Anda di halaman 1dari 45

TUGAS MAKALAH MATEMATIKA TERAPAN

DISUSUN OLEH :KELOMPOK 1


RASYID AL-HADI SARAGIH
NIM : 5191151004
TESSA LUCKY
NIM : 5193351006

DOSEN PENGAMPU : BAPAK Amirhud Dalimunthe, S.T., M.Kom


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA
KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah Subkhanallahuwata’ala. Sholawat serta salam
kita kirimkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Sholallahu’alaihi Wassalam, karena
atas hidayah-Nyalah paper ini dapat diselesaikan. Paper ini penulis sampaikan kepada
pembina Mata Kuliah Pembelajaran Matematika Terapan bapak Amirhud, sebagai tugas
pendalaman pembelajaran Matematika.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen Matematika yang
telah mencurahkan ilmunya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan
lancar dalam menulis paper ini.

Selanjutnya kami mohon kepada bapak dosen khususnya dan pembaca pada umumnya, bila
ada kesalahan atau kekurangan dalam paper ini, baik dari segi bahasa maupun kontennya,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca
demi lebih baiknya karya-karya tulis yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Medan, 06 April 2020

Kelompok 1
Daftar Isi

Kata
Pengantar. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
 . . .  ii
Daftar Isi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
 . . . . . .  . iii
BAB I :
PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
 . . 1
A.  Latar       
 Belakang. . . . . . . . . . .  . . . . . .  . . . . . . . .  . ..  . . . . . . . . . . . . . . .1
B.  Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .       
 . . . . . . . 1
BAB II : PEMBAHASAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
 . . . . . . . . 2
BAB III :
PENUTUPAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
 11
Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .          
 . . . . . . 11
Daftar
Pustaka. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .
12
BAB II
PEMBAHASAN

Sistem Persamaan Linier


Sama halnya dengan  persamaan aljabar, sistem persamaan linier juga
merupakan suatu sistem hitung dalam ilmu matematika yang bisa digambarkan
dalam bentuk garis lurus pada sebuah grafik.
Sistem persamaan linier juga memiliki sebutan lain yaitu sistem persamaan
garis. Selengkapnya mengenai sistem persamaan linier
Seperti yang telah dijelaskan di atas, persamaan linier hampir sama seperti yang
ada pada persamaan aljabar.
Di mana persamaan linier ini merupakan suatu sistem hitung dalam biang ilmu
matematika yang dapat digambarkan dengan menggunakan bentuk garis lurus
pada suatu gambar grafik.
Dan sistem persamaan linier ini juga disebut sebagai sistem persamaan garis.
Namun, sebelum kita mempeljari bagaimana metode atau cara dalam
menyelesaikan sistem persamaan linier.
Maka kita harus memahami terlebih dahulu tentang definisi dari kalimat terbuka
serta definisi persamaan dan juga mengenai sistem persamaan linier itu sendiri.
Sehingga, pada saat kita dalam menyelesaikan persamaan linier kita tidak akan
mengalami kebingungan.
1. Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka merupakan suatu kalimat yang mempunyai variabel atau
memuat variabel di dalamnya.
2. Persamaan
Persamaan merupakan suatu kalimat terbuka yang menyebutkan mengenai
hubungan sama dengan (=).
3. Persamaan Linier
Persamaan persamaan linier sendiri merupakan suatu persamaan yang mana
pada setiap sukunya mengandung konstanta dengan variabelnya yang berderajat
satu atau tunggal.
Serta persamaan ini, dapat kita gambarkan dengan menggunakan suatu gambar
grafik dalam sistem koordinat kartesius.
Dan sebuah persamaan akan tetap bernilai benar atau EKWICALENT (< = >),
sehingga ruas yang kiri dan ruas yang kanan ditambah maupun dikurang dengan
bilangan yang sama.
Rumus Persamaan Linier
Adapun rumus umum pada persamaan linier, yaitu:
y = mx + b
Sebagai contoh bentuk dari persamaan linier:
y = -x+5
y = -05x+2
Contoh persamaan linier dalam bentuk grafik:

Nah, dari contoh gambar di atas dapat kita simpulkan bahwa m atau gradiennya


yaitu =0,5. Serta b garis yang bewarna merah atau disebut juga sebgai titik
potong sumbu y nya adalah =2.
Sistem persamaan linier dapat terdiri atas satu variabel, dua variabel ataupun
lebih.
Dan dalam artikel kali ini, kita akan membahas sistem persamaan linear dengan
satu, dua dan tiga variabel. Berikut penjelasannya lebih lanjut.
Sistem Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV)
Sistem persamaan linier satu variabel merupakan suatu konsep matematika
dalam menyelesaikan kasus pada kehidupan sehari-hari yang hanya mempunyai
satu variabel.
Persamaan Linier Satu Variabel (SPLSV) merupakan suatu kalimat terbuka
yang dihubungkan oleh tanda sama dengan (=) serta hanya memiliki satu
variabel berpangkat satu.
Adapun bentuk umum dari persamaan linier satu variabel yaitu:
ax + b = 0
Keterangan: dengan a serta b bilangan bulat bukan nol.
Cara Penyelesaian SPLSV
Langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear satu variabel :
Langkah pertama adalah menyederhanakan terlebih dahulu operasi yang ada.
Berlaku juga dalam operasi pemfaktoran (bertanda kurung).
Gabungkan suku yang di dalamnya terdapat variabel ke dalam satu ruas.
Apabila persamaan mengandung operasi penjumlahan, maka kedua ruas harus
dioperasikan dengan memakai operasi pengurangan dengan besar yang sama.
Begitu juga sebaliknya.
Apabila persamaan mengandung operasi perkalian, maka kedua ruas harus kita
operasikan dengan memakai operasi pembagian dengan besar yang sama dan
bukan nol. Begitu juga sebaliknya.
Dahulukan operasi penjumlahan atau pengurangan terlebih dahulu sebelum
melakukan pengerjaan operasi perkalian atau pembagian.
Contoh Soal SPLSV
Soal 1.
Gilang membeli 5 buah komik serta 1 buah pensil dengan harga keseluruhannya
adalah 52.000.
Lalu, teman Gilang yang berada di sekolah menanyakan berapa harga dari satu
buah buku komiknya. Namun, Gilang tidak tahu harga satu komiknya.
Dan Gilang hanya ingat harga satu pulpennya saja yakni 2000. Lalu bagaimana
caranya Gilang untuk mengetahui harga satu komiknya? Berikut pejelasannya:
Langkah pertama yang harus kalian lakukan adalah menentukan terlebih dahulu
variabelnya.
Ditanyakan berapa harga dari satu buah komik.
Sehingga, akan kita simbolkan x sebagai harga dari satu komik. Kemudian,
ita tulis ke dalam kalimat matematikanya.
“Gilang membeli 5 buah komik serta1 buah pensil dengan harga keseluruhan
yakni 52.000, dengan harga satu pensil adalah 2000” diubah menjadi 5x + 2000
= 52.000.
Setelah itu kalian dapat langsung menyelesaikannya dengan memakai beberapa
langkah Sistem Persaman Linier Satu variabel.
Namun, dalam soal dia atas, langkah pertama dan langkah kedua bisa kita
abaikan lho, Kenapa?
Sebab di dalam contoh tersebut persamaannya sudah dalam bentuk sederhana,
tidak ada bagian yang harus difaktorkan (tidak terdapat tanda kurung).
Tak hanya itu, pada persamaan tersebut variabelnya juga tidak berada pada ruas
yang berbeda, hanya terdapat di dalam satu ruas.
Namun, apabila kalian menjumpai persamaan yang mempunyai tanda kurung
serta variabelnya terletak pada ruas yang berbeda. Maka kalian harus
melakukan langkah pertama dan juga kedua ini ya.
Langkah ketiga, kalian harus melihat apakah pada persamaan tersebut terdapat
operasi penjumlahan atau pengurangan.
Nah, di dalam contoh yang ini, terdapat operasi pertambahan. Sehingga, kalian
harus melakukan proses pengurangan.
Caranya dengan melakukan operasi pengurangan dengan nilai yang sama
besarnya dengan nilai pertambahan sebelumnya pada kedua ruas.
Yang artinya pada contoh soal nomor 1, kita hanya mengurangkan kedua ruas
dengan 2000.
Langkah keempat, lihat kembali pada operasi persamaannya.
Dalam persamaan tersebut terdapat operasi perkalian, sehingga kita harus
melakukan operasi pembagian pada kedua ruasnya.
Kita kemudian bagi dengan nilai yang sama dengan perkaliannya ya!
Pada contoh soal nomor 1, kita dapat membagi kedua ruasnya dengan 5.
Akhirnya kita dapatkan variabelnya sudah sendiri tuh, tertulis bahwa x sama
dengan 10.000.
Sehingga, sudah kita ketahui jawabannya yakni harga dari satu komiknya
adalah 10.000.
Perlu kalian perhatikan dan ingat ya guys, kita harus dahulukan operasi
pertambahan atau pengurangan (supaya variabelnya bisa kita cari) lalu
dilanjutkan dengan operasi perkalian atau pembagian.
Soal 2. 
Zaidan dan Laras merupakan kakak beradik. Hari ini Laras tengah berulang
tahun yang ke 6. Saat ini usia Zaidan 10 tahun lebih tua daripada umur Laras.
Berapakah usia Zaidan saat ini?
Untuk menjawab kasus di atas, kita dapat menggunakan prinsip persamaan
linier satu variabel.
Pembahasan!
Perlu diketahui jika usia Zaidan 10 lebih tua dari Laras adiknya. Usia Laras saat
ini adalah 6 tahun.
Sehingga, kita misalkan usia Ziadan saat ini ayitu x tahun, sehingga kita
dapatkan hasilnya adalah:
Diketahui:
X           = usia Zaidan saat ini
X – 10   = usia Laras saat ini
6            = usia Laras saat ini
Maka, penyelesaiannya adalah seperti berikut ini:
X – 10             = 6 (setiap ruas di tambah 10)
X – 10 + 10    = 6 + 10
X                    = 16

Sehingga, usia Zaidan saat ini adalah 16 tahun.


Sebelum kita membahas ke dalam bab Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV) dan Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV). Kalian harus
mengetahui terlebih dahulu mengenai beberapa komponen yang berhubungan di
dalam sub materi tersebut. Diantaranya adalah:
1.  Suku
Suku merupakan sebuah bagian dari suatu bentuk aljabar yang terdiri atas
variabel, koefisien dan konstanta. Setiap suku dipisahkan dengan menggunakan
tanda baca penjumlahan maupun pengurangan.
Contoh:
6x – y + 4z + 7 = 0, maka suku–suku dari persamaan tersebut yaitu 6x , -y, 4z
dan 7.
2. Variabel
Variabel merupakan peubah atau pengganti dari suatu bilangan yang pada
umumnya dilambangkan dengan pemakaian huruf seperti x, y dan z.
Contoh:
Yulisa mempunyai 2 buah apel, 5 buah mangga dan 6 buah jeruk. Apabila kita
tulis dalam bentuk persamaan maka:
Contoh: apel = x , mangga = y dan jeruk = z, sehingga persamannya yaitu 2x +
5y + 6z.
3. Koefisien
Koefisien merupakan sebuah bilangan yang menyatakan banyaknya suatu
jumlah variabel yang sejenis.
Koefisien disebut juga sebagai bilangan yang terdapat di depan variabel, sebab
penulisan dari suatu persamaan koefisien berada di depan variabel.
Contoh:
Gilang mempunyai 2 buah apel, 5 buah mangga dan 6 buah jeruk. Apabila kita
tuliskan ke dalam bentuk persamaan maka:
Contoh: apel = x , mangga = y dan jeruk = z, sehingga persamannya yaitu 2x +
5y + 6z.
Dari persamaan tersebut, maka dapat diketahui bahwa 2, 5 dan 6 merupakan
koefisien di mana 2 merupakan koefisien x , 5 merupakan koefisien y serta 6
merupakan koefisien z.
4.  Konstanta
Konstanta merupakan sebuah bilangan yang tidak diikuti dengan variabel,
sehingga akan mempunyai nilai yang tetap atau konstan untuk berapa pun nilai
variabel atau peubahnya.
Contoh:
2x + 5y + 6z + 7 = 0, dari persamaan tersebut konstantanya yaitu 7. Sebab, 7
nilainya tetap dan tidak terpengaruh dengan berapa pun variabelnya.
Setelah mengetahui komponen-komponen di atas, yuk langsung saja kita
kepembahasan berikutnya. Simak baik-baik ya.
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel atau yang biasa kita sebut sebagai
SPLDV merupakan dua persamaan linear dua variabel yang mempunyai
hubungan diantara keduanya serta mempunyai satu penyelesaian.
Bentuk umum dari sistem persamaan linear dua variabel yaitu:
ax + by = c
px + qy = d
Keterangan:
x dan y disebut sebagai variabel
a, b, p dan q disebut sebagai koefisien
c dan r disebut sebagai konstanta
SPLDV pad aumumnya dimanfaatkan guna menyelesaikan masalah sehari-hari
yang memerlukan pemakaian Matematika.
Sebagai contoh ketika hendak menentukan harga pada suatu barang, mencari
keuntungan penjualan, hingga menentukan ukuran suatu benda..
Adapun beberapa langkah tertentu untuk menyelesaikan masalah dengan
memakai SPLDV, antara lain:
Mengganti setiap besaran yang terdapat dalam masalah tersebut dengan variabel
(biasanya dilambangkan dengan huruf atau simbol).
Membuat model Matematika dari masalah tersebut. Model Matematika ini
kemudian dirumuskan dan mengikuti bentuk umum SPLDV.
Mencari solusi dari model permasalahan tersebut dengan cara memakai metode
penyelesaian SPLDV.
Cara Penyelesaian SPLDV
1. Metode Eliminasi
Pada metode eliminasi digunakan guna menentukan himpunan penyelesaian
dari sistem persamaan linear dua variabel.
Carangan yakni dengan cara menghilangkan atau mengeliminasi salah satu
variabel dari sistem persamaan tersebut.
Jika variabel dinyatakan dengan x dan y, untuk menentukan variabel x maka
kita harus mengeliminasi variabel y terlebih dahulu, begitu juga sebaliknya.
Coba perhatikan bahwa jika suatu koefisien dari salah satu variabel sama maka
kita bisa mengeliminasi atau menghilangkan salah satu variabel tersebut.
Untuk lebih jelasnya, kami berikan contoh permasalahan di bawah ini:
Contoh:
Dengan metode eliminasi, tentukanlah himpunan penyelesaian sistem
persamaan 2x + 3y = 6 dan x – y = 3 !
Penyelesaian: 
2x + 3y = 6 dan x – y = 3
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah eliminasi variabel y.
Untuk mengeliminasi variabel y, maka koefisien y harus sama, sehingga
persamaannya yakni: 2x + 3y = 6 dikalikan 1 dan persamaan
x – y = 3 dikalikan dengan 3.
2x + 3y = 6 × 1 2x + 3y  = 6
x – y = 3 × 3 3x – 3y = 9
5x = 15
x = 15/5
x=3
Langkah kedua yang harus kita lakukan adalah eliminasi variabel x.
Sama halnya pada langkah pertama, untuk mengeliminasi variabel x, maka
koefisien pada x harus sama, sehingga persamaan yang kita dapat adalah 2x +
3y = 6 dikalikan 1 dan
x – y = 3 dikalikan 2.
2x + 3y = 6 ×1 2x + 3y = 6
x – y = 3 ×2 2x – 2y = 6
5y = 0
y = 0/5
y=0
Sehingga, himpunan penyelesaiannya yaitu {(3,0)}.
2. Metode Substitusi
Metode Substitusi merupakan sebuah metode untuk menyelesaikan suatu sistem
persamaan linear dua variabel dengan metode substitusi.
Yang mana kita akan menggunakan cara menyebutkan terlebih dahulu variabel
yang satu ke dalam variabel yang lain dari suatu persamaan.
Kemudian menyubstitusikan (menggantikan) variabel tersebt ke dalam
persamaan yang lainnya.
Contoh:
Dengan metode substitusi, tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan
berikut 2x +3y = 6 dan x – y = 3.
Penyelesaiannya:
Persamaan x – y = 3 merupakan ekuivalen dengan x = y + 3.
Dengan menyubstitusi persamaan x = y + 3 ke persamaan 2x + 3y = 6 maka
bisa kita dapatkan data sebagai berikut:
2x + 3y = 6
ó 2 (y + 3) + 3y = 6
ó     2y + 6 + 3y = 6
ó             5y + 6 = 6
ó      5y + 6 – 6 = 6 – 6
ó                  5y = 0
ó                    y = 0
Lalu untuk mendapatkan nilai x, maka substitusikan nilai y ke persamaan x = y
+ 3, sehingga akan kita peroleh:
x=y+3
óx=0+3
óx=3
Sehingga, himpunan penyelesaiaanya yaitu {(3,0)}
3.  Metode Gabungan
Metode gabungan merupakan sebuah cara untuk menyelesaikan sistem
persamaan linear dua variabel dengan metode gabungan. Di mana kita akan
menggabungkan metode eliminasi dan substitusi.
Contoh:
Dengan menggunakan metode gabungan di atas, tentukan himpunan
penyelesaian dari sistem persamaan 2x – 5y = 2 dan x + 5y = 6 !
Penyelesaiannya:
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah dengan menerapkan metode
eliminasi, sehingga akan kita peroleh:
2x – 5y = 2 ×1 2x – 5y = 2
x + 5y = 6 ×2 2x +10y = 12
-15y = -10
y = (-10)/(-15)
y = 2/3
Kemudian, disubstitusikan nilai y ke persamaan x + 5y = 6 sehingga akan kita
peroleh:
x + 5y = 6
ó x + 5 (2/3) = 6
ó   x + 10/15 = 6
ó                 x = 6 – 10/15
ó                 x = 22/3
Sehingga, himpunan penyelesaiaanya yaitu {(2 2/3,2/3)}
4. Metode Grafik
Penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode grafik dilakukan dengan
cara menentukan koordinat titik potong dari kedua garis yang mewakili kedua
persamaan linear.
Namun, sebelum menggunakan metode grafik ini, kalian perlu belajar
bagaimana cara untuk menggambar garis pada persamaan linear terlebih dahulu.
Berikut adalah beberapa langkah untuk menyelesaikan SPLDV dengan
menggunakan metode eliminasi:
Menggambar garis yang mewakili kedua persamaan dalam bidang kartesius.
 Menentukan titik potong dari kedua grafik tersebut.
Penyelesaiannya merupakan titik pada (x, y).
Permasalahan dalam SPLDV:
Persamaan pertama: 2x + 3y = 8
Persamaan Kedua: 3x + y = 5
Penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode grafik.
Langkah 1: menggambar kedua grafik
Menentukan titik potong pada kedua sumbu x dan y dari kedua persamaan

tersebut.

Reperesentasi kedua persamaan dalam bidang kartesius.

Langkah 2: menemukan titik potong dari kedua grafik tersebut.


Langkah 3: peyelesaiannya adalah (x, y)
Berdasarkan gambar bisa kita ketahui bahwa titik potongnya berada pada x = 1
dan y = 2
Maka daerah penyelesaiannya yaitu (1, 2).
Contoh Soal SPLDV
Soal 1.
Putra ingin melakukan lompat tali. Misalnya, tali yang dipakai oleh Putra
mempunyai panjang 70 cm lebih pendek dari tinggi Putra.
Supaya tali tidak tersangkut di tubuh Putra, maka setidaknya tali yang
digunakan harus mempunya panjang dua kali lebih panjang dari ukuran
sebelumnya.
Sehingga, jika diukur kembali, maka ukuran dua kali panjang tali akan 30 cm
lebih panjang dari tinggi Putra.
Tentukan berapa ukuran panjang tali yang digunakan serta tinggi badan Putra!
Serta tentukan berapa panjang tali yang digunakan supaya tidak tersangkut di
badan Putra!
Jawab:
Langkah pertama yang bisa kita lakukan yaitu dengan cara mengganti seluruh
besaran yang terdapat di dalam soal dengan variabel. Disini kita misalkan
seperti:
x = panjang tali (dalam cm) dan y = tinggi badan (dalam cm)
Membuat model Matematika dari permasalahan soal.
Panjang tali 70 cm lebih pendek dari tinggi Kumamon → x = y – 70 atau -x + y
= 70
Dua kali panjang tali 30 cm lebih panjang dari tinggi Kumamon → 2x = 30 + y
atau 2x – y = 30
Sehingga, model Matematika dari soal di atas yaitu:
Persamaan I : -x + y = 70
Persamaan II : 2x – y = 30
Sampai disini kalian paham kan? Nah, setelah ini kita akan menentukan nilai
dari x dan y dengan menggunakan empat metode penyelesaian SPLDV. Simak
baik-baik ya.
1. Metode grafik
Sehingga, akan kita dapatkan titik potong dari kedua garis yaitu (x,y) =
(100,170).
Sebelumnya, kita sudah mengibaratkan panjang tali dengan variabel x dan
tinggi Putra dengan variabel y.
Maka, sudah bisa ditentukan nih berapa panjang tali dan juga tinggi si Putra
itu. Yups! Jawabannya yaitu 100 cm untuk panjang tali serta 170 cm untuk
tinggi Putra.
Gampang kan? Metode grafik ini biasanya berguna apabila nilai koefisien dan
nilai konstanta dari persamaannya bukan merupakan bilangan bulat, sehingga
akan lebih baik jika digambar untuk memudahkan mencari nilai dari x dan y
nya.
2. Metode eliminasi
Diketahui:
Persamaan I : -x + y = 70
Persamaan II : 2x – y = 30
Untuk mencari nila x, samakan koefisien y
-x + y = 70
2x – y = 30
Sebab koefisien y dari kedua persamaan tersebut sudah sama, maka bisa
langsung kita selesaikan dengan menggunakan operasi penjumlahan untuk
menghilangkan nilai y.
-x + y = 70
2x – y = 30
________ +
x          =100
Untuk mencari nilai y, samakan koefisien x
-x + y = 70 |x2|
2x – y = 30 |x1|
Suapya koefisien x dari kedua persamaan sama, maka kalikan persamaan I
dengan 2 dan kalikan persamaan II dengan 1.
Kemudian, selesaikan dengan menggunakan operasi penjumlahan untuk
menghilangkan nilai x.
-2x + 2y = 140
2x –      y = 30
_________ +
y               = 170
3. Metode substitusi
Diketahui:
Persamaan I : -x + y = 70
Persamaan II : 2x – y = 30
Untuk mencari nilai x, maka cari nila y terlebih dahulu.
Daro persamaan I: -x + y = 70 → y = 70 + x
Kemudian, subsitusi nilai y ke dalam persamaan II:
2x – y = 30
→ 2x-(70+x) = 30
→ 2x-70-x = 30
→ x-70 = 30
→ x= 100
Setelah itu, subsitusikan nilai x ke persamaan y = 70 + x
y = 70 + x
→ y = 70 + 100
→ y= 170
Berdasarkan metode substitusi, kita peroleh nilai x = 100 dan y = 170.
Sehingga, bisa kita ketahu jika tinggi badan Putra adalah sebesar 170 cm serta
tali yang digunakan oleh Putra untuk bermain lompat tali sepanjang 100 cm.
4. Metode gabungan
Diketahui:
Persamaan I : -x + y = 70
Persamaan II : 2x – y = 30
Misalkan, kita akan mencari nilai x terlebih dahulu dengan menggunakan
metode eliminasi. Maka untuk menentukan nilai x samakan koefisien y.
-x + y = 70
2x – y = 30
Karena koesifisien y dari kedua persamaan sudah ada, maka dapat langsung
diselesaikan dengan menggunakan operasi penjumlahan untuk menghilangkan
nilai y.
x + y = 70
2x – y = 30
________ +
x          =100
Setelah diperoleh nilai x, subsitusikan nilai x ke salah satu persamaan untuk
memperoleh nilai y.
Misalnya, dilakukan subtitusi nilai x ke dalam persamaan I, maka:
-x + y = 70
→ 100 + y = 70
→            y = 70 + 100
→            y = 170
Berdasarkan dari metode gabungan, didapatkan nilai x = 100 dan y = 170.
Sehingga, bisa kita ketahui jika panjang tali sepanjang 100 cm serta tinggi
Putara adalah 170 cm.
Perlu kalian ketahui jika metode gabungan ini adalah metode yang paling
banyak digunkan untuk menyelesaikan masalah SPLDV.
Kemudian, kita akan mencari tahu berapa panjang tali yang dibutuhkan supaya
Putra bisa bermain lompat tali tanpa harus tersangkut di tubuhnya.
Apabila kalian baca kembali contoh soal di atas, maka bisa kita ketahui jika
setidaknya, tali tersebut harus dua kali lebih panjang dari ukuran sebelumnya
(2x).
Sehingga, sudah bisa kita ketahui ya kalau panjang tali yang dibutuhkan supaya
tidak tersangkut di tubuh Putra yaitu 2x = 2(100) = 200 cm.
Walaupun kelihatannya panjang dan rumit, namun apabila kalian
memperbanyak latihan soal, pasti akan mudah, kok. Semangat terus ya.
Soal 2. (UN 2015)
Di dalam kandang terdapat kambing dan ayam sebanyak 13 ekor. Jika jumlah
kaki hewan tersebut 32 2kor, maka jumlah kambing dan ayam masing-masing
adalah….
A. 3 dan 10
B. 4 dan 9
C. 5 dan 8
D. 10 dan 3
Jawab:
Misalkan:
Kambing = x dan ayam = y
Jumlah kaki kambing = 4 dan kaki ayam = 2
Ditanyakan: Jumlah kambing dan ayam = …?
Model matematika:
x +   y = 13  ……(1)
4x + 2y = 32  ……(2)
Eliminasi persamaan (1) dan (2) akan kita dapatkan:
x +   y = 13 | x4 | 4x + 4y = 52
4x + 2y = 32 | x1 | 4x + 2y = 32 –
⟺ 2y = 20
⟺ y = 20/2
⟺ y = 10
Subtitusi nilai y = 10 ke salah satu persamaan:
x + y = 13
⟺ x + 10 = 13
⟺ x = 13 –  10
⟺ x = 3
Sehingga, jumlah kambing = 3 ekor dan ayam = 10 ekor.
(Jawaban : A)
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)
Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel merupakan bentuk perluasan
dari sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). Yang mana, pada sistem
persamaan linear tiga variabel terdiri dari tiga persamaan yang masing-masing
persamaan memiliki tiga variabel (misal x, y dan z).
Dengan begitu, bentuk umum dari Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel
dalam x, y, dan z dapat dituliskan seperti berikut ini:

Dengan a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, dan l atau a1, b1, c1, d1, a2, b2, c2, d2, a3, b3,
c3, dan d3 adalah bilangan-bilangan real.
Keterangan:
a, e, I, a1, a2, a3 = koefisien dari x
b, f, j, b1, b2, b3 = koefisien dari y
c, g, k, c1, c2, c3 = koefisien dari z
d, h, i, d1, d2, d3 = konstanta
x, y, z = variabel atau peubah
Ciri–ciri SPLTV
Sebuah persamaan disebut sebagai sistem persamaan linear tiga variabel jika
persamaan tersebut mempunyai karakteristik seperti berikut ini:
Memakai relasi tanda sama dengan (=)
Mempunyai tiga variabel
Ketiga variabel tersebut mempunyai derajat satu (berpangkat satu)
Syarat SPLTV mempunyai Satu Penyelesaian
Sebuah sistem persamaan linier 3 variabel akan tepat mempunyai suatu
penyelesaian atau satu himpunan penyelesaian apabila dapat memenuhi syarat
atau ketentuan seperti di bawah ini:
Terdapat lebih dari satu atau ada tiga persamaan linier tiga variabel yang
sejenis.
Contoh:
x+y+z=5
x + 2y + 3z = 6
2x + 4y + 5z = 9
Persamaan Linier Tiga Variabel yang membentuk Sistem Persamaan Linier
Tiga Variabel, bukan merupakan Persamaan Linier Tiga Variabel yang sama.
Contoh:
2x − 3y + z = −5
2x + z − 3y + 5 = 0
4x – 6y + 2z = −10
Ketiga persamaan di atas adalah sistem persamaan linear tiga variabel yang
sama sehingga tidak mempunyai tepat satu himpunan penyelesaian.
Cara Penyelesaian SPLTV
Bentuk umum dari sistem persamaan linear tiga variabel bisa kita tuliskan
seperti di bawah ini:
Apabila nilai x = x0, y = y0, dan z = z0, ditulis dengan pasangan terurut (x0, y0,
z0), memenuhi SPLTV di atas, maka haruslah berlaku hubungan sebagai
berikut.
Dalam hal yang seperti itu, (x0, y0, z0) disebut sebagai penyelesaian sistem
persamaan linear tersebut serta himpunan penyelesaiannya ditulis sebagai {(x0,
y0, z0)}.
Sebagai contoh, adanya SPLTV seperti di bawah ini:
2x + y + z = 12
x + 2y – z = 3
3x – y + z = 11
SPLTV di atas memiliki penyelesaian (3, 2, 4) dengan himpunan
penyelesaiannya yaitu {(2, 3, 4)}.
Untuk membuktikan kebenaran bahwa (3, 2, 4) adalah penyelesaian dari
SPLTV tersebut, maka subtitusikanlah nilai dari x = 3, y = 2 dan z = 4 ke dalam
persamaan 2x + y + z = 12, x + 2y– z = 3 dan 3x – y + z = 11, sehingga akan
kita dapatkan:
⇔ 2(3) + 2 + 4 = 6 + 2 + 4 = 12, benar
⇔ 3 + 2(2) – 4 = 3 + 4 – 4 = 3, benar
⇔ 3(3) – 2 + 4 = 9 – 2 + 4 = 11, benar
Penyelesaian atau himpunan penyelesaian dari sebuah sistem persamaan linear
tiga variabel (SPLTV) bisa di cari dengan menggunakan beberapa cara atau
metode, antara lain dengan menggunakan:
Metode subtitusi
Metode eliminasi
Metode gabungan atau campuran
Metode determinan
Metode invers matriks
Berikut akan kami berikan ulasan dari metode subtitusi, eliminasi dan
gabungan pada sistem persamaan linear tiga variabel (SPLTV)
1. Metode Subtitusi
Berikut ini merupakan tahapan yang digunakan untuk menyelesaikan SPLTV
dengan metode subtitusi, antara lain:
Tahap 1:
Pilihlah salah satu persamaan yang paling sederhana, lalu nyatakan x sebagai
fungsi y dan z, atau y sebagai fungsi x dan z, atau z sebagai fungsi x dan y.
Tahap 2:
Subtitusikan x atau y atau z yang kita dapatkan di tahap pertama ke dalam dua
persamaan yang lainnya. Sehingga akan kita peroleh sistem persamaan linear
dua variabel (SPLDV).
Tahap 3:
Menyelesaikan SPLDV yang ada pada tahap nomor dua.
Agar kalian lebih paham mengenai cara penyelesaian SPLTV dengan
menggunakan metode subtitusi, berikut kami berikan beberapa contoh soal dan
pembahasannya.
Soal 1.
Tentukan himpunan penyelesaian SPLTV di bawah ini dengan menggunakan
metode subtitusi:
x – 2y + z = 6
3x + y – 2z = 4
7x – 6y – z = 10
Jawab:
Langkan pertama adalah menentukan terlebih dahulu persamaan yang paling
sederhana.
Dari ketiga persamaan tersebut, persamaan pertama adalah yang paling
sederhana. Dari persamaan pertama, nyatakan variabel x sebagai fungsi y dan z
seperti berikut ini:
⇒ x – 2y + z = 6
⇒ x = 2y – z + 6
Subtitusikan variabel atau peubah x ke dalam persamaan kedua
⇒ 3x + y – 2z = 4
⇒ 3(2y – z + 6) + y – 2z = 4
⇒ 6y – 3z + 18 + y – 2z = 4
⇒ 7y – 5z + 18 = 4
⇒ 7y – 5z = 4 – 18
⇒ 7y – 5z = –14 …………… Pers. (1)
Subtitusikan variabel x ke dalam persamaan ketiga
⇒ 7x – 6y – z = 10
⇒ 7(2y – z + 6) – 6y – z = 10
⇒ 14y – 7z + 42 – 6y – z = 10
⇒ 8y – 8z + 42 = 10
⇒ 8y – 8z = 10 – 42
⇒ 8y – 8z = –32
⇒ y – z = –4 ……………… Pers. (2)
Persamaan (1) dan (2) membentuk SPLDV y serta z:
7y – 5z = –14
y – z = –4
Kemudian menyelesaikan SPLDV di atas dengan menggunakan metode
subtitusi. Pilih salah satu persamaan yang paling sederhana. Pada hal ini
persamaan kedua merupakan persamaan yang paling sederhana.
Dari persamaan kedua, maka kita dapatkan:
⇒ y – z = –4
⇒ y = z – 4
Subtitusikan peubah y ke dalam persamaan pertama
⇒ 7y – 5z = –14
⇒ 7(z – 4) – 5z = –14
⇒ 7z – 28 – 5z = –14
⇒ 2z = –14 + 28
⇒ 2z = 14
⇒ z = 14/2
⇒ z = 7
Subtitusikan nilai z = 7 ke salah satu SPLDV, sebagai contoh y – z = –4
sehingga akan kita dapatkan:
⇒ y – z = –4
⇒ y – 7 = –4
⇒ y = –4 + 7
⇒ y = 3
Lalu, subtitusikan nilai y = 3 dan z = 7 ke salah satu SPLTV, sebagai contoh
x – 2y + z = 6 sehingga akan kita dapatkan:
⇒ x – 2y + z = 6
⇒ x – 2(3) + 7 = 6
⇒ x – 6 + 7 = 6
⇒ x + 1 = 6
⇒ x = 6 – 1
⇒ x = 5
Dengan begitu, kita dapatkan x = 5, y = 3 dan z = 7. Sehingga himpunan
penyelesaian dari SPLTV soal tersebut yaitu {(5, 3, 7)}.
Supaya memastikan bahwa nilai x, y, dan z yang didapatkan sudah benar, maka
kita bisa mengetahuinya dengan cara mensubtitusikan nilai x, y, dan z ke dalam
tiga SPLTV di atas. Antara lain:
Persamaan I:
⇒ x – 2y + z = 6
⇒ 5 – 2(3) + 7 = 6
⇒ 5 – 6 + 7 = 6
⇒ 6 = 6 (benar)
Persamaan II:
⇒ 3x + y – 2z = 4
⇒ 3(5) + 3 – 2(7) = 4
⇒ 15 + 3 – 14 = 4
⇒ 4 = 4 (benar)
Persamaan III:
⇒ 7x – 6y – z = 10
⇒ 7(5) – 6(3) – 7 = 10
⇒ 35 – 18 – 7 = 10
⇒ 10 = 10 (benar)
Dari data di atas, maka dapat dipastikan bahwa nilai x, y dan z yang kita
dapatkan telah benar serta telah memenuhi sistem persamaan linier tiga variabel
yang ditanyakan.
2. Metode Eliminasi
Berikut ini merupakan tahapan yang digunakan untuk menyelesaikan SPLTV
dengan metode eliminasi, antara lain:
Tahap 1:
Pilih bentuk peubah atau variabel yang paling sederhana.
Tahap 2:
Hilangkan atau eliminasi salah satu peubah (contohnya x) sehingga akan kita
dapatkan SPLDV.
Tahap 3:
Hilangkan atau eliminasi salah satu peubah SPLDV (contohnya y) sehingga
akan kita dapatkan salah satu peubah.
Tahap 4:
Eliminasi atau hilangkan peubah lainnya (yakni z) untuk mendapatkan nilai
peubah yang kedua.
Tahap 5:
Menentukan nilai peubah ketiga (yakni x) berdasarkan nilai (y dan z) yang
didapatkan.
Agar kalian lebih paham mengenai cara penyelesaian SPLTV dengan
menggunakan metode eliminasi, berikut kami berikan beberapa contoh soal dan
pembahasannya.
Soal 1.
Dengan memakai metode eliminasi, tentukan himpunan penyelesaian sistem
persamaan linier tiga variabel di bawah ini:
x + 3y + 2z = 16
2x + 4y – 2z = 12
x + y + 4z = 20
Jawab:
Langkah awal yang kita lakukan adalah menentukan variabel mana yang akan
dieliminasi terlebih dulu.
Untuk mempermudah, kita pilih variabel yang paling sederhana.
Dari ketiga SPLTV di atas, kita ketahui variabel yang paling sederhana yaitu x
sehingga kita akan mengeliminasi x terlebih dulu.
Untuk mengeliminasi variabel x, maka kita harus menyamakan koefisien
masing-masing x dari ketiga persamaan. Perhatikan ulasan di bawah ini;
x + 3y + 2z = 16 → koefisien x = 1
2x + 4y – 2z = 12 → koefisien x = 2
x + y + 4z = 20 → koefisien x = 1
Supaya ketiga koefisien x sama, maka akan kita kalikan persamaan pertama dan
persamaan III dengan 2 sementara persamaan II kita kalikan 1. Berikut caranya:
  x + 3y + 2z = 16 |x2| → 2x + 6y + 4z = 32
2x + 4y – 2z = 12 |x1| → 2x + 4y – 2z = 12
  x +   y + 4z = 20 |x2| → 2x + 2y + 8z = 40
Sesudah koefisien x ketiga persamaan telah sama, selanjutnya langsung saja kita
kurangkan atau jumlahkan persamaan pertama dengan persamaan kedua dan
persamaan kedua dengan persamaan ketiga sedemikian rupa sampai variabel x
hilang. Berikut caranya:
Dari persamaan pertama dan kedua:
2x + 6y + 4z = 32
2x + 4y – 2z = 12
__________ –
2y + 6z          = 20
Dari persamaan kedua dan ketiga:
2x + 4y – 2z = 12
2x + 2y + 8z = 40
__________ –
2y – 10z        = -28
Dengan begitu, maka kita dapatkan SPLDV seperti berikut ini:
2y + 6z = 20
2y – 10z = –28
Langkah berikutnya yaitu menyelesaikan SPLDV di atas dengan menggunakan
metode eliminasi.
Lagkah pertama adalah menentukan nilai y dengan mengeliminasi z.
Untuk bisa mengeliminasi variabel z, maka kita harus menyamakan koefisien
dari z kedua persamaan tersebut. Perhatikan ulasan di bawah ini.
2y + 6z = 20 → koefisien z = 6
2y – 10z = –28 → koefisien z = –10
Supaya kedua koefisien z sama, maka persamaan pertama akan kita kalian
dengan 5 sementara untuk persamaan kedua kita kali dengan 3.
Selepas itu, kedua persamaan tersebut kita jumlahkan. Berikut caranya:
2y + 6z = 20 |×5| →    10y + 30z = 100
2y – 10z = -28 |×3| →  6y – 30z = -84
___________ +
16y           = 16
y            = 1
Kedua, kita mencari nilai z dengan cara mengeliminasi y. Untuk bisa
menghilangkan variabel y, maka kita harus menyamakan koefisien y dari kedua
persamaan tersebut.
Berhubung koefisien y kedua persamaan telah sama, maka kita dapat langsung
mengurangkan kedua persamaan tersebut. Berikut caranya:
2y +  6z = 20
2y – 10z = -28
__________ _
16z           = 48
z           =   3
Hingga di tahap ini maka kita telah mendapatkan nilai y = 1 dan z = 3.
Langkah yang terakhir, untuk memperoleh nilai x, kita subtitusikan nilai y dan z
tersebut ke dalam salah satu SPLTV. Sebagai contoh persamaan x + y + 4z = 20
sehingga akan kita dapatkan:
⇒ x + y + 4z = 20
⇒ x + 1 + 4(3) = 20
⇒ x + 1 + 12 = 20
⇒ x + 13 = 20
⇒ x = 20 – 13
⇒ x = 7
Dengan begitu, akan kita dapatkan nilai x = 7, y = 1 dan z = 3 sehingga
himpunan penyelesaian dari SPLTV di atas yaitu {(7, 1, 3)}.
3. Metode Gabungan atau Campuran
Penyelesaian untuk sistem persamaan linier dengan memakai metode gabungan
atau campuran adalah cara penyelesaian dengan cara menggabungkan dua
metode sekaligus.
Metode yang dimaksud adalah metode eliminasi dan metode subtitusi.
Metode ini dapat digunakan dengan menggunakan metode subtitusi terlebih
dahulu atau dengan eliminasi terlebih dahulu.
Dan kali ini, kita akan mencoba metode gabungan atau campuran dengan 2
teknik yakni:
Mengeliminasi terlebih dahulu baru selanjutnya memakai metode subtitusi.
Mensubtitusi terlebih dahulu baru lalu memakai metode eliminasi.
Prosesnya hampir sama seperti yang terdapat pada penyelesaian SPLTV dengan
metode eliminasi dan metode subtitusi. 
Agar kalian lebih paham mengenai cara penyelesaian SPLTV dengan
menggunakan gabungan atau campuran ini, berikut kami berikan beberapa
contoh soal dan pembahasannya.
Soal 1.
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linier tiga variabel di
bawah ini dengan memakai metode gabungan.
x + 3y + 2z = 16
2x + 4y – 2z = 12
x + y + 4z = 20
Jawab:
Metode Subtitusi (SPLTV)
Langkah pertama menentukan persamaan yang paling sederhana. Dari ketiga
persamaan di atas, dapat kita ketahui bahwa persamaan ketiga merupakan
persamaan yang paling sederhana.
Dari persamaan ketiga, nyatakan variabel z sebagai fungsi y dan z seperti
berikut ini:
⇒ x + y + 4z = 20
⇒ x = 20 – y – 4z ………… Pers. (1)
Lalu, subtitusikan persamaan (1) di atas ke dalam SPLTV yang pertama.
⇒ x + 3y + 2z = 16
⇒ (20 – y – 4z) + 3y + 2z = 16
⇒ 2y – 2z + 20 = 16
⇒ 2y – 2z = 16 – 20
⇒ 2y – 2z = –4
⇒ y – z = –2 …………. Pers. (2)
Kemudian, subtitusikan persamaan (1) di atas ke dalam SPLTV yang kedua.
⇒ 2x + 4y – 2z = 12
⇒ 2(20 – y – 4z) + 4y – 2z = 12
⇒ 40 – 2y – 8z + 4y – 2z = 12
⇒ 2y – 10z + 40 = 12
⇒ 2y – 10z = 12 – 40
⇒ 2y – 10z = –28  ………… Pers. (3)
Dari persamaan (2) serta persamaan (3) kita dapatkan SPLDV y dan z seperti
berikut ini:
y – z = –2
2y – 10z = –28 
Metode Eliminasi (SPLDV)
Untuk mengeliminasi atau menghilangkan y, maka kalikan SPLDV yang
pertama dengan 2 supaya koefisien y kedua persamaan sama.
Berikutnya kita selisihkan kedua persamaan sehingga akan kita dapatkan nilai z
seperti berikut ini:
y – z = -2 |×2| →           2y – 2z = -4
2y – 10z = -28 |×1| → 2y – 10z = -28
__________ –
8z = 24
z =  3
Untuk menghilangkan z, maka kalikan SPLDV yang pertama dengan 10 supaya
koefisien z pada kedua persamaan sama.
Kemudian kita kurangkan kedua persamaan sehingga akan kita dapatkan nilai y
seperti berikut ini:
y – z = -2 |×10| →           10y – 10z = -20
2y – 10z = -28 |×1| →     2y – 10z = -28
__________ –
8y = 8
z =  1
Hingga tahap ini, kita dapatkan nilai y = 1 dan z = 3.
Langkah yang terakhir yakni menentukan nilai x. Cara untuk menentukan nilai
x yaitu dengan cara memasukkan nilai y dan z tersebut ke dalam salah satu
SPLTV. Sebagai contoh x + 3y + 2z = 16 sehingga akan kita dapatkan:
⇒ x + 3y + 2z = 16
⇒ x + 3(1) + 2(3) = 16
⇒ x + 3 + 6 = 16
⇒ x + 9 = 16
⇒ x = 16 – 9
⇒ x = 7
Dengan begitu, maka kita dapatkan nilai x = 7, y = 1 dan z = 3 sehingga
himpunan penyelesaian SPLTV dari soal di atas yaitu {(7, 1, 3)}.

Operasi Baris Elementer (OBE) untuk menyelesaikan suatu Sistem


Persamaan Linear (SPL)

1. Definisi Operasi Baris Elementer


Operasi Baris Elementer (OBE) merupakan suatu operasi yang diterapkan pada
baris suatu matriks. OBE bisa digunakan untuk menentukan invers suatu
matriks dan menyelesaikan suatu sistem persamaan linear (SPL).
Operasi Baris Elementer (OBE) adalah salah satu alternatif dalam
menyelesaikan suatu bentuk matriks seperti menentukan invers matriks dan
penerapan matriks pada sistem persamaan linear menggunakan dua cara yaitu
"Eliminasi Gauss" dan "Eliminasi Gauss-Jordan".
2. Pemakaian Operasi Baris Elemeter
A. Pertukaran Baris
Pertukaran Baris merupakan operasi dimana kita menukar suatu baris dengan
baris lainnya pada suatu matriks yang sama.

ket: b1(baris 1) bertukar dengan b2(baris 2)

 B. Perkalian Suatu Baris Dengan Konstanta 


    Tidak Nol

Perkalian dengan bilangan real bukan nol, seperti yang di indikasikan oleh
namanya, operasi dilakukan dengan mengalikan suatu baris dalam matriks
dengan konstanta bilangan real bukan nol.
ket: b1(baris 1) di kali dengan 1/4

C. Penjumlahan Hasil Perkalian Suatu Baris Dengan Konstanta Tidak Nol


Dengan Baris Yang Lain
Penjumlahan suatu baris dengan baris yang lain, artinya kita mengoperasikan
suatu baris terhadap baris lainnya dalam suatu matriks.

ket: b3(baris 3) ditambah 3 kali b1(baris 1)

Langkah – Langkah dalam Operasi Baris Elementer (OBE)


1) Menukarkan posisi 2 Baris
2) Baris dikalikan dengan konstanta tak nol
3) Menjumlahkan kelipatan suatu baris ke baris lainnya dengan konstanta tak
nol
Penerapan OBE untuk Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear

Langkah – langkah penyelesaian SPL :


1). Tentukan bentuk matriksnya
2). Ubah soal menjadi bentuk matriks
3). Lakukan OBE sehingga terbentuk MEB (eliminasi gauss) atau MEBT
(eliminasi gauss-jordan)
Contoh Soal :
x   +   y   + 2z  = 9
2x +  4y  –  3z  = 1
3x +  6y  –  5z  = 0 
Tahap pertama kita ubah soal di atas ke dalam bentuk sebuah matriks dengan
aturan sebagai berikut.
 X1, Y1, Z1 dan H1 merupakan baris, dan X1, X2, dan X3 merupakan kolom
Maka akan didapatkan bentuk seperti berikut ini.

 
Langkah pertama yaitu membuat X1 bernilai 1. Karena dari soal sudah bernilai
1, maka kita langsung ke langkah berikutnya, yaitu membuat X2 dan X3
bernilai 0 ( nol) .
Membuat X2 dan X3 bernilai 0 ( nol) yang harus kita lakukan yaitu
menjumlahkan kelipatan suatu baris ke baris lainnya dengan konstanta tak nol
(langkah 3), maka akan menjadi seperti berikut.

Setelah itu, kita hitung baris ke-2 dan ke-3 dengan konstanta yang telah kita
tentukan.
Hitung baris ke-2
X2  = 2 – 2 x 1 = 2 – 2 = 0
Y2  = 4 – 2 x 1 = 4 – 2 = 2
Z2  = -3 – 2 x 2 = -3 – 4 = -7
H2  = 1 – 2 x 9 = 1 – 18 = -17

Hitung baris ke-3


X3  = 3 – 3 x 1 = 3 – 3 = 0
Y3  = 6 – 3 x 1 = 6 – 3 =3
Z3  = -5 – 3 x 2 = -5 – 6 = -11
H3  = 0 – 3 x 9 = 0 – 27 = -27

Masukkan hasil hitungan di atas ke dalam matriks, maka akan menjadi seperti
berikut ini.

Langkah selanjutnya kita harus menjadikan Y2 Bernilai 1. Kita bisa


menggunakan langkah ke-2 yaitu
Baris dikalikan dengan konstanta tak nol. Maka akan menjadi seperti berikut.

Lalu kita hitung baris ke-2 untuk mendapatkan matriks baru.

Masukkan hasil hitungan di atas ke dalam matriks, maka akan menjadi seperti
berikut ini.

Langkah berikutnya membuat Y1 dan Y3 bernilai 0 ( nol) . Y1 dan Y3 bernilai


0 ( nol) yang harus kita lakukan yaitu dengan menggunakan langkah 3, maka
akan menjadi seperti berikut.

Setelah itu, kita hitung baris ke-1 dan ke-3 dengan konstanta yang telah kita
tentukan.
Hitung baris ke-1
X1  =  1 – 1 x 0          = 1
Y1  =  1 – 1 x 1          = 0
Z1  =  2 – 1 x (-7/2)   = 11/2
H1  =  9 – 1 x (-17/2) = 35/2

Hitung baris ke-3


X3  =  0 – 3 x 0             = 0
Y3  =  3 – 3 x 1             = 0
Z3  = -11 – 3 x (-7/2)    = -1/2
H3  = -27 – 3 x (-17/2) = -3/2

Masukkan hasil hitungan tersebut ke dalam matriks, menjadi seperti berikut ini.

Langkah berikutnya yaitu menjadikan Z3 Bernilai 1. Kita bisa menggunakan


langkah ke-2 . Maka akan menjadi seperti berikut.
Lalu kita hitung baris ke-3
X3  =  0 x -2       =   0
Y3  =  0 x -2       =   0
Z3  =  -1/2  x -2  =   1
H3  = -3/2 x -2    =   3

Buat lagi matriks baru dengan hitungan tersebut. Maka akan menjadi seperti ini.

Langkah terakhir yaitu menjadikan Z1 dan Z3 menjadi 0 (nol) maka akan


didapati nilai H1, H2, dan H3 atau x, y, dan z. Kita menggunakan Langkah ke-3
dengan konstanta di bawah ini.

Hitung baris ke-1 dan ke-2 untuk mendapatkan nilai akhir H1, H2, dan H3 atau
x, y, dan z.
Hitung baris ke-1
X1  =   1 -11/2 x 0 = 0
Y1  =   0 -11/2 x 0 = 0
Z1  =   11/2 – 11/2 x 1 = 0
H1  =   35/2 – 11/2 x 3 = 35/2 – 33/2 = 2/2 = 1

Hitung baris ke-2


X2  =   0 + 7/2 x 0 = 0
Y2  =   1 + 7/2 x 0 = 1
Z2  =   -7/2 + 7/2 x 1 = 0
H2  =  -17/2 + 7/2 x 3 = -17/2 + 21/2 = 4/2 = 2

Maka hasil yang diperoleh adalah. x = 1, y = 2, z = 3 atau dalam bentuk matriks


seperti di bawah ini.

Adhitya Faika Resky


Metode Eliminasi Gauss dan Gauss Jordan
Ikla
Eliminasi Gauss adalah suatu metode untuk mengoperasikan nilai-nilai di dalam
matriks sehingga menjadi matriks yang lebih sederhana lagi. Dengan melakukan
operasi baris sehingga matriks tersebut menjadi matriks yang baris. Ini dapat
digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear dengan
menggunakan matriks. Caranya dengan mengubah persamaan linear tersebut ke
dalam matriks teraugmentasi dan mengoperasikannya. Setelah menjadi matriks
baris, lakukan substitusi balik untuk mendapatkan nilai dari variabel-variabel
tersebut.
Ciri ciri Metode Gauss adalah 

1. Jika suatu baris tidak semua nol, maka bilangan pertama yang tidak nol
adalah 1 (1 utama)
2. Baris nol terletak paling bawah
3. 1 utama baris berikutnya berada dikanan 1 utama baris diatasnya
4. Dibawah 1 utama harus nol

Eliminasi Gauss-Jordan adalah pengembangan dari eliminasi Gauss yang


hasilnya lebih sederhana lagi. Caranya adalah dengan meneruskan operasi baris
dari eliminasi Gauss sehingga menghasilkan matriks yang Eselon-baris. Ini juga
dapat digunakan sebagai salah satu metode penyelesaian persamaan linear
dengan menggunakan matriks.

Metode ini digunakan untuk mencari invers dari sebuah matriks.


Prosedur umum untuk metode eliminasi Gauss-Jordan ini adalah
1. Ubah sistem persamaan linier yang ingin dihitung menjadi matriks
augmentasi.
2. Lakukan operasi baris elementer pada matriks augmentasi (A|b) untuk
mengubah matriks
   A menjadi dalam bentuk baris eselon yang tereduksi
Contoh Soal Untuk Gauss dan Gauss jordan

Cari Nilai X1,X2,X3 pada persamaan dibawah ini menggunakan eliminasi


gauss dan eliminasi gauss jordan

2X1 + X2 + 4X3 = 8


3X1 + 2X2 + X3 = 10
X1 + 3X2 + 3X3 = 8
Penyelesaian :

Eliminasi Gauss :
Langkah terakhir adalah substitusikan balik dari bawah jadi
X3 = 0.538
X2 – 0.25(X3) = 1.25
X2 = 1.25 + 0.25(0.538)
X2 = 1.384
X1 – 2X2 + X3 = 0
X1 = 2X2 – X3
X1 = 2(1.384) – 0.538
X1 = 2.23
Jadi X1 = 2.23, X2 = 1.384, X3 = 0.538
Dengan Eliminasi Gauss Jordan : 

Jadi Isinya sama seperti pada Eliminasi Gauss X1 = 2.23, X2 = 1.384, X3 =


0.538
PENUTUP

KESIMPULAN

 Sistem persamaan linier adalah sistem yang terdiri atas dua atau
lebih sistem persamaan linier.
 Sistem persamaan linier terbagi atas Sistem Persamaan Linier Dua
Peubah (SPLDP) , bentuk umum misal
 Sistem Persamaan Linier Tiga Peubah (SPLTP),bentuk umum misal
 Untuk menentukan Himpunan penyelesaian pada sistem persamaan
linier dapat ditentukan dengan menggunakan metode substitusi, metode
eliminasi, metode grafik, maupun metode determinan. Untuk sistem
persamaan linier dua peubah bisa digunakan metode yang mana saja,
namun untuk sistem persamaan linier tiga peubah sebaiknya digunakan
metode campuran yakni penggabungan antara metode eliminasi dan
metode substitusi.
 Metode substitusi yakni metode yang menurunkan persamaan untuk
mencari nilai
 Metode eliminasi yakni metode penghapusan nilai untuk
menentukan nilai yang lain.
 Metode grafik yakni metode yang digunakan untuk menentukan titik
dalam garis pada persamaan
 Metode determinan yakni metode yang berhubungan dengan matrik
invers atau aturan cramer, bentuk umum

Anda mungkin juga menyukai