Anda di halaman 1dari 43

SISTEM DIGITAL

“MAKALAH SISTEM DIGITAL”

Makalah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sistem Digital

Dibimbing Oleh :
Retno Devita. M.Kom

Disusun Oleh :
Muhammad Yusuf / 08101152620104

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
JURUSAN SISTEM KOMPUTER
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan Rahmat dan HidayahNya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah tentang Sistem Digital ini. Tidak lupa saya ucapkan
terimakasih kepada pihak yang membantu baik berupa materi maupun pikiran sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembacanya, dan
saya juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam pembutan makalah
selanjutnya dapat lebih baik.

Padang, 18 Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ...................................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................
1
1.3 Tujuan dan Manfaat.......................................................................................................
1
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................
2
2.1 Pengertian Basis Data ....................................................................................................
2
2.2 Sejarah Basis Data .........................................................................................................
3
2.3 Perangkat Lunak Basis Data .........................................................................................
5
2.4 Komponen Basis Data ...................................................................................................
6
2.5 Kriteria Sistem Basis Data .............................................................................................
8
2.6 Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Basis Data .............................................................
8
BAB III PENUTUP .......................................................................................................
11
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................
11
3.2 Saran ..............................................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................
13
GERBANG LOGIKA DAN TABEL KEBENARAN

Pengertian Gerbang Logika Dasar dan Jenis-jenisnya– Gerbang Logika atau


dalam bahasa Inggris disebut dengan Logic Gate adalah dasar pembentuk Sistem
Elektronika Digital yang berfungsi untuk mengubah satu atau beberapa Input (masukan)
menjadi sebuah sinyal Output (Keluaran) Logis. Gerbang Logika beroperasi berdasarkan
sistem bilangan biner yaitu bilangan yang hanya memiliki 2 kode simbol
yakni 0 dan 1 dengan menggunakan Teori Aljabar Boolean. Gerbang Logika yang
diterapkan dalam Sistem Elektronika Digital pada dasarnya menggunakan Komponen-
komponen Elektronika seperti Integrated Circuit (IC), Dioda, Transistor, Relay, Optik
maupun Elemen Mekanikal.

Jenis-jenis Gerbang Logika Dasar dan Simbolnya

Terdapat 7 jenis Gerbang Logika Dasar yang membentuk sebuah Sistem Elektronika
Digital, yaitu :

1. Gerbang AND
2. Gerbang OR
3. Gerbang NOT
4. Gerbang NAND
5. Gerbang NOR
6. Gerbang X-OR (Exclusive OR)
7. Gerbang X-NOR (Exlusive NOR)

Tabel yang berisikan kombinasi-kombinasi Variabel Input (Masukan) yang menghasilkan


Output (Keluaran) Logis disebut dengan “Tabel Kebenaran” atau “Truth Table”. Input
dan Output pada Gerbang Logika hanya memiliki 2 level. Kedua Level tersebut pada
umumnya dapat dilambangkan dengan :

 HIGH (tinggi) dan LOW (rendah)


 TRUE (benar) dan FALSE (salah)
 ON (Hidup) dan OFF (Mati)
 1 dan 0

Contoh Penerapannya ke dalam Rangkaian Elektronika yang memakai Transistor TTL


(Transistor-transistor Logic), maka 0V dalam Rangkaian akan diasumsikan sebagai
“LOW” atau “0” sedangkan 5V akan diasumsikan sebagai “HIGH” atau “1”.

Berikut ini adalah Penjelasan singkat mengenai 7 jenis Gerbang Logika Dasar beserta
Simbol dan Tabel Kebenarannya.
Gerbang AND (AND Gate)

Gerbang AND memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1
Keluaran (Output). Gerbang AND akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1 jika
semua masukan (Input) bernilai Logika 1 dan akan menghasilkan Keluaran (Output)
Logika 0 jika salah satu dari masukan (Input) bernilai Logika 0. Simbol yang menandakan
Operasi Gerbang Logika AND adalah tanda titik (“.”) atau tidak memakai tanda sama
sekali. Contohnya : Z = X.Y atau Z = XY.

Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang AND (AND Gate)

Gerbang OR (OR Gate)

Gerbang OR memerlukan 2 atau lebih Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1


Keluaran (Output). Gerbang OR akan menghasilkan Keluaran (Output) 1 jika salah satu
dari Masukan (Input) bernilai Logika 1 dan jika ingin menghasilkan Keluaran (Output)
Logika 0, maka semua Masukan (Input) harus bernilai Logika 0.

Simbol yang menandakan Operasi Logika OR adalah tanda Plus (“+”). Contohnya : Z = X
+ Y.

Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang OR (OR Gate)


Gerbang NOT (NOT Gate)

Gerbang NOT hanya memerlukan sebuah Masukan (Input) untuk menghasilkan hanya 1
Keluaran (Output). Gerbang NOT disebut juga dengan Inverter (Pembalik) karena
menghasilkan Keluaran (Output) yang berlawanan (kebalikan) dengan Masukan atau
Inputnya. Berarti jika kita ingin mendapatkan Keluaran (Output) dengan nilai Logika 0
maka Input atau Masukannya harus bernilai Logika 1. Gerbang NOT biasanya
dilambangkan dengan simbol minus (“-“) di atas Variabel Inputnya.

Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NOT (NOT Gate)

Gerbang NAND (NAND Gate)

Arti NAND adalah NOT AND atau BUKAN AND, Gerbang NAND merupakan
kombinasi dari Gerbang AND dan Gerbang NOT yang menghasilkan kebalikan dari
Keluaran (Output) Gerbang AND. Gerbang NAND akan menghasilkan Keluaran Logika 0
apabila semua Masukan (Input) pada Logika 1 dan jika terdapat sebuah Input yang
bernilai Logika 0 maka akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 1.

Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NAND (NAND Gate)


Gerbang NOR (NOR Gate)

Arti NOR adalah NOT OR atau BUKAN OR, Gerbang NOR merupakan kombinasi dari
Gerbang OR dan Gerbang NOT yang menghasilkan kebalikan dari Keluaran (Output)
Gerbang OR. Gerbang NOR akan menghasilkan Keluaran Logika 0 jika salah satu dari
Masukan (Input) bernilai Logika 1 dan jika ingin mendapatkan Keluaran Logika 1, maka
semua Masukan (Input) harus bernilai Logika 0.

Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang NOR (NOR Gate)

Gerbang X-OR (X-OR Gate)

X-OR adalah singkatan dari Exclusive OR yang terdiri dari 2 Masukan (Input) dan 1
Keluaran (Output) Logika. Gerbang X-OR akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika
1 jika semua Masukan-masukannya (Input) mempunyai nilai Logika yang berbeda. Jika
nilai Logika Inputnya sama, maka akan memberikan hasil Keluaran Logika 0.

Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang X-OR (X-OR Gate)

Gerbang X-NOR (X-NOR Gate)

Seperti Gerbang X-OR, Gerban X-NOR juga terdiri dari 2 Masukan (Input) dan 1
Keluaran (Output). X-NOR adalah singkatan dari Exclusive NOR dan merupakan
kombinasi dari Gerbang X-OR dan Gerbang NOT. Gerbang X-NOR akan menghasilkan
Keluaran (Output) Logika 1 jika semua Masukan atau Inputnya bernilai Logika yang sama
dan akan menghasilkan Keluaran (Output) Logika 0 jika semua Masukan atau Inputnya
bernilai Logika yang berbeda. Hal ini merupakan kebalikan dari Gerbang X-OR
(Exclusive OR).

Simbol dan Tabel Kebenaran Gerbang X-NOR (X-NOR Gate)

ALJABAR BOOLEAN DAN PETA KARNAUGH

Sejarah
Aljabar boole pertama kali dikemukakan oleh seseorang matematikawan inggris,
geogre boole pada tahun 1854. Aljabar boolean adalah cabang ilmu matematika yang
diperlukan untuk mempelajari desain logika dari suatu sistem digital yang merupakan
operasi aritmatik pada bilangan boolean (bilangan yang hanya mengenal 2 keadaan yaitu
False/True, Yes/No, 1/0) atau bisa disebut bilangan biner.
Pada tahun 1938 clamde shanmon memperlihatkan penggunaan aljabar boole untuk
merancang rangkaian sirkuit yang menerima masukan 0 dan 1 dan menghasilkan keluaran
juga 0 dan 1 aljabar boole telah menjadi dasar teknologi komputer digital.

Hukum Aljabar Boolean

Dengan menggunakan Hukum Aljabar Boolean ini, kita dapat mengurangi dan
menyederhanakan Ekspresi Boolean yang kompleks sehingga dapat mengurangi jumlah
Gerbang Logika yang diperlukan dalam sebuah rangkaian Digital Elektronika.

Dibawah ini terdapat 6 tipe Hukum yang berkaitan dengan Hukum Aljabar Boolean

Hukum Komutatif (Commutative Law)


Hukum Komutatif menyatakan bahwa penukaran urutan variabel atau sinyal Input tidak
akan berpengaruh terhadap Output Rangkaian Logika.

Contoh :

Perkalian (Gerbang Logika AND)

X.Y = Y.X

Penjumlahan (Gerbang Logika OR)

X+Y = Y+X

Catatan : Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat menukarkan posisi variabel atau
dalam hal ini adalah sinyal Input, hasilnya akan tetap sama atau tidak akan mengubah
keluarannya.

Hukum Asosiatif (Associative Law)

Hukum Asosiatif menyatakan bahwa urutan operasi logika tidak akan berpengaruh
terhadap Output Rangkaian Logika.

Contoh :

Perkalian (Gerbang Logika AND)

W . (X . Y) = (W . X) . Y
Penjumlahan (Gerbang Logika OR)

W + (X + Y) = (W + X) + Y

Catatan : Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat mengelompokan posisi variabel
dalam hal ini adalah urutan operasi logikanya, hasilnya akan tetap sama atau tidak akan
mengubah keluarannya. Tidak peduli yang mana dihitung terlebih dahulu, hasilnya tetap
akan sama. Tanda kurung hanya sekedar untuk mempermudah mengingat yang mana akan
dihitung terlebih dahulu.
Hukum Distributif

Hukum Distributif menyatakan bahwa variabel-variabel atau sinyal Input dapat disebarkan
tempatnya atau diubah urutan sinyalnya, perubahan tersebut tidak akan mempengaruhi
Output Keluarannya.

Hukum AND (AND Law)

Disebut dengan Hukum AND karena pada hukum ini menggunakan Operasi Logika AND
atau perkalian. Berikut ini contohnya :
Hukum OR (OR Law)

Hukum OR menggunakn Operasi Logika OR atau Penjumlahan. Berikut ini adalah


Contohnya :

Hukum Inversi (Inversion Law)

Hukum Inversi menggunakan Operasi Logika NOT. Hukum Inversi ini menyatakan jika
terjadi Inversi ganda (kebalikan 2 kali) maka hasilnya akan kembali ke nilai aslinya.

Jadi, jika suatu Input (masukan) diinversi (dibalik) maka hasilnya akan berlawanan.
Namun jika diinversi sekali lagi, hasilnya akan kembali ke semula.
Definisi

Aljabar boole merupakan aljabar yng terdiri atas suatu hmpunan B dengan dua
operator biner yang didefinisikan pada himpunan tersebut, yaitu * (infimum) dan +
(supremum). Atau Aljabar boole adalah suatu letisdistribusi berkomplimen. Notasi
aljabarboole adalah (B, + , 1 , 0 , 1 ). Dalam aljabar boole terdapat :
1. Letis (B, * , + ) dengan dua operasi biner infimum (*) dan supremum (+)
2. Poset (B, ≤) yaitu himpunan terurut bagian.
3. Batas-batas letis yang dinotasikan dengan 0 dan 1. 0adalah elemen terkecil dan 1
adalah elemen terbesr dari relasi (B, ≤).

Karena (B, * , +) merupakan letis distribusi berkomplemen maka tiap elemen dari
B merupakan komplemen yang unik. Komplemen dan ( a  B ). Untuk setiap a, b, c 
B berlaku sifat-sifat atau postulat-postulat berikut:
1. Closure (tertutup) : (i) a + b  B
(ii) a * b  B
2. Identitas : (i) ada elemen untuk 0  B sebgai bentuk
a+0=0+a=a
(ii) ada elemen untuk 1  B sebgai bentuk
a*1=1*a=a
3. Komutatif : (i) a + b = b + a
(ii) a * b = b . a
4. Distributif : (i) a * (b + c) = (a * b) + (a * c)
(ii) a + (b * c) = (a + b) * (a + c)
(iii) (a * b) + c = (a + c) * (b + c)
5. Komplemen 1
: untuk setiap a  B sebagai berikut :
(i) a + a1 = 1
(ii) a * a1 = 0
6. Terdapat paling sedikit dua buah elemen a dan B sedemikian hingga a ≠ b.
7. Idempoteni :a*a=a;+a=a
8. Assosiatif : a + (b + c) = (a + b) +c ; a * (b *c) = (a * b) * c

Kecuali postulat nomor 7 dan 8, postulat pertama diformulasikan secara formal


oleh E.V Humtingtonn pada tahun 1904 sebagai keenan aksioma/ postulat tersebut.
Adapun postulat assosiatif dan idempoten dapat diturunkan dari postulat yang lain.
A. Aljabar Boole Dua Nilai
Aljabar Boolean dua-nilai didefinisikan pada sebuah himpunan dua buah elemen,
B = {0, 1}. Akan diselidiki apakah (B, + , 1 , 0 , 1 ) aljabar boole atau bukan.
operator biner, + dan 
operator uner, ’
Kaidah untuk operator biner dan operator uner:
a b a*b a B a+b a a1
0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 0 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1
Cek apakah memenuhi postulat Huntington:
1. Closure : jelas berlaku
2. Identitas: jelas berlaku karena dari tabel dapat kita lihat bahwa:
(i) 0 + 1 = 1 + 0 = 1
(ii) 1 * 0 = 0 * 1 = 0
Yang memenuhi elemen identitas 0 dan 1 seperti yang didefinisikan pada
postulat huntington.
3. Komutatif: jelas berlaku dengan melihat simetri tabel operator biner.
4. Distributif: (i) a  (b + c) = (a  b) + (a  c) dapat ditunjukkan benar dari tabel
operator biner di atas dengan membentuk tabel kebenaran:
a b c b+c a  (b + c) ab ac (a  b) + (a  c)
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
(ii) Hukum distributif a + (b  c) = (a + b)  (a + c) dapat ditunjukkan benar dengan
membuat tabel kebenaran dengan cara yang sama seperti (i).
5. Komplemen: jelas berlaku karena Tabel di atas memperlihatkan bahwa:
(i) a + a1 = 1, karena 0 + 01= 0 + 1 = 1 dan 1 + 11= 1 + 0 = 1
(ii) a * a = 0, karena 0 * 01= 0  1 = 0 dan 1 * 11 = 1 * 0 = 0

Karena kelima postulat Huntington dipenuhi, maka terbukti bahwa B = {0, 1}


bersama-sama dengan operator biner + dan * operator komplemen1 merupakan aljabar
Boolean.
Contoh :
Buktikan sifat aljbar boole : a + (a1 * b) = a + b

Bukti :
a + ( a1 * b) = ( a + a1 ) * (a + b)
=1*(a+b)
=a+b
B. Prinsip Dualitas
Definisi : Misalkan S adalah kesamaan (identity) di dalam aljabar Boolean yang
melibatkan operasi ( *, +, dan komplemen1) , maka jika pernyataan S* diperoleh
dengan cara mengganti
* dengan +
+ dengan *
0 dengan 1
1 dengan 0

maka kesamaan S* juga benar. S* disebut sebagai dual dari S.


Contoh.
1. Tentukan dual dari a +(b *c) = (a + b)*(a + c)
Jawab :
a *(b + c) = (a * b)+(a * c)

2. a * 1 = 0
Jawab :
a+0=1

2.3 Hukum - Hukum Aljabar Boole


1. Hukum identitas: 2. Hukum idempoten:
(i) a + 0 = a (i) a + a = a
(ii) a * 1 = a (ii) a * a = a
3. Hukum komplemen: 4. Hukum dominansi:
(i) a + a1 = 1 (i) a * 0 = 0
(ii) aa1 = 0 (ii) a + 1 = 1
5. Hukum involusi: 6. Hukum penyerapan:
(i) (a1)1= a (i) a + ab = a
(ii) a(a + b) = a
7. Hukum komutatif: 8. Hukum asosiatif:
(i) a + b = b + a (i) a + (b + c) = (a + b) + c
(ii) ab = ba (ii) a (b c) = (a b) c
9. Hukum distributif: 10. Hukum De Morgan:
(i) a + (b c) = (a + b) (a + c) (i) (a + b)1 = a1 b1
(ii) a (b + c) = a b + a c (ii) (ab)1 = a1 + b1
11. Hukum 0/1
(i) 01 = 1
(ii) 11 = 0

Contoh. Buktikan (i) a + ab = a dan (ii) a(a + b) = a


Penyelesaian:
(i) a + ab = a * 1 + a*b (hukum identitas)
= a ( 1 + b) (distributif)
=a*1 (dominasi)
=a (Identitas)
(ii) a(a + b) = ( a + 0) (a +b) (hukum identitas)
= a + (0*b) (distributif)
= a+ 0 (dominasi)
=a (Identitas)
Contoh :
Buktikan bahwa untuk sembarang elemen a dan b dari aljabar Boolean maka
kesamaan berikut :
a + a1b=a+b dan a(a1+b)=ab adalah benar.
Jawab:
(i) a + a1b = (a + ab) + a1b (hukum penyerapan)
1
= a + (ab + a b) (asosiatif)
1
= a + (a + a ) b (distributif)
=a+1.b (komplemen)
=a+b (identitas)
1 1
(ii) a(a + b) = a a + ab (hukum distributif)
= 0 + ab (komplemen)
= ab (identitas)
Atau, dapat juga dibuktikan melalui dualitas dari (i) sebagai berikut:
a(a1 + b) = a(a + b)(a1 + b)
= a{(a + b)(a1 + b)}
= a {(a a1) + b}
= a (0 + b)
= ab

2.4 Fungsi-Fungsi Aljabar Boole


A. Fungsi Boolean
Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari Bn ke B
melalui ekspresi Boolean, kita menuliskannya sebagai
f : Bn  B
Bn adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda-n (ordered n-
tuple) di dalam daerah asal B. Setiap ekspresi Boolean merupakan fungsi Boolean.
Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah
f(x, y, z) = xyz + x’y + y’z
Fungsi f memetakan nilai-nilai pasangan terurut ganda-3
(x, y, z) ke himpunan {0, 1}.
Penyelesaian : (1, 0, 1) yang berarti x = 1, y = 0, dan z = 1
sehingga f(1, 0, 1) = 1  0  1 + 1’  0 + 0’ 1 = 0 + 0 + 1 = 1 .
Contoh. Contoh-contoh fungsi Boolean yang lain:
1. f(x) = x
2. f(x, y) = x’y + xy’+ y’
3. f(x, y) = x’ y’
4. f(x, y) = (x + y)’
5. f(x, y, z) = xyz’
 Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya,
disebut literal.
Contoh: Fungsi h(x, y, z) = xyz’ pada contoh di atas terdiri dari 3 buah literal, yaitu x,
y, dan z’.
Contoh. Diketahui fungsi Booelan f(x, y, z) = xy z’, nyatakan h dalam tabel
kebenaran.
Penyelesaian:
x y z f(x, y, z) = xy z’
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 0

B. Fungsi Komplemen
2.5 Cara pertama: menggunakan hukum De Morgan
Hukum De Morgan untuk dua buah peubah, x1 dan x2, adalah
Contoh. Misalkan f(x, y, z) = x(y’z’ + yz), maka
f ’(x, y, z) = (x(y’z’ + yz))’
= x’ + (y’z’ + yz)’
= x’ + (y’z’)’ (yz)’
= x’ + (y + z) (y’ + z’)
2.6 Cara kedua: menggunakan prinsip dualitas.
Tentukan dual dari ekspresi Boolean yang merepresentasikan f, lalu
komplemenkan setiap literal di dalam dual tersebut.
Contoh. Misalkan f(x, y, z) = x(y’z’ + yz), maka
dual dari f:x + (y’ + z’) (y + z)
komplemenkan tiap literalnya: x’ + (y + z) (y’ + z’) = f ’
Jadi, f ‘(x, y, z) = x’ + (y + z)(y’ + z’)

C. Bentuk Kanonik
Jadi, ada dua macam bentuk kanonik:
1. Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP)
2. Perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS)
Contoh:
1. f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz  SOP
Setiap suku (term) disebut minterm
2. g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)
(x’ + y + z’)(x’ + y’ + z)  POS
Setiap suku (term) disebut maxterm
Setiap minterm/maxterm mengandung literal lengkap
Minterm Maxterm
x y Suku Lambang Suku Lambang
0 0 x’y’ m0 x+y M0
0 1 x’y m1 x + y’ M1
1 0 xy’ m2 x’ + y M2
1 1 xy m3 x’ + y’ M3

Minterm Maxterm
x y z Suku Lambang Suku Lambang
0 0 0 x’y’z’ m0 x+y+z M0
0 0 1 x’y’z m1 x + y + z’ M1
0 1 0 x‘y z’ m2 x + y’+z M2
0 1 1 x’y z m3 x + y’+z’ M3
1 0 0 x y’z’ m4 x’+ y + z M4
1 0 1 x y’z m5 x’+ y + z’ M5
1 1 0 x y z’ m6 x’+ y’+ z M6
1 1 1 xyz m7 x’+ y’+ z’ M7

Contoh . Nyatakan tabel kebenaran di bawah ini dalam bentuk kanonik SOP
dan POS.

Tabel
x y z f(x, y, z)
0 0 0 0
0 0 1 1
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 1
1 0 1 0
1 1 0 0
1 1 1 1
Penyelesaian:
(a) SOP
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 1
adalah 001, 100, dan 111, maka fungsi Booleannya dalam bentuk kanonik SOP
adalah
f(x, y, z) = x’y’z + xy’z’ + xyz
atau (dengan menggunakan lambang minterm),
f(x, y, z) = m1 + m4 + m7 =  (1, 4, 7)
(b)POS
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 0
adalah 000, 010, 011, 101, dan 110, maka fungsi Booleannya dalam bentuk
kanonik POS adalah
f(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’+ z)(x + y’+ z’)
(x’+ y + z’)(x’+ y’+ z)
atau dalam bentuk lain,
f(x, y, z) = M0 M2 M3 M5 M6 = (0, 2, 3, 5, 6)

Contoh : Nyatakan fungsi Boolean f(x, y, z) = x + y’z dalam bentuk kanonik


SOP dan POS.
Penyelesaian:
(a) SOP
x = x(y + y’)
= xy + xy’
= xy (z + z’) + xy’(z + z’)
= xyz + xyz’ + xy’z + xy’z’
y’z = y’z (x + x’)
= xy’z + x’y’z
Jadi f(x, y, z) = x + y’z
= xyz + xyz’ + xy’z + xy’z’ + xy’z + x’y’z
= x’y’z + xy’z’ + xy’z + xyz’ + xyz
atau f(x, y, z) = m1 + m4 + m5 + m6 + m7 =  (1,4,5,6,7)
(b) POS
f(x, y, z) = x + y’z
= (x + y’)(x + z)
x + y’ = x + y’ + zz’
= (x + y’ + z)(x + y’ + z’)
x + z = x + z + yy’
= (x + y + z)(x + y’ + z)
Jadi, f(x, y, z) = (x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x + y + z)(x + y’ + z)
= (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)
atau f(x, y, z) = M0M2M3 = (0, 2, 3)

2.5 Aplikasi Aljabar Boole


Jaringan Pensaklaran (Switching Network)
Saklar adalah objek yang mempunyai dua buah keadaan: buka dan tutup. Tiga
bentuk gerbang paling sederhana:
1. a x b
Output b hanya ada jika dan hanya jika x dibuka  x

2. a x y b
Output b hanya ada jika dan hanya jika x dan y dibuka  xy

3. a x
c
b y
Output c hanya ada jika dan hanya jika x atau y dibuka  x + y
Contoh rangkaian pensaklaran pada rangkaian listrik:
1. Saklar dalam hubungan SERI: logika AND

Lampu
A B


Sumber tegangan

2. Saklar dalam hubungan PARALEL: logika OR


A
Lampu


Sumber Tegangan

Contoh. Nyatakan rangkaian pensaklaran pada gambar di bawah ini dalam ekspresi
Boolean.

x’ y

x’
x

x y

x y’ z

z
Jawab: x’y + (x’ + xy)z + x(y + y’z + z)
A. Rangkaian Digital Elektronik
Contoh. Nyatakan fungsi f(x, y, z) = xy + x’y ke dalam rangkaian logika.
Jawab:
(a) Cara pertama

x
xy
y

xy+x'y
x'
x
x'y
y

(b) Cara kedua

x y

xy

xy+x'y

x'
x'y
(c) Cara ketiga
2.6 Penyederhanaan Fungsi Boole
Dari segi penerapannya, fungsi boole yang lebih sederhana berarti rangkaan
logika nya juga sederhana. Penyederhanaan fungsi boole dapat dilakukan dengan 3
cara:
Contoh. f(x, y) = x’y + xy’ + y’
disederhanakan menjadi
f(x, y) = x’ + y’
Penyederhanaan fungsi Boolean dapat dilakukan dengan 3 cara:
1. Secara aljabar
2. Menggunakan Peta Karnaugh
x xy
y

xy+x'y

x'

x'y

3. Menggunakan metode Quine Mc Cluskey (metode Tabulasi)

A. Penyederhanaan Secara Aljabar


Contoh:
1. f(x, y) = x + x’y
= (x + x’)(x + y)
= 1  (x + y )
=x+y
2. f(x, y, z) = x’y’z + x’yz + xy’
= x’z(y’ + y) + xy’
= x’z + xz’
3. f(x, y, z) = xy + x’z + yz = xy + x’z + yz(x + x’)
= xy + x’z + xyz + x’yz
= xy(1 + z) + x’z(1 + y) = xy + x’z
B. Peta Karnaugh
Cara untuk menyederhanakan ekspresi atau pernyataan dari Aljabar Boole.
Caranya dengan menggambarkan kotak-kotak yang berisi “Minterm” (Minimum-
Terms)
a. Peta Karnaugh dengan dua peubah
y 0 1
m0 m1 x 0 x’y’ x’y
m2 m3 1 xy’ xy
b. Peta dengan tiga peubah
yz
00 01 11 10
m0 m1 m3 m2 x 0 x’y’z’ x’y’z x’yz x’yz’
m4 m5 m7 m6 1 xy’z’ xy’z xyz xyz’
Contoh. Diberikan tabel kebenaran, gambarkan Peta Karnaugh.
x y Z f(x, y, z)
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 1
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 1

yz
00 01 11 10
x 0 0 0 0 1
1 0 0 1 1

b. Peta dengan empat peubah


yz
00 01 11 10
m0 m1 m3 m2 wx 00 w’x’y’z’ w’x’y’z w’x’yz w’x’yz’
m4 m5 m7 m6 01 w’xy’z’ w’xy’z w’xyz w’xyz’
m12 m13 m15 m14 11 wxy’z’ wxy’z wxyz wxyz’
m8 m9 m11 m10 10 wx’y’z’ wx’y’z wx’yz wx’yz’

Contoh. Diberikan tabel kebenaran, gambarkan Peta Karnaugh.


w x Y z f(w, x, y, z)
0 0 0 0 0
0 0 0 1 1
0 0 1 0 0
0 0 1 1 0
0 1 0 0 0
0 1 0 1 0
0 1 1 0 1
0 1 1 1 1
1 0 0 0 0
1 0 0 1 0
1 0 1 0 0
1 0 1 1 0
1 1 0 0 0
1 1 0 1 0
1 1 1 0 1
1 1 1 1 0

yz
00 01 11 10
wx 00 0 1 0 1
01 0 0 1 1
11 0 0 0 1
10 0 0 0 0

Teknik Minimisasi Fungsi Boolean dengan Peta Karnaugh

1. Pasangan: dua buah 1 yang bertetangga


yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 0 0 0
11 0 0 1 1
10 0 0 0 0
Sebelum disederhanakan: f(w, x, y, z) = wxyz + wxyz’
Hasil Penyederhanaan: f(w, x, y, z) = wxy
Bukti secara aljabar:
f(w, x, y, z) = wxyz + wxyz’
= wxy(z + z’)
= wxy(1)
= wxy
2. Kuad: empat buah 1 yang bertetangga
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 0 0 0
11 1 1 1 1
10 0 0 0 0

Sebelum disederhanakan: f(w, x, y, z) = wxy’z’ + wxy’z + wxyz + wxyz’


Hasil penyederhanaan: f(w, x, y, z) = wx
Bukti secara aljabar:
f(w, x, y, z) = wxy’ + wxy
= wx(z’ + z)
= wx(1)
= wx
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 0 0 0
11 1 1 1 1
10 0 0 0 0
Contoh lain:
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 0 0 0
11 1 1 0 0
10 1 1 0 0

Sebelum disederhanakan: f(w, x, y, z) = wxy’z’ + wxy’z + wx’y’z’ + wx’y’z


Hasil penyederhanaan: f(w, x, y, z) = wy’

3. Oktet: delapan buah 1 yang bertetangga


yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 0 0 0
11 1 1 1 1
10 1 1 1 1

Sebelum disederhanakan: f(a, b, c, d) = wxy’z’ + wxy’z + wxyz + wxyz’ +


wx’y’z’ + wx’y’z + wx’yz + wx’yz’
Hasil penyederhanaan: f(w, x, y, z) = w
Bukti secara aljabar:
f(w, x, y, z) = wy’ + wy
= w(y’ + y)
=w
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 0 0 0
11 1 1 1 1
10 1 1 1 1

Contoh . Sederhanakan fungsi Boolean f(x, y, z) = x’yz + xy’z’ + xyz + xyz’.


Jawab:
Peta Karnaugh untuk fungsi tersebut adalah:
yz
00 01 11 10
x 0 1
1 1 1 1

Hasil penyederhanaan: f(x, y, z) = yz + xz’


Contoh . Andaikan suatu tabel kebenaran telah diterjemahkan ke dalam Peta
Karnaugh. Sederhanakan fungsi Boolean yang bersesuaian sesederhana mungkin.
yz
00 01 11 10
wx 00 0 1 1 1
01 0 0 0 1
11 1 1 0 1
10 1 1 0 1

Jawab: (lihat Peta Karnaugh) f(w, x, y, z) = wy’ + yz’ + w’x’z


Contoh . Minimisasi fungsi Boolean yang bersesuaian dengan Peta Karnaugh
di bawah ini.
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 1 0 0
11 1 1 1 1
10 1 1 1 1

Jawab: (lihat Peta Karnaugh) f(w, x, y, z) = w + xy’z

Jika penyelesaian Contoh 5.13 adalah seperti di bawah ini:


yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 1 0 0
11 1 1 1 1
10 1 1 1 1

maka fungsi Boolean hasil penyederhanaan adalah


f(w, x, y, z) = w + w’xy’z (jumlah literal = 5)
yang ternyata masih belum sederhana dibandingkan f(w, x, y, z) = w + xy’z
(jumlah literal = 4).

Contoh . (Penggulungan/rolling) Sederhanakan fungsi Boolean yang


bersesuaian dengan Peta Karnaugh di bawah ini.
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 1 0 0 1
11 1 0 0 1
10 0 0 0 0

Jawab: f(w, x, y, z) = xy’z’ + xyz’ ==> belum sederhana


Penyelesaian yang lebih minimal:
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 1 0 0 1
11 1 0 0 1
10 0 0 0 0

f(w, x, y, z) = xz’ ===> lebih sederhana

Contoh : (Kelompok berlebihan) Sederhanakan fungsi Boolean yang


bersesuaian dengan Peta Karnaugh di bawah ini.
yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 1 0 0
11 0 1 1 0
10 0 0 1 0

Jawab: f(w, x, y, z) = xy’z + wxz + wyz  masih belum sederhana.

Penyelesaian yang lebih minimal:


yz
00 01 11 10
wx 00 0 0 0 0
01 0 1 0 0
11 0 1 1 0
10 0 0 1 0

f(w, x, y, z) = xy’z + wyz ===> lebih sederhana

Contoh Sederhanakan fungsi Boolean yang bersesuaian dengan Peta


Karnaugh di bawah ini.
cd
00 01 11 10
ab 00 0 0 0 0
01 0 0 1 0
11 1 1 1 1
10 0 1 1 1

Jawab: (lihat Peta Karnaugh di atas) f(a, b, c, d) = ab + ad + ac + bcd

Contoh . Minimisasi fungsi Boolean f(x, y, z) = x’z + x’y + xy’z + yz


Jawab:
x’z = x’z(y + y’) = x’yz + x’y’z
x’y = x’y(z + z’) = x’yz + x’yz’
yz = yz(x + x’) = xyz + x’yz

f(x, y, z) = x’z + x’y + xy’z + yz


= x’yz + x’y’z + x’yz + x’yz’ + xy’z + xyz + x’yz
= x’yz + x’y’z + x’yz’ + xyz + xy’z

Peta Karnaugh untuk fungsi tersebut adalah:


yz
00 01 11 10
x 0 1 1 1
1 1 1

Hasil penyederhanaan: f(x, y, z) = z + x’yz’

Peta Karnaugh untuk lima peubah


000 001 011 010 110 111 101 100
00 m0 m1 m3 m2 m6 m7 m5 m4
01 m8 m9 m11 m10 m14 m15 m13 m12
11 m24 m25 m27 m26 m30 m31 m29 m28
10 m16 m17 m19 m18 m22 m23 m21 m20

Garis pencerminan
Contoh \. (Contoh penggunaan Peta 5 peubah) Carilah fungsi sederhana dari
f(v, w, x, y, z) =  (0, 2, 4, 6, 9, 11, 13, 15, 17, 21, 25, 27, 29, 31)
Jawab:
Peta Karnaugh dari fungsi tersebut adalah:
xyz
00 00 01 01 11 11 10 10
0 1 1 0 0 1 1 0

vw 1 1 1 1
00

01 1 1 1 1

11 1 1 1 1

10 1 1

Jadi f(v, w, x, y, z) = wz + v’w’z’ + vy’z


SHIFT REGISTER

Register merupakan sebagian memori dari mikroprosessor yang dapat diakses


dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dalam melakukan pekerjaannya mikroprosessor
selalu menggunakan register-register sebagai perantaranya sehingga register dapat
diibaratkan sebagai kaki dan tangannya dari mikroprosessor. Register adalah kumpulan
elemen-elemen memori yang bekerja bersama sebagai satu unit. Register dapat dibentuk
dari rangkaian logika sekuensial yang dibentuk dari D flip-flop yang disusun sedemikian
rupa untuk penyimpanan sementara data bit. Jumlah flip-flop bergantung dari lebar dan
jumlah bit yang hendak disimpan, pada umumnya 4,8,12, atau 16 bit. Isi atau muatan-
muatan register-register dapat dengan mudah dipindahkan atau digeser dari register yang
satu ke register yang lain, dengan demikian dikenallah apa yang disebut dengan ‘shift
register’. Register juga dapat diartikan sebagai sekelompok flip-flop yang dapat dipakai
untuk menyimpan dan untuk mengolah informasi dalam bentuk linier.
Register adalah internal memori yang membantu diakses dengan kecepatan
tinggi. Register adalah internal memori yang membantu Arithmatic Logic Unit dalam
membantu dalam proses data dalam central prosessing Unit. Jadi dalam melakukan
pekerjaannya mikroprosessor selalu menggunakan register-register sebagai perantaranya,
jadi register dapat juga disebut sebagai kaki tangannya mikroprosessor. Boleh dianggap
sebagai wakil variabel. Register merupakan sebagian kecil memori komputer yang
dipakai untuk tempat penampungan data dengan ketentuan bahwa data yang terdapat
dalam register dapat diproses dalam berbagai operasi dengan melihat berapa besar
kemampuan menampung register tersebut.
Register adalah sekumpulan sel biner yang dipakai untuk menyimpan informasi
yang disajikan dalam kode-kode biner. Penulisan (pemuatan) informasi itu
tidak lain daripada penyetelan keadaan kumpulan flip-flop dalam register itu secara
serentak sebagai satu kesatuan. Setiap flip-flop dalam register membentuk satu sel dan
dapat menyimpan 1 angka biner (binary digit, bit). Satu register yang tersusun atas n sel
dapat menyimpan n bit data yang dapat menyatakan salah satu dari 2n macam kode yang
dapat dibentuk dari n bit tersebut, yang untuk data desimal dapat berharga dari 0 sampai
dengan 2n-1. Register 8 bit, misalnya, dapat menyimpan salah satu dari 256
macam kode atau harga desimal 0 sampai dengan 255. Register dapat menyimpan
informasi dalam kode biner dan menampilkannya kembali dan dikatakan dapat
melakukan operasi baca dan tulis. Dalam lingkungan komputer digital, register menjadi
bagian yang sangat penting. Dalam lingkungan ini, istilah register digunakan khusus bagi
register dalam prosesor yang mempunyai fungsi khusus dengan kemampuan tambahan di
samping kemampuan baca/tulis. Register yang hanya mempunyai kemampuan baca/tulis
disebut memory (pengingat) atau storage (penyimpan). Penyimpanan data dalam memori
bersifat jauh lebih permanen dibanding penyimpanan dalam register. Pada umumnya,
dalam satu prosesor disediakan register dalam jumlah yang sangat terbatas sedangkan
memori disediakan dalam ukuran yang sangat besar, dalam ukuran KB (Kilo Byte)
sampai MB (Mega Byte) yang masing-masing byte terdiri atas 8 sel. Dalam pandangan
rangkaian logika, memori dan register khusus tetap sama dan disebut register.

1. Jenis – Jenis Register (Storage Register)


Register yang digunakan oleh mikroprosesor dibagi menjadi 5 bagian dengan
tugasnya yang berbeda-beda pula, yaitu sebagai berikut.
Segmen Register.
Register yang termasuk dalam kelompok ini terdiri atas register CS,DS,ES dan
SS yang masing-masingnya merupakan register 16 bit. Register-register dalam kelompok
ini secara umum digunakan untuk menunjukkan alamat dari suatu segmen.
Register CS(Code Segment) digunakan untuk menunjukkan tempat dari segmen
yang sedang aktif, sedangkan register SS(Stack Segment) menunjukkan letak dari
segmen yang digunakan oleh stack. Kedua register ini sebaiknya tidak sembarang diubah
karena akan menyebabkan kekacauan pada program anda nantinya.
Register DS(Data Segment) biasanya digunakan untuk menunjukkan tempat
segmen dimana data-data pada program disimpan. Umumnya isi dari register ini tidak
perlu diubah kecuali pada program residen.
Register ES(Extra Segment), sesuai dengan namanya adalah suatu register bonus
yang tidak mempunyai suatu tugas khusus. Register ES ini biasanya digunakan untuk
menunjukkan suatu alamat di memory, misalkan alamat memory video.
Pada prosesor 80386 terdapat tambahan register segment 16 bit, yaitu FS<Extra
Segment> dan GS<Extra Segment>.

Pointer dan Index Register.


Register yang termasuk dalam kelompok ini adalah register SP,BP,SI dan DI
yang masing-masing terdiri atas 16 bit. Register- register dalam kelompok ini secara
umum digunakan sebagai penunjuk atau pointer terhadap suatu lokasi di memory.
Register SP(Stack Pointer) yang berpasangan dengan register segment SS(SS:SP)
digunakan untuk mununjukkan alamat dari stack, sedangkan register BP(Base
Pointer)yang berpasangan dengan register SS(SS:BP) mencatat suatu alamat di memory
tempat data.
Register SI(Source Index) dan register DI(Destination Index) biasanya digunakan
pada operasi string dengan mengakses secara langsung pada alamat di memory yang
ditunjukkan oleh kedua register ini. Pada prosesor 80386 terdapat tambahan register 32
bit, yaitu ESP,EBP,ESI dan EDI.
General Purpose Register.
Register yang termasuk dalam kelompok ini adalah register AX,BX,CX dan DX
yang masing-masing terdiri atas 16 bit. Register- register 16 bit dari kelompok ini
mempunyai suatu ciri khas, yaitu dapat dipisah menjadi 2 bagian dimana masing- masing
bagian terdiri atas 8 bit, seperti pada gambar 4.1. Akhiran H menunjukkan High
sedangkan akhiran L menunjukkan Low.
+AX+ +BX+ +CX+ +DX+
+-+--+--+-+ +-+--+--+-+ +-+--+--+-+ +-+--+--+-+
| AH | AL | | BH | BL | | CH | CL | | DH | DL |
+---- +---- + +---- +---- + +-----+----+ +-----+-----+
Gambar General purpose Register
Secara umum register-register dalam kelompok ini dapat digunakan untuk berbagai
keperluan, walaupun demikian ada pula penggunaan khusus dari masing-masing register
ini yaitu :
Register AX, secara khusus digunakan pada operasi aritmatika terutama dalam
operasi pembagian dan pengurangan. Register ax adalah biasanya berfungsi sebagai
register yang menangani proses aritmatik atau proses pertambahan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian. Tapi bisa menyimpan data sementara maupun sebagai tempat
transit data. Register ax terbagi atas high dan low yaitu :
 register ah (8bit) sebagai register high sering dipakai sebagai service number
pada interrupt
 register al (8bit) sebagai register low merupakan tempat transit data.
Register BX, biasanya digunakan untuk menunjukkan suatu alamat offset dari
suatu segmen. register bx biasanya berfungsi sebagai register basis untuk mereferensikan
lokasi memori atau lebih tepatnya menunjukan lokasi memori. Yang dapat pula
mengambil atau menulis langsung dari atau ke memori. Register bx terbagi atas high dan
low yaitu :
 register bh (8bit) sebagai register high
 register bl (8bit) sebagai register low
Register CX, digunakan secara khusus pada operasi looping dimana register ini
menentukan berapa banyaknya looping yang akan terjadi. register cx biasanya berfungsi
sebagai counter atau digunakan jika nanti ada melakukan berapa banyak kita melakukan
looping atau pengulangan. Atau lebih tepatnya menentukan banyaknya looping atau
pengulangan. Cx terbagi atas high dan low yaitu :
 register ch (8bit) sebagai register high
 register cl (8bit) sebagai register low
Register DX, digunakan untuk menampung sisa hasil pembagian 16 bit. Pada
prosesor 80386 terdapat tambahan register 32 bit, yaitu EAX,EBX,ECX dan EDX.
register dx biasanya berfungsi sebagai penampung isi hasil pembagian 16 bit. Merupakan
pula register offset dari ds. Register dx juga menunjukkan nomor port pada operasi port.
Register ini juga merupakan register offset atau menyimpan alamat data. Register dx juga
terbagi atas high dan low yaitu :
 register dh (8bit) sebagai register high
 register dl (8bit) sebagai register low
Index Pointer Register
Register IP berpasangan dengan CS(CS:IP) menunjukkan alamat dimemory
tempat dari intruksi(perintah) selanjutnya yang akan dieksekusi. Register IP juga
merupakan register 16 bit. Pada prosesor 80386 digunakan register EIP yang merupakan
register 32 bit.
Pointer register adalah rergister yang mempunyai tugas khusus untuk menunjukan
alamat offset, yang terbagi atas tiga register yaitu :
 register ip (instruction pointer)
register ip fungsinya menunjukkan offset dari alamat program. Yang
berpasangan dengan register cs
 register sp (stack pointer)
register sp fungsinya mencatat alamat stack dan menunjukkan offset dari alamat
stack, yang berpasangan dengan register ss
 register bp (base pointer)
fungsi dari register bp adalah untuk membaca dan menulis dengan segment ss
(stack pointer)
Sedangkan index register yang terbagi atas dua register yaitu :
 register si (source index register)
register si merupakan register yang mencatat alamat memori yang isi memorinya
akan digunakan. Register si sebagai sumber pembacaan memori.
 register di (destination index register)
register di seperti si juga membaca alamat memori untuk tempat tujuan
penulisan data di memori.
Flag Register
Sesuai dengan namanya Flags(Bendera) register ini menunjukkan kondisi dari
suatu keadaan< ya atau tidak >. Karena setiap keadaan dapat digunakan 1 bit saja, maka
sesuai dengan jumlah bitnya, Flags register ini mampu memcatat sampai 16 keadaan.
Flag register merupakan suatu pemberi tanda setiap operasi contohnya jika kita sedang
menjalankan interupt maka if akan hidup atau jika sedang menjalankan debugger maka if
akan hidup. Macam-macam dari flag register adalah of (oferflow flag), df (direction
flag), if (intterupt flag), tf (trap flag), sf (sign flag), zf (zero flag), dan cf (carry flag).
Adapun flag yang terdapat pada mikroprosesor adalah :
OF <OverFlow Flag>

Jika terjadi OverFlow pada operasi aritmatika, bit ini akan bernilai 1.
SF <Sign Flag>

Jika digunakan bilangan bertanda bit ini akan bernilai 1


ZF <Zero Flag>

Jika hasil operasi menghasilkan nol, bit ini akan bernilai 1.


CF <Carry Flag>

Jika terjadi borrow pada operasi pengurangan atau carry pada penjumlahan, bit ini akan
bernilai 1.
PF <Parity Flag>.

Digunakan untuk menunjukkan paritas bilangan. Bit ini akan bernilai 1 bila bilangan
yang dihasilkan merupakan bilangan genap.
DF <Direction Flag>

Digunakan pada operasi string untuk menunjukkan arah proses.


IF <Interrupt Enable Flag>

CPU akan mengabaikan interupsi yang terjadi jika bit ini 0.


TF <Trap Flag>

Digunakan terutama untuk Debugging, dengan operasi step by step.


AF <Auxiliary Flag>

Digunakan oleh operasi BCD, seperti pada perintah AAA.


NT <Nested Task>

Digunakan pada prosesor 80286 dan 80386 untuk menjaga jalannya interupsi yang terjadi
secara beruntun.
IOPL <I/O Protection level>

Flag ini terdiri atas 2 bit dan digunakan pada prosesor 80286 dan 80386 untuk mode
proteksi.
Adapun susunan dari masing-masing flag didalam flags register dapat anda lihat
pada gambar diatas. Pada prosesor 80286 dan 80386 keatas terdapat beberapa tambahan
pada flags register, yaitu :
 PE <Protection Enable>
Digunakan untuk mengaktifkan mode proteksi. flag ini akan bernilai 1 pada mode proteksi
dan 0 pada mode real.
 MP <Monitor Coprosesor>
Digunakan bersama flag TS untuk menangani terjadinya intruksi WAIT.
 EM <Emulate Coprosesor>
Flag ini digunakan untuk mensimulasikan coprosesor 80287 atau 80387.
 TS <Task Switched>
Flag ini tersedia pada 80286 keatas.
 ET <Extension Type>
Flag ini digunakan untuk menentukan jenis coprosesor 80287 atau 80387.
 RF <Resume Flag>
Register ini hanya terdapat pada prosesor 80386 keatas.
 VF <Virtual 8086 Mode>
Bila flag ini bernilai 1 pada saat mode proteksi, mikroprosesor akan
memungkinkan dijalankannya aplikasi mode real pada mode proteksi. Register ini hanya
terdapat pada 80386 keatas.

2. Shift Register
Register geser atau Shift Register adalah suatu rangkaian yang menggunakan flip-
flop yang saling disambung secara seri sehingga setiap bit yang disimpan di keluaran Q
digeser ke flip-flop berikutnya. Pergeseran bit ini terjadi pada setiap pulsa clock. Pulsa-
pulsa clock tersebut dikirim kesemua flip-flop dalam register, sehingga operasinya
berjalan secara sinkron. Flip-flop jenis apapun yang operasinya sesuai (terpicu tepian)
dapat dipakai.

Register merupakan blok logika yang sangat penting dalam kebanyakan sistem
digital. Register sering digunakan untuk menyimpan (sementara) informasi biner yang
muncul pada keluaran sebuah matrik pengkodean. Disamping itu, register sering
digunakan untuk menyimpan (sementara ) data biner yang sedang dikodekan. Maka
register membentuk suatu kaitan yang sangat penting antara sistem digital utama dan
kanal-kanal keluaran. Register yang paling sederhana terdiri dari satu flip-flop saja, yang
berarti hanya dapat menyimpan data terdiri suatu bit bilangan biner saja yaitu 0 atau 1
oleh sebab itu untuk menyimpan data yang terdiri empat bit bilangan biner maka
diperlukan empat buah flip-flop.
Register geser merupakan kelas komponen yang sangat penting dalam semua tipe
rangkaian digital. Karena keluaran flip-flop diubah hanya oleh pulsa clock yang datang
sesudah masukan berubah, maka penghilangan pulsa clock (tegangan catu tetap ada)
tidah mengubah keluaran flip-flop selama kondisi ini terjaga.Karena itu, setiap flip-
flop dapat dipakai untuk menyimpan digit biner (bit) selama daya masih dikenakan dan
pulsa-pulsa clock ditahan. Seperangkat bit dapat disimpan dalam register, dengan satu
flip-flop untuk setiap bit. Register geser mempunyai empat tipe dasar, yaitu :
 SISO (Serial Input Serial Output)
 SIPO (Serial Input Paralel Output)
 PISO (Paralel Input Serial Input)
 PIPO (Paralel Output Paralel Input)

SISO (Serial Input Serial Output)


Pada tipe ini data dimasukkan bit demi bit mulai dari flip-flop yang paling ujung
dan digeser sampai semuanya terisi. Pergeseran data diatur oleh sinyal clock tiap kali
data dimasukkan satu persatu. Cara menyimpan data secara sejajar, semua bagian register
atau masing-masing flip-flop akan dimuati pada saat yang bersamaaan. Seperti yang
terlihat pada gambar. dimana pada gambar tersebut register geser menggunakan flip-flop
tipe D.

Gambar 5.2 SISO (Serial Input Serial Output)

Tegangan logika masukan diumpankan ke dalam register geser pada setiap pulsa clock,
dan dapat berubah pada waktu diantara pulsa-pulsa clock. Sesudah sejumlah pulsa clock
yang sama dengan jumlah flip-flop dalam register, dikeluaran terdapat bit yang sama
dengan bit pertama kali masuk tadi. Register SISO yang dipakai dengan cara ini dapat
bertindak sebagai tundaan waktu, dimana bit dikeluaran tertunda selama beberapa pulsa
clock (Sama dengan jumlah flip-flop).

PIPO (Paralel Output Paralel Input)


Register geser PIPO diperlihatkan pada gambar. dengan menggunakan flip-flop tipe D.
Pada cara ini semua bagian register atau masing-masing flip flop diisi pada saat yang
bersamaaan atau output masing-masing flip-flop akan respon sesuai data pada saat yang
sama setelah diberikan sinyal input kontrol, dan biasanya menggunakan terminal set/reset
bukan dengan pemberian clock.
Gambar 5.3 PIPO (Paralel Output Paralel Input)

Jika tidak ada pulsa clock yang dikenakan, bit tidak digeserkan dan pembacaan di
terminal Q adalah sama dengan apa yang dimasukkan.Pemakaian register ini adalah
metode yang menyenangkan untuk menyimpan beberapa bit secara sementara. Jika diberi
pulsa clock, setiap bit akan digeserkan satu tempat pada setiap pulsa clock.

PISO (Paralel Input Serial Input)


Register ini memungkinkan kita dapat mengirim data secara paralel input melalui
satu saluran dengan input serial seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar 5.4 PISO (Paralel Input Serial Input)

Jenis flip-flop yang digunakan adalah J-K flip-flop atau flip-flop yang dilengkapi denga
input preset dan input preclear. Pemasukan data dilakukan melalui input Preset. Data
kemudian digeser keluar satu bit pada saat ketika diberikan pulsa clock. Hal ini
memungkinkan data yang disajikan dalam bentuk paralel (beberapa saluran pada saat
yang sama)) dapat diubah menjadi bentuk serial (bit demi bit) untuk dipancarkan
melalaui satu saluran.
SIPO (Serial Input Paralel Output)
Register ini merupakan kebalika dari register PISO, jika seperti yang terlihat pada
gambar berikut.

Gambar 5.5 SIPO (Serial Input Paralel Output)

Dalam tipe ini, data disajikan satu bit pada satu saat lalu digeser masuk pada setiap pulsa clock.
Sesudah seperangkat pulsa clock lengkap, register menjadi penuh dan kandungannya dapat
dibaca diterminal Q atau dikeluarkan melalui seperangkat saluran paralel. Dalam pengertian ini,
dikeeluarkan berarti bahwa bit-bit tersebut dapat dipakai untuk mengoperasikan gerbang atau
rangkaiaan lain, sementara registernya sendiri tidak mengalami perubahan karena tindakan ini.
Dengan menggunakan register SIPO, bit-bit data yang sudah dipancarkan secara berurutan dari
sebuah saluran dapat dikumpiulkan hingga membentuk satu “kata” dari beberapa bit.

Pengertian Counter
Counter atau biasa disebut dengan Pencacah adalah aplikasi dari flip flop yang
mempunyai fungsi menghitung proses perhitungan yang dilakukan counter secara sekuensial,
baik menghitung naik (up counting) maupun menghitung turun (down counting).

Macam-macam Counter

Menurut jumlah pulsa yang dapat dicacah, terdapat jenis pencacah modulo 2n, contohnya
pencacah modulo 4, modulo 8 dan modulo 16. Sedangkan menurut pengaktifan elemen
penyimpanannya dan dalam hal ini elemen penyimpan pencacah adalah flip-flop, terdapat
pencacah jenis tak serempak atau pencacah tak sinkron (asynchronous counter) dan pencacah
serempak atau pencacah sinkron (synchronous counter). Pada pencacah tak serempak, elemen-
elemen penyusunnya yakni flip-flop bekerja secara tidak serempak ketika pencacah tersebut
diberi input pulsa, dan pada pencacah serempak elemen-elemen penyusunnya bekerja secara
bersama-sama ketika ada pulsa masuk ke inputnya. Prosedur perancangan kedua jenis pencacah
tersebut agak berbeda. Untuk pencacah serempak prosedur perancangannya sama dengan
prosedur perancangan rangkaian sekuensial. Sedangkan rangkaian pencacah tak serempak
prosedur perancangannya lebih sederhana.
Perbedaan mendasarnya dalam penghitung biner murni, angka 9 dalam bentuk bilangan biner
1001, dan berikutnya angka 10 dinyatakan dalam bentuk biner 1010. Sedangkan dalam
penghitung desimal-terkodekan-secara-biner, angka 9 adalah biner 1001, tetapi angka 10
dinyatakandalambentuk:00010000.
Angka desimal 100 dalam biner murni adalah 1100100, sedangkan dalam BCD adalah 0001
0000 0000 (3 buah digit desimal masing-masing dari kelompok 4 bit).
Untuk jelasnya, angka desimal 0 sampai 17 (yang kita kenal sehari-hari), jika dinyatakan dalam
bilangan biner murni dan biner BCD ( dengan 5 bit), akan nampak seperti di bawah ini. Angka 0
sampai 9 mempunyai bentuk biner murni dan biner BCD yang sama, tetapi mulaidari angka 10
keduanya belainan.
Rangkaian penghitung ini kebanyakan dipakai dalam alat penghitung pulsa putaran mesin, atau
putaran roda kendaraan. Alat penghitung ini (baik yang biner maupun desimal BCD) merupakan
bagian penting dalam sistem peralatan digital dan penggunaannya dalam bidang industri. Selain
untuk menghitung pulsa putaran, penghitung/pencacah juga dipakai untuk menghitung pulsa
waktu, alat yang penting dalam bidang telekomunikasi yaitu untuk mencatat lama pembicaraan.
Bagi masyarakat awam, penghitung bisa diartikan sebagai kalkulator yang dipakai untuk
menghitung untuk keperluan sehari-hari. Ada dua macam kalkulator: penghitung sederhana, dan
penghitung ilmiah (scientific calculator). Dalam penghitung sederhana, kita hanya bisa
menghitung: + – * / % kwadrat, 1/x, dan operasi memori saja (cukup untuk keperluan penghitung
rumah tangga sehari-hari). Sedangkan pada scientific calculator, kita bisa menghitung rumus
matematika yang lebih rumit, seperti: pangkat, exp, ln, sin, cos, tg, dll.

Synchronous Counter

Synchronous counter adalah Sebuah cara sederhana untuk menerapkan logika untuk
setiap bit dari counter menaik untuk setiap bit untuk beralih ketika semua bit kurang signifikan
berada pada keadaan logika tinggi. Sebagai contoh, bit 1 matikan ketika bit 0 adalah logika
tinggi; bit 2 matikan ketika kedua bit 1 dan bit 0 adalah logika tinggi; bit 3 matikan saat bit 2, bit
1 dan bit 0 semua tinggi, dan sebagainya. Sinkron counter , pencacah yang flip-flopnya bekerja
secara bersamaan. Semua flip-flop dalam pencacah ini mendapatkan pulsa clock yang sama (dari
satu sumber) secara bersamaan. Karena semua flip-flop bekerja secara bersamaan, sehingga
pencacah ini bekerja lebih cepat (delay-nya kecil).

Sedangkan decade counter merupakan nilai maksimal yang dapat dicacah oleh suatu
counter. Jadi decade counter adalah pencacah yang hanya dapat mencacah sampai 10 hitungan
saja. Jika counter modulo 10 telah mencacah dari 0 sampai 9 maka pencacah akan mengeluarkan
pulsa reset atau clear untuk mengulang cacahan dari 0. Satu dekade counter sinkron juga dapat
dibuat dengan menggunakan penghitung biner sinkron untuk menghasilkan urutan menghitung
dari 0 sampai 9. Sebuah counter biner standar dapat dikonversi ke satu dekade (desimal 10)
counter dengan bantuan dari beberapa logika tambahan untuk mengimplementasikan urutan
keadaan yang diinginkan. Setelah mencapai hitungan "1001", counter mendaur ulang kembali ke
"0000". sekarang memiliki satu dekade atau Modulo-10 counter.

Satu dekade counter adalah salah satu yang penting dalam angka desimal, bukan biner.
Sebuah counter dekade memiliki setiap digit biner dikodekan (yaitu, ia bisa menghitung dalam –
kode decimal biner , sebagai sirkuit terpadu 7490) atau pengkodean biner lainnya (seperti yang
terdiri dr lima bagian enconding-bi dari 7490 sirkuit terintegrasi). Atau, mungkin memiliki
"sepenuhnya dekode" atau kode keluaran satu-panas di mana setiap output pergi tinggi pada
gilirannya, sedangkan 4017 adalah seperti sirkuit. Jenis terakhir dari sirkuit menemukan aplikasi
dalam multiplexer dan demultiplexers, atau di mana pun jenis pemindaian perilaku berguna.
counter serupa dengan jumlah yang berbeda output juga umum. Dekade Penghitung juga dikenal
sebagai counter-mod . Salah satu penggunaan pencacah mod adalah sebagai panampil digit
desimal. Pecacah modulo 10 dihubungkan dengan decoder BCD to 7 segment sehingga nilai
cacahan dapat ditampilkan pada 7 segment. Jika akan membuat penampil desimal 3 digit maka
dibutuhkan 3 buah pencacah modulo 10, 3 buah decoder BCD to 7 segment dan 3 buah 7
segment sebagai panampil.

Dan synchronous decade counter Serupa dengan dekade counter asynchronous, jumlah
dekade sinkron counter mulai dari 0 sampai 9 dan kemudian mendaur ulang ke 0 lagi. Hal ini
dilakukan dengan memaksa keadaan 1010 kembali ke keadaan 0000.

Counter sinkron dapat dibangun dengan menggunakan JK flip-flop dan gerbang, dan
rangkaian untuk dekade counter sinkron semua clock secara paralel. bekerja lebih cepat daripada
counter riak. perubahan JK flip-flop hanya bila J = K = 1 pada saat pulsa clock. tindakan beralih
di sirkuit ini terkendali melalui output Q dan gerbang DAN. sebelum bistable bisa beralih,
semua Qs sebelumnya bistable harus berada di logika 1. karena Jo = Ko = 1, FFo matikan pada
setiap Q3 pulse.while jam = 0, Q3 = 1 dan ketika Q0 = 1, J1 = K1 = 1 dan FF1 toggles. dalam
cara yang sama, FF2 matikan ketika Q0 = Q1 = Q2 = 1. ketika Q3 = 1, Q3 # = 1, sehingga = J3 1
dan K3 = 0. saat ini semua flip-flop reset ke nol.

Satu dekade counter menghitung dari 0 sampai 9 berulang kali. Oleh karena itu, total
empat flip - flop diperlukan karena menghitung 7 rangkaian logika pulsa masukan dari 0 hingga
9, kembali ke 0, dan kemudian mengulang setelah keadaan mencapai 9, keadaan teks adalah 0,
bukan 10. komersial, satu dekade counter sinkron menggunakan arus keluaran sebagai input
untuk flip nya-menjatuhkan, sehingga waktu switching untuk setiap ff hampir sama dalam
beberapa penundaan sirkuit. yang desigh seperti satu dekade counter dibiarkan sebagai latihan.

Apabila nilai hitungan yang stabil adalah penting di beberapa bit, yang terjadi di
kebanyakan sistem counter, counter sinkron digunakan. Ini juga menggunakan flip-flop, baik D-
tipe atau jenis JK lebih kompleks, tapi di sini, setiap tahap clock secara bersamaan oleh sinyal
clock umum. Logika gerbang antara setiap tahap aliran data sirkuit kontrol dari panggung ke
panggung sehingga jumlah perilaku yang diinginkan direalisasikan. counter Synchronous dapat
dirancang untuk menghitung naik atau turun, atau keduanya menurut masukan arah, dan
mungkin presetable melalui set paralel input.

Counter Dekade adalah jenis counter yang penting dalam puluhan daripada harus
representasi biner. Setiap keluaran akan tinggi pada gilirannya, dimulai lebih dari sepuluh setelah
output telah terjadi. Jenis sirkuit menemukan aplikasi dalam multiplexer dan demultiplexers, atau
di mana pun jenis pemindaian perilaku berguna. counter serupa dengan jumlah yang berbeda
output juga umum.

Satu decade counter menghitung dari 0 sampai 9 dan kemudian me-reset ke nol. Counter
input dapat diatur dengan nol olehgaris reset rendah . hitungan lalu menaikkan pada setiap pulsa
clock hingga mencapai 1001 ( decimal 9) ketika kenaikan 1010 (decimal 10) kedua input
gerbang NAND menjadi tinggi .Hasilnya adalah bahwa output NAND menjadi rendah, dan me
reset counter ke nol. D rendah akan dapat melaksanakan sinyal , menunjukan bahwa telah terjadi
hitungan sepuluh.

Satu decade counter / binery counter dirancang untuk menghitung sampai 1010 10102.
Sebuah counter empat tahap dapat dengan mudah termodifikasi untuk satu decade counter
dengan menambah sebuah gerbang NAND seperti di tunjukan pada gambar . perhatikan bahwa
FF2 dan FF4 memberikan masukan terhadap gerbang NAND . keluaran gerbang NAND
tersambung ke input CRL dari masing-masing FFS.

Counter beroperasi sebagai counter normal sampai mencapai hitungan 1010 . pada saat
itu , kedua input ke gerbang NAND adalah HIGH , dan output berjalan LOW. LOW ini
diterapkan pada masukan CRL dari FFS menyebabkan mereka untuk me-reset ke nol . Setelah
FFS- reset ,hitungan bias di mulai lagi . Tabel berikut mununjukkan jumlah biner dan input serta
output dari gerbang NAND untuk setiap hitungan decade counter ,Mengubah masukan ke
gerbang NAND dapat menyebabkan jumlah maksimum yang akan diubah. Sebagai contoh , jika
FF4 dan FF3 adalah kabel ke gerbang NAND, counter akan menghitung sampai 11002 (12)10 ,
dan kemudian di reset.

Aplikasi synchronous counter decade

Application synchronous counter dekade ,pencacah yang menghitung dari 0 sampai 9 ini
jelas merupakan pilihan yang wajar dalam penerapan-penerapan BCD seperti penerapan
frekuensi meter (pencacah frekuensi) , voltmeter digital dan jam digital.Dan application
synchronous counter decade pada digital clock ,ini dianggap counter menit. counter jam
diimplementasikan dengan dekade counter dan flip-flop seperti ditunjukkan pada ara.
menganggap bahwa mulanya baik counter dekade dan flip-flop di-reset dan keluaran gerbang
NAND tinggi. kemajuan dekade counter 0 sampai 9 dan seperti resycles dari 9 kembali ke 0,
flip-flop toggle ke keadaan SET oleh transisi HIGH-TO-LOW dari QD . pada saat ini hitungan
hanya 10 desimal (dekade counter dalam keadaan 0 dan flip-flop SET). setelah dua pukses jam
berikutnya, jumlah total kemajuan sampai 11 desimal dan kemudian sampai 12 desimal. di 13
akhir, output QB dan QA dekade counter HIGH, flip-flop masih SET dan dengan demikian
output dari gerbang NAND segera berlangsung LOW. ini mengaktifkan input LOAD
asynchonous dari counter dekade, dekade presetting the counter kepada keadaan dengan input
data (0 0 0 1). karena keluaran dari gerbang NAND juga dihubungkan ke input J, me-reset flip-
flop . logikanya ini membuat counter untuk mendaur ulang dari 12 kembali ke 1 ketimbang
kembali ke 0.

Tambahan AND gerbang mendeteksi ketika urutan mencapai "1001", (Binary 10) dan
menyebabkan FF3 flip-flop untuk beralih pada pulsa clock berikutnya. FF0 Flip-flop matikan
pada setiap pulsa clock. Dengan demikian, menghitung mulai ke arah "0000" memproduksi satu
dekade counter sinkron. Kita bisa cukup mudah menata kembali tambahan AND gerbang untuk
menghasilkan counter lain seperti-Mod 12 Up counter yang menghitung 12 bagian keadaan dari
"0000" ke "1011" (0 sampai 11) dan kemudian mengulangi membuat mereka cocok untuk jam.

Asynchronous Counter

Pencacah Asynchonous didisain dengan menggunakan flip-flop pada keadaan toggle.


Flip-flop JK atau D dapat dibuat kedalam keadaan toglle. Flip-flop JK dapat dibuat dalam
keadaan toglle dengan menghubungkan kedua input J dan K pada logika 1(high). Sedangkan
untuk flip-flop tipe D, dapat dibuat dalam keadaan toglle dengan menghubungkan keluaran Q
kembali ke input. Pencacah asynchonous bekerja dengan mengkaskade seri flip-flop dalam
keadaan togle secara bersamaan. Keluaran tiap-tiap flip-flop digunakan sebagai clock untuk flip-
flop berikutnya secara berurutan. Hal ini menyebabkan flip-flop berubah secara asynchonous,
seperti gelombang. Pencacah asynchonous lebih dikenal sebagai pencacah ripple. Karena cara
penghubungan setiap flip-flop seperti diatas, sehingga setiap frekuensi flip-flop berikutnya
dibagi dua .

Fungsi Counter

Adapun fungsi dara counter adalah sebagai berikut : (1) Penggunaan pencacah dalam
teknologi industri. Dalam hal ini pencacah dioperasikan untuk menghitung objek (barang
produksi) dengan tujuan mencapai kecepatan dan ecermatan penghitung, (2) Digunakan sebagai
pembagi frekuensi, (3) Untuk mengukur besarnya frekuensi, (4) Untuk mengukur waktu interval
antar dua pulsa, (5) Untuk mengukur jarak, (6) Untuk mengukur kecepatan, (7) Penggunaan
dalam digital omputer, (8) Mengubah sinyal analog menjadi digital atau sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai