+ dengan *
0 dengan 1
1 dengan 0
2. a * 1 = 0
Jawab :
a+0=1
B. Fungsi Komplemen
2.5 Cara pertama: menggunakan hukum De Morgan
Hukum De Morgan untuk dua buah peubah, x1 dan x2, adalah
Contoh. Misalkan f(x, y, z) = x(y’z’ + yz), maka
f ’(x, y, z) = (x(y’z’ + yz))’
= x’ + (y’z’ + yz)’
= x’ + (y’z’)’ (yz)’
= x’ + (y + z) (y’ + z’)
2.6 Cara kedua: menggunakan prinsip dualitas.
Tentukan dual dari ekspresi Boolean yang merepresentasikan f, lalu
komplemenkan setiap literal di dalam dual tersebut.
Contoh. Misalkan f(x, y, z) = x(y’z’ + yz), maka
dual dari f:x + (y’ + z’) (y + z)
komplemenkan tiap literalnya: x’ + (y + z) (y’ + z’) = f ’
Jadi, f ‘(x, y, z) = x’ + (y + z)(y’ + z’)
C. Bentuk Kanonik
Jadi, ada dua macam bentuk kanonik:
1. Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP)
2. Perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS)
Contoh:
1. f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz SOP
Setiap suku (term) disebut minterm
2. g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)
(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z) POS
Setiap suku (term) disebut maxterm
Setiap minterm/maxterm mengandung literal lengkap
Minterm Maxterm
x y Suku Lambang Suku Lambang
0 0 x’y’ m0 x+y M0
0 1 x’y m1 x + y’ M1
1 0 xy’ m2 x’ + y M2
1 1 xy m3 x’ + y’ M3
Minterm Maxterm
x y z Suku Lambang Suku Lambang
0 0 0 x’y’z’ m0 x+y+z M0
0 0 1 x’y’z m1 x + y + z’ M1
0 1 0 x‘y z’ m2 x + y’+z M2
0 1 1 x’y z m3 x + y’+z’ M3
1 0 0 x y’z’ m4 x’+ y + z M4
1 0 1 x y’z m5 x’+ y + z’ M5
1 1 0 x y z’ m6 x’+ y’+ z M6
1 1 1 xyz m7 x’+ y’+ z’ M7
Contoh . Nyatakan tabel kebenaran di bawah ini dalam bentuk kanonik SOP
dan POS.
Tabel
x y z f(x, y, z)
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1
Penyelesaian:
(a) SOP
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 1
adalah 001, 100, dan 111, maka fungsi Booleannya dalam bentuk kanonik SOP
adalah
f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz
atau (dengan menggunakan lambang minterm),
f(x, y, z) = m1 + m4 + m7 = (1, 4, 7)
(b)POS
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 0
adalah 000, 010, 011, 101, dan 110, maka fungsi Booleannya dalam bentuk
kanonik POS adalah
f(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’+ z)(x + y’+ z’)
(x’+ y + z’)(x’+ y’+ z)
atau dalam bentuk lain,
f(x, y, z) = M0 M2 M3 M5 M6 = (0, 2, 3, 5, 6)
2. a x y b
Output b hanya ada jika dan hanya jika x dan y dibuka xy
3. a x
c
b y
Output c hanya ada jika dan hanya jika x atau y dibuka x + y
Contoh rangkaian pensaklaran pada rangkaian listrik:
1. Saklar dalam hubungan SERI: logika AND
Lampu
A B
Sumber tegangan
Sumber Tegangan
Contoh. Nyatakan rangkaian pensaklaran pada gambar di bawah ini dalam ekspresi
Boolean.
x’ y
x’
x
x y
x y’ z
z
Jawab: x’y + (x’ + xy)z + x(y + y’z + z)
A. Rangkaian Digital Elektronik
Contoh. Nyatakan fungsi f(x, y, z) = xy + x’y ke dalam rangkaian logika.
Jawab:
(a) Cara pertama
x
xy
y
xy+x'y
x'
x
x'y
y
x y
xy
xy+x'y
x'
x'y
(c) Cara ketiga
2.6 Penyederhanaan Fungsi Boole
Dari segi penerapannya, fungsi boole yang lebih sederhana berarti rangkaan
logika nya juga sederhana. Penyederhanaan fungsi boole dapat dilakukan dengan 3
cara:
Contoh. f(x, y) = x’y + xy’ + y’
disederhanakan menjadi
f(x, y) = x’ + y’
Penyederhanaan fungsi Boolean dapat dilakukan dengan 3 cara:
1. Secara aljabar
2. Menggunakan Peta Karnaugh
x xy
y
xy+x'y
x'
x'y
yz
00 01 11 10
x 0 0 0 0 1
1 0 0 1 1
yz
00 01 11 10
wx 00 0 1 0 1
01 0 0 1 1
11 0 0 0 1
10 0 0 0 0
Garis pencerminan
Contoh \. (Contoh penggunaan Peta 5 peubah) Carilah fungsi sederhana dari
f(v, w, x, y, z) = (0, 2, 4, 6, 9, 11, 13, 15, 17, 21, 25, 27, 29, 31)
Jawab:
Peta Karnaugh dari fungsi tersebut adalah:
xyz
00 00 01 01 11 11 10 10
0 1 1 0 0 1 1 0
vw 1 1 1 1
00
01 1 1 1 1
11 1 1 1 1
10 1 1
Jika terjadi OverFlow pada operasi aritmatika, bit ini akan bernilai 1.
SF <Sign Flag>
Jika terjadi borrow pada operasi pengurangan atau carry pada penjumlahan, bit ini akan
bernilai 1.
PF <Parity Flag>.
Digunakan untuk menunjukkan paritas bilangan. Bit ini akan bernilai 1 bila bilangan
yang dihasilkan merupakan bilangan genap.
DF <Direction Flag>
Digunakan pada prosesor 80286 dan 80386 untuk menjaga jalannya interupsi yang terjadi
secara beruntun.
IOPL <I/O Protection level>
Flag ini terdiri atas 2 bit dan digunakan pada prosesor 80286 dan 80386 untuk mode
proteksi.
Adapun susunan dari masing-masing flag didalam flags register dapat anda lihat
pada gambar diatas. Pada prosesor 80286 dan 80386 keatas terdapat beberapa tambahan
pada flags register, yaitu :
PE <Protection Enable>
Digunakan untuk mengaktifkan mode proteksi. flag ini akan bernilai 1 pada mode proteksi
dan 0 pada mode real.
MP <Monitor Coprosesor>
Digunakan bersama flag TS untuk menangani terjadinya intruksi WAIT.
EM <Emulate Coprosesor>
Flag ini digunakan untuk mensimulasikan coprosesor 80287 atau 80387.
TS <Task Switched>
Flag ini tersedia pada 80286 keatas.
ET <Extension Type>
Flag ini digunakan untuk menentukan jenis coprosesor 80287 atau 80387.
RF <Resume Flag>
Register ini hanya terdapat pada prosesor 80386 keatas.
VF <Virtual 8086 Mode>
Bila flag ini bernilai 1 pada saat mode proteksi, mikroprosesor akan
memungkinkan dijalankannya aplikasi mode real pada mode proteksi. Register ini hanya
terdapat pada 80386 keatas.
2. Shift Register
Register geser atau Shift Register adalah suatu rangkaian yang menggunakan flip-
flop yang saling disambung secara seri sehingga setiap bit yang disimpan di keluaran Q
digeser ke flip-flop berikutnya. Pergeseran bit ini terjadi pada setiap pulsa clock. Pulsa-
pulsa clock tersebut dikirim kesemua flip-flop dalam register, sehingga operasinya
berjalan secara sinkron. Flip-flop jenis apapun yang operasinya sesuai (terpicu tepian)
dapat dipakai.
Register merupakan blok logika yang sangat penting dalam kebanyakan sistem
digital. Register sering digunakan untuk menyimpan (sementara) informasi biner yang
muncul pada keluaran sebuah matrik pengkodean. Disamping itu, register sering
digunakan untuk menyimpan (sementara ) data biner yang sedang dikodekan. Maka
register membentuk suatu kaitan yang sangat penting antara sistem digital utama dan
kanal-kanal keluaran. Register yang paling sederhana terdiri dari satu flip-flop saja, yang
berarti hanya dapat menyimpan data terdiri suatu bit bilangan biner saja yaitu 0 atau 1
oleh sebab itu untuk menyimpan data yang terdiri empat bit bilangan biner maka
diperlukan empat buah flip-flop.
Register geser merupakan kelas komponen yang sangat penting dalam semua tipe
rangkaian digital. Karena keluaran flip-flop diubah hanya oleh pulsa clock yang datang
sesudah masukan berubah, maka penghilangan pulsa clock (tegangan catu tetap ada)
tidah mengubah keluaran flip-flop selama kondisi ini terjaga.Karena itu, setiap flip-
flop dapat dipakai untuk menyimpan digit biner (bit) selama daya masih dikenakan dan
pulsa-pulsa clock ditahan. Seperangkat bit dapat disimpan dalam register, dengan satu
flip-flop untuk setiap bit. Register geser mempunyai empat tipe dasar, yaitu :
SISO (Serial Input Serial Output)
SIPO (Serial Input Paralel Output)
PISO (Paralel Input Serial Input)
PIPO (Paralel Output Paralel Input)
Tegangan logika masukan diumpankan ke dalam register geser pada setiap pulsa clock,
dan dapat berubah pada waktu diantara pulsa-pulsa clock. Sesudah sejumlah pulsa clock
yang sama dengan jumlah flip-flop dalam register, dikeluaran terdapat bit yang sama
dengan bit pertama kali masuk tadi. Register SISO yang dipakai dengan cara ini dapat
bertindak sebagai tundaan waktu, dimana bit dikeluaran tertunda selama beberapa pulsa
clock (Sama dengan jumlah flip-flop).
Jika tidak ada pulsa clock yang dikenakan, bit tidak digeserkan dan pembacaan di
terminal Q adalah sama dengan apa yang dimasukkan.Pemakaian register ini adalah
metode yang menyenangkan untuk menyimpan beberapa bit secara sementara. Jika diberi
pulsa clock, setiap bit akan digeserkan satu tempat pada setiap pulsa clock.
Jenis flip-flop yang digunakan adalah J-K flip-flop atau flip-flop yang dilengkapi denga
input preset dan input preclear. Pemasukan data dilakukan melalui input Preset. Data
kemudian digeser keluar satu bit pada saat ketika diberikan pulsa clock. Hal ini
memungkinkan data yang disajikan dalam bentuk paralel (beberapa saluran pada saat
yang sama)) dapat diubah menjadi bentuk serial (bit demi bit) untuk dipancarkan
melalaui satu saluran.
SIPO (Serial Input Paralel Output)
Register ini merupakan kebalika dari register PISO, jika seperti yang terlihat pada
gambar berikut.
Dalam tipe ini, data disajikan satu bit pada satu saat lalu digeser masuk pada setiap pulsa clock.
Sesudah seperangkat pulsa clock lengkap, register menjadi penuh dan kandungannya dapat
dibaca diterminal Q atau dikeluarkan melalui seperangkat saluran paralel. Dalam pengertian ini,
dikeeluarkan berarti bahwa bit-bit tersebut dapat dipakai untuk mengoperasikan gerbang atau
rangkaiaan lain, sementara registernya sendiri tidak mengalami perubahan karena tindakan ini.
Dengan menggunakan register SIPO, bit-bit data yang sudah dipancarkan secara berurutan dari
sebuah saluran dapat dikumpiulkan hingga membentuk satu “kata” dari beberapa bit.
Pengertian Counter
Counter atau biasa disebut dengan Pencacah adalah aplikasi dari flip flop yang
mempunyai fungsi menghitung proses perhitungan yang dilakukan counter secara sekuensial,
baik menghitung naik (up counting) maupun menghitung turun (down counting).
Macam-macam Counter
Menurut jumlah pulsa yang dapat dicacah, terdapat jenis pencacah modulo 2n, contohnya
pencacah modulo 4, modulo 8 dan modulo 16. Sedangkan menurut pengaktifan elemen
penyimpanannya dan dalam hal ini elemen penyimpan pencacah adalah flip-flop, terdapat
pencacah jenis tak serempak atau pencacah tak sinkron (asynchronous counter) dan pencacah
serempak atau pencacah sinkron (synchronous counter). Pada pencacah tak serempak, elemen-
elemen penyusunnya yakni flip-flop bekerja secara tidak serempak ketika pencacah tersebut
diberi input pulsa, dan pada pencacah serempak elemen-elemen penyusunnya bekerja secara
bersama-sama ketika ada pulsa masuk ke inputnya. Prosedur perancangan kedua jenis pencacah
tersebut agak berbeda. Untuk pencacah serempak prosedur perancangannya sama dengan
prosedur perancangan rangkaian sekuensial. Sedangkan rangkaian pencacah tak serempak
prosedur perancangannya lebih sederhana.
Perbedaan mendasarnya dalam penghitung biner murni, angka 9 dalam bentuk bilangan biner
1001, dan berikutnya angka 10 dinyatakan dalam bentuk biner 1010. Sedangkan dalam
penghitung desimal-terkodekan-secara-biner, angka 9 adalah biner 1001, tetapi angka 10
dinyatakandalambentuk:00010000.
Angka desimal 100 dalam biner murni adalah 1100100, sedangkan dalam BCD adalah 0001
0000 0000 (3 buah digit desimal masing-masing dari kelompok 4 bit).
Untuk jelasnya, angka desimal 0 sampai 17 (yang kita kenal sehari-hari), jika dinyatakan dalam
bilangan biner murni dan biner BCD ( dengan 5 bit), akan nampak seperti di bawah ini. Angka 0
sampai 9 mempunyai bentuk biner murni dan biner BCD yang sama, tetapi mulaidari angka 10
keduanya belainan.
Rangkaian penghitung ini kebanyakan dipakai dalam alat penghitung pulsa putaran mesin, atau
putaran roda kendaraan. Alat penghitung ini (baik yang biner maupun desimal BCD) merupakan
bagian penting dalam sistem peralatan digital dan penggunaannya dalam bidang industri. Selain
untuk menghitung pulsa putaran, penghitung/pencacah juga dipakai untuk menghitung pulsa
waktu, alat yang penting dalam bidang telekomunikasi yaitu untuk mencatat lama pembicaraan.
Bagi masyarakat awam, penghitung bisa diartikan sebagai kalkulator yang dipakai untuk
menghitung untuk keperluan sehari-hari. Ada dua macam kalkulator: penghitung sederhana, dan
penghitung ilmiah (scientific calculator). Dalam penghitung sederhana, kita hanya bisa
menghitung: + – * / % kwadrat, 1/x, dan operasi memori saja (cukup untuk keperluan penghitung
rumah tangga sehari-hari). Sedangkan pada scientific calculator, kita bisa menghitung rumus
matematika yang lebih rumit, seperti: pangkat, exp, ln, sin, cos, tg, dll.
Synchronous Counter
Synchronous counter adalah Sebuah cara sederhana untuk menerapkan logika untuk
setiap bit dari counter menaik untuk setiap bit untuk beralih ketika semua bit kurang signifikan
berada pada keadaan logika tinggi. Sebagai contoh, bit 1 matikan ketika bit 0 adalah logika
tinggi; bit 2 matikan ketika kedua bit 1 dan bit 0 adalah logika tinggi; bit 3 matikan saat bit 2, bit
1 dan bit 0 semua tinggi, dan sebagainya. Sinkron counter , pencacah yang flip-flopnya bekerja
secara bersamaan. Semua flip-flop dalam pencacah ini mendapatkan pulsa clock yang sama (dari
satu sumber) secara bersamaan. Karena semua flip-flop bekerja secara bersamaan, sehingga
pencacah ini bekerja lebih cepat (delay-nya kecil).
Sedangkan decade counter merupakan nilai maksimal yang dapat dicacah oleh suatu
counter. Jadi decade counter adalah pencacah yang hanya dapat mencacah sampai 10 hitungan
saja. Jika counter modulo 10 telah mencacah dari 0 sampai 9 maka pencacah akan mengeluarkan
pulsa reset atau clear untuk mengulang cacahan dari 0. Satu dekade counter sinkron juga dapat
dibuat dengan menggunakan penghitung biner sinkron untuk menghasilkan urutan menghitung
dari 0 sampai 9. Sebuah counter biner standar dapat dikonversi ke satu dekade (desimal 10)
counter dengan bantuan dari beberapa logika tambahan untuk mengimplementasikan urutan
keadaan yang diinginkan. Setelah mencapai hitungan "1001", counter mendaur ulang kembali ke
"0000". sekarang memiliki satu dekade atau Modulo-10 counter.
Satu dekade counter adalah salah satu yang penting dalam angka desimal, bukan biner.
Sebuah counter dekade memiliki setiap digit biner dikodekan (yaitu, ia bisa menghitung dalam –
kode decimal biner , sebagai sirkuit terpadu 7490) atau pengkodean biner lainnya (seperti yang
terdiri dr lima bagian enconding-bi dari 7490 sirkuit terintegrasi). Atau, mungkin memiliki
"sepenuhnya dekode" atau kode keluaran satu-panas di mana setiap output pergi tinggi pada
gilirannya, sedangkan 4017 adalah seperti sirkuit. Jenis terakhir dari sirkuit menemukan aplikasi
dalam multiplexer dan demultiplexers, atau di mana pun jenis pemindaian perilaku berguna.
counter serupa dengan jumlah yang berbeda output juga umum. Dekade Penghitung juga dikenal
sebagai counter-mod . Salah satu penggunaan pencacah mod adalah sebagai panampil digit
desimal. Pecacah modulo 10 dihubungkan dengan decoder BCD to 7 segment sehingga nilai
cacahan dapat ditampilkan pada 7 segment. Jika akan membuat penampil desimal 3 digit maka
dibutuhkan 3 buah pencacah modulo 10, 3 buah decoder BCD to 7 segment dan 3 buah 7
segment sebagai panampil.
Dan synchronous decade counter Serupa dengan dekade counter asynchronous, jumlah
dekade sinkron counter mulai dari 0 sampai 9 dan kemudian mendaur ulang ke 0 lagi. Hal ini
dilakukan dengan memaksa keadaan 1010 kembali ke keadaan 0000.
Counter sinkron dapat dibangun dengan menggunakan JK flip-flop dan gerbang, dan
rangkaian untuk dekade counter sinkron semua clock secara paralel. bekerja lebih cepat daripada
counter riak. perubahan JK flip-flop hanya bila J = K = 1 pada saat pulsa clock. tindakan beralih
di sirkuit ini terkendali melalui output Q dan gerbang DAN. sebelum bistable bisa beralih,
semua Qs sebelumnya bistable harus berada di logika 1. karena Jo = Ko = 1, FFo matikan pada
setiap Q3 pulse.while jam = 0, Q3 = 1 dan ketika Q0 = 1, J1 = K1 = 1 dan FF1 toggles. dalam
cara yang sama, FF2 matikan ketika Q0 = Q1 = Q2 = 1. ketika Q3 = 1, Q3 # = 1, sehingga = J3 1
dan K3 = 0. saat ini semua flip-flop reset ke nol.
Satu dekade counter menghitung dari 0 sampai 9 berulang kali. Oleh karena itu, total
empat flip - flop diperlukan karena menghitung 7 rangkaian logika pulsa masukan dari 0 hingga
9, kembali ke 0, dan kemudian mengulang setelah keadaan mencapai 9, keadaan teks adalah 0,
bukan 10. komersial, satu dekade counter sinkron menggunakan arus keluaran sebagai input
untuk flip nya-menjatuhkan, sehingga waktu switching untuk setiap ff hampir sama dalam
beberapa penundaan sirkuit. yang desigh seperti satu dekade counter dibiarkan sebagai latihan.
Apabila nilai hitungan yang stabil adalah penting di beberapa bit, yang terjadi di
kebanyakan sistem counter, counter sinkron digunakan. Ini juga menggunakan flip-flop, baik D-
tipe atau jenis JK lebih kompleks, tapi di sini, setiap tahap clock secara bersamaan oleh sinyal
clock umum. Logika gerbang antara setiap tahap aliran data sirkuit kontrol dari panggung ke
panggung sehingga jumlah perilaku yang diinginkan direalisasikan. counter Synchronous dapat
dirancang untuk menghitung naik atau turun, atau keduanya menurut masukan arah, dan
mungkin presetable melalui set paralel input.
Counter Dekade adalah jenis counter yang penting dalam puluhan daripada harus
representasi biner. Setiap keluaran akan tinggi pada gilirannya, dimulai lebih dari sepuluh setelah
output telah terjadi. Jenis sirkuit menemukan aplikasi dalam multiplexer dan demultiplexers, atau
di mana pun jenis pemindaian perilaku berguna. counter serupa dengan jumlah yang berbeda
output juga umum.
Satu decade counter menghitung dari 0 sampai 9 dan kemudian me-reset ke nol. Counter
input dapat diatur dengan nol olehgaris reset rendah . hitungan lalu menaikkan pada setiap pulsa
clock hingga mencapai 1001 ( decimal 9) ketika kenaikan 1010 (decimal 10) kedua input
gerbang NAND menjadi tinggi .Hasilnya adalah bahwa output NAND menjadi rendah, dan me
reset counter ke nol. D rendah akan dapat melaksanakan sinyal , menunjukan bahwa telah terjadi
hitungan sepuluh.
Satu decade counter / binery counter dirancang untuk menghitung sampai 1010 10102.
Sebuah counter empat tahap dapat dengan mudah termodifikasi untuk satu decade counter
dengan menambah sebuah gerbang NAND seperti di tunjukan pada gambar . perhatikan bahwa
FF2 dan FF4 memberikan masukan terhadap gerbang NAND . keluaran gerbang NAND
tersambung ke input CRL dari masing-masing FFS.
Counter beroperasi sebagai counter normal sampai mencapai hitungan 1010 . pada saat
itu , kedua input ke gerbang NAND adalah HIGH , dan output berjalan LOW. LOW ini
diterapkan pada masukan CRL dari FFS menyebabkan mereka untuk me-reset ke nol . Setelah
FFS- reset ,hitungan bias di mulai lagi . Tabel berikut mununjukkan jumlah biner dan input serta
output dari gerbang NAND untuk setiap hitungan decade counter ,Mengubah masukan ke
gerbang NAND dapat menyebabkan jumlah maksimum yang akan diubah. Sebagai contoh , jika
FF4 dan FF3 adalah kabel ke gerbang NAND, counter akan menghitung sampai 11002 (12)10 ,
dan kemudian di reset.
Application synchronous counter dekade ,pencacah yang menghitung dari 0 sampai 9 ini
jelas merupakan pilihan yang wajar dalam penerapan-penerapan BCD seperti penerapan
frekuensi meter (pencacah frekuensi) , voltmeter digital dan jam digital.Dan application
synchronous counter decade pada digital clock ,ini dianggap counter menit. counter jam
diimplementasikan dengan dekade counter dan flip-flop seperti ditunjukkan pada ara.
menganggap bahwa mulanya baik counter dekade dan flip-flop di-reset dan keluaran gerbang
NAND tinggi. kemajuan dekade counter 0 sampai 9 dan seperti resycles dari 9 kembali ke 0,
flip-flop toggle ke keadaan SET oleh transisi HIGH-TO-LOW dari QD . pada saat ini hitungan
hanya 10 desimal (dekade counter dalam keadaan 0 dan flip-flop SET). setelah dua pukses jam
berikutnya, jumlah total kemajuan sampai 11 desimal dan kemudian sampai 12 desimal. di 13
akhir, output QB dan QA dekade counter HIGH, flip-flop masih SET dan dengan demikian
output dari gerbang NAND segera berlangsung LOW. ini mengaktifkan input LOAD
asynchonous dari counter dekade, dekade presetting the counter kepada keadaan dengan input
data (0 0 0 1). karena keluaran dari gerbang NAND juga dihubungkan ke input J, me-reset flip-
flop . logikanya ini membuat counter untuk mendaur ulang dari 12 kembali ke 1 ketimbang
kembali ke 0.
Tambahan AND gerbang mendeteksi ketika urutan mencapai "1001", (Binary 10) dan
menyebabkan FF3 flip-flop untuk beralih pada pulsa clock berikutnya. FF0 Flip-flop matikan
pada setiap pulsa clock. Dengan demikian, menghitung mulai ke arah "0000" memproduksi satu
dekade counter sinkron. Kita bisa cukup mudah menata kembali tambahan AND gerbang untuk
menghasilkan counter lain seperti-Mod 12 Up counter yang menghitung 12 bagian keadaan dari
"0000" ke "1011" (0 sampai 11) dan kemudian mengulangi membuat mereka cocok untuk jam.
Asynchronous Counter
Fungsi Counter
Adapun fungsi dara counter adalah sebagai berikut : (1) Penggunaan pencacah dalam
teknologi industri. Dalam hal ini pencacah dioperasikan untuk menghitung objek (barang
produksi) dengan tujuan mencapai kecepatan dan ecermatan penghitung, (2) Digunakan sebagai
pembagi frekuensi, (3) Untuk mengukur besarnya frekuensi, (4) Untuk mengukur waktu interval
antar dua pulsa, (5) Untuk mengukur jarak, (6) Untuk mengukur kecepatan, (7) Penggunaan
dalam digital omputer, (8) Mengubah sinyal analog menjadi digital atau sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA